Analisis Perbandingan Efisiensi Asuransi Syariah Dengan Asuransi Konvensional Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian
Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin modern ini yang

seiring dengan perkembangan jumlah pelaku ekonomi, perkembangan jumlah
kebutuhan barang dan jasa, maka kegiatan transaksi dalam perekonomian juga
dilakukan dengan adanya perantara dalam kegiatannya.
Perantara pun dapat diartikan sebagai pelaku pasar dan dapat juga
diartikan sebagai bangunan fisik pasar sebagai penghubung antara pihak yang
memiliki surplus atau kelebihan barang dan jasa dengan pihak yang kekurangan
barang dan jasa. Oleh karena itu, perantara ini dapat dikenal dengan istilah
lembaga keuangan.
Menurut Sigit dan Totok (2006) lembaga keuangan pada dasarnya adalah
lembaga yang menghubungkan antara pihak yang memerlukan dana dan pihak
yang mengalami surplus dana. Berdasarkan kegiatan tersebut, lembaga keuangan
memiliki dua kegiatan utama, yaitu penghimpunan dana dari unit surplus dan
penyaluran dana kepada unit defisit. Lembaga keuangan yang menjadi objek pada

penelitian ini adalah asuransi.
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non-bank yang
mempuyai peranan yang tidak jauh dari bank, yaitu bergerak dalam bidang
layanan jasa yang diberikan kepada masyarakat dalam mengenai risiko yang
terjadi dimasa yang akan datang. Produk asuransi merupakan salah satu bentuk

Universitas Sumatera Utara

produk yang memberikan banyak kegunaan baik itu untuk kelangsungan hidup
secara perorangan, masyarakat maupun perorangan.
Seluruh industri keuangan di Indonesia, termasuk dengan sektor asuransi
berada di bawah suatu lembaga yang dulunya bernama Bapepem-LK, kini
berganti nama menjadi Otoritas Jasa Keuanagan (OJK) sejak januari 2013.
Lembaga ini bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap transparansi
keuangan dan kegiatan operasional seluruh lembaga keuangan, mempertahankan
dan memelihara kestabilan perekonomian, serta melindungi kepentingan nasabah
dan masyarakat.
Industri jasa asuransi yang merupakan salah satu pilar keuangan. Ia dapat
juga diartikan sebagai bagian dari penggerak utama roda ekonomi Negara baik
asuransi konvensional maupun syariah. Buktinya disetiap sisi dunia usaha, baik

dibidang perdagangan barang maupun jasa, semuanya membutuhkan asuransi.
Asuransi sendiri merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga,
baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian, atau dalam
menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.
Perkembangan saat ini terdapat dua jenis asuransi yaitu asuransi
konvensional dan asuransi syariah. Sebenarnya kedua jenis asuransi tersebut tidak
terlalu berbeda jauh. Hanya saja ada beberapa hal yang memang bertolak
belakang sehingga perlu adanya penyesuaian yang dilakukan.
Asuransi syariah sudah dikenal sejak zaman Rasulullah yang dikenal
dengan sistem Al-Aqilah. Sistem ini merupakan suatu kebiasaan suku Arab
sebelum Islam datang yang kemudian disahkan oleh Rasulullah sebagai hukum

Universitas Sumatera Utara

Islam yang dibuat oleh Rasulullah dalam bentuk konstitusi pertama di dunia, yang
disebut Konstitusi Madinah (Amrin, 2006:11).
Asuransi syariah di Indonesia diawali pada tahun 1994. Pada saat itu, PT
Syarikat Takaful Indonesia berdiri pada 24 Februari 1994. Berdirinya lembaga ini
dimotori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia.
Asuransi konvensional dimulai dari masyarakat Babilonia 4.000-3.000 SM

yang dikenal dengan Perjanjian Hammurabi, kemudian tahun 1668 M di Coffe
House London berdirilah Lloyd of London yang merupakan cikal bakal asuransi
konvensional (Amrin, 2006:12).
Asuransi masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Keberadaan
asuransi di Indonesia merupakan akibat dari berhasilnya Bangsa Belanda dalam
sektor perkebunan dan perdagangan di Indonesia pada masa tersebut.
Pertumbuhan asuransi di Indonesia semakin meningkat seiring dengan
tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa asuransi sangat penting untuk
meminimalisir risiko dimasa depan. Pertumbuhan perusahaan asuransi dapat
dilihat dari perkembangan asuransi syariah dan asuransi konvensional pada tabel
dibawah ini pada tahun 2014:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1 Pertumbuhan Asuransi Syariah Tahun 2014
(Dalam Jutaan Rupiah)

No
1
2

3
4
5
6
7

Asuransi

Premi

Pendapatan
Investasi

PT Asuransi Adira Dinamika 87.348
PT Asuransi Astra Buana
185.307
PT AIG Insurence
122.741
PT Asuransi Takaful Umum
58.412

