BAB III – ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1509240884Bab III Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
BAB III – ARAHAN KEBIJAKAN DAN
RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
3.1.
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
3.1.1.
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Berisikan arahan pembangunan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 02 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015 – 2019 dan Renstra Pekerjaan Umum 2015 –
2019.
RPJMN 2015 – 2019
1.
RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil
penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi,
Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita). RPJMN 2015-2019 yang disebut
dengan istiah nawacita terdiri :
Prioritas Pokok pembangunan yang terdiri dari :
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi
Kemaritiman
Pariwisata & Energi
Prioritas Wajib yang terdiri dari
Pendidikan
Kesehatan
Penanggulangan Kemiskinan
Dimensi Pemerataan yang terdiri dari
Antar Wilayah
Antar Kelompok Pendapatan
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 1
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode
2015- 2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan
yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan
bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara
maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan
kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang
berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat
memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin
mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas,
berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju
kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan
keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan
nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Didalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 Kota
Dumai juga ditetapkan sebagai:
1. Dumai diarahkan sebagai Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) dengan fokus
pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet emasaran untuk wilayah
Riau bagian timur serta berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor
produksi
wilayah
seperti
perkebunan,
industri, perdagangan, pertambangan dan
perikanan.
2. Dumai sebagai bagian pengembangan kawasan pusat kegiatan strategis nasional (PKSNpengembangan kawasan perbatasan) diwilayah Sumatera.
3. Indikasi lokasi pengembangan kawasan industri biodiesel berbasis CPO dikecamatan medang
kampai
4. Lokasi percepatan dan penguatan pembangunan transportasi yang mendorong penguatan
industri nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas
nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan globalseperti pembangunan
jalan High grade highway sumatera, pembangunan jalur Ro-RO Dumai-Malaka, penyediaan
keprintisan laut di kawasan perbatasan
5. Lokasi pembangunan pipa Dumai-medan sepanjang 380 Km dan Duri-Dumai sepanjang 50
Km
6. Jalur Kereta Api rantau Prapat-Duri-Dumai
7. Pengembangan Pelabuhan Dumai
8. Pembangunan jalan Sp.Kulim-pelabuhan Dumai
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 2
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
9. Pembangunan jalan tol pekanbaru-kandis-Dumai
10.Pembangunan Air Baku Dumai Kota Dumai (Sei Hulu Hala) Kota Dumai Kota Dumai
11. Pembangunan Intake, Pengadaan dan Jaringan Pipa Transmisi dia. 20" (Sungai Rokan) Kota
Dumai.
Muatan RPJMN tahun 2015-2019 ini dijabarkan kedalam visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan kota Dumai tahun 2016-2021 yang akan dicapai melalui strategi dan arah
kebijakan pembangunan daerah.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk
mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar
(perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk
mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan,
yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama
Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar
masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana,
sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak
dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40
persen terbawah.
Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019
adalah sebagai berikut:
1.
Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;
2.
Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;
3.
Optimalisasi penyediaan layanan air minum;
4.
Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air,
hemat air dan simpan air secara nasional;
5.
Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;
6.
Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan
drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;
7.
Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya
terhadap lingkungan.
