Pengetahuan, Sikap dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Ibu Pascasalin dengan Seksio Sesaria

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN
MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN
SEKSIO SESARIA
Clara Grace Y.A.S*, Siti Saidah Nasution**
*Mahasiswa Keperawatan
**Dosen Keperawatan Maternitas
*Staf Pengajar Keperawatan Maternitas
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Phone: 0857 6307 3355
E-mail: clara_gyas@ymail.com

Abstrak
Mobilisasi dini merupakan salah satu perawatan pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria. Mobilisasi
dini tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini
pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan. Desain penelitian
menggunakan deskriptif korelasi dengan jumlah sampel 34 responden pasien pascasalin dengan seksio
sesaria. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2012. Kuesioner mengkaji data
demografi, pengetahuan, sikap, dan pelakasanaan mobilisasi responden. Hasil penelitian ini dianalisa
berdasarkan uji statistik menggunakan korelasi Spearman. Dari hasil analisa diperoleh bahwa
hubungan pengetahuan mengenai mobilisasi dini dan pelaksanaan mobilisasi dini dengan nilai

p=0,782 (p>0,05), r= -0,049, hubungan sikap mengenai mobilisasi dini dan pelaksanaan mobilisasi
dini dengan nilai p=576 (p>0,05), r= -0,099. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa tidak hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu
pascasalin dengan seksio sesaria. Untuk penelitian selanjutnya dipandang perlu meneliti faktor lain
yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini, misalnya pengalaman, pendidikan, motivasi, dan
intensitas nyeri.

Kata kunci : mobilisasi, pengetahuan, sikap, seksio sesaria
PENDAHULUAN
Seksio sesaria termasuk tindakan
operasi besar pada bagian perut (operasi
besar abdominal). Melahirkan secara sesar
menguras lebih banyak kemampuan tubuh
dan pemulihannya lebih sulit dibandingkan
jika melahirkan secara normal. Setelah
seksio sesaria, selain rasa sakit dari insisi
abdominal dan efek samping anestesi, akan
dirasakan
banyak
ketidaknyamanan.

Kebanyakan wanita membutuhkan masa
pemulihan beberapa minggu sampai
bulanan untuk memulihkan kesehatannya.
Operasi dan anestesi dapat menyebabkan
akumulasi cairan yang dapat menyebabkan
pneunomia sehingga sangat penting untuk
bergerak (Nolan, 2010).
Salah satu konsep dasar perawatan
pada masa nifas atau masa pascasalin
pasien pasca seksio sesaria didapatkan
bahwa mobilisasi dini memberikan

setelah seksio sesaria adalah mobilisasi
dini (Manuaba, 2001). Mobilisasi dini
tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalannya penyembuhan. Secara
psikologis, hal ini memberikan pula
kepercayaan pada klien bahwa dia mulai
merasa sembuh (Mochtar, 1998). Mobilitas
meningkatkan

fungsi
paru-paru,
memperkecil
risiko
pembentukan
gumpalan darah, meningkatkan fungsi
pencernaan, dan menolong saluran
pencernaan agar mulai bekerja lagi
(Cunningham, 2005). Dengan mobilisasi
dini, trombosis vena dan emboli paru
jarang terjadi serta dapat mempengaruhi
penyembuhan luka operasi (Gallagher,
2004).
Pada penelitian sebelumnya oleh
Bariah
(2010),
tentang
efektifitas
mobilisasi dini terhadap penyembuhan
manfaat untuk penyembuhan pasien pasca

seksio sesaria terutama untuk mempercepat

involusi alat kandungan dan penyembuhan
luka operasi.
Kebanyakan ibu pascasalin dengan
seksio sesaria merasa khawatir kalau tubuh
digerakkan pada posisi tertentu pasca
operasi akan mempengaruhi luka operasi
yang masih belum sembuh yang baru saja
selesai dilakukan operasi, juga dikarenakan
rasa nyeri yang dirasakan ibu setelah efek
anestesi hilang. Berdasarkan penjelasan di
atas, penelitian ini penting untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi dini
pada ibu pascasalin dengan seksio sesaria.
Hipotesa dalam penelitian ini adalah
hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada hubungan
pengetahuan
dan

