Sistem Pengatalogan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Umum Kota Medan

(1)

SISTEM PENGATALOGAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Disusun Oleh :

ERSIDTO DOMINI SIDABUTAR 102201017

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas karya ini.

Kertas karya ini berjudul “Sistem Pengatalogan Bahan Pustaka pada Perpustakaan Umum Kota Medan”. Penulis berharap kertas karya ini dapat berguna dan memenuhi ekspektasi siapa pun yang membutuhkan informasi di dalam nya, terutama bagi orang yang berkecimpung di dunia perpustakaan.

Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan kertas karya ini kepada kedua orang tua penulis ayahanda Drs. Sukaria Pinem dan ibunda tersayang Erdawaty Tarigan. Terima kasih untuk doa dan kasih sayang kalian kepada penulis yang tak akan pernah bisa terbalas. Semoga Tuhan memberikan tempat terindah untuk kita di surga nanti, Amin

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ishak, S.S, M.Hum , selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan fikirannya untuk memberikan bimbingan yang sangat berguna kepada penulis dalam penyusunan kertas karya ini.

4. Seluruh Staf dan Pengajar atau Dosen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. “The Blacklist” yang terdiri atas : Priay Hasugian, Ersidto Sidabutar, Saddam Daulay, Elpin Zega, my bro Pahri Zuhri, Fernando GTG dan Lamhot


(3)

Harahap, yang telah melewatkan begitu banyak waktu yang indah bersama penulis dalam keadaan suka maupun duka. Kalian akan tetap ada dihati ku. Terima kasih juga untuk momen pendakian gunung sinabung bersama Tety karo, Karya D’iting dan Titir nauli Napitu. Pengalaman yang hebat kawan – kawan. Aku bangga mengenal kalian.

6. Stambuk 010 Terutama Maratul, Lusi syafrina, Melati memet Sucita, Siti Khairina, Kartika Putri, Heru, Tanjung, Ice, Endang br Tarigan, Nanda Balon, Lidi Boreg, Lukas, Lela, Asella, Harum Zakiyah Lubis, Yenni Vierra, dan yang belum disebut namanya, penulis ucapkan terima kasih banyak.

7. Anak stambuk 011 Terutama Arko Hasugian ( buat bantuannya ), Liper Sitanggang, Hasoloan, Junet, Elfrida Sihite, Sinta Sipayung, Rere izurukirae(hehe), Valdez Tarigan, Perjuangan Munthe, Ade ike Sinaga, Adi, Baron, Tuti Hutasoit, Linaaaaaa, Dessi purba, Joko, Asan, Enriko dan yang belum disebutkan namanya penulis ucapkan terima kasih banyak.

8. Stambuk 012 Terutama untuk Karya Ginting, Hadrian Morang, Juan Pranata, Parlindungan, Alar Tumangger, Pedrik, Hendra, Novi Gtg, Wenti, Krastison dan yang belum disebutkan namanya penulis ucapkan terima kasih.

9. Alumni Terutama kak Anita Sinurat, Vina Purba, Kak Novia Pinem, Kak Veronika perangin- angin, Lidya siregar, bg Ridwan, bg Okto sinaga, Kak Rahel, Bag Rizal yang telah memberikan saran.

10.Kepada adek dan teman-teman Terutama Ambron, Juli, Ewin, Iskha Hutajulu, Yando Purba, Sandro Hutabar, Indra Panjaitan terima kasih telah memberikan saran.

Akhir kata penulis berharap semoga kertas karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun akan diterima untuk menyempurnakan kertas karya ini.


(4)

Medan, 1 Febuari 2014 Penulis

Ersidto Domini Sidabutar NIM: 102201017


(5)

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB 1. PEDAHULUAN 1.1Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2Tujuan Penulis ... 3

1.3Ruang lingkup dan Masalah ... 3

1.4Metode pengumpulan Data ... 3

BAB II SISTEM PENGATALOGAN BAHAN PUSTAKA 2.1 Pengertian ... 4

2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog ... 5

2.3 Pengatalokan Bahan Pustaka... 6

2.4 Deskripsi Bibliografi ... 6

2.5 Penentuan Tajuk subjek ... 10

2.6 Penentuan Tajuk Entri Utama ... 11

2.7 Klasifikasi ... 13

2.8 Pengertian Kartu Katalog Secara Manual ... 16

2.9 Penyusunan Kartu Katalog pada Laci Katalog ... 17

2.10 Penyusunan Buku di Rak ... 17

2.11 Katalogan Komputer (OPAC)……….. 18

BAB III SISTEM PENGATALOGAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN 3.1 Sejarah ringkas Perpustakaan Umum Kota Medan ... 20

3.2 3.3 Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Medan ... 21

Visi Dan Misi ... 21

3.4 Katalogisasi di Perpustakaan Umum Kota Medan ... 25

3.5 Pengatalogan bahan pustaka ... 25

3.6 Penentuan Tajuk Entri Utama ... 26


(6)

3.8 Penentuan Tajuk Subjek ... 32

3.9 Klasifikasi ... 33

3.10 Pelabelan (labeling) ... 33

3.11 Penyusunan Buku di Rak ... 36

3.12 Sistem OPAC ..………... 36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN ... 39

4.2 SARAN ... 40

DAFTAR FUSTAKA ... 41 LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat ini sangat mempengaruh terhadap kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan manusia untuk dapat hidup dan bersaing di tengah-tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Perpustakaan merupakan lembaga yang melayani kepentingan umum dan sebagai salah satu sumber informasi yang dapat tersedia dalam berbagai bentuk baik tercetak maupun non tercetak, tergantung dari pencarian informasi yang di sediakan. Sumber informasi dalam bentuk tercetak adalah buku, jurnal, majalah, surat kabar, koran dll. Sedangkan non tercetak adalah slide, microfilim, micrifis, dll. Walaupun informasi tersedia dalam bentuk tercetak dan non tercetak tapi yang penting adalah isi dari nilai sebuah informasinya.

Sumber informasi yang paling mudah ditemui di setiap perpustakaan adalah bentuk tercetak yaitu berbentuk buku. Sebutan lain dari informasi tercetak dan non tercetak pada perpustakaan adalah bahan perpustakaan. Untuk memudahkan pencarian informasi dalam temu balik informasi di perlukan penyusunan dan penataan bahan koleksi perpustakaan. Koleksi-koleksi tersebut harus di sajikan kepada pengguna perpustakaan dengan efektif dan efesien agar dapat digunakan semaksimal mungkin, karena kebutuhan pengguna informasi cenderung semakin meningkat dan kompleks. Perpustakaan harus dapat menyebarkan seluruh informasi yang ada padanya kepada pengguna.

Oleh karena itu, bahan pustaka buku yang merupakan koleksi utama dari perpustakaan yang ada sekarang ini haruslah diorganisir dan disusun secara Sistemmatis agar dapat ditelususri atau ditemu balik oleh pemakai dengan mudah, cepat, dan tepat apa bila diperlukan .

Untuk dapat melakukan temu balik terhadap buku diperlukan suatu sarana penelusuran yang biasa digunakan oleh pengguna. Umumnya pada perpustakaan yang ada di Indonesia sarana temu balik buku di perpustakaan menggunakan kartu


(8)

Katalog. Akan sangat sulit sekali untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan tanpa mengunakan kartu katalog, terutama bila koleksinya sangat banyak.

