Pengaruh Irigasi Dan Mekanisasi Pertanian Terhadap Petani Di Desa Sipoldas Kecamatan PaneI (1990-2000)

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pengaruh Irigasi dan Mekanisasi Pertanian Terhadap Petani Di
Desa Sipoldas Kecamatan Panei Tahun (1990-2000). Desa Sipoldas merupakan bagian
wilayah yang terletak di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Desa Sipoldas adalah
desa yang terletak di daerah dataran tinggi dan berbukit-bukit dengan tanahnya yang subur
sehingga cocok dijadikan sebagai lahan pertanian. Masyarakat Desa Sipoldas adalah
masyarakat yang mengutamakan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
Pada awalnya penduduk yang datang ke Desa Sipoldas berusaha menebang hutan
untuk dijadikan areal perladangan. Melihat tanahnya yang subur, maka mereka menetap dan
kemudian memanggil sanak saudaranya. Bertambahnya penduduk dan semakin hilangnya
hutan yang akan ditebang, sehingga lahan pertanian yang akan digarap juga semakin kecil.
Sehingga para masyarakat petani ini mulai berpikir bagaimana cara meningkatkan hasil
pertanian tanpa meluaskan areal pertanian yang digarap (intensifikasi). Dengan demikian
maka dibuatlah oleh masyarakat petani saluran irigasi yang sangat sederhana yaitu dengan
membuat saluran-saluran dengan mengorek tanah (paret) yang biasa disebut
dengan“Bondar”. Dengan melihat perkembangan kehidupan perekonomian masyarakat
petani di Desa Sipoldas, maka pada tahun 1990 pemerintah membangun sarana irigasi teknis
untuk mengganti sarana irigasi sederhana yang dibuat oleh masyarakat sebelumnya. Dengan
adanya irigasi ini maka hasil yang di dapatkan oleh petani semakin meningkat.
Sistem Pertanian yang digunakan masih bersifat tradisional, hal ini dapat dilihat dari

peralatan yang umumnya mereka pakai untuk mengolah lahan pertanian tersebut, yaitu :
cangkul, parang, babat, bajak, dan lain-lain. Membuka ladang, membuka sawah maupun
mengolah pertanian semuanya menggunakan peralatan yang sederhana serta menggunakan
tenaga manusia dan hewan. Jadi, untuk mengolah tanah saja membutuhkan waktu yang lama
apalagi menunggu hasil panennya yang biasanya sekali dalam setahun. Untuk mengatasi hal
yang demikian maka pemerintah melakukan penyuluhan pertanian didukung dengan
pembangunan sarana irigasi dan masuknya teknologi modern ke Desa Sipoldas seperti
masuknya jenis-jenis pupuk dan traktor yang membantu petani untuk meningkatkan
produktifitasnya. Dengan adanya penyuluhan di Desa Sipoldas, produksi pertanian akan
bertambah maju dan pada akhirnya pendapatan pedesaan akan meningkat. Setelah teknologi
pertanian dikenal di Desa Sipoldas petani mulai dapat meningkatkan produktivitas
pertaniannya dan dapat memenuhi kehidupan mereka seperti kebutuhan dalam pendidikan,
kesehatan, kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan fisik rumah.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang sudah umum yaitu, heuristik, kritik
sumber, interpretasi, dan historiografi. Dalam metode heuristik, sumber mengenai Pasar
Melati di Medan didapat dengan mengumpulkan sumber tertulis dan menggunakan penelitian
lapangan melalui wawancara. Kritik Sumber yaitu tahapan digunakan untuk memperoleh
data dan keabsahan data tersebut dapat dinilai keobjektifannya melalui kritik intern dan
kritik ekstern. Metode Interpretasi dalam tahapan mencari data yang falid digunakan metode
analisis, setelah dianalisis sehingga melahirkan suatu hasil yang lebih objektif dan alamiah

dari objek yang diteliti. Tahapan selanjutnya yaitu Historiografi yaitu penyusunan karya
ilmiah sehingga menghasilkan suatu kisah atau kajian ilmiah yang menarik dan akhirnya
menjadi suatu penulisan sejarah.

i
Universitas Sumatera Utara