T IPS 1402444 Chapter 3

84

BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab metode penelitian penulis akan menyajikan tahapan-tahapan
proses penelitian yang akan dilaksanakan peneliti. Berikut susunan atau
sistematika penelitian, diawali dengan desain penelitian, pastisipan, populasi dan
sample, instrument penelitin, prosedur penelitian, dan analisis data yang dianggap
perlu untuk penelitian ini.

A. Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa survey
mengenai pengaruh penggunaan variasi model pembelajaran Discoveryinquiry based learning, Problem based learning, dan Project based
learning terhadap ketercapaian kompetensi inti pada mata pelajaran IPS
dalam kurikulum 2013 di SMP kota Bandung, dan jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Berikut adalah gambaran penelitian
kuantitatif menurut Suriasumatri dalam Kuntjojo (2009 hlm. 14):
Gambar 3.1
Metoda Ilmiah


Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

85

Penelitian deskriptif adalah usaha mengungkapkan suatu masalah
atau

keadaan

berdasarkan

temuan

fakta,

sehingga


bersifat

mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentang
keadaan yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti. Hal ini
dimaksudkan untuk menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi
yang dipelajari oleh penulis dan memerlukan informasi dari subjek yang
dipelajari. Penelitian survey menyelidiki populasi (semesta) dengan
menseleksi dan menyelidiki sampel-sampel yang ditarik dari populasi
untuk menemukan peristiwa relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan
antar variabel-variabel (Kerlinger, 1973 hlm. 410). Serupa dengan
Kerlinger, Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan bahwa, penelitian
survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan
mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan
variabel penelitian.
Jenis penelitian ini berdasarkan tingkat ekplanasinya adalah
penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006) menyatakan bahwa,
penelitian tingkat ekplanasi (level of exlpanation) adalah tingkat
penjelasan. Maksud dari penelitian ini ialah mencoba menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu

variabel dengan variabel yang lain. Untuk penelitian kuantitatif ini, pasti
ada hipotesis penelitian sebagai dugaan sementara yang akan diuji
kebenarannya oleh penulis. Menurut Hartarik (2012 hlm. 55) Hipotesis
dibangun oleh kerangka teori dan kerangka pemikiran sebagai kesimpulan
akhir dari kajian teori. Selain cara tersebut dapat juga diperoleh dari
pengalaman amatan dilapangan yang kemudian menghasilkan suatu
hipotesis kerja. Pengujian hipotesis merupakan pengkajian menggunakan
angka-angka atau secara statistika, apakah hipotesis tersebut didukung
oleh data atau tidak.
Babbie (1973 hlm. 57) mengemukakan bahwa rancangan penelitian
survey memiliki tiga tujuan umum, yaitu deskripsi, eksplanasi, dan
Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

86

eksplorasi. Tujuan deskriptif adalah untuk melakukan pembuktian
deskriptif mengenai populasi, yakni menemukan distribusi dari karakterkarakter atau atribut-atribut tertentu.


B. Partisipan
Penelitian ini direncanakan akan berjalan selama 6 bulan. Penelitian
ini dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2016. Pada
waktu yang telah ditentukan tersebut penulis akan melaksanakan sejumlah
aktivitas penelitian di sekolah-sekolah tingkat SMP di Kota Bandung
yang menerapkan kurikulum tahun 2013.
Partisipan dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik di
sekolah yang menerapkan kurikulum tahun 2013. Hal ini diputuskan
karena, guru berpengalaman secara langsung mengajarkan mata pelajaran
IPS dengan menggunakan metode-metode pembelajaran kepada peserta
didik. Sehingga peneliti berasumsi bahwa guru dan peserta didik
merupakan orang yang tepat untuk menjadi partisipan untuk pengambilan
data dalam penelitian ini.
Adapun data sebagai informasi penelitian ini dibagi menjadi dua
yakni data primer dan data sekunder:
1. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari responden secara
langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara

langsung dari peserta didik. Adapun pengertian data primer menurut
Marzuki, (2002 hlm. 55) data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama
kalinya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik
dari buku literature, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki
oleh instansi bersangkutan seperti dokumen dari sekolah, dinas
Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

87

pendidikan kota Bandung atau media lain. Pengertian data sekunder
menurut Umi Narimawati (2008 hlm. 94) bahwa data sekunder
merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari
dan pengumpulkan data.


