Gambaran Kehidupan dan Kontribusi Anak Bekerja terhadap Sosial Ekonomi Keluarga (Studi kasus Anak Logam di Pelabuhan Ajibata)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga , masyarakat

mapun suatu bangsa. Bagaimana kondisi anak pada saat ini , sangat menentukan
kondisi keluarga, masyarakat dan bangsa di masa depan. Dengan demikian,
apabila anak hidup serba berkecukupan , baik secara fisik maupun psikologisnya,
maka SDM dimasa depan dipastikan cukup berkualitas.
Anak akan tumbuh dan berkembang menjadi SDM yang berkualitas,
apabila berbagai kebutuhannya dapat terpenuhi dengan wajar, baik kebutuhan
fisik, emosional maupun sosial. Menurut Singgih D. Gunarso (1992) kebutuhan
anak dibagi menjadi dua yaitu kebutuahn Fisiologis-organis dan kebutuhan psikis
dan sosial. Kebutuhan fisiologi-organis adalah kebutuhan pokok, karena terkait
langsung dengan pertumbuhan fisik dan kelangsungan hidup anak. Termasuk
kedalam jenis kebutuhan ini adalah makanan, pakaian, tempat tinggal dan
kesehatan. Apabila kebutuhan ini tidak dapat terpenuhi, maka menyebabkan
terjadinya gangguan pada kondisi fisik dan kesehatan anak.

Menurut S.C. Utami Munandar (1995), perkembangan kecerdasan,
kreativitas dan kemandirian berkaitan erat dan saling menguatkan, yang akan
menentukan kualitas manusia pembangunan di masa depan. Dengan demikian,
dampak dari tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis-organis anak ditandai
dengan buruknya kualitas SDM masa depan, baik secara fisik maupun tingkat
kecerdasan anak. Kebutuhan psikis dan sosial adalah jenis kebutuhan yang

1
Universitas Sumatera Utara

berkaitan dengan perkembangan emosional dan kepribadian anak. Termasuk
kedalam kebutuhan psikis dan sosial adalah kebutuhan kasih sayang, rasa aman,
perlindungan, jauh dari perasaan takut, kecemasan, kebebasan menyatakan diri,
mengadakan hubungan dengan sesama teman, pergaulan dan harga diri.
Terkait dengan konsep kebutuhan anak tersebut, Child Welfare League of
america, standards for Child Protective Services , New York (Soetarso, 1997),
mengemukakan bahwa pertumbuhandan kesejahteraan fisik , emosional, dan
intelektual anak akan mengalami hambatan apabila :
1. Kekurangan Gizi dan tanpa perumahan yang layak.
2. Tanpa bimbingan dan asuhan.

3. Sakit dan tanpa perawatan medis yang tepat.
4. Diperlakukan salah secara fisik.
5. Diperlakukan salah dan dieksploitasi secara seksual.
6. Tidak memperoleh pengalaman normal yang menumbuhkan perasaan dicintai,
diinginkan, aman dan bermanfaat.
7. Terganggu secara emosional karena pertengkaran keluarga yang terus menerus,
perceraian dan mempunyai orangtua yang menderita gangguan atau penyakit
jiwa.
8. Dieksploitasi, bekerja berlebihan, terpengaruh oleh kondisi yang tidak sehat
dan demoralisasi.
Masa Kanak-kanak yang seharusnya dinikmati dengan suasana yang
menyenangkan yaitu bermain, belajar dan tanpa beban, namun karena beberapa
faktor menyebabkan anak-anak ikut bekerja memikul beban ekonomi yang
seharusnya merupakan tanggung jawab keluarganya dalam hal ini orang tua.

2
Universitas Sumatera Utara

Orang tua merupakan institusi utama yang seharusnya bertanggungjawab dan
berkewajiban untuk memelihara dan mendidik anak sehingga anak dapat tumbuh

dan berkembang dan mencapai kesejahteraannya. Namun diperlukan juga adanya
pihak lain yang melindunginya. Anak memiliki peran strategis dan mempunyai
ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara
pada masa depan. Maka, agar setiap anak mampu memikul tanggung jawab
tersebut, mereka perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh
dan berkembang dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial.
Kemiskinan yang melekat pada golongan lapisan bawah pada sebagian
terbesar masyarakat Indonesia dijadikan sebuah alasan pembenaran untuk
melibatkan anak dalam berbagai bidang usaha. Anak selain sebagai penerus
keturunan juga mempunyai manfaat ekonomis bagi keluarga. Keberadaan anak
dianggap sebagai faktor produksi yang membantu orang tua untuk melakukan
kegiatan atau aktivitas ekonomi sehingga kehadiran anak diharapkan dapat
menanggulangi masalah ekonomi yang melilit keluarga. Usia yang belum
sepantasnya memiliki tanggungjawab untuk bekerja dan memberikan kontribusi
berupa uang dan menjadikan anak tidak merasakan masa kanak-kanak bahkan
anak dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya. Ironisnya peningkatan ekonomi
keluarga dijadikan faktor utama bagi keluarga sehingga mengesampingkan faktor
sosial dan psikis anak. Bahkan terdapat beberapa kasus anak putus sekolah
dikarenakan bekerja demi meningkatkan penghasilan ekonomi keluarga.
Selain faktor kemiskinan, anak-anak juga dapat dipengaruhi lingkungan

