Kontribusi Anak Bekerja Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Anak Bekerja Sebagai Tukang Sapu Angkutan di Terminal Terpadu Amplas, Medan)

(1)

PEDOMAN WAWANCARA

KONTRIBUSI ANAK BEKERJA TERHADAP SOSIAL EKONOMI KELUARGA

(Studi Kasus Anak Bekerja Sebagai Tukang Sapu Angkutan di Terminal Terpadu Amplas, Medan)

I. Karakteristik Identitas Informan 1. InformanKunci (Anak Bekerja)

Identitas Informan

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Anak ke :

4. Usia :

5. Agama :

6. Suku :

7. Pendidikan : 8. Pekerjaan : 9. Pekerjaan Orangtua :

10.Alamat :


(2)

II. Pertanyaan Untuk Anak Bekerja

1. Apakah adik sedang sekolah? Jika YA dimana?

2. Sejak kapan adik mulai bekerja sebagai penyapu angkutan umum di Terminal Terpadu Amplas ini?

3. Bagaimana adik bisa sampai bekerja sebagai tukang sapu angkutan? 4. Kapan adik bekerja dan berapa lama bekerja dalam sehari?

5. Apa alasan utama adik bekerja sebagai tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas ini?

6. Selain di Terminal Terpadu Amplas ini, apakah adik bekerja di tempat lain? Jika Ya, dimana dan apa alasannya?

Jika Tidak kenapa memilih bekerja di Terminal Terpadu Amplas?

7. Berapa pendapatan yang adik peroleh dalam satu hari membersihkan angkutan umum?

8. Setelah mendapatkan uang dari hasil menyapu, untuk apa uang tersebut dipergunakan?

9. Apa saja modal yang adik gunakan untuk bekerja sebagai tukang sapu angkutan?

10.Apa kegiatan yang adik lakukan setelah selesai melakukan pekerjaan menyapu angkutan?

11.Apakah orangtua atau keluarga kamu mengetahui pekerjaan adik ini? Jika tahu, apa tanggapan mereka?


(3)

12.Bagaimana hubungan kamu dengan teman-teman sesama anak penyapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas ini ?

13.Bagaimana hubungan kamu dengan masyarakat atau orang-orang yang ada disekitar Terminal Amplas ?

14.Pada waktu kamu mendapatkan peghasilan dari menyapu angkutan umum, apakah kamu harus member uang atau ”setoran” kepada seseorang atau sekelompok orang ?


(4)

I. Karakteristik Identitas Informan

2. InformanUtama (Anggota Keluarga Anak Bekerja) Identitas Informan

1. Nama :

2. Jenis kelamin : 3. Status di Keluarga :

4. Usia :

5. Agama :

6. Suku :

7. Pendidikan terakhir : 8. Jumlah Anggota Keluarga : 9. Pekerjaan :

10.Alamat :

II. Pertanyaan untuk Anggota Keluarga Anak Bekerja 1. Apakah anak anda masih bersekolah?

2. Apakah anda mengetahui anak anda bekerja sebagai penyapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas?

3. Apakah anda mendukung anak anda untuk bekerja?

4. Bagaimana anak anda pertama kalinya bisa sampai bekerja sebagai tukang sapu angkutan?

5. Berapa yang diberikan anak anda untuk keluarga setiap harinya? 6. Untuk apa saja uang yang diberikan anak anda digunakan?


(5)

7. Bagaimana pemenuhan kebutuhan keluarga sebelum dan sesudah anak anda bekerja?Jelaskan.

8. Kegiatan apa saja yang dilakukan anak anda sepulang sekolah?

9. Bagaimana prestasi anak anda di sekolah sebelum dan pada saat bekerja sebagai tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas?

10.Bagaimana interaksi anak anda dengan keluarga, teman sebaya dan lingkungan di sekitarnya?


(6)

I. Karakteristik Identitas Informan

3. Informan Tambahan (Supir angkutan, petugas terminal amplas, dan pedagang yang ada di Terminal TerpaduAmplas).

Identitas Informan

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Usia :

4. Agama :

5. Suku :

6. Pendidikan terakhir : 7. Pekerjaan :

8. Alamat :

II. Pertanyaan untuk Supir angkutan, petugas terminal Amplas, dan pedagang yang ada di Terminal TerpaduAmplas

1. Bagaimana kondisi anak tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas ini?

2. Berapa uang yang anda berikan kepada anak yang bekerja sebagai tukang sapu angkutan? Dan kenapa anda setuju memberikannya kepada anak tersebut? (Khusus Supir)

3. Bagaimana hubungan bapak/ ibu terhadap anak tukang sapu angkutan di Terminal Amplas ini?


(7)

4. Apakah bapak/ ibu ada keluhan terhadap hadirnya anak tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas ini? Jika ada apa saja?

5. Bagaimana respon bapak/ ibu terhadap hadirnya anak bekerja sebagai tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas ini?


(8)

DOKUMENTASI

Gambar 1: Anak-anak bekerja sebagai tukang sapu angkutan beristirahat sambil menunggu angkutan masuk ke Terminal Terpadu Amplas


(9)

Gambar 2: Anak-anak tukang sapu menunggu angkutan masuk ke terminal di pintu masuk Terminal Terpadu Amplas


(10)

Gambar 3: Peneliti melakukan wawancara dengan anak-anak bekerja sebagai tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas


(11)

Gambar 4: Peneliti melakukan obesevasi kegiatan-kegiatan dan wawancara dengan informan tambahan (supir angkutan, pedagang asongan, dan petugas


(12)

Gambar 5: Peneliti melakukan wawancara dengan informan utama (anggota keluarga informan kunci).


(13)

Gambar 6: Peneliti melakukan observasi kegiatan anak-anak bekerja sebagai tukang sapu di Terminal Terpadu Amplas.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psiklogi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta

Fahruddin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama Huraerah, Abu. 2012. Kekerasan terhadap Anak. Bandung: Nuansa Cendekia

Ikhsan, Ediyono, Siregar, Martua. 2000. Pekerja Anak di Perkebunan Tebu, Jakarta: Khairuddin. 1997. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberty

Ramlan, Eddy. 2000. Pembinaan Budaya Dalam Lingkungan Keluarga, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Kesehatan, Medan: PT.Grasindo Monoratama.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Su‟adah. 2005. Sosiologi Keluarga, Malang: UMM Press

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Susanto,Astrid S. 1984. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Bina Cipta

Suyanto, Bagong. 2003. Masalah Sosial Anak . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suyanto dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial. Berbagai Pendekatan Alternatif Pendekatan, Jakarta: Kencana.


(15)

SUMBER LAIN

Emei Dwinanarhati Setiamandani, Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Anak dan Upaya Penanggulangannya, 2012

http://emeidwinanarhati.blogspot.com/2012/08/jurnal-reformasi.html di akses pada tanggal Kamis, 19 November pukul 00.06 wib

Irwanti Melati. Perbedaan Pekerja Anak Dan Anak Yang Bekerja, 2012

http://irwantimelati.blogspot.com/2012/03/perbedaan-pekerja-anak-dan-anak-yang.bekerja.html diakses pada tanggal Kamis, 19 November pukul 00.06 WIB.

Dr. Sri Tjahjorini, MSi. Masalah Kemiskinan: Implikasinya Pada Pekerja Anak, 2014 http://puspensos.kemsos.go.id/home/br/189

(Fahmi Idris. Buku Pedoman Bagi Pengawas Ketenagakerjaan dalam Menanggulangi Pekerja Anak, 2007).

http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo

jakarta/documents/instructionalmaterial/wcms_150636.pdf diakses pada hari Kamis tanggal 19 November, 2015 pukul 23.00.

(http://repository.unand.ac.id/17556/1/pekerja anak dibawah umur.pdf diakses pada tanggal 25 November 2015 pukul 21.00 WIB.

http://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_122351/lang--en/index.htm diakses pada Sabtu 16 November 2015 20.00 WIB.

http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/6069.html diakses pada sabtu 16 November 20.15 WIB.).

http://www.kemenpppa.go.id/index.php/daftar-buku/profil

anak?download=510:profilanak2012 diakses pada Sabtu 16 November 20.25 WIB). http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-RAHMADANI-

SOS-2zhjkjshfs013.pdf diakses pada tanggal 15 November pukul 2015 22.08 wib).

http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo

jakarta/documents/publication/wcms_123584.pdf diakses pada 15 November 2015 pukul 18.05).


(16)

dalam-situasi-terburuk/ diakses pada 20 November 2015 pukul 11.42 WIB. https://groups.yahoo.com/neo/groups/transtvmedan/conversations/message/2682&l

diakses pada 20 November 2015 12.42 WIB.

http://www.researchgate.net/publication/42355250-Tinjauan-Tentang-Pekerja-Anak- Di-Terminal-Amplas-%28Studi-Kasus-Anak-yang-Bekerja-Sebagai-Penyapu-Angkutan-Umum-di-terminal-Terpadu-Amplas%29 diakses pada 25 November, 2015 pukul 22.00 WIB.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110606&val=4126 diakses pada Sabtu 25 November 2015 Pukul 10.19 WIB.

http://patriotproklamasi.blogspot.com/2009/06/afiliasi-partisipasi-dankontribusi.html, diakses pada 24 November 2015 pukul 20.30 WIB.

(http://pengertiandefenisi.com/konsep-dan-pengertian-kontribusi/ diakses pada 24 November 2015 pukul 21.05 WIB).

(https://id.wikipedia.org/wiki/Medan_Amplas,_Medan diakses pada 04 Januari 2016 Pukul 20.00 WIB).

(Kantor Lurah Timbang Deli, 2016). (Kantor Terminal Terpadu Amplas,2016).


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang ingin diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel. Penelitian ini berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian,2011:52). Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin menggambarkan secara jelas bagaimana kontribusi anak yang bekerja terhadap ekonomi keluarga dengan studi kasus anak yang bekerja sebagai tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas, Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Terminal Terpadu Amplas, Kecamatan Medan Amplas. Letak posisi Terminal Amplas sangat strategis karena tidak terletak dalam wilayah Kota Medan, melainkan di pinggiran Kota Medan, tepatnya di Kecamatan Medan Amplas, Kelurahan Timbang Deli. Posisi Terminal Terpadu Amplas agak menjorok kedalam dari jalan SM. Raja km 8,5 di persimpangan Amplas menghadap kearah timur. Adapun penelitian dilakukan ditempat ini karena Terminal Terpadu Amplas merupakan terminal terbesar di Kota Medan yang terkenal dengan aktivitas ekonomi yang tinggi. Kompleksnya kegiatan ekonomi yang ada di terminal ini memicu banyaknya anak-anak menggeluti pekerjaan di tempat ini untuk mendapatkan upah. Selain itu, Terminal Terpadu Amplas merupakan terminal yang paling sibuk


(18)

melayani orang dalam melayani orang yang membutuhkan transportasi ke berbagai daerah dalam kota ataupun keluar kota juga antar provinsi.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif, maka dalam penelitian ini tidak mengenal populasi dan sampel. Subjek penelitian pada penelitian kualitatif disebut informan. Informan adalah orang-orang yang dipilih untuk diobservasi dan diwawancarai sesuai dengan tujuan peneliti untuk memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Suyanto & Sutinah, 2005: 171-172). Orang-orang yang dapat dijadikan sebagai informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu:

1. Informan Kunci

Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah 5 orang anak-anak bekerja sebagai tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas.