C. Populasi, Sample dan Variable Penelitian
1.

Populasi
Secara bahasa populasi berasal serapan dari bahasa Inggris
population yang berarti sekumpulan individu. Menurut Sugiyono
(2007 hlm.55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek
penelitian dapat berupa manusia, dokumen-dokumen, dan hal lain
sebagainya yang dianggap sebagai objek penelitian dengan jumlah
yang sangat besar. Karena jumlah populasi penelitian ini terlalu
banyak untuk diteliti secara satu demi satu maka harus diambil sample
penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah para peserta didik di
SMP Negeri kota Bandung yang menerapkan kurikulum 2013, yakni
peserta didik dari SMP Negeri 2 Bandung, SMP Negeri 4 Bandung,
SMP Negeri 5 Bandung, dan SMP Negeri 13 Bandung.

2.


Sampel
Tidak jauh berbeda dengan populasi, sampel penelitian berasal
dari serapan bahasa Inggris yakni sample, yang artinya contoh
sebagian dari populasi. Sampel penelitian merupakan sebagian dari
keseluruhan jumlah yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono
(2006 hlm. 56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada populasi. Telah disinggung
oleh penulis sebelumnya pengambilan sampel penelitian hal ini

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

88

dikarenakan ada keterbatasan dana, tenaga dan waktu untuk meneliti
jumlah populasi yang banyak, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut. Oleh karena itu sampel
yang akan diambil dari populasi harus betul-betul representative atau
dapat mewakili keseluruhan populasi penelitian. Untuk lebih
memudahkan memahami populasi dan sampel perhatikan gambar di
bawah berikut:

Gambar 3.2
Logika Populasi dan Sampel

 N : Populasi
 n : Sampel

N
n

Jika kita perhatikan gambar di atas ada gambar lingkaran besar
berwarna biru yang lambangkan dengan huruf “N” kapital adalah
menggambarkan populasi, dan ada lingkaran kecil berwarna abu-abu
di dalam lingkaran besar warna biru, yang dilambangkan dengan huruf
“n” kecil menggambarkan sampel atau sebagian karakteristik dari

populasi yang dijadikan contoh untuk objek penelitian. Babbie (1973)
mengatakan sampling is the process of selecting observations yang
artinya sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi.
Proses seleksi

yang dimaksud Babbie adalah proses untuk

mendapatkan sampel untuk objek penelitian yang dibutuhkan.
Berikut adalah teknik penentuan sampel dikemukakan oleh
Zikmund (1994 hlm. 359), sebagai berikut:
Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

89

a. Mendefinisikan populasi target.
b. Menseleksi sebuah sampling frame.
c. Menentukan metode sampling.

d. Penentuan prosedur untuk menyeleksi uni-unit sampling.
e. Penentuan ukuran sampel.
f. Menseleksi unit-unit sampling aktual.
g. Melaksanakan pengumpulan data.
Untuk mengambil sampel penelitian ini, penulis menggunakan
teknik penarikan sampel probabilitas, yakni suatu teknik dalam
penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
sampel penelitian (Prasetyo dan Jannah, 2008 hlm. 122).
Untuk pemilihan sekolah yang akan menjadi sampel penelitian
menggunakan teknik non probabilitas. Hal ini dilakukan karena
jumlah populasi sekolah sebagai pilot projek penerapan kurikulum
2013 hanya berjumlah 4 sekolah untuk tingkat SMP Negeri. Tujuan
penulis sebagai peneliti adalah melihat pengaruh penggunaan variasi
model

pembelajaran

kurikulum


2013

terhadap

ketercapaian

kompetensi inti pada pembelajaran IPS di SMPN Kota Bandung,
sehingga didapat sampel sebanyak 4 sekolah, yakni SMPN 2, SMPN
4, SMPN 5, dan SMPN 13. Berikut adalah tabel SMP Negeri yang
ditetapkan menjadi sampel penelitiaan:

Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No

Nama Sekolah

Kelas

Jumlah
Peserta didik

1

SMPN 2 Bandung

VII

324 Orang

VIII

324 Orang

IX

395 Orang

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

90

2

3

4

SMPN 4 Bandung

SMPN 5 Bandung

SMPN 13 Bandung

Total

VII

376 Orang

VIII

338 Orang

IX

302 Orang

VII

435 Orang

VIII

435 Orang

IX

435 Orang

VII

270 Orang

VIII

425 Orang

IX

464 Orang
4523 Orang

Sumber: Data primer diolah (2016)

Untuk menentukan peserta didik yang menjadi sampel penelitian
tiap sekolah peneliti menggunakan proportional random sampling.
Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada
semua peserta didik untuk menjadi sampel penelitian. Random
sampling sendiri ialah pengambilan sampel secara acak. Berdasarkan
hasil studi awal ke lapangan didapat jumlah siswa kelas VII, VIII, dan
IX yaitu sebanyak 4523 orang, untuk menentukan jumlah sample yang
diambil dari masing-masing sekolah, peneliti menggunakan tabel
Isaac dan Michael (Sugiyono, 2012, hlm. 131). Jika jumlah populasi
yang didapat adalah 1552 orang maka sampel yang diambil adalah
283 orang responden Berikut adalah rumus dan tabel Issac dan
Michael untuk penentuan sampel penelitian:

Rumus penghitungan sampel penelitian:

Keterangan:


= Taraf kesalahan (1%, 5%, 10%)

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

91



= Jumlah populasi



= Proporsi dalam populasi (0,5)



= 1 – P (1 – 0,5 = 0,5)



= Drajat kebebasan (0,5)

Berdasarkan jumlah sekolah yang telah di tetapkan menjadi
sampel penelitin. Berikut adalah rincian pengambilan sampel peserta
didik dari masing-masing sekolah yang akan menjadi responden
dalam penelitian ini.

Tabel 3.2
Distribusi Sampel
No

Nama Sekolah

Distribus Sample

Jumlah
Sample

1

SMPN 2 Bandung

324 x 283 =

60 orang

1522
2

SMPN 4 Bandung

338 x 283 =

63 orang

1522
3

SMPN 5 Bandung

435 x 283 =

81 orang

1522
4

SMPN 13 Bandung

425 x 283 =

79 orang

1522
Total

283 Orang

Sumber: Data primer diolah (2016)

Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel (responden)
secara rinci, maka jumlah sampel peserta didik (responden) yang
diambil dari ke-empat sekolah tersebut berjumlah 283 orang
responden. Setiap

sampel (reponden peserta didik) dari masing-

masing sekolah akan diambil secara acak atau teknik random
sampling.
Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

92

3. Variable Penelitian
Variabel di dalam suatu penelitian merupakan atribut dari
sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu
dengan lainnya dalam kelompok tersebut. Hatch dan Farhady (1982)
mengungkapkan variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu objek dengan objek yang lain. sedangkan menurut Sugiyono
(2009, hlm. 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu:
a. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2014 hlm 39). Berikut adalah
yang menjadi variabel independent dalam penelitian ini: Model
Pembelajaran (X1), discovery-inquiry based learning (X2),
problem based learning dan discovery-inquiry based learning
(X3), problem based learning, dan project based learning (X4).
b. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014
hlm 39). Berikut adalah yang menjadi variabel dependen dalam
penelitian ini: kompetensi inti (Y)

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

93

Tabel 3.3
Variable Yang Digunakan
Variabel Laten

Notasi

Model

X

Pembelajaran

Variabel Indikator
Discovery/Inqiury

Notasi
X1

Based Learning
Problem

Based

X2

Based

X3

Learning
Project
Learning
Kompetensi Inti

Y

Spiritual

Y1

Sosial

Y2

Pengetahuan

Y3

Keterampilan

Y4

Sumber: Dikembangkan oleh Peneliti (2016)

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
yakni menggunakan kuesioner dan dokumentasi:
a. Angket (kuisioner)
Metode

kuesioner

ialah

suatu

cara

pengumpulan

data

menggunakan sejumlah pertanyaan tertutup yang tertulis kepada
responden dengan harapan responden memberikan respon
dengan memberikan jawaban yang dibutuhkan oleh penulis
selama melakukan penelitian ini. Menurut Mardalis (2008 hlm.
66) angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data
melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan
orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi
yang diperlukan oleh peneliti.

