SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN
Oleh : RAKHMANISA LINDHI HANIFA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN
Oleh : RAKHMANISA LINDHI HANIFA NIM. 101311123091 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “HUBUNGAN
ANTARA
INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT INKA (PERSERO) MADIUN” sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam skripsi ini dijabarkan tentang bagaimana hubungan antara intensitas kebisingan yang ada pada lingkungan kerja terhadap gangguan pendengaran pada pekerja sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengurangi dampak yang timbul akibat kebisingan di lingkungan kerja terhadap status kesehatan pekerja. Selain itu skripsi ini diharapkan juga dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada Prof. Dr. H. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., Sp.Ok., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, petunjuk, koreksi, saran hingga terwujudnya skripsi ini. Responden yang terhormat, bapak-bapak serta ibu-ibu pekerja di PT. INKA (Persero) Madiun yang telah bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan pula kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
2. Dr. Santi Martini, dr., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
3. Dr. Noeroel Widajati, S.KM., M.Sc., selaku Ketua Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.
4. Bapak Agus Purwanto dan Ibu Ana, Selaku bagian K3LH PT.INKA (Persero) Madiun dan seluruh staff yang telah membantu dalam penelitian.
5. Kedua Orang tua dan kedua adikku yang selalu memberi semangat, mendukung dan mendoakan.
6. Teman seperjuangan Alih jenis 2013, jombloers siap nikah, sahabat- sahabat tercinta dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung, membantu, menghibur, dan mendoakan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan keberkahan dan kebahagiaan, juga semoga skripsi ini dapat berguna baik bagi penulis maupun pihak lain yang memanfaatkannya.
Surabaya, Januari 2016
ABSTRACT Noise can cause different responses to one worker to another. The health effect of noise can affect to auditory. PT. INKA is an industry which run in railways by making and maintaining train, thus in its process there is possibility of noise risk. Moreover, audiometry test has not been held here. This research was established to find out the correlation between intensity of noise with hearing loss in worker.
The objectives was accomplished using case control design with quantitative approach. Interviews were executed to the head of Occupational Safety and Health, 15 workers in welding 1 and 15 workers in office. Interviews were achieved to gain information about variables. The variables were divided into independent and dependent variables. The independent variables were the intensity of noise, age, years of work and the habit of using earplug. Furthermore the dependent variable was hearing loss in worker.
The intensity of noise in welding 1 work area exceeds the NAB (94.8 dBA) while in office work is 63,2 dBA. The amount of hearing loss in workers for the exposed group is 4 respondents (26,7%) and for the unexposed group is 7 respondents (46,7%). The statistical analysis showed that there was no correlation between the intensity of noise with hearing loss which occurs in workers.
The conclusion is hearing loss in worker has not necessarily caused by high intensity in work area but by another factors.
Keywords: noise intensity, characteristic,hearing loss
ABSTRAK
Kebisingan dapat menimbulkan respon yang berbeda terhadap tenaga kerja satu dengan yang lainnya. Pengaruh dari adanya kebisingan kepada kesehatan yaitu terjadinya kerusakan pada indera pendengar. PT.INKA merupakan industri dalam bidang perkeretaapian dengan kegiatan pembuatan dan perawatan kereta yang memungkinkan adanya resiko kebisingan, selain itu PT.INKA juga belum mengadakan pemeriksaan tes audiometri pada pekerjanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran pada pekerja di PT INKA.
Penelitian dilaksanakan dengan rancangan case control dengan melakukan pendekatan kuantitatif. Wawancara dilakukan pada kepala bagian K3, 15 pekerja pada welding 1 dan 15 pekerja pada kantor. Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi mengenai variabel yang diteliti. Selain itu dilakukan observasi mengenai kebiasaan pekerja dalam pemakaian APT. Variabel bebas penelitian adalah intensitas kebisingan, usia, masa kerja dan kebiasaan memakai APT. Sedangkan variabel terikat adalah gangguan pendengaran pada pekerja.
Kebisingan pada area kerja welding 1 melebihi NAB (94,8 dBA) sedangkan pada ruang kantor sebesar 63,2 dBA. Gangguan pendengaran yang terjadi pada pekerja di PT.INKA untuk kelompok terpapar yang bekerja pada bagian welding 1 sebanyak 4 responden (26,7%) dan untuk kelompok tidak terpapar yaitu pekerja pada bagian kantor sebanyak 7 responden (46,7%). Hasil uji analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran yang terjadi pada pekerja di PT.INKA.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah gangguan pendengaran yang terjadi pada pekerja belum tentu disebabkan oleh intensitas yang tinggi pada area kerja melainkan ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran tersebut.