Tabel 3.1. Sasaran RPJMN 2015 - 2019
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 3
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
No
1
Pembangunan
Pembangunan
Sasaran 2019
Kawasan
5
Kawasan
Arahan Kebijakan
Pusat investasi dan penggerak pertumbuhan
Metropolitan baru di luar Pulau
Perkotaan
ekonomi bagi wilayah sekitarnya guna
Jawa – Bali
Metropolitan
mempercepat pemerataan pembangunan
di luar Jawa
2
Peningkatan peran dan fungsi
7
sekaligus perbaikan manajemen
Perkotaan
meningkatkan daya saing dan kontribusi
pembangunan
Metropolitan yang
ekonomi
di
Kawasan
Perkotaan Metropolitan yang
Kawasan
Pusat
kegiatan
berskala
global
guna
sudah ada
sudah ada
3
Optimalisasi
kota
otonom
berukuran sedang di Luar Jawa
sebagai
4
PKN/PKW
20 Kota Otonom
Pengendali (buffer) arus urbanisasi ke Pulau
Sedang
Jawa
dan
yang
diarahkan
pertumbuhan
ekonomi
sebagai
bagi
pusat
wilayah
penyangga urbanisasi di Luar
sekitarnya serta menjadi percontohan (best
Jawa
practices) perwujudan kota berkelanjutan
Pembangunan 10 Kota Baru
10 Kota Baru Publik
Publik
Kota mandiri dan terpadu di sekitar kota
atau kawasan perkotaan metropolitan di
luar Pulau Jawa – Bali yang diperuntukkan
bagi masyarakat berpenghasilan menengah
ke
bawah
serta
diarahkan
sebagai
pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau
kawasan perkotaan metropolitan di luar
Pulau Jawa-Bali
5
Memperkuat
pertumbuhan
pusat-pusat
sebagai
Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) atau
39
pusat
peningkatan keterkaitan perkotaan dan
pertumbuhan
perdesaan
diperkuat perannya
keterkaitan fungsional antara pasar dan
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
bertujuan
menghubungkan
kawasan produksi.
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
2.
Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 – 2019
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah
dokumen perencanaan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019 yang disusun melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 4
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
No. 13/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Tahun 2015-2019 yang telah disusun sebagai dokumen perencanaan dan acuan
penganggaran untuk periode lima tahun mendatang.
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta
Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan
(Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya
melaksanakan fungsi:
a)
Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
b)
Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c)
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
d)
Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
e)
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
f)
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
g)
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta
Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 5
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui
program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya
memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infastruktur
Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang
diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan,
keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk
pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan
infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.
Pada dasarnya untuk bidang Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan dikerjakan
bersama pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Oleh karena
itu, peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas
pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui
penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria
(NSPK), penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat
penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk
dukungan perencanaan, pemberian bantuan administrasi dan teknis, supervisi serta konsultasi.
Untuk tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan
evaluasi kinerja. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), disertai dukungan dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD).
Meskipun fokus melakukan tugas Turbinwas, Ditjen Cipta Karya juga melakukan
kegiatan pembangunan infrastruktur Cipta Karya. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah
Daerah, Ditjen Cipta Karya diamanatkan melakukan pembangunan infrastruktur skala nasional
(lintas provinsi), serta infrastruktur untuk kepentingan nasional. Di samping itu, Ditjen Cipta
Karya juga melakukan kegiatan pembangunan dalam rangka pemenuhan SPM sebagai stimulan
bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmennya dalam melakukan pembangunan
infrastruktur Cipta Karya. Pemda juga bertanggung jawab atas operasional dan pemeliharaan
infrastruktur yang terbangun.
Ditjen Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola
pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan lingkungannya. Untuk tugas pembangunan juga ada melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) untuk memenuhi target pencapaian SPM berupa bantuan khusus yang diberikan
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan
kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola hibah, yaitu bantuan yang diberikan
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 6
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis
nasional yang mendesak.
Dalam
melaksanakan
kegiatan
pembangunan,
proses
perencanaan
perlu
diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat perundangan (Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, dan Peraturan Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan kondisi eksisting, isu
strategis, serta potensi daerah.
Tabel 3.2. Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pendekatan
Membangun Sistem
Strategi Pelaksanaan
a.
Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA
Regional atau SPAM Regional)
b. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan
strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan
khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan,
kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)
c.
Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam
menata kawasan
Fasilitasi Pemda
a.
Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda
Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.
b. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral
seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem
Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan
Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
c.
Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawsan seperti
fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka,
penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan
lingkungan.
Pemberdayaan
Masyarakat
a.
Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt
melalui kegiatan Pamsimas, Sanimas, dan P2KP.
b. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 20152019
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan konsep perencanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi dalam Rencana Program Investasi Jangka
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 7
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan
pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. RPIJM, selain
mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan
rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang
Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan
kemampuan keuangan daerah.