Mengenai pelayanan, pemeliharaan bahan pustaka dan pengelolahan perpustakaan sudah dilakukan dengan baik. Namun yang menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh perpustakaan ini adalah tentang pengatalokan bukunya, dimana sebagian besar koleksinya tidak diolah tetapi hanya dikelompokan berdasarkan subyek ilmu pengetahuannya saja secara umum. Misalnya kelas 400 : ilmu bahasa, maka seluruh buku yang bersubyek pemakai merasa sulit untuk menemukan kembali buku yang mereka butuhkan.

Bila hal ini tidak ditindaklanjutkan maka akan mengakibatkan pengguna menjadi engan dating keperpustakaan karena merasa sulit untuk menemukan informasi-informasi yang diperlukannya.

Oleh karena itu, sehubungan dengan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk mengobservasi dan memaparkannya dalam bentuk kertas karya. Fokus dalam pengamatan dan pembahasan adalah pengatologan buku di Perpustakaan Umum Kota Medan dan masalah-masalah apa saja yang munkin ditemukan dalam pengatologan. Menyadari pentingnya pengatologan dalam suatu perpustakaan sebagai sarana temu balik kembali informasi dengan cepat, mudah dan tepat dalam suatu perpustakaaan yang sedang berkembang. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis menetapkan judul proposal ini adalah “Sistem Pengatalogan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Umum Kota Medan”.


(9)

1.1Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh manan sistem pengatalogan buku pada Perpustakaan Umum Kota Medan.

2. Untuk mengetahui bagai mana kendala-kendala yang dihadapi Perpustakaan Umum Kota Medan dalam melakukan pengatatogan buku

1.2Ruang Lingkup

Yang menjadi ruang lingkup dari kertas karya ini adalah kegiatan pengatalogan bahan pustaka, mencangkup tajuk sabjek, deskripsi bibliografi, pengklasifikasian dan tajuk entri utama.

1.3Metode Pengumpulan Data

Dalam usaha untuk memperoleh data yang lengkap mengenai perawatan bahan pustaka di Perpustakaan Umum Kota Medan, penulis mengunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Penulis dapat memperoleh data-data yang relevan sesuai dengan topik yang dibahas dalam Kertas Karya ini dan diproleh melaui buku bacaan dan melaui perpustakaan.

2. Observasi

Penulis mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan Umum Kota Medan pada bagian pengatalokan buku, serta men maupun data-data dokumentasi yang diproleh Dari perpustakaan tersebut. selain itu data-data tersebut dilengkapi juga dengan melakukan wawancara langsung dengan staf-staf perpustakaan yang bertanggujawab dalam pengatalokan buku.


(10)

BAB II

SISTEM PENGATALOGAN BAHAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

Katalogisasi atau penatalogan merupakan kegiatan yang utama dalam proses pengolahan buku agar siap dimanfatkan oleh pemakai atau pengguna. kegiatan pengatologan ini dilaksanakan oleh pustakawan yang berkerja pada bidang teknis.

Menurut Sulistyo Basuki ( 1994 : 324 ) pengatologan adalah “proses menyusun entri bagian katalog”.

Sedangkan menurut Soetminah (1992 : 96 ) katalog adalah “daftar pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi bahan pustaka”.

Dari uraian di atas, dapat diyatakan bahwa katalog perpustakaan merupakan suatu daftar buku yang dimiliki suatu perpustakaan dan disusun secara sistemmatis untuk dapat memudahkan pengguna dalam menemukan informasi dari bahan pustaka yang disediakan oleh perpustakaan.

Biasanya katalog memegang peranan penting dalam penelusuran informasi karena katalog memuat keterangan bibliografis tentang sebuah buku mulai dari nama pengarang, judul buku, ( anak judul dan judul tambahan ), edisi. Impresum ( kota terbit, nama penerbit, tahun terbit ), keterangan tentang deskrifsi fisik buku (kolasi) seperti jumblah halaman, keterangan seri, serta catatan-catatan yang dianggap perlu seperti nomor panggil (call namber). Dengan adanya katalog, maka pengguna dapat mengenali bahan pustaka apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan atau dapat digunakan sebagai petunjuk yang dapat membantu pengguna untuk menemukan dan memilih bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan secara cepat dan tepat.


(11)

Secara garis besar, jenis katalog dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu : (a) Katalog abjad (katalog pengarang, katalog judul, katalog subjek, katalog leksikal/diclionary catalogue) (b) katalog klas (Clased catalogue) (c) Alphaberica-clased catalogue, (d) katalog terbagi (divided catalogue) . Sedangkan menurut bentuk fisiknya katalog terdiri dari:

1) “Katalog Kartu

Pada katalog bentuk kartu dengan ukuran 7,5 x 12,5 cm, setiap entri ditulis dalam satu kartu ini kemudian dijajarkan dalam laci lemari katalog 2) Katalog Berkas

Bentuk ini merupakan kumpulan kertas/kartu yang berisi keterangan mengenai katalog. Pada bagian kiri diberi lubang, kemudian diikat atau dijilid

3) Katalog Buku

Pada katalog bentuk buku terdapat sejumblah entri yang tercetak pada setiap halamannya”

2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog

Adapun tujuan pengatalogan menurut Sulistyo Basuki ( 1994 : 316 ) adalah : 1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang ketahui

berdasarkan nama pengarangnya, judulnya, dan subjeknya.

2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu atau dalam jenis literatur tertentu.

3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisnya atau berdasarkan karakternya”.


(12)

Sedangkan yang menjadi fungsi dari pengatalogan menurut Lasa H.S. (1990:23) adalah:

1. Mencacat koleksi yang dimiliki oleh suatu pepustakaan .

2. Memudahkan pembaca dalam mencari bahan pustaka milik perpustakaan itu. 3. Mengembangkan standar-standar bibliografi secara internasional”.

Dari pendapat di atas dapat diyatakan bahwa tujuan dan fungsi dari pengatalogan adalah membantuh dan memudahkan pengguna untuk melakukan temu balik terhadap buku yang dibutuhkannya.

2.3 Pengatalokan Bahan Pustaka

Pengatalokan bahan pustaka merupakan tugas pokok perpustakaan. Kegiatan pengatalokan ini dilaksanakan oleh putakawan bidang pelayanan teknis. Pengatalogan ini mempunyai dua kegiatan penting yang harus dilakukan yaitu, katalogisasi dan klasifikasi. Dengan demikian, proses katalogisasi mencakup kegiatan katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek.

2.4 Deskripsi Bibliografi

Menurut Tairas ( 1981 : 177 ) pengertian “ deskripsi bibliografi adalah satu set data bibliografi dan fisik dari bahan pustaka”. Bagian-bagian dari deskripsi bibliografi dibagi dalam tujuh unsur dimana praturan dasarnya telah ditetapkan dalam ISBD ( M ) (Internasional standard Bibliographic Description For Monographi). ISBD (M) merupakan basis peraturan deskripsi bahan monograf dalam AACR2.

Internasional standard Bibliographic Description For Monographi disingkat ISBD (M) bertujuan memberikan suatu kerangka metode pembuatan yang dapat diteria secara internasional. Menurut Sulistyo Basuki (1993 : 334) ISBD (M) dibuat untuk memenuhi tiga hal utama:


(13)

1. Supaya informasi yang dilakukan oleh suatu negara atau dalam suatu bahasa dapat dengan mudah dikenal di negara lain atau oleh pemakaian yang berbahasa lain

2. Supaya informasi bibliografi yang dikeluarkan oleh suatu negara dapat dicampurkan dengan informasi bibliografi dari negara lain dalam suatu jajaran

3. Supaya informasi bibliografi dicatat dalam bentuk yang mudah dialihkan kebentuk yang dipakai oleh mesin, dengan prediksian sedikit-sedikinya. Untuk semua ini ditemukan suatu cara, sehingga berbagai unsur-unsur suatu informasi bibliografi dapat dengan mudah dialihkan atau dikenali dengan mata biasa maupun dengan mesin tanpa orang harus mengerti isinya.

