Dekonstruksi Wacana Elit Politik Kharismatik di Indonesia (Analisis Pembentukan Wacana oleh Jokowi pada Masa Kampanye Pemilihan Presiden 2014)

BAB II
PROFIL JOKO WIDODO
Ir. Joko Widodo atau lebih sering dipanggil dengan nama Jokowi, lahir di
kota Solo 21 Juni 1961. Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan
Sujiatmi Notomiharjo dan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari
empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini,
Ida Yati dan Titik Relawati Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama
kecil Mulyono. Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan
neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali. Pendidikannya diawali dengan
masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan
menengah ke bawah. Tumbuh dari keluarga sederhana, Jokowi menghabiskan
masa kecil hingga remajanya di kota yang berada di tepian Bengawan Solo.
Selama di Solo, ia menempuh pendidikan dari SDN 111 Tirtoyoso, SMPN 11
hingga SMAN 6. Jokowi kemudian melanjutkan pendidikannya ke kota
Yogyakarta dengan menjadi mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM (Universitas
Gajah Mada). Di fakultas tersebut, ia memilih jurusan teknologi kayu.

55

Adapun alasan yang menyebabkan beliau memilih jurusan tersebut adalah
dikarenakan latar belakang keluarganya sesuai dengan jurusan tersebut.

Jokowi berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Ayahnya adalah
seorang penjual kayu dan bambu di bantaran kali Karanganyar Solo. Oleh karena
A. Yogaswara, dkk, Jokowi-Ahok Pemimpin yang “Biasa-Biasa Saja”, Media Pressindo,
Yogyakarta, 2012, Hal. 23.

55

Universitas Sumatera Utara

itu, beliau sedari kecil tumbuh di lingkungan yang dekat dengan tukang kayu,
hingga kelak beliau menjadi penguasaha mebel. Kehidupan Jokowi pun jauh
sekali dari kemewahan. Laki-laki yang murah senyum tersebut mengatakan bahwa
mereka pun pernah mengalami pahit getirnya kehidupan. Mulai dari masalah
kesulitan untuk makan hingga kesulitan untuk membayar uang sekolah.
Gambaran keluarga orang tua Jokowi dulu cukup sulit, kesulitan yang
umumnya dialami keluarga miskin, seperti kesulitan memenuhi kebutuhan makan
dan kesulitan dalam hal pembayaran uang untuk biaya sekolahnya. Masa kecil
Jokowi banyak dihabiskan di bantaran kali karanganyar. Banyak aktivitas
bermainnya di lakukan sepanjang sungai, mandi, cari telur bebek, memancing
ikan, bermain layang-layang, main sepak bola dan sebagainya. Meskipun

demikian, Jokowi kecil juga tahu bagaimana mengatur waktunya kapan ia harus
bermain dan kapan beliau harus belajar.
Sebagai seorang muslim sejati, aktivitas Jokowi kecil memang tak jauhjauh dari mengaji. Beliau juga seorang anak yang cukup patuh kepada kedua
orangtuanya. Sehari-hari beliau selalu mencoba untuk menyempatkan diri
membantu sang ayah yang bekerja sebagai seorang tukang kayu tersebut. Selain
itu Jokowi juga suka membantu orangtua selepas sekolah, misalnya menagih
pembayaran kepada pelanggan yang membeli kayu atau menaikkan kayu yang
sudah dibel orang ke atas gerobak atau becak.

Universitas Sumatera Utara

Jokowi adalah nama panggilan yang diberikan oleh kliennya saat masih
aktif dalam bisnis eksport mebel. Ceritanya, waktu itu ada seorang pembeli yang
bernama Michl Romaknan asal Perancis. Orang ini merasa bingung membedakan
nama Joko Widodo dengan Joko-Joko lainnya yang juga berprofesi sama sebagai
eksportir. Untuk membedakannya, Michl pun memeberi nama panggilan kepada
Joko Widodo dengan “JOKOWI”. Hingga saat ini, nama Jokowi telah melekat
pada dirinya, selain unik nama ini juga terasa gampang diingat walau terdengar
sekali. Saat menjadi mahasiswa, Jokowi muda sudah belajar hidup prihatin.
Prinsip hidup ini menjadi pengalaman berharga buat dirinya dalam berwirausaha.

Kondisi yang miskin membuatnya terpacu untuk tetap bersemangat belajar dan
cepat lulus. Seorang politikus biasanya berangkat dari menjadi aktivis, tapi
Jokowi berbeda, semasa kuliah Jokowi lebih senang ikut kegiatan-kegiatan minat
dan bakat seperti naik gunung, main basket dan sebagainya ketimbang sebagai
aktivis. Kondisi perekonomian yang kurang tersebut secara tidak langsung
memaksa dirinya untuk segera menamatkan kuliahnya. Hal inilah yang kemudian
menjadi salah satu alasan dirinya tidak begitu aktif dalam kegiatan intra dan ekstra
kampus. Meskipun semasa kuliah dirinya bukanlah aktivis kampus, namun
beberapa kali ia sempat terlibat dengan berbagai kegiatan pecinta alam seperti
berkemah dan mendaki gunung.
Setelah lulus kuliah pada tahun1985, Jokowi bekerja di sebuah BUMN di
aceh selama 1, 5 tahun. Berhenti dari BUMN, Jokowi selanjutnya memutuskan
pulang kampung ke Solo dan bekerja di CV. Roda Jati, sebuah perusahaan yang

Universitas Sumatera Utara

bergerak di bidang perkayuan. Sekitar tahun 1998, Jokowi kemudian merintis
bisnis mebel sendiri. Bisnis mebel ini dimulainya dengan modal hutang. Jokowi
menjaminkan sertifikat tanah milik orang tuanya untuk mendapatkan pinjaman
dari Bank.

