BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1536550776BAB III Arahan Kebijakan dan Rencana Strategi Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kab Klungkung

Pemerintah Kabupaten Klungkung

BAB III
ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
3.1.

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1.

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan

nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan
Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita).RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan
Presiden No. 2 Tahun 2015 menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan
nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode 2015- 2019 menjadi sangat
penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar

dapat maju lebih cepat dan bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi
negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan kinerja
perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang
berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur
perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas,
berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan
antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka
dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya
ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur
permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan,
serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum
RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan
pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin
ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi
massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama
Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan


Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 1

Pemerintah Kabupaten Klungkung

kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak
yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang
layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah
Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;
2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;
3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;
4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air
secara nasional;
5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;
6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan)
menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;
7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas
masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai, melalui:
1. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan
air minum dan pengelolaan sanitasi melalui strategi:
a. Jaga Air, yakni strategi yang ditempuh melalui (1) pengarusutamaan pembangunan air minum yang
memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan), (2) pengelolaan sanitasi melalui
peningkatan pengelolaan air limbah di perdesaan dengan sistem on-site dan di perkotaan dengan sistem
on-site melalui IPLT dan sistem off-site baik skala kawasan maupun skala kota, peningkatan kualitas TPA
menjadi TPA sanitary landfill dengan prioritas skema TPA regional, pengelolaan sampah melalui penerapan
prinsip 3R, serta (3) peningkatan kesadaran masyarakat akan hygiene, sanitasi dan nilai ekonomis air
b. Simpan Air, yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber
air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting)
sebagai sumber air baku air minum maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan
penampung air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan drainase berwawasan
lingkungan
c.

Hemat Air, yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang telah ada
melalui pengurangan kebocoran air hingga 20 persen, pemanfaatan idle capacity; dan pengelolaan
kebutuhan air di tingkat penyelenggara dan skala kota


d. Bauran Air Domestik, yakni upaya untuk mengoptimalkan berbagai alternatif sumber air domestik yang
tersedia sesuai tujuan pemanfaatan air, termasuk di dalamnya pemakaiaan air tingkat kedua (secondary
water uses) dan daur ulang air yang telah dipergunakan (water reclaiming).

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 2

Pemerintah Kabupaten Klungkung

2. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen aset baik di
perencanaan, penganggaran, dan investasi termasuk untuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur yang
sudah terbangun melalui strategi
a. Optimalisasi infrastruktur air minum dan sanitasi eksisting melalui penurunan Non-Revenue Water (NRW)
dan pemanfaatan idle capacity
b. Pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi untuk memperluas cakupan layanan
c.

Rehabilitasi infrastruktur air minum dan sanitasi untuk infrastruktur dengan pemanfaatan yang sub-optimal,

infrastruktur yang menua, dan infrastruktur yang terkena dampak bencana

d. Pengembangan inovasi teknologi air minum, air limbah, persampahan dan drainase untuk memaksimalkan
potensi yang ada
e. Pembentukan dan penyehatan pengelola infrastruktur air minum, air limbah dan persampahan, baik
berbasis institusi maupun berbasis masyarakat
f.

Penerapan tarif atau iuran bagi seluruh sarana dan prasarana air minum dan sanitasi terbangun yang
menuju prinsip tarif pemulihan biaya penuh (full cost recovery)/memenuhi kebutuhan untuk Biaya Pokok
Produksi (BPP). Pemberian subsidi dari pemerintah bagi penyelenggara air minum dan sanitasi juga
dilakukan sebagai langkah jika terjadi kekurangan pendapatan dalam rangka pemenuhan full cost recovery

g. Pengaturan kontrak berbasis kinerja baik perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan
aset infrastruktur
3. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota,
dan masyarakat melalui strategi:
a. Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana Induk-Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
dan 6-102 Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) melalui pengarusutamaan dalam proses perencanaan
dan penganggaran formal. Penyusunan RI-SPAM didasari optimalisasi bauran sumber daya air domestik

kota/kabupaten dan telah mengintegrasikan pengelolaan sanitasi sebagai upaya pengamanan air minum.
Peningkatan kualitas SSK dilakukan dengan memutakhirkan SSK untuk mengakomodasi perubahan
lingkungan dan mengadopsi target universal access di wilayah kabupaten/kota;
b. Integrasi peningkatan promosi higiene dan sanitasi dalam rangka demand generation sebagai prasyarat
penyediaan infrastruktur air minum dan sanitasi;
c.

Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah di sektor air minum dan sanitas

d. Advokasi kepada para pemangku kepentingan di sektor air minum dan sanitasi, baik eksekutif maupun
legislatif serta media untuk menjamin keselarasan serta konsistensi perencanaan dan implementasinya di
tingkat pusat dan daerah

4. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi melalui strategi:

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 3

Pemerintah Kabupaten Klungkung


a. Sinergi dan koordinasi antar pelaku program dan kegiatan mulai tahap perencanaan sampai implementasi
baik secara vertikal maupun horizontal, termasuk sinergi dengan pelaksanaan sanitasi sekolah dan
pesantren, kegiatankegiatan pelestarian lingkungan hidup dan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim, penanganan dan pencegahan kawasan kumuh, serta pembangunan kawasan tertinggal,
perbatasan dan kawasan khusus
b. Pelaksanaan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis regional dalam rangka mengatasi kendala
ketersediaan air baku dan lahan serta dalam rangka mendukung konektivitas antar wilayah untuk
pertumbuhan ekonomi
c.

Sinergi pendanaan air minum dan sanitasi yang dilaksanakan melalui (i) peningkatan alokasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Kab/Kota, (ii) pemanfaatan alokasi dana terkait
pendidikan untuk penyediaan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi di sekolah; (iii) pemanfaatan
alokasi dana terkait kesehatan baik untuk upaya preventif penyakit dan 6-103 promosi higiene dan sanitasi
serta pemanfaatan jaminan kesehatan masyarakat; serta (iv) sinergi penyediaan air minum dan sanitasi
dengan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP), dana hibah berbasis
kinerja/hasil, masyarakat, dan sumber dana lain terkait lingkungan hidup, pembangunan desa, serta
kelautan dan perikanan


d. Penguatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) termasuk pengelolaan data dan informasi
melalui sistem terintegrasi (National Water and Sanitation Information Services/NAWASIS) yang
memanfaatkan teknologi serta melibatkan partisipasi aktif seluruh stakeholder terkait.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019 merupakan turunan dari Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019. Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan pencapaian target berdasarkan prinsip pembangunan
permukiman serta peran pemerintah dalam pembangunan permukiman. Kebijakan dan strategi pembangunan dan
pengembangan permukiman meliputi kebijakan umum terkait pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Tur-BinWas)
yang berlaku untuk semua tipologi permukiman serta kebijakan khusus meliputi pelaksanaan pembanguanan pada tipologi
permukiman perkotaan, perdesaan dan kawasan permukiman khusus. Kebijakan dan strategi tersebut dibagi menjadi 4
(empat) bagian yaitu:
 Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan Pemukiman
Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman ditetapkan dengan mempertimbangkan
kebutuhan pencapaian target berdasarkan prinsip pembangunan permukiman serta peran pemerintah dalam
pembangunan permukiman. Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan permukiman meliputi kebijakan
umum terkait pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Tur-Bin- Was) yang berlaku untuk semua tipologi permukiman

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019


III - 4

Pemerintah Kabupaten Klungkung

serta kebijakan khusus meliputi pelaksanaan pembanguanan pada tipologi permukiman perkotaan, perdesaan dan
kawasan permukiman khusus. Kebijakan dan strategi tersebut dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu:
• Kebijakan dan Strategi Umum Pembangunan dan Pengembangan Permukiman;
• Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Perkotaan;
• Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Perdesaan; dan


Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Khusus.

1. Kebijakan dan Strategi Umum Pembangunan dan Pengembangan Permukiman
Kebijakan 1: Penyusunan dan penyiapan landasan penyelenggaraan kawasan permukiman. Strategi pelaksanaan
kebijakan ini adalah: Menyiapkan peraturan perundang-undangan (PP, Peraturan Menteri, dan lain sebagainya) dan
Pedoman Pembangunan dan Pengembangan Permukiman (NSPK) sebagai landasan penyelenggaraan kawasan
permukiman
Kebijakan 2: Peningkatan kapasitas kelembagaan untuk penanganan permukiman. Strategi pelaksanaan kebijakan
ini adalah: Melakukan peningkatan dan penguatan kelembagaan dan SDM penyelenggara dan pengelola permukiman

(pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat/individu) melalui pelatihan, pendampingan, bimbingan/bantuan
teknis.
Kebijakan 3: Pengelolaan sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi daerah. Strategi
pelaksanaan kebijakan ini adalah: Membangun dan mengelola sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem
informasi daerah dan dimutakhirkan secara berkala.
Kebijakan 4: Pengawasan secara berkala penyelenggaraan kawasan permukiman di pusat dan daerah. Strategi
untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut: Melakukan pengendalian perencanaan melalui monitoring
perencanaan dan pemrograman;Melakukan pengawasan (pemantauan, evaluasi, pelaporan) pembangunan untuk
menjamin tercapainya target RPJMN;Memfasilitasi daerah dalam melaksanakan pengendalian pemanfaatan hasil
pembangunan
2. Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Perkotaan
Kebijakan 1: Penanganan permukiman kumuh perkotaan terkait dengan upaya penurunan kumuh perkotaan
menjadi 0% melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan dan pelayanan prasarana dan sarana dasar
permukiman dengan pendekatan kegiatan fisik maupun non-fisik.Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah:
a. Penanganan komprehensif terhadap 30 kabupaten/kota prioritas kementerian sebagai best practice penanganan
permukiman kumuh yang diharapkan menjadi model penanganan komprehensif yang dapat direplikasi dan diterapkan
di kotakota lainnya.
b. Penanganan permukiman kumuh terhadap kabupaten/kota lainnya dengan tujuan pemenuhan standar pelayanan
perkotaan disesuaikan dengan kebutuhan yang diajukan oleh kabupaten/kota.


Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 5

Pemerintah Kabupaten Klungkung

Kebijakan 2: Pengembangan permukiman baru dan perkotaan layak huni terkait dengan upaya pemenuhan
Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Inkubasi Kota Baru. Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah:
a. Pemenuhan SPP bagi kawasan permukiman perkotaan yang mengacu pada rencana kawasan permukiman;
b. Perintisan/inkubasi Kota Baru sebagai best practice kota publik berkelanjutan, meliputi kegiatan pemenuhan SPP,
penerapan pendekatan Kota Hijau, dan penerapan Kota Cerdas Berdaya Saing
3. Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Perdesaan
Kebijakan 1: Percepatan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman perdesaan. Adapun
strategi dalam mengimplementasikan kebijakan ini adalah: Menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai
dengan SPM Perdesaan. Sarana dan prasarana dasar permukiman ini meliputi penyediaan air minum, pembangunan
jalan lingkungan dan drainase lingkungan, penyediaan pelayanan pengeolaan persampahan serta peningkatan akses
sanitasi yang layak bagi masyarakat di kawasan perdesaan. Penyediaan ini dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat dan dilakukan berdasarkan rencana aksi yang telah disusun sebelumnya.
Kebijakan 2: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas yang mendukung
peningkatan produktivitas kawasan perdesaan.Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas umum permukiman yang memenuhi SPM, baik melalui pengembangan
dan pembangunan kawasan transmigrasi maupun kawasan non-transmigrasi.
b. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi di kawasan perdesaan sesuai dengan komoditas
unggulannya. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi ini antara lain berupa terminal agro, pasar agro
untuk kawasan agropolitan, atau dermaga, tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan (TPI) pada kawasan
permukiman pesisir/minapolitan.
c. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung peningkatan konektivitas kegiatan antar desa maupun antar desakota. Sarana dan prasarana ini antara lain berupa jalan usaha tani dan jalan poros desa.
4. Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Khusus
Kebijakan 1: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan.Strategi
untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut:
a Menyediakan sarana dan prasarana pendukung meningkatnya produktivitas kawasan perbatasan berbasis komoditi
unggulan, terutama di 10 PKSN.Sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi ini untuk PKSN non-perkotaan
antara lain berupa terminal agro, pasar agro untuk kawasan agropolitan, atau dermaga, tambatan perahu dan tempat
pelelangan ikan (TPI) pada kawasan permukiman pesisir/minapolitan. Selain itu disediakan pula sarana dan prasarana
pendukung peningkatan konektivitas kegiatan antardesa dalam kecamatan, berupa jalan usaha tani dan jalan poros
desa.

