Penataan Sistem Pengatalogan Bahan Perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Cut Nyak Dien Medan

BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi seperti yang telah diketahui secara umum
merupakan salah satu fasilitas yang harus ada pada sebuah perguruan tinggi.
Karena perpustakaan menjadi tempat pencarian dan perolehan sumber informasi
yang dibutuhkan oleh mahasiswa perguruan tinggi dalam kegiatan pembelajaran
dan menunjang kegiatan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Sutarno (2006,
36) pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
Perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Pemakainya adalah
sivitas akademi perguruan tinggi, dan tugas dan fungsinya yang utama
adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).
Dalam buku perpustakaan perguruan tinggi (2004, 3) yang dimaksud
dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi,
politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat. Menurut Sjahrial-Pamuntjak
(2000:5), “Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang tergabung
dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan
universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah
tinggi”.
Setiap perpustakaan pasti memiliki tugasnya masing-masing. Perpustakaan

perguruan tinggi memiliki tugas yang berbeda dengan perpustakaan lainnya.
Menurut Sutarno (2006, 53-54):
Tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah,
memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka,
menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna,
yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.
Selain itu dalam Buku Pedoman DEPDIKNAS (2004, 3) mengenai
perpustakaan perguruan tinggi dikatakan bahwa “tugas perpustakaan perguruan
tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan
perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”.
Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi, merupakan pelaksanaan Tri
Dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
5

Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Mahasiswa datang ke perpustakaan pada dasarnya untuk membaca
literature bagi perkuliahannya. Tidak hanya itu, mereka juga ingin mendapatkan
informasi yang lebih untuk keperluan riset. Disinilah letak tanggungjawab
perpustakaan untuk menyediakan informasi yang diperlukannya, sehingga dengan

koleksi itu akan Nampak efektifitas perpustakaan. Perpustakaan akan gagal dalam
membawakan misinya, apabila koleksinya tak mencukupi sehingga mahasiswa
tidak menemukan apa-apa di perpustakaan.
2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan
perguruan tingginya. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai
visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan.
Menurut Noerhayati (1987, 2), tujuan diselenggarakannya perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi
kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan
informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan
informasi, pemanfaatan informasi, dan penyebarluasan informasi. Selaras dengan
pernyataan di atas, menurut pendapat Sulistyo Basuki (1993, 52), tujuan
perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut.
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya
staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja
administrasi perguruan tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis,
artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca
sarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan.
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis
pengguna.
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan
perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.
Menurut Syihabuddin Qalyubi (2007, 11), tujuan perpustakaan perguruan
tinggi yaitu untuk: (1) memenuhi keperluan informasi pelajar dan mahasiswa, (2)
menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis, (3)
menyediakan ruangan untuk pengguna, (4) menyediakan jasa peminjaman
danmenyediakan jasa informasi aktif bagi pengguna.

6

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk
mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan
dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah bagi masyarakat perguruan
tinggi tersebut agar pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi berjalan

dengan lancar dan semakin berkualitas.
2.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 27) sebagai unsur
penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan
perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi yaitu:
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, dan oleh
karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran
dalam setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan
materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh
pencari
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang
paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di
perpustakaan
perguruan

tinggi
yang
mutlak,
dikarenakan
pengaplikasiannya dipakai untuk kepentingan pembangunan masyarakat
dalam berbagai bidang
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang bersifat rekreatif yang
berarti untuk membangun dan mengembangkan kreativitas , minat, dan
daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang
dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan
staf non akademika.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan
yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interprestasi
Perpustakaan ini sudah seharusnya memiliki kajian dan memberikan nilai
tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk

membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
7

Universitas Sumatera Utara

2.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun
kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat
pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun
masyarakat luar kampus.
Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 3), tugas perpustakaan
perguruan tinggi adalah :
1.
2.
3.
4.

Mengembangkan koleksi
Mengolah dan merawat bahan perpustakaan
Memberi layanan

Melaksanakan administrasi perpustakaan.
Menurut Yuven (2010, 2), tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat

dirinci sebagai berikut:
1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan
bahanbahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran
2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas
dalam rangka studi
3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang
diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha
menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti.
4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik
berupa tercetak maupun tidak tercetak.
5. Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses
perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan
lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan
kebutuhan informasi yang diperlukan.
Menurut Sjahrial Pamuntjak (2000, 5) menyatakan “tugas perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk melayani keperluan mahasiswa dari tingkat
persiapan sampai pada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan

menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti
yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan”.
2.5 Koleksi Perpustakaan
Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan
tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya
koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan
setiap program studi dari perguruan tinggi tersebut. demi terwujudnya
8

Universitas Sumatera Utara

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan
informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi,
Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan
bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi di
mana perpustakaan berada.
Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi-koleksinya
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan
pengetahuan ilmiah lainya, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademi
masyarakat perguruan tinggi tersebut.

2.5.1

Pengertian Koleksi
Darmono (2001, 60) “Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi

dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak
tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta)”.
2.5.2

Fungsi Koleksi
Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang

dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 30)
bahwa fungsi koleksi adalah:
1. Fungsi pendidikan
Untuk Menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan
mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan
tingkat program yang ada.
2. Fungsi penelitian
Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan

menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan
kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
3. Fungsi referensi
Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan
bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang
diperlukan untuk menelusur informasi.
4. Fungsi umum
Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi
masyarakat di sekitarnya, fungsi ini berhubungan dengan program
pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil
budaya manusia yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian,
referensi dan umum. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah
unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan
terencana.
9

Universitas Sumatera Utara

2.5.3


Bentuk-Bentuk Koleksi
Menurut Massofa (2008, 1), “beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup

dalam koleksi perpustakaan yaitu (1) karya cetak, (2) karya noncetak; (3) bentuk
mikro; dan (4) karya dalam bentuk elektronik.”
1.

Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam

bentuk cetak, seperti:
a. Buku, adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang
palingutama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar
UNESCO tebalbuku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun
jaket buku.Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009, 23), menyatakan
ciri-ciri buku adalah sebagai berikut:
1) Isinya membahas satu permasalahan pokok, kalaupun terdiri dari
beberapa makalah (misalnya dalam prosiding seminar) maka semua
makalah berhubungan dengan tema pokok dari seminar tersebut, 2)
Berjilid, 3) Mempunyai halaman judul, 4) Terdapat daftar isi, 5) Teks yang
dibagi dalam bab-bab, 6) Terdapat lembar pendahuluan dan/atau kata
pengantar, 7) Terbit dalam satu jilid atau beberapa volume dengan bentuk
jilid sama, 8) Umumnya memiliki ISBN (International Standard Book
Number).
b. Terbitan berseri, dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009, 25),
menyatakan contoh-contoh terbitan berseri adalah:
1) Majalah, magazin, buletin, warta, journal, newsletter, warkat warta,
risalah
2) laporan tahunan, bulanan, mingguan
3) Buku tahunan, yearbook
4) Serial
5) Seri monograf, monograf berseri
Ciri-Ciri terbitan berseri adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan
Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume,
Umumnya berjangka waktu terbit (frekuensi) tertentu
Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal
Terdapat halaman editor/redaksi
Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat.

2. Karya Noncetak
Menurut Siregar (1999), menyatakan karya noncetak adalah hasil
pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau
10

Universitas Sumatera Utara

majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video,
rekaman gambar dan sebagainya.
Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku,
ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis,
diantaranya adalah sebaga berikut :
a. Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan
piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah
buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
b. Gambar hidup dan rekaman video, gambar hidup dan rekaman suara
terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi
juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai,
dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.
c. Bahan Grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang
dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik
dan sebagainya) dan yang harus dilihat denganbantuan alat (misalnya
slide, transparansi, dan filmstrip.
3. Bentuk Mikro
Menurut Siregar (1999), menyatakan bentuk mikro adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan
media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai
alat yang dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak
dimasukkan bahan noncetak.
Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan
tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk
mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
1. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran
film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
2. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x
148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
3. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam
kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis.

11

Universitas Sumatera Utara

4. Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke
dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk
membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan
sebagainya.
Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang
dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang
dengan merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat
informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga.
Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang
sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.
Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004,
38) menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan perguruan
tinggi adalah sebagai berikut;
1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang
diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.
2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi
kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan,
kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain..
3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan
pemakai selain dari bidang studi dasar.
4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.
5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana
perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya.
6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat
umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi
yang bersangkutan.
7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan,
seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan
sebagainya.
8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape,
kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).
2.6 Pengatalogan Bahan Perpustakaan
Kegiatan pengkatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua
kegiatan:
1. Pengkatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka

12

Universitas Sumatera Utara

(judul, pengarang, impresum, kolasi, catatan, dll), kegiatannya berupa
membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan
tambahan, pedomannya antara lain AACR dan ISBD;
2. Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek
atau topik yang dibahas), mengadakan analisis subyek dan menentukan
notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar
tajuk subyek dan tesaurus. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman
bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas
bahan pustaka.

PENGATALOGAN

Pengkatalogan deskriptif

Pengindeksan subyek

Fisik bahan pustaka

Isi bahan pustaka

Deskripsi bibliografi

Analisis subyek

Tajuk entri utama

Penerjemahan menjadi tajuk
subyek/ atau atau no.kelas

Tajuk entri tambahan

Pedoman

Pedoman;

AACR

1. Bagan klasifikasi

ISBN

Cantuman bibliografis/
catalog/ wakil ringkas
bahan pustaka

2. DaftarTajuk
subyek
3. Thesaurus

Gambar 2.1. Bagan sistem kerja pengatalogan

13

Universitas Sumatera Utara

2.6.1 Pengkatalogan Deskriptif
1. Susunan Deskripsi
1. Judul dan pernyataan kepengarangan
2. Edisi
3. Penerbitan atau impresum
4. Deskripsi fisik
5. Seri
6. Catatan
7. Nomor standar (ISBN)
2.

Sumber Informasi Utama
Deskripsi bibliografi suatu bahan pustaka seperti judul, pengarang,

penerbit, dan sebagainya merupakan bagian yang akan tercantum dalam katalog.
Sumber informasi utama mengenai deskripsi bibliografi itu diambil dari bahan
pustaka yang bersangkutan, misalnyapada buku, brosur atau bahan pustaka
tercetak lainnya, informasi tersebut terdapat di halaman judul dan halaman lain
dari dokumen tersebut. Apabila informasi mengenai deskripsi bahan pustaka tidak
tercantum dalam dokumen, atau diambil dari luar dokumen, ataupun dibuat
sendiri oleh pembuat katalog, maka informasi tersebut dicantumkan dalam tanda
kurung siku.
Tabel 2.1 sumber informasi utama pengatalogan
Daerah

Unsur Informasi

Sumber Informasi Utama

1

Judul dan Kepengarangan

Halaman Judul

2

Edisi

3

Impresium

4

Kolasi

5

Seri Monograf

6

Catatan

7

ISBN

Halaman Judul dan Halaman
Permulaan Lainnya
Halaman Judul dan Halaman
Permulaan Lainnya
Terbitan itu Sendiri (dari halaman
mana saja pada terbitan tersebut
Terbitan itu Sendiri (dari halaman
mana saja pada terbitan tersebut
Terbitan itu Sendiri atau dari Luar
Terbitan
Terbitan itu Sendiri

14

Universitas Sumatera Utara

3. Singkatan
Beberapa informasi dalam deskripsi bibliografi dapat ditulis dalam bentuk
singkatan. Singkatan yang digunakan dalam deskripsi bibliografi harus konsisten,
berikut adalahsingkatan yang sering digunakan.
Tabel 2.2 singkatan dalam deskripsi bibliografi
Daerah

Singkatan

Arti

et al.
Ed.
Eds.
ed.
Rev.
s.l.

1
2

3

et alli (dan lainnya)
editor
editor lebih dari satu
Edisi
revisi
sine loco (tempa terbit/ cetak
tidak diketahui)
sine nomine (nama penerbit/
perctakan tidak diketahui)
illustrasi
ilustrasi
sentimeter
halaman
pagina/ page

s.n.
ill.
Ilus
cm.
hlm.
p.