Awal perjuangan Jokowi dalam berbisnis mebel dimulai dari menyewa
tempat yang sangat sederhana, sebuah tempat kecil yang terbuat dari gedheg, yaitu
dinding yang terbuat anyaman bambu. Waktu itu, pekerjaan dari mengolah kayu
hingga membuat konstruksi dan mengecat mebel, dia lakukan sendiri dengan
dibantu tiga orang tenaga.
Tiga tahun setelahnya, bisnis mebel Jokowi mulai menampakan hasilnya.
Ia mulai bisa mengekspor produksi mebelnya keluar negeri. Perjuangan Jokowi
menjadi eksportir dimulai dari menjadi anak angkat Perum Gas Negara. Jokowi
mengenal Perum Gas Negara melalui Desperindag. Saat itu ia diikutkan dalam
kualisifikasi sehingga bisa mendapatkan bapak angkat. Pada awalnya, oleh Perum
Gas Negara, Jokowi dipinjami deposito untuk modal pinjaman ke bank. Saat itu
Jokowi hanya dipinjami Rp. 50 juta. Angka tersebut dirasa sangat kecil bagi
Jokowi. Lalu Jokowi menunjukan rencana kerjanya kepada pihak Perum Gas
negara. Akhirnya mereka percaya dan mau memberi pinjaman lebih besar kepada
Jokowi.
Tahun 1996, Jokowi berhasil meminjam uang yang kalau sekarang
nilainya sekitar Rp. 600 juta. Target yang diberikan kepadanya adalah dua tahun

Universitas Sumatera Utara


harus bisa ekspor. Tapi, hanya dalam jangka waktu 6 bulan Jokowi sudah bisa
mengekspor. Utang pun mampu ia lunasi dalam waktu tiga tahun. Tahun
berikutnya Jokowi bahkan bisa mendapatkan pinjaman lebih besar lagi.
Pada awal karir Jokowi menjadi eksoportir, ia sudah rajin ikut pameran.
Adapun pameran yang pertama ia ikuti berada berada di Jakarta, lalu ke Singapura
dan akhirnya ke Eropa, Amerika Eropa Timur, dan Timur Tengah. Setelahnya
hampir semua negara menjadi tujuan eksopr usaha mebelnya. Pejuangan Jokowi
di bisnis mebel ini bukannlah perjalanan yang selalu mudah dan mulus, jatuh
bangun telah dilaluinya dalam mengembangkan usaha ini. Namun prinsip Jokowi,
ketika ia jatuh ia harus bangkit lagi. Lalu, tidak lantas mencari peruntungan di
produk lainnya. Kuncinya adalah berusaha konsisten. Bahwa produk apapun harus
ditekuni. Jangan pindah-pindah usaha. Jokowi juga jeli melihat peluang usaha
yang digelutinya tersebut. Ia menyebutkan bahwa ketika ada kesempatan, maka
kesempatan itu harus diambil. Tetapi, harus tetap memperhitungkan resikonya.
Dulu, Jokowi punya pengalaman dengan hal tersebut.
Ketika pulang dari pameran singapura, Jokowi mendapat tantangan untuk
mengekspor satu bulan sebanyak 18 kontainer. Padahal saat itu, ia hanya mampu
mengekspor satu kotainer dalam satu bulan. Dengan memperhitungkan segala
risiko yang akan dihadapinya, Jokowi pun mengambil tantangan itu. Saat itu,
Jokowi berpikir bahwa kesempatan yang datang itu adalah sebuah batu loncatan

untuk beranjak ke level yang lebih tinggi, sehingga ia bisa meningkatkan volume

Universitas Sumatera Utara

ekspor. Untuk itu, dalam berwirausaha Jokowi berprinsip tidak mau masuk ke
dalam zona nyaman, lebih baik berada di zona yang banyak tantangan.
Jokowi menjalani profesinya di bidang mebel kurang lebih 23 tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, Jokowi termasuk menjadi seorang yang sukses.
Dalam dunia politik, Jokowi tergolong minim pengalaman. Dirinya hanya pernah
mengecap pengalaman berorganisasi di asosiasi pengusaha mebel, yaitu sebagai
ketua Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO) cabang Surakarta periode 20022005. Kemudian pada tahun 1998, Jokowi mulai memasuki dunia politik praktis.
Partai yang dipilihnya adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) pimpinan
Megawati Soekarnoputri. Melalui partai ini sebagai kendaraan politiknya,
akhirnya pada tahun 2005 Jokowi terpilih menjadi walikota Solo menggantikan
Slamet Suryanto.
Semenjak tahun 2005, kepala daerah dipilih langsung oleh masyarakat.
Hal ini tertuang dalam UU 32 2004 yang dioperasionalisasikan melalui PP No 6
tahun 2005. Sebelumnya, sesuai UU No. 5 1974 di era Soeharto dan UU No. 22
tahun 1999 di awal era reformasi, pemilihan dilakukan oleh DPRD. Pencalonan
diri Jokowi menjadi walikota berawal dari keprihatinannya melihat kota Solo

yang menurutnya kian hari tidak semakin baik. Hal itu kemudian memunculkan
rasa penasaran yang menggelitik diri Jokowi, Jokowi merasa tertantang untuk
maju dalam pencalonan. Ditambah lagi, teman-temannya di Asmindo juga
mendukung niatnya tersebut, Jokowi sendiri menyebut terpilihnya ia menjadi
Walikota adalah sebuah ”kecelakaan”, berawal dari keisengan.