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 6

Pemerintah Kabupaten Klungkung

b Menyediakan sarana prasarana pendukung kegiatan perbatasan seperti pos perbatasan negara yang memenuhi
standar internasional di PKSN.
Kebijakan 2: Percepatan penyediaan sarana dan prasarana permukiman perbatasan memenuhi SPM.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai dengan SPM
dan karakteristik permukiman (daratan dan pesisir). Sarana dan prasarana dasar permukiman ini meliputi penyediaan air
minum, pembangunan jalan lingkungan dan drainase lingkungan, penyediaan pelayanan pengelolaan persampahan serta
peningkatan akses sanitasi yang layak bagi masyarakat.
Kebijakan 3: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang memiliki ketahanan terhadap
bencana. Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai berikut:
a Mengurangi ancaman bencana melalui pembangunan dan pengembangan permukiman pada lokasi yang aman
sesuai RTRW dan mitigasi. Dalam hal ini pembangunan dan pengembangan permukiman dilakukan dengan
didasarkan pada analisis risiko bencana dan melakukan mitigasi yang diperlukan.
b Mengurangi kerentanan fisik (bangunan dan PSU). Langkah yang dilakukan adalah dengan menerapkan standar
bangunan dan lingkungan yang sesuai dengan tipe bahaya; melakukan penataan bangunan dan lingkungan untuk
memperkecil ancaman dan meningkatkan ketahanan; atau melakukan pemindahan lokasi permukiman yang berisiko
tinggi ke kawasan yang aman dari bencana.
c Meningkatkan kapasitas (peraturan, masyarakat, lembaga). Langkah yang dilakukan adalah menyediakan NSPK
untuk berbagai tipe bencana sesuai karakteristik ancaman bencana; meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
pemerintah daerah mengenai pembangunan tanggap bencana serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat agar menjadi masyarakat tangguh bencana.
d Meningkatkan kualitas/rehabilitasi permukiman di kawasan pasca bencana. Pelaksanaan penanganan pasca bencana
dimulai dari masa tanggap darurat melalui pemulihan kondisi serta rehabilitasi dan rekonstruksi.
 Kebijakan dan Strategi Pembinaan Penataan Bangunan
Dalam mendukung Gerakan 100-0-100 yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka bidang
Penataan Bangunan dan Lingkungan memfokuskan kegiatan pada upaya revitalisasi kawasan tematik perkotaan.
Dalam mewujudkan kegiatan revitalitasi kawasan tematik perkotaan, didukung oleh tiga komponen utama, yaitu:
penyusunan dan impelementasi NSPK, fasilitasi pemerintah daerah, dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan
revitalisasi kawasan tematik perkotaan sebagai agenda utama bidang penataan bangnan dan lingkungan memiliki
tujuan untuk mencapai perwujudan sustainable city dan juga menggiatkan urban economic development.
Kebijakan utama dalam bidang penataan bangunan dan lingkungan ialah “Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan
Lingkungan yang Andal dan Berkelanjutan”. Kebijakan utama tersebut dapat ditempuh melalui beberapa strategi dan
strategi operasional sebagai berikut:
Kebijakan 1: Memberikan dukungan pembangunan sistem penataan bangunan dan lingkungan dalam
mewujudkan kawasan perkotaan yang berkelanjutan

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 7

Pemerintah Kabupaten Klungkung

a Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dam Lingkungan (RTBL) untuk mensinergiskan kepentingan
berbagai sektor dalam penataan kawasan;
b Mendukung kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan melalui revitalisasi kawasan tematik perkotaan;
c Meningkatkan aspek kualitas perencanaan terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan;
d Mendukung penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang tertib, andal serta ramah lingkungan.
Kebijakan 2: Melakukan fasilitasi kepada daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, dan kemitraan
termasuk pembinaan teknis
a Meningkatkan pendampingan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung oleh Pemerintah kepada
Pemerintah Daerah;
b Meningkatkan pendampingan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) oleh Pemerintah kepada
Penyelenggara (Pemerintah Daerah, Swasta, atau Masyarakat);
c Meningkatkan pendampingan penyusunan Peraturan Walikota/Bupati tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah;
d Memberikan pendampingan untuk implementasi peraturan Daerah Bangunan Gedung terutama untuk pendataan
bangunan gedung, penyusunan Harga Satuan Bangunan Gedung;
e Mendorong kapasitas dan kompetensi aparatur Pemerintah, Pemerintah Daerah;
f

Memperkuat peran dan fungsi Dinas/Instansi Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota di bidang Penataan
Bangunan dan Lingkungan;

g Mendorong pembentukan dan peningkatan kelembagaan bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan;
h Memberdayakan aparatur Pemerintah dan Pemerintah Daerah terkait hak, kewajiban, dan peran dalam Penataan
Bangunan dan Lingkungan;
i

