KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL ATHFAL SEKECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 - Test Repository

  

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL ATHFAL

SEKECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2017

SKRIPSI

DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

  

Oleh:

MARINI SEPTIANA

NIM 11613004

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT

AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  

2017

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah: Nama : MARINI SEPTIANA NIM : 116 13 004 FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI JUDUL : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL

  ATHFAL SEKECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua konsekuensinya.

  MOTTO

Didiklah anak-anak kamu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk

menghadapi zaman yang berbeda dengan zaman kamu ini.

  (H.R. Bukhari) Muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah pendidikan mereka.

   (H.R.At-thabrani dan khatib)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Suamiku tercinta, yang telah memberikan dukungan spiritual, material dankasih sayang.

  2. Anakku tersayang, Amanda yang selalu mendukung dan setia menunggu.

  3. Kakak ipar dan adik-adik semua yang selalu mendukung.

  4. Teman-temanseperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi.

  5. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017telahselesai.

  Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

  Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulissampaikan terimakasih kepada:

  1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga BapakSuwardi, M.Pdselaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam

  Anak Usia Dini dan telah membimbing, memberi motivasi, meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  5. Dewan Guru RA Siwal, Pager, Payungan dan RA Jetis Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

  6. Segenap keluargak utercinta yang selalu mendoakanku.

7. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama.

  Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin.

  Salatiga,15Juni 2017 Penulis

  Marini Septiana NIM. 11613004

  

ABSTRAK

  Septiana,Marini. 2017 Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal

  Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017. Pembimbing :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

  Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Guru Raudhatul Athfal Kompetensi yang harus dimiliki guru PAUD mencakup 4 hal. Peraturan

  Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan anak usia dini meliputi empat kompetensi, yaitu Kompetensi pedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman terhadap anak usia dini dan pengelolaan pembelajaran yang partisipatif dan menyenangkan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh guru yang lulusan SMA dan Sarjana dalam memberikan pendidikan ke anak usia dini terutama mencakup kompetensi pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu.

  Fokus masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kompetensi pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017. Penelitian in imerupakan Penelitian Kualitatif. Subjek dalam penelitiani ni adalah Kepala Sekolah, guru lulusan SMA dan S1 di RA Siwal, RA Pager, RA Payungan dan RA Jetis. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara, test, dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan kompetensi pedagogik guru RA sekecamatan Kaliwungu dapat dilihat dari indikator kompetensi pedagogic guru yang sudah dicapai. Upaya meningkatkan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan para guru dapat terlihat dari perkembangan dan hasil wawancara. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru sekecamatan Kaliwungu beragam.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv MOTTO…………………………………………………………………….. v PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi KATA

  PENGANTAR………………………………………… ................... vii ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ................................................................. 1 B. Fokus Masalah ............................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8 E. Penegasan Istilah .......................................................................... 9 F. Metode Penelitian......................................................................... 10 G. SistematikaPenulisan.................................................................... 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Guru ....................................................... 20 B. Kompetensi Guru PIAUD ............................................................ 49 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data……………. ........................................................... 63 B. TemuanPenelitian ......................................................................... 68

  BAB IV PEMBAHASAN A. Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu ....................................................................................

  84 B. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu .............................................................

  87 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 91 B. Saran ............................................................................................ 93

  Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran5 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran6 SKK Lampiran7 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kewajiban bagi semua orang, karena pendidikan

  memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Melalui pendidikan dapat menjadikan seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan mempunyai sumber daya manusia yang tinggi. Dijelaskan dalam Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

  pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut sangat diperlukan adanya sebuah lembaga pendidikan dan tenaga pendidik yang profesional. Karena adanya lembaga pendidikan dan pendidik yang profesional akan menciptakan generasi yang profesional.