2. Informan Utama

Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi social yang diteliti dalam penelitian. Informan utama dalam penelitian ini adalah 5 orang dari anggota keluarga anak bekerja sebagai tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas.


(19)

3. Informan Tambahan

Informan tambahan adalah orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti (Hendraso, dalam Sutinah, 2005: 171-172). Adapun yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah orang supir angkutan, petugas terminal Amplas, dan pedagang yang ada di Terminal Terpadu Amplas.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan (library research) yaitu pengumpulan data atau informasi menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku serta tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui:

a) Observasi yaitu mengumpulkan data atau informasi yang dilakukan dengan pengamatan, mendengar, serta mencacat objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b) Wawancara yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan melakukan tanya jawab secara bertatap muka yang dilakukan pengumpul data dengan informan sehingga informan memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011:211).


(20)

3.5.1 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber dan data yang terkumpul. Selanjutnya mempelajari data, menelaah, menyusun dalam satu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2004). Setiap data dari informasi yang telah dikumpulkan dalam penelitian berupa cacatan lapangan berupa data utama dari hasil wawancara maupun data penunjang lainnya dilakukan analisis data, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu analisis data yang baik dan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.


(21)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Kecamatan Medan Amplas

Memahami kondisi fisik dan sosial Terminal Terpadu Amplas tentu tidak terlepas dari data tentang wilayah-wilayah di sekitar Terminal Terpadu Amplas, tidak terkecuali dalam rangka penelitian tentang anak bekerja sebagai tukang sapu di lokasi tersebut. Kecamatan Medan Amplas adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 88.638 jiwa. Luasnya adalah 11,19 km² dan kepadatan penduduknya adalah 7.921,18 jiwa/km². Di kecamatan ini terletak Terminal Terpadu Amplas yang merupakan terminal keluar masuk untuk mobil angkutan umum antar kota dan provinsi. Selain itu di Terminal Terpadu Amplas juga terdapat Jembatan Layang yang mulai dibangun sejak tahun 2006 dan telah selesai pada tahun 2009. (https://id.wikipedia.org/wiki/Medan_Amplas,_Medan diakses pada 04 Januari 2016 Pukul 20.00 WIB).

Kecamatan Medan Amplas adalah daerah pintu gerbang Kota Medan di sebelah timur yang merupakan pintu masuk dari daerah lainnya di Sumatera Utara maupun Provinsi lainnya melalui transportasi darat. Kecamatan Medan Amplas terletak di wilayah Tenggara Kota Medan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang


(22)

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Denai

4.2 Kelurahan Timbang Deli

Kelurahan timbang deli adalah salah satu kelurahan di kecamatan Medan Amplas yang berada di Jalan Balai Desa Nomor 17. Terminal Terpadu Amplas berada dalam wilayah Pemerintahan Kelurahan Timbang Deli sehingga kondisi fisik dan sosial kelurahan timbang deli erat kaitannya dengan lokasi penelitian. Kelurahan Timbang Deli berbatasan langsung dengan Kelurahan Amplas dan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan, Kelurahan Harjosari I dan Harjosari II di sebelah barat, Kelurahan Bangun Mulia di sebelah timur. Kelurahan ini memiliki luas wilayah sekitar 283 Ha dengan jarak antara kantor lurah dengan kantor kecamatan medan amplas sekitar 5 km.

Kelurahan Timbang Deli yang dipimpin oleh seorang Lurah terbagi atas 15 lingkungan. Tahun 2013 ada 7 Pegawai Negeri yang dialokasikan untuk pemerintahan Kelurahan Timbang Deli. Jumlah penduduk adalah 15.627 jiwa, luas wilayah 283 Ha dan kepadatan penduduk 0,018 per km2 (Sumber: Kantor Lurah Timbang Deli, 2016).

4.3 Terminal Terpadu Amplas

Terminal Terpadu Amplas merupakan sebuah terminal di Kota Medan, terminal ini dibangun berdasarkan keputusan dari Badan Perencanaan Pembangunan


(23)

Daerah (BAPPEDA) pada 15 Juli 1991. Terminal ini dibangun dengan dasar pemikiran bahwa terminal tidak boleh berada di inti kota melainkan harus di pinggiran kota. Terminal ini merupakan terminal pengganti yang terdahulu berada di jalan Sisingamangaraja, yaitu Terminal Teladan. Terminal Amplas ini berada di Jalan Pertahanan No. 10 Medan tenggara 7. Terminal Terpadu Amplas ini masih termasuk kedalam kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, Sumatera Utara.

Wilayah terminal ini pada awalnya merupakan daerah rawa-rawa yang tidak dapat dipergunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Melihat perkembangan dan pertumbuhan daerah Kota Medan, kebutuhan akan terminal sangat dirasakan oleh masyarakat Kota Medan. Beranjak dari kebutuhan ini maka Pemerintah Daerah membuat suatu kebijakan untuk mendirikan terminal. Adapun luas keseluruhan Terminal Terpadu Amplas adalah sekitar 50.961 M² sekeliling.

Terminal Terpadu Amplas dibatasi oleh tembok dan pagar besi, disamping itu terdapat pintu putar masuk. Dahulu kedua pintu ini dipergunakan bagi orang-orang yang ingin masuk dan keluar terminal, dan setiap orang dikenai biaya, namun sekarang kedua pintu itu tidak dipergunakan lagi dan orang-orang bebas keluar masuk tanpa dipungut biaya. Bagi angkutan umum atau bus (MPU AKDP) yang masuk dikenakan biaya Rp. 1000, untuk angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan Rp. 2500, dan untuk angkutan kota antar provinsi (AKAP) Rp. 5000 (Sumber : Kantor Terminal Terpadu Amplas, 2016).

Terminal Terpadu Amplas sebagaimana layaknya terminal besar, maka Terminal Terpadu Amplas ini juga dibuka 24 jam. Bus yang berada di Terminal Terpadu Amplas ini mempunyai banyak tujuan, misalnya tujuan luar kota dalam


(24)

propinsi Siantar, Tebing Tinggi, dan lain sebagainya dan luar kota luar propinsi seperti Jakarta, Solo dan sebagainya maupun angkutan dalam kota saja.

Dari data yang diperoleh peneliti dari pegawai kantor Terminal Terpadu Amplas bahwa jumlah pegawai yang ada di Terminal Terpadu Amplas ada sebanyak 110 orang yang ditugaskan oleh dinas perhubungan. Pada lantai dasar terdapat loket-loket bus, jumlahnya kira-kira 60 loket, loket ini dibagi atas 2 bagian yaitu :

1) Loket Angkutan Kota dalam Provinsi.

Contoh : bus perjalanan Medan-Siantar. Loket angkutan kota dalam provinsi dikenakan biaya/ sewa loket sebesar Rp.10.000 per hari.

2) Loket Angkutan Kota Antar Provinsi.

Contoh : bus perjalanan Medan-Jakarta, solo. Loket angkutan kota antar provinsi ini membayar sewa loket sebesar Rp. 20.000 per hari (Sumber : Kantor Terminal Terpadu Amplas, 2016).

4.4 Sarana dan Prasarana

Terminal Terpadu Amplas merupakan terminal tipe A, artinya terminal yang dikategorikan tipe nasional. Terminal mempunyai 2 unit gedung :

1. Gedung induk

Gedung induk ini terdiri dari 3 (tiga) lantai, pada lantai pertama terlihat adanya loket-loket bus, loket bus ini jumlahnya 35 unit, sedangkan lantai kedua terlihat aktifitas-aktifitas orang yang berada di sekitar terminal.


(25)

2. Gedung sarana pendukung

Gedung sarana pendukung lainnya merupakan tempat kedai nasi dan juga masih terdapat loket bus. Terminal Terpadu Amplas ini juga memiliki sebuah gudang, gudang tersebut juga termasuk sarana pendukung.

Fasilitas Yang Tersedia: 1. Tempat Beribadah.

Hanya ada satu tempat ibadah yang terdapat di dalam terminal yang berada di unit induk, dilantai kedua. Tempat beribadah tersebut adalah sebuah musholla, yang diperuntukkan bagi pegawai atau orang-orang yang berada di sekitar terminal yang ingin melaksanakan sholat.

2. Tempat Parkir

Di Terminal Terpadu Amplas terdapat tempat paekie, tempat parkir hanya satu dimana parkir kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat), besarnya biaya parkir untuk kendaraan roda 2 adalah Rp 2000, sedangkan roda 4 tidak memakai uang parkir lagi karna sudah diambil dari uang masuknya, selain tempat parkir masih ada terdapat pelataran atau tempat-tempat bus “nginap” di terminal

3. Penerangan

Selain penerangan dari PLN (Perusahan Listrik Negara), Terminal Terpadu Amplas juga memiliki mesin penerangan sendiri, karena aktifitas yang dilakukan selam 24 jam, maka penerangan ini sangat diperlukan sekali.


(26)

4. Air Bersih

Sarana air bersih yang tersedia diperoleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).

5. WC. Umum

Terminal Terpadu Amplas mempunyai dua unit WC umum, kedua WC umum ini berada di lantai dasar. Setiap unit mempunyai tiga saluran pembuangan, bagi yang menggunakan WC umum ini dikenakan biaya Rp. 500 untuk buang air kecil (BAK), dan Rp. 1000 untuk buang air besar (BAB) atau mandi.

6. Kebersihan

Sarana kebersihan antara lain yang disediakan yaitu :

1) Truk sampah : Truk ini dipergunakan untuk mengangkut sampah dari terminal tersebut kepembuangan akhir, jumlahnya 1 unit.

2) Becak Sampah : Becak sampah juga disediakan untuk mengangkut sampah ke pembuangan sampah sementara dan jumlahnya 1 unit.

3) Tong Sampah : Tong sampah terdiri dari tong sampah berukuran kecil yang jumlahnya buah.

4) Petugas kebersihan yang jumlahnya sebanyak satu orang untuk satu unit orang yang bertugas untuk membersihkan terminal.

7. Keamanan

Disamping SATPAM (Satuan Pengamanan) yang memang disediakan untuk menjaga keamanan di Terminal Terpadu Amplas, juga terlibat dari pihak Kepolisian.


(27)

Di lantai pertama atau dasar juga terdapat toko-toko atau kios-kios dan dipungut sewanya,. Besarnya bayaran yang dilakukan penyewa kios dengan bayaran sebesar Rp.250.000/ M² untuk gedung induk per tahun, sedangkan bayaran penyewa kios untuk gedung pendukung Rp.150.00/ M² /per tahun (Sumber: Pegawai Terminal Terpadu Amplas,2016). Kios-kios tersebut menyediakan berbagai jenis barang mulai dari makanan ringan seperti (permen, kue-kue kering, kerupuk), buah-buahan seperti (pisang, apel, jeruk) dan obat-obatan. Selain kios yang menjual makan ringan. Terminal Terpadu Amplas ini juga masih dapat dijumpai kedai nasi, pedagang-pedagang kaki lima dan pedagang-pedagang asongan.

