Analisis penentuan pola produksi yang optimal dalam perencanaan produksi : studi kasus pada PT Madu Baru Yogyakarta - USD Repository

  

ANALISIS PENENTUAN POLA PRODUKSI YANG

OPTIMAL DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

Studi Kasus Pada PT Madu Baru Yogyakarta

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  

Program Studi Manajemen

  oleh: Nama : Crissensia Hartanti

  NIM : 012214062

  

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

Yesus, Kaulah Andalanku Sepanjang Hidupku

Dalam kepenatan hidup ini, Kutahu kalau aku masih punya harapan Masalah menjadi bagian dalam hidupku Ku tahu kalau aku harus bangkit lagi dan tak boleh menyerah Meskipun … aku sering terpuruk

Kini aku sadar, aku harus melangkah maju lagi, demi diriku sendiri, demi orang

tuaku dan juga orang-orang yang mencintaiku Tuhan Yesus, aku tahu bahwa Kau selalu ada didekatku. Terucap terima kasih dari dalam hatiku teruntuk

  • Tuhan Yesus Kristus Ayah dan Ibuku tercinta - Adik-adikku tersayang - Teman-teman MUDIKA dan adik-adik - PIA “Saint Pietro” Tegalsari - Mas End “Rencana Tuhan ini indah, kita berserah kepada-Nya”.

  

ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN POLA PRODUKSI YANG

OPTIMAL DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

  Studi Kasus Pada PT Madu Baru Yogyakarta Crissensia Hartanti

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2007 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pola produksi yang diterapkan oleh PT Madu Baru pada tahun 2004 sudah tepat dan juga untuk mengetahui pola produksi apakah yang tepat untuk diterapkan tahun 2006. Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu dengan menggunakan obyek penelitian pola produksi pada PT Madu Baru untuk spiritus dan alkhohol.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005, data yang diteliti adalah data penjualan tahun 2000-2004.

  Berdasarkan hasil analisis pola produksi yang diterapkanperusahaan baik untuk spiritus maupun untuk alkhohol adalah pola produksi moderat. Dari hasil analisis dengan menggunakan tiga pola produksi, diketahui bahwa pola produksi Moderat yang diterapkan untuk spiritus sudah efisien. Dari hasil analisis untuk alkhohol, pola produksi moderat yang diterapkan perusahaan untuk alkhohol belum efisien. Pola Produksi yang efisien diterapkan untuk alkhohol tahun 2004 adalah Pola produksi konstan. Dari hasil peramalan untuk tahun 2006 diketahui untuk produk Spiritus diketahui bahwa dengan menggunakan pola produksi bergelombang dihasilkan biaya tambahan yang terendah. Hasil peramalan untuk alkohol juga menunjukkan bahwa biaya tambahan yang terendah untuk tahun 2006 adalah dengan menggunakan pola produksi bergelombang.

  

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE PATTERN OF DETERMINING

THE OPTIMAL PRODUCTION IN PRODUCTION PLANNING

  A Study Case at PT Madu Baru Yogyakarta Crissensia Hartanti

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2007 The aims of this research were to find out if the pattern of the production, applied by PT Madu Baru in 2004 had been précised and to find out the precise production patterns for 2006. This research was a case study at PT Madu Baru for spiritus and alcohol as the object of the pattern of the production research.

  The techniques in collecting data were interview, observation and documentation. This research occurred on September 2005. The data being observed was the sales data between 2000-2004.

  The research found that of production pattern applied by the company for the spiritus and for the alcohol was the moderate one. The research also found that the moderate production pattern used for spiritus had been efficient. On the other’ hand, the one for alcohol had not been efficient. The efficient production pattern applied for alcohol in 2004 was the constant production pattern. Based on the estimation for 2006, both for the product of spiritus and alcohol, the lowest additional cost could be obtained using the wave production pattern.

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan dan kesehatan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: Analisis Penentuan Pola Produksi Yang Optimal dalam Perencanaan Produksi walaupun , masih sangat jauh dari sempurna.

  Penulisan ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Selama melaksanakan penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik tenaga, dana , doa, bimbingan, perhatian dan waktu. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, dorongan dan bimbingan yang sangat berarti dari awal penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

  2. Bapak Drs. A. Triwanggono, MS., selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, dorongan dan bimbingan yang sangat berarti dari awal penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

  3. Seluruh dosen dan staff pengajar jurusan Manajemen, atas ilmu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Staff kesekretariatan dan karyawan FE yang telah banyak membantu penulis selama berada di USD Yogyakarta.

  5. Bapak Agus Siswanto selaku Direktur PT Madu Baru yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelituan di PT Madu Baru Yogyakarta.

  6. Semua karyawan PT Madu Baru dengan segala kebaikan dan kesabaran selama penulis melakukan penelitian.

  7. Ayahku Ignatius Sumarno dan Ibuku Florentina Pariyah serta adik-adikku (Septi dan Novi) yang telah memberikan kasih sayang, doa dan perhatian hingga selesainya skripsi ini.

  8. Yuli dan Lisa yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Teman-teman angkatan 2001: Bertha, Reni, Uchiel, Yulia, Ervi, Elvi, Dhani,… dan semua temen-temenku yang tak kusebutkan satu persatu.