  Tumbuh kembang otak dan perilaku anak ada di tangan orang tua, karena orang tua mempunyai peranan utama yang sangat penting diberikan anak sejak dini, karena dengan stimulus anak dapat berkembang sesuai usia dan potensi yang ada pada diri anak, karena pada usia dini anak dapat lebih mudah menangkap, menyerap dan memahami apapun yang diterima anak baik dari luar maupun dari dalam. Sesuai dengan pasal Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 ayat 1 yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentag usia 0-6 bulan. Pada usia ini anak sering disebut dengan masa keemas an atau masa “golden

  

ages” dimana pada usia ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam

menentukan perkembangan anak.

  Upaya pembinaan terhadap anak usia dini sangat diperlukan adanya sebuah upaya untuk mengembangkan dan melatih kemampuan dan potensi pada anak, karena setiap anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal. Anak mempunyai dunianya sendiri yang sangat berbeda dengan dunia orang dewasa, setiap anak juga berhak mendapat pendidikan, karena pendidikan merupakan modal dasar untuk

  Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan bagi anak sejak lahir sampai usaha 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan in formal (Hasan, 2009:26).

  Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan pada jalur formal yang berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), sedangkan yang kedua ialah pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan ketegori non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), tempat pengasuhan anak (TPA), Pos Paud Terpadu. Bentuk terakhir dari kategori pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan in formal yaitu pendidikan keluarga maupun terbuat dari lingkungan sekitar.

  Pada zaman yang modern seperti sekarang ini, posisi seorang guru memegang peranan penting dan strategis dalam upaya pembentukkan watak dan pengembangan potensi anak dalam rangka untuk memajukan pendidikan nasional di Indonesia. Pendidik merupakan prioritas pertama dalam mewujudkan keberhasilannya suatu pendidikan, oleh karena itu melihat kemajuan zaman yang serba cepat dan canggih perlunya seorang pendidik meningkatkan kualitasnya sehingga dapat menjajarkan

  Dunia pendidikan, persoalan yang berkenaan denga guru dan jabatan guru menjadi salah satu pokok pembahasan yang mendapat tempat tersendiri ditengah-tengah ilmu kependidikan yang begitu luas. Tidak semua orang dikategorikan sebagai pendidik atau guru, karena pendidik atau guru harus memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon pendidik atau guru sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang- undang sistem pendidikan nasional, bahwa dapat diangkat sebagai tenaga pengajar, tenaga pendidik bersangkutan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi yang dimaksud adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik dan dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat yang relevan.

  Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Tuntutan pendidik harus memiliki kemampuan dan kompetensi yang memadai sehingga seorang pendidik sebagai mediator agar dapat tercipta pengembangan pembelajar dan mutu pendidikan yang diharapkan (Mulyasa, 2009: 21).

  Upaya membantu meningkatkan kemampuan anak untuk mencapai tujuan, sebagai seorang guru harus dapat memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan memperhatikan seorang guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran memegang peranan penting karena dalam proses pengajaran guru belum bisa digantikan oleh mesin, radio, tape recorder, ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran.

  Kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan tanggung jawab dengan tugasnya menjadi guru. Karena guru merupakan suatu profesi atau pekerjaan, maka kompetensi sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Dalam kaitannya dengan pendidikan, maka kompetensi menunjukkan perbuatan yang sifatnya rasional untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi diperoleh melalui sebuah proses latihan atau pendidikan salah satu faktor yang sangat menentukkan keberhasilan proses belajar mengajar adalah seorang guru, oleh sebab itu menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi untuk mengorganisasikan ide-ide yang dikembangkan di kalangan peserta didik sehingga dapat menggerakkan semangat dan minat belajar anak.

  Kompetensi yang harus dimiliki guru PAUD mencakup 4 hal. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan anak usia dini meliputi empat kompetensi, yaitu Kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan indikator ensisial. Sub kompetensi merupakan ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seorang guru sudah sudah menguasai sub kompetensi yang telah ditetapkan (Musfah, 2011:30).

  Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman terhadap anak usia dini dan pengelolaan pembelajaran yang partisipatif dan menyenangkan. Sub kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap anak usia dini, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak usia dini untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Fenomena yang terjadi tenaga pendidik khususnya di tingkat TK (Taman Kanak- Kanak) atau RA (Raudhatul Athfal) belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal guru tidak lagi bertindak sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang senantiasa berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Sesuai dengan peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan menyatakan bahwa”Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

  ”. Untuk itu tergambar jelas bahwa penyampaian materi, pelayanan anak dan tingkah laku sampai perlakuan terhadap anak.Fakta bahwa guru yang lulus SMA dan S1 mempunyai ciri- ciri yang berbeda.

  Penelitian yang akan peneliti laksanakan bertempat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang terlihat dari data guru tahun 2015 tercatat adanya 4 lembaga pendidikan Guru Raudhatul Athfal dengan jumlah tenaga pendidik 11 orang. Dan dari kesebelas tenaga pendidik hanya 4 orang tenaga pendidik yang bergelar S1 dan 7 orang tenaga pendidik lainnya rata- rata hanya berijazah SMA.

  Penelitian ini dirancang untuk melihat Kompetensi Pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.Alasan utama sangat terbatasnya Guru Raudhatul Athfal dalam pendidikan anak usia dini yang berijazah S1. Terjadi perbedaan antara guru yang berijazah SMA dan guru yang berijazah S1.

  Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas maka peneliti ingin mengkaji penelitian dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul A thfal Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah

  Apa saja kompetensi pedagogic guru Raudhatul Athfal Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017? C.

   Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui kompetensi pedagogic guru Raudhatul Athfal D.

   Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan atau institusi sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menambah wawasan tentang kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru.

  2. Manfaat Praktis a.

  Dapat menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman pendidik dalam memberikan pembelajaran pada anak. b.

  Dapat memberikan masukan dalam mengembangan kompetensi pedagogik guru Raudhatul Athfal yang sesuai dengan kebutuhan lembaga agar dapat dijadikan acuan dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efisien dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

  c.

  Penelitian ini akan memberikan pengalaman serta mengetahui kompetensi pedagogik guru Raudhatul Athfal mengenai pembelajaran dan pengajaran pada lembaga pendidikan.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian terkandung dalam judul tersebut yaitu:

1. Kompetensi Kompetensi (competency) yaitu kemampuan atau kecakapan.

  Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Usman, 1995:19).

  Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan keterampilan, dan sikap yang di miliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.

2. Kompetensi Pedagogik

  Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, selain itu juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing, dan memimpin peserta didik (Asmani, 2009: 65).

  Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru dalam hal mengasuh, membimbing, melatih kemampuan dan potensi pada anak agar berkembang secara optimal.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian dan Pendekatan prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, disamping itu penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan menekankan deskriptif yang artinya penilainnya yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yangg terjadi pada saat sekarang.

2. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini berlokasi di RA Siwal, RA Jetis, RA Payungan dan RA Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.Waktu penelitian mulai tanggal 28 Februari2017 sampai 10 Mei 2017.

  3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan meliputi berbagai macam data yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru raudhatul athfal sekecamatan kaliwungu kabupaten semarang. Secara umum data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.

  a.

  Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dan informasi di lapangan melalui wawancara dan observasi. Berkaitan dengan hal tersebut, wawancara dilakukan pada Guru raudhatul athfal dan Kepala berada di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

  b.

  Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari informan di lapangan seperti dokumentasi foto.

  4. Prosedur Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan wawancara, test dan dokumentasi.

  a.

  Wawancara Metode ini disebut juga dengan metode interview, yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan Margono (2003:165) mengemukakan bahwa interview merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk di jawab secara lisan juga.

  Dalam wawancara secara mendalam ini dilakukan oleh peneliti terhadap informan yang menjadi objek dari penelitian ini yaitu kepala sekolah, dan guru RA Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

  b.

  Test Test adalah suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan atau psikologi yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang seseorang.

  c.

  Dokumentasi Dalam penelitian kualitatif terdapat sumber data yang berasal dari bukan manusia seperti dokumen kepala sekolah dan dokumen guru.Menurut Arikunto (2000:234) metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen, raport, dan sebagainya.Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini berupa hasil uji kompetensi berupa test.

5. Pengecekan KeabsahanData

  Penelitian ini menggunakan triangulasi. Menurut Moleong triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011:330). Dengan demikian terdapat dua triagulasi yaitu: a.

  Triangulasi Sumber Triagulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (memberi chek) dengan tiga sumber tersebut (Sugiyono, 2013:127).

  Teknik ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan penelitian melalui wawancara langsung kepada sumber-sumber yang terkait.

  b.

  Triangulasi Metode Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan test, dan dokumentasi.

  Bila dengan ketiga teknik penguji tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain. Untuk memastikan data mana yang dianggap benar.Atau mungkin semuanya benar.Karena sudut pandangnya berbeda- beda (sugiyono, 2013:127).

  Teknik ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sumber-sumber penelitian melalui test, yang sebelumnya sudah dilakukan wawancara.

6. Tahap-Tahap Penelitian

  Moleong (2009:127) mengemukakan bahan pelaksanaan penelitian lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut: a.

  Tahap Sebelum Kelapangan Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subjek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian dan penyusunan.

  b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap ini meliputi megumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu. Data tersebut diperoleh dengan wawancara, test dan dokumentasi dengan cara melihat proses pembelajaran secara langsung di RA

  • – RA yang ada di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

  c.

  Tahap Analisis Data Tahap ini meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui wawancara, test, maupun dokumentasi. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekkan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna dan yang merupakan sedang diteliti.

  d.

  Tahap Penulisan Laporan Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan dan saran-saran demi hasil bimbingan tersebut dengan penulisan yang lebih sempurna.

G. Sistematika Penulisan Laporan

  Untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian ini, penulisan mencoba membagi laporan kedalam beberapa bab diantaranya:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penelitian

BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: A. Kompetensi Pedagogik Guru 1. Pengertian Kompetensi 2. Pengertian Kompetensi Pedagogik 3. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru 4. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini B. Kompetensi Guru PIAUD 1. Kompetensi Guru PIAUD 2. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik dalam Proses Belajar Mengajar BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai: A. I. Letak Geografis Raudhatul Athfal seKecamatan Kaliwungu

  II. Gambaran Informan B. Temuan Penelitian 1.

  Kompetensi Pedagogik Guru RA Sekecamatan Kaliwungu 2. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru

  RA Sekecamatan Kaliwungu

BAB IV PEMBAHASAN A. Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang B. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Guru 1. Pengertian Kompetensi Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

  nasional.Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, mengembangkan kesehatan dan akhlak mulia. Membentuk peserta didik yang mempunyai kreativitas, keterampilan, kemandirian dalam mewujudkan dan mencapai tujuan pendidikan serta pemecahan masalah. Dalam pendidikan sangat dibutuhkan seorang guru yang mempunyai dan menguasai empat kompetensi guru.

  Guru merupakan seseorang yang memiliki tugas utama mengajar, mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi peserta didik dalam pendidikan formal dan non formal. Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar oleh karena itu guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya, mempunyai pandangan luas, dan kriteria seorang guru adalah harus memiliki kewibawaan (Cece Wijaya, dkk 1991).

  Seorang guru pada hakekatnya orang yang mempunyai dan memikul tanggung jawab dan menimbang peserta didik. Guru ialah tugas lapangan dalam pendidikan yang selalu bergaul secara langsung dengan murid dan objek pokok dalam pendidikan karena itu seorang guru haus memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan.

  Secara umum dapat diartikan guru adalah orang yang bertanggung jawab, guru bukan hanya ada di sekolah tetapi bisa dimana saja mereka berada.

  Guru berperan sebagai orang tua sekaligus pendidik bagi orang- orang disekitarnya. Pandangan pendapat atau buah fikiran itu sering menjadi tolak ukur atau pedoman kebenaran bagi orang-orang di sekitarnya karena guru dianggap memiliki pengetahuan yang lebih luas dan lebih mendalam dalam berbagai hal.

  Dari beberapa pendapat para pakar dapat diketahui bahwa dalam tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab guru erat kaitanya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk mengemban profesi guru tersebut. Kemampuan dasar itu adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.

  Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Depdikbud, 1996:516).

  Profesional tidak dapat terlepas dari kompetensi, karena professional dan kompetensi merupakan dua kata yang saling melengkapi dan keterkaitan. Kompetensi harus dan mutlak dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat professional karena professional akan dimiliki apabila seseorang itu memiliki kompetensi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian ditegaskan bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu jabatan berdasarkan prinsip professional sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif lainya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras,

  Kompetensi merupakan suatu kepribadian yang dimiliki seseorang yang didalamnya terdapat kemampuan pribadi atau sikap dan pengetahuan yang dapat diukur dan diamati dalam kinerja seseorang. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.

  Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapanya didalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerjanya.

  Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap professional dalam menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten.

  Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional yang menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung. Menurut Gordon (dalam E Mulyasa, 2007:38) menyebutkan bahwa ada enam aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi yaitu sebagai berikut: a.

  Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhanya .

  b.

  Pemahaman (Understanding), yaitukedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar melaksanakn pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

  c.

  Kemampuan (Skill) adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih dan membuat alat peraga sederhana untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik.

  d.

  Nilai (Value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran ( kejujuran, e.

  Sikap (Attitude), yaitu perasaan ( senang, tak senang, suka tidak suka), atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji dan lain-lain.

  f.

  Minat (Interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan, misalnya minat untuk melakukan sesuatu atau untuk mempelajari sesuatu. Dari keenam aspek yang terdapat di dalam konsep kompetensi diatas jika dielajari secara mendalam mencakup empat bidang kompetensi yang pokok bagi seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional dari keempat jenis kompetensi tersebut harus sepenuhnya dikuasai oleh guru. Guru yang memiliki kompetensi pedagogik akan dapat mengelola pembelajaran dengan lebih baik, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

  Kegiatan belajar mengajar penyampaian ilmu atau materi kepada anak didik perlu menggunakan metode yang tepat dan disesuaikan dengan keadaan anak serta proses pembelajaran yang efektif agar ilmu atau materi yang ingin disampaikan dan diberikan kepada anak didik dapat diterima dan diserap dengan baik dan maksimal sehingga tujuan pendidikan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat tercapai. Untuk memiliki peranan yang sangat penting.

  Guru memegang peran penting yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, guru harus benar-benar bisa membawa siswanya pada tujuan yang ingin dicapai. Guru mampu mempengaruhi sisanya. Guru berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah memiliki kewibawaan (Cece Wijaya, dkk, 1991:29).

  Sesuai dengan tuntutan zaman yang modern ini sebagai guru berani merubah dan menyempurnakan dirinya. Kesadaran akan kompetensi menjadi tuntutan tanggung jawab berat bagi seorang guru maka guru harus berani menghadapi tantangan dan masalah dalam tugas maupun lingkungannya yang akan berpengaruh bagi perkembangan pribadinya.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru pada hakikatnya merupakan orang yang mempunyai dan memikul tanggung jawab untuk mengajar dan membimbing peserta didik.Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya terletak dalam tugas dan tanggung jawabnya.Tugas dan tanggung jawab guru erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk mengemban profesi guru tersebut.Kemampuan dasar itu adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi 2.

  Pengertian Kompetensi Pedagogik Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan

  (Musfah, 2011: 27).

  Broke and Stone juga menemukakan bahwa kompetensi guru sebagai descriptive of qualititative nature of teacher behavior appears

  to be entirely meaningful, yang berarti kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.

  Meshane dan Glinow menjelaskan bahwa competences adalah keterampilan, pengetahuan, bakat, nilai-nilai, pengarah dan karakteristik pribadi lainnya yang mendorong kearah performansi unggul.

  Guru diharapkan punya wawasan yang luas. Dalam Standar Nasional pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadadap peserta didik, perancangan dan pelaksanan, pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

  Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

  • – pengelolaan pembelajaran peserta didik, menurut Mulyasa sekurang a.

  Pemahaman Wawasan dan Landasan Kependidikan Guru sebagai tenaga pendidik yang sekaligus memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di negara ini, terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami wawasan dan landasan kependidikan sebagai pengetahuan dasar.

  Pengetahuan awal tentang wawasan dan landasan pemahaman terhadap peserta didik.Kependidikan ini dapat diperoleh ketika guru mengalami pendidikan keguruan di perguruan tinggi.

  b.

  Pemahaman Terhadap Peserta Didik Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Tujuan guru mengenal murid-muridnya adalah agar guru dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Secara efektif, selain itu guru dapat menentukan dengan seksama bahan-bahan yang akan diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi, mengadakan diagnosis atas kesulitan belajar yang dialami oleh murid, membantu murid-murid mengatasi masalah-masalah pribadi dan sosial, mengatur disiplin kelas dengan baik, melayani perbedaan-perbedaan individual murid, dan kegiatan- kegiatan guru lainnya yang berkaitan dengan individu murid.

  Guru memberikan perhatian khusus pada perbedaan individual 1)

  Perbedaan biologis, yang meliputi jenis kelamin, bentuk tubuh, warna rambut, warna kulit, mata, sebagainya.

  Semua itu adalah cirri-ciri individu anak didik yang

  • – dibawa sejak lahir. Aspek biologis lainnya adalah hal hal yang menyangkut kesehatan anak didik baik penyakit yang di derita maupun cacat yang dapat berpengaruh terhadap pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran.

  2) Perbedaan intelektual, setiap anak memiliki intelegensi yang berlainan, perbedaan individual dalam bidang intelektual ini perlu diketahui dan di pahami guru terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan anak didik dan kelas. Intelegensi adalah kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif. Kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektif dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat. 3)

  Perbedaan psikologis, perbedaan aspek psikologis tidak dapat di hindari disebabkan pembawaan dan lingkungan untuk anak didik yang berlainan memunculkan karakter berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk pendekatan kepada anak didik secara individual untuk menciptakan keakraban. Anak didik merasa diperhatikan dan guru dapat mengenal anak didik sebagai individu.

  c.

  Pengembangan Kurikulum atau Silabus Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenal tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan untuk membantu mengembangkan seluruh potensi, yang meliputi kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral agama, serta optimal dalam lingkungan yang kondusif, demokratis, dan kooperatif. Dalam proses belajar mengajar kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum atau silabus sesuai dengan kebutuhan peserta didik sangat penting agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan menyenangkan.

  d.

  Perencanaan Pembelajaran Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu:

  Identifikasi Kebutuhan Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya atau sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari kehidupan dan mereka merasa memilikinya. 2)

  Identifikasi Kompetensi Kompetensi merupakan suatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran.Penilaian pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja peserta didikdengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar. 3)

  Penyusunan Program Pembelajaran Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi, standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar, dan daya dukung pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen

  • – komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi.

  e.

  Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar dianggap gagal disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvensional anti dialog, oleh karena itu salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru seperti dirumuskan dalam SNP berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.Hal tersebut ditegaskan kembali dalam rencana peraturan pemerintah tentang guru bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berarti pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesama subyek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran sejati. Secara umum pelaksanaan pembelajaran meliputi:

  1) Program Tahunan

  2) Program Semester

  3) Rencana Kegiatan Mingguan

  4) Rencana Kegiatan Harian

  Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Fasilitas pendidikan pada umumnya mencakup sumber belajar, sarana dan prasarana penunjang lainnya.Sehingga peningkatan fasilitas pendidikan harus ditentukan pada peningkatan sumber-sumber belajar baik kualitas maupun kuantitasnya.Sejalan dengan perkembangan teknologi pendidikan dewasa ini. Perkembangan sumber-sumber belajar ini memungkinkan peserta didik belajar tanpa batas tidak hanya di ruang kelas, tetapi bisa di laboratorium, perpustakaan, di rumah dan di tempat lain.