Dalam mewujudkan sasaran 100-0-100 diperlukan peningkatan pendanaan yang
signifikan dalam bidang Cipta Karya. Diperkirakan kebutuhan dana mencapai mencapai Rp.
830 Triliun untuk mencapai sasaran tersebut dalam jangka waktu 5 tahun. Pemerintah Pusat
yang selama ini mendominasi pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya pada periode
2010-2014 (66,96% dari total seluruh pendanaan pembangunan), mempunyai keterbatasan
dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Berdasarkan prakiraan maju, baseline pendanaan
pemerintah hanya cukup memenuhi 15% kebutuhan pendanaan tersebut. Berdasarkan skenario
optimis maka pemerintah pusat dapat berkontribusi terhadap 30- 35% dari porsi pendanaan
tersebut.
Untuk mengatasi gap pendanaan, maka sumber-sumber pendanaan alternatif dari para
pemangku kepentingan lainnya perlu ditingkatkan. Pemerintah Daerah sebagai ujung tombak
penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya perlu meningkatkan komitmen sehingga
kontribusi pendanaannya meningkat dari 14,7% menjadi 25% pada periode 2015-2019. Sektor
swasta dan perbankan yang selama ini hanya berperan dalam 2,25% dari total pembangunan
bidang Cipta Karya, perlu didorong melalui skema KPS maupun CSR sehingga peranannya
meningkat signifikan menjadi 15%. Masyarakat juga dapat berkontribusi melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat ataupun kegiatan swadaya masyarakat sehingga diharapkan dapat
berkontribusi 15% terhadap porsi pendanaan. Dukungan pinjaman dan hibah luar negeri juga
akan dimanfaatkan, meskipun porsi kontribusinya dikurangi dari 16,09% menjadi 10% pada
tahun 2015-2019 untuk mengurangi beban hutang negara. Kebijakan kemitraan dan
peningkatan partisipasi para stakeholder merupakan strategi utama dalam mewujudkan sasaran
100-0-100.
Tabel 3.3. Sasaran Program Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya 2015-2019
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 8
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
A.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah
No. 26 Tahun 2008 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan
sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah
provinsi, serta keserasian antar sektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindak lanjuti ke dalam RPIJM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skalanasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 9
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
b.
Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan
ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii. ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa yangmelayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skalaprovinsi atau beberapa kabupaten.
c.
Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengannegara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayahsekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorongperkembangan kawasan di sekitarnya.
d.
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
i. Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara
berdasarkangeostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan
amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi,daerah uji coba sistem
persenjataan, dan/ataukawasan industri sistem pertahanan, atau
c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
yangberbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi,
a) Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
nasional,
c) Memiliki potensi ekspor,
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 10
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
d) Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) Berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) Berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a) Merupakan
tempat
pelestarian
dan
pengembangan
adat
istiadat
atau
budayanasional,
b) Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,
c) Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,
d) Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f) Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis
nasional,pengembangan antariksa, serta tenaga atomdan nuklir
c. Memiliki sumber daya alam strategis nasional
d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
e. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
f. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, floradan/atau fauna yang hampir punah atau
diperkirakan akan punah yang harus dilindungidan/atau dilestarikan,
c. Memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara,
d. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 11
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
f. Rawan bencana alam nasional
g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan.
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, pada Kota Dumai merupakan
salah satu Kawasan Andalan di Provinsi Riau dengan sektor unggulan industri, perkebunan,
perikanan, dan pertanian. Untuk penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN), di Kota Dumai
terdapat Kawasan Hutan Lindung Taman Wisata Alam Sungai Dumai sebagai kawasan strategis
nasional berdasarkan aspek kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
B.
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan
RPIJM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruangyang mencakup:
i.
Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung danbudidaya
b) Arahan
pengembangan
pola
ruang
terkaitbidang
Cipta
Karya
seperti
pengembanganRTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkaitkeciptakaryaan seperti pengembangan
prasaranasarana air minum, air limbah, persampahan, dandrainase
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan strukturruang khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
Berdasarkan Dokumen Materi Teknis RTRW Provinsi Riau, Kota Dumai ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kota Dumai yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional
yang sudah berkembang dan memiliki potensi perkembangan yang pesat di masa depan. Dalam
RTRWN, Kota Dumai diarahkan jenjang fungsinya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).