PT Jaya ProteksiTakaful
55.72
PT Asuransi Sinarmas
49.286
PT Asuransi Bangun Askrida
50.672

Modal

16.211 143.511
18.753 198.155
2.737 29.172
4.304 60.374
5.203 55.492
6.088 94.972
2.071 65.937

Biaya
Tenaga Beban
Kerja Komisi

65.943
1.261
2.839
2.585
910
363
917

30.596
47.081
10.543
20.962
12.461
12.451
23.412

Sumber : Laporan Keuangan 2011-2015 (Data Diolah, 2016)

Tabel 1.2 Pertumbuhan Asuransi konvensional Tahun 2014
(Dalam Jutaan Rupiah)


1

PT Asuransi Ramayana Tbk

542.297

Biaya
Beban
Modal Tenaga
Komisi
Kerja
45.482 231.162 18.031 114.144

2
3

PT Asuransi Bintang Tbk
PT Asuransi Jasa TaniaTbk


131.94
154.795

13.317 137.017
8.887 152.811

42.818
4.054

40.076
41.374

4

PT Victoria Insurence

4.957

13.038 109.046


23.983

12.872

5

PT Asuransi Jasaraharja putera 627.851

60.573 622.588

14.298

16.146

6
7

PT Asuransi Umum BCA
PT Asuransi Central Asia


14.917 90.956
52.011 713.254

825
62.724

15.871
87.772

No

Asuransi

Premi

Pendapatan
Investasi

191.183
650.955


Sumber : Laporan Keuangan 2011-2015 (Data Diolah, 2016)

Dari Tabel 1.1 yang telah diuraikan, merupakan perusahaan asuransi
syariah yang mempuyai pendapatan yang tinngi dibandingkan perusahaan
asuransi lainnya adalah perusahaan asuransi Astra Buana dilihat dari sisi
pendapatan investasi, premi, biaya tenaga kerja dan beban komisi.
Dari Tabel 1.2 yang

diuraikan bahwa pada tahun 2014 perusahaan

asuransi konvensional yang mempuyai pendapatan paling tinggi dibandingkan

Universitas Sumatera Utara

dengan perusahaan konvensional lainnya yaitu perusahaan asuransi PT Asuransi
Central Asia yang dilihat dari jumlah beban komisi, biaya tenaga kerja, modal,
pendapatan investasi dan premi.
Dilihat dari pertumbuhan asuransi syariah dan asuransi konvensional baik
dari sisi beban, pembayaran klaim, aset, pendapatan dan jumlah investasi, total
nilai yang tinggi ada pada perusahaan asuransi konvensional, apakah dengan nilai
yang dimiliki asuransi konvensional tersebut apakah sudah dapat disimpulkan
bahwa asuransi konvensional lebih efisien dibandingkan dengan asuransi
konvensional.
Dengan melihat pertumbuhan asuransi diatas, maka apakah asuransi
syariah sudah bekerja secara efisien dan efektif dibandingkan asuransi
konvensional. Perkembangan asuransi saat ini baik itu asuransi konvensional
maupun syariah, diperlukan kerja sama yang baik antara perusahaan asuransi,
regulasi, dan sistem.
Meningkatnya kesadaran masyarakat perlu diimbangi dengan memberikan
dan meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi.
Hal ini dapat dilihat dari kinerja asuransi.
Salah satu parameter kinerja asuransi dapat dilihat dari sisi efisiensinya.
Abidin dan Endri (2010) menyebutkan salah satu aspek paling penting bagi
keberhasilan suatu perusahaan adalah efisiensi.
Efisiensi memang menjadi salah satu parameter kinerja yang cukup
populer, namun efisiensi saja tidak cukup untuk menjadi parameter kinerja suatu
asuransi. Efisiensi suatu asuransi setidaknya harus diikuti oleh manajemen risiko

Universitas Sumatera Utara

yang baik, sehingga selain bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal, asuransi
juga dituntut untuk bisa mengendalikan risiko-risiko yang ada.
Menurut Idroes (2008 : 21). pada dasarnya resiko yang dihadapi dapat
dibagi atas dua kelompok besar. yaitu resiko finansial dan resiko nonfinansial.
Resiko finansial terkait dengan berupa hilangnya sejumlah uang akibat resiko
yang terjadi.
Pada sisi lain resiko nonfinansial terkait kepada kerugian yang tidak dapat
dikalkulasikan secara jelas jumlah uang yang hilang. Dampak finasial dari resiko
nonfinansial tidak dapat langsung dirasakan.
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang menggambarkan
kinerja suatu organisasi secara keseluruhan. Kemampuan menghasilkan output
dengan maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang
diharapkan.
Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, perusahaan asuransi dihadapkan
pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat
input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat
output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan output, dapat
dianalisis lebih jauh untuk melihat ketidakefisienan.
Mengukur efisiensi asuransi dapat dilakukan dengan berbagai metode
seperti melihat perbandingan indikator kinerja asuransi dan rasio keuangan. Selain
itu ada juga beberapa metode lain yaitu pendekatan parametrik dan non
parametrik Hadad et al. (2003) Pendekatan parametrik meliputi Stochastic
Frontier Approach (SFA). Distribution Free Approach (DFA) dan Thick Frontier

