Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard – Analytical Network Process (ANP) di PT. Chevron Pacific Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut

perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Jika
dilihat secara lebih mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak pada
bagaimana sebuah perusahaan dapat mengimplementasikan proses penciptaan
produk atau jasanya secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat (cheapter ,
better dan faster ) dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Usaha untuk

menciptakan rangkaian proses tersebut bukanlah merupakan target semasa saja,
melainkan sifat dinamis, dalam arti harus selalu diupayakan secara terus-menerus
dan berkesinambungan.
(PT. CPI) merupakan salah satu perusahaan minyak asing terbesar di
Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi minyak bumi dan gas alam yang
terkemuka pada level multinasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat di era
globalisasi menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik

bisnisnya.

Persaingan

terletak

pada

bagaimana

cara

perusahaan

mengimplementasikan proses dalam menghasilkan produk atau jasa yang lebih
baik, lebih murah dan lebih cepat dibanding pesaing lainnya.
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam kinerja suatu perusahaan
adalah dari strategi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


Dari aspek perusahaan untuk menjamin suatu kegiatan berlangsung
dengan baik, maka perusahaan perlu mengadakan evaluasi kinerjanya. Dalam
evaluasi tersebut diperlukan suatu standar pengukuran kinerja yang tepat dalam
menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Pengukuran kinerja merupakan
salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah perusahaan.
Pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada sektor keuangan saja
kurang mampu mengukur kinerja harta tak tampak (intangible) dan harta-harta
intelektual (sumber daya manusia) perusahaan. Selain itu pengukuran kinerja
dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu
perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak mampu
sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik. Beberapa metode yang
dapat diaplikasikan dalam pengukuran kinerja perusahaan adalah dengan
pendekatan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard memandang kinerja dari
empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan.
Sistem pengukuran kinerja perusahaan yang hanya menekankan pada
aspek finansial tidak dapat mengetahui aspek lain (non finansial) di dalam
perusahaan yang juga mempengaruhi performansi perusahaan dan hal tersebut
masih banyak diterapkan dalam perusahaan saat ini. Sistem tersebut masih

dilakukan karena mengukur aspek keuangan (finansial) dapat dilakukan dengan
mudah. Kinerja-kinerja non keuangan sering kali diabaikan karena dianggap
sesuatu yang sulit untuk dilakukan pengukuran dan pengukuran aspek non
finansial membutuhkan biaya yang besar, akibatnya para manajer atau pimpinan

Universitas Sumatera Utara

perusahaan hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek serta cenderung
mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang masih
menerapkan aspek finansial sebagai alat ukur. Hal tersebut dapat menghambat
kemampuan untuk menciptakan nilai ekonomi bagi perusahaan dimasa
mendatang.
Untuk melakukan hal tersebut perlu dilakukan pengukuran kinerja
perusahaan yaitu salah satunya dengan menggunakan pendekatan Balanced
Scorecard. Walaupun dari empat perspektif terdapat 3 perspektif non finansial,

tetapi tujuan akhir dari pengukuran ini adalah perspektif finansial. Jadi, aspek non
finansial digunakan sebagai pendorong (alat) untuk mencapai finansial yang baik.
Daya tarik Balanced Scorecard adalah kemampuannya untuk mencakup
metrik tradisional keuangan dan ukuran kinerja non-keuangan dalam kapasitas

pelaporan. Kaplan dan Norton membedakan keuangan (finansial), proses bisnis
internal, pelanggan dan permbelajaran dan pertumbuhan. Pada proses organisasi
penting untuk keseluruhan strategi. Namun ada keterbatasan dalam metode ini
ketika digunakan untuk penyelarasan strategi dan perencanaan. Metode ini tidak
memberikan bobot untuk indikator kinerja dan juga tidak memberitahu
manajemen kontribusi masing-masing indikator kinerja dalam pencapaian tujuan
perusahaan untuk menangani hal ini maka Balanced Scorecard perlu
diintegrasikan dengan metode pengambilan keputusan. Penggunaan Analytical
Network Process akan memberitahu dalam penanganan keterbatasan tersebut

sehingga bobot dari perhitungan Analytical Network Process dapat membantu

Universitas Sumatera Utara

memberikan informasi mengenai perspektif mana yang diprioritaskan untuk
diperbaiki.
Analitical Network Process (ANP) merupakan pendekatan baru metode

kualitatif. Diperkenalkan Profesor Thomas Saaty pakar riset dari Pittsburgh
University, dimaksudkan untuk menggantikan metode Analitycal Hierarchy

Process. Kelebihan ANP dari metodologi yang lain adalah kemampuaannya

melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam hierarki atau
jaringan. ANP digunakan untuk melakukan perbandingan berpasangan dan untuk
mengetahui hubungan ketergantungan pada perspektif.
1

Penelitian mengenai Balanced Scorecard dan ANP pernah dilakukan

dalam beberapa jurnal ilmiah. Penelitian yang berjudul “Green Transport
Balanced Scorecard Model with Analytical Network Process Support” yang

dilakukan David Stas, Radim Lenort, Pavel Wicher dan David Houlman (2015)
SKODA AUTO University, Czech Republic. Pada penelitian ini dibahas tentang
perancangan sebuah kerangka kerja untuk menciptakan transportasi ramah
lingkungan dan rantai pasokan menggunakan metode pengambilan keputusan
pada Industri Otomotif Eropa. Penelitian ini dilakukan dengan menyusun strategi
transportasi ramah lingkungan dan rantai pasokan yang akan digunakan untuk
pengukuran dari masing-masing perspektif Balanced Scorecard yaitu Finansial,
Proses Bisnis Internal, Pembelajaran dan Pertumbuhan dan Pelanggan. Untuk

pengambilan keputusan menggunakan ANP. Dengan menggunakan Software
Super Decision untuk metode ANP agar medapatkan bobot global dari semua
1

David Stas, Radim Lenort and David Holman, “Green Transport Balanced Scorecard Model
with Analytical Network Process Support”, Sustainability 2015, 7, 15243-15261; doi:
10.3390/su71115243.