4.5 Kegiatan-kegiatan yang ada di Terminal Terpadu Amplas.

Apabila kita memasuki Terminal Terpadu Amplas maka terlihat berbagai aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di terminal tersebut. Suasana yang ramai dengan suara bising yang berasal dari suara angkutan umum, bus, dan orang-orang yang ada di terminal tersebur seperti calo angkutan umum yang saling berebutan sewa angkutan masing-masing. Para pedagang asongan ini biasanya berlari-lari mengejar bus untuk menawarkan barang dagangannya kepada para penumpang bus. Biasanya para pedagang asongan ini menjual berbagai makan ringan, seperti permen, kerupuk, roti dan ada juga yang berjualan majalah, novel, rokok, tissue serta minuman. Pedagang-pedagang kaki lima dan pedagang asongan yang ada di Terminal Terpadu Amplas terdiri dari anak-anak, orang dewasa dan orang tua.


(28)

Kegiatan-kegiatan lain yang masih dapat dilihat di Terminal Terpadu Amplas ini adalah anak-anak penyapu angkutan umum. Anak penyapu angkutan umum dapat kita jumpai disimpang jalan masuk ke Terminal Terpadu Amplas dan ada juga yang berada di dalam Terminal Terpadu Amplas. Setiap anak penyapu angkutan umum sudah memiliki langganan angkutan yang akan disapunya. Mereka sudah terbagi-bagi artinya anak-anak penyapu angkutan lain tidak boleh datang atau menyapu angkutan di wilayah anak yang lain.

Ketika mereka bekerja, anak-anak penyapu angkutan umum menggunakan alat-alat sederhana seperti sapu kecil, oli atau solar yang dimasukkan ke dalam botol atau semprotan air yang terbuat dari bahan plastik. Adapun guna oli ataupun solar ini adalah agar lantai licin dan tidak cepat berkarat. Mereka akan diberi upah Rp.2000 untuk 1 angkutan yang mereka bersihkan. Pendapatan yang di peroleh anak-anak ini sekitar Rp 20.000-50.000 /hari. Pendapatan ini biasanya mereka berikan sebagian kepada orangtuanya, selebihnya untuk keperluan mereka sendiri, seperti untuk uang jajan.


(29)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan yaitu melakukan teknik wawancara secara mendalam dan observasi partisipatif dengan informan, peneliti berhasil mengumpulkan informasi mengenai kontribusi anak bekerja terhadap sosial ekonomi keluarga (studi kasus anak bekerja sebagai tukang sapu angkutan di Terminal Terpadu Amplas, Medan). Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

1. Studi kepustakaan (library research) yaitu pengumpulan data atau informasi menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku serta tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.

2. Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh gambaran tentang kondisi fisik dan sosial lokasi penelitian dan selanjutnya untuk menggali informasi tentang motif anak-anak tukang sapu angkutan bekerja di Terminal Terpadu Amplas. 3. Melakukan wawancara terhadap informan kunci, informan utama, dan informan

tambahan untuk mengetahui kontribusi mereka dalam kehidupan sosial ekonomi keluarganya.

5.2 Hasil Temuan

Selama melakukan observasi, peneliti melihat anak-anak tukang sapu angkutan kebanyakan bekerja pada pukul 13.00 WIB, sebagian dari mereka yang


(30)

sudah tidak bersekolah lagi sudah berada di lokasi pada pagi hari sekitar pulul 09.00 WIB. Selain bekerja di Terminal Terpadu Amplas sebagai tukang sapu angkutan, beberapa dari mereka juga bekerja sebagai tukang sapu dan pengamen di persimpangan lampu merah Amplas. Selama observasi, sesekali peneliti melihat anak-anak tukang sapu di lokasi penelitian berkumpul untuk beristirahat dan bermain setelah membersihkan angkutan. Hubungan diantara anak-anak tukang sapu angkutan kebanyakan tidak sampai mengganggu kegiatan masing-masing untuk mencari uang. Hanya saja ada saja anak-anak yang nakal dan mau menjahili temannya dengan pembicaraan kotor yang lainnya, kadang saling mengejek satu sama lain, bahkan sampai terjadi pukulan-pukulan yang tidak bersifat fatal.

Masyarakat sekitar Terminal juga banyak yang melakukan aktifitas ekonomi di Terminal Terpadu Amplas. Adapun diantaranya sebagai pedagang asongan, agen bis, pemilik kedai, pemilik toko, tukang becak dan lainnya. Sebagian dari mereka ada yang akrab dengan anak-anak tukang sapu angkutan tersebut, bahkan sudah diperlakukan seperti anak sendiri. Tapi sayangnya ada juga dari mereka yang tidak peduli dengan anak-anak tukang sapu tersebut. Kadang mereka memarahi anak-anak tukang sapu dengan pembicaraan kotor. Selain itu mereka tidak terlalu memperdulikan kegiatan apa-apa saja yang dilakukan oleh anak-anak tukang sapu tersebut. Sehingga mereka melakukan tindakan menyimpang seperti berkelahi, merokok, main judi, saling memaki.

Anak-anak tukang sapu yang melakukan aktifitas di lokasi penelitian banyak kondisinya yang memprihatinkan baik kondisi fisik dan rohani nya. Kondisi anak yang memprihatinkan itu bisa dilihat dari pakaian yang mereka pakai itu sangat kotor


(31)

,dan kulitnya sangat kotor, karena pekerjaan mereka itu berhadapan dengan abu dan terik matahari. Mereka tidak terlalu peduli dengan penampilan demi mencari uang dengan menyapu angkutan tersebut. Tidak banyak dari mereka yang berpenampilan rapi layaknya anak sekolah. Anak-anak tukang sapu itu bekerja untuk mengumpulkan uang ribuan demi ribuan. Mereka melakukan pekerjaan tersebut hanya bermodalkan sapu bekas dan semprotan yang diisi solar.

Mereka menunggu angkutan masuk ke terminal di pintu masuk terminal tersebut. Ketika angkutan masuk beberapa dari mereka akan berteriak untuk menawarkan jasa sapu mereka. Kalimat yang sering mereka ucapkan seperti yang diamati oleh peneliti ada pada berikut ini: “Bang..bang..sapu bang?. Kadang mereka akan sedikit merayu supir angkutan tersebut dengan pernyataan berikut: “Sapu napa bang, buat beli jajan bang!”. Ketika supir menundukkan kepalanya yang artinya menerima tawaran tersebut, mereka berlari saling kejar-kejaran naik ke angkutan tersebut. Siapa yang pertama naik maka dia lah yang akan menyapu angkutan tersebut. Setelah dapat mengumpulkan uang beberapa puluh ribu mereka terlihat ceria dan lebih santai.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, timbul keinginan untuk keinginan peneliti mencari tau untuk apa uang yang mereka dapat itu digunakan. Supaya melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci mengenai data - data yang telah didapat dari hasil penelitian dilapangan, penulis mencoba menguraikan data-data yang telah didapat dari wawancara dengan informan dengan narasi penulis tentang data – data tersebut.


(32)

Informan Kunci I

Nama : Yohanes Hasibuan Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak ke : 2 dari tiga 3 bersaudara Usia : 11 Tahun

Agama : Kristen Suku : Batak Toba Pendidikan : Kelas IV SD

Pekerjaan : Tukang sapu Angkutan Pekerjaan Orangtua : Ayah (Supir)

Ibu (Pedagang Monja) Alamat : Jl. Penilar, Amplas Cita-cita : TNI

Informan pertama bernama Yohanes Hasibuan merupakan informan yang paling dekat dengan peneliti. Dia adalah anak penyapu angkutan yang memperkenalkan peneliti dengan teman-temannya yang lain. Pertemuan pertama adalah di pintu masuk terminal ketika Yohanes sedang berteduh dibawah pohon di pintu masuk terminal dengan menggandeng sapu dan semprotan sembari memperhatikan angkutan masuk ke terminal. Dia melihat peneliti sedang berbincang dengan salah satu petugas terminal yang memakai seragam Dinas Perhubungan. Kemudian peneliti menghampiri Yohanes dan duduk besebelahan dengannya, kemudian peneliti memulai perbincangan dengannya di mulai dari data pribadinya


(33)

seperti nama, usia, urutan kelahiran, pendidikan, pekerjaan, pekerjaan orangtua, dan alamatnya.

Yohanes menunjukan beberapa temannya yang lain yang bekerja sebagai tukang sapu juga. Yohanes mengungkapkan bahwa ada beberapa dari temannya yang sering mengejeknya dengan mengatakan ibunya adalah orang gila. Yohanes menyatakan bahwa kadang dia marah ketika ibunya disebut orang gila. Kadangkala dia tidak peduli dengan ejekan teman nya karena sudah terbiasa dengan itu. Yohanes kembali melanjutkan pekerjaan nya ketika ada supir angkutan yang mau dibersihkan nya.

Selanjutnya pada hari yang berbeda sekitar pukul 14.00 WIB peneliti bertemu kembali dengan informan yang sama di tempat yang sama. Saat itu dia duduk bersama teman-teman nya yang lain. Mereka sedang menunggu angkutan masuk ke dalam terminal. Yohanes menyebut nama temannya satu persatu. Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Yohanes, peneliti menanyakan apakah dia masih aktif bersekolah. Yohanes mengatakan bahwa dia masih sekolah dan dia mengatakan bahwa dia sekolah di sekolah swasta yaitu SD Swasta Triduri.

Pertanyaan selanjutnya, peneliti menanyakan sejak kapan dia bekerja sebagai tukang sapu di terminal Terpadu Amplas. Yohanes mengatakan bahwa dia sudah bekerja sebagai tukang sapu selama dua tahun sejak dia kelas 3 SD, dia menjelaskan bahwa dia pernah tinggal di kelas tiga SD ketika peneliti menanyakan kenapa bisa tinggal kelas dia tersipu malu dan tidak mau mengatakan alasannya. Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana dia bisa bekerja sebagai tukang sapu angkutan. Yohanes mengatakan bahwa dia bekerja karena keinginan nya sendiri, dia tergiur


(34)

melihat anak-anak jalanan yang bisa dapat uang banyak dari menyapu, ketika dia melihat anak-anak jalanan di persimpangan lampu merah Amplas. Pertanyaan berikutnya adalah kapan dan berapa lama dia bekerja menyapu angkutan dalam sehari. Yohanes menjawab bahwa dia bekerja sepulang sekolah dari pukul 14.00 WIB sampai pukul 21.00, ketika angkot sudah mulai sepi baru dia pulang.