Universitas Sumatera Utara

Akan tetapi, meskipun menyebut terpilihnya dirinya menjadi walikota
sebagai kecelakaan dan keisengan, langkahnya dalam pencalonan benar-benar
dilakukannya dengan sungguh-sungguh. Baginya, keputusan untuk maju bukanlah
untuk kalah, tapi untuk menang. oleh karena itu, sebelum akhirnya mencalonkan
dirinya sebagai walikota, Jokowi telah membuat perhitungan dan kalkulasi yang
matang. Cara-cara kampanye yang dilakukannya pun tergolong intensif. Bila
calon lain melakukan kampanye dengan memperbanyak memasang iklan
billboard, Jokowi memilih kampanye dengan cara door to door. Jokowi dan
pasangannya, FX Hadi Rudyatmo, mendatangi sendiri warga dari RT ke RT.
Hampir setiap hari hal itu beliau lakukan, kepada masyarakat Jokowi menawarkan
tiga hal, yaitu perbaikan kesehatan, pendidikan, dan penataan kota.
Pada Pilkada Solo yang digelar pada 27 Juni 2005, Jokowi-Rudy, yang

diusung oleh PDIP dan didukung PKB, bersaing melawan beberapa pasangan
seperti Achmad Purnomo-Istar Yuliadi, yang diusung oleh PAN dan sejumlah
partai Islam lainnya seperti PPP, PBB dan PBR serta pasangan HardonoDipokusumo yang diusung oleh Partai Golkar, Demokrat dan PKS. Sementara itu,
sang incumbent, Slamet Suryanto juga ikut bertanding dalam Pilkada Surakarta
2005 dengan dipasangkan oleh Ketua DPC PDS Solo yaitu Hengky Narto Sabdo
yang didukung oleh empat belas koalisi partai kecil. Pada saat penghitungan
suara, pasangan Jokowi-Rudy berada di urutan teratas dengan perolehan suara
sebanyak 99.747 (36,62%). Posisi kedua diduduki oleh pasangan Purnomo-Istar
dengan suara sebanyak 79.213 (29,08%). Posisi selanjutnya diduduki oleh

Universitas Sumatera Utara

pasangan Hardono-Dipo dengan perolehan suara sebanyak 78.989 (29%).
Sedangkan posisi terbawah diisi oleh pasangan Suryanto-Henky sebesar 14.414
suara (5,29%). Kemenangan ini kemudian membawa Jokowi dan Rudy menjadi
Wali Kota Solo pada periode 2005-2010. Di bawah kepemimpinannya, Solo
mengalami perubahan yang pesat.56
Setelah terpilih menjadi walikota, beliau benar-benar memegang janji-janji
yang diucapkannya dulu kepada masyarakat. Sebagai walikota, Jokowi memiliki
prestasi yang mengesankan dalam penataan kota dengan menggunakan

pendekatan yang manusiawi. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami
perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui
moto “Solo: The Spirit of Java“. Langkah yang dilakukannya cukup progresif
untuk ukuran kota-kota di Jawa beliau mampu merelokasi pedagang barang bekas
di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau
terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik,
melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal)
dengan masyarakat.
Jokowi juga telah banyak merevitalisasi taman-taman kota. Kawasan
bantaran sungai yang beliau buat menjadi Green Belt atau Sabuk Hijau. Taman
Sekarjati seluas total 38 hektare di sepanjang Kali Anyar kini tak hanya menjadi
peneduh, tapi juga area yang indah dan menjadi paru-paru kota. Taman

56

Zaenuddin HM, Jokowi: Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapat Kursi, Ufuk press,
Jakarta, 2012, Hal. 26-28.