  10. Teman-teman Mudika Santo Petrus Stasi Tegalsari….Ipung, Endri, Mbak Tutik, Eryono, Heri, Dik Antik, Koko, Ndo, Lediz, Joko, Galih, Ndarto, Wawan, Aji, Gandhi, Udi, Ria. Matur nuwun yo cah…..! Kebersamaan dan tawa canda kalian selalu mengiburku di sela-sela kepenatan hidupku.

  11. Adik-adik PIA Santo Petrus Stasi Tegalsari, atas keluguan dan keceriaan kalian yang membangkitkan semangatku.

  13. Bapak dan Ibu di kweni atas kebaikan kalian….terima kasih atas tumpangan tempat tidurnya.

  Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh Karena itu dengan kerendahan hati penulis mohon kerelaan pembaca untuk memberikan kritik, saran yang sifatnya membangun bagi terciptanya kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

  Yogyakarta,

  30 Maret 2007 Penulis

  Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN ……………………......................... ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………… iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………….... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………… v ABSTRAK…………………………………………………………. vi ABSTRACT……………………………………………………….. vii KATA PENGANTAR……………………………………………... viii DAFTAR ISI……………………………………………………….. xi DAFTAR TABEL………………………………………………….. xiv DAFTAR GAMBAR………………………………………………. xviii BAB I PENDAHULUAN………………………………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………

  1 B. Rumusan Masalah……………………………………….

  3 C. Batasan Masalah…………………………………………

  3 D. Tujuan Penelitian………………………………………...

  4 E. Manfaat Penelitian……………………………………….

  4 F. Sistematika Penulisan ……………………………………

  5 BAB II LANDASAN TEORI………………………………………

  7 A. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi…………..

  7 B. Pengertian Perencanaan Produksi………………………..

  8 D. Pengertian Pola Produksi………………………………..

  10 E. Pemilihan Pola Produksi…………………………………

Definisi Operasional……………………………………

  36 A. Sejarah Berdirinya Perusahaan………………………….

  57

  56 B. Pembahasan……………………………………………..

  56 A.

  50 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………..

  50 E. Personalia………………………………………………..

  46 D. Pemasaran Produk Perusahaan………………………….

  39 C. Proses Produksi Perusahaan…………………………….

  36 B. Struktur Organisasi Perusahaan…………………………

  30 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN…………………

  14 F. Peramalan……………………………………………….

  29 H. Teknik Analisis Data……………………………………

  29 G. Teknik Pengumpulan Data……………………………..

  28 F.

  28 E. Data yang Dicari………………………………………..

  28 D. Variabel Penelitian………………………………………

  27 C. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………

  27 B. Subjek dan Objek Penelitian……………………………

  27 A. Jenis Penelitian………………………………………….

  25 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………

  21 G. Kerangka Pemikiran Teoritis……………………………

Analisis Data……………………………………………

  155

  B. Saran……………………………………………………. 156 C.

  156 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Keterbatasan Penulisan…………………………………

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel V.1 Volume Penjualan spirirus untuk Tahun 2000-2001 ...............

  55 Tabel V.2 Tingkat Produksi, Persediaan, Penjualan spiritus Tahun 2004 ...............................................................................

  57 Tabel V.3 Tingkat Persediaan dan Rata-rata Persediaan Spiritus tahun 2004 ...................................................................

  59 Tabel V.4 Total Tambahan Biaya spiritus Tahun 2004 ............................

  63 Tabel V.5 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan Pola Produksi Konstan untuk spiritus...............................................................

  64 Tabel V.6 Total Tambahan Biaya Pola Produksi Konstan untuk spiritus .

  67 Tabel V.7 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan, Pola Produksi Bergelombang untuk spiritus Tahun 2004 ...............................

  67 Tabel V.8 Total Tambahan Biaya Pola Produksi Bergelombang .............

  69 Tabel V.9 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan Pola Produksi Moderat untuk spiritusTahun 2004 ..........................................

  69 Tabel V.10 Total Tambahan Biaya Pola Produksi Moderat .......................

  72 Tabel V.11 Perbandingan Total Tambahan Biaya Pola Produksi Konstan Bergelombang dan Moderat untuk spiritus Tahun 2004 ..........

  73 Tabel V.12 Volume Penjualan Alkohol Tahun 2000-2004 .........................

  74 Tabel V.13 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan Alkohol

  Tabel V.14 Persediaan dan rata-rata persediaan alkhohol tahun 2004 ........

  75 Tabel V.15 Total Tambahan Biaya Alkohol Tahun 2004 ...........................

  79 Tabel V.16 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan Alkohol Tahun 2004................................................................................

  79 Tabel V.17 Total Tambahan Biaya Pola Produksi Konstan Alkohol Tahun 2004................................................................................

  82 Tabel V.18 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan Alkohol Pola Produksi Bergelombang Tahun 2004 ...............................

  82 Tabel V.19 Total Tambahan Biaya Pola Produksi Bergelombang Tahun 2004 ...............................................................................

  84 Tabel V.20 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan Pola Produksi Moderat Alkohol Tahun 2004 ................................................................

