Bab 9 – Halaman :1 - DOCRPIJM ad0cefe3f3 BAB IX14. BAB 9

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019

BAB 9

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya
merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah
Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana
bidang Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping
membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga mengalokasikan anggaran belanja
untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun. Namun,
seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan
infrastruktur permukiman.
Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan dari pemerintah pusat, namun
perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan
sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif
pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta

perlu


dikembangkan

untuk mendukung

pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya
pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah
peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. Pembahasan aspek
pembiayaan dalam RPI2JM pada dasarnya bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi

kapasitas

belanja

pemerintah

daerah

dalam


melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya,
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor
swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,
c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya.
9.1

Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan
dan perundangan terkait, antara lain:

Bab 9 – Halaman : 1

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah
diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah
Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali
urusan pemerintahan yang menjadi

urusan

Pemerintah

Pusat

yaitu

politik

luar

negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah,

pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang sah, serta Penerimaan

Pembiayaan.

Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang
dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan
melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan. Dana
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi
Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian
Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan
Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan
berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
4. Peraturan

Pemerintah

No.


38

Tahun

2007

tentang

Pembagian

Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala
kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan
minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib
pemerintahan yang merupakan urusan bersama


diserahkan kepada daerah disertai

dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai
dengan urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman
daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan
Non-Bank,

serta

Masyarakat.

Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman

langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam
melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD
tahun sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah


untuk mengembalikan

pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5%

Bab 9 – Halaman : 2

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pemerintah;
e. Pinjaman

jangka

menengah

dan


jangka

panjang

wajib

mendapatkan

persetujuan DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 &
Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha
dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur
dikerjasamakan dengan badan usaha adalah

permukiman

infrastruktur


air

yang

minum,

dapat

infrastruktur

air limbah permukiman dan prasarana persampahan
7. Peraturan

Menteri

Pengelolaan

Dalam

Keuangan


Negeri

Daerah

No.

(dengan

13

Tahun

perubahan

2006

Tentang

Permendagri


Pedoman

59/2007

dan

Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan

daerah

yang

meliputi:

Pendapatan

Asli

Daerah,

Dana

Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
8. Peraturan

Menteri

Pekerjaan

Umum

No.

15

Tahun

2010

Tentang

Petunjuk

Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur: Kementerian PU
menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang
lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air
minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di
perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis
alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan
memenuhi

sasaran/

target

Millenium

Development

Goals

(MDGs)

yang

mempertimbangkan:
-

Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;

-

Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan,
berpenghasilan

dan

drainase)

rendah

di

yang

layak

perkotaan

skala

yang

kawasan

kepada

diselenggarakan

masyarakat

melalui

proses

pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan
derajat

kesehatan

masyarakat

dan

memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan

kriteria teknis:
- kerawanan sanitasi;
- cakupan pelayanan sanitasi.

Bab 9 – Halaman : 3

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
9. Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum

No.

14

Tahun

2011

tentang

Pedoman

Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai
dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker
Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan
usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2JM bidang
infrastruktur

ke-PU-an

yang

telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah

mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah
dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber
dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidang Cipta
Karya meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di
tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air
Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB)
dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta
(KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana

tersebut

digunakan

untuk

belanja

pembangunan,

pengoperasian

dan

pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana
yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara
terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar- besarnya bagi peningkatan
pelayanan bidang Cipta Karya.
9.2

Profil APBD Kota Tanjungbalai

Bagian ini menggambarkan APBD Kota Tanjungbalai selama 3-5 tahun terakhir dengan
sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 3-5 tahun terakhir. Komponen
yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai
berikut :
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan

Bab 9 – Halaman : 4

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
9.2.1

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB Kota Tanjungbalai Tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai 3,692 triliun rupiah.
Sementara menurut harga konstan pada Tahun 2000 PDRB Kota Tanjungbalai mencapai 1,537
triliun rupiah.

Jika dilihat menurut lapangan usahanya maka sektor perdagangan, hotel, dan

restoran memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB yaitu 0,83 triliun rupiah. Sementara
lapangan usaha yang kontribusinya terkecil adalah sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu 30,62
miliar rupiah.