Universitas Sumatera Utara


balakembang, yang merupakan bekas tempat pemandian para keluarga keraton,
sebelum tahun 2008 adalah kawasan kumuh oleh pemukiman liar, ditambah
kesemerawutan dan bentuk bangunan yang berantakan menjadikan tempat ini
bukan menjadi tempat tujuan yang nyaman. Taman balakembang ini memiliki
luas 9,8 hektar yang terletak di jalur menuju terminal bus tirtonadi, Solo. Bertahun
lamanya berganti walikota, sama sekali tak mampu menjadikan balekambang
sebagai sebuah lokasi yang menyejukkan tanpa meninggalkan sejarah. Akibatnya,
selama bertahun-tahun itu, kawasan balekambang dikenal sebagai kawasan yang
tidak bersahabat dan lebih banyak dihindari warga kota bengawan.
Saat pemerintahan Jokowi, revitalisasi kawasan Balekambang berhasil
dilakukan setelah sebelumnya berhasil merelokasi pemukiman liar tersebut ke
tempat yang diinginkan oleh masyarakat yang bersangkutan. Selanjutnya,
pemerintah kota melakukan penataaan dan pembenahan kembali dengan
mengembalikan fungsi awal balekambang, sehingga lokasi yang sebelumnya
terlihat kumuh dan berantakan, kini menjadi lokasi yang aman bukan hanya
menjadi paru-paru kota dan daerah tangkapan air, tapi juga menjadi kawasan
wisata.
Bahkan, keberadaan taman bersejarah ini sempat membuat kagum delegasi
World Heritage City-Conference & Expo (WHCCE) tahun 2008. Mereka tidak
menyangka kalau Solo memiliki taman yang terlindungi dan tertata seperti hal nya

dimiliki negara-negara maju. Lokasi lain yang menjadi perhatian pemerintah kota
adalah kawasan disekitar keraton mangkunegaran. Keraton sebagai titik nol kota

Universitas Sumatera Utara

Solo tentunya memiliki daerah sekitar yang bernilai strategis. Sekali lagi dengan
melakukan komunikasi yang manusiawi, Jokowi mampu meyakinkan pedagang
untuk direlokasi. Kawasan pertokoan yang ada disekitar keraton pun akhirnya
dibongkar untuk kemudian dikembalikan sebagai fungsi awalnya sebagai ruangruang terbuka bagi publik
Jokowi juga terkenal akan prestasinya dalam menata kota dan
menanggulangi masalah PKL. Salah satu pretasi Jokowi yang paling fenomenal
adalah saat menata 5. 817 PKL di kota itu, tanpa kekerasan. Dalam hal ini Jokowi
sudah memindahkan sebanyak 23 lokasi PKL. Sebelum merelokasi PKL, Jokowi
dan wakil walikota FX Hadi Rudyatmo melewati proses dialog panjang, hingga
54 kali pertemuan. Bersama wakilnya, dan para kepala dinas, setiap jumat pagi
(dua minggu sekali) Jokowi bersepeda berkeliling kampung. Dia mengajak para
pedagang untuk makan siang atau makan malam. Mereka yang bersuara vokal
didatangi. Keinginan mereka seperti apa lalu didengarkan.
Hingga, pada bulan Juli 2006, sebanyak 989 pedagang yang berdagang di
monumen 45 banjarsari sejak 1998, mau pindah ke Pasar Klthikan Notoharjo,
Semanggi, tanpa paksaan. Untuk program penataan PKL ini Pemkot Solo
setidaknya menghabiskan dana Rp. 5, 6 Miliar. Mungkin tidak berlibahan jika
dikatakan bahwa selama lima tahun kepemimpinan Jokowi, Solo telah berubah
menjadi sangat baik. Sebelumnya kota Solo terlihat semerawut, dengan
banyaknya pedagang pasar tradisional tumpah hingga ke jalan raya. Di tangannya,

Universitas Sumatera Utara

titik-titik koto yang dulu kumuh berhasil dirapihkan dan dibangun pasar yang
bersih dan tertata.
Berbagai prestasi juga ditorehkan oleh Jokowi, baik keberhasilankeberhasilan yang berskala kecil hingga besar. Di bawah kepemimpinannya,
Jokowi berhasil memutus mata rantai kemiskinan dengan meluncurkan dana untuk
biaya pendidikan dan kesehatan. Termasuk program perbaikan gizi anak serta
menekan angka kematian ibu dan anak pasca persalinan. Inovasi itulah yang
akhirnya membuaat dirinya mendapatkan penghargaan sebagai Walikota Teladan
dari Mendagri pada April 2011.
Kini, dibawah kepemimpinan Jokowi, kota Solo rupanya berhasil menjadi
contoh konsep pembangunan kota yang melibatkan masyarakat dalam
pembangunannya, dan memanusiakan rakyat di daerahnya. Jika dilihat dari
kondisi pembangunan, daerah ini tidak hanya memberikan ruang untuk
kepentingan investasi, namun daerah ini juga menyediakan ruang lingkungan
secara terpadu. Taman yang dulu rawan dan penuh dengan prostitusi menjadi
ruang untuk pedagang kaki lima dan taman kota yang hijau dan menyenangkan.
Solo juga menjadi ruang bagi aktivitas ekonomi, pembangunan Solo sangat
berpihak pada ekonomi rakyat, pelaku ekonomi lokal dilindungi dari lindasan
investor bermodal besar.
Dalam rangka untuk menjadikan kota “Solo Masa Depan adalah Solo
Masa Lalu”, maka Jokowi sebagai Walikota Solo memiliki program jangka lima