  84 Tabel V.21 Total Tambahan Biaya Pola Produksi Moderat Tahun 2004 ...

  87 Tabel V.22 Perbandingan Total Tambahan Biaya Konstan, Bergelombang Dan Moderat untuk Alkohol Tahun 2004 ........

  87 Tabel V.23 volume Penjualan Spiritus tahun 2000-2004 ............................

  88 Tabel V.24 Volume Penjualan Alkhohol tahun 2000-2004.........................

  89 Tabel V.25 Perhitungan Indeks Musim Dengan Metode Rata-rata sederhana ........................................ 104

  Tabel V.26 Perhitungan Trend ..................................................................... 106 Tabel V.27 Trend Penjualan bulanan Metode rata-rata sederhana 2000-2004 ................................................................................. 111

  Tabel V.28 Ramalan Penjualan tahun 2000-2004........................................ 112 Tabel V.29 Perbandingan MSE untuk alkhohol .......................................... 134 Tabel V.30 Ramalan Penjualan Spiritus ...................................................... 135 Tabel V.31 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan

  Pola Produksi Konstan Tahun 2006 ......................................... 136 Tabel V.32 Total biaya tambahan Pola Produksi Konstan Konstan ......... 139 Tabel V.33 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan

  Pola Produksi bergelombang Tahun 2006 .............................. 139 Tabel V.34 Total Tambahan Biaya Pola Produksi Bergelombang Spiritus Tahun 2006................................................................................ 141 Tabel V.35 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan

  Pola Produksi moderat Spiritus Tahun 2006 ........................... 141 Tabel V.36 Total Tambahan Biaya Pola Produksi moderat Th 2006 ......... 144 Tabel V.37 Perbandingan Total Biaya Tambahan Konstan, Bergelombang

  Moderat Spiritus Tahun 2006 ................................................... 145 Tabel V.38 Peramalan Penjualan Alkohol Tahun 2006 .............................. 145 Tabel V.39 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan

  Pola Produksi Konstan Alkohol Tahun 2006 ........................... 146 Tabel V.40 Total biaya tambahan Pola Produksi Konstan Alkohol Tahun 2006................................................................................ 149 Tabel V.41 Persediaan, Tingkat Produksi ,Penjualan Pola Produksi

  Bergelombang Alkohol Tahun 2006 ......................................... 149 Tabel. V.42 Total biaya tambahan Pola Produksi Bergelombang ............... 151

  Tabel V. 43 Persediaan, Tingkat Produksi, Penjualan tahun 2006 ............... 151 Tabel V.44 Total biaya tambahan Pola Produksi Moderat Tahun 2006 ..... 154 Tabel V.45 Perbandingan biaya tambahan pola produksi

  Konstan, Bergelombang, Moderat Tahun 2006 ...................... 154

  DAFTAR GAMBAR Halaman

  Gambar IV.2: Skema Proses Pembuatan Alkhohol…………………….. 49 Gambar V.1 : Grafik Penjualan Spiritus tahun 2004 (dalam Liter)…….

  55 Gambar V.2 : Grafik Penjualan Alkhohol tahun2004 (dalam Liter) …...

  56 perusahaan dalam merencanakan dan menentukan pola mana yang tepat dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Kebijakan dari pola produksi dipakai sebagai dasar di dalam perencanaan bagi manajer dalam merencanakan kebutuhan bahan baku, tenaga kerja, serta fasilitas-fasilitas lain yang digunakan untuk berproduksi.

  Sebelum perusahaan melaksanakan proses produksi pada suatu periode dan rencana pola produksi dapat tepat, maka perusahaan harus dapat memperkirakan penjualan produknya untuk satu periode agar perusahaan mempunyai gambaran mengenai berapa banyak produk yang harus dihasilkan selama satu periode. Menentukan pola produksi yang tepat merupakan usaha yang dilakukan perusahaan agar dapat mendatangkan laba, karena laba tidak datang dengan sendirinya, maka salah satu usahanya yaitu adalah dengan penentuan pola produksi yang tepat. Laba yang diharapkan oleh perusahaan bukan hanya untuk jangka pendek tetapi juga untuk jangka panjang. Laba yang dihasilkan oleh perusahaan selain merupaka keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan karena dari usaha yang dijalankan oleh perusahaan, laba juga bermanfaat untuk dapat melakukan perluasan usaha dan juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan manajemen perusahaan dalam melihat dan menyikapi kemungkinan yang ada dan juga kesempatan di masa yang akan dating. Menentukan perencanaan pola produksi yang tepat sangat diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat cepat melihat dan menyikapi keadaan perusahaan sehingga nantinya perusahaan dapat menghasilkan laba.

  Penentuan pola produksi memang sangt diperlukan untuk melaksanakan produksi pada periode tersebut. Pola produksi di sini didefinisikan sebagai distribusi dari produksi tahunan ke dalam periode yang lebih kecil, misalnya bulanan atau mingguan atau unit waktu yang lainnya.