sikap
terhadap
pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu
pascasalin dengan seksio sesaria. Semakin
baik pengetahuan dan sikap ibu tentang
mobilisasi dini maka semakin baik pula
pelaksanaan mobilisasi dini.
METODE
Desain yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat deskriptif korelatif
dengan tujuan untuk mengidentifikasi
hubungan pengetahuan dan sikap ibu
pascasalin dengan seksio sesaria terhadap
pelaksanaan mobilisasi dini. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu yang
menjalani persalinan dengan seksio sesaria
yang dirawat di Ruang V Obgin RSUD dr.
Pirngadi. Jumlah populasi dalam penelitian
ini sebanyak 50 orang. Pengambilan
sampel pada penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Jumlah sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Nursalam
(2008) sehingga didapatkan jumlah
responden sebanyak 34 orang.
Peneliti
menggunakan
alat
pengumpulan data berupa kuesioner.
Kuesioner penelitian ini terdiri dari data
demografi,
kusioner
pengetahuan,
kuesioner sikap dan pertanyaan terbuka
mengenai pelaksanaan mobilisasi dini.
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan teknik komputerisasi, yang
kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan persentase.


Kekuatan hubungan pengetahuan
dan sikap terhadap pelaksanaan mobilisasi
dini diuji dengan menggunakan uji statistik
korelasi Spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik Responden
Karakteristik demografi responden
yang diperoleh dari hasil penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Distribusi
persentasi
responden
Karakteristik
Umur
34
Jumlah anak
1
>1
Pengalaman

seksio sesaria
Tidak
pernah SC
Pernah SC
Tingkat
Pendidikan:
Dasar
Menengah
Tinggi
Penerimaan
Informasi
Pernah
Tidak
pernah

frekuensi
dan
karakteristik

Frekuensi

(n)

Persentase
(%)

25
9

73,5
26,5

11
23

32,4
67,6

13

38,2


21

61,8

5
27
2

14,7
79,4
5,9

32
2

94,1
5,9

Berdasarkan tabel di atas dapat

dilihat bahwa sebagian besar responden
berada pada kelompok usia dalam rentang
20-34 tahun (73,5%), lebih dari setengah
responden memiliki anak lebih dari 1
orang (67,6%), dan lebih banyak
responden memiliki pengalaman seksio
sesaria (61,8%). Mayoritas responden
memiliki tingkat pendidikan menegah
(79,4%) dan lebih dari setengah responden
pernah mendapatkan informasi tentang
mobilisasi dini (94,1%).

Pengetahuan Ibu Pascasalin dengan
Seksio Sesaria Mengenai Mobilisasi Dini
Pengetahuan ibu pascasalin dengan
seksio sesaria mengenai mobilisasi dini
berdasarkan penelitian yang dilakukan di
RSUD dr. Pirngadi Medan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2. Distribusi

frekuensi
dan
persentase pengetahuan ibu
pascasalin dengan seksio
sesaria mengenai mobilisasi
dini (n=34)

Pengetahuan
Kurang baik
Baik
Total

Frekuensi
(n)
16
18
34

Persentase
(%)
47,1
52,9
100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan dalam kategori baik
(52,9%) dan 47,1% ibu memiliki
pengetahuan dalam kategori kurang baik.
Sikap Ibu Pascasalin dengan Seksio
Sesaria Mengenai Mobilisasi Dini
Distribusi sikap ibu pascasalin
dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi
dini berdasarkan penelitian yang dilakukan
di RSUD dr. Pirngadi Medan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3. Distribusi
frekuensi
dan
persentase sikap ibu pascasalin
dengan seksio sesaria mengenai
mobilisasi dini (n=34)
Sikap
Negatif
Positif
Total

Frekuensi (n)
8
26
34

Persentase
(%)
23,5
76,5
100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki sikap yang positif mengenai
mobilisasi dini (76,5%) dan 23,5%
responden memiliki sikap yang negatif
mengenai mobilisasi dini.

Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu
Pascasalin dengan Seksio Sesaria di
RSUD dr. Pirngadi Medan
Distribusi pelaksanaan mobilisasi
dini pada ibu pascasalin dengan seksio
sesaria berdasarkan penelitian yang
dilakukan di RSUD dr. Pirngadi dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Distribusi
frekuensi
dan
persentase
pelaksanaan
mobilisasi
dini
pada
ibu
pascasalin dengan seksio sesaria
(n=34)
Pelaksanaan
Mobilisasi Dini
Dilakukan
Tidak dilakukan
Total

Frekuensi
(n)
20
14
34

Persentase
(%)
58,8
41,2
100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui
bahwa
sebanyak
58,8%
responden melakukan mobilisasi dini dan
sebanyak 41,2 % tidak melakukan
mobilisasi dini.
Analisa
Hubungan
Antara
Pengetahuan Mengenai Mobilisasi Dini
Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Pada Ibu Pascasalin dengan Seksio
Sesaria
Hubungan pengetahuan mengenai
mobilisasi dini terhadap pelaksanaan
mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan
seksio sesaria di RSUD dr. Pringadi
Medan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Hubungan
pengetahuan
mengenai
mobilisasi
dini
terhadap pelaksanaan mobilisasi
dini pada ibu pascasalin dengan
seksio sesaria
Variabel
1
Pengeta
huan

* p> 0,05

Variabel 2

r

p

Pelaksanaan
mobilisasi
dini

-0,049

0,782*

Berdasarkan analisa data yang
dilakukan didapat nilai p sebesar 0,782
(p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat
hubungan bermakna antara pengetahuan
terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada
ibu pascasalin dengan seksio sesaria.
Dengan demikian Ho diterima. Kekuatan
korelasi
(r)
=
-0,049
yang
mengidentifikasikan
bahwa
kekuatan
hubungan antara pengetahuan terhadap
pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu
pascasalin dengan seksio sesaria dalam
kategori sangat lemah. Dengan arah
korelasi negatif (-) dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu
mengenai mobilisasi dini, maka semakin
rendah pelaksanaam mobilisasi dini.
Analisa Hubungan Antara Sikap
mengenai Mobilisasi Dini Terhadap
Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu
Pascasalin dengan Seksio Sesaria
Hubungan
sikap
mengenai
mobilisasi dini terhadap pelaksanaan
mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan
seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi
Medan pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 6. Hubungan
sikap
mengenai
mobilisasi
dini
terhadap
pelaksanaan mobilisasi dini pada
ibu pascasalin dengan seksio
sesaria
Variabel
1
Sikap

Variabel 2

r

p

Pelaksanaan
mobilisasi
dini

-0,099

0,576*

*p> 0,05

Berdasarkan analisa data yang
dilakukan didapat nilai p sebesar 0,576
(p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat
hubungan bermakna antara sikap terhadap
pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu
pascasalin dengan seksio sesaria. Dengan
demikian Ho diterima. Kekuatan korelasi
(r) = -0,099 yang mengidentifikasikan
bahwa kekuatan hubungan antara sikap
terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada

ibu pascasalin dengan seksio sesaria dalam
kategori sangat lemah. Dengan arah
korelasi negatif (-) dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi sikap ibu mengenai
mobilisasi dini, maka semakin rendah
pelaksanaan mobilisasi dini.
Pembahasan
Pengetahuan Ibu Pascasalin dengan
Seksio Sesaria Mengenai Mobilisasi Dini
Dari hasil penelitian diketahui
bahwa tingkat pengetahuan ibu pascasalin
dengan seksio sesaria mengenai mobilisasi
dini di RSUD dr. Pirngadi Medan
mayoritas dalam kategori baik (52,9%),
dan dalam kategori kurang baik sebesar
47,1%. Hal ini menyatakan bahwa
sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang baik tentang tujuan
dilakukannya mobilisasi dini, tahap-tahap
mobilisasi dini, manfaat mobilisasi dini
dan kerugian bila tidak melakukan
mobilisasi dini.
Pengetahuan ibu pascasalin dengan
seksio sesaria tentang mobilisasi dini juga
dipengaruhi jumlah anak dan pengalaman
operasi yang dimiliki oleh responden.
Lebih dari setengah responden memiliki
anak lebih dari 1 orang (67,6%) dan lebih
banyak responden memiliki pengalaman
seksio
sesaria
(61,8%).
Menurut
Notoatmodjo (2007) bahwa terdapat
kecenderungan pengetahuan ibu yang
berparitas tinggi lebih baik dari
pengetahuan ibu yang berparitas rendah.
Berdasarkan pendapat ini peneliti dapat
menyimpulkan
bahwa
pengalaman
persalinan yang ibu alami akan
mempengaruhi pengetahuan ibu tersebut,
terutama ibu yang melahirkan lebih dari
satu kali.
Data
demografi
menunjukkan
tingkat pendidikan responden sebagian
besar (79,4%) berada pada tingkat
pendidikan menengah, dikatakan tingkat
pendidikannya menengah karena sebagian
besar responden dengan latar belakang
SMP dan SMA, 14,7% berada pada tingkat
pendidikan dasar dengan latar belakang
pendidikan SD, dan 5,9% pada tingkat
pendidikan tinggi dengan latar belakang
pendidikan perguruan tinggi. Tingkat
pendidikan merupakan salah satu faktor