Kata Kunci: intensitas kebisingan, karakteristik, gangguan pendengaran
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS iv KATA PENGANTAR v
ABSTRACT vi
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
4
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
4
1.3.2 Perumusan Masalah
5
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
5
1.4.2 Tujuan Khusus
5
1.5 Manfaat Penelitian
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bunyi
7
2.2 Kebisingan
8
2.3 Jenis Kebisingan
10
2.4 Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan
11
2.5 Pengaruh Bising pada Manusia
12
2.6 Pengukuran Kebisingan
18
2.7 Mekanisme Mendengar
19
2.8 Audiometri Test
21
2.9 Faktor yang Dapat Mempengaruhi Gangguan Pendengaran
22 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
25
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
26
3.3 Hipotesis Penelitian
26 BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
27
4.2 Subyek Penelitian
4.2.1 Populasi Kasus
27
4.2.2 Populasi Kontrol
28
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
28
4.4 Variabel dan Definisi Operasional
4.4.1 Variabel Penelitian
28
4.4.2 Definisi Operasional
29
4.5 Cara Pengukuran
4.5.1 Cara Pengukuran Kebisingan
30
4.5.2 Cara Pengukuran Ambang Dengar
31
4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
4.6.1 Teknik Pengumpulan Data
33
4.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
33
4.6.3 Teknis Analisis Data
33 BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Perusahaan
35
5.2 Proses Produksi
38
5.3 Hasil Pengukuran Kebisingan
46
5.4 Karakteristik Responden
5.4.1 Usia Pekerja
47
5.4.2 Masa Kerja
47
5.4.3 Penggunaan APT
48
5.5 Hasil Ambang Dengar, Jenis Gangguan Pendengaran dan Status Pendengaran
5.5.1 Nilai Ambang Dengar Telinga Kiri
48
5.5.2 Nilai Ambang Dengar Telinga Kanan
49
5.5.3 Status Gangguan Pendengaran
50
5.6 Uji Normalitas Data
50
5.7 Distribusi Karakteristik Individu dengan Nilai Ambang Dengar
5.7.1 Distribusi Karakteristik Individu menurut Status Gangguan Pendengaran Telinga Kiri
51
5.7.2 Distribusi Karakteristik Individu menurut Status Gangguan Pendengaran Telinga Kanan
53
5.8 Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran
5.8.1 Hubungan Karakteristik Individu dengan Nilai Ambang Dengar Telinga Kiri Pada Kelompok Terpapar dan Tidak Terpapar
55
5.8.2 Hubungan Karakteristik Individu dengan Nilai Ambang Dengar Telinga Kanan Pada Kelompok Terpapar dan Tidak Terpapar
57
5.8.3 Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Status Pendengaran
58
5.9 Kelemahan Penelitian
58 BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Intensitas Kebisingan PT.INKA
59
6.2 Karakteristik Pekerja di PT.INKA
6.2.1 Usia
60
6.2.2 Masa Kerja
61
6.2.3 Penggunaan APT
62
6.3 Gangguan Pendengaran Pada Pekerja di PT.INKA
64
6.4 Hubungan Antara Intensitas Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja
65 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
68
7.2 Saran
69 DAFTAR PUSTAKA
70 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Peraturan Menteri Tenaga kerja dan11 Transmigrasi Nomer Per 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia dan Fisika di Tempat Kerja
Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Kebisingan Berdasarkan12 Zona Menurut Permenkes No. 718 Tahun 1987
Tabel 2.3 Klasifikasi tingkat keparahan gangguan16 pendengaran
Tabel 5.1 Distribusi Usia Kelompok Terpapar dan Tidak47 Terpapar Pada Pekerja di PT.INKA Madiun Tahun 2015
Tabel 5.2 Distribusi Masa Kerja Kelompok Terpapar dan47 Tidak Terpapar Pada Pekerja di PT.INKA Madiun Tahun 2015
Tabel 5.3 Distribusi Penggunaan APT Kelompok48 Terpapar dan Tidak Terpapar Pada Pekerja di PT.INKA Madiun Tahun 2015
Tabel 5.4 Distribusi Nilai Ambang Dengar Telinga Kiri49 Kelompok Terpapar dan Tidak Terpapar Pada Pekerja di PT.INKA Madiun Tahun 2015
Tabel 5.5 Distribusi Nilai Ambang Dengar Telinga49 Kanan Kelompok Terpapar dan Tidak Terpapar Pada Pekerja di PT.INKA Madiun Tahun 2015
Tabel 5.6 Distribusi Status Gangguan Pendengaran50 Telinga Kiri dan kanan Kelompok Terpapar dan Tidak Terpapar Pada Pekerja di PT.INKA Madiun Tahun 2015
Tabel 5.7 Normalitas Data Berdasarkan Variabel Usia,51 Masa Kerja, Penggunaan APT, Rata-rata Ambang Dengar Telinga Kanan dan Telinga Kiri
Tabel 5.8 Distribusi Karakteristik Individu Menurut52 Status Gangguan Pendengaran Telinga Kiri
Tabel 5.9 Distribusi Karakteristik Individu Menurut54 Status Gangguan Pendengaran Telinga Kanan
Tabel 5.10 Hasil Uji Statistik Hubungan karakteristik56 Individu dengan Nilai Ambang Dengar Telinga Kiri
Tabel 5.11 Hasil Uji Statistik Hubungan karakteristik57 Individu dengan Nilai Ambang Dengar Telinga Kanan
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Struktur Anatomi Telinga20