  Seandainya penjualan perusahaan yang bersangkutan ini adalah sama jumlahnya dari bulan ke bulan yang lain, atau jumlah produk yang dijual perusahaan ini selalu sama setiap bulannya, maka tidak ada masalah dalam distribusi tersebut. Akan tetapi penjualan yang sebenarnya dari perusahaan ini tidak akan selalu sama, penjualan akan selalu berfluktuasi dari bulan ke bulan, sehingga hal ini akan dapat menimbulkan persoalan. Oleh karena itu penjualan akan mempengaruhi pola produksi dari satu perusahaan. Untuk dapat menentukan pola produksi yang tepat, kita harus terlebih dahulu menghitung besarnya “Incremental Cost Analysis” yaitu tambahan biaya yang akan terjadi bila perusahaan memilih suatu alternatif keputusan tertentu. Analisis ini akan dapat dipakai oleh perusahaan untuk menentukan pola produksi yang tepat yaitu terpenuhinya target penjualan dengan biaya minimal. Pola produksi yang dipilih di sini adalah merupakan pola produksi yang akan mendapatkan penghematan biaya produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.

  Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pola produksi, untuk itu penulis mengambil judul: Analisis

  

Penentuan Pola produksi yang Optimal Dalam Perencanaan Produksi.

  B. Rumusan Masalah

  1. Pola produksi apakah yang diterapkan PT Madu Baru dalam proses produksinya pada tahun 2004?

  2. Apakah pola produksi yang diterapkan oleh PT Madu Baru dalam proses produksinya pada tahun 2004 sudah efisien?

  3. Pola produksi apakah yang paling optimal untuk diterapkan pada PT Madu Baru dalam proses produksinya pada tahun 2006?

  C. Batasan Masalah Dalam penelitian yang dilakukan ini penulis membatasi masalah dalam hal penentuan pola produksi untuk Spiritus dan Alkhohol berdasar Incremental

  Cost yang terkait dengan biaya simpan, biaya perputaran tenaga kerja, biaya

  lembur, dan biaya subkontrak pada PT Madu Baru D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pola produksi yang diterapkan PT madu Baru dalam proses produksinya pada tahun 2004.

  2. Untuk mengetahui apakah pola produksi yang diterapkan PT madu Baru dalam proses produksinya pada tahun 2004 sudah efisien.

  3. Untuk mengetahui pola produksi yang bagaimanakah yang paling tepat untuk diterapkan pada PT madu Baru dalam proses produksinya untuk tahun 2006.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan membantu perusahaan dalam membuat rencana dalam menyelesaikan masalah yang ada yang berkaitan dengan penentuan pola produksi yang tepat yang dapat digunakan perusahaan sebagai pedoman dalam menjalankan produksinya yang akan datang.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitiaan lebih lanjut dan dapat digunakan sebagai tambahan referensi perpustakaan USD.

  Hasil penelitian ini bagi penulis dapat memberikan dan menambah wawasan penulis tentang masalah produksi khususnya tentang pentingnya penentuan pola produksi yang tepat dalam proses produksi.

  F. Sistematika Penulisan

  BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembahasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

  BAB II : Landasan Teori Dalam bab ini berisi tentang teori-teori dari hasil studi pustaka yang menjadi acuan dalam penulisan ini. Uraian dalam bab ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian.

  BAB

  III : Metode Penelitian Dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian. Variabel penelitian, data yang di cari, definisi operasional, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

  BAB

  IV : Gambaran Umum Penelitian Dalam bab ini berisi tentang sejarah PT Madu Baru, Struktur organisasi PT Madu Baru, Proses produksi spiritus dan alkhohol, pemasaran spiritus dan alkhohol di PT Madu Baru dan Personalia di PT Madu Baru.

  BAB V : Analisis Data Dan Pembahasan Dalam bab ini menjelaskan tentang pengolahan data, hasil penelitian, penafsiran hasil analisis dengan tekhnik analisis yang sudah ditetapkan. BAB

  VI : Penutup Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, saran-saran dari penulis, dan keterbatasan.

BAB II LANDASAN TEORI A Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi Manajemen produksi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal

  penggunaan sumber daya-sumber daya, tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dalam proses tranformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. (Hani Handoko, 1975:3) Manajemen produksi lebih menekankan dalam proses pengubahan bentuk Istilah manajemen produksi diganti dengan istilah manajemen operasi seiring dengan pengembangan produk jasa yang jauh lebih mencolok bila dibandingkan dengan pabrikasi. Orientasi manajemen operasi menjadi lebih luas bukan saja pada bidang pabrikasi tetapi juga pada pengelolaan produk pelayanan dan jasa. (Lalu Sumayang,2003:4) Menurut Agus Ahyari(1979:11)

  Manajemen Produksi adalah proses kegiatan untuk mengadakan

  perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian serta pengawasan dari produksi dan proses produksi.

  Menurut William J Stevenson (1993:4) Operations management is a system or processes that create goods and/ or provide services.

  (Manajemen operasi adalah sebuah sistem atau proses yang membuat barang dan atau menyediakan jasa.) Manajemen operasi mengandung pengertian yang luas daripada manajemen produksi. Manajemen operasi mencakup jenis kegiatan baik yang menghasilkan barang maupun jasa. Manajemen produksi dipakai apabila penekanannya diarahkan kepada kegiatan yang menghasilkan barang bukan jasa. Manajemen produksi lebih menekankan dalam proses pengubahan bentuk.