Alat yang digunakan adalah tanda baca. Setiap daerah dari data bibliografi tersebut dipisahkan dengan tanda baca yaitu tanda titik (.) dan tanda hubungan (.-) dan setiap daerah dibatasi dengan tanda baca yang mudah dimengerti Daerah yang ada dalam deskripsi bibliografi masing-masing adalah :

1. Daerah Judul dan Peryataan Kepengarangan

Dalam daerah judul dan peryataan kepengarangan memuat unsur-unsur judul sebenarnya, judul pararel, keterangan judul dan peryataan kepengarangan. Antara judul sebenarnya dengan judul paralel dibatasi dengan tanda baca sama dengan (=), antara judul sebenarnya dengan keterangan judul dibatasi oleh tanda baca titik dua (:) untuk memperpendek judul digunakan tanda titik tiga (…), untuk memisahkan antara judul dengan peryataan kepengarang ditandai dengan miring (/), apabila pengarang lebih dari tiga orang maka yang dicantumkan hanya pengarang pertama disebut dengan tanda ….(et al), antara pengarang pertama dengan pengarang kedua atau penerjemah, editor digunakan tanda baca titik koma (;).

Contoh : london consequences : a novel /edited by margeret brabble and B.S. Jhonson ; The work Ablemau …( et all ).


(14)

2. Daerah Edisi

Daerah edisi memuat unsur-unsur yang terdiri dari peryataan edisi dan peryataan kepengarangan sehubungan dengan edisi. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antara peryataan kepengarangan dengan edisi adalah tanta titik dan hubungan rengkap (.-) untuk memisahkan antara edisi dengan peryataan kepengarangan sehubungan dengan edisi dipakai tanda garis miring (/) dan untuk memisahkan pengarang dengan pengarang berikutnya sehubungan edisi digunakan tanda baca titik koma (:)

Contoh : a Dictionary of modren english usage/ by J.H Fowle.-2nd Revised by ernest gowers

ed. /

3. Daerah Publikasi

Daerah publikasi memuat unsur-unsur kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antara daerah edisi dengan daerah publikasi adalah tanda baca titik dan garis hubungan rangkap (.-), tanda baca yang digunakan untuk membatasi kota terbit dengan penerbit adalah tanda titik koma (;), untuk membatasi antara penerbit dengan tahun terbit tanda baca yang digunakan adalah koma (,). Sineloco [s.I] digunkan jika kota terbit tidak ada pada dokumen dan sinenomie [s.n] digunakan jika tidak ada pada penertbit dan sineanio [s.a] digunakan jika pada dokumen tidak ada tahun terbit. Jika kota terbit dan penerbit lebih dari satu maka cukup dicatat yaitu yang dianggap utama.

Contoh : the Indian heritage of america / by Alvin M.Josephy.— Batam ed


(15)

4. Daerah Deskripsi Fisik

Dalam daerah deskripsi fisik terdapat unsur-unsur jumblah halaman buku baik yang memakai angka arab dan angka Romawi, peryataan ilustrasi, ukuran buku serta lampiran dan tambahan. Tanda baca yang digunakan untuk membatasi jumblah halaman yang memakai angka Romawi dengan angka arab dipakai tanda baca koma (,) antara angka arab dan peryataan ilustrasi dibatasi dengan tanda baca titik dua (;) untuk membatasi peryataan ilustrasi dengan ukuran buku digunakan tanda baca titik koma (;) dan ukuran dengan lampiran tanda baca yang digunakan adalah tanda tambah (+).

Contoh : xi, 546p.:ill.;30 cm. + 7 maps.

5. Daerah Seri

Daerah seri terdiri dari unsur-unsur peryataan seri, peryataan sub seri dan nomor seri. Tanda baca yang dipakai untuk mengawali daerah seri adalah tanda titik dan garis hubungan rangkap (.--), untuk judul seri dan sub seri dipakai tanda baca titik dua (:), untuk nomor seri dipakai tanda titik koma (;). Setiap seri ditulis dalam tanda kurung biasa (6).

Contoh : (occasional papers / university of Illinions graduate school of Library science ; no. 25)

6. Daerah Catatan

Dalam daerah ini memuat unsur-unsur yang diangap penting untuk diketahui pengguna perpustakaan. Unsur-unsur ini ini tidak tercantum dalam deskripsi bibliografi seperti judul asli karya terjemahan, bentuk karya akademiks, keterangan abstrak, bibliografi, indeks semua yang terdapat pada daerah catatan ini disususn menurut abjad.

Contoh : Bib.p. : 333-232 Indekx p. : 233-245


(16)

7. Daerah Nomor Standar (ISBN) dan Harga

Dalam daerah ini khusus mencatat nomor standar sebuah karya. Untuk bahan pustaka monograf (buku) disebut dengan ISBN ( International Standar Book Number). Kegunaan ISBN untuk mencatat semua terbitan yang ada di seluruh dunia serta digunakan sebagai sarana temu balik informasi. Harga merupakan unsur kedua daerah ISBN dan harga terbitan yang dicantumkan dengan angka serta lambang resmi mata uangnya.

Contoh : ISBN : 987-234-24

2.5 Penentuan Tajuk Subjek

Subjek merupakan tema, topik isi yang dibahas dalam suatu karya oleh pengarang. Isi dari karya tersebut diungkapkan dengan menggunakan istilah atau kata-kata yang dapat mewakili dokumen yang diambil dalam daftar tajuk subjek atau tesaurus. Kegiatan II sering disebut mengindeks.

Menurut Eva Philips dalam buku Membina Perpustakaan (1992) “mengindeks adalah seni menentukan subjek suatu karya, dan mencari istilah yang sama” Untuk subjek itu dalam daftar tajuk subjek”.

Untuk menetukan tajuk subjek bukanlah suatu perkerjaan yang mudah. Oleh sebab itu seorang kataloger harus berpedoman pada daftar tajuk subjek yang telah ditetapkan oleh suatu perpustakaan, agar tidak terjadi kesalahan terhadap judul buku yang sama ditetapkan pada tajuk subjek yang berlainan.

Pedoman untuk penentuan tajuk subjek pada perpustakaan yang umumnya banyak dipakai pedoman Library of Congress Subject Headings (LCSH). Searlist Heading, Daftar Tajuk Subjek indonesia dan lain-lain.


(17)

2.6 Penentuan Tajuk Entri Utama

Dalam proses katalogisasi, hal pertama yang dilakukan adalah membuat konsep entri utama, yang dimaksudkan untuk mengindentifikasikan suatu buku atau karya. Tajuk entri utama ini ditemukan berdasarkan peraturan katalogisasi, yaitu :

a) Praturan menetukan tajuk entri utama monograf. b) Peraturan menentukan tajuk badan penerbit berseri. c) Peraturan menentukan tajuk perorangan.

d) Peraturan menentukan tajuk badan koporasi.

Menurut tairas soekaraman (1981 : 128) entri utama adalah “ uraian katalog lengkap dari suatu bahan yang memberikan semua informasi yang diperlukan untuk mengindentifikasi suatu karya. Dalam katalog kartu entri ini memberikan juga jejakan dari semua entri tambahan yang dibuatkan untuk suatu karya ”. Tajuk entri utama berfungsi untuk menentukan posisi kartu dasar dalam susunan katalog pengarang dan katalog judul, karena pada umumnya katalog pengarang / judul disusun secara abjad. Pada umumnya yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang ( nama orang, badan korporasi, lembaga pemerinta atau swasta ) maupun yang bertangung jawab atas isi dari suatu buku.