Untuk menunjang aksesibilitas global PKN Kota Dumai, diarahkan 1 pelabuhan laut jenjang
fungsi Pelabuhan Hub Internasional (PHI) yaitu Pelabuhan Dumai (Yos Sudarso) dan 1 bandara
dengan jenjang fungsi Pusat Penyebaran Tersier (PPT) yaitu: Bandara Pinang Kampai. Untuk
mengantisipasi keterbatasan pengembangan Pelabuhan Dumai di masa depan, diarahkan
pengembangan pelabuhan ke Lubuk Gaung sejalan dengan rencana pengembangan kawasan
agroindustri di lokasi tersebut. Untuk Bandara Pinang Kampai yang saat ini merupakan bandara
khusus milik Pertamina, di masa depan juga diarahkan untuk melayani umum
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 12
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Selain itu, Kota Dumai ditetapkan sebagai Kawasan Strategis di Provinsi Riau. Penetapan
Kawasan Strategis di Provinsi Riau yang ditinjau berdasarkan pertumbuhan ekonomi maka
Kawasan Duri-Dumai-Rupat merupakan kawasan yang diharapkan dapat tumbuh sebagai
lokomotif pembangunan ekonomi di Provinsi Riau pada khususnya dan ekonomi regional pada
umumnya.
Berdasarkan faktor-faktor lokasi, Kota Dumai memiliki berbagai keunggulan. Faktorfaktor lokasi yaitu terdiri dari : (a) Faktor Endowment; (b) Pasar dan Harga; (c) Bahan Baku
dan Energi; (d) Aglomerasi; (e) Kebijakan Pemerintah dan (f) Biaya Angkut. Berdasarkan
kesemua faktor lokasi tersebut, Kawasan Duri-Dumai-Rupat memiliki keunggulan yang belum
tentu dimiliki daerah lain. Dari faktor endowment, yaitu ketersediaan faktor produksi secara
kualitatif dan kuantitatif, telah dipenuhi oleh kawasan ini, yaitu dengan masih luasnya tersedia
lahan untuk pengembangan, banyaknya tersedia tenaga kerja dan banyaknya investor yang
telah menanamkan modal di Kawasan Duri-Dumai-Rupat. Faktor selanjutnya yaitu pasar dan
harga, dengan letak Kawasan Duri-Dumai-Rupat yang sangat strategis yaitu dekat dengan
negara tetangga Malaysia, Singapura dan negara ASEAN lainnya menjadi keuntungan tersendiri
dalam memasarkan produk yang dihasilkan pada kawasan ini. Ditambah lagi dengan
tersedianya bahan baku dan energi yang melimpah pada kawasan ini dan daerah hinterlandnya.
Menariknya Kota Dumai sebagai lokasi industri telah memunculkan gejala aglomerasi.
Terkumpulnya berbagai jenis industri mengakibatkan timbulnya penghematan eksternal
ekonomi, ini terjadi karena faktor-faktor luar dan dinikmati oleh semua industri yang ada di
kota tersebut, seperti ketersediaan infrastruktur dan bahan baku yang mudah didapat.
C.
Rencana Tata Ruang Sebagai Arahan Spasial RPIJM Bidang Cipta Karya
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan
pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak
huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang
yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam
penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya
manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 13
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kota Dumai memiliki nilai lebih di bandingkan dengan kota-kota pantai yang lain di
pantai timur di wilayah provinsi Riau, bahkan secara implisit telah di tekankan di dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional bahwasanya Dumai merupakan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Di dalam beberapa kajian mengenai
prospek pengembangan Kota Dumai yang telah dikaji juga menunjukkan bahwasanya kota
Dumai memiliki potensi untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone/SEZ)
juga memiliki potensi untuk menjadi gerbang utama eksport - import yang di wadahi dalam
bentuk Kawasan Perdagangan Bebas / Free Trade Zone (FTZ).