Memberdayakan aparatur Pemerintah dan Pemerintah Daerah terkait hak, kewajiban, dan peran dalam Penataan
Bangunan dan Lingkungan;

j

Meningkatkan pemberdayaan dalam pengelolaan Rumah Negara

Kebijakan 3: Memberikan dukungan penataan bangunan dan lingkungan melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat
a Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan;
b Mendorong kerjasama bidang Penataan Bangunan dengan masyarakat dan pelaku peduli lingkungan;
c Membentuk jejaring dan wadah komunikasi antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan ahli profesi secara nasional
dan profesional;
d Membentuk kontribusi signifikan dalam kegiatan penyebarluasan informasi dan sosialisasi program Penataan
Bangunan dan Lingkungan serta revitalisasi;
e Membangun jaringan informasi yang mandiri dalam mendukung pembangunan bidang Keciptakaryaan;
f

Memberikan layanan atas informasi/produk lainnya yang diperlukan perencana, pelaksana, pengusaha, asosiasi
profesi, pemerintah, masyarakat maupun kalangan akademis terkait bidang Keciptakaryaan.

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 8

Pemerintah Kabupaten Klungkung

g Membuat contoh Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam rangka menonton film revolusi mental sesuai arahan Nawa Cita
Presiden Republik Indonesia
 Kebijakan dan Strategi Sistem Penyediaan Air Minum
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013 tentang Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM), maka kebijakan dan strategi pengembangan air minum
adalah:
Kebijakan 1 : Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat di perkotaan dan perdesaan melalui jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi. Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah :
1. Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan
pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
2. Mengembangkan SPAM dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi.
3. Meningkatkan dan memperluas akses air minum yang aman melalui SPAM bukan jaringan perpipaan terlindungi dan
berkelanjutan.
4. Meningkatkan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan baku mutu yang berlaku.
5. Menurunkan tingkat kehilangan air.
6. Mengembangkan sistem informasi dan pendataan dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja pelayanan air
minum.
Kebijakan 2. Peningkatan kemampuan pendanaan operator dan pengembangan alternatif sumber pembiayaan.
1. Meningkatkan kemampuan finansial internal Penyelenggara SPAM.
2. Meningkatkan komitmen Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pendanaan pengembangan SPAM.
3. Mengembangkan pola pembiayaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
4. Meningkatkan pendanaan melalui perolehan dana non-pemerintah, seperti pinjaman dan hibah dalam dan luar
negeri, pinjaman perbankan, pinjaman non-perbankan, dan obligasi perusahaan.
5. Meningkatkan sinergitas antara BUMN-BUMD dalam percepatan pengembangan SPAM.
Kebijakan 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan pengembangan SPAM.
1. Memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat pusat dan daerah dalam pengembangan SPAM.
2. Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pengembangan SPAM.
3. Mendorong komitmen Pemda untuk lebih memprioritaskan Pengembangan SPAM.
4. Menerapkan prinsip Good Corporate Governance untuk Penyelenggara/operator SPAM.
5. Mengembangkan kapasitas SDM dengan pola Center of Excellent.
6. Mengembangkan manajemen aset SPAM dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan.
7. Mengembangkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan SPAM Regional.
Kebijakan 4. Pengembangan dan penerapan NSPK di pusat dan di daerah.

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 9

Pemerintah Kabupaten Klungkung

1. Melengkapi produk peraturan perundangan dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.
2. Menerapkan NSPK yang telah tersedia.
3. Menyelenggarakan pengembangan SPAM sesuai dengan kaidah teknis.
Kebijakan 5. Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan.
1. Meningkatkan konservasi wilayah sungai dan perlindungan sumber air baku.
2. Meningkatkan upaya penyediaan air baku untuk air minum.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya air melalui pendekatan berbasis wilayah sungai.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air baku melalui sistem regional.
Kebijakan 6. Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat.
1. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.
2. Menciptakan iklim yang kondusif untuk investasi badan usaha dan koperasi.
Kebijakan 7. Pengembangan inovasi teknologi SPAM
1. Mendorong penelitian untuk menciptakan teknologi bidang air minum.
2. Memasarkan hasil inovasi teknologi.
3. Menerapkan teknologi tepat guna dalam pengembangan SPAM pada daerah dengan keterbatasan kualitas air baku.
4. Menyusun rencana implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan SPAM.
 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan penyehatan lingkugan permukiman, sesuai dengan tugas dan fungsinya dibagi
menjadi sebagai berikut:
• Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah;
• Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan; dan
• Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Drainase Lingkungan.
a. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah
Kebijakan 1. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat
Kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan akses prasarana dan sarana air limbah melalui sistem setempat dan terpusat.
Strategi dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan infrastruktur air limbah sistem setempat melalui hibah dan DAK sanitasi;
2. Penerapan kriteria infrastruktur air limbah layak dalam pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
3. Pembangunan dan rehabilitasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) terintegrasi dengan program Layanan
Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT);
4. Pembangunan infrastruktur air limbah sistem terpusat skala komunal, kawasan dan kota melalui dana APBN.
5. Peningkatan kapasitas dan skala penanganan sistem pengelolaan air limbah skala komunal dan kawasan;
6. Peningkatan teknologi pada sistem pengelolaan air limbah terpusat.