Peneliti juga menanyakan apa alasan utama nya bekerja sebagai tukang sapu, Yohanes mengatakan untuk keperluan sekolah dan untuk uang jajan nya. Ditambah itu, dia juga menjelaskan bahwa dia menyapu angkutan juga di persimpangan lampu merah Amplas, untuk menambahi penghasilan dari menyapu angkutan di terminal. Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai penghasilan nya sehari-hari. Yohanes menjawab seperti pada kutipan berikut: “enggak nentu kak, kadang dua puluh ribu, kadang tiga puluh, kadang empat puluh, kalo banyak angkot yang mau disapu banyak kita dapat kak”. Peneliti juga menanyakan untuk apa saja pengahsilan nya itu digunakan. Yohanes menyatakan penghasilan yang didapat nya itu seperti pada kutipan berikut: “Dikasi ke mamak kak buat beli beras, buat keperluan sekolah, pernah juga buat nambah uang sewa rumah kami, dulu aku ngasinya banyak ka, sekarang aja nya kadang aku ngasih dua puluh, kadang ngasih sepuluh kalo dapatnya sikit”.

Setelah mengetahui penghasilannya setiap harinya, peneliti menanyakan modal apa saja yang digunakan untuk bekerja. Yohanes mengatakan hanya sapu bekas yang diberikan tetangga nya dan semprotan yang berisi bensin, dia membeli bensin Rp.3000 untuk semprotan nya terisi penuh. Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan setelah selesai bekerja. Yohanes


(35)

mengatakan bahwa sepulang nyapu dia kadang-kadang bermain di warung internet (Warnet). Setelah itu pulang ke rumah untuk mandi, mengerjakan PR dari sekolah (Pekerjaan Rumah) sebentar, dan istirahat. Peneliti juga menanyakan apakah orangtua dan keluarganya mengetahui dia sebagai tukang sapu, Yohenes mengatakan bahwa dia minta ijin sama orangtuanya untuk kerja nyapu di terminal, dan mereka mengijinkan Yohanes nyapu.

Setelah menanyakan aktifitasnya sehari-hari dan penghasilannya, peneliti menanyakan bagaimana hubungan nya dengan teman-teman sesama tukang sapu di terminal tersebut. Yohanes kemudian menjawab bahwa mereka sering bertengkar karna rebutan angkot untukdi sapu, kemudian karna teman yang lain mau mengambil sapu dan semprotan nya, juga dia sering marah karna teman nya sering mengejek ibu nya. Setelah menanyakan hubungan dengan teman sesama tukang sapu, peneliti menanyakan bagaimana hubungan nya dengan orang-orang yang disekitarnya, kemudian Yohanes menjawab seperti pada kutipan berikut: “Aku pernah dibentak sama supir kak, hari itu ga bersih kubuat angkotnya, dibentaknya lah aku kak, tapi dikasi juga nya uang dua ribu samaku”.

Pertanyaan terahir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah dia memberikan setoran kepada seseorang atau sekelompok orang. Yohanes megatakan bahwa dia tidak pernah memberikan setoran kepada orang setelah dia bekerja, dia juga mengatakan bahwa dia tidak mempunyai bos tukang sapu disana. Dari informasi yang peneliti dapat dari informan pertama, maka sedikit banyaknya informan pertama ini berkontribusi dalam membantu kehidupan sosial ekonomi keluarganya. Hal itu dapat dilihat dari kontribusinya berupa sejumlah uang yang di


(36)

berikan kepada orang tuanya sebesar Rp.10.000,- sampai Rp.20.000,-. Uang yang diberikan tersebut dimanfaatkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan keluarga dalam pendidikan, pangan, dan perumahan.

Informan Kunci II

Nama : Sabar Nababan Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak ke : 5 dari 5 bersaudara Usia : 11 Tahun

Agama : Kristen Suku : Batak Toba Pendidikan : Kelas 3 SD

Pekerjaan : Tukang Sapu Angkutan Pekerjaan Orangtua : Ayah ( Supir)

Ibu ( Pedagang Kaki Lima) Alamat : Jl. Garu 8, Amplas

Cita-cita : Tentara

Sabar Nababan adalah informan yang paling kecil diantara teman-teman penyapu angkot lainnya adalah paling kecil sama posisi dia dalam keluarganya anak paling kecil dan peneliti memanggilnya dengan sebutan “Sipudan”. Sabar adalah teman dekat dari informan I (Yohanes) dan informan pertama yang mengenalkan Sabar kepada peneliti. Pada hari yang sama bertemunya dengan informan I, peneliti juga menanyakan data pribadi Sabar yang menjadi informan ke-2 peneliti. Sekilas orang tak akan percaya kalau dia seharusnya sudah kelas 5 SD. Sabar sempat berhenti


(37)

sekolah selama dua tahun, ketika peneliti menanyakan kenapa sempat berhenti sekolah, Sabar dengan sedikit malu-malu dan senyum kemudian menyuruh peneliti untuk menanyakan alasan nya kepada ibunya saja.

Pada hari yang berbeda peneliti duduk di tempat mereka biasa menunggu angkutan masuk ke dalam terminal, tak lama Sabar datang yang memakai baju seragam olahraga nya, sambil menggandeng sapu dan semprotan nya yang berisi bensin. Ketika sampai peneliti menanyakan mengapa Sabar masih mengenakan baju seragam olahraganya dengan cepat dia menjawab: “gak nya kotor itu ka, kan bajunya ku balikkan, mana kotor itu”. Kemudian peneliti menyuruh Sabar duduk di sebelah peneliti sambil berbincang-bincang, dia kelihatan senang karna dipanggil si pudan oleh peneliti. Maka dalam kesempatan itu, peneliti memulai topik wawancara yang menanyakan dimana dia sekolah. Sabar mengatakan bahwa dia sekolah di SD Parulian sambil menunjukkan baju seragam olahraganya dimana terdapat sablonan nama sekolah nya.

Selanjutnya peneliti menanyakan sejak kapan dia bekerja sebagai tukang sapu angkutan. Sabar mengatakan bahwa dia sudah bekerja sekitar dua tahunan lebih, dan mulai bekerja sejak kelas 2 SD. Kemudian peneliti menanyakan bagaimana dia bisa bekerja sebagai tukang sapu angkutan, sabar menjawab bahwa dia awalnya ikut dengan abang nya yang bekerja sebagai pengamen. Kemudian dia melihat banyak anak-anak penyapu angkot, dia merasa apabila mengerjakan keduanya dia akan dapat uang lebih banyak dari yang lain. Peneliti juga menanyakan kapan dan berapa lama dia bekerja dalam sehari, sabar menjawab bahwa dia bekerja dari sepulang sekolah sampai pukul 20.00 WIB. Selain menanyakan bagaimana dia bisa bekerja,


(38)

peneliti juga bertanya apa alasan utamannya bekerja. Sabar mengatakan dia bekerja karena untuk nyari uang buat menambah uang jajan sekolahnya dan juga untuk bayar uang bukunya. Dan juga mengatakan kalau dia ingin bebas seperti pada kutipan berikut: “aku bebas disini ga kena repet sama kakak ku yang paling besar yang dirumah, soalnya dia cerewet ka asyik ngomel-ngomel aja kerjanya”.

Ketika peneliti menanyakan apakah dia bekerja di tempat lain, Sabar mengatakan kalau dia juga mengamen di simpang lampu merah Amplas untuk mendapatkan tambahan dari hasil menyapu seperti pada kutipan berikut: “Aku ngamen karena enak aja kak, dapet uang, lumayan nambah uang hasil nyapu kak, kadang sikit ka hasil nyapu, gara-gara yang pas tahun baruan itu pulang semua supirnya tahun baruan”. Beralih dari itu peneliti menanyakan berapa pendapatan yang diperoleh nya dari menyapu, Sabar mengatakan tidak menentu per harinya, kadang dia mendapat Rp.35.000 kalau rame dia bisa mendapatkan sampai Rp.50.000 ke atas. Setelah mengetahui berapa penghasilan nya peneliti menanyakan untuk apa pendapatan nya itu. Sabar menjelaskan seperti pada kutipan berikut: “kukasi sama mama hampir semuanya, kadang limpul kukasi kalo banyak aku dapat, dipake untuk uang jajan ku ke sekolah, buat belanja mamak juga”.

Peneliti juga menanyakan modal nya untuk bekerja, Sabar menjelaskan dia menyapu hanya bermodalkan sapu yang sudah bekas dan semprotan yang diisinya dengan solar dari rumah. Setelah mengetahui kegiatan dan pendapatan anak, peneliti menanyakan kegiatan yang dilakukan nya setelah pulang bekerja. Sabar mengatakan dia pulang ke rumah tapi singgah dulu di warnet dekat rumahnya dan main warnet, setelah itu pulang untuk mandi, makan, dan tidur, kadang dia menonton bola


(39)

bersama abangnya”. Peneliti juga menanyakan apakah orangtuanya mengetahui bahwa dia bekerja, Sabar mengatakan kalau ibu nya tau dia bekerja nyapu dan tidak marah karna dia ngasi uang sama ibu nya, tapi ayahnya tidak tau karena ayahnya supir di Jambi dan jarang pulang.

Ketika ditanya bagaimana hubungan Sabar dengan teman-teman nya yang lain dia menjawab singkat dengan kata „jahat” peneliti menanyakan alasan nya mengatakan demikian, dan kemudian dia menjelaskan bahwa ada diantara mereka yang mau jahil menyembunyikan sapu dan solarnya supaya tidak bisa nyapu. Demikian juga peneliti menanyakan bagaimana hubungan nya dengan orang-orang yang berada di sekitar terminal. Sabar menjawab nya seperti pada kutipan berikut: “aku pernah ka dimarahin supir karna hampir kena kaca spion nya kubuat, terus mau anak-anak itu mengoropi aku, dimintainya kak uang ku, kalo ga dikasi marah-marah orangnya. Daripada aku dipukul kukasi lah kak tiga ribu”.

Pertanyaan terakhir adalah apakah dia pernah memberikan uang kepada sekelompok orang atau seseorang setelah mendapatkan uang hasil menyapu. Sabar mengatakan tidak pernah, karna dia tidak punya bos. Dari informasi yang telah diuraikan peneliti dari informan ke-2 maka bisa diketahui motif informan kedua bekerja sebagai tukang sapu adalah faktor ekonomi keluarga dan ingin mendapatkan kebebasan, lalu sedikit banyaknya informan ke-2 ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya yaitu dengan memberikan sejumlah uang kepada ibunya sebersar Rp.50.000,- yang dipergunakan untuk belanja kebutuhan pangan keluarga, menambah pemenuhan kebutuhan pendidikan.