Mengingat hal tersebut maka tujuan penataan ruang wilayah kota Dumai hingga tahun
2034 secara nasional penataan ruang wilayah kota Dumai ini adalah untuk mempersiapkan
kota Dumai agar mampu menjadi wadah maupun memiliki kemampuan mengakomodasi
berbagai kepentingan pada skala nasional tersebut. Untuk kepentingan itu, maka penataan
ruang wilayah kota Dumai harus di persiapkan dalam strata layanan nasional, meliputi :
ketersediaan sistem transportasi, baik darat, laut, danau, udara yang memiliki derajat layanan
yang berskala nasional, yakni mampu memberikan aksesibilitas tinggi dari dan ke pusat-pusat
layanan yang berskala Nasional lainnya. Perlu juga di dukung selain sistem
jaringan
transportasi, juga sistem telematika dan telekomunikasi, sistem penyediaan sumber daya energi
(kelistrikan), dan sumberdaya air, untuk mendukung seluruh kegiatan yang di persiapkan
penataan ruang wilayahnya untuk masa depan tersebut.
Penataan ruang wilayah Kota Dumai sudah barang tentu tidak terlepas dari Sistem
Penataan ruang wilayah Provinsi Riau. Untuk menyusun Kebijakan Penataan ruang wilayah
Kota Dumai maka secara umum penataan ruang wilayah akan mengacu kepada Kebijakan
Penataan ruang wilayah Provinsi Riau secara keseluruhan.
Dapat diketahui bahwasannya Tujuan dan sasaran penataan ruang wilayah jangka
panjang Provinsi Riau sejalan dengan Visi dan Misi Penataan ruang wilayah Daerah yang telah
dikemukakan, adalah sebagai berikut :
1.
Terwujud dan terciptanya masyarakat Riau yang mempunyai kemampuan ekonomi yang
mandiri baik lokal, nasional dan regional sesuai dengan perkembangan zaman.
2.
Terwujudnya masyarakat Riau yang dilandasi dengan nilai-nilai hakiki kebudayaan Melayu
yang beradab, bermoral dan tangguh dalam era globalisasi dan modernisasi.
Sasaran : Terwujudnya masyarakat Riau yang maju dan mandiri, sejahtera lahir
dan batin,
dan beradat istiadat Melayu yang agamis.
Visi dan Misi Kota Dumai
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 14
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Visi penataan ruang wilayah kota Dumai yang hendak di wujudkan pada Tahun 2014 adalah :
“ BERSAMA MEWUJUDKAN KOTA JASA DAN INDUSTRI YANG MODERN, SEJAHTERA,
AGAMIS SERTA BERNUANSA BUDAYA MELAYU”
Bersama, dalam membangun Kota Dumai walau berbeda suku, budaya dan agama. Kota Dumai
di diami lebih dari 15 suku besar dan kecil.
Kota Jasa Dan Industri Yang Modern, artinya melangkah ke depan menuju perubahan yang
lebih baik, menjadi kota jasa dan kota industri serta semua sector penataan ruang wilayah
daerah.
Sejahtera, artinya terpenuhi kebutuhan pokok masyarakat, keamanan dan ketentraman.
Agamis, artinya mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa menurut agama dan
kepercayaan masing – masing.
Nuansa Budaya dan Melayu, artinya sebagai payung pemersatu dalam kehidupan sosial budaya
masyarakat.
Merujuk pada Visi penataan ruang wilayah kota Dumai yang hendak di wujudkan pada
Tahun 2034 maka penataan ruang wilayah Kota Dumai bertujuan untuk mewujudkan Kota
sebagai pusat perdagangan dan jasa, industri pengolahan migas dan non migas yang maju,
unggul,
dan
berkelanjutan
bagi
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
dengan
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Misi Kota Dumai
Guna mewujudkan visi di atas, misi yang ingin diwujudkan adalah sebagai berikut :
a.
Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan professional, di landasi iman dan
taqwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK).
b.