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

94

c. Dokumentasi
Metode dokumentasi ialah suatu cara pengumpulan data
menggunakan berbagai dokumen seperti foto, video, berkas,
arsip dan lain-lain yang dibutuhkan sebagai data penelitian.
Menurut Arikunto (2012 hlm. 158) metode dokumentasi yaitu
pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, dan sebagainya.
2. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian pastilah dibutuhkan suatu instrumen
penelitian, dimana instrumen ini sebagai alat bantu peneliti dalam
mengukur penelitian yang sedang berjalan. Instrumen penelitian
merupakan suatu alat ukur dalam penelitian, yaitu suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
angket penelitian.

E. Skala Pengukuran
Pengukuran adalah aturan pemberian angka untuk objek penelitian
sehingga angka ini mewakili kualitas objek tersebut. Ada beragam skala
pengukuran yang dapat digunakan oleh peneliti dalam merancang skala
pengukuran pada penelitian perilaku misalnya; skala thurstone, skala
guttman, dan skala likert.
Skala yang akan digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah
skala Likert, peneliti beranggapan skala ini lebih cocok untuk di terapkan
dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Skala likert
menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku
individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir pertanyaan,
sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju (Likert dalam Budiaji, 2013). Kemudahan penggunaan skala Likert
ini menyebabkan skala Likert lebih banyak digunakan oleh peneliti.
Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

95

Namun kemudahan dalam penyusunan skala likert sebagai alat ukur
perilaku individu perlu diperhatikan dengan hati-hati untuk menghindari
kesalahan dalam analisis data. Agar tidak terjadi kesalahan tafsir dan
membingungkan para responden dalam menjawab angket yang diberikan
oleh peneliti, sehingga responden memberikan jawaban yang bukan
jawaban yang ingin diberikan oleh responden. Berikut adalah skala
penilaian dalam skala Likert:

Tabel 3.4
Skala Penilaian
Skor

1

Keterangan Sangat
tidak

2

3

4

Tidak

Netral

Setuju

setuju

5
Sangat
setuju

setuju

F. Prosedur Penelitian
Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang
telah direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari
tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut (Kuntjojo, 2009 hlm. 12):
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur.
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan
penelitian.
e. Pengembangan disain penelitian.
f. Teknik sampling.
g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.
h. Analisis data.
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

96

G. Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya pengolahan data penelitian
menjadi informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian,
sehingga karakteristik atau sifat-sifat dari data penelitian tersebut dapat
dengan mudah dipahami oleh penulis maupun orang lain sebagai pembaca
dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
kegiatan penelitian. Teknik analisis data penelitian juga dapat diartikan
sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data penelitian, dimana
tujuannya adalah untuk mengolah data tersebut menjadi informasi yang
dibutuhkan peneliti dalam penelitian, sehingga karakteristik atau sifat-sifat
dari data penelitian tersebut dapat dengan mudah dipahami peneliti dan
pembaca lainnya. Hal ini juga bermanfaat untuk menjawab masalahmasalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang sedang
dilakukan, baik yang berkaitan dengan deskripsi data penelitian maupun
untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
populasi berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari sampel. Program
yang digunakan untuk mengolah data atau menganalisis data, peneliti
menggunakan program IBM SPSS Ver. 21, IBM SPSS AMOS Graphic
Ver21 dan program Microsoft Exel 2010 untuk tabulasi data.

H. Definisi Oprasional
1.

Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Model pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis dalam proses
penerapan pembelajaran aktif di dalam kelas. Model pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai pendekatan atau strategi dalam melaksanakan
pembelajaran.
Model pembelajaran yang dianjurkan dalam kurikulum 2013 ini
ada tiga yakni: Discovery-inquiry based learning, Problem based

learning dan Project based learning, dimana ketiga model
Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

97

pembelajaran ini mengakomodir teknik belajar kontruktivistik.
Dimana peserta didik harus mampu mengembangkan pemahamannya
sendiri terkait materi pembelajaran yang sedang ia pelajari. Ketiga
model pembelajaran ini berorientasi pada siswa, semua kegiatan
bertumpu pada siswa. Pendidik bertugas mengarahkan dan mengawasi
peserta didik dalam kegiatan belajar. Hal ini bertujuan melatih siswa
agar mampu belajar sendiri sebagai mana seorang peneliti yang
melakukan penelitian untuk mengungkap kebenaran yang diinginkan.
Kelak kemampuan ini sangat berguna untuknya dimasa yang akan
datang.

2. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh setiap peserta
didik untuk dinyatakan lulus pada setiap tingkat kelas (jenjang
pendidikan) atau program pendidikan. Kompetensi inti dalam
kurikulum 2013 terbagi menjadi empat kompetensi/aspek yakni: (1)
Aspek Spiritual, (2) Aspek Sikap Sosial, (3) Aspek Pengetahuan, dan
(4) Aspek Keterampilan. Ke-empat aspek ini dimunculkan pada
kurikulum 2013 setelah sebelumnya tidak terakomodir oleh pendidik
pada kurikulum KTSP. Hal ini dimunculkan secara baku dalam
perkembangan maupun tujuan proses pembelajaran kurikulum baru
ini. Empat aspek tadi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam
setiap proses pembelajaran di sekolah.

I. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian membantu peneliti dalam mengumpulkan datadata akurat yang diperlukan untuk penelitian itu sendiri. Intrumen dalam
penelitian ini berbentuk angket pertanyaan tertutup. Data-data yang
berhasil dikumpulkan melalui angket (instrumen penelitian) kemudian
akan diolah untuk mendapatkan jawaban untuk menjawab rumusan
Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

98

masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan oleh peneliti. Instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena dalam
maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian. Instumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas
dan reliabilitasnya (Sugiyono, 2014 hlm. 102). Berikut adalah tabel kisikisi instrumen penelitian ini:

Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variable
Model
Pembelajaran

Sub Variable
Discovery-inquiry based
learning

1.
2.
3.
4.

Problem based learning

5.
6.
1.

2.

3.

4.

Project based learning

5.
6.
1.

2.

Deskriptor
Pengamatan terhadap
pokok bahasan
Kerjasama
Membuat dugaan-dugaan
yang akan diuji
Menguji dugaan-dugaan
yang telah dibuat
sebelumnya
Membuat kesimpulan
Evaluasi
Diawali dengan masalah
sebagai topik
pembelajaran
Menantang peserta didik
untuk memecahkan
masalah
Permasalah dapat
ditinjau dari berbagai
perspektif ilmu dan
berbagai sumber
Peserta didik diberi
kebebasan untuk
memberikan solusi
(pemecahan masalah)
dan diungkapkan
Kerjasama
Evaluasi
Diawali dengan masalah
sebagai topik
pembelajaran
Menantang peserta didik

No Item
1,2,3,4,5,6

7,8,9,10,11
,12

13,14,15,
16,17,18,1
9

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

99

3.

4.

5.
6.

Frekuensi model

7.
1.

2.

Pembelajaran
Saintifik

Mengamati

Menanya
Mengump
ulkan
informasi/
eksperime
n

Mengasosi
asikan/
mengolah
informasi
Mengkom
unikasikan

untuk membuat desain
proyek yang akan
dikerjakan
Terampil dalam
menerapkan pengetahuan
kedalam proyek sebagai
pemahaman
Peserta didik diberi
kebebasan untuk
berkreasi dalam proyek
Kerjasama
Menghasilkan produk
dan ditampilkan
Evaluasi
Dari ketiga model diatas,
model pembelajaran
mana yang paling sering
yang digunakan oleh
guru?
Dari ketiga model
pembelajaran diatas
menurut anda mana yang
paling disukai atau
memudahkan anda
dalam belajar?

1. Membaca
2. Mendengarkan
3. Menyimak
4. Memperhatikan
1. Mengajukan pertanyaan
1. Melakukan eksperimen
2. Membaca sumber lain
selain buku teks
3. Mengamati objek/
kejadian/
4. Aktivitas dalam belajar
5. Wawancara dengan
narasumber
1. Mengolah informasi dari
hasil eksperimen dan
informasi
2. Pengolahan informasi
sampai mencari solusi
1. Menyampaikan hasil
pengamatan,
2. Menyimpulkan hasil
analisis secara lisan,
tertulis, atau media
lainnya

20
21

1,2,3,4

5
6,7,8,9,10

11,12

13,14

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

100

Kompetensi Inti

Spritual

Menghargai
dan
menghayati
ajaran
agama yang
dianut.