  B Perencanaan Produksi

  Sebelum perusahaan beoperasi atau bahkan sebelum perusahaan di dirikan, sebuah perusahaan perlu menyusun perencanaan. Perencanaan produk berbeda dengan perencanaan produksi. Perencanaan produk adalah suatu rencana tentang apa dan berapa yang dapat diproduksi oleh perusahaan. Sedangkan perencanaan produksi adalah suatu rencana dari apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan

  (Agus Ahyari, 1979:39)

  Perencanaan produksi sangat penting dan perlu untuk setiap usaha dalam pencapaian tujuan. Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti. Perusahaan perlu menyikapi akan kemungkinan yang dapat terjadi nantinya.

  Di dalam perencanaan produksi, dengan mendasarkan diri kepada data yang ada, akan dibicarakan apa dan berapa produk yang akan segera diproduksikan dalam satu periode yang akan datang. Dengan demikian diharapkan bahwa proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan menimbulkan berbagai kerugian dan hambatan terhadap kegiatan operasi dari perusahaan yang bersangkutan.

  Perencanaan sangatlah penting dijadikan landasan untuk pelaksanaan kerja seorang manajer agar organisasi-organisasi dapat mencapai tingkat hasil yang efektif. Perencanaan merupakan tugas penting dari organisasi. Landasan dasar setiap perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilih itu. (Indriyo Gitosudarmo,1988: 28) C.

Biaya tambahan (Incremental Cost)

  Suatu alternatif dalam suatu pengambilan keputusan adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika alternatif tersebut dipilih. Jadi biaya tambahan ini merupakan jumlah semua biaya relevan yang berhubungan dengan suatu alternatif.

  Dalam suatu alternatif, biaya relevan merupakan biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda-beda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan di antara berbagai macam alternatif. (Mulyadi,

  1984:16-19)

  Perusahaan perlu membuat analisis tambahan biaya terhadap masing- masing pola produksi untuk menentukan pola produksi mana yang paling tepat untuk diterapkan di perusahaan. Pola produksi yang dapat diterapkan adalah pola produksi yang menghasilkan biaya tambahan terendah.

  Macam-macam biaya tambahan itu tidak pasti terjadi setiap bulannya dan tergantung dari pola produksi yang diterapkan oleh perusahaan.

  Jadi Incremental cost ini hanya akan terjadi bila luas produksi dipecah-pecah dalam periode yang pendek. Setelah dikelompokkan dari masing-masing pola produksi, maka setiap pola produksi akan memiliki incremental cost yang berbeda-beda.

  Dari hasil perhitungan biaya tambahan tersebut maka dapat digunakan untuk memilih dan menentukan pola produksi yang optimal yang dapat menunjang terpenuhinya target penjualan dengan biaya minimal

  D. Pola produksi Pola produksi merupakan penentuan bagaimana kebijaksanaan produksi suatu perusahaan untuk dapat melayani penjualan perusahaan.

  Perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dalam jumlah besar pasti akan menghadapi masalah dalam hal menentukan berapa jumlah yang akan diproduksi. Berapa jumlah barang yang akan diproduksi akan dijadikan suatu pertimbangan karena volume penjualan akan selalu berfluktuasi.

  Untuk dapat mengatasi volume penjualan yang berfluktuasi, maka manajer bagian produksi harus memilih pola produksi yang tepat dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Manajer bagian produksi harus memili pola produksi yang tepat agar dalam pengelolaanya, biaya yang dikeluarkan minimal serta sesuai dengan permintaan konsumen. Secara umum ada 3 macam pola produksi : (Agus Ahyari,1983:63)

  Yaitu pola produksi dimana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif sama. Sebagai konsekuensinya dari jumlah produksi yang sama dari bulan ke bulan ini, maka apabila ada kenaikan penjualan, selisih penjualan dengan jumlah produksi pada bulan tersebut akan diambilkan dari persediaan. Pola produksi ini sering kali juga disebut sebagai pola produksi yang stabil (lebih mementingkan adanya stabilitas produksi) Contoh:

  Tabel 1 Perkiraan penjualan perusahaan

  Bulan unit Bulan unit

JANUARI 2000 JULI 7000

FEBRUARI 4000 AGUSTUS 6000

MARET 5000 SEPTEMBER 4000 APRIL 8000 OKTOBER 2000 MEI 9000 NOVEMBER 2000 JUNI 8000 DESEMBER 3000

  Perkiraan penjualan 1 tahun = 60.000 unit Persediaan awal = 10.000 unit Persediaan akhir = 10.000 unit Dalam pola produksi konstan persediaan awal sama ddengan persediaan akhir. Kebutuhan produksi sama dengan kebutuhan penjualan perusahaan =60.000 unit. Produksi per bulan adalah 60.000 unit : 12 = 5000 unit