yang
memungkinkan
terjadinya
pengetahuan ( Notoatmodjo, 2003).
Faktor eksternal yang merupakan
faktor dominan dalam mempengaruhi
pengetahuan, salah satunya yaitu: akses
terhadap informasi (Notoatmodjo, 2003).
Sebagian besar responden pada penelitian
ini pernah mendapatkan informasi
mengenai mobilisasi dini yaitu 32 orang
(94,1%). Mochtar (1998) menyatakan
bahwa perubahan gerakan dan posisi yang
dilakukan harus diterangkan kepada ibu
atau keluarga yang menungguinya.
Perawat dapat menjelaskan prosedur
pascapartum kepada ibu pascasalin dengan
seksio sesaria untuk membantu ibu
bekerjasama dalam pemulihannya dari
pembedahan (Bobak, 2004).
Sikap Ibu Pascasalin dengan Seksio
Sesaria mengenai Mobilisasi Dini
Dari hasil penelitian diketahui
bahwa sikap ibu pascasalin dengan seksio
sesaria mengenai mobilisasi dini di RSUD
dr. Pirngadi Medan mayoritas memiliki
sikap yang positif (76,5%) dan 23,5% ibu
memiliki sikap yang negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
memiliki respon yang positif terhadap
pentingnya pelaksanaan mobilisasi dini
dalam membantu proses pemulihan ibu
pascasalin dengan seksio sesaria.
Berdasarkan analisa data didapatkan
bahwa dari 18 orang ibu yang memiliki
pengetahuan dalam kategori baik mengenai
mobilisasi dini, yang memiliki sikap yang
positif pula mengenai mobilisasi dini. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo
(2007) bahwa dalam penentuan sikap,
pengetahuan, memegang peranan penting.
Dengan pengetahuan, manusia dapat
mengembangkan apa yang diketahuinya
dan
dapat
mengatasi
kebutuhan
kelangsungan hidup sehingga akan
mempengaruhi
sikap
seseorang
(Noprianto, 2010).
Berdasarkan
data
demografi
responden dapat dilihat bahwa mayoritas
responden berada dalam rentang usia lebih
dari 20 tahun dan sudah memiliki
pengalaman seksio sesaria. Menurut
Purwanto (1998), dengan berkembangnya
intelegensi, bertumbuhnya pengalaman,