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 10

Pemerintah Kabupaten Klungkung

Kebijakan 2. Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam pembangunan air limbah
permukiman.
Arah kebijakan ini adalah untuk meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/ swasta dalam pembangunan air limbah
permukiman yang diterapkan melalui strategi sebagai berikut:
1. Peningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman melalui pemicuan;
2. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur air limbah berbasis masyarakat;
3. Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha/swasta dalam pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 3. Pengembangan peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
Arah kebijakan ini adalah untuk melengkapi perangkat peraturan perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan air
limbah permukiman. Strategi dalam pengembangan perangkat peraturan perundangan, antara lain:
1. Penyusunan peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman;
2. Penyebarluasan informasi peraturan perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman;
3. Penerapan peraturan perundangan.
Kebijakan 4. Penguatan kelembagaan pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan ini diarahkan untuk memperkuat fungsi regulator dan operator dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah
permukiman. Strategi dalam penguatan kelembagaan adalah sebagai berikut:
1. Fasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air limbah permukiman ditingkat masyarakat;
2. Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air limbah permukiman di daerah;
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola air limbah permukiman;
4. Peningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga;
5. Peningkatan kesadaran pemangku kepentingan terhadap pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 5. Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana
air limbah pemukiman.
Arah kebijakan ini adalah untuk meningkatkan alokasi dana pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman
dalam rangka mempercepat pencapaian akses universal air limbah. Strategi dalam peningkatan kapasitas pembiayaan,
antara lain:
1. Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan air limbah permukiman;
2. Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan sistem air limbah perkotaan dengan
proporsi pembagian yang disepakati bersama.
3. Peningkatan kemitraan dalam penyelenggaraan pembangunan air limbah permukiman.

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 11

Pemerintah Kabupaten Klungkung

b. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan
Kebijakan 1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya.
Arah kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi volume sampah yang harus diangkut dan dibuang ke TPA dan
memanfaatkan semaksimal mungkin material yang dapat di daur ulang. Adapun strategi yang diterapkan dalam rangka
pengurangan sampah dari sumber adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan 3R (Reduce-ReuseRecycle);
2. Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R;
3. Mendorong koordinasi lintas sektor terutama perindustrian dan perdagangan.
Kebijakan 2. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas pengelolaan.
Arah kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan air limbah dan kualitas pengelolaan sehingga
dapat mecapai target akses universal bidang persampahan. Adapun strategi yang diterapkan untuk meningkatkan
cakupan pelayan serta kualitas pengelolaan persampahan yaitu:
1. Meningkatkan pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan;
2. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan;
3. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan;
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary landfill;
5. Mengembangkan Pengelolaan TPA Regional;
6. Menerapkan teknologi penanganan persampahan tepat guna dan berwawasan lingkungan.
Kebijakan 3. Peningkatan peran aktif masyarakat sebagai mitra pengelolaan.
Arah kebijakan peningkatan peran aktif masyarakat dimaksudkan untuk menggalang potensi dari masyarakat agar dapat
berpartisipasi secara langsung dalam pembangunan sektor persampahan.
Adapun strategi yang diterapkan dalam rangka meningkatkan peran aktif masyarakat yaitu :
1. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah;
2. Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum;
3. Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan sampah;
4. Mendorong pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Kebijakan 4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan.
Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka strategi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola;
2. Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan;
3. Memisahkan fungsi / unit regulator dan operator;
4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan lain;
5. Meningkatkan kualitas SDM;
6. Mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan persampahan kala regional.
Kebijakan 5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan.