  Tabel 2 Pola Produksi Konstan

  Bulan Persediaan produksi Penjualan Persediaan awal akhir JAN 10.000 5.000 2.000 13.000 FEB 13.000 5.000 4.000 14.000 MAR 14.000 5.000 5.000 14.000 APRIL 14.000 5.000 8.000 11.000 MEI 11.000 5.000 9.000 7.000 JUNI 7.000 5.000 8.000 4.000 JULI 4.000 5.000 7.000 2.000 AGUTUS 2.000 5.000 6.000 1.000 SEPT 1.000 5.000 4.000 2.000 OKT 2.000 5.000 2.000 5.000 NOV 5.000 5.000 2.000 8.000 DES 8.000 5.000 3.000 10.000

  2. Pola produksi bergelombang Yaitu pola produksi dimana distribusi dari jumlah produksi selama satu tahun ke dalam jumlah produksi setiap bulan, dimana jumlah produksi dari bulan ke bulan tersebut adalah selalu berubah mengikuti perubahan tingkat penjualan dalam perusahaan yang bersangkutan. Besarnya jumlah produksi mengikuti jumlah penjualan. Jumlah persediaan barang jadi yang ada di dalam perusahaan yang mempergunakan pola produksi yang bergelombang adalah stabil atau relatif stabil, maka pola produksi bergelombang ini kadang-kadang juga disebut sebagai pola produksi yang menitik-beratkan kepada adanya stabilitas persediaan, dimana jumlah persediaan dalam perusahaan ini relatif sama setiap bulannya.

  Contoh:

  Tabel 3 Pola produksi bergelombang

  Bulan Pers. Awal Produksi Penjualan Pers. Akhir JAN 10.000 2.000 2.000 10.000 FEB 10.000 4.000 4.000 10.000 MAR 10.000 5.000 5.000 10.000 AP 10.000 8.000 8.000 10.000 MEI 10.000 9.000 9.000 10.000 JUNI 10.000 8.000 8.000 10.000 JULI 10.000 7.000 7.000 10.000 AGUST 10.000 6.000 6.000 10.000 SEPT 10.000 4.000 4.000 10.000 OKT 10.000 2.000 2.000 10.000 NOV 10.000 2.000 2.000 10.000 DES 10.000 3.000 3.000 10.000 Jumlah produksi berubah-ubah sesuai dengan perubahan penjualan.

  3. Pola produksi moderat Yaitu pola produksi yang bergelombang, tetapi gelombang produksinya tidak terlalu tajam, sehingga mendekati konstan.

  Pola produksi ini juga merupakan suatu pola produksi yang berada ditengah-tengah apabila diperbandingkan dengan kedua jenis pola produksi yang pertama dan kedua di atas. Perubahan yang terjadi di dalam penjualan produk perusahaan setiap bulannya akan bersama-sama ditutup oleh perubahan persediaan barang jadi dan kegiatan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Kenaikan atau penurunan jumlah penjualan produk perusahaan setiap bulannya akan dibagi sebagian pada tingkat produksi dan sebagian lagi pada jumlah persediaan barang jadi dalam perusahaan. Contoh:

  Table 4 Bulan Pers. awal Produksi Penjualan Pers. Akhir JAN 10.000 4.000 2.000 12.000 FEB 12.000 5.000 4.000 13.000 MAR 13.000 5.000 5.000 13.000 APR 13.000 6.000 8.000 11.000 MEI 11.000 7.000 9.000 9.000 JUNI 9.000 7.000 8.000 8.000 JULI 8.000 6.000 7.000 7.000 AGS 7.000 4.000 6.000 5.000 SEPT 5.000 4.000 4.000 5.000 OKT 5.000 4.000 2.000 7.000 NOV 7.000 4.000 2.000 9.000 DES 9.000 4.000 3.000 10.000

  E. Pemilihan pola produksi Didalam pemilihan pola produksi, perlu diperhatikan hal-hal atau faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam memilih pola produksi. Adapun faktor-faktor yang memepengaruhi pemilihan pola produksi tersebut adalah:

  1. Pola penjualan Volume penjualan dapat mempengaruhi pola produksi. Apabila suatu pola penjualan tidak konstan dipenuhi dengan konstan, maka akan terjadi masalah dalam penyimpanan barang-barang yang belum laku terjual. Pada saat gelombang penjualan itu turun di bawah volume produksinya, sebagai akibat masalah penyimpanan baik biaya sewa gudang, biaya asuransi, biaya pemeliharaan untuk menjaga agar barang-barang tetap dalam kondisi yang baik selama penyimpanan.

  2. Pola biaya

  Di dalam pemilihan pola produksi harus diperhitungkan biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan kebijakan tersebut. Disamping itu harus diperhatikan pula batasan-batasan yang dimiliki perusahaan seperti kapasitas mesin, tenaga kerja dan sebagainya. Biaya-biaya yang harus diperhatikan:

  a. Biaya simpan yaitu biaya penyimpanan barang-barang hasil produksi yang belum laku terjual karena pada saat itu volume produksi lebih besar daripada volume penjualannya atau biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan lagi sehubungan dengan naiknya jumlah produk yang disimpan.

  b. Biaya peputaran tenaga kerja yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh, melatih atau mengeluarkan tenaga kerja selama satu periode produksi. Ongkos ini biasanya terjadi pada pola produksi yang bergelombang atau moderat, sebab pada pola produksi ini dapat terjadi perubahan, baik penambahan maupun penurunan volume produksi.