(40)

Informan Kunci III

Nama : Julfan Tamba Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak ke : 1 dari tiga 5 bersaudara Usia : 15 Tahun

Agama : Kristen Suku : Batak Toba Pendidikan : Kelas VI SD

Pekerjaan : Tukang sapu Angkutan Pekerjaan Orangtua : Ayah (Kenek)

Ibu ( Pemulung) Alamat : Jl. Pemda, Amplas Cita-cita : TNI

Informan ketiga dalam penelitian adalah Julfan Tamba. Peneliti sudah beberapa kali berjumpa dengan Julfan ketika peneliti masih melakukan observasi lapangan. Julfan adalah anak tukang sapu yang susah untuk didekati dalam melakukan wawancara. Dia sering meminta uang kepada peneliti sehinnga sulit untuk melakukan pendekatan. Meskipun diberikan keterangan mengenai keadaan yang masih berstatus mahasiswa dan belum memiliki penghasilan, dia terus meminta uang kepada peneliti. Maka untuk bisa diwawancarai peneliti memberikan uang Rp.5000,- kepada setiap informan, untuk bisa menanggapi proses wawancara dengan baik.


(41)

Sebelumnya peneliti sudah mewawancarai sekitar data pribadi nya diantaranya nama, usia, urutan kelahiran, pekerjaan dan pekerjaan orangtuanya, alamat, dan cita-citanya.

Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Julfan, peneliti menanyakan apakah dia masih aktif bersekolah. Julfan mengatakan bahwa dia masih sekolah dan dia mengatakan bahwa dia sekolah di sekolah swasta yaitu SD Negeri Medan Denai. Pertanyaan selanjutnya, peneliti menanyakan sejak kapan dia bekerja sebagai tukang sapu di terminal Terpadu Amplas. Julfan mengatakan bahwa dia sudah bekerja sebagai tukang sapu sejak dia kelas 5 SD. Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana dia bisa bekerja sebagai tukang sapu angkutan. Julfan mengatakan bahwa dia sering mendengar teman satu sekolah nya bercerita kerja nyapu itu bisa dapat uang banyak, maka dia juga tertarik untuk ikut nyapu seperti temannya yang lain.

Pertanyaan berikutnya adalah kapan dan berapa lama dia bekerja menyapu angkutan dalam sehari. Julfan menjawab bahwa dia bekerja siang hari sampai jam 19.00 WIB. Peneliti juga menanyakan apa alasan utamanya bekerja sebagai tukang sapu, “Kasian aku sama mamak kak. Pagi-pagi kami bangun uda pigi mama cari botot. Ayah ku jarang pulang, jarang juga ngasi uang sama mama. Jadi aku bang yang bantu mamak cari uang”. Ditambah itu, dia juga menjelaskan bahwa dia menyapu angkutan juga di persimpangan lampu merah Amplas, untuk menambahi penghasilan dari menyapu angkutan di terminal. Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai penghasilannya sehari-hari. Julfan menjawab sambil tertawa seperti pada kutipan berikut: “uangku paling banyak biasanya ka, kadang aku uda dapat limpul, orang ini masih tiga puluh”.


(42)

Setelah mengetahui penghasilannya setiap harinya, peneliti menanyakan modal apa saja yang digunakan untuk bekerja. Julfan mengatakan hanya sapu bekas yang dibawa dari rumah nya dan semprotan yang berisi bensin, dia membeli bensin Rp.3000. Peneliti juga menanyakan untuk apa saja penghasilannya itu digunakan. Julfan menyatakan penghasilan yang didapatnya itu diberikannya kepada ibunya untuk disimpan seperti pada kutipan berikut: “kukasi mamaku kak hampir empat puluh setiap aku nyapu, buat belanja mama, mau juga dipake bayar uang air sama listrik, hari itu pernah juga aku beli obat nenekku disuruh mama pake duitku”. Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan setelah selesai bekerja. Julfan mengatakan bahwa sepulang nyapu dia sesekali dia bermain di warnet. Setelah itu pulang ke rumah untuk mandi, mengerjakan PR, dan tidur.

Peneliti juga menanyakan apakah orangtua dan keluarganya mengetahui dia sebagai tukang sapu, Julfan mengatakan bahwa orangtuanya dan nenek nya tau dia kerja nyapu di terminal, dan mereka mengijinkan nyapu. Setelah menanyakan aktifitas nya sehari-hari dan penghasilan nya, peneliti menanyakan bagaimana hubungannya dengan teman-teman sesama tukang sapu di terminal tersebut. Julfan kemudian menjawab bahwa mereka sering bertengkar karna rebutan angkot untuk di sapu. Setelah menanyakan hubungan dengan teman sesama tukang sapu, peneliti menanyakan bagaimana hubungan nya dengan orang-orang yang disekitar nya, kemudian Julfan menjawab bahwa mereka dimarahi supir apabila tidak membersihkan angkotnya dengan bersih.

Pertanyaan terahir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah dia memberikan setoran kepada seseorang atau sekelompok orang. Julfan megatakan


(43)

bahwa dia tidak pernah memberikan setoran kepada orang setelah dia bekerja, dia juga mengatakan bahwa dia tidak mempunyai bos disana. Dari informasi yang peneliti dapat dari informan kunci ketiga, maka sedikit banyaknya informan ketiga ini berkontribusi dalam membantu kehidupan sosial ekonomi keluarganya. Hal itu dapat dilihat dari kontribusinya berupa sejumlah uang yang di berikan kepada orang tuanya yaitu sebesar Rp.40.000 yang kemudian digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan yaitu belanja dapur ibunya, pemenuhan kebutuhan perumahan yaitu membayar uang air dan uang listrik, dan kebutuhan kesehatan yaitu membelikan obat untuk neneknya.

Informan Kunci IV

Nama : Marsya Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak ke : (2) dari (5) bersaudara Usia : 14 Tahun

Agama : Islam Suku : Jawa

Pendidikan : Kelas VI SD

Pekerjaan : Tukang sapu Agkutan Pekerjaan Orangtua : Ayah ( Tukang Becak)

Ibu ( Pedagang Kaki Lima) Alamat : Jl. Seser, Amplas


(44)

Marsya adalah informan ke-4 peneliti. Dia adalah anak pedangang kaki lima yang ada di Terminal Terpadu Amplas. Marsya dikenalkan oleh seorang pedagang asongan yang telah berkenalan dengan peneliti. Ketepatan pedagang tersebut memiliki marga yang sama dengan peneliti, yaitu boru siagian sehingga peneliti memanggil nya dengan sebutan “namboru”. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan peneliti datang ke terminal, dan pedagang asongan tersebut mengajak peneliti ke tempat dimana Ibu Marsya berjualan. Pedagang asongan ini mengenali Marsya dan ibu nya dan mereka cukup dekat. Kemudian peneliti berbincang-bincang dengan ibu Marsya. Dan ternyata Marsya bekerja sebagai tukang sapu bersama saudara kembarnya yang bernama Marvel. Marsya dan Marvel akrab dengan panggilan „sikembar” di Terminal Terpadu Amplas.

Marsya sengaja lama didaftarkan untuk sekolah untuk meringankan biaya masuk sekolah karna apabila masuk bersamaan bersama saudara kembar nya akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Ketika perbincangan dengan ibu informan ke-4 Marsya kemudian datang ke tempat ibunya jualan untuk minum karna sudah haus sehabis menyapu. Ibunya lalu menyuruh Marsya istirahat sembari menjelaskan kepada Marsya tujuan peneliti datang menemui nya. Dengan bujukan ibu nya Marsya kemudian mau untuk diwawancarai sebagai informan ke-4 peneliti. Yang pertama peneliti mewawancarai sekitar data pribadi Marsya. Diantaranya nama, usia, pekerjaan, urutan kelahiran, pekerjaan orangtuanya, alamat, dan cita-citanya.

Kemudian peneliti memulai topik wawancara yang menanyakan dimana dia sekolah. Marsya mengatakan bahwa dia sekolah di SD Swasta Patumbak. Selanjutnya peneliti menanyakan sejak kapan dia bekerja sebagai tukang sapu


(45)

angkutan. Marsya mengatakan bahwa dia bekerja menyapu angkutan sudah sejak usia 13 tahun. Kemudian peneliti menanyakan bagaimana dia bisa bekerja sebagai tukang sapu angkutan, Marsya menjawab bahwa dia awalnya ikut dengan ibu nya yang bekerja sebagai pedagang kaki lima yang bekerja di terminal. Kemudian dia melihat banyak anak-anak penyapu angkot yang bisa mendapatkan uang yang lumayan banyak,dari situ dia tertarik untuk nyapu seperti mereka.

Peneliti juga menanyakan kapan dan berapa lama dia bekerja dalam sehari, Marsya menjawab bahwa dia bekerja dari sepulang sekolah pukul 13.00 sampai pukul 19.00 WIB kemudian pulang bersama ibunya. Selain menanyakan bagaimana dia bisa bekerja, peneliti juga bertanya apa alasan utamanya bekerja. Marsya mengatakan dia bekerja karena untuk nambah uang jajan nya. Ketika peneliti menanyakan apakah dia bekerja di tempat lain, Marsya mengatakan kalau dia hanya bekerja di terminal Amplas, karena ibunya hanya mengijinkan nya bekerja disana. Beralih dari itu peneliti menanyakan berapa pendapatan yang diperolehnya dari menyapu, Marsya mengatakan tidak menentu per harinya, kadang dia mendapat rata-rata Rp.30.000. Setelah mengetahui berapa penghasilannya peneliti menanyakan untuk apa pendapatannya itu. Marsya menjelaskan seperti pada kutipan berikut: “dikasi sama mamak bang kadang lima belas, dua puluh, siap nyapu langsung ditanya mama uang ku, takut hilang katanya. Terus disimpan mama buat bayar uang sekolah ku ka, beli sepatuku, baru beli susu kami”.

Peneliti juga menanyakan modal nya untuk bekerja, Marsya menjelaskan dia menyapu hanya modal sapu dan semprotan yang diisinya dengan solar dari rumah. Setelah mengetahui kegiatan dan pendapatan anak, peneliti menanyakan kegiatan


(46)

yang dilakukannya setelah pulang bekerja. Marsya mengatakan pulang untuk mandi, makan, dan kemudian tidur”. Peneliti juga menanyakan apakah orangtuanya mengetahui bahwa dia bekerja, Marsya mengatakan kalau orangtuanya jelas tau karna kerja di terminal Amplas juga, dan Marsya mengatakan bahwa orangtuanya tidak keberatan asalkan tetap sekolah. Ketika ditanya bagaimana hubungan Marsya dengan teman-teman nya yang lain, dia mengatakan bahwa baik-baik saja, karna mereka tidak berani mengganggu nya karna orangtuanya ada diterminal tersebut, jadi lebih anak-anak lainnya segan. Demikian juga peneliti menanyakan bagaimana hubungannya dengan orang-orang yang berada di sekitar terminal. Marsya menjawab bahwa hubungan nya biasa saja. Dia mengatakan mereka baik apabila mereka tidak diganggu”.

