Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pemerintah daerah otonom memiliki kewenangan untuk melakukan
pengelolaan semua sektor pembangunan yang berada di wilayah kabupaten /
kota tersebut. Hal ini sesuai dengan amanat dari Peraturan Pemerintah
nomor 25 tahun 2000. Untuk melaksanakan kewenangannya, Pemerintah
Kabupaten/kota berjalan diatas kebijakan, standart, norma, prosedur dan
kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sehingga arah pembangunan
tetap terjaga pada satu tujuan yaitu Tujuan Pembangunan Nasional.
Selanjutnya, untuk menjalankan roda pembangunan didaerah tersebut maka
dibentuklah Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) dengan mengacu
kepada
tiga
fungsi
pemerintahan
daerah
yaitu
melakukan
tugas
pemerintahan, tugas pembangunan dan tugas pelayanan masyarakat. Dalam
pelaksanaan fungsi fungsi diatas pemeritah daerah memberdayakan berbagai
sumber dana baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, dana alokasi khusus, dana dekonsentrasi maupun dana bagi hasil.
Oleh karena itu Pemerintah
pertanggungjawaban dalam
Daerah berkewajiban
bentuk
laporan
memberikan
yang menyajikan
dan
mengungkapkan segala akivitas serta kegiatan yang terkait dengan
penerimaan dan penggunaan dana publik kepada pihak yang memilikihak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut dalam hal ini adalah
1
DPRD dan masyarakat luas.Dalam hal ini ada beberapa aspek penting yang
harus dipertimbangkan dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu aspek
legalitas penerimaan dan pengeluaran daerah, pengelolaan (stewardship)
keuangan secara baik, perlindungan aset fisik dan nilai financialnya,
pencegahan terjadinya pemborosan dan kesalahan prosedural.
Selanjutnya berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah khususnya
dalam hal pengendalian, dapat dilihat dari seberapa besar SKPD (Satuan
Kerja Perangkat Daerah) mampu melaksanakan elemen - elemen
manajemen keuangan daerah yang diperlukan meliputi akuntabilitas
keuangan daerah, value for money, kejujuran, transparansi dan pengawasan.
Lima variabel ini dapat dijadikan ukuran terhadap keberhasilan pemerintah
daerah dalam mengelola keuangan daerah.
Namun demikian keberhasilan dalam pengelolaan keuangan tersebut
harus diikuti pula keberhasilan dalam pencapaian target pembangunan
sesuai dengan visi dan misi yang dikembangkan oleh kepala daerah tersebut
ketika ia akan mencalonkan diri sebagai kepala daerah, disamping sejalan
pula dengan upaya mendukung program dan tujuan pembangunan nasional.
Disinilah letak keragaman ukuran sukses pembangunan daerah mengingat
dimasa otonomi daerah saai ini pemerintah daerah memiliki kewenangan
yang besar dalam mengelola pembangunan di daerahnya masing masing,
namun tetap mengkedepankan kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan nasional. Dari penjelasan diatas tergambar bahwa pengelolaan
keuangan yang baik tersebut harus memiliki ukuran stadart pengelolaan dan
2
standart ketercapaian sasaran target pembangunan dan inilah yang lazim
disebut dengan istilah Good governance.
Dalam rangka menciptakan good governance dengan akuntabilitas
publik yang baik, maka laporan keuangan daerah yang dihasilkan harus
diupayakan
sesederhana
keterukurannya
mungkin
(akuntable),
dan
sehingga
dapat
mudah
diakses
untuk
dengan
dianalisis
mudah
(transparan)oleh publik. Untuk itu dikembangkanlah format yang lebih
sederhana pada setiap variabel namun tetap sesuai dengansistem dan
standar akuntansi keuangan pemerintah daerah yang baku.
Selain itu dalam mewujudkan kinerja anggaran, makaSatuan perangkat
kerja daerah harus dapat memanfaatkan dana sebaik mungkin dengan
konsep Value for Money yang berorientasi pada kepentingan publik, serta
mempercayakan pengelolaan keuangan kepada staff yang profesional,
memiliki intergeritas dan kejujuan yang tinggi. Namun target capaian
anggaran baik penerimaan maupun pengeluaran daerahharus dimonitor
secara periodikal dengan membandingkan antaracapaian dengan target
anggaran, serta membandingkan dengan persentase target capaian tahun
sebelumnya.