Universitas Sumatera Utara

Approach (TFA). sedangkan yang non parametrik adalah dengan menggunakan
pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).
Beberapa diantara peneliti terdahulu yang melakukan penelitian mengenai
efisiensi asuransi adalah Abidin dan Cabanda (2011) yaitu menunjukkan bahwa
perusahaan asuransi non jiwa berskala besar ditemukan lebih efisien dari pada
perusahaan perusahaan kecil.
Sama hal nya dengan penelitian yang dilakukan Mukiri (2011) yang
dilakukan di Kenya, rata-rata perusahaan asuransi kecil ditemukan relatif kurang
efisien dari pada perusahaan asuransi besar, sedangkan dalam skala organisasi
perusahaan asuransi yang berbisnis di jiwa dan non jiwa lebih efisien dari pada
perusahaan yang hanya mengkhususkan diri di asuransi jiwa atau non jiwa.
Pada penelitian Yakob (2014) melakukan penelitian asuransi syariah dan
asuransi konvensional di malaysia dengan menggunakan Two Stage DEA analisis
dengan hasil penelitian ini perusahaan takaful menunjukkan kinerja manajemen
risiko yang lebih baik daripada konvensional.
Khan dan Noreen (2014) mereka membandingkan efisiensi antara asuransi
konvensional dengan asuransi syariah, Penelitian ini dilakukan di Pakistan,
dimana pada industri asuransi tidak menunjukkan secara keseluruhan, khususnya
pada efisiensi biaya, hal ini karena efisiensi alokatif yang tinggi.
Namun, komponen efisiensi teknis menunjukkan tren membaik. Hasil
lebih lanjut menunjukkan bahwa perusahaan takaful lebih efisien dibandingkan
dengan perusahaan asuransi konvensional.

Universitas Sumatera Utara

Ismail et al.(2011) melakukan penelitian di malaysia, penelitian ini
menunjukkan bahwa asuransi konvensional memiliki skala efisien yang lebih
tinggi dibandingkan industri takaful (Syariah).
Dari beberapa penelitian yang diteliti oleh penelitian terdahulu mengenai
efisiensi asuransi masih terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten atau masih
adanya research gap. Hal ini menarik minat penulis untuk melakukan penelitian
kembali terhadap variabel variabel tersebut.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi dan juga berbagai latar
belakang permasalahan yang telah diutarakan diatas, Maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Efisieni Asuransi Syariah
Dengan Asuransi Konvensional Di Indonesia Dengan Menggunakan Data
Envelopment Analysis (DEA).

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan

masalah penelitian ini adalah “Apakah perusahaan asuransi konvensional lebih
efisien dibandingkan dengan asuransi syariah” ?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbandingan Efisiensi

Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional.

Universitas Sumatera Utara

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.

Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang bagaimana menilai perbedaan efisiensi asuransi
syariah dan asuransi konvensional dengan menggunkan data envelopment
analysis.

2.

Bagi Perusahaan
Memberikan bahan masukan terhadap penilaian efisiensi perusahaan
dengan menggunakan data envelopment analysis..

3.

Investor
Untuk memberikan informasi kepada para investor dan pengguna laporan
keuangan perusahaan mengenai perbandingan efisiensi asuransi syariah
dengan asuransi konvensional, sehingga diharapkan informasi tersebut
dapat menjadi bahan pertimbangan dan panduan kepada para investor
dalam mengambil keputusan.

4.

Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan nantinya akan memacu akan adanya suatu
penelitian yang lebih baik mengenai efisiensi asuransi. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan para peneliti
mengenai perbandingan asuransi syariah dengan asuransi konvensional
sehingga diharapkan dapat menjadi informasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi antara BPR Syariah dengan BPR Konvensional di Indonesia dengan Menggunankan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

8 76 81

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah dan bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

0 15 100

Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Periode 2008-2012)

0 4 168

Analisis Perbandingan Efisiensi antara BPR Konvensional dan BPR Syariah di Surakarta dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Analisis Perbandingan Efisiensi Antara BPR Konvensional Dan BPR Syariah Di Surakarta Dengan Menggunakan Metode Data E

0 1 13

Analisis Perbandingan Efisiensi Asuransi Syariah Dengan Asuransi Konvensional Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis

0 0 2

Analisis Perbandingan Efisiensi Asuransi Syariah Dengan Asuransi Konvensional Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis

0 1 21

Analisis Perbandingan Efisiensi Asuransi Syariah Dengan Asuransi Konvensional Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis

1 7 3

Analisis Perbandingan Efisiensi Asuransi Syariah Dengan Asuransi Konvensional Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis

0 1 3

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 1 15

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI ASURANSI SYARIAH DENGAN ASURANSI KONVENSIONAL DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN

0 0 11