Uji Disolusi Tablet Parasetamol Yang Diproduksi Oleh Pt Mutiara Mukti Farma (Mutifa) Medan Secara Spektrofotometri Uv-Vis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parasetamol (asetaminofen) merupakan salah satu obat analgesikantipiretik yang sangat populer. Parasetamol dapat tersedia dalam berbagai
macam sediaan seperti tablet, kapsul, tetes, eliksir, suspensi, dan supositoria.
Parasetamol pada umumnya diberikan dalam bentuk tablet yang mengandung 500
mg bahan aktif. Parasetamol juga sering dikombinasikan dengan bahan obat lain
dalam satu formulasi (Rohman, 2008).
Untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri yang ringan sampai moderat,
serta untuk menurunkan suhu badan pada keadaan panas badan yang tinggi
dibutuhkan obat yang memberikan efek antipiretik (menurunkan demam) dan
analgesik. Dimana antipiretik bekerja dengan meningkatkan eliminasi panas
dengan cara menimbulkan dilatasi pembuluh darah parifer dan mebolisasi air
sehingga terjadi pengenceran darah dan mengeluarkan keringat yang dapat
mengakibatkan penurunan suhu tubuh. Penurunan suhu tersebut adalah hasil kerja
obat pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan pusat kontrol di hipotalamus.
Adapun contoh obat yang mengandung antipiretik dan analgesik antara lain
parasetamol, dimana dalam perdagangan biasa parasetamol diformulasikan dalam
bentuk sediaan tablet dengan dosis 500 mg untuk tiap tablet (Siswandono dan
Soekardjo, 1995).
Parameter uji yang dilakukan untuk pengujian setiap tablet adalah

keseragaman bobot untuk menjamin keseragam tiap tablet, kekerasan agar tablet

dapat bertahan terhadap berbagai guncangan, kerenyahan untuk mengetahui
kerenyahan tablet, waktu hancur untuk mengetahui kesesuaian batas waktu
hancur, disolusi untuk mengetahui lama obat melarut dan penetapan kadar untuk
mengetahui apakah tablet tersebut memenuhi syarat (Ditjen POM, 2014).
Salah satu parameter uji yang dilakukan untuk pengujian sediaan tablet
adalah dilakukan uji disolusi. Uji ini dilakukan untuk menentukan kesesuain
dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk
sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus
dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali
bila dinyatakan lain dalam monografi (Ditjen POM, 2014).
Faktor yang harus diperhatikan dalam uji disolusi yaitu ukuran dan bentuk
yang akan mempengaruhi laju dan tingkat kelarutan. Selain itu sifat media pelarut
juga akan mempengaruhi uji kelarutan. Beberapa kegunaan uji disolusi antara lain
menjamin keseragaman suatu batch, menjamin bahwa obat akan memberikan efek
terapi yang diinginkan dan diperlukan dalam rangka pengembangan suatu obat
baru (Ditjen POM, 2014)
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk memilih judul “Uji
Disolusi


Tablet

Parasetamo

Secara

Spektrofotometri

UV-Visible

Yang

Diproduksi Oleh PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) Medan” yang dimaksud
untuk menjelaskan bagaimana suatu obat larut sempurna sehingga dapat
melepaskan zat aktifnya kemudian diabsorbsi dan dapat melewati membran
masuk ke jaringan termasuk reseptor yang membutuhkan sehingga berefek terapi.

1.2 Tujuan Dan Manfaat
1.2.1


Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:

a. mengetahui kadar parasetamol yang terlarut dari sediaan tablet parasetamol
yang diproduksi oleh PT. Mutifa dalam media buffer fosfat pH 5,8;
b. membandingkan kadar parasetamol yang terlarut dari sediaan tablet
parasetamol yang diproduksi oleh PT. Mutifa dengan persyaratan uji yang
tertera pada Farmakope Indonesia Edisi V.

1.2.2

Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan, khususnya tentang uji disolusi tablet parasetamol secara
spektrofotometri UV-Visibel.