Pertanyaan terakhir adalah apakah dia pernah memberikan uang kepada sekelompok orang atau seseorang setelah mendapatkan uang hasil menyapu. Marsya mengatakan tidak pernah, karna dia tidak punya bos. Dari informasi yang telah diuraikan peneliti dari informan ke-4 maka bisa diketahui motif informan ke-4 bekerja sebagai tukang sapu adalah untuk menambah uang jajan. Lalu sedikit banyaknya informan ke-4 ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya yaitu dengan memberikan sejumlah uang kepada orangtuanya sebesar Rp.15.000 dan kadang Rp.20.000. Uang ini digunakan untuk membantu pemenuhan kebutuhan keluarga diantaranya untuk pendidikan yaitu membayar uang sekolah anak dan tambahan uang jajan sekolah, selanjutnya kebutuhan sandang yaitu untuk membeli sepatu anak, dan pemenuhan kebutuhan kesehatan yaitu membeli susu untuk anak-anak.


(47)

Informan Kunci V

Nama : Febri Simamora Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak ke : Dua (2) dari tiga (3) bersaudara Usia : 12 Tahun

Agama : Kristen Suku : Batak Toba Pendidikan : Kelas VI SD

Pekerjaan : Tukang Sapu Angkutan Pekerjaan Orangtua : Ayah (Supir)

Ibu ( Asongan) Alamat : Jl. Tuar, Amplas Cita-cita :TNI-AL

Febri Simamora adalah informan kunci terahir dalam penelitian ini. Pada waktu mewawancarai informan pertama yaitu Yohanes, Febri ada di lokasi penelitian dan melihat proses wawancara. Pada hari itu peneliti juga mengajak nya untuk menjadi informan, tetapi dia menolak karena merasa takut ada maksud lain dari wawancara tersebut. Beberapa kali peneliti menjelaskan tujuan peneliti hanya untuk melaksanakan tugas kuliah, tapi Febri susah untuk percaya. Tanpa memperdulikan peneliti, akhirnya dia pergi untuk melanjutkan pekerjaannya karna sudah menemukan angkot untuk disapu.

Pada hari yang berbeda, ketika peneliti mewawancarai informan lainnya Febri tidak ada di lokasi penelitian. Ketika peneliti menanyakan keberadaan Febri, teman


(48)

nya (Sabar) menjelaskan bahwa Febri tidak datang ke lokasi karena dia hanya bekerja dua kali sehari. Pada hari terahir peneliti di lokasi penelitian, ketika peneliti membagikan potongan dengan informan peneliti, Febri datang menghampiri dan menanyakan lagi tujuan peneliti melakukan wawancara. Dan peneliti menjelaskan lagi apa tujuan dari peneliti di lokasi penelitian. Dan akhirnya dia sambil tersenyum malu mengatakan bahwa dia mau di wawancarai dengan syarat dapat bagian potongan tersebut. Dengan merasa senang, peneliti memberikan potongan kue tersebut kepada Febri, sembari melakukan perbincangan mengenai data pribadi nya.

Saat melakukan perbincangan yang focus dengan Febri, peneliti menanyakan apakah dia masih aktif bersekolah. Febri mengatakan bahwa dia masih sekolah dan dia mengatakan bahwa dia sekolah di sekolah swasta yaitu SD Negeri Negri Medan Amplas. Pertanyaan selanjutnya, peneliti menanyakan sejak kapan dia bekerja sebagai tukang sapu di terminal Terpadu Amplas. Febri mengatakan bahwa dia sudah bekerja setahun lebih. Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana dia bisa bekerja sebagai tukang sapu angkutan. Febri diajak oleh tetangganya yang bekerja sebagai tukang sapu juga. Pertanyaan berikutnya adalah kapan dan berapa lama dia bekerja menyapu angkutan dalam sehari. Febri menjawab bahwa dia bekerja sepulang sekolah sampai pukul 19.00 WIB dan Febri juga mengatakan bahwa dia hanya bekerja dua kali sehari.

Peneliti juga menanyakan apa alasan utamanya bekerja sebagai tukang sapu, Febri mengatakan bahwa dia bekerja untuk menambah uang jajan nya dan untuk bantu ibunya yang sebagai pedagang asongan . Peneliti juga menanyakan apakah dia bekerja di tempat lain, Febri mengatakan bahwa dia hanya bekerja di terminal


(49)

Terpadu Amplas karena dekat dengan rumah nya. Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai penghasilannya sehari-hari. Febri menjawab bahwa penghasilan nya tidak menentu, dia menjelaskan rata-rata pendapatan nya Rp.50.000 sehari. Setelah mengetahui penghasilannya setiap harinya, peneliti menanyakan modal apa saja yang digunakan untuk bekerja. Febri mengatakan hanya sapu bekas yang diberikan temannya yang mengajak dia bekerja dan semprotan yang berisi bensin.

Peneliti juga menanyakan untuk apa saja penghasilannya itu digunakan. Febri mengatakan penghasilan yang didapatnya seperti pada kutipan berikut “aku pake buat main warnet sama uang jajan sekolah ka, mau juga dipake nambahin uang mama beli baju natal kami, aku juga ngasi sama mama tiga puluh kadang dipake buat ongkos bawa kakak ku berobat, kakak ku sakit uda lama gak tau sakit apa itu, sakit-sakit aja kerjanya”. Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan setelah selesai bekerja. Febri mengatakan bahwa sepulang nyapu dia selalu bermain dulu di warnet langgananya. Setelah itu baru pulang ke rumah. Peneliti juga menanyakan apakah orangtua dan keluarganya mengetahui dia sebagai tukang sapu, Febri mengatakan bahwa keluarganya mengetahui dia bekerja kecuali ayahnya, ayah nya melarang dia bekerja karena takut dia terikut-ikut memakai narkoba, dan dia juga menjelaskan apabila ayahnya mengetahuinya nyapu ayahnya bisa mengusir nya dari rumah.

Setelah menanyakan aktifitasnya sehari-hari dan penghasilannya, peneliti menanyakan bagaimana hubungannya dengan teman-teman sesama tukang sapu di terminal tersebut. Febri kemudian menjawab bahwa hubungannya baik-baik saja, meskipun kadang suka bertengkar tidak lama lagi sudah baikan. Setelah menanyakan


(50)

hubungan dengan teman sesama tukang sapu, peneliti menanyakan bagaimana hubungannya dengan orang-orang yang disekitarnya, Febri mengatakan seperti pada kutipan berikut: “kalo kita gak nyapu angkot nya sampe bersih supirnya marah ka, habis itu cakap kotor dah sama kita, aku juga sering dikompas sama anak-anak yang naik sepeda itu, sampe dilempar pake batu karna ga kukasi, orang itu pencopet ka disini makanya naik sepeda terus biar ga terkejar kalo ketauan nyopet”.

Pertanyaan terahir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah dia memberikan setoran kepada seseorang atau sekelompok orang. Febri megatakan bahwa dia tidak pernah memberikan setoran kepada orang setelah dia bekerja, dia juga mengatakan bahwa dia tidak mempunyai bos disana. Dari informasi yang peneliti dapat dari informan pertama, maka sedikit banyaknya informan kunci terahir ini berkontribusi dalam membantu kehidupan sosial ekonomi keluarganya. Hal itu dapat dilihat dari kontribusinya berupa sejumlah uang yang di berikan kepada orang tuanya sebesar Rp.30.000,-. Uang digunakan untuk kebutuhan pendidikan yaitu tambahan uang jajan sekolah, pemenuhan kebutuhan kesehatan yaitu ongkos kakaknya berobat, dan pemenuhan kebutuhan sandang yaitu untuk menambahi uang orangtuanya membeli baju natal anak tersebut.

Informan Utama I

Nama : Mawardani Nainggolan Jenis Kelamin : Perempuan

Status di Keluarga : Ibu dari anak Usia : 48 Tahun Agama : Kristen


(51)

Suku : Batak Toba Pendidikan Terakhir : SMA Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Pekerjaan : Penjual Monja Alamat : jl. Tuar Amplas

Informan utama pertama dalam penelitian ini adalah ibu Mawardani Nainggolan selaku ibu dari Yohanes. Pada hari yang sama ketika peneliti melakukan wawancara dengan anak nya Yohanes, Ibu Mawar berada tidak jauh dari lokasi penelitian. Ketika peneliti selesai melakukan wawancara dengan Yohanes, dia memberitahukan bahwa dia datang ke terminal bersama ibu nya yang hendak berangkat untuk jualan ke pasar Sambu. Karna keterbatasan waktu peneliti mengajak Yohanes menghampiri ibunya yang masih duduk di sebrang jalan lokasi penelit. Tanpa memperdulikan ejekan teman nya yang lain yang menyebut ibu nya sebagai orang gila, akhirnya dia mau dibujuk peneliti. Seperti yang diamati peneliti memang penampilan ibu Mawar tidak percaya bahwa ibu Mawar adalah ibu dari Yohanes. Penampilannya yang kurang rapi, dengan wajah keriput, dan kusut, ditambah rambut nya yang berantakan mungkin menjadi alasan anak-anak lainnya mengatakan demikian.

Tetapi pemikiran terhadap ibu Mawar itu salah, ketika peneliti menghampiri ibu Mawar bersama Yohanes dan beberapa anak tukang sapu, peneliti disambut ramah oleh Ibu Mawar. Dia menceritakan bahwa Yohanes telah menceritakan tentang peneliti yang datang ke terminal dan mengatakan kepada ibunya bahwa peneliti cukup dekat dengan nya. Kesempatan inilah yang digunakan peneliti untuk


(52)

mewawancarai ibu Mawar sebagai informan utama ke-1 peneliti. Dalam perbincangan dengan peneliti ibu Mawar mengatakan bahwa beliau hendak mau berangkat ke Pasar Sambu untuk jualan, dia menceritakan bahwa usahanya keci-kecilan. Seperti yang diamati peneliti Ibu Mawar adalah seorang penjual monja tapi jualan nya hanya beberapa kantong plastik saja. Usaha jualannya masih kecil, dan tidak punya tempat yang di sewa untuk jualan, ibu hanya berjualan di tempat kosong di Pasar Sambu dan tempat berjualan nya tidak menetap di satu tempat.

Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan informan peneliti, yang pertama peneliti menanyakan apakah anaknya masih bersekolah. Ibu Mawar mengatakan bahwa anak nya masih sekolah. Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ibu mengetahui bahwa anaknya bekerja dan tanggapannya. Ibu Mawar mengatakan bahwa beliau mengetahui anaknya bekerja, dan mengatakan bahwa sebenarnya tidak setuju anaknya bekerja karna anaknya sering diejeki temannya, kadang sapu nya diambil sehingga anak nya menangis mengadu kepada ibunya. Tapi karna keadaan dan anaknya tidak mau berhenti kerja, mau tidak mau ibu mengijinkan anak nya nyapu.