Nama orang dapat dijadikan sebagai tajuk apabila orang tersebut yang menjadi penanggung jawab suatu karya ( jumblah pengarangnya tidak lebih dari tiga orang ). Judul suatu karya dapat menjadi tajuk apabila karya tersebut tidak diketahui penanggung jawabnya ( kumpulan karya berada dibawah pimpinan editor atau penyunting dan pengarangnya lebih dari tiga orang ). Badan korporasi atau lembaga dapat menjadi tajuk apabila karya tersebut adalah milik badan, dibiayai oleh badan, isi publikasi merupakan tanggung jawab badan, dan menguraikan kegiatan-kegiatan badan.

Sehubungan dengan hal tersebut, petugas yang mengerjakan katalog harus mengetahui dengan jelas ketentuan apa saja yang digunakan untuk memilih tajuk


(18)

entri utama, agar dipekerjakaannya sempurna, kosisten, dan mudah digunakan. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatiakan dalam memilih tajuk entri utama seperti:

A. Karya pengarang tunggal

Adalah suatu karya yang dikarang oleh suatu pengarang, maka yang menjadi entri utama adalah pengarang itu sendiri.

B. Karya pengarang ganda

Adalah karya yang dikarang lebih dari satu orang pengarang secara bersama-sama. Dalam kepengarangan ini ada beberapa ketentuan yanag dapat dilihat antara lain :

- Apabila karya ditulis oleh dua orang atau tiga orang pengarang maka yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang utama yang disebutkan pertamakali pada halaman judul dan pengarang yang lain dituliskan sebagai tajuk entri halaman.

- Bila suatau karya dikarang oleh tiga orang pangarang tanpa ada pengarang utama, tajuk ditentukan pada pengarang yang disebut pertama kali pada halaman judul.

- Jika suatu karya dikarang lebih dari tiga orang, maka yang menjadi tajuk entri utama adalah judul dan pengarang pertama menjadi tajuk tambahan.

C. Karya editor

Adalah karya pengarang ganda yang terdiri dari lebih tiga orang pengarang dibawah seorang editor, dalam hal ini ketentuan yang harus diperhatikan yaitu:

- Karya dibawah pimpinan editor yang mempunyai judul bersama entri utamanya ditetapkan dibawah judul, sedangkan entri tambahannya adalah editor.


(19)

- Jika tidak mempunyai judul bersama, entri utama adalah pengarang atau judul karya tersebut, sedangkan entri tambahannya dibawah editor D. Karya anonim

Adalah karya yang tidak diketahui pengarang atau nama pengarangnya tidak jelas, untuk karya ini yang menjadi entri utama adalah judul.

E. Karya badan korporasi

Yang menjadi tajuk entri utama untuk badan korporasi adalah badan itu sendiri, jika badan itu yang bertanggung jawab atas karya yang dihasilkan. Tajuk entri utama untuk badan korporasi adalah nama perkumpulan organisasi, bank dan lembaga penelitian. Untuk badan pemeritahan seperti legislatif, yudiskatif, dan edukatif yang menjadi tajuk entri utama adalah nama negara.

F. Karya terjemahan

Bila suatu karya diterjemahkan kedalam bahasa lain, tajuk entrinya ditentukan pada pengarang asli, dan entri tambahan dibuat pada penerjemah.

2.7 Klasifikasi

Di perpustakaan ada begitu banyak buku, mulai dari buku yang tebal, tipis, tinggi, lebar, dan sebagainya. Bila buku-buku tersebut hanya disusun menurut tinggi, warna, dan tebalnya, maka pengguna akan sulit menentukan koleksi buku yang disediakan oleh perpustakaan dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, sebaiknya buku-buku tersebut harus disusun dan diperkelompokkan sesuai dengan isi dan subjeknya.

Pengelompokan buku dalam perpustakaan dikenal dengan istilah klasifikasi bahan perpustakaan. Ada berbagai sumber yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui pengertian klasifikasi. Soetminah ( 1992 :81 ) menjelaskan bahwa “klasifikasi adalah kegiatan mengelompokan buku-buku yang subjeknya berbeda”.

Sedangkan Sulistyo Basuki (1990 : 395) menyebutkan “klasifikasi adalah proses pengelompokan artinya mengumpulkan benda atau entitas yang tidak sama”. Secara umum dapat dikatakan bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam


(20)

pengetahuan kedalam tatat urutan sistematis. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Eryono (1993 : 126) bahwa “klasifikasi adalah pengelompokan barang-barang atau objek berdasarkan tingkat persamaannya. Dengan demikian berarti sekaligus pemisahannya dari benda-benda atau objek lain berdasarkan tinggkat perbedaannya.

Secara sederhana dari pergertiaan klasifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi adalah pengelompokan buku-buku yang subjeknya sama dengan sesuai dengan bidang-bidang ilmu yang terkandung dalam buku tersebut. Pengelompokan bidang ilmu tersebut dibagi atas:

- Kelompok buku teks - Kelompok terbitan berkala:

- Majalah - Bibliografi - Indeks - Dan lain-lain - Kelompok bidang ilmu pengetahuan.

- Filsafat - Keagamaan

- Sosial/kemasyarakatan - Bahasa

- Eksakta - Terapan/prktis

- Kesenian, rekreasi dan olah raga - Kesusastraan

- Sejarah , bibliografi dan ilmu bumi” (sumardji, 1988:25).

Tujuan klasifikasi adalah untuk membantu pemakai mengindentifikasi dan melokalisasi sebuah dokumen berdasarkan nomor pangil, serta mengelompokkan semua diokumen sejenis menjadi satu. Klasifikasi mengacu pada susunan logis


(21)

klasifikasi. Dengan kata lain, klasifikasi berarti pembuatan sebuah bagan klasifikasi dan penerapan bagan klasifikasi tersebut terhadap bahan pustaka. Orang yang menerapkan bagan klasifikasi tersebut dinamai pengklasifikasi (classifier).

Ada beberapa sistem klasifikasi yang digunakan perpustakaan diseluruh dunia seperti, Dewey Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC), Library congres classification (LCC), Sistem CC (colo Classification), daftar perluasan DDC yang khusus dikembangkan untuk indonesia, dan lain-lain. Dari beberapa sistem klasifikasi tersebut, DDC merupakan sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan oleh perpustakaan di dunia termasuk Indonesia. DDC membagi ilmu pengetahuan dalam 10 kelas utama, yaitu :

000 Karya Umum 100 Filsafat 200 Agama 300 Ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Murni 600 Ilmu Terapan

700 Kesenian dan Olah Raga 800 Kesusasteraan

900 Sejarah dan Geografi ( sulistyo-Basuki, 1993: 408)

Pada DDC edisi 19 sistem klasifikasi dibagi tiga volume, volume pertama introduction, volume ke-2 bagan atau schedule dengan notasi 000-999, volume ke-3 indeks relatif yang berisikan subjek yang disusun secara alfabetis disertai nomor klasifikasi. Pada DDC edisi 20 dibagi menjadi empat volume, volume pertama


(22)

dengan notasi 000-599 dan 600-999 dan volume ke-4 disebut indeks relatif. Pada DDC 21 sistem klasifikasi sama dengan DDC edisi 20 yaitu terdiri dari empat volume.