Mewujudkan fundemen ekonomi daerah berbasis pemberdayaan ekonomi kerakyatan
(empowerment of economic society) dan potensi daerah guna merangsang jiwa
kewirausahaan.
c.
Mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan berpihak kepada masyarakat.
d.
Mewujudkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat serta memajukan sector jasa dan industri.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 15
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
e.
Mewujudkan kondisi keamanan yang kondusif, pelayanan prima (terbaik) dan kepastian
huum untuk mendukung kenyamanan hidup dan aktivitas ekonomi semua kompenen
masyarakat.
f.
Mengembangkan budaya Melayu sebagai jati diri kota Dumai guna memotivasi peran serta
masyarakat dalam kegiatan penataan ruang wilayah dan memfilter budaya asing yang tidak
sesuai dengan kaidahdan nilai budaya tempatan.
D.
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Dumai
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Dumai dalam Konstelasi Internasional
Dalam lingkup ASEAN telah dibentuk Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia-
Malaysia-Singapura Growth Triangle (KESR IMS-GT) dan Kerja Sama Ekonomi Sub Regional
Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (KESR IMT-GT). Provinsi Riau mengambil peran
dan bagian yang sangat penting dalam KESR IMS-GT sejak dibentuk pada 17 Desember 1994,
sementara untuk KESR IMT-GT Provinsi Riau baru mengikutinya pada 20 Maret 1997.
Kebijakan KESR IMS-GT dan IMT-GT di wilayah Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai
berikut :
1. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan program-program KESR,
meliputi, (keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar lembaga, inter dan intra wilayah,
pendanaan dan penjadwalan, serta “link and match” dengan program dari negara/provinsi
lain.
2. Merumuskan kembali konsep keterkaitan dan keterpaduan program KESR antar provinsi
terkait sehingga terwujud kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja program KESR.
3. Melanjutkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi secara menyeluruh dengan
memperbesar peran Pemerintah Daerah dalam kerangka otonomi daerah.
4. Melakukan pendataan yang akurat menyangkut potensi dan peluang kerjasama yang ada
disetiap provinsi terkait, untuk ditawarkan kepada dunia usaha di negara lain peserta KESR.
5. Menerbitkan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaannya di daerah untuk mendukung
pelaksanaan program KESR, utamanya yang berkaitan perijinan pemanfaatan lahan.
6. Meningkatkan upaya-upaya promosi investasi dan informasi kebijakan penanaman modal
di provinsi terkait melalui sistem jaringan komunikasi internet dan sistem promosi terpadu.
Kerjasama ekonomi Sub Regional (KESR) merupakan kegiatan ekonomi lintas batas yang
secara intensif dan ekstensif memanfaatkan komplementaritas ekonomi sub-wilayah yang
berbatasan untuk mempercepat penataan ruang wilayah ekonomi mulai arus masuk investasi,
pengembangan sumber daya alam, pengembangan infrastruktur dan industri bagi kepentingan
ekspor.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 16
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Selain diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, kerjasama sub
regional juga diarahkan untuk mempercepat upaya pemerataan. Untuk itu pada tahun 1995
dibentuk kawasan sub regional Indonesia, Malaysia, Singapore Growth Triangle (IMS-GT).
Wilayah yang tercakup dalam kerjasama ekonomi sub regional tersebut adalah sebagai berikut:
Indonesia : Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau (dan Kepulauan Riau), Jambi,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat
Malaysia : Negara Bagian Johor, dan Penang
Singapura
Untuk kerjasama Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT), wilayah
yang tercakup dalam kerjasama ekonomi sub regional ini adalah :
Indonesia : Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau (dan Kepulauan Riau) Jambi,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat
Malaysia : Negara Bagian Johor, dan Penang
Thailand
Kebijakan Penataan ruang wilayah Kota Dumai dalam Konstelasi Nasional
Pada tanggal 25 Oktober 2002 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2002
tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, meliputi kabupaten Kepulauan Riau,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang.