9.2.2

Laju Pertumbuhan PDRB

Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan atau biasa disebut pertumbuhan ekonomi
di Kota Tanjungbalai Tahun 2012 adalah 4,99 persen.

Tabel 9.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha di Kota Tanjungbalai (miliar rupiah), 2008 – 2012
Lapangan Usaha
Pertanian, Peternakan,

2008

2009

2010

2011

2012

514,67

574,76

614,63

661,58

710,25

Pertambangan dan
Penggalian

61,09

71,08

85,76

94,44

106,82

Industri Pengolahan

549,54

596,69

644,41

680,97

721,53

Listrik, Gas, dan Air
Bersih

18,90

21,35

24,85

27,89

30,62

Bangunan

255,33

285,43

322,48

348,51

409,88

Perdagangan, Hotel,
dan Restoran

533,58

595,49

685,10

759,65

833,30

Pengangkutan dan
Komunikasi

183,17

200,59

220,86

240,76

255,30

Keuangan, Persewaan,
dan Jasa Perusahaan

118,54

144,09

162,15

181,05

202,26

Jasa-jasa

247,65

275,80

328,28

378,99

422,30

2 482,472

765,28

3 088,52 3

373,86 3

692,17

Kehutanan, dan
Perikanan/

Jumlah/ Total

Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2013

Bab 9 – Halaman : 5

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Tabel 9.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha di Kota Tanjungbalai (miliar rupiah), 2008 - 2012

Lapangan
Usaha

2008

Pertanian,

2009

2010

2011

2012

295,56

299,34

305,77

315,79

326,19

30,57

34,69

39,34

42,35

46,04

244,69

246,09

252,86

259,07

265,85

6,96

7,33

8,03

8,66

9,19

103,20

109,74

117,89

123,70

127,87

271,11

288,83

303,66

322,84

347,46

100,76

107,83

115,59

122,41

126,03

64,55

69,82

73,11

78,12

83,95

160,82

169,67

180,42

191,61

204,97

1 278,22 1

333,34 1

396,69 1

464,56 1

537,56

Peternakan,
Kehutanan, dan
Perikanan
Pertambangan
dan
Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas, dan
Air
Bersih
Bangunan
Perdagangan,
Hotel,
dan Restoran
Pengangkutan
dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan,
dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa

Jumlah

Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2013

Bab 9 – Halaman : 6

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Tabel 9.3 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2006 s.d 2010 Kota Tanjungbalai
Rata-rata

2006

2007

2008

2009

2010

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

224.294.000.000,00

258.536.197.678,00

333.450.123.850,00

340.467.713.000,00

334.670.000.000,00

11,16

11.625.986.999,00

11.509.444.000,00

11.978.100.000,00

15.925.700.000,00

20.616.016.600,00

16,37

Pajak Daerah

4.757.894.000,00

3.951.500.000,00

3.952.500.000,00

4.307.500.000,00

4.357.500.000,00

-1,70

Retribusi Daerah

3.171.898.000,00

6.515.180.000,00

3.852.000.000,00

7.675.500.000,00

9.927.716.600,00

48,28

1.150.300.000,00

1.000.000.000,00

1.000.000.000,00

1.000.000.000,00

2.800.000.000,00

41,73

2.545.894.000,00

3.062.764.000,00

3.173.600.000,00

3.297.700.000,00

3.530.800.000,00

8,72

210.688.514.000,00

234.580.240.000,00

273.202.070.000,00

289.613.155.200,00

281.219.000.000,00

7,73

11.421.798.000,00

11.423.240.000,00

17.540.150.000,00

20.415.005.200,00

19.789.064.000,00

16,72

Dana alokasi umum

174.380.000.000,00

197.642.000.000,00

224.503.920.000,00

227.872.150.000,00

241.921.536.000,00

8,65

Dana alokasi khusus

16.910.000.000,00

25.515.000.000,00

31.158.000.000,00

41.326.000.000,00

19.508.400.000,00

13,21

2.000.000.000,00

6.809.614.900,00

41.162.700.000,00

27.021.715.800,00

32.834.983.400,00

183,03

Uraian

PENDAPATAN
Pendapatan Asli
Daerah

Pertum
buhan
(%)

Hasil pengelolaan
keuangan daerah yang
dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
Dana bagi hasil
pajak/bagi hasil bukan
pajak

Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah
Hibah

150.000.000,00

Dana Darurat

7.000.000.000,00

Dana bagi hasil pajak
dari provinsi dan
Pemerintah Daerah

7.956.716.000,00

8.004.700.000,00

lainnya **)
Dana penyesuaian dan
otonomi khusus ***)
Bantuan keuangan dari
provinsi atau

4.829.300.000,00

Pemerintah Daerah
lainnya

Sumber: RPJMD Kota Tanjungbalai 2011-2016 (Dinas PPKA Kota Tanjungbalai)

Bab 9 – Halaman : 7

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Tabel 9.4 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Tanjungbalai

NILAI (RP)
No.

(1)

(2)

1

ASET

2

ASET LANCAR

3

Kas di Kas Daerah

4

Kas di Bendahara Pengeluaran

5

Kas di Bendahara Penerimaan

6

Investasi Jangka Pendek

7

Piutang Pajak

8

Piutang Retribusi

9

10

11

12

RATA-RATA

URAIAN
TAHUN 2009

TAHUN 2010

(3)

(4)

PERTUMBUHAN
(5)

42,758,878,485.61

42.671.465.578,80

160,763,564.00

8.166.832,00

2,580,500.00

-

-

Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan
Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan
Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah
Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemda
Lainnya

10,160,790.00

81.201.179,00

7,467,000.00

7.467.000,00

-

-

-

-

-

-

-

-

13

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

-

-

14

Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan

-

-

15

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

36,378,308.00

1.171.568.418,05

16

Piutang Lainnya

3,130,084,253.30

260.428.000,00

1,174,168,042.00

2.764.396.560,00

47,280,480,942.91

46.964.693.607,85

17

Persediaan

18

JUMLAH ASET LANCAR

19

INVESTASI JANGKA PANJANG

20

Investasi Nonpermanen

21

Pinjaman kepada Perusahaan Negara

22

Pinjaman kepada Perusahaan Daerah

23

Pinjaman kepada Pemda Lainnya

24

Investasi dalam Surat Utang Negara

25

Investasi dalam Proyek Pembangunan

26

Investasi Nonpermanen Lainnya

27

Jumlah Investasi Nonpermanen

5,230,134,605.85

5.493.134.627,56

28

Investasi Permanen

5,230,134,605.85

5.493.134.627,56

Bab 9 – Halaman : 8

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
29

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

20,920,440,306.14

23.510.112.205,03

30

Investasi Permanen Lainnya

-

-

31

Jumlah Investasi Permanen

20,920,440,306.14

23.510.112.205,03

32

JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG

26,150,574,911.99

29.003.246.832,59

33

ASET TETAP

-

-

34

Tanah

201,338,249,259.00

-

35

Peralatan dan Mesin

139,936,855,929.00

156..413.210.496,00

36

Gedung dan Bangunan

232,321,071,329.00

262.407.296.064,00

37

Jalan, Irigasi dan Jaringan

330,085,569,353.00

356.595.981.626,00

38

Asset Tetap Lainnya

20,747,109,448.00

22.649.528.839,00

39

Konstruksi dalam Pengerjaan

11,306,747,280.00

5.295.180.993,00

40

JUMLAH ASET TETAP

935,735,602,598.00

935,735,602,598.00

41

ASET LAINNYA

-

-

42

Tagihan Penjualan Angsuran

-

-

43

Tuntutan

-

-

44

Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

1,872,202.00

-

45

Kemitraan dengan

7,510,000,000.00

-

46

Asset Tak Berwujud

-

-

47

Asset Lain-lain

-

-

48

JUMLAH ASET LAINNYA

7,511,872,202.00

7,511,872,202.00

49

JUMLAH ASET

1,016,678,530,654.90

1,090.464.115.703,44

50

KEWAJIBAN

-

-

51

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

-

-

52

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

3,845,191.00

3.237.193.354,00

53

Utang Bunga

76,267,168.62

-

54

Bagian Lancar Utang DN-Pemerintah Pusat

-

1.369.746.521,12

55

Bagian Lancar Utang DN-Pemda Lainnya

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

80,112,359.62

4.606.939.875,12

-

-

56

57
58
59

Bagian Lancar Utang DN-Lembaga
Keuangan Bank
Bagian Lancar Utang DN-Lembaga
Keuangan bukan Bank
Bagian Lancar Utang DN-Obligasi
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Lainnya