Universitas Sumatera Utara

tahun kedepan dengan menjadikan Solo sebagai Eco Culture City, atau Solo
menjadi kota ekobudaya. Yaitu, upaya menjadikan Solo sebagai kota peduli
budaya dan lingkungan. Secara garis besar, program-program pemerintah kota
Solo untuk mewujudkan Solo yang peduli lingkungan dilakukan dengan beberapa
hal, di antaranya seperti pengendalian pencemaran udara, revitalisasi ruang
terbuka hijau, urban forest, dan city walk.
Urban forest merupakan kegiatan rehabilitasi dan pemulihan cadangan
sumber daya air melalui penataan fisik ruang terbuka hijau dengan tujuan
terciptanya optimalisasi fungsi sungai bengawan Solo, peningkatan kualitas tata
ruang kota, penciptaan ruang terbuka hijau (RTH), sebagai aktivitas sosial
masyarakat, fungsi resapan air, dan low risk investasi bila terjadi debit air
maksimal (banjir).
Sementara itu, program citywalk dibuat sebagai ruang publik untuk
mewadahi pejalan kaki, interaksi masyarakat, maupun wisatawan dengan
menghadirkan kenangan “Solo Tempoe Doeloe”, mengurangi pergerakan roda
transportasi kendaraan bermotor, upaya mengubah budaya kendaraan bermotor
menjadi budaya penggunaan kendaraan bermotor menjadi budaya berjalan kaki
atau bersepeda, pengurangan polusi udara sebagai keuntungan pengurangan
penggunaan kendaraan bermotor. Kelebihan Jokowi sebagai seorang walikota
tidak berhenti sampai disitu saja. Selain beliau dikenal sebagai sosok yang dekat
dengan rakyat, Jokowi cukup terkenal karna beliau pandai dalam membuat
kebijakan-kebijakan yang bisa menyenangkan masyarakat, seperti dengan

Universitas Sumatera Utara

memperbaiki SDM aparat. Selama menjadi walikota Solo, Jokowi berhasil
menciptakan kota Solo menjadi kota yang kondusif, tidak lagi menjadi
kota„sumbu pendek‟ seperti yang selama ini menjadi predikat Solo. Iklim yang
kondusif ini juga pada gilirannya membuat investasi meningkat.
Selain dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, Jokowi juga
dikenal dengan sosok yang dekat dan perduli terhadap kesenian. Jokowi pernah
tercatat sebagai Pembina Hamkri (Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia)
Solo. Jokowi juga menyukai music kelompok Koes Plus. Kepedulian Jokowi
terhadap kesenian tampak dari keberhasilannya menggelar berbagai even-even
kesenian di Solo. Jokowi telah berhasil membangkitkan potensi Solo yang besar
di bidang seni pertunjukan, hal itu ditunjukkan dengan ratusan sanggar tari, music
dan teater. Oleh sebab itu, maka Jokowi membuat wadah kesenian untuk mereka,
seperti Solo International Ethnic Music (SIEM) Festival dan Solo Batik Carnival,
sebagai awalan. Kemudian menyusul Solo International Performing Arts (SIPA),
Solo Jazz Festival dan Festival Keroncong, seperti Festival Anak dan banyak lagi
yang lainnya.
Selain perhatiannya kepada kesenian local, yang cukup menarik dan tidak
disangka-sangka adalah kesenangan Jokowi kepada aliran music rock atau music
cadas. Kegemaran Jokowi terhadap music Rock ini sudah terihat sejak beliau
masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jokowi remaja sudah
mulai mendengarkan lagu-lagu dari grup-grup music rock lama, misalnya
Sepultura, Led Zeplin, Deep Purple, Metalica, Palm Desert, Linkin Park, The

Universitas Sumatera Utara

Cranberies, Lamb of God dan lain-lain. Selain hobi mendengarkan music rock,
Jokowi juga sangat suka menonton pertunjukan music. Hobi mendengarkan dan
menonton pertunjukan musik itu terus berlanjut hingga Jokowi menjadi
mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM, bahkan sampai sekarang pun hobi
tersebut terus berlanjut.
Posisi Jokowi sebagai walikota pada saat itu memang tidak bisa
menghambat hobinya untuk menonton pertunjukan music rock. Suatu saat, pada
sebuah konser music cadas bertajuk Rock In Solo Heritage Fest 2011 yang
diramaikan 36 grup band dalam dan luar negeri, ribuan penonton yang hadir
dikejutkan oleh kedatangan Jokowi yang tanpa pengawalan khusus saat itu
terbilang mendadak, sehingga begitu mengejutkan para penonton. Jokowi
selanjutnya berbaur dengan para penonton lain tanpa merasa berbeda dengan
mereka.
Di dunia music rock, musisi yang menjadi idola Jokowi adalah John
Blonham, drummer dari group music rock Led Zeppelin. Menurut Jokowi,
penentu bagus tidaknya sebuah band rock ada pada diri drummer dan John
Blonham dinilainya sebagai sosok yang luar biasa di dunia rock. Menelusuri lebih
dalam tentang kesuksesan Jokowi dengan music rock, ada hal yang menarik yang
diungkapkannya. Menurut Jokowi, alasannya menyukai music rock karna music
ini mempunyai filosofi yang bagus, yaitu mampu memberikan rasa semangat,
memberikan inspirasi untuk mendobrak, dan kekuatan liriknya yang mayoritas