Dengan adanya pemekaran daerah Provinsi Riau menjadi 2 (dua) provinsi berpengaruh
pada wilayah kerjasama dengan negara-negara lain. Kerjasama Ekonomi Sub Regional
Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle (KESR IMS-GT) dan Kerja Sama Ekonomi Sub
Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (KESR IMT-GT) melingkupi Provinsi
Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan
Kalimantan Barat, sedangkan untuk kerjasama SIJORI (Singapura-Johor-Riau) adalah dengan
Provinsi Kepulauan Riau.
Dengan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau maka lokasi penting dan strategis dalam
perdagangan internasional yaitu Kota Batam menjadi andalan Provinsi Kepulauan Riau. Oleh
karena itu, Provinsi Riau perlu menetapkan suatu kota dari bagian wilayahnya untuk disiapkan
menjadi kota andalan, yaitu Kota Dumai. Untuk menyiapkan Kota Dumai menjadi kota andalan
bagi Provinsi Riau, perlu dilakukan restrukturisasi di segala bidang sehingga Kota Dumai mampu
mengemban tugasnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN), Free Trade Zone (FTZ), pusat jasa dan perdagangan serta sebagai pintu gerbang
internasional.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 17
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Internal Kota Dumai
Kebijakan penataan ruang wilayah kota Dumai merupakan arah tindakan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota Dumai. Kebijakan penataan
ruang wilayah kota Dumai berfungsi:
a. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah Kota Dumai.
b. Sebagai dasar untuk merumuskan rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah Kota
Dumai.
c. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kota Dumai.
d. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
Kota Dumai.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Dumai meliputi:
a. Peningkatan pelayanan pusat-pusat kegiatan fungsional, berhierarki, dan terintegrasi.
b. Peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa.
c. Pengembangan kawasan peruntukan industri berskala internasional yang berwawasan
lingkungan.
d. Peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
e. Pengembangan infrastruktur untuk mendukung kegiatan – kegiatan perkotaan.
f.
Perwujudan kawasan yang mendukung fungsi perbatasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
g. Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan.
E.
Arahan dan Strategi Penataan ruang wilayah Kota Dumai
Arahan dan Strategi Kota Dumai dalam Konstelasi Internasional
Kota Dumai telah disepakati secara nasional menjadi pusat kegiatan yang harus dapat
melayani kegiatan yang bersifat internasional, yakni mewakili Provinsi Riau yang memiliki batas
wilayah berhadapan langsung dengan Negara lain yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Selain itu kota Dumai juga tidak hanya melayani kepentingan Provinsi Riau tersebut tetapi juga
kota Dumai harus mampu melayani kepentingan wilayah Sumatera Utara bagian selatan dan
wilayah Sumatera barat bagian utara yang akan memerlukan layanan untuk kepentingan
kegiatan perdagangan yang bersifat internasional.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 18
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Di dalam arahan rencana penataan ruang wilayah kota Dumai hingga akhir tahun 2032
adalah meningkatkan aksesibilitas kota Dumai sebagai pusat kegiatan internasional terhadap
kawasan – kawasan yang membutuhkan layanan, yang berarti harus dilakukan penataan ruang
wilayah sistem jaringan transportasi baik darat, sungai, danau, udara, yang harus mampu
mencakup luasan wilayah yang di kehendaki untuk di layani, yakni Sumatera utara bagian
selatan, seluruh Provinsi Riau, dan Sumatra barat bagian utara.
Selain layanan yang bersifat kemudahan yang lebih tinggi (aksesibilitas) berupa sistem
jaringan transportasi, juga di perlukan persediaan sumber energi (kelistrikan) yang mampu
menunjang seluruh kegiatan layanan, agar mampu melayani sebagai mana keinginan untuk
dapat melayani secara nasional maupun internasional. Perlunya ketersediaan sumber daya air,
dan telekomunikasi serta infrastruktur fisik lainnya yang harus mampu menunjang penetapan
fungsi kota Dumai sebagi gerbang internasional sendiri.