60

Utang Jangka Pendek Lainnya

61

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

62

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Bab 9 – Halaman : 9

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
63
64

65

66

Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat
Utang Dalam Negeri-Pemerintah Daerah
Lainnya
Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan
Bank
Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan
bukan Bank

-

-

-

-

-

-

-

-

67

Utang Dalam Negeri-Obligasi

-

-

68

Utang Jangka Panjang Lainnya

-

-

69

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang

-

-

70

JUMLAH KEWAJIBAN

80,112,359.62

4.606.939.875,12

71

EKUITAS DANA

-

-

72

EKUITAS DANA LANCAR

-

-

73

Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)

42,915,796,858.61

42,679.632.410,80

74

Pendapatan yang Ditangguhkan

2,580,500.00

-

75

Cadangan Piutang

3,184,090,351.30

1.520.664.637,05

76

Cadangan Persediaan

1,174,168,042.00

2.764.396.560,00

(76,267,168.62)

(1.493.638.503,12)

47,200,368,583.29

45.471.055.104,73

26,150,574,911.99

29.003.246.832,59

935,735,602,598.00

1.003.872.873.891,00

7,511,872,202.00

7,510.000.000,00

-

-

969,398,049,711.99

1.040.386.120.723,59

77

Dana yg harus Disediakan utk Pembayaran
Hutang J. Pendek

78

Jumlah Ekuitas Dana Lancar

79

EKUITAS DANA INVESTASI

80

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
Panjang

81

Diinvestasikan dalam Aset Tetap

82

Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain

83

Dana yang Disediakan untuk Pembayaran
Hutang J. Panjang

84

Jumlah Ekuitas Dana Investasi

85

EKUITAS DANA CADANGAN

-

-

86

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan

-

-

87

Jumlah Ekuitas Dana Cadangan

-

-

88

JUMLAH EKUITAS DANA

1,016,598,418,295.28

1,085.857.175.828,32

89

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

1,016,678,530,654.90

1.090.464.115.703,44

Sumber: RPJMD Kota Tanjungbalai 2011-2016 (Dinas PPKA Kota Tanjungbalai)

Bab 9 – Halaman : 10

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
9.2.3 Proporsi Penggunaan Anggaran
Analisis proporsi realisasi terhadap anggaran Kota Tanjungbalai bertujuan untuk memperoleh
gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di Kota
Tanjungbalai pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan sebagai bahan untuk
menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa datang dalam
rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis ini sekurangkurangnya dilakukan melalui analisis proporsi realisasi belanja daerah dibanding anggaran
yang dapat dilihat pada Tabel 9.5. berikut:

Tabel 9.5 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran pada Pemerintah Kota Tanjungbalai
Tahun 2008-2010

NO

Uraian

Tahun
2008 (%)

Pertumbuhan

2009 (%)

(%)

2010 (%)

Belanja Tidak Langsung
1.

Belanja Pegawai

96,49

93,47

95,58

0,004

2.

Belanja Bunga

66,41

0,00

95,46

-

3.

Belanja Subsidi

75,00

100,00

94,99

0,142

4.

Belanja Hibah

87,67

96,11

0,00

(0,452)

5.

Belanja Bantuan Sosial

63,86

91,69

87,60

0,196

6.

Belanja Bagi Hasil dari Provinsi

99,90

0,00

27,28

-

7.

Belanja Bantuan Keuangan

0,00

0,00

96,08

-

Belanja Langsung
1.

Belanja Pegawai

78,49

84,83

93,36

0,091

2.

Belanja Barang dan Jasa

75,11

80,78

87,26

0,078

3.

Belanja Modal

79,90

88,79

81,80

0,016

Sumber: RPJMD Kota Tanjungbalai 2011-2016 (Dinas PPKA Kota Tanjungbalai)

Tabel 9.6 Defisit Riil Anggaran Kota Tanjungbalai Tahun 2008-2010

No
1.