Selain menanyakan tanggapannya, peneliti menanyakan bahgaimana pertama kalinya anak bekerja. Sambil tersenyum ibu Mawar mengatakan ketika Yohanes dibawa ibu mencari botot ke simpang lampu merah Amplas, Yohanes tertarik bekerja karena melihat teman-teman nya bisa dapat uang banyak dari menyapu, kemudian dia meminta kepada ibunya untuk nyapu dan mengatakan tidak mau lagi melanjutkan pekerjaannya yang dulu sebagai penjual plastik di Teladan, karena pendapatan nya kecil dan tempatnya jauh dari rumah. Setelah mengetahui bagaimana pertama kali


(53)

anak bekerja, peneliti menanyakan berapa yang diberikan anak dari pendapatan nya. Ibu Mawar mengatakan bahwa anaknya dulunya banyak memberikan uang, kadang sampai Rp.70.000 sehari tapi akhir-akhir ini hanya kadang memberikan Rp.20.000, paling banyak Rp.30.000, dia mengatakan bahwa anak nya sudah banyak main nya makanya tidak dapat uang banyak lagi.

Kemudian peneliti menanyakan untuk apa uang yang diberikan itu digunakan, Ibu Mawar menjelaskan seperti pada kutipan berikut: “dia ngasi uang ya untuk dia juga lah de, beli buku nya, baju nya, kadang dari sekolahnya ada olahraga renang jadi ibu kasi lah uang nya untuk dia renang, kalo ada sisa ibu kumpulin buat nambah bayar sewa rumah, nambahin belanja, pintar-pintar lah dek bagi-bagi uang itu”. Dengan cerita informan yang memberikan sejumlah uang kepada keluarga, peneliti menanyakan bagaimana pemenuhan kebutuhan sebelum dan sesudah anak bekerja. Ibu Mawar mengatakan bahwa mereka cukup terbantu dengan anak bekerja dengan pendapatannya sebagai penjual monja yang kandang tidak menentu, meskipun tidak berbeda jauh dari sebelum anak bekerja.

Selanjutnya peneliti menanyakan kegiatan anak setelah pulang sekolah. Ibu Mawar menjelaskan bahwa anak biasanya pulang sekolah makan dulu,dan belajar sebentar,kemudian pergi nyapu ke terminal. Setelah mengetahui kegiatan anak seharinya peneliti menanyakan bagaimana prestasi anak di sekolahnya. Ibu Mawar menjawab sambil mengelus kepala anaknya bahwa anaknya pernah dapat juara lomba kebersihan di gereja, dan mengatakan bahwa anaknya tidak terlalu pintar dalam belajar dan Yohanes pernah sekali tinggal kelas. Terakhir untuk pengumpulan data dari informan utama, peneliti menanyakan bagaimana hubungan anak dengan


(54)

keluarga, teman sebaya, dan lingkungan nya. Ibu Mawar menjawab dengan pernyataan dibawah ini: “anakku ini sekarang suka melawan, kadang sampe mau memukul, heran aku de, gimanalah de uda banyak bergaul yang gak benar, ibu hanya berdoa dia bisa berubah dek”.

Dari informasi yang diberikan oleh informan utama I maka dapat dlihat bahwa informan kunci I memberikan kontribusi terhadap sosial ekonomi keluarganya. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan informan utama I yang mengatakan bahwa anak memberikan uang sebesar Rp.20.000, Rp.30.000, dan pernah memberikan Rp.70.000 ketika anak masih baru bekerja. Uang yang diberikan kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan yaitu membeli buku dan uang renang. Demikian juga digunakan untuk pemenuhan kebutuhan perumahan yaitu menambahi biaya untuk membayar sewa rumah keluarga informan dan pemebuhan kebutuhan pangan keluarga yaitu menambahi uang untuk belanja.

Informan Utama II

Nama : Ulina Nababan Jenis Kelamin : Perempuan

Status di Keluarga : Anak/ kakak dari Sabar Usia : 26 Tahun

Agama : Kristen Suku : Batak Toba Pendidikan Terakhir : SMA Jumlah Anggota Keluarga : 7 orang


(55)

Alamat : Jl. Garu Amplas

Pada hari yang sama ketika melakukan wawancara dengan anak-anak tukang sapu peneliti menanyakan secara jelas alamat rumah mereka untuk melanjutkan wawancara dengan anggota keluarganya yang tidak bisa di jumpai di lokasi penelitian. Keluarga yang hendak dijumpai diantaranya anggota keluarga dari Sabar, Julfan, dan Febri. Mereka menjelaskan alamat rumah mereka yang keberadaanya tidak jauh dari lokasi penelitian, dan ketepatan alamat yang telah diberikan diketahui oleh keluarga peneliti yaitu adik laki-laki dari ayah peneliti (uda) yang tinggal di Gg.Sipirok, Menteng 7 yang tidak jauh dari Terminal Terpadu Amplas. Kemudian pada hari yang berbeda setelah membuat kesepakatan dengan uda peneliti berangkat ke rumah informan untuk mengumpulkan data.

Sekitar pukul 17.00 WIB peneliti diantar oleh uda ke Jl. Garu dengan sepeda motor nya. Dengan keterangan yang diberikan oleh Sabar, akhirnya tidak lama peneliti menemukan rumah dari Sabar. Tepat pada waktu itu ada seorang gadis yang hendak masuk kerumah nya dan masih berpakaian yang cukup rapi seperti baru pulang kerja, dan melihat peneliti menghampirinya. Kemudian peneliti menanyakan apakah rumah yang dikunjungi peneliti adalah rumah dari keluarga Sabar dan kakak itu mengiyakan pertanyaan peneliti dan menjelaskan bahwa kakak tersebut adalah kakak dari Sabar. Peneliti pun memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kedatangan peneliti ke rumah keluarga Sabar. Karena wajah capek dari peneliti, kemudian kakak itu mempersilahkan duduk di bangku depan rumah Sabar dan


(56)

menanyakan apa yang perlu dibantu. Hal ini menunjukkan bahwa kakak tersebut bersedia untuk diwawancarai sebagai informan utama ke-2 peneliti.

Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan informan peneliti, yang sebelumnya sudah menanyakan data pribadi informan. Pertanyaan pertama peneliti adalah apakah adiknya masih bersekolah. Kak Ulina mengatakan bahwa Sabar masih sekolah. Selanjutnya peneliti menanyakan apakah beliau mengetahui bahwa adik nya bekerja dan tanggapannya. Kak Uli selaku kakak dari Sabar mengatakan bahwa beliau mengetahui adiknya bekerja sebagai tukang sapu di Terminal Terpadu Amplas, pada awalnya kakak nya tidak mendukung, dan setelah Sabar berusaha meyakinkan dengan memberi sejumlah uang untuk ibunya membantu perekonomian keluarga, maka keluarga tersebut pun merasa terbantu.

Selain menanyakan tanggapannya, peneliti menanyakan bagaimana pertama kalinya anak bekerja. Kak Uli menjelaskan bahwa pertama kalinya Sabar terikut-ikut dengan abang nya yang kerja sebagai pengamen yang sudah putus sekolah, dan ka Uli mengatakan mungkin Sabar melihat bagaimana cara anak-anak dapat uang kemudian dia tergiur seperti itu. Setelah mengetahui bagaimana pertama kali anak bekerja, peneliti menanyakan berapa yang diberikan anak dari pendapatan nya. Kak Uli mengatakan bahwa kadang adiknya memberikan Rp.30.000 kadang Rp.20.000 dan pernah juga meberikan Rp.50.000 dan ka Uli mengatakan kadang ibunya membandingkan Sabar dengan dirinya yang bekerja full seharian sebagai upahan di rumah makan.

Kemudian peneliti menanyakan untuk apa uang yang diberikan itu digunakan, Kak Uli menjelaskan bahwa pendapatan adiknya digunakan untuk menutupi


(57)

kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari, kemudian Kak Uli menambahkan bahwa ayah mereka jarang pulang yang bekerja sebagai supir di Jambi dan hanya sesekali memberikan uang kepada ibu nya. Dengan cerita informan yang memberikan sejumlah uang kepada keluarga, peneliti menanyakan bagaimana pemenuhan kebutuhan sebelum dan sesudah anak bekerja. Kak Uli mengatakan bahwa mereka cukup terbantu dengan adiknya bekerja, setidaknya tidak lagi memikirkan uang jajan mereka dan juga bisa menutupi kekurangan buat beli sesuatu. Selanjutnya peneliti menanyakan kegiatan anak setelah pulang sekolah. Kak Uli menjelaskan bahwa anak biasanya pulang sekolah makan dulu, kemudian pergi nyapu ke terminal. Setelah mengetahui kegiatan anak seharinya peneliti menanyakan bagaimana prestasi anak di sekolahnya. Kak Uli menjawab bahwa prestasi adiknya tetap sama, dia menjelaskan bahwa adiknya kurang dalam mengikuti pelajaran. Terakhir untuk pengumpulan data dari informan utama, peneliti menanyakan bagaimana hubungan anak dengan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan nya. Kak Ulina menjawab dengan pernyataan dibawah ini: “anak itu pintar bergaul kak, paling pintar cari muka sama mama, dia juga dekat sama orang-orang gang ini”.

Dari informasi yang diberikan oleh informan utama 2 maka dapat dlihat bahwa informan kunci 2 memberikan kontribusi terhadap sosial ekonomi keluarganya. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan informan utama 2 yang mengatakan bahwa anak memberikan uang yang tidak menentu kadang sebesar Rp.20.000, Rp.30.000 dan pernah Rp.50.000. Uang yang diberikan kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan yaitu untuk uang jajan anak sekolah. Demikian juga


(58)

digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan yaitu menambahi biaya untuk menutupi kekurangan dalam membeli kebutuhan rumah.

Informan Utama III

Nama : S. Hutapea Jenis Kelamin : Perempuan Status di Keluarga : Nenek dari Julfan Usia : 73 Tahun

Agama : Kristen Suku : Batak Toba Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD Jumlah Anggota Keluarga : 8 orang

Pekerjaan : Tidak Ada

Alamat : Jl. Pemda Amplas

Pada hari yang sama ketika menjumpai informan utama ke-3, peneliti diantar oleh uda juga mengunjungi rumah Julfan yang berada di Jl. Pemda. Ketika peneliti memasuki gang rumah Julfan, peneliti merasa kebingungan karena rumah-rumah disana sangat rapat antar satu sama yang lainnya, dan susunanya tidak rapi. Saat itu peneliti melihat ada beberapa ibu-ibu yang sedang duduk di depan sebuah rumah, mereka sedang menyusun aqua gelas yang ada di beberapa karung. Kemudian salah satu ibu menanyakan peneliti mencari alamat siapa. Dan kemudian peneliti menjelaskan tujuan datang ke tempat itu dan mencari siapa. Selanjutnya salah satu ibu itu mengatakan bahwa ibu dan ayah nya dari Julfan sedang tidak di rumah, dan


(59)

dia mengatakan bahwa dia adalah nenek dari Julfan. Peneliti menjelaskan kembali bahwa yang bisa diwawancarai bukan hanya orantuanya, tapi bisa anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama dia.

Nenek itu kemudian bercerita tentang keberadaannya dia tinggal bersama keluarga anak nya sejak suaminya meninggal dunia di kampung halaman nya di Kisaran. Karena nenek merasa kesepian dan tidak ada yang merawatnya di kampung halaman akhirnya nenek memutuskan untuk tinggal bersama anak nya di Medan, yaitu keluarga Julfan. Dia juga menjelaskan bahwa beliau menderita penyakit rheumatic, nenek harus mengkonsumsi obat untuk menghilangkan rasa sakit ketika penyakitnya kambuh. Berdasarkan keterangan dari nenek kemudian peneliti langsung menanyakan data pribadi nenek tersebut.

Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan informan, pertanyaan pertama peneliti adalah apakah anak masih bersekolah. Nenek mengatakan bahwa Julfan masih sekolah. Selanjutnya peneliti menanyakan apakah beliau mengetahui bahwa anak bekerja dan tanggapannya. Nenek mengatakan bahwa dia mengetahui cucunya bekerja sebagai tukang sapu dan dia bersyukur karna cucunya mau membantu orangtuanya yang pendapatannya hanya dari botot dan ayahnya sebagai kernek. Selain menanyakan tanggapannya, peneliti menanyakan bagaimana pertama kalinya anak bekerja. Nenek mengatakan bahwa dia kurang tau ceritanya, dan nenek mengatakan mungkin dia kerja karna melihat teman-temannya kerja begitu juga.

Setelah mengetahui bagaimana pertama kali anak bekerja, peneliti menanyakan berapa yang diberikan anak dari pendapatan nya. Nenek mengatakan bahwa cucunya itu selalu ngasih uang diatas Rp.30.000 setiap harinya.. Kemudian


(60)

peneliti menanyakan untuk apa uang yang diberikan itu digunakan. Nenek menjelaskan seperti pada kutipan berikut: “dipake buat sehari hari nak, kebutuhan makan kami, beli bukunya, buat bayar air listrik juga pernah, kadang dipake buat beli obat rheumatic nenek”. Dengan cerita informan yang memberikan sejumlah uang kepada keluarga, peneliti menanyakan bagaimana pemenuhan kebutuhan sebelum dan sesudah anak bekerja. Nenek mengatakan bahwa mereka terbantu dengan bekerjanya Julfan sebagai tukang sapu,karna Julfan bisa menambahi penghasilan orangtuanya yang hanya bekerja sebagai tukang botot dan ayahnya sebagai kernek yang jarang memberikan uang kepada menantunya.

Selanjutnya peneliti menanyakan kegiatan anak setelah pulang sekolah. Nenek menjelaskan bahwa anak biasanya pulang sekolah makan dulu, kemudian pergi nyapu ke terminal. Setelah mengetahui kegiatan anak seharinya peneliti menanyakan bagaimana prestasi anak di sekolahnya. Nenek menjawab bahwa nilai raportnya tidak ada nilai merah nya. Terakhir untuk pengumpulan data dari informan utama, peneliti menanyakan bagaimana hubungan anak dengan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan nya. Nenek kemudian mengatakan bahwa cucunya itu baik sama adik-adik nya, dia cukup mandiri dan dia juga sering kumpul bersama anak-anak gang itu.

Dari informasi yang diberikan oleh informan utama 3 maka dapat dlihat bahwa informan kunci 3 memberikan kontribusi terhadap sosial ekonomi keluarganya. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan informan utama 2 yang mengatakan bahwa anak memberikan uang hampir diatas Rp.30.000 setiap harinya. Uang yang diberikan kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan yaitu untuk membeli


(61)

buku anak sekolah. Demikian juga digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan yaitu menambahi biaya untuk kebutuhan makan. Selain itu digunakan untuk pemenuhan perumahan yaitu membayar uang air dan listrik. Ditambah untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan yaitu membeli obat rheumatic nenek.

Informan Utama IV

Nama : Boru Tanggang Jenis Kelamin : Perempuan Status di Keluarga : Ibu dari anak Usia : 35 Tahun Agama : Islam Suku : Batak Toba Pendidikan Terakhir : SLTA Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Pekerjaan : Pedagang kaki lima Alamat : Jl. Seser, Amplas

Pada hari yang sama, tempat, dan cerita yang sama dengan informan ke-4 yaitu Marsya, peneliti dikenalkan dengan Ibu Tanggang oleh namboru yang bekerja sebagai pedagang asongan, yang merupakan teman dari Ibu Tanggang ini. Ibu Tanggang yang berusia 35 tahun ini bekerja sebagai pedangan kaki lima di Terminal Terpadu Amplas. Ibu menjual rokok, minuman, dan beberapa macam makanan ringan tepatnya ibu berjualan di samping loket Sejahtera jurusan Medan-Siantar. Ibu yang memiliki suami sebagai tukang becak ini sangat dekat dengan orang-orang yang berada di sekitar terminal, dia akrab dengan sebutan Mak Kembar. Setelah melakukan


(62)

selesai berbincang-bincang dengan Marsya, peneliti memanfaatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Ibu Tanggang dengan mengumpullkan data pribadi Ibu Tanggang terlebih dahulu.

Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan informan, pertanyaan pertama peneliti adalah apakah anak masih bersekolah. Ibu mengatakan bahwa Marsya masih sekolah. Selanjutnya peneliti menanyakan apakah beliau mengetahui bahwa anak bekerja dan tanggapannya. Kemudian Ibu mengatakan bahwa dia mengetahui anaknya bekerja, apalagi berada di lokasi kerja yang sama, dan ibu Tanggang menanggapi seperti kutipan berikut: ya gak apa-apa dia nyapu, asal dia memang tetap sekolah”. Selain menanyakan tanggapannya, peneliti menanyakan bagaimana pertama kalinya anak bekerja. Ibu Tanggang menjelaskan nya seperti pada kutipan berikut: “gini pas pula mentok ini yang hari itu kan pas bapaknya gak kerja, itulah dia datang ke terminal ini ditengok nya banyak anak-anak yang nyapu trus dapat duit, udahlah kubantui mama gitu katanya”.

Setelah mengetahui bagaimana pertama kali anak bekerja, peneliti menanyakan berapa yang diberikan anak dari pendapatan nya. Ibu mengatakan bahwa Marsya sehabis menyapu selalu memberikan uang nya kepada ibunya karna takut hilang uangnya tersebut, kadang dikasi Rp.15.000 kadang Rp.20.000 dan ibu juga mengatakan bahwa sebagian dari uang nya diambil oleh Marsya untuk jajan nya. Kemudian peneliti menanyakan untuk apa uang yang diberikan itu digunakan. Ibu menjelaskan seperti pada kutipan berikut: “iya digunakan untuk sekolah nya lagi lah, mana tau untuk beli bukunya, beli sepatunya, uang sekolahnya juga, dia kan


(63)

pake uang sekolah dia bukan di negri tapi di swasta, sambil lah itu kupake belikan dia susu, dia kan kena abu itu”.

Dengan cerita informan yang memberikan sejumlah uang kepada keluarga, peneliti menanyakan bagaimana pemenuhan kebutuhan sebelum dan sesudah anak bekerja. Ibu mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan keluarga mereka cukup karena kedua orangtua sama-sama punya pekerjaan, meskipun tidak loyar setidaknya mencukupi baik sebelum dan sesudah anak bekerja. Selanjutnya peneliti menanyakan kegiatan anak setelah pulang sekolah. Ibu mengatakan bahwa anaknya sepulang sekolah langsung ke terminal dan makan di terminal dimana makan dan baju ganti nya sudah dibawa oleh ibunya ke terminal, selanjutnya melakukan pekerjaan nya nyapu angkutan.

Setelah mengetahui kegiatan anak seharinya peneliti menanyakan bagaimana prestasi anak di sekolahnya. Ibu mengatakan tidak berubah. Terakhir untuk pengumpulan data dari informan utama, peneliti menanyakan bagaimana hubungan anak dengan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan nya. Ibu mengatakan bahwa anaknya baik terhadap siapapun, agak berbeda dari saudara kembarnya Marvel yang lebih garang daripada Marsya. Dari informasi yang diberikan oleh informan utama 4 maka dapat dlihat bahwa informan kunci 4 memberikan kontribusi terhadap sosial ekonomi keluarganya. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan informan utama 4 yang mengatakan bahwa anak memberikan uang sebesar Rp.15.000 dan kadang Rp.20.000. Uang yang diberikan kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan yaitu untuk uang jajan anak sekolah, membeli buku, dan membayar uang sekolah anak . Demikian juga digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sandang yaitu


(1)

DAFTAR ISI ABSTRAK...i ABSTRACT...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...vii DAFTAR BAGAN...xi DAFTAR LAMPIRAN………...…xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………...……….1

1.2 Perumusan Masalah………...……..10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………10

1.3.1 Tujuan Penelitian………..………...10

1.3.2 Manfaat Penelitian………...11

1.4 Sistematika Penulisan………..11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Kontribusi………...………...….13

2.2 Anak……….…15

2.2.1 Pengertian Anak………...15

2.2.2 Hak dan Kebutuhan Anak………17


(2)

2.2.4 Bentuk-bentuk Terburuk Pekerjaan Anak………...……25

2.2.5 Faktor-faktor Anak Bekerja………...…..26

2.2.6 Kesejahteraan Anak……….……30

2.3 Keluarga………....…………...31

2.3.1 Pengertian Keluarga……….…31

2.3.2 Ciri-ciri Keluarga……….32

2.3.3 Tipe Keluarga………..34

2.3.4 Tugas dan Fungsi Keluarga……….…34

2.3.5 Peranan Keluarga……….37

2.4 Sosial Ekonomi………...….38

2.5 Kesejahteraan Sosial………...….40

2.6 Kerangka Pemikiran dan Bagan Alur Pikir………...41

2.7 Defenisi Konsep ……….……….…....42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian………...…44

3.2 Lokasi Penelitian………...…44


(3)

3.4 Teknik Pengumpulan Data………..…46

3.5 Teknik Analisis Data………...………47

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Kecamatan Medan Amplas………..48

4.2 Kelurahan Timbang Deli……….49

4.3 Terminal Terpadu Amplas………...49

4.4 Sarana dan Prasarana………...51

4.5 Kegiatan-kegiatan yang ada di Terminal Terpadu Amplas……….54

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar……….56

5.2 Hasil Temuan………...………56

5.3 Analisis Kontribusi Anak Bekerja Sebagai Tukang Sapu Angkutan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga………..………101

5.3.1 Kontribusi Terhadap Pendidikan Keluarga………...103

5.3.2 Kontribusi Terhadap Pe menuhan Kesehatan Keluarga………...….104

5.3.3 Kontribusi Terhadap Perumahan Keluarga………...105


(4)

5.3.5 Kontribusi Terhadap Kebutuhan Sandang Keluarga……….107

5.4 Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Sebelum dan Sesudah Anak Bekerja...108

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan………....110

6.2 Saran………..112

DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR BAGAN


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1,2,3. 2. Pedoman Wawancara.

3. Surat Pengajuan Judul Skripsi.

4. Lembar Daftar Hadir Seminar Proposal. 5. Surat Permohonan Izin Penelitian.

6. Surat Balasan Pelaksanaan Penelitian Dari Kantor Lurah Timbang Deli. 7. Lembar Kegiatan Bimbingan Penulisan Skripsi.