1.

2.
3.

4.

5.

6.

7.

8.

Sosial

Jujur

1.

2.
3.

4.

Disiplin

1.
2.

3.
4.

Tanggung
Jawab

1.
2.
3.
4.

Berdoa sebelum dan
sesudah menjalankan
sesuatu.
Menjalankan ibadah
tepat waktu.
Memberi salam pada saat
awal dan akhir presentasi
sesuai agama yang
dianut.
Mengucapkan syukur
ketika berhasil
mengerjakan sesuatu.
Menjaga lingkungan
hidup di sekitar rumah
tempat tinggal, sekolah
dan masyarakat.
Memelihara hubungan
baik dengan sesama
umat ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.
Bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa sebagai
bangsa Indonesia.
Menghormati orang lain
menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya.
Tidak menyontek dalam
mengerjakan
ujian/ulangan.
Mengungkapkan
perasaan apa adanya.
Menyerahkan kepada
yang berwenang barang
yang ditemukan.
Mengakui kesalahan atau
kekurangan yang
dimiliki
Datang tepat waktu.
Patuh pada tata tertib
atau aturan
bersama/sekolah
Mengerjakan/mengumpu
lkan tugas sesuai
Mengikuti kaidah
berbahasa tulis yang baik
dan benar
Melaksanakan tugas
individu dengan baik.
Menerima resiko dari
tindakan yang dilakukan.
Mengembalikan barang
yang dipinjam.
Mengakui dan meminta
maaf atas kesalahan yang
dilakukan

1,2,3,4,5,6,
7,8

9,10,11,12

13,14,15,
16

17,18,19,
20,21

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

101

Toleransi

5.

Menepati janji.

1.

Tidak mengganggu
teman yang berbeda
pendapat.
Menerima kesepakatan
meskipun berbeda
dengan pendapatnya.
Dapat menerima
kekurangan orang lain.
Dapat mememaafkan
kesalahan orang lain.
Terlibat aktif dalam
bekerja bakti
membersihkan kelas atau
sekolah.
Aktif dalam kerja
kelompok.
Memusatkan perhatian
pada tujuan kelompok.
Tidak mendahulukan
kepentingan pribadi.
Mendorong orang lain
untuk bekerja sama demi
mencapai tujuan
bersama.
Menghormati orang yang
lebih tua.
Tidak berkata-kata kotor,
kasar, dan takabur.
Mengucapkan terima
kasih setelah menerima
bantuan orang lain.
3S (salam, senyum,
sapa).
Meminta ijin ketika akan
memasuki ruangan orang
lain atau menggunakan
barang milik orang lain.
Mampu membuat
keputusan dengan cepat.
Tidak mudah putus asa.
Tidak canggung dalam
bertindak.
Berani presentasi di
depan kelas.
Berani berpendapat,
bertanya, atau menjawab
pertanyaan.

2.

3.
4.
Gotong
Royong

1.

2.
3.
4.
5.

Sopan dan
Santun

1.
2.
3.

4.
5.

Percaya Diri

1.
2.
3.
4.
5.

22,23,24,
25

26,27,28,
29,30

31,32,33,
34,35

36,37,38,
39,40

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

102

Pengetahuan

Proses

Rencana

Keteram
pilan

Perencanaan

1.
2.
3.
1.
2.

1.
2.

3.
Pelaksanaan

1.

2.

Laporan
Proyek

1.
2.

Mengerjakan tugas yang
diberikan
Berfikir kritis
Aktif
Wawancara
Pekerjaan rumah atau
tugas yang dikerjakan
secara individu atau
kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
Menentukan Proyek.
Merancang langkahlangkah penyelesaian
proyek dari awal sampai
akhir.
Menyusun jadwal
pelaksanaan proyek
Menyelesaikan proyek
dengan difasilitasi dan
dipantau guru.
Mempresentasikan/mem
publikasikan hasil
proyek
Evaluasi proses
Evaluasi hasil

41,42,43

44
45

46,47,48

49,50

51,52

Sumber: Dikembangkan oleh Peneliti

1.