Uraian
Realisasi Pendapatan Daerah

2008 (Rp)

2009 (Rp)

2010 (Rp)

311.590.572.484,96

340.843.686.056,94

341.072.162188,90

339.222.433.181,80

359.316.851.755,00

338.244.299.615,00

1.923.526.094,00

2.068.626.699,0

3.800.000.000,00

29.555.386.790,90

20.541.792.397,06

972.134.426,10

Dikurangi realisasi :
2.
3.

Belanja Daerah
Pengurangan Pembiayaan
Daerah
Defisit rill

Sumber: RPJMD Kota Tanjungbalai 2011-2016 (Dinas PPKA Kota Tanjungbalai)

Bab 9 – Halaman : 11

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Tabel 9.7 Defisit Riil Anggaran Kota Tanjungbalai Tahun 2008-2010

Proporsi dari total defisit
No

Uraian
2008 (Rp)

2009 (Rp)

2010 (Rp)

73.448.621.063,30

63.082.287.329,46

42.915.796.858,61

-

-

-

-

-

-

351.904.937,00

375.301.926,21

736.999.978,29

8.458.669,00

2.572.230,00

7.869.454,00

Sisa Lebih Perhitungan
1.

Anggaran (SILPA) Tahun
anggaran sebelumnya

2.
3.

4.
5.

Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah Yang di Pisahkan
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah

Sumber: RPJMD Kota Tanjungbalai 2011-2016 (Dinas PPKA Kota Tanjungbalai)

9.3

Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan
khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari
APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

9.3.1

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN
Dalam 5 Tahun Terakhir

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen
Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada
daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya
menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan
peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada
suatu

kabupaten/kota

perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta

Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

Bab 9 – Halaman : 12

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Tabel 9.8 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir

Alokasi

Sektor

Alokasi

Tahun 2010

(1)

(2)

Alokasi

Alokasi

Alokasi

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
(3)

(4)

(5)

(6)

Pengembangan Air
Minum
Pengembangan PLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan Bangunan
& Lingkungan
Total
Sumber : Randal Sumut

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk
mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui
penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke
daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum
dan

sanitasi.

DAK

Air

Minum

digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem

penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan,
dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di
perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar
ditentukan oleh

DAK

Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan

Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa
dianalisis perkembangannya.

Bab 9 – Halaman : 13

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Tabel 9.9 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di
Kota Tanjungbalai Dalam 5 Tahun Terakhir

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

2010

2011

2012

2013

2014

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

336. 160.000

652.190.000

657.294.000

1.033.795.000

1.280.565.000

-

679.030.000

1.272.434.000

541.846.000

1.770.010.000

Jenis DAK
(1)

DAK Air Minum
DAK Sanitasi

Sumber : Satker Randal Sumut

9.3.2

Perkembangan

Investasi

Pembangunan

Cipta

Karya Bersumber dari APBD

Dalam 5 Tahun Terakhir
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di
daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan
bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total
belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan
infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.
Bagian ini menunjukan alokasi dan proporsi pendanaan bidang Cipta Karya bersumber dari
APBD yang dijabarkan berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada. Setelah didapatkan
proporsi pendanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk
Urusan
DDUB

Bersama
ini

(DDUB)

menunjukan

sebagai
besaran

dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota.
komitmen

pemerintah

daerah

dalam

melakukan

pembangunan bidang Cipta Karya.
Bagian ini juga berisikan penyajian data perkembangan besaran DDUB dalam 3-5 tahun
terakhir untuk melihat komitmen pemerintah daerah. Perkembangan DDUB dapat dijabarkan
dalam tabel 9.10 berikut

Bab 9 – Halaman : 14

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019

Tabel 9.10 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir
X 1.000
Tahun 2010
Sektor

Alokasi

DDUB

APBN

(1)
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PPLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan Bangunan dan
Lingkungan

Total

Bab 9 – Halaman : 15

Tahun 2011
Alokasi
APBN

Tahun 2012

DDUB

(5)

Alokasi

Tahun 2013

DDUB

APBN

(6)

(7)

Alokasi
APBN

DDUB

(9)

Alokasi
APBN

(10)

DDUB

(2)

(3)

(4)

8.088.788

-

3.500.000

1.693.224

-

-

-

-

17.761.752

-

-

-

-

-

1.081.995

180.000

1.100.000

130.000

1.204.500

-

100.000

-

17.250.000

850.000

-

-

1.397.886

500.000

850.000

-

3.000.000

-

4.485.000

595.000

3.407.738

1.097.500

5.391.250

283.750

390.000

-

11.188.788

-

25.235.000

3.138.224

4.489.733

1.277.500

7.889.136

913.750

20.206.252

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

(8)

Tahun 2014

(11)

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
9.3.3

Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun
Terakhir

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk
menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah
(profit

oriented).

