Pengakuan Kedudukan Anak Di Luar Perkawinan Dalam Kajian Hukum Positif

ABSTRAK
PENGAKUAN KEDUDUKAN ANAK DI LUAR PERKAWINAN DALAM
KAJIAN HUKUM POSITIF
Akibat hukum yang ditimbulkan oleh perkawinan yang sah adalah salah
satunya anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut yaitu anak yang sah yang
memiliki hubungan keperdataan secara sempurna kepada kedua orang tuanya.
Berbeda dengan perkawinan yang tidak sah tidak memiliki akibat hukum
apapun.Anak sebagai hasil hubungan luar nikah tidak dijadikan sasaran hukum sosial
atas perbuatan ibu kandungnya dan ayah alami (genetik).Kedudukan seorang anak
penting dalam sebuah perkawinan, tetapi seorang ayah dalam hal ini bisa saja tidak
mau mengakui kedudukan seorang anak sebagai hasil hubungan pernikahan tidak sah
dan ayah memiliki kekuasaan untuk hal tersebut. Pengakuan sebagai anak ini saja
tanpa diikuti dengan suatu perkawinan antara ayah dan ibu hanyalah ada anak yang
diakui (natuurlijk erkendkind) maka anak ini belumlah dinamakan anak sah (wettig
kind).
Sehingga dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
yaitu bagaimana latar belakang pengakuan, kedudukan dan implementasi hak
keperdataan anak di luar perkawinan dalam kajian hukum positif . Untuk meneliti
permasalahan tersebut maka digunakanlah penelitian yuridis normatif yang artinya
penelitian yang mangacu pada norma hukum yang berkaitan dengan pendekatan
perundang-undangan (statue approach) dalam melakukan pengkajian uji materiil

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Kemudian dari hasil penelitian tersebut diatas maka diperolehlah suatu
kesimpulan bahwasanya untuk kasus yang meminta permohonan penetapan
perkawinan tidak perlu seorang hakim memakai acuan putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 46/PUU-VIII/2010 cukup para hakim memeriksa kelengkapan bukti dan
mendengarkan saksi yang dihadirkan para pemohon. Sedangkan untuk kasus yang
mengakui anak mereka adalah anak yang dihasilan di luar perkawinan maka para
hakim memakai acuan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010
sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan perkara tersebut yang dilakukan
demi kepentingan anak tersebut. Sehingga dihimbau kepada pasangan yang belum
mencatatkan perkawinannya untuk segera mencatatkannya demi kepentingan anak
sehingga anak memiliki kejelasan status. Serta diharapkan kepada orang tua yang
telah mengakui anak di luar perkawinan hendaknya melaksanakan kewajiban
selayaknya sebagai orang tua demi masa depan anak.
Kata Kunci : Pengakuan,Kedudukan, Implementasi Hak Keperdataan Anak Di
Luar Perkawinan

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Legal consequence caused by a legal marriage is the birth of a legal child who
has complete civil relationship with the parents. On the other hand, an illegal
marriage does not have any legal consequence. A child from an illegal marriage does
not have any legal social relationship on what has been done by his own mother or
father (genetic).The position of a child is important in a wedlock although a father, in
this case, is able to not recognize his child as the result of the illegal marriage, and it
seems that he has the right to do so. The recognition of a child without a marriage
between his/her father and mother is regarded as a recognized child (natuurlijk
erkendkind) and cannot be called as a legal child (wettig kind).
From the background above, it could be formulated some problems of how
about the background of recognition, position, and implementation of the civil right
of a child in an illegal marriage, viewed from the study of positive law. In order to
analyze these problems, the researcher used judicial formative approach which was
referred to legal norms related to statue approach in analyzing material test of Law
No. 1/1974 on Marriage.
The result of the research shows that, for a case which requests marriage
validation, judges do not need to use the reference from the Constitutional Court No.
46/PUU-VIII/2010; they only need to examine the completeness of evidence and
listen to witnesses proposed by the supplicants. In the case of the recognition of a
child from an illegal marriage, judges refer to the Ruling of the Constitutional Court

No. 46/PUU-VIII/20010 as the consideration for the verdict for the sake of the child.
It is recommended that those who have not yet registered their marriage should
register it immediately for the sake of their children in getting legal status, and illegal
married parents who have recognized their children should take care of them
seriously for the sake of their children’ future lives.

Keywords: Recognition, Position, Implementation of Civil Right of Children from
Illegal Marriage

Universitas Sumatera Utara