  c. Biaya lembur yaitu tambahan biaya yang diberikan karena adanya kerja lembur. Pekerjaan lembur ini dilakukan oleh perusahaan untuk mengejar unit pruduksi sehingga menyebabkan naiknya volume produksi, dimana volume produksi ini tidak melebihi kapasitas maksimal.

  d. Biaya sub kontrak, pada umumnya apabila perusahaan tidak mampu melayani permintaan pasar atau konsumen akan produknya, seringkali mengadakan sub kontrak untuk komponen-komponen produk tersebut. Jadi biaya sub kontrak adalah biaya yang timbul karena perusahaan memesan atau membeli barang pada perusahaan lain yang membuat atau menjual barang yang diproduksi oleh perusahaan pemesan atau pembeli.(Agus Ahyari, 1983:72-73) Contoh persoalan yang dihadapi suatu perusahaan untuk memahami perencanaan pola produksi adalah sebagai berikut: Suatu perusahaan manghadapi pola penjualan bergelombang yang tergambar sebagai berikut: (Sukanto Reksohadiprodjo, 1986:97-104)

  Triwulan Jumlah penjualan I 200 unit

  II 450 unit

  III 1100 unit

  IV 400 unit Perusahaan akan memenuhi penjualan itu dengan salah satu dari tiga alternatif pola produksi: 1)

Pola yang konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan

  2) Pola bergelombang mengikuti atau sesuai dengan gelombang penjualan hanya akan sebesar kapasitas maksimal produksi yang dimiliki oleh fasilitas produk yaitu sebesar 1000 unit per triwulan, lebih dari itu tidak dapat dicapai. Jadi harus ditutup dari persediaan atau dari subkontrak kepada perusahaan lain.

  3)

Pola produksi moderat yaitu sebesar 400 unit tiap triwulan, pada triwulan I dan II, sedangkan pada triwulan III dan IV masing-

  masing sebesar 800 unit. Data yang ada pada perusahaan menunjukkan:

  a) Biaya penyimpanan barang hasil produksi = Rp 80,- persatuan triwulan b) Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 unit, diperlukan biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp 4000,- peesatuan triwulan.

  c) Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar dari 700 unit dengan premi sebesar Rp 100,- persatuan triwulan.

  d) Harga beli barang kalau kita pesan pada perusahaan lain adalah Rp 100,- persatuan.

  Biaya Pola produksi konstan Pola produksi moderat

  Pola produksi bergelombang Biaya perputaran tenaga kerja

  Rp 0 Rp 8000 Rp 16000 Biaya simpan Rp 60000 Rp 60000 Rp 0 Biaya lembur Rp 0 Rp 20000 Rp 30000 Biaya sub kontrak Rp 25000 Rp 15000 Rp 10000

  Rp 85000 Rp 103000 Rp 56000 Dari perhitungan itu maka dapat diambil kesimpulan bahwa pola produksi yang paling baik adalah pola produksi yang ketiga yaitu pola produksi yang bergelombang, karena terdapat biaya tambahan yang terendah dibanding pola yang lain

  Perhitungan angka-angka tersebut adalah sebagai berikut:

  a. Pola produksi konstan 1) Biaya perputaran tenaga kerja = Rp 0,- karena tidak pernah ada perubahan volume produksi 2) Biaya simpan

  Triwulan I terdapat kelebihan produksi sehingga perlu ada biaya penyimpanan sebesar (500-200) x Rp 80 = Rp 24000,-. Triwulan

  II ada kelebihan produksi sebesar (500-450) Rp 800= Rp 4000 Di samping itu masih harus menanggung biaya simpan kelebihan produksi pada triwulan I sebesar Rp 24000,-.

  Jadi besarnya biaya total adalah Rp 24000,- + Rp 4000,- = Rp 28000,-

  Triwulan III terdapat kekurangan produksi terhadap permintaan meskipun sudah dipenuhi dengan persediaan-persediaan yang ada, jadi tak ada biaya penyimpanan, bahkan harus ada biaya sub kontrak untuk memenuhi permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi.

  Triwulan IV terdapat ongkos penyimpanan sebesar (500-400) x Rp 80,- = Rp 8000,- Jadi biaya penyimpanannya adalah Rp 24000,- + Rp 28000+ Rp 8000,- = Rp 60000

  3) Biaya kerja lembur Karena volume produksi hanya sebesar 500 unit per triwulan (tidak lebih dari 700 unit per triwulan) maka tidak terdapat biaya lembur.

  Bagi pola produksi konstan tidak ada biaya kerja lembur karena jumlah produksi selalu sama tiap triwulan.