Ada

beberapa

perusahaan

daerah

yang

bergerak dalam

bidang

pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah.
Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan
perusahaan

daerah

dalam

meningkatkan

cakupan

dan

kualitas

pelayanan

secara

berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam
mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta Karya
berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya
manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui
apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.
Pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan, operasi dan
pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan oleh perusahaan daerah yang ada di
kabupaten/kota dalam 3-5 tahun terakhir.
9.3.4

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta dalam 5
Tahun Terakhir

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka
dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya
melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-

recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery .
Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN
No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan
CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak dilakukan untuk
menunjang pembangunan Cipta Karya di daerah. Informasi kegiatan- kegiatan eksisting
perlu disajikan dalam RPI2-JM untuk melihat potensi pembiayaan dari dunia usaha di daerah
tersebut. Pendataan kegiatan KPS bidang Cipta Karya di daerah disajikan dalam bentuk
tabel 9-12 berikut

Bab 9 – Halaman : 16

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019

Tabel 9.11 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir

Kegiatan

Tahun

(1)

Komponen

Satuan

KPS

Volume

(3)

(4)

(2)

Nilai (Rp)

Skema KPS

Ket.

(5)

(6)

(7)

Pengembangan Air Minum
-…
-…

Pengembangan PPLP
-…
-…

Pengembangan Permukiman
-…
-…

Penataan Bangunan dan Lingkungan
-…
-…

9.4

Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang
Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan
analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana
kerjasama pemerintah dan swasta.

9.4.1

Proyeksi APBD 5 tahun ke depan

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi
atas

dasar

trend

historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan

alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi
proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Dalam melakukan proyeksi APBD 5 tahun ke depan, langkah-langkanya adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan

Bab 9 – Halaman : 17

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Setiap

pos

pendapatan

dihitung

rata-rata

pertumbuhannya

dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Y0 = Nilai tahun ini
Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya

Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terdiri dari
PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi
pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai berikut:

Keterangan:

Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan
Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)

3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah
dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya. Setelah didapatkan nilai untuk setiap
pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total
pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja
bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel 11.6) maka dapat
diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang
Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.

9.4.2

Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam

bidang

pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam
hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan
dalam bentuk business plan.
Bagian ini berisi Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah
untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka
waktu RPI2-JM.
9.4.3

Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun
daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan
swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta.

Bab 9 – Halaman : 18

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut. Rencana
kerjasama pemerintah dan swasta bidang Cipta Karya terangkum dalam tabel 9.13
Tabel 9.12 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS
dalam 5 Tahun Ke Depan

Nama

Deskripsi

Biaya

Kelayakan

Kegiatan

Kegiatan

Kegiatan (Rp)

Finansial

(1)

(2)

(3)

(4)

Keterangan

(5)

IRR = ...

Keterangan IRR: Internal Rate of Return

9.5

Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta
Karya

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan
dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber
pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat.
Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya
dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
9.5.1

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan
yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah
dilakukan.
Bagian ini berisikan rangkuman kemampuan penandaan untuk pembangunan
bidang Cipta Karya, dengan sumber-sumber sebagai berikut:
a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend
historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.
b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan
c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis
d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah
dan Swasta
9.5.2

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi
kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka

Bab 9 – Halaman : 19

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.

RPI2-JM Kota Tanjungbalai 2015-2019
Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi
pembangunan infrastruktur permukiman.
Satgas RPIJM daerah perlu merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi:
1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
4. Strategi

peningkatan

peran

masyarakat

dan

dunia

usaha

dalam pembiayaan

pembangunan bidang Cipta Karya;
5. Strategi

pendanaan

untuk

operasi,

pemeliharaan

dan

rehabiltasi infrastruktur

permukiman yang sudah ada;
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

Bab 9 – Halaman : 20

.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Tanjungbalai.