2.8 Pengertian Kartu Katalog Secara Manual

Kartu katalog yang akan diketik terlebih dahulu harus dipersiapkan T-slip (Temorary Slip). T –slip yang terbuat dari kertas buram berukuran ¼ folio dengan ukuran 7,5 x 12,5. Fungsi dari T-slip adalah sebagai konsep untuk pembuatan kartu katalog yang berisikan keterangan-keterangan mengenai buku yang bersangkutan.

T-slip ini sifatnya sementara karena ini merupakan konsep untuk memudahkan pada saat pengetikan kartu katalog. Isi dari T-slip meliputi :

- Nomor penepatan - Nama pengarang - Judul

- Imprit (impresum) - Kolasi (deskripsi fisik) - Notasi

- Tracingaitu

Menurut sumardji (1994 :11) setiap bahan pustaka paling sedikit dibuat empat jenis kartu katalog yai tu :

a. Kartu katalog pengarang b. Kartu katalog judul c. Kartu katalog subjek d. Kartu katalog shelflist


(23)

2.9 Penyusunan Kartu Katalog pada Laci Katalog

Kartu-kartu katalog yang sudah siap diolah disusun agar pengguna dapat dengan mudah melakukan penelusuran. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 319) penyusunan katalog sacara garis besar yaitu :

1. Katalog abjad terdiri dari a. Katalog pengarang b. Katalog judul c. Katalog subjek

d. Katalog leksikal (dictionary catalugue) 2. Katalog kelas (clssifed catalogue)

3. Katalog terbagi (devided catalogue)

Susunan katalog abjad disusun menurut abjad dari setiap entri ( pengarang, judul dan subjek ). Katalog pengarang memberikan informasi tentang nama pengarang suatu karya. Katalog judul memberikan informasi mengenai judul-judul buku apa saja yang dimiliki perpustakaan. Katalog subjek memungkinkan pengguna untuk mengetahui buku-buku yang dimiliki oleh perpustakaan berdsarkan subjeknya. Sedangkan katalog leksikal merupakan katalog yang mencangkup entri pengarang, judul dan subjek yang disusun bersama-sama menjadi satu menurut abjad. Susunan katalog kelas (classified catalogue) disusun menurut kelas dari setiap entri. Susunan katalong terbagi merupakan sempalan dari katalog leksikal.

2.10 Penyusnan Buku di Rak

Menurut Soetimah (1992 : 83) “penyusun buku adalah kegiatan menempatkan buku pada yang sudah selesai diolah dan dilengkapi dengan lebel didalam rak, buku diatur sesuai dengan sandi buku yang merupakan kode kelompok subjek atau isi buk”.

Dalam penyusunan buku di rak diperhatikan nomor pangil, karena berfungsi sebagai petunjuk tempat atau nomor urut dimana buku yang bersangkutan harus ditempatkan dan disusun pada rak. Nomor yang sama menjadi entri utama. Apabila


(24)

tiga huruf pertama pun sama maka disusun mulai dari kelas yang terkecil sampai yang terbesar. Rak yang diisi buku-buku tidak boleh diisi terlalu padat atau penuh karena akan membuat rusak buku-buku dan susah untuk mengambilnya kembali, serta buku-buku baru akakn kesulitan untuk menempatkannya ke rak buku. Sebaiknya setiap rak buku bagian bawah dikosongkan agar buku-buku baru dapat ditempatkan di bagian tersebut. pada tiap tingkat rak sebaiknya hanya diisi buku setengah atau tiga perempat saja agar memudahkan dalam penembahan buku dan tidak mengeser buku terlalu banyak.

2.11 Katalog Komputer (OPAC)

Katalog komputer terpasang ( Online komputer katalog ) sering disebut dengan online public access catalugue ( OPAC ), adalah bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumblah perpustakaan tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog yang digunakan oleh berbagai jenis perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan diperpustakaan, ternyata OPAC dianggap paling luwes ( fleksibel) dan paling mutakhir ( Taylor 199 : 11)

Online Public Access Catalugue ( OPAC ) merupakan katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekaman lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna. OPAC adaah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai pengguna untuk menelusuri data katalog (untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam.

Berbagai perpustakaan mulai menggunakannya sebagai perangkat lunak untuk membuat katalog. Pada perpustakaan umum kota medan memutuskan bahwa Micro CDS/ISIS merupakan perangkat lunak resmi untuk perpustakaan umum kota medan.


(25)

suatu sistem temu balik informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusuri koleksi suatu perpustakaan atau unit informasi lainnya.


(26)

BAB III

3.1 Sejarah ringkas Perpustakaan Umum Kota Medan

Perpustakaan Kota Medan, berdiri tahun 1972 sesuai dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 839/1972

a. Mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Daerah Katamadya Medan

tanggal 27 Desember 1972 tentang mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Komadya Medan dengan tujuan dan fungsi sebagai berikut :

b. Tujuan dan fungsi Pusat Perpustakaan Umum tersebut adalah :

 Menghimpun bahan-bahan dokumentasi daerah, terutama bahan-bahan yang dianggap perlu diketahui masyarakat luas, berupa karya-karya tertulis sehingga dapat dimanfaatkan bagi pembangunan daerah kotamdya medan dalam segala bidang, seperti hasil-hasil seminar, simposium, musda, keputusan-keputusan/peraturan pemerintah daerah, pidato-pidato dalam upacara resmi, dan lain sebagainya.

 Memberikan pelayanan berupa penyediaan bahan-bahan pendidikan dan bahan lainnya sehingga bermanfaat bagi pembinaan mental spritual dan pembinaan kewarganegaraan atas landasan dasar negara Pancasila.

 Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, masyarakat pelajar, mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber ilmiah dan untuk mengetahui kesulitan sumber pelajaran sesuai dengan kurikulum Sekolah Dasar samapi Perguruan Tinggi, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di daerah Kota madya Medan.

 Menyediakan tempat, dimana semua lapisan masyarakat dapat mengikuti perkembangan negara dan dunia dalam segala bidang, dari koran-koran, majalah-majalah dan brosur-brosur, dan menyediakan bacaan hiburan yang bernilai paedagogis, sehingga bermanfaat bagi perkembangan jiwaanak-anak dan generasi yang akan datang.


(27)

 Membimbing, mengawasi serta mengkoordinir perpustakaan-perpustakaan umum yang diadakan diberbagai pelosok dalam wilayah kotamadya Medan.

3.2 Visi dan Misi

VISI

Mewujudkan Perpustakaan yang handal dalam rangka membentuk masyarakat Kota Medan yang memiliki budaya baca dan cinta buku

MISI

a. Meningkatkan kuliatas dan kuantitas Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Khusus dan Perpustakaan Masyarakat

b. Mewujudkan masyarakat yang gemar membaca dan mencintai buku

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap keberadaan Perpustakaan

3.3 Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Medan

Struktur organisasi merupakan susunan alur kerja yang menunjukan semua tugas kerja untuk dapat mencapai tujuan organisasi, wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang mencangkup tiap-tiap tugas kerja. Struktur Organisasi sangat dibutuhkan oleh suatu lembaga, baik lembaga kecil maupun besar seperti perguruan tinggi , perusahaan maupun perpustakaan.

Melalui struktur organisasi,dapat diketahui jenis kegiatan kerja dan pembagian tugas yang harus dilakukan staf/pegawai, tingkat jabatan, dan pertanggung jawaban yang harus dilaporkan kepada pemimpinnya mengenai perkerjaan yang dilakukan.

Perpustakaan umum kota medan membentuk Struktur organisasinya dalam bentuk macro dan micro.