sosial seperti ajakan teman untuk ikut terlibat dalam dunia kerja. Anak merupakan
pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk

3
Universitas Sumatera Utara

memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, diakui dan dihargai juga berkeinginan
untuk dihitung dan mendapat tempat dalam kelompoknya. Lingkungan sosial
inilah yang memberikan fasilitas dan arena bermain pada anak untuk pelaksanaan
realisasi diri.
Secara global jumlah pekerja anak yang dilaporkan oleh ILO tahun 2006
menunjukkan bahwa jumlah pekerja anak secara global turun 11 persen dari tahun
2000 hingga 2004. Kemajuan seperti pengurangan pekerja anak adalah hasil dari
upaya global untuk mengakhiri pekerja anak. Kemiskinan memainkan peran
utama dalam kerentanan anak-anak untuk pekerja anak. Namun faktor-faktor lain
yang berperan, termasuk persepsi orang tua tentang pentingnya pendidikan,
kurangnya akses terhadap pendidikan, rendahnya kualitas pendidikan, faktor
pengaruh lingkungan anak serta tradisi dan budaya yang juga memainkan peran
seperti persepsi budaya sifat kanakkanak, dan peran tanggung jawab anak-anak
terhadap orang tua dan saudara kandung mereka yang mempengaruhi orang tua

untuk memutuskan apakah seorang anak dikirim ke sekolah atau menjadi pekerja.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada
2009, dari jumlah keseluruhan anak berusia 5-17 tahun, sekitar 58,8 juta anak 4,05
juta atau 6,9 persen di antaranya termasuk dalam kategori anak yang bekerja dan
dari jumlah keseluruhan anak yang bekerja berusia 5-17 tahun, 48,1 juta anak atau
81,8 persen bersekolah, 24,3 juta anak atau 41,2 persen terlibat dalam pekerjaan
rumah, dan 6,7 juta atau 11,4 persen tergolong sebagai ‘idle’, yaitu tidak
bersekolah, tidak membantu di rumah dan tidak bekerja. Anak yang bekerja
umumnya masih bersekolah, bekerja tanpa dibayar sebagai anggota keluarga, serta
terlibat dalam bidang pekerjaan pertanian, jasa dan manufaktur.

4
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan
Perempuan pada tahun 2011 , alasan anak-anak yang bekerja adalah karena
membantu pekerjaan orangtua (71%), dipaksa membantu orangtua (6%),
menambah biaya sekolah (15%), dan karena ingin hidup bebas, untuk uang jajan,
mendapat teman, dan lainnya (33%).
Kebupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatera Utara yang terletak di sekitar Danau Toba. Kabupaten Toba Samosir
masih terdapat banyak masalah ekonomi yang salah satunya adalah kemiskinan.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 menunjukkan jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Samosir sebanyak 17.640 orang atau sebesar
14,11 persen terhadap jumlah total penduduk. Kondisi ini memperlihatkan jumlah
dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Samosir meningkat dibandingkan
tahun 2014 dimana jumlah penduduk miskin sebanyak 16.270 orang atau sebesar
13,20 persen. Ada peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1.370 orang.
Sebagai salah satu kabupaten yang sedang melakukan pembangunan, selain harus
berjuang mengentaskan kemiskinan juga harus memperhatikan anak usia sekolah.
Salah satu Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir adalah Kecamatan
Ajibata yang merupakan daerah padat pemukiman. Walapun bukan sebagai
daerah pusat perekonomian di Toba Samosir, daerah Ajibata dikenal sebagai
daerah penghubung dengan daerah lain di kawasan Danau Toba melalui
pelabuhan Ajibata. Di pinggiran kecamatan Ajibata dapat dilihat dengan kasat
mata anak-anak yang bekerja mencari uang untuk berbagai alasan yang salah
satunya menambah penghasilan keluarga. Anak bekerja sering kita temukan di
Dermaga Pelabuhan Ajibata yang sering dipanggil sebagai Anak Logam.