Universitas Sumatera Utara

berisi kritik. Jadi bagi Jokowi, music rock itu sarat dengan pesan- pesan yang
memberikan semangat untuk mendobrak.
Sehubungan dengan semangat mendobrak yang diungkap Jokowi, lebih
lanjut Jokowi mengkaitkannya dengan sikap seorang pemimpin. Jokowi
berpendapat bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki keberanian untuk
mendobrak dan harus mampu memberikan semangat kepada rakyatnya. Selain itu
juga Jokowi menganggap music rock mampu menghadirkan kebebasan dalam
berpikir dan berkreasi. Rupanya filosofi music rock itulah yang selama ini
menginspirasi gaya kepemimpinan Jokowi, menjadi sosok pemimpin yang berani,
bebas berkreasi, dan memiliki kekuatan untuk mendobrak.
Keberhasilan Jokowi dan Rudy dalam memimpin Solo ternyata membuat
masyarakat Solo menginginkan mereka kembali untuk memimpin Solo kedua
kalinya. Dan pada akhirnya, Jokowi-Rudy memutuskan untuk ikut mendaftar
menjadi pasangan kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo periode 20102015. Pada Pilkada Solo 2010, Jokowi-Rudy kembali diusung PDIP serta
didukung PAN dan PKS. Tingginya popularitas serta keinginan masyarakat
kepada mereka untuk memimpin kembali membuat kedua pasangan ini
mendapatkan perolehan suara yang cukup fenomenal pada Pilkada Solo 2010,
yaitu sebesar 90,09%. Sedangkan kandidat pesaingnya, KP Eddy S WirabhumiSupradi Kertamenawi yang diusung Partai Demokrat dan didukung Partai Golkar,

Universitas Sumatera Utara

hanya mengumpulkan suara 9,91 persen.Dalam Pilkada ini, angka partisipasi
mencapai 71,80 persen dari 393.703 jiwa dalam daftar pemilih tetap.57
Di samping kemenangannya yang cukup fenomenal serta keberhasilannya
dalam memimpin Solo, nama Jokowi mulai banyak dikenal masyarakat luar ketika
ia membuat gebrakan kembali. Pada awal 2011, Jokowi melakukan gebrakan
yaitu dengan menggunakan mobil Esemka, yang merupakan sebuah mobil rakitan
buatan para siswa SMK di Solo, sebagai kendaraan dinas selama memimpin di
Solo. Atas dasar beberapa terobosan dan keberhasilan yang dilakukan oleh
Jokowi, banyak pihak, termasuk diantaranya PDIP, yang menganggap bahwa
Jokowi adalah figur yang tepat untuk menjadi Gubernur Jakarta. Pada awalnya
Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak dalam kapasitas sebagai bakal calon
gubernur DKI Jakarta karena belum didaftarkan baik itu di tingkat DPD maupun
di DPP PDIP. Namun fakta berbicara lain, sepak terjang Jokowi ternyata menarik
perhatian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan juga gerindra.
Kedua partai tersebut tertarik dengan profil dan keberhasilan sang walikota Solo.
Baik PDIP ataupun gerindra sama-sama ingin menjagokan Jokowi ke dalam
panggung pemilihan gubernur DKI Jakarta pada bulan juli 2012. Dalam pemilihan
gubernur DKI tersebut, Jokowi ditemani oleh Basuki Tjahya Purnama, atau yang
lebih akrab dipanggil ahok. Masuknya nama Jokowi dan ahok ini tentu saja
memberikan warna baru dalam pemilihan gubernur Jakarta. Nama kedua toko
tersebut bersaing dengan beberapa nama orang besar lainnya seperti Faisal Basrie57

Ibid, Hal. 26-28.

Universitas Sumatera Utara

Biem Benjamin, Hendardji Soepandi-Ahmad Riza Patria, Alex Noerdin-Nono
Sumpomo, Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini dan Fauzi Bowo-Nachrowi
Ramli.
Namun Jokowi tetaplah menjadi sebuah nama yang menyita banyak sekali
perhatian warga Jakarta. Semua orang ridak lupa bagaimana track record Jokowi
selama membesarkan dan membangun kota Solo. Semua masyarakat Jakarta juga
kagum dengan pembawaan Jokowi yang down to earth, dan low profil. Karena
prestasi dan upaya penataan PKL yang dilakukan Jokowi sangat manusiawi dan
terlihat damai tanpa adanya pertikaian, maka hamper 70% pemilih di DKI dari
kalangan masyarakat kecil. Para masyarakat kecil tersebut yakin bahwa Jokowi
pasti bisa memajukan Jakarta tanpa harus merugikan orang-orang cilik.
Pada Pemilukada Jakarta 2012 Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama menang
lewat pemilihan 2 putaran dimana pada putaran Pertama Jokowi menang dengan
42,6% suara, Berikut merupakan hasil perhitungan suara putaran pertama yang
dirilis oleh KPUD DKI Jakarta atas pemungutan suara yang dilaksanakan pada 11
Juli 2012:58
Tabel 2
Hasil Perolehan Suara Pemilukada Jakarta tahun 2012
No

58

Pasangan

Jumlah Suara

Persentase

Wijoyo Bagus D, Pesona dan Karisma Jokowi, Sinar Kejora, Yogyakarta, 2012, Hal.160.