sejalan dengan bertambahnya usia, maka
dapat terbentuk sikap tersendiri terhadap
suatu objek.
Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu
Pascasalin dengan Seksio Sesaria
Berdasarkan hasil penelitian pada
ibu pascasalin dengan seksio sesaria di
RSUD dr. Pirngadi Medan didapatkan
bahwa
sebanyak
20
orang
ibu
melaksanakan mobilisasi dini (58,8%) dan
14 orang ibu tidak melaksanakan
mobilisasi
dini
(41,2%).
Menurut
Notoatmodjo (2005), praktik kesehatan
atau tindakan untuk hidup sehat adalah
semua kegiatan atau aktivitas orang dalam
rangka memelihara kesehatan. Tindakan
yang bertujuan membantu ibu memperoleh
kembali kekuatan dan tonus otot sangat
dianjurkan. Mobilisasi dini terbukti
bermanfaat untuk mengurangi insiden
tromboembolisme
dan
mempercepat
pemulihan kekuatan ibu (Bobak, 2004).
Berdasarkan hasil analisa data
didapatkan bahwa terdapat 11 orang ibu
memiliki pengetahuan dalam kategori baik
mengenai mobilisasi dini yang diikuti
dengan sikap yang positif mengenai
mobilisasi dini yang kemudian diikuti
dengan pelaksanaan mobilisasi dini. Secara
teori memang perubahan perilaku atau
mengadopsi perilaku baru itu melalui
proses perubahan : pengetahuan-sikappraktek (Notoatmodjo, 2003).
Mayoritas ibu pascasalin dengan
seksio
sesaria
yang
melaksanakan
mobilisasi dini pernah mendapatkan
informasi mengenai mobilisasi dini.
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku
kesehatan seseorang juga dapat ditentukan
oleh ada tidaknya informasi tentang
kesehatan
memungkinkan
ia
berperilaku/bertindak
atau
tidak
berperilaku/tidak bertindak.
Hubungan antara
Pengetahuan
mengenai Mobilisasi Dini terhadap
Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu
Pascasalin dengan Seksio Sesaria
Pengetahuan akan memberikan
penguatan terhadap individu dalam setiap
mengambil
keputusan
dan
dalam
berperilaku
(Setiawati,
2008).

Ketidaktahuan dan rendahnya tingkat
pengetahuan pasien tentang pentingnya
mobilisasi dini pasca operasi menjadi salah
satu faktor penghambat pelaksanaan
mobilisasi dini (Potter & Perry, 2006).
Hasil analisa statistik dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan bermakna antara
pengetahuan mengenai mobilisasi dini
terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada
ibu pascasalin dengan seksio sesaria di
RSUD dr. Pirngadi Medan. Dari 34
reponden terdapat 20 responden yang
melaksanakan mobilisasi dini dan 14 orang
responden
yang
tidak
melakukan
mobilisasi dini. Pengetahuan responden
yang melakukan mobilisasi dini sebanyak
11 responden dalam kategori baik dan 9
orang dalam kategori kurang baik dan yang
tidak melakukan mobilisasi dini sebanyak
7 orang dalam kategori baik dan 7 orang
dalam kategori kurang baik. Hal ini tidak
sesuai dengan hasil penelitian Noprianto
(2010) yang menyimpulkan bahwa
terdapat
hubungan
antara
tingkat
pengetahuan ibu dengan pelaksanaan
mobilisasi dini post seksio sesaria.
Ibu mengetahui keuntungan dan
manfaat dari mobilisasi dini serta kerugian
jika tidak melaksanakan mobilisasi secara
dini namun belum tentu ibu melaksanakan
mobilisasi dini. Hal ini tidak sejalan
dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang
menyatakan bahwa dengan meningkatnya
pengetahuan seseorang akan menimbulkan
kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan
orang
berperilaku
sesuai
dengan
pengetahuan yang dimiliki.
Hubungan antara Sikap mengenai
Mobilisasi Dini terhadap Pelaksanaan
Mobilisasi Dini pada Ibu Pascasalin
dengan Seksio Sesaria
Analisa data yang dilakukan antara
hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan
mobilisasi dini menunjukkan tidak terdapat
hubungan bermakna antara sikap ibu
mengenai mobilisasi dini terhadap
pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu
pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD
dr. Pirngadi Medan. Dari 34 orang
responden terdapat 20 orang yang
melakukan mobilisasi dini dan 14 orang

yang tidak melakukan mobilisasi dini.
Sikap
responden
yang
melakukan
mobilisasi dini sebanyak 16 orang dalam
kategori positif dan 4 orang dalam kategori
negatif dan yang tidak melakukan
mobilisasi dini sebanyak 10 orang dalam
kategori positif dan 4 orang dalam kategori
negatif. Menurut Notoatmodjo (2003)
sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan
tidak selalu terwujud dalam tindakan
nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa
alasan, antara lain yaitu sikap akan
terwujud dalam tindakan tergantung saat
situasi itu. Dari penelitian-penelitian yang
ada terungkap, meskipun kesadaran dan
pengetahuan
sudah
tinggi
tentang
kesehatan namun praktek (practice) atau
perilaku hidup sehat masyarakat masih
rendah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian dilakukan terhadap ibu
pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD
dr. Pirngadi Medan pada 34 responden
menggambarkan bahwa pengetahuan ibu
pascasalin dengan seksio sesaria mengenai
mobilisasi dini berada dalam kategori baik
sebanyak 52,9%, memiliki sikap yang
positif mengenai mobilisasi dini sebanyak
76,5% dan 58,8% responden melakukan
mobilisasi dini.
Analisa
data
untuk
melihat
hubungan
pengetahuan
terhadap
pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu
pascasalin dengan seksio sesaria didapat
nilai p sebesar 0,774 (p>0,05) yang
menunjukkan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan
terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada
ibu pascasalin dengan seksio sesaria.
Meningkatnya pengetahuan tidak selalu
diikuti oleh perilaku dengan kesadaran
atau motivasi yang kuat dalam pelaksanaan
mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan
seksio sesaria. Ibu mengetahui keuntungan
dan manfaat dari mobilisasi dini serta
kerugian
jika
tidak
melaksanakan
mobilisasi secara dini namun belum tentu
ibu melaksanakan mobilisasi dini.
Analisa
data
untuk
melihat
hubungan sikap terhadap pelaksanaan
mobilisasi dini pada ibu pascasalin dengan

seksio sesaria didapat nilai p sebesar 0,689
(p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara sikap
terhadap pelaksanaan mobilisasi dini.
Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan
tidak selalu terwujud dalam tindakan
nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa
alasan, antara lain yaitu sikap akan
terwujud dalam tindakan tergantung saat
situasi itu.
Saran
Praktik
keperawatan
dapat
menerapkan mobilisasi dini dengan tidak
hanya menganjurkan saja melainkan
memotivasi
dan mendampingi ibu
pascasalin dengan seksio sesaria dalam
melakukan mobilisasi dini.
Peneliti menyarankan penelitian
lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktorfaktor lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu
pascasalin dengan seksio sesaria misalnya
pengalaman, pendidikan, motivasi, atau
intnsitas nyeri. Peneliti juga menyarankan
sebaiknya dilakukan penelitian dengan
populasi yang lebih luas dan jumlah
sampel yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Bariah (2010). Efektifitas mobilisasi dini
terhadap
penyembuhan
pasien
pasca
bedah
seksio
cesaria.
www.repository.usu.ac.id . Diakses
pada tanggal 05 Oktober 2011
Bobak,I.M., Lowdermilk, D.L., Jensen,
M.D.
(2004).
Buku
Ajar
Keperawatan Maternitas, Edisi
Keempat, Volume Kedua . Jakarta :
EGC
Cunningham, dkk. (2005). Obstetri
Williams. Jakarta : EGC
Gallagher, C.M. (2004). Pemulihan
Pascaoperasi Caesar . Jakarta :
Erlangga
Manuaba, I.B. (2001). Kapita Selekta
penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri,
Edisi Kedua. Jakarta : EGC

Nolan, M. (2010). Kelas Bersalin.
Yogyakarta : Golden Books
Notoatmodjo, S.(2003). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
_____(2005).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
_____(2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu
& Seni. Jakarta : Rineka Cipta
_____(2007). Promosi Kesehatan & Ilmu
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Noprianto, R.A. (2010). Hubungan tingkat
pengetahuan dan tingkat pendidikan
ibu dengan pelaksanaan mobilisasi
dini post sectio caesarea di Ruang
Mawar RSUD dr. M. Yunus
Bengkulu
Tahun
2010.
www.saptabakti.ac.id. Diakses pada
tanggal 03 Juli 2012.
Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Potter. P.A. & Perry.A.G. (2005).
Fundamental Keperawatan.Jakarta :
EGC
Purwanto, H. (1998). Pengantar Perilaku
Manusia. Jakarta : EGC
Setiawati, S. (2008). Asuhan Keperawatan
Keluarga . Jakarta : Trans Info
Median