4

4. Tanda Baca
Penulisan setiap daerah deskripsi bibliografi didahului oleh tanda baca
yaitu: titik,spasi, tanda pisah, tanda pisah (. --), dan di dalam setiap daerah
terdapat pula tanda bacayang telahditentukan. Berikut ini uraian susunan deskripsi
dan tanda bacanya:
1. Daerah judul dan pernyataan kepengarangan
Tabel 2.3 tanda baca daerah judul dan kepengarangan
Tanda Baca

Unsur Deskripsi Bibliografi

:

Judul Utama/ judul Pokok
Anak Judul

=

Judul sejajar

/

Pernyataan kepengarangan yang pertama

,

Pernyataan kepengarangan yang kedua dan selanjutnya yang
sama peran dan kontribusinya
15

Universitas Sumatera Utara

Pernyataan kepengarangan berikutnya yang berbeda peran
dan kontribusinya

;

2. Daerah Edisi
Tabel 2.4 tanda baca daerah edisi
Tanda Baca
. -/

Unsur Deskripsi Bibliografi
Tempat terbit
Pernyataan kepengarngan sehubungan dengan edisi tersebut

3. Daerah Empresium
Tabel 2.5 tanda baca daerah impresium
Tanda Baca
. -:
,

Unsur Deskripsi Bibliografi
Tempat terbit
Nama penerbit
Tahun terbit

4. Daerah Kolasi
Tabel 2.6 tanda baca daerah kolasi
Tanda Baca
. -:
;
+

Unsur Deskripsi Bibliografi
Jumlah halaman
Pernyataan ilustrasi
Ukuran
Bahan yang disertakan

5. Daerah Seri
Tabel 2.7 tanda baca daerah seri
Tanda Baca
. -:
;
+

Unsur Deskripsi Bibliografi
Pernyataan seri/ judul seri
Pernyataan Anak seri
ISSN
Nomor seri

6. Daerah Catatan
Tanpa tanda baca, penulisan pada paragraph baru.
7. Daerah ISBN dan Harga
Tanpa tanda baca, penulisan pada paragraph baru.
16

Universitas Sumatera Utara

5. Pola Deskripsi Bibliografi
Uraian deskripsi bibliografi disajikan dalam berbagai macam pola, yaitu
cara penulisan bagian-bagian daerah deskripsi bibliografi yang berkaitan dengan
pengaturan dan pembagian paragraf. Umumnya terdapat dua pola, yaitu:
1. Pola berparagraf yng digunakan untuk penulisan katalog dengan tajuk
entri utama pada pengarang atau badan korporasi. Berikut contohnya:
2. entri utama
Tajuk
Judul utama : anak judul = Judul sejajar : anak judul sejajar /
3.
Pernyataan kepengarangan pertama, pernyataan kepengarangan kedua, dst.
4.
dengan
kontribusi sama ; kepengarangan pertama dengan kontribusi
berbeda,
kepengarangan kedua, dst. Dengan kontribusi berbeda. -- Edisi /
5.
Pernyataan kepengarangan sehubungan dengan edisi. -- Tempat terbit :
6. penerbit,
Nama
Tahun
7. terbit.
Jumlah halaman : pernyataan ilustrasi ; ukuran buku + Lampiran.
8.
(Pernyataan
seri : anak seri, ISSN ; nomor seri)
9.
Catatan
10.
ISBN
11.
Subjek
Jejakan
12.
13.

2. Pola indensi menggantung, yang digunakan untuk penulisan katalog
dengan judul sebagai tajuk entri utama.Dua pola tersebut banyak
digunakan oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, yaituseperti
contoh berikut:
Judul sebagai tajuk entri utama
Tajuk entri utama
Judul utama : anak judul = Judul sejajar : anak judul sejajar /
Pernyataan kepengarangan pertama, pernyataan kepengarangan
kedua, dst. dengan kontribusi sama ; kepengarangan pertama
dengan kontribusi berbeda, kepengarangan kedua, dst. Dengan
kontribusi berbeda. -- Edisi / Pernyataan kepengarangan
sehubungan dengan edisi. -- Tempat terbit : Nama penerbit,
Tahun terbit.
Jumlah halaman : pernyataan ilustrasi ; ukuran buku + Lampiran.
(Pernyataan seri : anak seri, ISSN ; nomor seri)
Catatan
ISBN

17

Subjek
Jejakan
Universitas Sumatera Utara

Daerah Deskripsi Bahan Pustaka
1. Daerah Judul dan Pernyataan Penanggungjawab/KepengaranganDaerah ini
memuat informasi tentang judul utama/judul pokok dari suatu karya,judul
sejajar/paralel yang merupakan judul terjemahan dan anak judul (apabila ada
padahalaman judul).
a. Judul utama / judul pokok
a.1. Cantumkan judul utama seperti apa yang tercantum pada sumber
informasi utama, kecuali tanda baca dan huruf kapital disesuaikan
dengan yang berlaku.
Contoh:
The big money
Sensus penduduk 1971
Pemberantasan hama padi
a.2. Jika judul utama terdiri dari nama orang atau badan korporasi yang
bertanggung jawab atas karya tersebut, maka cantumkan nama
tersebut sebagai judul utama
Contoh:
Byron (suatu buku puisi)
a.3. Jika bahan pustaka yang sedang dikatalog merupakan volume, atau
bagian yang terpisah atau suplemen dari suatu penerbitan yang lebih
besar, maka cantumkan judul utama sebagai judul dari karya yang
lebih besar diikuti oleh bagian yang lebih kecil
Contoh:
Petunjuk pengolahan tanah. Buku 1
a.4. Judul utama yang panjang dapat dipersingkat hanya bila tidak
menghilangkan informasi yang penting di dalamnya. Jangan
menghilangkan lima kata pertama dalam judul utama. Nyatakan
penghilangan tersebut dengan tanda penghilangan ( … )
Contoh:
Prosiding seminar nasional klinik teknologi pertanian sebagai basis
…, Manado, 9-10 Juni2004
a.5.

Jika pada sumber informasi utama (halaman judul) suatu bahan
18

Universitas Sumatera Utara

pustaka tidak terdapat judul utama, maka beri judul utama dari
halaman lain atau dibuat sendiri yang dicantumkan dalam kurung
siku
Contoh:
[Petunjuk teknis jagung]
b. Judul Sejajar / Paralel
Jika pada halaman judul suatu bahan pustaka muncul judul dalam dua atau
lebih bahasa, maka tetapkan salah satu sebagai judul utama dan lainnya
sebagai judul sejajar. Penulisan judul sejajar didahului oleh spasi, sama
dengan, spasi ( = )
Contoh:
Pemberantasan hama padi = Pest control on rice
(Catatan: Pest control on rice adalah judul sejajar)
c. Anak judul
c.1 Cantumkan informasi judul lain yang ada pada sumber informasi
utama sebagai anak judul. Apabila anak judul terlalu panjang dapat
diabaikan, tetapi dinyatakan dalamdaerah catatan. Penulisan anak
judul didahului dengan spasi, titik dua, spasi ( : )
Contoh:
AGROVOC : multilingual agricultural thesaurus
(Catatan: multilingual agricultural thesaurus adalah anak judul)
c.2. Jika judul memerlukan penjelasan, maka buat informasi tambahan
ringkas sebagai anak judul yang dituliskan sama dengan bahasa judul
utamanya dan dicantumkan dalam kurung siku
Contoh:
Lokakarya hasil penelitian Badan Litbang Pertanian : [prosiding]
(Catatan: kata prosiding dalam kurung siku adalah informasi
tambahan)
d. Pernyataan penanggungjawab / kepengarangan
d.1. Cantumkan nama orang atau badan korporasi yang bertanggung
jawab atas suatu karya baik sebagai penulis, editor, penyusun,
penterjemah dan sebagainya, sesuai dengan bentuk dan urutan yang
19

Universitas Sumatera Utara

dituliskan/tercantum di sumber informasinya, didahului dengan
spasi, garis miring, spasi ( / )
Contoh:
Angka kemiskinan di Indonesia / Biro Pusat Statistik
Pertumbuhan tanaman tebu di daerah Cirebon / Oleh Anto
Sugiarto
Pemanfaatan lahan sawah / Penyusun Ahmad Ginanjar, Suhaemi;
Editor Edi Suwandi, Marzuki
d.2. Jika nama pengarang, penerbit dan sebagainya merupakan bagian
integral dari judul, maka cantumkan apa adanya dan tidak perlu
diulang pada pernyataan penanggung jawab/kepengarangan.
Contoh:
Lima tahun perjalanan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Padi.
(Catatan: Contoh diatas adalah judul buku, sedangkan nama Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, serta Balai Penelitian Padi
yang juga merupakan nama pengarang tidak dicantumkan lagi di
daerah penanggung jawab)
d.3. Jika pernyataan penanggung jawab tunggal mencantumkan nama
lebih dari tiga orang atau badan korporasi yang mempunyai
kontribusi yang sama, maka tuliskannama yang

pertama dan

hilangkan nama kedua dan seterusnya, diikuti dengan tanda
penghilangan dan keterangan tambahan yang sesuai ( ... [et al.] )
Contoh:
Potensi tebu konsumsi rakyat di Kepulauan Mentawai / oleh Yusri
Gondok ... [et al.]
(Catatan: Buku ditulis oleh Yusri Gondok, Achmad Baihaki,
Solehuddin, dan Samijan) Anthurium reproduction technique with
tissue culture / Harry Smith ... [et al.] ; editedby Nicole.
(Catatan: Buku ditulis oleh Harry Smith, Barry, Samuel dan Nirrine
serta diedit oleh Nicole)
d.4. Gelar, kualifikasi dan sebagainya yang dihubungkan dengan nama
20

Universitas Sumatera Utara

perorangan seperti Prof., Dr., Drs., Ir., M.B.A., M.Si.

dan

sebagainya dihilangkan.
Contoh:
Petunjuk teknis pengembangan koleksi perpustakaan / oleh Surya
Mansyur dan Sulastuti Sophia.
(Catatan: dalam halaman judul tercantum pengarang buku ini
adalah Drs. Surya Mansyur, MLS. dan Dra. Sulastuti Sophia, MS.)
2. Daerah Edisi
Pernyataan edisi dicantumkan seperti yang ada pada sumber informasi utama,
biasanya pada halaman balik judul. Kalau tidak ada edisi maka cetakan
terakhir dapat digunakan.
a. Kata-kata pernyataan edisi diganti dengan singkatan.Singkatan baku yang
digunakan adalah:
Tabel 2.8 Singkatan baku untuk daerah edisi
Pernyataan edisi yang
tercantum
New edition

New ed

Revised edition

Rev. ed

Edited by

Ed. by
rd
3 ed.

Singkatan yang digunakan

Third edition
Edisi kelima

Ed. 5

Cetakan ketiga

Cet. 3

b. Pernyataan penanggung jawab yang sehubungan dengan edisi, tetapi tidak
semuabuku yang dikatalogisasi harus ada penanggung jawab edisi tersebut
Contoh:
Pengantar klasifikasi persepuluhan Dewey / oleh Towa P. Homakonda. -Ed. 5A dictionary of modern English usage / by H.W. Fowler. -- 2nd ed. /
revised by ErnestGowers
3. Daerah Publikasi/ Impresium
Daerah ini memuat informasi tentang tempat terbit, nama penerbit atau
distributor dan sebagainya, dan tahun buku tersebut diterbitkan.
21

Universitas Sumatera Utara

a. Tempat penerbitan, distribusi dan sebagainya
a.1. Cantumkan nama tempat penerbit sebagaimana yang tertera pada
terbitan tersebut.
Contoh:
Jakarta
London
Batavia
a.2. Jika suatu penerbit mempunyai lebih dari 2 tempat, maka cantumkan
nama tempat yang pertama saja, atau boleh juga ditulis nama tempat
yang lainnya apabila diperlukan, ditulis dengan menggunakan tanda
baca titik koma ( ; )
Contoh:
New York ; London
Jakarta ; Semarang
a.3.

Apabila nama tempat penerbit tidak tercantum pada buku yang
dikatalogisasi, tetapi dapat diperkirakan, maka cantumkan tempat
penerbit yang diperkirakan tersebut diikuti dengan tanda tanya dalam
kurung siku.
Contoh:
[Surabaya ?]
[Canberra ?]

a.4. Jika tempat penerbit sama sekali tidak diketahui, maka cantumkan s.l.
(sine loco) dalam kurung siku.
Contoh: [s.l.]
b. Nama Penerbit, distributor dan sebagainya
b.1. Cantumkan nama penerbit, distributor dan sebagainya seperti yang
tercantum dalam sumber informasi didahului oleh tanda spasi, titik
dua, spasi ( : ).
Contoh: Balai Pustaka
b.2. Jika suatu penerbit mempunyai lebih dari 2 tempat, maka cantumkan
nama tempat yang pertama saja, atau boleh juga ditulis yang lainnya
apabila diperlukan.
22

Universitas Sumatera Utara

Contoh:
: MacGraw-Hill
: Penebar Swadaya ; Sumur Bandung
b.3. Cantumkan nama penerbit, distributor dan sebagainya dalam bentuk
singkatan yang sudah baku, dapat dimengerti dan mudah untuk
diidentifikasi.
Contoh:
: UI
: FAO
b.4. Hilangkan kata yang menunjukkan fungsi bentuk perusahaan.
Contoh:
Tabel 2.9 Nama daerah publikasi yang dicantumkan
Nama yang tertera pada sumber
informasi
CV. Sumur Bandung
Da Capo, Inc
UI Press

Nama yang dicantumkan
Sumur Bandung
Da Capo
UI Press

b.5. Jika nama penerbit sama sekali tidak diketahui, maka cantumkan s.n.
(sine nomine)
Contoh: : [s.n.]
c. Tahun terbit, tahun distribusi dan sebagainya
c.1. cantumkan tahun penerbitan, distribusi dan sebagainya dari edisi ke
dalam daerah edisi pada katalog. Jika tidak ada pernyataan edisi,
maka cantumkan tahun penerbitan pertama dari karya yang sedang
dikatalog, dan cantumkan dalam huruf Arab. Penulisan tahun terbit
didahului tanda koma dan spasi (, )
Contoh:
, 2005
, 1990
c.2. Apabila tahun terbit tidak diketahui, maka cantumkan tahun cetak
terakhir atau kalau tidak ada tahun cetak maka cantumkan tahun
copy right yang didahului dengan “c”.
23

Universitas Sumatera Utara

Contoh:

, c 2003

c.3. Apabila tahun terbit, cetak dan copy right tidak diketahui, maka
cantumkan tahun terbit perkiraan diikuti tanda tanya ( ? ), atau
didahului oleh circa (ca.) dan ditulis dalam kurung siku.
Contoh:
, [2000 ?]
, [ca. 2000]
Contoh penulisan pada daerah publikasi / impresum secara lengkap:
Jakarta : Gramedia, 2005
Rome : FAO, 2004?
Surabaya : [s.n.], 1999
New York ; London : MacGraw-Hill, c 1989
Jakarta ; Bandung : Penebar Swadaya ; Sumur Bandung, 2000
4. Daerah kolasi / deskripsi fisik
Daerah ini memuat informasi tentang jumlah halaman, ilustrasi, ukuran
buku dan keterangan lampiran. Pilih singkatan yang akan digunakan secara
konsisten.
a. Jumlah volume / halaman
a.1. Cantumkan jumlah halaman atau jumlah jilid dari karya yang sedang
dikatalog
Contoh:
324 hal.
27 p.
vii, 57 p.
Hal. A – K (Catatan: penulisan nomor halaman pada dokumen
aslinya memakai huruf)
a.2. Untuk karya yang terdiri dari beberapa jilid dan setiap jilid bernomor
halaman secara berkesinambungan, misalnya jilid I terdiri dari
halaman 1 - 254, jilid II halaman 255 - 523, dan jilid III terdiri dari
halaman 524 – 765. - Apabila perpustakaan memiliki volume
lengkap, maka penulisannya sebagai berikut:
3 jil. (765 p.)
24

Universitas Sumatera Utara

- Apabila perpustakaan tidak memiliki volume lengkap, dan
misalnya hanya memiliki volume II saja, penulisannya sebagai
berikut: p. 255 - 523
a.3. Untuk karya yang terdiri dari beberapa jilid dan masing-masing
jilid dimulai dengan nomor baru, misalnya jilid I terdiri dari
halaman 1 - 54, jilid II halaman 1 - 34, dan jilid III terdiri dari
halaman 1 – 35, maka penulisannya sebagai berikut:
3 jil. (54, 34, 35 p.)
a.4. Jika halaman dari suatu volume tidak bernomor tetapi jumlahnya
mudah diketahui, maka berikan nomor dalam kurung siku, tetapi
jika nomor tidak dapat diketahui, maka cantumkan perkiraan
nomor halaman tanpa kurung siku dan diawali dengan “ca.“
Contoh:
[205] p.
ca. 200 p.
b. Keterangan Ilustrasi
b.1. Gambar, photo, grafik, dan sebagainya, dimasukkan ke dalam ilustrasi,
didahului spasi, titik dua, spasi.
Contoh:
: ill.
: ilus.
b.2. Apabila diperlukan dan dianggap penting, berikan singkatan dari jenis
ilustrasi yang terdapat dalam karya tersebut dengan susunan alphabet
dipisahkan oleh koma
Contoh:

: ill., map, photo

b.3. Cantumkan jumlah ilustrasi apabila jumlah ilustrasi tersebut dapat
diketahui dengan mudah/cepat atau apabila ilustrasi tersebut didaftar
dan ditetapkan nomornya/jumlahnya pada bahan pustaka yang
bersangkutan.
Contoh:
: 48 ill.
: ill., 12 map
25

Universitas Sumatera Utara

b.4. Apabila dokumen tersebut semuanya/didominasi oleh ilustrasi.
Contoh:
: semua ill.

c. Ukuran buku
c.1. Cantumkan ukuran buku dengan mengukur tinggi dari jilid buku
tersebut dalam sentimeter (cm.). Penulisan didahului tanda spasi, titik
koma, spasi (; )
c.2. Apabila buku berukuran konvensional, maka lakukan pembulatan hasil
pengukuran dalam satuan sentimeter terdekat ke atas (misalnya tinggi
buku 20,3 cm., maka cantumkan 21 cm.).
Contoh:
; 21 cm.
; 32 cm.
c.3. Apabila lebar buku kurang dari setengah tinggi buku atau lebih besar
dari tinggi buku, maka cantumkan tinggi x lebar buku tersebut
Contoh:
; 20 x 8 cm.
; 20 x 34 cm.
c.4. Apabila buku terdiri dari beberapa volume/jilid dengan ukuran yang
berbeda, maka cantumkan ukuran buku yang terkecil sampai yang
terbesar.
Contoh:
; 23 - 28 cm.
; 20 - 25 cm.
d. Bahan yang disertakan
d.1. Apabila dokumen dilengkapi dengan bahan yang disertakan, maka
penulisannya didahului oleh spasi, tanda tambah, spasi ( + ).
Contoh:
+ lampiran

26

Universitas Sumatera Utara

d.2. Apabila buku disertai oleh bahan dalam bentuk fisik yang berbeda,
misalnya suatu buku disertai satu set CD atau peta sebagai pelengkap
dari buku tersebut.
Contoh:
+ 1 CD
+ 2 peta
Contoh penulisan pada daerah kolasi / deskripsi fisik secara lengkap:
xii , 256 p. : ill. ; 45 cm.
3 jil. (54, 34, 35 p.) : ill. ; 24-28 cm. + 1 CD

5. Daerah Seri
Daerah ini memuat informasi tentang judul seri, judul sejajar, anak judul
seri, pernyataan penanggung jawab sehubungan dengan seri tersebut, ISSN
yang berhubungan dengan seri tersebut, dan penomoran seri. Daerah ini
dicantumkan dalam tanda kurung biasa.
a. Judul Seri
Apabila dokumen merupakan salah satu seri dan judul seri tertera dalam
dokumen tersebut, maka cantumkan judul seri tersebut yang diawali dengan
tanda kurung buka
Contoh:
(Seri Pengembangan Pertanian)
b. Judul sejajar/paralel
Cantumkan judul sejajar/paralel apabila judul tersebut tertera pada dokumen,
penulisannya didahului oleh spasi, sama dengan, spasi ( = )
Contoh:
= Agriculture Developmental Series
= Biology Series
c. Anak Judul Seri
Cantumkan anak judul seri, apabila tertera pada dokumen. Penulisannya
didahului oleh spasi, titik dua, spasi ( : )
Contoh:
: Buah-buahan
27

Universitas Sumatera Utara

: Binatang
d. Pernyataan Penanggung Jawab
Cantumkan pernyataan penanggung jawab baik orang atau badan korporasi
yang berhubungan dengan seri, yang tertera pada dokumen. Penulisannya
didahului oleh spasi, garis miring, spasi ( /)
Contoh:
/ Surachmat
/ John Smith
e. International Standard Serial Number (ISSN)
Nomor ISSN dicantumkan apabila tertera pada dokumen. Penulisan diawali
oleh koma, spasi (, ) dan singkatan huruf ISSN disertakan
Contoh:
, ISSN 0306 1108
, ISSN 1410-637X
f. Nomor Seri
Cantumkan nomor seri dari dokumen apabila nomor tersebut tertera pada
dokumen yang dikatalogisasi. Gunakan singkatan baku, seperti “no” untuk
nomor atau “jil.” Untuk jilid, dan cantumkan penomoran dalam angka arab.
Penulisan didahului dengan spasi, titik koma, spasi dan akhiri dengan kurung
tutup.
Contoh:
; 6)
; no. 12)
Contoh penulisan pada daerah seri secara lengkap:
(Seri Biologi : Binatang ; no. 12)
(Seri pengembangan pertanian = Agriculture Developmental Series : Buahbuahan / Surachmat, ISSN 0306 1108 ; 6)
6. Daerah Catatan
Daerah ini memuat informasi yang dianggap perlu dikemukakan untuk
memperjelas atau menambah keterangan tentang setiap daerah deskripsi
bibliografis, dan susunan informasi mengikuti urutan daerah. Informasi yang
biasa diberikan dalam daerah catatan adalah:
28

Universitas Sumatera Utara

a. Judul dan kepengarangan
Contoh:
Judul asli : Three notable stories
Terjemahan dari: Three notable stories
Thesis (MS) - Institut Teknologi Bandung, 2006
b.

Edisi
Contoh:
Edisi revisi dari: The portable Dorothy Parker
Cetak ulang dari Ekonomi dan keuangan

c. Kolasi
Contoh:
Terdiri dari 2 jilid, Jilid 1 : Botani, Jilid 2 : Zoology
Dilengkapi dengan 1 CD yang dikemas terpisah
d.

Impresum/penerbitan
Contoh:
Terbit juga di Bandung oleh Sumur Bandung tahun 1999
e. Isi dokumen / Catatan tambahan
Contoh:
Bibliografi : hal. 25 - 30
Termasuk bibliografi
256/Ref/2005 (Catatan : Nomor ini menunjukkan nomor induk buku)
633.18 (Catatan : Nomor ini menunjukkan notasi klasifikasi)

7. Daerah ISBN dan Harga
International Standard Book Number (ISBN) tidak selalu dimiliki oleh setiap
dokumen. Cantumkan nomor standard tersebut apabila terdapat pada dokumen.
Apabila dalam dokumen tersebut terdapat satu atau lebih ISBN, cantumkan
salah satu ISBN yang khusus untuk dokumen yang sedang dikatalogisasi
sesuai dengan yang tertulis.
a.

ISBN
Contoh:
ISBN 0853-7654-00
29

Universitas Sumatera Utara

ISBN 0543-7890-00
b.

Harga
Informasi tentang harga dokumen boleh dicantumkan, namun apabila tidak
diperlukan pencantumkan juga tidak menjadi masalah
Contoh:
ISBN 0853-7654-00 : Rp. 55.000
ISBN 0543-7890-00 : Rp. 74.500

2.6.2 Pengkatalogan Subyek
Dalam penentuan subyek buku atau bahan pustaka lainnya diperlukan
analisis subyek yang akurat dengan dibantu sarana daftar tajuk subyek
komprehensif, sedangkan dalam katalogisasi proses pembuatan tajuk subyek
disebut mengkatalog subyek. Pengatalogan subjek bertujuan menggunakan katakata (istilah) yang seragam untuk bahan pustaka perpustakaan mengenai subyek
tertentu. Subyek adalah topik yang merupakan kandungan informasi (content)
dalam buku, pita video, dan bentuk rekaman lainnya yang terdapat pada koleksi
perpustakaan. Sedangkan tajuk subjek adalah kata (-kata) yang digunakan dalam
katalog perpustakaan untuk meringkas kandungan informasi tersebut.
Istilah tajuk subyek dapat juga diartikan sebagai suatu istilah atau kosa
kata yang terkendali dan berstruktur untuk menyatakan suatu konsep subyek
bahan pustaka. Sebagai kosa kata atau frase, karena tidak selalu terdiri atas satu
suku kata, melainkan dapat berbentuk dua atau lebih suku kata, tetapi bukan suatu
kalimat. Dikatakan terkendali karena diarahkan untuk menggunakan istilah yang
tetap untuk menyatakan konsep yang sama, meskipun banyak istilah padanannya.
Sedangkan berstruktur karena ada kaitan antara tajuk yang satu dengan tajuk yang
lain, sesuai dengan struktur ilmu dan pengetahuan. Tajuk subjek biasanya
dicantumkan pada bagian awal entri katalog yang disusun dalam catalog subyek
berabjad, baik dalam katalog bentuk kartu, bentuk buku, bentuk mikro, maupun
OPAC (Online Public Access Katalog). Pada makalah ini akan di bahas
bagaimana cara analisis subyek dan bagaiman cara menggunakan tajuk subyek.

30

Universitas Sumatera Utara

1. Analisis Subyek
Kegiatan analisis subyek memerlukan kemampuan yang memadai, sebab
di sinilahpengindeks dituntut kemampuannya untuk menentukan subyek apa yang
dikandung dalambahan pustaka yang diolah. Ada tiga hal yang mendasar perlu
dikenali pengindeks dalammenganalisis subyek yakni jenis konsep dan jenis
subyek. Dengan mengenali ketiga haltersebut akan membantu dalam menetapkan
pada atau dalam subyek apa suatu dokumenditempatkan. Berikut akan dibahas
ketiga hal tersebut secara ringkas.
2. Jenis Konsep
Dalam satu bahan pustaka dapat dibedakan tiga jenis konsep yaitu:
1. Disiplin Ilmu, yaitu istilah yang digunakan untuk satu bidang atau
cabang ilmu pengetahuan. Disiplin ilmu dapat dibedakan menjadi 2
kategori:
a. Disiplin Fundamental. Meliputi bagian-bagian utama ilmu
pengetahuan.

Oleh

para

ahli

disiplin

fundamental

dikelompokkan menjadi 3 yakni ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu
pengetahuan alam, dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
b. Sub disiplin, merupakan bidang spesial dalam satu disiplin
fundamental.
Misalnya dalam disiplin ilmu

fundamental

alam, sub

disiplinnya terdiri atas fisika, kimia, biologi, dsb.
2. Fenomena (topik yang dibahas), merupakan wujud/benda yang menjadi
objek kajian dari disiplin ilmu.
Misalnya pendidikan remaja. “Pendidikan” merupakan konsep disiplin
ilmu, sedangkan “remaja” adalah fenomena yang menjadi objek atau
sasarannya.
3. Bentuk, ialah cara bagaimana suatu subyek dasajikan. Dibedakan
menjadi 3 jenis:
a. Bentuk Fisik, yakni medium atau sarana yang digunakan dalam
menyajikan suatu subyek. Misalnya dalam bentuk buku, majalah,
pita rekaman, dsb.

31

Universitas Sumatera Utara

b.

Bentuk

Penyajian,

yang

menunjukkan

pengaturan

atau

organisasi isi bahan pustaka.
Ada tiga bentuk penyajian, yaitu:
1. Menggunakan lambang-lambang dalam penyajiannya seperti
bahasa, gambar, dll.
2. Memperhatikan

tata

susunan

tertentu

misalnya

abjad,

kronologis, sistematis, dsb.
3. Menyajikannya untuk kelimpok tertentu, misalnya bahasa
Inggris untuk pemula, Psikologi untuk ibu rumah tangga.
c. Bentuk

intelektual,

yaitu

aspek

yang

ditekankan

dalam

pembahasan suatu subyek.
Misalnya “Filsafat Sejarah” disini yang menjadi subyeknya
adalah sejarah sedangkan filsafat adalah bentuk intelektual.
3. Jenis Subyek
Dalam kegiatan analisis subyek dokumen terdapat dalam bermacammacam jenis subyek.Secara umum digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Subyek Dasar, yaitu subyek yang hanya terdiri dari satu disiplin ilmu
atau sub disiplin ilmu saja.
Misalnya: “Pengantar Ekonomi”, yaitu menjadi subyek dasaranya
“Ekonomi”.
2. Subyek Sederhana, yaitu subyek yang hanya terdiri dari satu faset yang
berasal dari satu subyek dasar (Faset ialah sub kelompok klas yang
terjadi disebabkan oleh satu cirri pembagian. Tiap bidang ilmu
mempunyai faset yang khas sedangkan fokus ialah anggota dari satu
faset).
Misalnya “Pengantar ekonomi Pancasila” terdiri dari “subyek dasar
ekonomi” dan faset “Pancasila”.
3. Subyek Majemuk, yaitu subyek yang teridiri dari subyek dasar disertai
fokus dari dua atau lebih fasaet.
Misalnya: “Hukum adat di Indonesia”. Subyek dasarnya yaitu “Hukum”
dan dua fasetnya yaitu” Hukum Adat” (faset jenis) dan “Indonesia”
(faset tempat).
32

Universitas Sumatera Utara

4. Subyek Kompleks, yaitu subyek yang terdiri dari dua atau lebih subyek
dasar dan saling berinteraksi antara satu sama lain.
Misalnya “Pengaruh agama Hindu terhadap agama Islam”. Disini
terdapat dua subyek dasar yaitu “Agama Hindu” dan Agama Islam”.
Untuk menentukan subyek yang diutamakan dalam subyek kompleks
terdapat 4 (empat) fase, yaitu:
1. Fase Bias, yaitu suatu subyek yang disajikan untuk kelompok tertentu.
Dalam hal ini subyek yang diutamakan ialah subyek yang disajikan.
Misalnya “Statistik untuk wartawan” subyek yang diutamakan ialah
“Statistik”bukan “wartawan”.
2. Fase Pengaruh, yaitu bila dua atau lebih subyek dasar saling
mempengaruhi antara satu sama lain. Dalam hal ini subyek yang
diutamakan adalah subyek yang dipengaruhi.
Misalnya “pengaruh Abu Merapi terhadap Pertanian di D.I
Yogyakarta”. Disini subyek yang diutamakan ialah “Pertanian” bukan
“Abu Merapi”.
3. Fase Alat, yaitu subyek yang digunakan sebagai alat untuk
menjelaskan atau membahas subyek lain. Disini subyek yang
diutamakan ialah subyek yang dibahas atau dijelaskan.
Misalnya: “Penggunaan alat kimia dalam analisis darah”. Disini yang
diutamakan adalah “Darah” bukan “Kimia”.
4. Fase Perbandingan, yaitu dalam satu dokumen/bahan pustaka terdapat
berbagai subyek tanpa ada hubungannya antara satu sama lain. Untuk
menentukan subyek mana yang akan diutamakan, ketentuannya
sebagai berikut:
1. Pada subyek yang dibahas lebih banyak.
Misalnya: “Islam dan Ilmu Pengetahuan”. Jika Islam lebih banyak
dibahas, utamakan subyek “Islam” dan sebaliknya.
2. Pada subyek yang disebut pertama kali.
Misalnya “Perpustakaan dan Masyarakat” ditetapkan pada subyek
“Perpustakaan”
33

Universitas Sumatera Utara

3. Pada subyek yang erat kaitannya dengan jenis perpustakaan atau
pemakaiperpustakaan.
Misalnya “Hukum dan Kedokteran”. Di Fakultas Hukum akan
ditetapkan subyek
“Hukum” dan bila di perpustakaan kedokteran akan ditempatkan
dalam subyek“Kedokteran”.
2. Urutan Sitasi
Agar diperoleh suatu urutan yang baku dan taat azas/konsistensi dalam
penentuansubyek dan (nomor kelas) maka Ranganathan menggunakan konsep
yang dikenal “UrutanSitasi”. Menurutnya ada 5 (lima) faset yang mendasar yang
dikenal dengan akronim P-M-E-S-T, yakni:
P - Personality (Wujud)
M - Matter (Benda)
E - Energy (Kegiatan)
S - Space (Tempat)
T - Time (Waktu)
Contoh:
“Konstruksi Jembatan Beton Tahun 20-an di Indonesia”.
Jembatan - Personality (P)
Beton - Matter (M)
Konstruksi - Energy (E)
Indonesia - Space (S)
Tahun 20-an - Time (T)

3.

Cara Menentukan Subyek
Sebelum pustakawan atau pengindeks dapat menempatkan suatu bahan

pustaka pada kelas atau penggolongan yang sesuai, pustakawan perlu mengetahui
lebih dahulu subyek apa yang dibahas dalam buku tersebut, sudut pandangan yang
dianut penulis serta bentuk penyajiannya. Untuk itu pengindeks perlu mengetahui
bagaimana membaca buku secara “teknis” untuk mengetahui isi buku. Beberapa
langkah untuk mengetahui isi buku secara cepat adalah sebagai berikut:
34

Universitas Sumatera Utara

1. Judul buku tidak selalu mencerminkan isi yang dibahasnya, bahkan
kadang-kadang

membingungkan.

Untuk

itu

perlu

diadakan

pemeriksaan lebih lanjut. Sebagai contoh buku dengan judul Habis
Gelap Terbitlah Terang, Si Hijau Yang Cantik, Gema Tanah Air, tidak
dapat

ditentukan

subyeknya

begitu

saja.

Untuk

memperoleh

keterangan atau petunjuk lebih jauh perlu dilihat anak judul (judul
tambahan), serta judul seri (kalau ada). Namun demikian kadangkadang judul buku dengan mudah memberikan petunjuk tentang
isinya,

seperti

Ekonomi,

Matematika,

Bahasa

Indonesia

dan

sebagainya.
2. Kata pengantar sebuah buku dapat memberikan petunjuk kepada
pengklasir, tentang, maksud dan ide suatu bahan pustaka yang
disampaikan kepada pembaca, dan sasaran masyrakat pembaca. Kata
pengantar biasanya dibuat oleh pengarang. Tetapi ada kalanya dibuat
oleh ahli dalam bidangnya atas pemintaan pengarang.
3. Daftar isi sebuah buku merupakan petunjuk yang dapat dipercaya
tentang subyek buku tersebut, karena memuat secara terperinci tentang
pokok bahasan perbab, serta subbab.
4. Bibliografi atau sumber yang dipakai sebagai acuan untuk menyusun
buku dapat petunjuk tentang subyek suatu buku.
5. Pendahuluan suatu buku biasanya memberikan informasi tentang sudut
pandang pengarang tentang subyek, dan ruang lingkup pembahasan.
6. Apabila dari langkah di atas pengklasir belum bisa menemukan subyek
buku maka langkah yang perlu dilakukan adalah membaca teks buku
secara keseluruhan atau sebagian, atau mencari smber informasi dari
timbangan bku pada koran atau majalah ilmiah terpercaya, serta bisa
juga dari katalog penerbit.
7. Meminta pertolongan dari orang yang ahli dalam bidangnya. Ini
merupakan jalan keluar terakhir apabila pengklasir mengalami
kesulitan dalam menentukan subyek buku yang tepat.

35

Universitas Sumatera Utara

4. Deskripsi Indeks
Setelah mengetahui “subyek” suatu bahan pustaka melalui analisis
subyek,selanjutnya menerjemahkan ke dalam kata-kata atau lambang-lambang
yang terdapat dalam Bahasa Indeks (Index Language). Bahasa Indeks merupakan
Bahasa yang terawasi (Control Language) sedangkan hasil dari analisis subyek
disebut dengan Bahasa Alamiah (Natural Language). Kegiatan menerjemahkan ini
merupakan “Deskripsi Indeks” untuk bahan pustaka tersebut. Beberapa sistem
Bahasa Indeks adalah sebagai berikut:
1. Daftar Tajuk Subyek
Yaitu

mendaftarkan

sejumlah

istilah

atau

kata-kata

dengan

memberikan acuan atau penunjukan seperti istilah see, see also, dsb.
Tajuk subyek yaitu frase (kosakata) yang terkendali dan berstruktur
yang digunakan untuk menyatakan topik bahan pustaka. Daftar Tajuk
Subyek misalnya Sears List Subject Headings edited by Barbara M.
Wesby (1997), Pedoman tajuk subyek untuk Perpustakaan (PTSP) oleh
Perpustakaan Nasional RI (1994), Daftar Tajuk Subyek untuk
Perpustakaan, Edisi Ringkas oleh J.N.B. Tairas dan Soekarman K.
(1990), dll.
2. Skema Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri
subyek atau isi pokok persoalan yang dibahas dalam suatu bahan
pustaka. Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan sistem ini
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
1. bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya
berdekatan.
2. dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai
koleksi yang dimiliki dengan melihat