Universitas Sumatera Utara

Fauzi Bowo – Nachroni Ramli

1

476.648

34,05%

85.990

1,98%

847.157

42,6%

508.113

11,72%

Hendardji Soepandji- Ahmad
2
Riza Patria
Joko Widodo-Basuki Tjahaja
3
Purnama
Hidayat Nurwahid- Didik
4
Rachbini
5

Faisal Batubara-Biem Benjamin

215.935

4,98%

6

Alex Noerdin-Nono S

202.642

4,67%

4.336.486

100%

Total
Sumber :Kompas.com 19 Juli 2012

Sementara itu, tabel dibawah ini merupakan hasil pemungutan suara dari
pilkada DKI Jakarta 2012 pada putaran kedua :59
Tabel 3
Hasil Perolehan Suara Pemilukada Jakarta tahun 2012
No

Pasangan

Jumlah Suara

Persentase

1

Fauzi Bowo – Nachroni Ramli

2.120.815

46,18%

2

Joko Widodo-Basuki Tjahaja
2.472.130

53,82%

Purnama

59

Ibid, Hal. 162.

Universitas Sumatera Utara

Total

4.592.945

100%

Sumber : Kompas.com 28 September 2012
Dari tabel diatas menuntukan Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama
memenangkan Pemilukada Jakarta dengan kemenangan 53,825% mengalahkan
pasangan Fauzi Bowo - Nachroni Ramli yang memperoleh 46,18% suara, Joko
Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama kemudian dilantik menjadi Gubernur dan
Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 dalam Sidang Paripurna
Istimewa DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Senin 15 Oktober 2012.
Di samping elektabilitas dan popularitas Jokowi yang begitu tinggi serta
diunggulkan mayoritas lembaga survei, Jokowi juga dianggap sukses memimpin
Jakarta karena gaya kepemimpinannya yang tegas, suka blusukan, melakukan
pelelangan Jabatan di Jakarta, Mulai menata pedagang kaki lima (PKL) akhirnya
membuat Jokowi dicalonkan oleh PDI Perjuangan.
Mereka yakin bahwa Jokowi merupakan gubernur yang selama ini
diharap-harapkan mampu membawa perubahan besar bagi Jakarta. Maka dari itu,
banyak sekali yang yakin bahwa Jokowi dan ahok mampu memenangkan
pemilihan gubernur Jakarta pada juli 2012 lalu. Namun, terlepas dari itu semua,
Jokowi hanya bisa berdoa semoga ia masih bisa membantu untuk membesarkan
nama Jakarta dan memperbaiki nama Indonesia di mata dunia internasional. Hal
tersebut tentu saja bisa beliau lakukan dengan mempertahankan prinsipnya yang

Universitas Sumatera Utara

tidak mau korupsi dan mementingkan hak-hak semua lapisan masyarakat. Pada 15
Oktober 2012, Jokowi dilantik sebagai Gunernur DKI Jakarta.
Beberapa orang mengatakan tanpa keberanian, kepemimpinan tidak dapat
ditunjukkan atau ditonjolkan, beberapa pemimpin pada organisasi yang besar,
menyatakan keberanian adalah hal yang penting tetapi kadang diartikan dengan
melakukan hal-hal yang akan membuat dirinya mendapat promosi atau
meningkatkan gajinya. Pencalonan Jokowi menurut kebanyakan pendapat
masyarakat pada saat beliau menyatakan ikut sebagai salah satu kandidat
Gubernur DKI Jakarta adalah suatu hal yang berlebihan, tidak masuk akal. Karena
dari postur tubuh yang kurus kecil, sederhana, pengalaman memimpin organisasi
yang besar belum terlalu teruji, kota Solo yang dipimpin saat itu menurut
kebanyakan orang tidaklah bisa disamakan dengan DKI Jakarta dengan multi
etnis, geografis, budaya, pola hidup, masalah sosial, kemiskinan, dan masalahmasalah infrastruktur dan suprastruktur yang jauh berbeda dengan kota Solo.
Ternyata Jokowi memiliki kepemimpinan yang berani (leadership Courges), awal
kampanye ia sudah menyatakan anggaran kampanye yang hanya pas-pasan.
Begitulah gambaran pribadi sederhana Jokowi, pemimpin sederhana yang
berprestasi tinggi. Mungkin sudah seharusnya kesederhanaan Jokowi membuat
“gerah” pemimpin atau pejabat lain, yang menunjukan tumpulnya rasa empati
terhadap kesusahan hidup rakyat, yang meminta fasilitas mobil dan rumah dinas
mewah, kenaikan gaji pejabat dan berbagai fasilitas cukup memberikan inspirasi
bagi setiap orang. Kepada pers, Jokowi dan jajarannya selalu bersikap tebuka. Dia