Uji Validitas
Validitas menunjukkan kevalidan atau absahan suatu instrumen.
Jadi pengujian validitas itu mengacu pada ke-efektifan suatu
instrumen dalam menjalankan fungsinya yakni menggali informasi
yang real sesuai kondisi dilapangan. Azwar dalam Matondang (2009,
hlm. 89) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin
tinggi validitas suatu intrumen penelitian maka akan semakin tepat
sasaran terhadap sesuatu yang harus diukur. Langkah uji validitas ini
dilaksanakan untuk meminimalisir pertanyaan pertanyaan yang tidak
valid. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2002,
hlm. 144) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen
dapat dikatakan valid jika mampu mengungkapkan data penelitian

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

103

secara

tepat.

Intensitas

tinggi

atau

rendahnya

validitas

menggambarkan data penelitian tidak menyimpang dari yang
diharapkan atau yang ingin diteliti.
Cara yang digunakan untuk menguji validitas menurut
Matondang (2009, hlm. 90-91) ada 3 macam yakni:
a. Validitas Isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas
atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili
secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang
dikenai tes tersebut.
b. Validitas Konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan
seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang
benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau
definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk
biasa

digunakan

untuk

instrumen

yang dimaksudkan

mengukur variabel konsep.
c. Validitas Empiris atau Kriteria bahwa validitas ditentukan
berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria
eksternal. Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba
tes kepada responden yang setara dengan responden yang
akan dievaluasi atau diteliti.
Untuk menguji kevalidan instrumen ini dilakukan dengan uji
korelasi rank Spearman dan Kendall Tau. Berikut adalah teknik uji
korelasi yang dikembangkan oleh Spearman. Metode ini mengukur
keeratan hubungan berdasarkan rangking atau urutan dari setiap data
sehingga disebut rank correlation coefficient. Berikut adalah rumus
yang digunakan untuk menghitung korelasi Spearman rank (Wahana
Komputer dalam Andriani dan Irianti, 2011):

Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

104

Rumus Korelasi Rank Spearman:

Sumber: ( Andriani dan Irianti, 2011)
Korelasi rank Spearman merupakan uji statistik yang dapat
digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dari dua variabel, bila
datanya bersifat skala ordinal atau ranking. Metode statistik ini adalah
uji statistik yang pertama kali dikembangkan berdasarkan ranking.
Awal mula metode korelasi rank Spearman ini dikembangkan dan
diperkenalkan oleh Spearman pada tahun 1904. Nilai statistik dalam
metode ini dikenal dengan rho, yang disimbolkan dengan huruf “ ”.
Metode korelasi rank Spearman merupakan untuk ukuran asosiasi dari
sekurang-kurangnya dua variabel yang berskala ordinal sehingga
objek-objek yang diteliti dapat di ranking secara berurut dalam dua
rangkaian. Kesimpulannya metode ini adalah metode yang dapat
digunakan untuk skala data ordinal atau rangking dan bebas distribusi.
Selanjutnya pengaruh variasi penggunaan model pembelajaran
kurikulum 2013 terhadap ketercapaian kompetensi inti pada mata
pelajaran IPS diolah dan dianalisis menggunakan koefesien Spearman
( ) yang digunakan pada analisis korelasi tersebut sebagai berikut:
adalah koefisien korelasi rank, kompetensi inti (Y) adalah variabel
terikat, dan model pembelajaran kurikulum 2013 adalah variabel
bebas, “d” adalah selisih rank antara variabel bebas dan variabel
terikat, “n” adalah banyaknya pasangan rank. Sama halnya dengan
Spearman korelasi Kendall Tau juga digunakan untuk mencari
hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila
datanya berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan teknik ini bila
digunakan untuk menganalisis sampel yang jumlah anggotanya lebih dari
Agung Wiradimadja, 2016
Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian
Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

105

10 (Sugiyono dalam Wresniwati, 2012) . Berikut adalah rumus dasar
yang digunakan:

δ=
Keterangan:

δ
∑A
∑B
N

∑ −∑

� �−1

= Koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1< 0