Mengingat demikian kompleksnya pengelolaan keuangan daerah
disamping sumberdaya manusianya yang relatif terbatas bila diukur dari
aspek kualitas maka penulis berminat untuk melakukan kajian dan analisis
terhadap variabel – variableyang
menjadi
tolak
ukur
pengelolaan
keuangan daerah meliputi Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for
3
Money, Kejujuran,Transparansi dan Pengawasan, dengan melakukan studi
kajian pada Pemerintah kabupaten labuhan batu – Provinsi Sumatera Utara.
Dengan adanya kajian ini diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja
dan responsibilitas seluruh perangkat SKPD Pemerintah Kabupaten/Kota
maupun Pemerintah Provinsi untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah
yang baik sehinggapada akhirnya akan
meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penggunaan anggaran dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan
pelayanan kepada masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian Latar Belakang
diatas, maka penulis memformulasi
rumusan masalah yang akan dibahas didalam penelitian ini yaitu:“Apakah
akuntabilitas keuangan daerah, value for money, kejujuran, transparansi dan
pengawasan berpengaruh terhadap
pengelolaan keuangan daerah secara
parsial”?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
pengaruh
penelitianini
adalah
untuk
mengetahui seberapa besar
akuntabilitas keuangan daerah, value for money, kejujuran,
transparansi dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah baik
secara simultan maupun parsial.
4
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan bermanfaat kepada:
1. Pengembangan ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
referansi dalam bidang ilmu akuntansi sektor publik khususnya tentang
pengelolaan keuangan daerah;
2. Peneliti sehingga dapat
menambah
pengetahuan
dalam
bidang
pengelolaan keuangan daerah;
3. Bagi pemerintah daerah dalam hal ini pengguna anggaran atau
SKPD diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, koreksi
dan untuk perbaikan didalam implementasi pengelolaan keuangan daerah
terutama bagi Pemerintah kabupaten labuhan batu;
5
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pemerintah daerah otonom memiliki kewenangan untuk melakukan
pengelolaan semua sektor pembangunan yang berada di wilayah kabupaten /
kota tersebut. Hal ini sesuai dengan amanat dari Peraturan Pemerintah
nomor 25 tahun 2000. Untuk melaksanakan kewenangannya, Pemerintah
Kabupaten/kota berjalan diatas kebijakan, standart, norma, prosedur dan
kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sehingga arah pembangunan
tetap terjaga pada satu tujuan yaitu Tujuan Pembangunan Nasional.
Selanjutnya, untuk menjalankan roda pembangunan didaerah tersebut maka
dibentuklah Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) dengan mengacu
kepada
tiga
fungsi
pemerintahan
daerah
yaitu
melakukan
tugas
pemerintahan, tugas pembangunan dan tugas pelayanan masyarakat. Dalam
pelaksanaan fungsi fungsi diatas pemeritah daerah memberdayakan berbagai
sumber dana baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, dana alokasi khusus, dana dekonsentrasi maupun dana bagi hasil.
Oleh karena itu Pemerintah
pertanggungjawaban dalam
Daerah berkewajiban
bentuk
laporan
memberikan
yang menyajikan
dan
mengungkapkan segala akivitas serta kegiatan yang terkait dengan
penerimaan dan penggunaan dana publik kepada pihak yang memilikihak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut dalam hal ini adalah
1
DPRD dan masyarakat luas.Dalam hal ini ada beberapa aspek penting yang
harus dipertimbangkan dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu aspek
legalitas penerimaan dan pengeluaran daerah, pengelolaan (stewardship)
keuangan secara baik, perlindungan aset fisik dan nilai financialnya,
pencegahan terjadinya pemborosan dan kesalahan prosedural.
Selanjutnya berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah khususnya
dalam hal pengendalian, dapat dilihat dari seberapa besar SKPD (Satuan
Kerja Perangkat Daerah) mampu melaksanakan elemen - elemen
manajemen keuangan daerah yang diperlukan meliputi akuntabilitas
keuangan daerah, value for money, kejujuran, transparansi dan pengawasan.