Universitas Sumatera Utara

sangat mudah dihubungi. Sehingga program-program tersosialisasi dengan baik.
Tak ada cerita sembunyi dari pers. Semua bentuk pemberitaan sebagai control
social serta sorotan pun dihadapi dengan gentle.
Ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-7,
publik pun tak bisa melepaskan rasa penasaran dari sosok keluarganya. Begitu
pula dengan sosok sang istri, Iriana. Iriana yang akrab di panggi dengan Bu Ana.
Tempat kelahiran beliau di kota Solo, pada tanggal 1 Oktober 1963 dan lulusan
dari SMA 3 Solo juga. Iriana Resmi menjadi suami istri pada 24 Desember 1986,
Iriana di samping melayani suami, juga sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial,
seperti di organisasi PKK. Iriana menjadi pimpinan PKK di kota Solo waktu
suaminya menjabat menjadi Walikota di kota tersebut. Waktu itu, banyak kegiatan
yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, seperti masalah kemiskinan
yang ada di kota Solo dan juga kegiatan para ibu-ibu.
Iriana tidak pernah canggung dalam mengerjakan pekerjakan rumah
tangga, walau ada pembantu. Kepeduliannya kepada “wong cilik” di Solo, karena
dulu Suaminya juga pernah merasakan rumah digusur tanpa ada pesangon, dan
kejadian pahit itu membuat Iriana tidak mau warga Solo mengalami nasib yang
sama. Kemudian dia pun banyak membuat program- program, seperti pelathian
usaha kepada para warga. Hal yang menarik lain adalah ketika dia mau
meninggalkan kota Solo, karena sang suami terpilih sebagai Gunernur DKI
Jakarta masa jabatan 2012-2017 kemudian 2 tahun menjadi istri Gubernur DKI
Jakarta pada tahun 2014 suaminya terpilih kembali menjadi Presiden Republik

Universitas Sumatera Utara

Indonesia 2014-2019. Banyak warga Solo yang merasa kehilangan sosok Bu Wali
yang selalu merakyat. Jadi kesederhanaan Iriana tidak hanya dalam keluarga saja,
namun sudah menjadi prinsip hidupnya. Bahkan saking sederhananya, sampaisampai beliau tidak punya akun facebook, twiter dan instagram, hal ini di
nyatakan sendiri oleh suaminya. 60
Jokowi dan Iriana dikaruniai tiga orang putra, anak sulung dari Jokowi
bernama Gibran lahir pada 1 Oktober 1987 di masa Jokowi memulai usaha sendiri
mendirikan pabrik kayu di Solo. Masuk SMP, Gibran memilih sekolah SMP dan
SMA di Singapura dan lanjut kuliah di Universitas Teknologi Insearch, Sydney Australia. Lulus kuliah, Gibran kembali ke Solo dan memulai usaha catering
bernama Chilli Pari. Empat tahun berjalan, Gibran kini sukses sebagai pengusaha
catering dengan omzet ratusan juta rupiah tanpa bantuan sang ayah. Nama Gibran
Rakabuming Raka seolah melambangkan doa dari kedua orangtuanya. Gibran bisa
diartikan sebagai pria yang pandai, simple dan apa adanya. Lalu Raka bisa berarti
keteguhan dan kebijaksanaan sementara Bumi adalah tanah. Jadi bisa dibilang
Gibran Rakabuming Raka adalah pria yang pandai, teguh dan bijaksana tetapi
tetap apa adanya dan membumi (tidak sombong). Terbukti kendati dia seorang
pengusaha muda yang sukses, Gibran masih tetap sederhana dan memilih tidak
ingin disorot atau membanggakan punya ayah Presiden.

60

http://silontong.com/2014/06/09/profil-dan-biodata-iriana-istri-joko-widodo-atau-jokowi/
diunduh pada 25 November 2014, Pukul 12.21 Wib.

Universitas Sumatera Utara

Anak Kedua Jokowi dan Iriana bernaam Kahiyang Ayu adalah putri satusatunya Jokowi. Terlahir pada tahun 1991, wanita yang sering dipanggil mbak
Ayang ini adalah lulusan teknologi pangan dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta (UNS). Dari segi fisik, Ayang memang paling mewarisi kecantikan
sang ibu. Ayang memiliki tubuh yang sedikit bongsor tetapi wajah yang imut dan
pipi yang chubby. Perangai sederhana masih tetap bisa dilihat dari wanita berusia
25 tahun ini. Ditilik dari arti namanya, Kahiyang Ayu memang mempunyai nama
yang sangat Jawa. Di mana Ayang bisa berarti sayang atau yang tersayang dan
Ayu semua orang juga sudah tahu itu bermakna cantik. Jadi, Kahiyang Ayu
adalah wanita tersayang yang cantik. Tentu saja dia menjadi sosok kesayangan
Jokowi dan Iriana serta kedua saudara laki-lakinya yang akan selalu menjaga
Ayang sampai dia menemukan sosok pria istimewa kelak.
Anak Ketiga bernama Kaesang adalah si bungsu putra Presiden Jokowi
dan ibu Iriana. Pemuda berkacamata ini bisa dibilang yang paling berbeda
dibandingkan kakak-kakaknya. Kaesang memang masih muda. Lelaki yang
berkuliah di Singapura ini baru akan berusia 22 tahun. Dalam bahasa Vietnam,
nama Sang bisa berarti bangsawan laki-laki. Namun jika dilihat dari keturunannya
di mana Jokowi berdarah Jawa, maka nama Kaesang Pangarep besar
kemungkinan berarti sosok yang diarep-arep (dinanti-nanti). Kae = itu, Sang =

Universitas Sumatera Utara

yang, Pangarep = Diarep-arep. Jadi kalau digabungkan bisa saja Kaesang
Pangarep adalah bangsawan laki-laki yang dinantikan.61

61

http://plus.kapanlagi.com/mengenal-ketiga-anak-jokowi-dan-arti-nama-keren-mereka8b2c3b.html diunduh pada tanggal 25 November 2014 pukul 12.20 wib.

Universitas Sumatera Utara