(28)

Badan Penyatuan Perpustakaan

Kelompok Pustakawan

3.3.1 Struktur Organisasi Makro

Struktur organisasi perpustakaan secara macro akan menggambarkan kedudukan perpustakaan pada organisasi peperintahan kabupaten/kota, sehingga kegiatan kerja sebuah perpustakaan umum tidak diatur semata-mata untuk kepentingan perpustakaan umum itu sendiri, namun juga untuk mendukung rencana kerja lembaga induk dari perpustakaan umum.

Struktur organisasi perpustakaan umum di Indonesia dapat dilihat pada skema berikut ini.

Pemda Tk.II

Kepala

Perpustakaan

Administrasi

Pengadaan Pelayanan

Gambar 1. Struktur organisasi Makro perpustakaan umum

Dari uraian dan skema di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi perpustakaan secara luas membutuhkan wadah dan di organisme dalam bentuk


(29)

perpustakaan umum membentuk struktur organisasi yang seimbang dan sesuai dengan perancanaan operasional kerja.

3.3.2Struktur Organisasi Mikro

Selain struktur organisasi makro yang menjelaskan kedudukan perpustakaan pada struktur organisasi kabupaten/kota, perpustakaan umum memiliki struktur organisasi mikro yang menujukan pengelompokan perkerjan dan pembagian tugas yang dilaksanakan perpustakaan umum. Struktur organisasi tersebut dapat mewadahi dan menampung seluruh aktivitas perpustakaan dalam menjalankan misi dan mewujudkan visinya.

Struktur organisasi mikro sebuah perpustakaan diuraikan sebagai berikut : 1. pelayanan teknis terdiri dari:

a. Pembinaan/pengembangan koleksi

b. Katalogisasi dan klasifikasi ( pengolahan ) c. Pemeliharaan

2. pelayanan pengguna terdiri dari : a. Pelayanan sirkulasi

b. Pelayanan berkala c. Pelayanan referensi d. Penelusuran informasi e. Bimbingan penguna

f. Pelayanan audio dan visual g. Pelayanan anak

3. Pelayanan administarsi a. Umum dan perlengkapan b. Kepegawaian


(30)

Pelayanan pengguna

1.Sirkulasi 2.Berkala 3.Referensi 4.Penelusuran Informasi 5.Bibingan pengguna 6.Audio dan visual 7.Anak

Sesuai dengan pembagian diatas, skema struktur organisasi mikro dapat digambarkan sebagai berikut :

Kepala Perpustakaan

Pelayanan Teknis pelayanan administrasi

1. Pengenbagan koleksi 1. Umum dan perlengkapan 2. Katalogisasi/klasifikasi 2. Kepegawaian

(pengolahan ) 3. Keuangan 3. Pemeliharaan

Gambar 2. Struktur Organisasi Mikro Perpustakaan Umum

Bagian-bagian dalam struktur organisasi mikro yang disebutkan diatas dalam pelaksanaan kegiatan/aktifitas perpustakaan saling berhubugan satu dengan yang lainnya.


(31)

3 .4 Katalogisasi di Perpustakaan Umum Kota Medan

Katalogisasi adalah proses pembuatan katalog sebagai sarana temu kembali bahan pustaka. Dalam mempersiapkan buku serta bahan pustaka lainya dengan membuat entri yang sesuai dengan katalog perpustakaan. Perpustakaan kota medan belum melakukan aturan yang berlaku secara internasional. Maksudnya perpustakaan kota medan didalam pengklasifikasian tidak berpedoman pada DDC edisi 20 atau 21 melaikan berpedoman kepada penentu daftar tajuk subjek yang diterbitkan oleh perpustakaan nasional, dalam penentuan deskripsi bibliografi menggunakan AACR2 namun, mengunakan KDT ( katalog dalam terbitan ), dan didalam penentuan tajuk subjek berpedoman kepada LCSH melainkan dalam menentukan tajuk subjek.

Katalog dilakukan dengan cara komputerrisasi dengan menggunakan program CDS/ISIS. Katalog dibuat berdasarkan judul dan pengarang. Apabila seorang pengguna ingin menelusuri bahan pustaka buku melalui katalog harus melaporkan pada perpustakaan karena pelayananya bersifat tertutup, maksudnya bahan pustaka yang diinginkan akan ditelusuri oleh perpustakaan melalui katalog online.

Kegiatan pengatalogan diperpustakaan ini tidak saja untuk bahan pustaka baru ( pembelian dan sumbangan ), tetapi juga bahan koleksi yang lama. Jumlah koleksi yang sudah di katalogan.

3.5 Pengatalogan Bahan Pustaka

Katalogisasi adalah proses pembuatan sebuah kartu katalog lengkap dengan uraian-uraianya. Kegiatan ini dilaksanakan agar katalog sebagai wakil ringkas dari bahan pustaka dan sebagai alat penelusuran informasi dapat digunakan pemakai sebagai refren untuk mencari bahan pustakan yang dibutuhkan.

Untuk pengatalogan bahan pustaka perpustakaan umum kota medan masih mengunakan cara manual. Dalam proses katalogisasi pengatalogan dibuat pada lembaran T-slip dan setelah selesai diketik pada kartu ukuran 7,5 x 12,5 cm.


(32)

Setiap bahan perpustakaan dibuatkan satu set kartu katalog yaitu : a. Kartu judul

b. Kartu pengarang

c. Kartu pengarang tambahan ( bila ada pengarang tambahan ) d. Kartu subjek

e. Kartu berkas ( shelf list )

Perpustakaan Umum Kota Medan telah melaksanakan prinsip-prinsip pengolahan perpustakaan, seperti inventaris, koleksi dan pengatalogan. Pengtalogan buku dilakukan dalam beberapa tahap sampai bahan pustaka tersebut siap untuk dilayankan. Setiap buku yang diterima terlebih dahulu dicek pada kartu shelf list. Apakah sudah diolah atau belum. Buku yang belum pernah diolah terlebih dahulu diberi nomor inventaris, stempel, tanda terima dan stempel tanda milik perpustakaan. Buku yang telah diinventarisasi dibuat konsep katalognya yang berisikan tentang data bibliografi buku, subjek dan nomor klasifikasi.

3.6. Penentuan Tajuk Entri Utama

Pada umumnya yang menjadi tauk entri utama adalah pengarang atau yang bertanggung jawab atas karangan tersebut. Pengarang yang dimaksud dalam hal ini adalah pengarang perseorangan, badan/ lembaga dan karya kumpulan. Tajuk entri utama pada katalog dapat berupa nama :

- Pengarang - Judul

- Badan kooperasi

Berikut contoh penentuan tajuk entri utama di perpustakaan umum kota medan :


(33)

A. Karya pengarang tunggal yang menjadi entri utamanya adalah pengarang itu sendiri.

Gambar 3. Contoh katalog karya pengarang tunggal

Pada gambar 3, yaitu pada daerah kolasi, dimana angka romawinya tidak dicantumkan padahal didalam buku tertera angka romawinya.