5

Universitas Sumatera Utara

Kelurahan Parsaoran merupakan salah satu kelurahan yang ada di
kecamatan Ajibata dengan penduduknya berjumlah 1462 jiwa atau sekitar 513
jiwa/km2. Mayoritas penduduk di kelurahan ini berprofesi sebagai nelayan dan
petani sebagai mata pencaharian utama keluarga. Karena hasil dari nelayan dan
bertani selalu kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, orang tua acap kali
melibatkan anak untuk menambah penghasilan keluarga, seperti hal nya yang
dilakukan oleh Anak-anak Logam. Anak logam adalah istilah yang diberikan
kepada anak-anak yang bekerja mengambil koin (uang) pemberian dari para
wisatawan dengan cara berenang di sekitar pelabuhan Ajibata. Jumlah anak logam
di pelabuhan ajibata lebih kurang 25 orang, dimana semuanya adalah anak lakilaki dan mayoritas anak yang masih sekolah dari SD hingga SMP. Mereka lebih
sering bekerja ketika hari-hari Libur dan seusai pulang sekolah sekitaran pukul
14.00 WIB dimana banyak wisatawan yang berkunjung atau singgah di Pelabuhan
atau yang hendak berlayar ke pelabuhan Tomok.
Berdasarkan hasil Pra Penelitian yang dilakukan oleh peneliti faktor utama
mereka melakukan pekerjaan tersebut adalah karena kondisi ekonomi keluarga
yang rendah , bermain dan ada beberapa anak yang dipaksa orangtuanya untuk
mencari uang. Mayoritas anak-anak yang tinggal disekitaran pelabuhan Ajibata
tidak memiliki kegiatan setelah pulang dari sekolah. Mereka melakukan

aktivitasnya sesuai dengan jadwal penyeberangan kapal di Pelabuhan Ajibata dan
pada sore hari mereka akan kembali kerumah. Keberadaan Anak Logam tidak
selamanya diterima, mereka kerap diusir oleh petugas keamanan dan pemilik
kapal saat berada di kapal karena melompat dan menyelam di sekitar mesin kapal
yang bersandar dianggap sangat berbahaya. Ketidakmampuan keluarga dalam

6
Universitas Sumatera Utara

merespon tuntutan kehidupan utamanya dalam bidang ekonomi telah menyeret
anak-anak untuk ikut mengambil bagian dalam pemenuhan ekonomi keluarga.
Salah satu dampak dari anak bekerja yang langsung dirasakan adalah prestasi
yang semakin menurun disekolah akibat waktu untuk belajar yang semakin sedikit
ditambah dengan pengaruh dari lingkungan sosial anak.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disajikan maka penulis
tertarik untuk meneliti dan mengetahui bagaimana gambaran kehiduan anak
logam. Penulis mengangkat permasalahan yang dirangkum dalam penelitian
sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul : “Gambaran Kehidupan
dan Kontribusi Anak Bekerja terhadap Sosial Ekonomi Keluarga (Studi
Kasus Anak Logam di Pelabuhan Ajibata )”.


1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka penulis merumuskan permasalah dalam penelitian adalah : “Bagaimana
Gambaran Kehidupan dan Kontribusi Anak Bekerja terhadap Sosial Ekonomi
Keluarga (Studi Kasus Anak Logam di Pelabuhan Ajibata )”.

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai

penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Gambaran

Kehidupan dan Kontribusi Anak Bekerja terhadap Sosial Ekonomi Keluarga
(Studi Kasus Anak Logam di Pelabuhan Ajibata )

7
Universitas Sumatera Utara

1.3.2

Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap
perkembangan dan keilmuan di departemen ilmu kesejahteraan sosial
mengenai gambaran kehidupan dan kontribusi anak logam di
pelabuhan Ajibata, Kelurahan Parsaoran, Kecamatan Ajibata,
Kabupaten Toba Samosir.
2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mempertajam dan
memberikan

pengetahuan

bagi


peneliti

untuk

meningkatkan

pemahaman tentang gambaran kehidupan dan kontribusi anak logam
di pelabuhan Ajibata, Kelurahan Parsaoran, Kecamatan Ajibata,
Kabupaten Toba Samosir.
3. Secara

Praktis.

penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

pemahaman serta gagasan berkaitan dengan gambaran kehidupan dan
kontribusi anak logam di pelabuhan Ajibata, Kelurahan Parsaoran,
Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.

8
Universitas Sumatera Utara

1.4

Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika

sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian konsep yang berkaitan dengan objek yang
diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaran umum mengenai lokasi dimana peneliti
melakukan penelitian.
BAB V

: ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian beserta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan
dengan penelitian yang dilakukan.

9
Universitas Sumatera Utara