Lima variabel ini dapat dijadikan ukuran terhadap keberhasilan pemerintah
daerah dalam mengelola keuangan daerah.
Namun demikian keberhasilan dalam pengelolaan keuangan tersebut
harus diikuti pula keberhasilan dalam pencapaian target pembangunan
sesuai dengan visi dan misi yang dikembangkan oleh kepala daerah tersebut
ketika ia akan mencalonkan diri sebagai kepala daerah, disamping sejalan
pula dengan upaya mendukung program dan tujuan pembangunan nasional.
Disinilah letak keragaman ukuran sukses pembangunan daerah mengingat
dimasa otonomi daerah saai ini pemerintah daerah memiliki kewenangan
yang besar dalam mengelola pembangunan di daerahnya masing masing,
namun tetap mengkedepankan kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan nasional. Dari penjelasan diatas tergambar bahwa pengelolaan
keuangan yang baik tersebut harus memiliki ukuran stadart pengelolaan dan
2
standart ketercapaian sasaran target pembangunan dan inilah yang lazim
disebut dengan istilah Good governance.
Dalam rangka menciptakan good governance dengan akuntabilitas
publik yang baik, maka laporan keuangan daerah yang dihasilkan harus
diupayakan
sesederhana
keterukurannya
mungkin
(akuntable),
dan
sehingga
dapat
mudah
diakses
untuk
dengan
dianalisis
mudah
(transparan)oleh publik. Untuk itu dikembangkanlah format yang lebih
sederhana pada setiap variabel namun tetap sesuai dengansistem dan
standar akuntansi keuangan pemerintah daerah yang baku.
Selain itu dalam mewujudkan kinerja anggaran, makaSatuan perangkat
kerja daerah harus dapat memanfaatkan dana sebaik mungkin dengan
konsep Value for Money yang berorientasi pada kepentingan publik, serta
mempercayakan pengelolaan keuangan kepada staff yang profesional,
memiliki intergeritas dan kejujuan yang tinggi. Namun target capaian
anggaran baik penerimaan maupun pengeluaran daerahharus dimonitor
secara periodikal dengan membandingkan antaracapaian dengan target
anggaran, serta membandingkan dengan persentase target capaian tahun
sebelumnya.
Mengingat demikian kompleksnya pengelolaan keuangan daerah
disamping sumberdaya manusianya yang relatif terbatas bila diukur dari
aspek kualitas maka penulis berminat untuk melakukan kajian dan analisis
terhadap variabel – variableyang
menjadi
tolak
ukur
pengelolaan
keuangan daerah meliputi Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for
3
Money, Kejujuran,Transparansi dan Pengawasan, dengan melakukan studi
kajian pada Pemerintah kabupaten labuhan batu – Provinsi Sumatera Utara.
Dengan adanya kajian ini diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja
dan responsibilitas seluruh perangkat SKPD Pemerintah Kabupaten/Kota
maupun Pemerintah Provinsi untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah
yang baik sehinggapada akhirnya akan
meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penggunaan anggaran dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan
pelayanan kepada masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian Latar Belakang
diatas, maka penulis memformulasi
rumusan masalah yang akan dibahas didalam penelitian ini yaitu:“Apakah
akuntabilitas keuangan daerah, value for money, kejujuran, transparansi dan
pengawasan berpengaruh terhadap
pengelolaan keuangan daerah secara
parsial”?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
pengaruh
penelitianini
adalah
untuk
mengetahui seberapa besar
akuntabilitas keuangan daerah, value for money, kejujuran,
transparansi dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah baik
secara simultan maupun parsial.
4
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan bermanfaat kepada:
1. Pengembangan ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
referansi dalam bidang ilmu akuntansi sektor publik khususnya tentang
pengelolaan keuangan daerah;
2. Peneliti sehingga dapat
menambah
pengetahuan
dalam
bidang
pengelolaan keuangan daerah;
3. Bagi pemerintah daerah dalam hal ini pengguna anggaran atau
SKPD diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, koreksi
dan untuk perbaikan didalam implementasi pengelolaan keuangan daerah
terutama bagi Pemerintah kabupaten labuhan batu;
5