658 Han

P Handayaningrat, Soewarno

Pengantar studi ilmu administrasi dan manajemen / Soewarno Handayaningrat.—cet.10.—Jakarta : Haji masagung , 1990

Xi , 167 hal . : ilus. ; 21 cm.— Index

Bibliografi


(34)

B. karya yang dilakukan oleh lebih dari tiga pengarang yang menjadi tajuk entri utama karya tersebut adalah:

Gambar 4. Contoh katalog lebih dari tiga orang

Pada gambar 4, penulis deskripsi bibliografiis tidak sesuai menurut AACR2 dimana nama pengarang yang lebih dari tiga orang, maka ditulis nama pengarang yang pertama kali disebutkan dan ikut dengan [et al] dengan menggunakan tanda (.--) sedangkan menurut AACR2 seharusnya memakai tanda ….[et al]

657.7

Ilm Ilmu pentakit mata : untuk dokter dan mahasiswa kedektoran/ R.K. Tamin Radjamin.—[et al].—surabaya : Airlangga University, 1993

X, 218p, : ilus, ; 24 cm

Bib. : p. 203-208 Ind. : p.209-218


(35)

C. Karya editor tanpa pengarang utama, maka tajuk entrinya utama adalah judul.

658

Pen Pemberdayaan disiplin teknik industri dalam upaya mendukung Perkembangan industri nasional.- - / editor : Sg Ferryanto Stevanus A.Tjandra.- -Yogyakarta Andi,1997

Viii, 292 p. : ilus ; 28 cm ISBN : 979-533-499-9

1.Industries 1. Ferryanto Sg II. Tjandra, stevanus

Gambar 5. Contoh katalog karya editor tanpa pengarang utama

Contoh katalog pada gambar 5, jika nama penerbit tidak ada pengetikannya memakai tanda ( ). Jadi pengetikan seharusnya adalah ( s n ) yang sesuai dengan AACR 2. Penulis subjeknya memakai huruf kecil yang mana seharusnya menggunakan huruf kapital ( huruf besar). Pustakawan bidak konsisten dalam menentukan penggunaan huruf besar atau kecil dalam penulisan subjeknya.


(36)

D. Karya badan koperasoi dan badan itu sendiri yang bertanggung jawab atas karya tersebut, maka tajuk entri utamanya pada badan itu sendiri.

618.5

Ind Indonesia Depkes RI

P Penilaian resiko antenatal dan pengobatan / departemen Kesehatan RI.—Jakarta : Depkes RI, 1996

Xvii, 28 p. ; 31 cm

1. Khamilan 2. Kandungan 1. Title

Gambar 6. Contoh katalog karya badan koperasoi

Pada gambar 6, penulisan subjek menggunakan huruf kecil yang sebaiknya memakai huruf besar ( huruf kapital)


(37)

3.7 Deskripsi bibliografi

Dalam menemukan deskripsi bibliogrfi perpustakaan umum kota medan belum berpedoman pada AACR2 melainkan mengikuti KDT ( katalog dalam terbitan)

Gambar 7. Contoh katalog dengan susunan Tajuk Pengarang

Katalog pada gambar 7, terletak pada bagian deskripsi bibliografiis tidak sesuai dengan peraturan AACR2.

634.9

Had Hadi, Abdul Qadir

S 10 Tanaman investasi pendulang rupiah/ Abdul Qadir Hadir, Rodame M.Napitupulu.—cet.2.— Jakarta : penebar swadaya, 2012.

204 hal.: ilus .; 23 cm Bibliografi ,; p 203-204 ISBN : 979-002-456-7


(38)

3.8 Penentuan Tajuk Subjek

Menentukan subjek bahan pustaka bukanlah pekerjaan yang mudah akan tetapi membutuh kan pustakawan / katalog yang ahlih dalam bidangnya dan menurut pedoman subjek yang ada . perpustkaan umum kota medan dalam penentuan tajuk subjek tidak berpedoman pada LCSH melainkan berpedoman pada Daftar tajuk subjek yang diterbitkan oleh perpustakaan nasional RI edisi ke V.

613.2

Har Hartono Andry

P Prinsip diet penyakit ginjal : ditinjau dari sudut

Kedokteran dan gigi / Andry Hartono ; editor Rianti Bhakti

Yani.—cet 3—Jakarta : Arcan, 1993 Vii, 84 p. : ilus, ; 19 cm

ISBN : 979-431-134-0 1. DIET- HEALTH 1. Bhakti yani, Rianti

Gambar 8. Contoh katalog tidak mengunakan pedoman LCSH

Pada gambar 8, didalam penentuan tajuk subjek tidak menggunakan pedoman LCSH sehingga dalam pembuatan nomor klasnya berdasarkan daftar Tajuk Subjek yang diterbitkan oleh perpustakaan nasional yang tertera disamping sebelah kanan subjeknya.


(39)

3.9 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses pemberian nomor panggil atau notasi buku. Proses klasifikasi buku yang dilakukan perpustakaan umum kota medan sangat sederhana karena buku-buku yang diklasifikasikan tidak mencangkup semua bidang ilu seperti yang terdapat di perpustakaan besar. Buku-buku yang diklasifikasikan terdiri dari buku-buku teknik, hukum, ekonomi, pariwisata dan administrasi.

Ada beberapa pedoman yang dijadikan petugas sebagai acuan dalam mengklasifikasi buku seperti terjemahan ringkasan DDC edisi 19, pengantar Klasifikasi persepuluhaan Dewey, dan indeks relatif. Walaupun koleksi buku perpustakaan umum kota medan telah diklasifikasi dengan cukup baik, tetapi masih ada sebagian buku yang tidak dikelompokan berdasarkan nomor klasifikasinya. Hal ini membuat susunan buku dirak tidak sesuai dengan urutan nomor klasnya dan hanya dikelompokan berdasarkan bidang ilmunya, misalnya susunan buku akuntansi digabung dengan buku koperasi. Sebaiknya perpustakaan umum kota medan lebih baik mengunakan DDC edisi 22. Karena pada edisi ini sudah banyak pengembangan bidang ilmu yang menyebabkan notasi berkembang. Bahkan saat ini sudah menggunakan DDC edisi ke 23 agar lebih baik dalam proses mengklasifikasi untuk pemberian nomor panggil atau notasi buku.

3.10 Pelabelan (labeling)

Proses pelabelan (labeling) merupakan kegiatan pembuatan kelengkapan fisik buku yang meliputi pemberian label nomor pangil buku, kartu buku, kantong buku, lembar tanggal kembali buku, serta penyampulan buku. Pelabelan dilakukan setelah proses katalogisasi dan klasifikasi buku selesai.


(40)

Proses pelabelan buku yang dilakukan perpustakaan umum kota medan sebagai berikut:

1. Buku-buku yang telah dikatalogan, diberi label nomor panggil buku dan kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku dengan jarak 3 cm dari tepi bawah punggu buku.

634.9 Had S Perpustakaan Umum Kota Medan

Contoh pelabelan buku

2. Pembuatan kartu dan kantong buku yang berisi judul buku, penggarang, dean nomor panggil buku. Kantong buku ditempel pada halaman akhir belakang buku dan kartu buku dimasukan ke dalam kantong buku.

3. Menempelkan lembar slip tanda kembali buku pada halaman belakang bersebelahan dengan kantong kartu buku.


(41)

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN

Kembalikan buku ini sebelum atau pada tangggal Yang tertera dibawah ini

Tanggal harus Tanggal harus Kembali kembali

Contoh : Slip Pengembalian

4. Menyapul buku agar buku terhindar dari kotoran dan kerusakan. Penyampulan buku ini dilakukan untuk merawat buku agar buku dapat bertahan lebih lama. Setelah proses pelabelan selesai, buku-buku tersebut dapat dilayankan kepada para pengguna perpustakaan. Buku-buku yang telah selesai diproses tersebut, dapat diproleh pengguna pada rak buku yang telah tersediah diperpustakaan.