Universitas Sumatera Utara

hubungan.

2

Selanjutnya dalam penelitian yang berjudul “Measuring the

Performance of Knowledge Resources Using A Value Perspective : Integrating
BSC and ANP ” yang dilakukan YAOGUANG HU Jingqian Wen Yan Yan (2015).

Pada penelitian ini mengusulkan kerangka yang mengintegrasikan ANP dan

Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja sumber daya pengetahuan dalam

sebuah organisasi. Penelitian ini dilakukan dalam industri penerbangan khususnya
penelitian dan pengembangan pesawat ruang angkasa. Untuk tetap bersaing
sebuah organisasi harus mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Penyusunan
struktur jaringan menerapkan metodologi ANP untuk pengukuran kinerja dari
perspektif Balanced Scorecard yaitu Pelanggan, Proses Bisnis Internal, Inovasi
dan

Pembelajaran,

dan

Finansial.

Kemudian

penyusunan

perbandingan


berpasangan untuk pengukuran kinerja sumber daya pengetahuan. Kesimpulan
yang diperoleh adalah bobot kinerja dari pengukuran sumber daya yaitu K1, K2,
K3, K4 dan K5. Kemudian diberikan usulan perbaikan untuk peningkatan kinerja
dari masing-masing kriteria dan akan berpengaruh terhadap perspektif dalam
Balanced Scorecard.

Hasil dari kedua penelitian ini menjadi alasan bahwa permasalahan yang
dihadapi perusahaan dapat diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama.

2

YAOGUANG HU Jingqian Wen Yan Yan, “Measuring the Performance of Knowledge
Resources Using A Value Perspective : Integrating BSC and ANP ”, Journal of Knowledge
Management (2015), Vol. 19 Iss 6 pp.

Universitas Sumatera Utara

1.2.


Perumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi bahasan utama dalam penelitian adalah

melakukan pengukuran kinerja PT. CPI menggunakan pendekatan Balanced
Scorecard. Balanced Scorecard memandang kinerja dari 4 perspektif yaitu

finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
Metode Balanced Scorecard tidak memberikan bobot untuk indikator kinerja dan
juga tidak memberitahu manajemen kontribusi masing-masing indikator kinerja
dalam pencapaian tujuan perusahaan untuk menangani hal ini maka Balanced
Scorecard

perlu diintegrasikan dengan metode pengambilan keputusan.

Penggunaan Analytical Network Process akan memberitahu dalam penanganan
keterbatasan tersebut sehingga bobot dari perhitungan Analytical Network Process
dapat membantu memberikan informasi mengenai perspektif mana yang
diprioritaskan untuk diperbaiki.

1.3.


Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Melakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced
Scorecard- Analitycal Network Process.

Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama perkuliahan, mampu menemukenali permasalahan yang terdapat di
pabrik untuk dibuatkan solusi dan pemecahan masalah nya, dan menambah

Universitas Sumatera Utara

dan mengembangkan ilmu yang dimiliki mahasiswa sehingga mampu

menghadapi segala masalah di lapangan.
2.

Bagi Fakultas
Menjalin hubungan yang baik antara tempat pelaksanaan tugas sarjana
dengan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan
mengenalkan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara
kepada tempat pelaksanaan tugas sarjana sehingga dapat bersinergi dalam
hal rekrutmen tenaga kerja baru lulusan Universitas Sumatera Utara.

3.

Bagi Perusahaan
Laporan penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan, sehingga perusahaan
dapat mengambil kebijakan untuk menentukan strategi bisnis perusahaan.

1.4.

Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

1.

Pengukuran kinerja dengan empat perspektif yaitu finansial, pelanggan,
proses internal bisnis serta pembelajaran dan perumbuhan.

2.

Data pengamatan yang digunakan adalah data bulan Maret 2016 sampai
Januari 2017.

3.

Variabel penelitian berdasarkan teori Kaplan.
Adapun asumsi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah

sebagai berikut:
1.

Visi, misi, strategi dan kebijakan perusahaan tidak berubah selama
penelitian.

Universitas Sumatera Utara

2.

Responden dalam keadaan normal.

3.

Kondisi perusahaan berjalan normal selama penelitian.

1.5.

Sistematika Penulisan Laporan
Bab I berisi

tentang

pendahuluan,

menguraikan

latar

belakang

permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam
penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. Gambaran umum
perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan
tanggung jawab, jumlah tenaga kerja di PT. CPI diuraikan dalam Bab II. Bab III
berisi teori metode pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced
Scorecard dan Metode ANP (Analitycal Network Process), Metodologi penelitian

dibahas pada Bab IV yang menguraikan tahap-tahap dalam penelitian yaitu
persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, kerangka konseptual, definisi operasional, identifikasi variabel
penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, sumber data, metode
pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data dengan
pendekatan Balanced Scorecard dan Analitycal Network Process, pengolahan
data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Penyelesaian
kendala pada penelitian dibahas pada Bab V yang berisi Pengumpulan dan
Pengolahan Data.
Analisis Pemecahan Masalah dibahas pada Bab VI yang meliputi analisis
pengolahan data, analisis pengolahan Balanced Scorecard dan Analitycal Network

Universitas Sumatera Utara

Process. Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari

hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara