PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PERILAKU DIREKTIF SUPERVISI PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH TERHDAPA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SD KECAMATAN MENTAWA BARU KETAPANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2017 - Test Repository
PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN
PERILAKU DIREKTIF SUPERVISI PEMBELAJARAN
KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PAI SD KECAMATAN
MENTAWA BARU KETAPANG KABUPATEN
KOTAWARINGIN TIMUR
TAHUN 2017
oleh
SYAMUKDIN
NIM. 12010150054
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017PERNYATAAN KEASLIAN
“saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil
karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan
untuk gelar atau ijazah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan
tinggi lainnya”Salatiga , September 2017 Yang Membuat pernyataan Syamukdin, S.PdI iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: م اًدعُب لا ا الله نم ددزي لم ىده ددزي لمو مالع دادزا ن
“Orang yang menambah ilmu tetapi tidak menambah hidayah, ia tidak semakin dekat kepada Allah, justru semakin jauh darinya” (H.R. Dailamy dari Ali)
Tesis ini kupersembahkan untuk: Ibu dan mertua: Satiah, Hj. Supiah, Istri saya Misnawati, anak-anaku tercinta: Afta khairinnawa dan Ahmad maulidil Khair
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PERILAKU
DIREKTIF SUPERVISI PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SD KECAMATAN
MENTAWA BARU KETAPANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
TAHUN 2017
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa persoalan mendasar yang berkaitandengan penerapan pola kepemimpinan dan belum optimalnya perilaku supervisi
kepala sekolah terhadap guru PAI.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kepemimpinan situasional dan perilaku direktif supervsisi pembelajaran
kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan lapangan.
Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen terstruktur. Keseluruhan data
dianalisis menggunakan regresi sederhana dan ganda dengan bantuan SPSS versi 23.
Temuan penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang signifikan
kepemimpinan situasional terhadap kompetensi profesional guru PAI dengan nilai t
hitung 4,718>2,202, dan nilai sig.0,000<0,05, sedangkan kontribusi kepemimpinan
situasional sebesar 27,4%. (2) terdapat pengaruh yang signifikan perilaku direktif
supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI
dengan nilai t hitung 4,409 > 2,0021, dan nilai sig.0,000<0,05, sedangkan kontribusi
perilaku direktif sebesar 21,7% (3) terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan
situasional dan perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap
kompetensi profesional guru PAI dengan nilai t hitung 13,163>3,156 dan nilai
sig.0,000<0,05. Sedangkan kontribusi kepemimpinan situasional dan perilaku
direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah sebesar 31,2%.
Kata Kunci : kepemimpinan situasional, perilaku direktif supervisi kepala sekolah,
kompetensi profesional
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SITUATIONAL LEADERSHIP AND DIRECTIVES
BEHAVIOR OF PRINCIPALS LEARNING SUPERVISION FOR
PROFESSIONAL COMPETENCIES OF ISLAMIC RELIGION TEACHER
(PAI) OF ELEMENTARY SCHOOL IN MENTAWA BARU KETAPANG,
EAST KOTAWARINGIN 2017.
The background of this research was based on some fundamental problems
related to the implementation of leadership style and behavior of principal
supervision for religion teachers. The purpose of this research is to know the
influence of leadership situational and directives behavior of the principal learning
supervision for professional competencies of Islamic religion teacher.This type of research is quantitative research. The data collected used structured
instruments. The whole data has been analyzed using simple and multiple regressions
with the help of SPSS version 23.Research findings showed that: (1) there is a significant influence of situational
leadership for religion teacher professional competencies with the value of t count
4,718 >2,202 and value of sig.0,000<0.05, while the contribution of situational
.leadership is 27,4% (2) there is a significant influence of directives behavior of the
supervision learning of principal for professional competencies of islamic religion
teacher with the value of t count 4,409> 2,002 and value of sig.0,000<0.05 while the
contribution of behavior directive equal to 21,7% (3) there is a significant influence
of situational leadership and the behavior of the directives supervision learning of
professional competencies of islamic religion teacher with the value of t count
13,163>3,156 and value of sig.0,000<0.05. While the contribution of situational
leadership and directives behavior of principals learning supervision 31.2%.Keywords: situational leadership, directives behavior of principals learning supervision, professional competencies
PRAKATA
Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,taufiq dan inayahnya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis
dengan judul” Pengaruh Kepemimpinan Situasional dan Perilaku Direktif
Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Profesional
Guru PAI SD Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin
Timur Tahun 2017”Penyusunan dan penyelesaian tesis ini tak terlepas dari bantuan semua pihak, maka dengan penuh hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga
3. Hammam, P.h.D, selaku ketua prodi PAI pascasarjana IAIN Salatiga
4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd, selaku pembimbing yang berkenan membimbing
dari awal hingga penulisan tesis selesai5. Para dosen program beasiswa supervisi pascasarjana IAIN Salatiga
6. Bapak/Ibu guru, kepala sekolah dan pengawas PAI Kecamatan Mentawa Baru
Ketapang yang telah membantu proses penelitian.
7. Keluarga penulis, Ibu, istri dan anak-anaku tercinta (Afta Khairinnawa dan
Ahmad Maulidil Khair) dan semua sahabat yang telah mendukung penulis.
8. Teman-teman Pascasarjana angkatan 2015 program supervisi IAIN Salatiga.
Semoga karya tulis sederhana ini bisa bermanfaat bagi penulis dan semua pihak.
Karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, saran dan masukan selalu penulis harapkan
demi perbaikan kedepan.Penulis, Syamukdin
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………...……... i HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………...……... ii HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………..……... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………… iv ABSTRAK …………………………………………………………..………. v PRAKATA …………………………………………………………..………. vii DAFTAR ISI...……………………………………………………..………… viii DAFTAR TABEL …………………………………………………..……….. x DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………...……. xiiBAB I PENDAHULUAN
1 A. Latar Belakang Masalah . …………………………….…………… 1
B. Rumusan Masalah . ……………………………………………….. 5 C. Signifikasi Penelitian .
……………………………….…………… 6 D. Tinjauan Pustaka . ………………………………………….…….
8 E. Sistematika Penulisan . …………………………………….……… 10
BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS ………………….………. 11 A. Kepemimpinan Situasional ………………………………………. 11 B. Perilaku Direktif Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah ….…… 15 C. Kompetensi Profesionalisme Guru PAI .
……….……………….... 18
D. Hipotesis …………………………………………….……………. 22 BAB III METODE PENELITIAN ………………….………………………. 24
A. Jeni s Penelitian ….………………………………………………... 24 B.
Populasi ……………….………………………………………….. 24
C. Wakt u Dan Lokasi Penelitian ……………………………………. 24
D. Variabel Penelitian 25 ……………………………………...
E. Metode Pengumpulan Data .
……………………………………… 26 F. Teknik Analisis Data …… ……………………………………….. 28
BAB IV. ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN ……………….. 32 A. Hasil Uji Coba In strumen Penelitian……...……………………… 32 B. Hasil Deskripsi D ata Penelitian…………………………………... 35 C. Hasil Uji Asumsi Klasik………………………………………….. 39 D. Hasil Uji Hipotesis ……..………………………………………… 42 E. Pembahasa n Hasil Penelitian …………………………..………… 49
BAB V PENUTUP …………………...……………………………………. 54 A. Kesimpulan ………………………………………………………. 54 B. Saran ……………………………………………………………… 55 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 56 LAMPIRAN ……………….………………………………………………… 57 BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………………..... 92
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
42 Tabel 4.12 Hasil regresi anova
48 Tabel 4.19 Hasil model summary/ besarnya pengaruh x 1 dan x 2 terhadap y
47 Tabel 4.18 Hasil analisis regresi simultan (uji f)
45 Tabel 4.17 Hasil regresi berganda (uji f)
2
45 Tabel 4.16 Hasil model summary/ besarnya pengaruh x
44 Tabel 4.15 Hasil regresi anova
43 Tabel 4.14 Hasil uji farsial( uji t) perlaku direktif supervisi
1
43 Tabel 4.13 Hasil model summary/ besarnya pengaruh x
40 Tabel 4.11 Hasil uji farsial (uji t) kepemimpinan situasional
Hasil validitas uji coba instrumen angket kepemimpinan situasional
40 Tabel 4.10 Hasil uji heteroskedastisitas
39 Tabel 4.9 Hasil uji multikolonearitas
37 Tabel 4.8 Deskriptif variabel kompetensi profesional (Y)
36 Tabel 4.7 Deskriptif variabel perilaku direktif (X 2 )
35 Tabel 4.6 Deskriptif variabel kepemimpinan situasional (X 1 )
34 Tabel 4.5 Hasilanlisis deskriptif variabel
33 Tabel 4.4 Hasil reliabilitas uji coba instrumen angket penelitian
Hasil validitas uji coba instrumen angket kompetensi profesional
32 Tabel 4.2 Hasil validitas uji coba instrumen perilaku direktif supervisi kepala sekolah 33 Tabel 4.3
48
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Kerangka berfikir kepemimpinan situasional, perilaku direktif
22 supervisi pembelajaran kepala sekolah dan kompetensi profesional Gambar 4.1
Hasil uji heteroskedastisitas
41
DAFTAR LAMPIRAN
14 Surat permohonan ijin penelitian
77
12 Output reliabilitas uji coba perilaku direktif supervisi (x
2 )
78
13 Output reliabilitas uji coba kompetensi profesional guru PAI (Y)
79
80
76
15 Surat pemberian ijin penelitian
82
16 Surat telah melakukan penelitian
83
17 Dokumentasi penelitian
85
11 Output reliabilitas uji coba kepemimpinan situasional (x 1)
01 Data guru PAI
59
05 Rekap data penelitian kepemimpinan situasional
02 Kisi-kisi angket penelitian
61
03 Instrumen angket penelitian
62
04 Pedoman wawancara
66
68
75
06 Rekap data penelitian perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah
70
07 Rekap data penelitian kompetensi profesional guru PAI
72
08 Output validitas kepemimpinan situasional
74
09 Output validitas perilaku direktif supervisi pemebelajaran kepala sekolah
10 Output validitas kompetensi profesional guru PAI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses transformasi nilai-nilai budaya dari satu generasi
ke generasi lainnya. Sejalan dengan cita-cita mulia pendidikan nasional yang dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, adalah sebuah upaya untuk menciptakan manusia Indonesia yang sempurna, baik dalam dimensi spritualitas, intelektualitas, maupun tanggung jawab sosialnya.
A. Malik Fadjar yang dikutip Musthofa mengatakan :
“Bangunlah pendidikan yang berdasarkan atas kondisi sosial, budaya, adat istiadat agama, dan tradisi, jadikan pendidikan sebagai sumber kekuatan pembangunan masa depan, tanpa itu pendidikan tidak akan bisa memenuhi harapan bagi peserta didik,
1 masyarakat dan negara ”.
Untuk membangun dan mewujudkannya memerlukan alat bantu yaitu pendidikan lewat jenjang sekolah, merujuk pada Naim sekolah lebih sistematis, 2 terpola, dan memberikan peluang paling besar bagi tercapainya pendidikan.
Transformasi menuju sekolah bermutu diawali dengan keterlibatan total dan komitmen semua pihak termasuk guru, seperti yang dikemukakan oleh Masaong bahwa kualitas proses pembelajaran dan kualitas peserta didik tidak dipisahkan dari
3 ketiga komponen pendidikan yaitu, pengawas, guru dan peserta didik. Guru dituntut untuk profesional dan sebuah keharusan memiliki kompetensi sebagaimana yang dinyatakan oleh Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 10
1 Musthofa, Pendidikan Transformatif, Yogyakarta: Teras, 2010, 92.
2 Ngainun Naim, Rekontruksi Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Teras, 2009, 1.
3 Abd Kadim Masaong, Supervisi dan Pengembangan Kapasitas Guru, Bandung: Al Fabeta, 2013, 71.
1 ayat 1 bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi keperibadian, kompetensi sosial dan komptensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Guru merupakan bagian dari sistem pendidikan seperti pendapat Peter F. Oliva sistem pendidikan terdiri dari empat sistem: administrative behavior system, (sistem penyelenggara sekolah), teacher behavior system, (sistem guru), supervisory behavior system (sistem pengawasan), dan counselor behavior system, (penasehat),
4 dan semua sistem itu berhubungan satu sama lainnya. Hal ini juga dipertegas dari hasil riset Sumarso, yang menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kemampuan mengajar guru dengan
5 inovasi pendidikan guru terhadap inovasi pendidikan.
Sejalan dengan uraian di atas, maka kehadiran kepala sekolah sebagai pemimpin tentunya akan berpengaruh terhadap kompetensi guru PAI. Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Menurut Danim atribut paling menonjol dari seorang pemimpin, pertama pembawa standar, dimanan seorang pemimpin menetapkan kerangka etis dalam organisasi, kedua developer, dimana pimpinan membantu orang lain belajar melalui pengajaran, pelatihan dan pembinaan, dan ketiga adalah pemersatu atau integrator, dimana pemimpin mengatur berbagai
4 Oliva Feter, Su pervision for Today’s Scholls (eight edition), New York : Wiley Global Education, 2007, 30.
5 Raden Bambang Sumarsono, “Hubungan Perilaku Kepala Sekolah dan Kemampuan Mengajar Guru
dengan Inovasi Pendidikan (studi di SMA se Kota Malang
)”, Manajemen Pendidikan, Volume 08, No. 01 (April 2012), 23-39.
6 kegiatan diorganisasi dengan memberikan pandangan masa depan. Begitu pula Duignan yang dikutip Periansa mengatakan yang menjadi dasar kepemimpinan kepala sekolah terkonstruk atas lima dimensi yaitu kemampuan pendidikan, kemampuan personal, kemampuan relasional, kemampuan intelektual, dan
7 kemampuan keorganisasian.
Kepala sekolah merupakan pemimpin, pembuat kebijakan yang memiliki peran strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga yang dipimpinnya. Hal tersebut diperkuat oleh Permendiknas No. 13 Tahun 2007 mengenai standar kepala sekolah/ madrasah yang telah mencantumkan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan juga kompetensi sosial.
Terkait kompetensi supervisi, Kimball yang dikutip Sri Banum Muslim merumuskan supervisi “supervision is assistance in the development of a better
8 teaching- Berdasarkan konsep tersebut layanan supervisi learning situation”. mencakup semua aspek baik guru, metode, teknik, materi maupun tujuan. Supervisi penting dilaksanakan supaya kompetensi profesional guru meningkat dalam proses dan hasil pembelajaran. Memimpin dan mensupervisi guru adalah hal yang biasa, namun tidak mudah untuk menjadikan seorang guru profesional, diperlukan penerapan gaya kepemimpinan dan perilaku supervisi yang tepat terhadap guru yang memiliki keperibadian, kemampuan, dan komitmen yang berbeda-beda.
6 Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, 19.
7 Doni Juni Periansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014, 203.
8 Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Profesionalitas Guru, Mataram: Alfabeta, 2013, 38.
Berdasarkan pra survei yang dilakukan pada bulan januri 2017 melalui wawancara dengan 3 kepala sekolah 6 guru SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, dapat digambarkan bahwa penerapan pola kepemimpinan kepala sekolah sebagian kurang sesuai dengan kondisi guru, baik yang berkualifikasi S1, bersertifikasi ataupun yang belum. Kedua, kepala sekolah belum optimal dan memahami sepenuhnya perilaku yang digunakan dalam melaksanakan supervisi disebabkan baru diangkat sebagai kepala sekolah, belum pernah ikut diklat tentang supervisi, sudah ada pengawas PAI. Tentu ini berimplikasi terhadap kompetensi guru PAI. Hal Ini diperkuat beberapa hasil riset salah satunya, temuan Demissie Teshomi bahwa supervisor tidak benar dalam mengikuti prinsip supervisi pendidikan, dan perilaku supervisor berbasis sekolah tidak efektif dalam praktek
9 kepengawasan.
Disamping itu berdasarkan penjelasan beberapa kepala sekolah bahwa, kompetensi dan komitmen sebagian guru masih rendah, indikatornya Rpp, silabus masih copy paste, proses kualifikasi akademik sebatas memperoleh gelar, guru bersertifikasi belum berbanding lurus dengan perilaku mengajar baik penguasaan materi, teknik maupun metode tidak variatif, sebagian lemah dalam penguasaan tekonologi, serta sedikit sekali yang melaksanakan penelitian tindakan kelas maupun membuat karya tulis. Selain itu data UPT dinas pendidikan di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur ada sekolah yang menjadi rujukan,
9 Demissie Teshomi ,“School-based Supervisory Behaviors in Second cycle Primary Schools of Kolfe Keranio Sub-C ity”, Thesis Addis Ababa University Ethiopia, 2014, 28-29.
adiwiyata, dan dari 43 sekolah hanya 9 sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013. Fenomena emprik ini menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui sebuah judul penelitian pengaruh kepemimpinan situasional dan perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI SD
Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi masalah Dari latar belakang masalah di atas, peneliti mengindentifikasi masalah-masalah yang ada di lapangan antara lain : a) pelaksanaan kurikulum 2013 yang masih belum merata, b) gaya kepemimpinan kepala sekolah yang berbeda- beda dan sebagian cendrung pasif, b) perilaku kepala sekolah dalam mensupervisi belum sepenuhnya tepat, c) sebagian guru dan kepala sekolah lemah dalam penguasaan teknologi, d) peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam belum maksimal, d) kualifikasi guru PAI di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang belum semuanya sarjana, e) kurangnnya kesadaran guru dalam mengajar, f) pembinaan profesionalisme guru PAI di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang kurang optimal.
2. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi penelitian ini pada: kepemimpinan situasional dan perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah serta kompetensi profesional guru PAI SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2017.
3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2017 ?
b. Bagaimana pengaruh perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2017?
c. Bagaimana pengaruh kepemimpinan situasional dan perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2017 ?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. Pengaruh kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten
Kotawaringin Timur Tahun 2017.
b. Pengaruh perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2017. c. Pengaruh kepemimpinan situasional dan perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru PAI SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2017.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis 1) Hasil penelitian ini dapat memperkaya informasi dan wawasan tentang gaya kepemimpinan dan supervisi pendidikan Islam. 2) Hasil penelitian ini mampu menjadi pijakan bagi peneliti yang lain dalam meneliti kepemimpinan dan perilaku direktif supervisi pembelajaran serta kompetensi profesional guru PAI.
b. Manfaat Praktis 1) Bagi dinas pendidikan di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang untuk dijadikan pertimbangan dalam merumuskan pengembangan pola kepemimpinan dan perilaku supervisi kepala sekolah, membuat kebijakan, memetakan, dan mengadakan diklat kepala sekolah.
2) Bagi kepala sekolah sebagai masukan dalam mengembangkan gaya kepemimpinan dan pendekatan supervisi terhadap guru PAI.
3) Bagi guru PAI sebagai dorongan agar selalu meningkatkan kompetensi profesional termasuk penguasaan IT dan PTK 4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan untuk melakukan penelitian lanjut tentang kepemimpinan situasional dan perilaku direktif supervisi kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PAI pada institusi pendidikan lainnya.
D. Tinjauan Pustaka
Pertama , Muhammad Ibda Zulfikar, dalam penelitian menunjukan tingkat motivasi kerja, kepemimpinan situasional kepala sekolah dan kinerja guru rata-rata berkategori sangat baik pada kisaran 78,10%, 92, 20%, 99, 20%, motivasi kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 7, 20%, kepemimpinan situasional kepala sekolah berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 15, 20%, sementara motivasi kerja dan kepemimpinan situasional
10
kepala sekolah secara bersama-sama mempengaruhi kinerja guru sebesar 17, 40%.
Kedua , Darsono, pada penelitiannya menyimpulkan 1) pengawas menggunakan supervisi direktif dengan memerintahkan guru untuk melanjutkan studi, 2) pengawas memberikan penyegaran kepada guru berupa rekreasi setiap akhir tahun ajaran, 3) pengawas mendorong kepala sekolah agar mengikutsertakan guru dalam berbagai pelatihan. Sedang faktor penghambat dalam hasil penelitian tersebut, pengawas
11 kesulitan untuk mengetahui kompetensi guru.
Ketiga, penelitian yang dilakukan Puji Rahayu dkk , hasil penelitian: 1) progaram pengawasan dianggap sangat penting berdasar kebutuhan guru untuk proses pembelajaran yang lebih baik, 2) pengawasan dilakukan berdasar kebutuhan
10 Muhammad Ibda Zulfikar ”Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepemimpinan Situasional Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru MTs Negeri di Kabupaten Brebe s”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2015, 128-131
11 Darsono,“ Implementasi Pendekatan Direktif, Non direktif dan Kolaboratif dalam Supervisi
Pendidikan Islam (studi kasus di MAN Tranggalek)”, Ta’allum, Volume 04, No.02 (November 2016), 335-356. dan permintaan para guru, 3) supervisor memiliki tanggung jawab mengevaluasi, hingga menemukan kelemahan para guru untuk ditindak lanjuti, 4) budaya pengawasan di SMP dapat mengubah paradigma guru tentang supervisi, dan
12 membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya.
Keempat, penelitian Erdianti, menghasilkan: 1) kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi harus mampu menciptakan kondisi yang kondusif ,2) pemberdayaan
13 sesama guru, 3) pengajaran mikro sebagai pelatihan bagi guru.
Kelima , Robin David Madriaga, dalam penelitiannya ditemukan bahwa enam faktor supervisi intruksional memenuhi harapan, yaitu inspeksi, bantuan dan dukungan, pengawasan tanggung jawab, kepemimpinan, pengembangan profesional dan kolaborasi. Diantara enam faktor hanya layanan dan dorongan dan skill kepemimpinan yang signifikansi mempengaruhi terhadap komitmen organisasi guru-
14 guru di Thai .
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka perbedaan yang peneliti lakukan sekarang lebih fokus pada kepeminpinan situasional dan perilaku direktif supervisi kepala sekolah serta kompetensi profesional guru PAI SD di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur.
E. Sistematika Penulisan
12 Puji Rahayu dkk, “Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik untuk menigkatkan
Profesionalisme Guru (studi di SMP Budaya Bandar Lampung)” Sains dan Pendidikan, volume 2, No 2 (2015), 55-67.
13 Erdianti,”Strategi Kepala Sekolah sebagai Supervisor Dalam Mengembangkan Kompetensi
Profesional Guru ”Al-Ta’dib, volume 7, No 1 (2014) 31-53.
14 Robin David Madriaga, “Instructional Supervision Factor Affecting Organizational Commitment of
Thai Teachers: A Case Study of Amphur Mueang, Prachinburi Provinnce, Thailand
” Education and Vocation Research, Volume 05 No.04 (Desember 2014), 205-215.
Agar memudahkan dalam memahami isi tesis ini, peneliti sajikan sistematika
penulisan tesis secara garis besar sebagai berikut :Bab I memuat latar belakang masalah, rumusana masalah (identifikasi,
pembatasan dan perumusan masalah), signifikansi penelitian (tujuan dan manfaat),
kajian pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II mengulas tentang kerangka teori
pengaruh kepemimpinan sutuasional, perilaku direktif supervisi pembelajaran kepala
sekolah, dan kompetensi profesional guru PAI, serta hipotesis penelitian. Bab III
membahas metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitin, populasi, waktu dan
lokasi penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, validitas dan
realibilitas serta analisis data.Bab IV analisis data dan hasil penelitian yang meliputi deskripsi data penelitian,
hasil uji validitas dan realibilitas, analisis regresi, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan
pembahasan hasil penelitian. Sementara bab V merupakan penutup yang terdiri atas
simpulan dan saran.BAB II KERANGKA TEORI A. Konsep Kepemimpinan Situasional Berapa tokoh mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Stephen Robin yang dikutip Nawawi mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok
15 kearah pencapaian (tujuan).
William berpendapat “Leadership is of the spirit, compounded of
16 personality, emotion and vision .” Sedang Michael memaknai kepemimpinan merupakan roh yang diperkuat adanya keperibadian, dan emosi. Merujuk pada Danim pemimpin yang efektif mampu menguasai semua gaya dan mengenali
17 kapan dan dengan siapa gaya itu akan digunakan. Dari beberapa teori tersebut menurut peneliti bahwa pemimpin harus memiliki daulat kedalam dan daulat keluar.
Sedang kepemimpinan situasional merupakan pengembangan dari kepemimpinan tiga dimensi, yang didasarkan pada hubungan antara tiga faktor, yaitu perilaku tugas (task behavior), perilaku hubungan (relationship behavior), dan kematangan (maturity). Perilaku merupakan pemberian petunjuk oleh
15 Nawawi Hadari, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006, 20.
16 Michael William, Mastering Leadership, London: Thorogood, 2006, 14.
17
pimpinan terhadap bawahan meliputi penjelasan tertentu, apa yang harus
dikerjakan, bilamana, dan bagaimana mengerjakannya, serta mengawasi mereka.
Kepemimpinan situasional ini merupakan teori kontingensi yang menfokuskan
18 pada anggota organisasi sebagai bawahan.
Perilaku hubungan merupakan ajakan yang disampaikan oleh pemimpin
melalui komunikasi dua arah yang meliputi mendengar, dan melibatkan
bawahan dalam memecahkan masalah. Adapun kematangan adalah sebuah
kemampuan dan kemauan bawahan dalam mempertanggungjawabkan tugas
yang dibebankan kepadanya. Dari tiga faktor tersebut, tingkat kematangan
bawahan merupakan faktor paling dominan, karena itu tekanan utama dari teori
ini adalah terletak pada perilaku pemimpin dalam hubungannya dengan
bawahan. Maka perlu seorang pemimpin yang handal, berdedikasi tinggi dan
memiliki kompetensi, serta bertanggung jawab dalam kepemimpinannya, seperti
dalam hadist :
هِتَّيِع َر ْنَع ٌلوُئ ْ سَمَو ٍعاَر ُماَم
ْلاا ِهِتَّيِعَر ْنَع ٌلوُئ ْ سَم ْ ُكُُّ ُكَُو ٍعاَر ْ ُكُُّ ُكُ ِ
“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas
kepemimpinannya. Imam itu pemimpin dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya”
19 ( H.R.Bukhari ).Teori gaya kepemimpinan situasional ini akan efektif jika disesuaikan
dengan tingkat kemampuan bawahan. Makin matang bawahan, pemimpin harus
mengurangi perilaku tugas, menambah perilaku hubungan. Apabila bawahan
bergerak mencapai tingkat rata-rata kematangan, pemimpin harus mengurangi
perilaku tugas dan perilaku hubungan. Selanjutnya, pada saat bawahan
18 Nawawi Hadari, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi …, 100.
19
mencapai tingkat kematangan penuh dan sudah dapat mandiri, pemimpin dapat
mendelegasikan wewenang pada bawahan. Menurut Priansa empat pola perilaku
kepemimpinan yang lazim digunakan kepala sekolah yaitu gaya intruktif,
konsultatif, partisipatif dan delegatif.
20
Jadi gaya kepemimpinan situasionalkepala sekolah yang tepat untuk diterapkan dalam keempat tingkat kematangan
bawahan dan kombinasi yang tepat antara perilaku tugas dan perilaku hubungan
adalah sebagai berikut:a. Gaya Instruktif (memberitahukan) Gaya ini diterapkan jika bawahan dalam tingkat kematangan rendah, dan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas. Gaya ini disebut memberitahukan karena pemimpin dituntut untuk mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan dimana tugas dilakukan. Gaya ini menekankan pada tugas, sedangkan hubungan hanya dilakukan sekedar saja. Gaya kepemimpinan ini menurut Nawawi efektif dilingkungan organisasi yang kesiapan dan kematangan anggotanya rendah.
21
b. Gaya Konsultatif (menawarkan/ menjual) Gaya ini diterapkan apabila kondisi bawahan dalam taraf rendah sampai moderat. Mereka telah memiliki kemauan melakukan tugas, tetapi belum didukung oleh kemampuan yang memadai. Gaya ini disebut menjual karena pemimpin selalu memberi petunjuk yang banyak. Dalam tingkat kematangan bawahan seperti in, diperlukan tugas serta hubungan yang tinggi agar dapat
memelihara dan meningkatkan kemauan yang telah dimiliki. Merujuk pada
20 Doni Juni Periansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi…, 201.
21
periansa, kepala sekolah mau mendengar aspirasi guru tentang pengambil
keputusan dan bantuan kepada guru tetapi keputusan tetap pada kepala
22 sekolah.c. Gaya Partisipatif (peran serta)
Gaya ini diterapkan jika tingkat kematangan bawahan berada pada taraf
kematangan moderat sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan tetapi
kurang memiliki kemauan kerja dan kepercayaan diri. Gaya ini disebut peran
serta karena pemimpin dan bawahan bersama-sama berperan di dalam proses
pengambilan keputusan. Dalam kematangan seperti ini, upaya tugas tidak
diperlukan, namun upaya hubungan perlu ditingkatkan dengan membuka
komunikasi dua arah.d. Gaya Delegatif (mendelegasikan) Gaya diterapkan jika kemampuan dan kemauan bawahan telah tinggi.
Gaya ini disebut mendelegasikan karena bawahan diberi kepercayaan
melaksanakan kegiatan sendiri, melalui pengawasan umum. ini akan efektif
jika jika bawahan berada pada tingkat kesiapan dan kematangannya tinggi,
23
sehingga layak untuk diberikan pelimpahan wewenang dalam bekerja.
Tugas hanya diperlukan sekedarnya saja, demikian pula upaya hubungan.
Dari uraian diatas, dalam penelitian ini yang dimaksud situasional
kepemimpinan kepala sekolah adalah cara yang digunakan pemimpin
sekolah dalam berinteraksi dengan guru yang bersifat situasional, dalam rangka
mempengaruhi guru agar bekerja dengan baik guna mencapai tujuan dan sasaran
22 Doni Juni Periansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi …, 201.
23 proses belajar mengajar. Dari berapa gaya kepemimpinan situasional ini yang dominan dilakukan kepala sekolah terhadap guru PAI adalah gaya partisipatif, dengan meningkatkan hubungan dan komunikasi dua arah.
B. Perilaku Direktif Supervisi Pembelajaran
Menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi adalah segala bantuan dari pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal
24 sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Supervisi diartikan sebagai layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesi secara efektif. Sebagaimana firman Allah:
ى ۡ ۡ ى ۡ ۡ أُ ى ِهِ ُ ُ لۡٱ ُ ُِة ىظِعۡوىم لٱ ُُىو ُِةىمۡكِ لۡٱ ُ ُ عۡدٱ
َّلٱ لِدٰ ىجىو ُ ِةىن ىسى َُّنِإُُۚ ن ىسۡح لَِإ ُِبُم ه
ُ ِت ُِبُ ىكِ بىرُ ِليِبىسُ ٰ ۡ ١٢٥ ُ لٱ ىلۡعىأُىو هىو ۦُ ىلۡعىأُىو هُ ىكَّبىر ُىنيِدىتۡه م
ُِبُ م ُِهِليِبىسُنىعُ َّل ىضُنىمِبُ م “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
25 lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk” (A.Q : An nahl :125).
Sedang menurut Imron supervisi serangkai usaha bantuan pada guru terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan
26 hasil belajar. Menurut sergiovanni
“Supervision is process designed to help teachers and supervisors learn more about their practice; to better able to use
24 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, 76.
25 Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, Bandung: Gema Risalah , 1989, 421.
26
their knowledge and skills to better serve parents and school; and to make the
27 school a more effective learning community”.