(42)

3.11 Penyusunan Buku di Rak

Kegiatan terakhir yang dillakukan pada bagian pengelolahan buku perpustakaan umum kota medan adalah penyusunan buku di rak. Buku-buku yang telah selesai diberi kelengkapan fisik, kemudian disusun dan dikelompokan berdasarkan subjek dan nomor panggil buku, sesuai dengan urutan nomor klasifikasi yang ada pada DDC.

Penyusunan buku-buku tersebut dimulai dari nomor kelas terkecil sampai klas yang terbesar, yaitu dari nomor kelas 000, sampai nomor klas 100, dan seterusnya sampai nomor kelas 900. Untuk koleksi yang tidak diolah seperti karya ilmiah, disusun menurut tahun terbitannya. Sedangkan untuk koleksi terbitan berkala seperti majalah dan jurnal ilmiah, disusun menurut jangka waktu terbitanya.

Penyusunan buku di rak buku perlu diperhatikan dan dilakukan dengan teliti, agar tidak terjadi kesalahan penempatan nomor kelas buku. Jika buku tidak ditempatkan sesuai dengan nomor klasnya, maka buku tersebut akan sulit ditemukan oleh penggunan yang membutuhkanya. Dengan adanya penyusunan buku yang benar pada rak buku dapat mempermudah pengguna dalam menemukan koleksi buku yang dibutuhkan.

3.12 SISTEM OPAC

Perpustakaan umum kota medan menggunakan katalog komputer untuk membantu penguna mencari bahan pustaka ke rak dan juga sebagai data inventarisasi bagi pustakawan. Sistem yang mereka pakai dengan memakai sistem perangkat lunak CDS/ISIS.

Dalam sistem OPAC pada perpustakaan umum kota medan terdapat cara kegiatan pemasukan data dan validasi atau pengecekan data yang dimasukkan kedalam basis data. Apabila ada kesalahan atau keraguan, data dapat dilacak berdasarkan nama pengolah, pemasuk data, dan tanggal pemasukan yang tercantum pada formulir. Dengan menggunakan formulir, pemasukan data menjadi lebih cepat


(43)

dan fisik bahan pustakanya dapat segera diproses sebagaimana mestinya sehingga dapat segera dipamerkan dan digunakan di unit sirkulasi. Sistem OPAC yang dikembangkan di PUSTAKA adalah sistem layanan informasi melalui LAN dan WAN, namun karena masih ada keterbatasan, sistem yang dibangun baru pada tahapan LAN. Layanan melalui WAN dilakukan dengan memanfaatkan media internet, sehingga pengguna dapat langsung mengakses informasi dari server pangkalan data. Layanan melalui LAN lebih ditujukan untuk pengguna yang langsung datang ke perpustakaan.

Perpustakaan umum kota medan mengunakan OPAC dalam mencari buku

dengan cara buka situs lalu terbuka

halaman depan lalu kelik Katalog Publik setelah itu masukan Query / judul buku yang mau dicari lalu klik search kemudia akan keluar hasil yang dibutuhkan.


(44)

Gambar : Online Public Access katalog (OPAC) Perpustakaan Umum Kota Medan

3.12.1 Entri Data

Perpustakaan umum kota medan dalam mengentri data dengan cara buat katalog manual selembar kertas lalu dislipkan kebuku. Setelah itu petugas yang mengentri data ke sipus dengan memasukan data seperti : judul, pengarang, edisi, editor, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, volume, jumblah halaman, ilus, tinggi buku, dan ISBN. Lalu diprint bercode ditempelkan kebuku yang telah diberikan katalog manual selembar kertas dibuku tersebut yang akan di katalog.


(45)

BAB IV 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perpustakaan umum kota medan telah mengembangkan system yang berbasisi computer untuk membantu memudahkan penyelenggaraan kegiatan rutin perpustakaan, khususnya pengatalogan.

2. Perpustakaan umum kota medan dalam melaksanankan pengatalogan / pendeskripsian bahan pustaka berpedoman pada KDT ( katalogan dalam terbitan ).

3. Sistem pengatalogan bahan pustaka pada perpustakaan umum kota medan dilakukan dengan sistem komputer CDS/ISIS

4. Koleksi buku yang dimiliki Perpustakaan Umum Kota Medan telah diolah sebelum dilayankan kepada pengguna.

5. Dalam penentuan tajuk subjek perpustakaan umum juga mengunakan pada Library of Conger Subjek Heading ( LCSH ). Searlist dan Subjek Heading.

6. Perpustakaan umum kota medan mengolah bahan pustaka buku dengan berpedoman pada Anglo American cataloging Rules ed.2 (AACR 2) untuk klasifikasi.

7. Kendala-kendala dalam pengatalogan adalah dalam menentukan sebuah subjek yang dimana seseorang yang tidak ahli dalam mengunakan klasifikasi. Sebab kegiatan pengatalogan ini dilaksanakan oleh pustakawan bidang pelayanan teknis. Pengatalogan ini mempunyai dua kegiatan penting yang harus dilakukan yaitu : katalogisasi dan klasifikasi. Dengan demikian proses katalogisasi mencangkup kegiatan katalogisasi deskritif dan katalogisasi subjek.


(46)

4.2. Saran

1. Sebaiknya perpustakaan umum melanjutkan pembuatan katalogan terhadap sebagian besar buku-buku yang belum dibuat kataloganya agar pemakai lebih mudah untuk menemukan buku-buku yang dibutuhkan.

2. Penjajaran buku di rak hendaknya sesuai dengan nomor klas buku, agar pengguna tidak kesulitan dalam menemukan buku yang dibutuhkan.

3. Dalam proses pengklasifikasian pada Perpustakaan Umum Kota Medan sebaiknya digantikan dengan DDC edisi 23.

4. Dalam pengetikan kartu katalogan menggunakan aturan pengetikan menurut suatu pedoman tertentu dan konsisten.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Eryono, Muh. Kailani1993, Pengolahan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka Depdikbud.

Hasana, Lasa. 1993. Kamus istilah perpustakaan. Yogyakarta : Kansius Philip, Eva. Membina perpustakaan. Jakarta : PDII-LIPI

Sulistiyo - Basuki . 1991 . Pengantar Ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Depdihbud.

Sulistiyo - Basuki . 1992 . Pengantar Ilmu perpustakaan Jakarta : Universitas Terbuka Utama Depdihbud.

Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawanan, dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius.

Surmaji, P. 1988. Perpustakaan organisasi dan tata kerjanya. Yogyakarta : Kanisius

Tairas, J.N.B. dan Soekarman, 1981. Peraturan katalogisasi Indonesia ; deskripsi bibliografi (ISBD) penentuan tajuk entri judul seragam. Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(48)

Lampiran 1


(49)

(50)

(51)

(52)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Eryono, Muh. Kailani1993, Pengolahan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka Depdikbud.

Hasana, Lasa. 1993. Kamus istilah perpustakaan. Yogyakarta : Kansius

Philip, Eva. Membina perpustakaan. Jakarta : PDII-LIPI

Sulistiyo - Basuki . 1991 . Pengantar Ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Depdihbud.

Sulistiyo - Basuki . 1992 . Pengantar Ilmu perpustakaan Jakarta : Universitas Terbuka Utama Depdihbud.

Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawanan, dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius.

Surmaji, P. 1988. Perpustakaan organisasi dan tata kerjanya. Yogyakarta : Kanisius

Tairas, J.N.B. dan Soekarman, 1981. Peraturan katalogisasi Indonesia ; deskripsi bibliografi (ISBD) penentuan tajuk entri judul seragam. Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(2)

Lampiran 1


(3)

(4)

(5)

(6)