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 12

Pemerintah Kabupaten Klungkung

Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:
1. Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta
2. Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan.
c. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Drainase Lingkungan
Kebijakan 1. Peningkatan keterpaduan penanganan pengendalian genangan berdasarkan keseimbangan tata air
Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:
1. Mendorong rencana induk sistem drainase yang terpadu antara sistem drainase lingkungan dengan sistem drainase
utama serta pengaturan dan pengelolaan sungai;
2. Mengembangkan sistem drainase yang berwawasan lingkungan yang mendukung upaya konservasi air;
3. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan drainase
Kebijakan 2. Pemanfaatan sistem yang ada, peningkatan/pemeliharaan, pengembangan dan pembangunan baru.
Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:
1. Pengembangan kapasitas operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana sistem drainase yang terbangun;
2. Penyiapan prioritas optimalisasi drainase lingkungan;
3. Pembangunan baru terutama di kawasan strategis perkotaan di kota metropolitan dan besar.
Kebijakan 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola prasarana dan sarana drainase dan peran serta
masyarakat
Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkan yaitu:
1. Mendorong pembentukan institusi pengelola drainase;
2. Meningkatkan kinerja institusi pengelola;
3. Melakukan perkuatan kapasitas institusi pengelola;
4. Peningkatan kapasitas SDM Pemda.
Kebijakan 4. Penguatan peraturan dan perundangan pengelolaan drainase lingkungan
Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi yang ditetapkanyaitu:
1. Menyiapkan peraturan dan produk hukum (NSPK) untuk penanganan drainase;
2. Menyebarluaskan informasi terkait produk hokum (NSPK) pengelolaaan drainase lingkungan;
3. Mendorong penerapan sanksi hokum untuk pengelolaan drainase lingkungan.
Kebijakan 5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan
Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi ditetapkan yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadappentingnya pengelolaan drainase lingkungan;
2. Mendorong pengelolaan drainase lingkungan berbasis masyarakat.

3.1.2. Arahan Penataan Ruang

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 13

Pemerintah Kabupaten Klungkung

A. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian
antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/kota adalah sebagai
berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan kriteria sebagai berikut:
i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu
gerbang menuju kawasan internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau
yang melayani beberapa provinsi, dan
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau
melayani beberapa provinsi.
Berdasarkan kriteria tersebut, Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan kriteria sebagai berikut:
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang
mendukung PKN,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala
provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi
atau beberapa kabupaten.
Berdasarkan kriteria tersebut, Kawasan Perkotaan Singaraja, Perkotaan Semarapura, dan Perkotaan Negara ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dengan kriteria sebagai berikut:

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 14

Pemerintah Kabupaten Klungkung

i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara
tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan
di sekitarnya.
Berdasarkan kriteria tersebut, di Provinsi Bali tidak ada yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN)
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
i.

Pertahanan dan keamanan,
a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan
geostrategi nasional,
b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan
c.

peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau

d. kawasan industri sistem pertahanan, atau
e. merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii.

Pertumbuhan ekonomi,
a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,
c.

memiliki potensi ekspor,

d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f.

berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan
pangan nasional,

g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan petahanan
energi nasional, atau
h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a. aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,
b. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,
c.

merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa,

d. merupakan merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 15

Pemerintah Kabupaten Klungkung

e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f.

memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan
antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
c.

memiliki sumber daya alam strategis nasional

d. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
e. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
f.
v.

berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c.

ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan
punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

d. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan
kerugian negara,
e. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
f.

menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

g. rawan bencana alam nasional
h. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap
i.

kelangsungan kehidupan.

Berdasarkan kriteria tersebut, Kawasan Perkotaan Sarbagita ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN)
berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi.
B. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Tujuan umum penataan ruang provinsi Bali adalah mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah yang
berkualitas, sesuai dengan daya dukung ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali, dan
berkelanjutan, sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan nasional.
Kebijakan penataan ruang mencakup kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.
a. Kebijakan struktur Ruang adalah :
1) pengembangan sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang
proporsional, merata dan hierarkhis;
2) pengembangan sistem perdesaan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan; dan