  4) Biaya sub kontrak Pada triwulan III terdapat biaya sub kontrak sebesar [1100- (500+50+300)] x Rp 100,- = Rp 25000,-

  Jadi total biaya berdasar pola produksi konstan adalah Rp 60000+25000

  b. Pola produksi moderat 1)

Biaya tenaga kerja dari Tw I ke Tw II naik dari 400 menjadi 800 unit. Perhitungannya 400/200 x Rp 4000 = Rp 8000

  2) Biaya simpan Tw I (400-200) x Rp 80,- =Rp 16000,- Pada Tw II permintaan 450 unit, produksi hanya 400 jadi kekurangan 50 unit. Kekurangan ini ditutup dari persediaan Tw I sebesar 200 unit sehingga masih harus menyimpan barang 150 unit. perhitungannya 150 x Rp 80,- =Rp 12000,- Pada Tw IV, produksi 800 unit, permintaan sebesar 1100 unit jadi kekurangan 300 unit, tetapi masih ada persediaan dari Tw II sebesar 150 unit (tidak ada biaya simpan tetapi ada biaya sub kontrak) Pada Tw IV, 400 x Rp 80,- =Rp 32000,- Jadi total biaya simpan sebesar Rp 60.000

  3) Biaya lembur 100 x Rp 100 (Tw III) Rp 10000 100 x Rp 100 (Tw IV) Rp 10000 Rp.20000 Biaya sub kontrak pada Tw III ada kekurangan produksi dan persediaan untuk menutupi permintaan. Kekurangan tersebut adalah Rp 1100-(850+150) = 150 unit. Jadi biaya sub kontraknya adalah 150 x Rp 100 =Rp 15000

  Total biaya bagi pola produksi moderat adalah Rp.8000+60000+20000+15000 =Rp 103000 c.

Pola produksi bergelombang

  1) Biaya tenaga kerja naik dari 200 ke 450 250/200 x Rp 4000,- Rp 5000 naik dari 450 ke 1000 saja, 100 sub kontrak Rp 11000 Rp 16000

  2) Biaya simpan Rp 0 3) Biaya lembur (300 xRp 100,-) Rp 30000 4)

  Rp 10000 Biaya sub kontrak ( 1100-1000) x Rp 100 Jumlah biaya total Rp 56000,

  F. Peramalan Perencanaan atau rancang bangun sebagai salah satu fungsi pengambilan keputusan manajemen produksi dan operasi, membutuhkan sebuah ramalan tentang permintaan yang biasa disebut ‘Demand” terhadap produk barang dan jasa yang akan dihasilkan oleh sistem produksi ini. Kebutuhan akan jawaban tentang perubahan pasar yang cepat akan memerlukan peramalan yang tepat.

  Peramalan penting artinya karena dengan peramalan yang tepat guna diharapkan akan meningkatkan efisiensi produksi.

  Pengertian dari peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu dimasa yang akan datang.

  a. Metode Kualitatif Metode ini biasanya digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu yang tersedia, Dalam metode ini pendapat pakar dan prediksi mereka dijadikan dasar untuk menetapkan permintaan yang akan datang.

  Metode kualitatif yang banyak dikenal adalah metode Delphi dan metode kelompok nominal.

  b. Metode Kuantitatif 1)

  Metode Time Series Metode Time Series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Untuk membuat suatu peramalan diperlukan data historis. Dalam time series ada empat jenis pola permintaan, yaitu: a. Pola Trend

  Pola Trend adalah bila data permintaan menunjukkan pola kecenderungan gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang.

  Data yang kelihatan berfluktuasi apabila dilihat pada rentang waktu yang panjang akan dapat ditarik suatu garis. Garis tersebut inilah yang disebut trend. Metode peramalan yang sesuai adalah: 1) Metode Regresi Linear

  = Dimana f(t)= nilai dari fungsi (permintaan) pada periode t a= intercept b= Slope t = Periode

  • f ( t ) a bt

  2) Metode Exponential Smoothing ˆ ˆ

  • f f (

  −

  1 ) f t t t = α − α 1

  fˆ = Perkiraan permintaan pada periode t t suatu nilai (0 1) yang ditentukan secara objektif α = < α < f Permintaan aktual pada periode t t = fˆ Perkiraan permintaan pada periode t

  −

  1 t 1 = −

  3) Metode Double Exponential Smoothing

  ( 2 ) ( 2 )

  • Xt = Xt

  X t

  1 (2) α β Xt = F' t : Peramalan double exponentia l smoothing

  = Faktor - smoothing dan β = 1 α α Xt = Ft

  b. Pola Musiman Bila data yang kelihatannya berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan terlihat berulang dalam suatu interval waktu tertentu, maka data tersebut berpola musiman. Disebut pola musiman karena permintaa ini biasanya dipengaruhi oleh musim, sehingga biasanya interval perulangan data ini adalah satu tahun. Metode peramalan yang sesuai dengan pola musiman adalah : 1) Metode Winter

  = , t 1 t Dengan = a = a − (2N)a 0,2N 1 f − f

2

1 a

  • t ( a a . t ) C

  = N N −

  1

a = + f a

0,2 2 1

  2 f t

  Ct =

  • a a t
  • 1

      2) Metode Moving Average t 1 t

    2 t

    3 t M + + + f f f ..... f

      − − − − ˆ f t = m

      Di mana: m = adalah jumlah periode yang digunakan sebagai

      ˆ f = ramalan permintaan (real) untuk periode t t ft = permintaan aktual pada periode t

      3) Metode Weight Moving Average ˆ

      

    f c f c f c f