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 16

Pemerintah Kabupaten Klungkung

3) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana wilayah meliputi sistem jaringan transportasi sebagai
sistem jaringan prasarana utama, energi, telekomunikasi, prasarana lingkungan serta sumber daya air yang
terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi.
b. Strategi untuk mewujudkan kebijakan pertama adalah :
1) menterpadukan sistem wilayah pelayanan perkotaan di wilayah provinsi yang terintegrasi dengan sistem
perkotaan nasional berdasarkan fungsi dan besaran jumlah penduduk;
2) mengembangkan 4 (empat) sistem perkotaan yang mendukung pengembangan wilayah, yang merata dan
berhierarki, mencakup:
a) sistem perkotaan Bali Utara dengan pusat pelayanan kawasan perkotaan Singaraja yang berfungsi
sebagai PKW;
b) sistem perkotaan Bali Timur dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Semarapura yang
berfungsi sebagai PKW;
c) sistem perkotaan Bali Selatan dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Denpasar-BadungGianyar-Tabanan (Sarbagita) yang berfungsi sebagai PKN; dan
d) sistem perkotaan Bali Barat dengan pusat pelayanan kawasan perkotaan Negara yang berfungsi
sebagai PKW.
3) mengendalikan perkembangan Kawasan Metropolitan Sarbagita yang telah ditetapkan sebagai (KSN) sekaligus
PKN, kawasan-kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai PKW dan kawasan perkotaan lainnya;
4) menetapkan kawasan-kawasan perkotaan yang berfungsi PKL dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah;
5) meningkatkan akses antar pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah;
6) mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam
pengembangan wilayah di sekitarnya; dan
7) mengembangkan dan memelihara keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya.
c. Strategi untuk mewujudkan kebijakan kedua adalah :
1) meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan dengan kawasan perdesaan (urban-rural linkage); dan
2) mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan terpadu antar desa dan kawasan agropolitan yang terintegrasi
dengan sistem perkotaan.
d. Strategi untuk mewujudkan kebijakan ketiga adalah :
1) meningkatkan kualitas sistem jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat,
laut dan udara;
2) meningkatkan kualitas dan keterpaduan sistem jaringan jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota dan
penyeberangan;
3) mendorong pengembangan jaringan jalan nasional lintas Bali Utara;

Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Klungkung Tahun 2015-2019

III - 17

Pemerintah Kabupaten Klungkung

4) membangun jaringan jalan baru untuk memperlancar arus lalu lintas dan membuka daerah-daerah terisolir dan
terpencil;
5) memantapkan tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran;
6) memantapkan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan;
7) meningkatkan keterpaduan perlindungan, pemeliharaan, penyediaan sumber daya air dan distribusi
pemanfaatannya secara merata sesuai kebutuhan melalui koordinasi antar sektor maupun antara pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;
8) meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta
mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; dan
9) memantapkan pemerataan sistem jaringan telekomunikasi ke seluruh wilayah kabupaten/kota.
Kawasan strategis Provinsi yang ada di Kabuapten Klungkung, meliputi : Kawasan Pelabuhan Gunaksa, Kawasan
Pariwisata Nusa Penida, dan Kawasan sepanjang Jalan Arteri Primer (Tohpati – Kusamba)

C. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2),mengamanatkan bahwa
pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakanpenataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi
perencanaan

tata

ruang

wilayahkabupaten/kota,

pemanfaatan

ruang

wilayah

kabupaten/kota,

dan

pengendalianpemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang,pemerintah
kabupaten/kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota untuk mewujudkanketerpaduan pembangunan dalam wilayah
kabupaten/kota maupun dengan wilayahsekitarnya.
RTRW Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai:
a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
b. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota;
c.

acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayahkabupaten/kota;

d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah,masyarakat, dan swasta
e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang;
f.

dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayahkota yang meliputi penetapan
peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dandisinsentif, serta pengenaan sanksi; dan

g. acuan dalam administrasi pertanahan
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah yang termuat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungung Tahun 2013-2033 meliputi :
Tujuan penataan ruang adalah “untuk mewujudkan pemerataan pengembangan wilayah yang lestari, aman, produktif,
berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan ber

Dokumen yang terkait

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 7c89b45d73 BAB IIIBab 3. Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis

0 0 216

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 70d225a172 BAB III3.BAB III Arahan Kebijakan

0 0 40

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1478169664Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

0 0 207

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1502699398BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

0 0 29

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA 3.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang 3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1503391029BAB 3 Arahan Kebijakan dan R

0 0 53

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1503114909BAB 3 Arahan Kebijakan Banyuasin

0 0 50

BAB III – ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1509240884Bab III Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis

0 0 68

BAB III – ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1509404038RPIJM Kampar BAB 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang CIpta Karya

0 0 56

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1519104645Bab III Arahan Kebijakan dan Renstra

0 0 120

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1536553676Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang CK

0 0 71