Strategi untuk mendukung arahan penataan ruang wilayah kota Dumai sebagai gerbang
internasional, sebagai mana di uraikan di atas adalah melakukan penyusunan penataan ruang
wilayah seluruh infrastruktur maupun sub struktur dan supra struktur yang diperlukan oleh kota
Dumai untuk mampu menjadi pusat kegiatan layanan yang berskala internasional, baik
pentahapan jangka pendek (5 tahun mendatang), jangka menengah (5-10 tahun mendatang)
dan jangaka panjang (20 tahun mendatang).
Dukungan berupa infrastruktur tersebut harus di lakukan secara berkesinambungan dan
terintegrasi dengan berbagai penataan ruang wilayah yang memiliki kepentingan yang sama
meskipun dalam skala yang lebih kecil, sehingga akan terjadi integrasi penataan ruang wilayah
yang baik, penataan ruang wilayah terhadap infrastruktur yang telah ada maupun penataan
ruang wilayah infrastruktur baru yang akan dipersiapkan hingga akhir masa perencanaan jangka
panjang itu sendiri.
Arahan dan Strategi Kota Dumai dalam Konstelasi Nasional
1.
Kota Dumai sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tahun 2006,
Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kriteria yang digunakan dalam
penetapan PKN adalah kawasan perkotaan yang :
a. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang
ke kawasan internasional,
b. Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa-jasa berskala nasional atau
yang melayani beberapa Provinsi, dan/atau
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 19
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
c. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau yang
melayani beberapa Provinsi.
2.
Kota Dumai sebagai PKSN
Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tahun 2008,
Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Kriteria yang
digunakan dalam penetapan PKSN adalah kawasan perkotaan yang :
a. Terletak di dalam kawasan perbatasan negara.
b. Berpotensi dan telah disepakati sebagai Pos Pemeriksaan Lintas Batas dengan negara
tetangga.
c. Berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara
tetangga.
d. Merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya.
Kota Dumai dipersiapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone- FTZ)
Dahulu, sebelum Riau dataran berpisah dengan Riau Kepulauan, Batam menjadi
kawasan Free Trade Zone (FTZ). Namun setelah terpisah dari kepulauan Riau, maka Kota
Dumai sangat sesuai untuk dijadikan kawasan perdagangan bebas.
Disiapkannya Kota Dumai sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ) sudah sangat layak
karena Kota Dumai telah mempersiapkan tempat ataupun sarana lainnya. Terdapat beberapa
tempat di Kota Dumai yang dapat dijadikan kawasan Free Trade Zone (FTZ) yaitu Pelintung
dan Lubuk Gaung. Semua daerah itu memiliki potensi dan aset tersendiri yang bisa
dikembangkan. Bahkan pada lahan kedua lokasi itu cukup bagus dan memiliki peluang investasi
yang sangat layak jual. Areal di Pelintung yang memang seblumnya telah dipersiapkan menjadi
salah satu kawasan industri,namun masih memiliki lahan yang sangat luas.
Wacana untuk menjadi Dumai sebagai kawasan perdagangan bebas menggantikan
Batam dinilai sangat tepat. Ada beberapa faktor pendukung Kota Dumai untuk dijadikan
kawasan Free Trade Zone (FTZ) diantaranya :
Infrastruktur di Kota Dumai dinilai sudah cukup memadai untuk dijadikan sebagai kawasan
Free Trade Zone (FTZ)
Secara geografis letak Dumai sangat strategis yaitu dekat dengan negara tetangga seperti
Malaysia dan Singapura.
Prioritas utama untuk menjadikan Kota Dumai sebagai Kawasan Free Trade Zone (FTZ) bagi
Pemerintah adalah Pembenahan infrastruktur Jalan.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 20
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Dari berbagai wacana, baik yang bersifat nasional maupun internasional, bahwasanya
Riau masa depan adalah merupakan kawasan yang strategis, karena berbatasan langsung
dengan Negara tetangga yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura. oleh karenanya patut
dijadikan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, khususnya di wilayah
Indonesia barat, dan bagian wilayah Pulau Sumatera bagian Utara.
Riau di anggap memiliki kesiapan yang cukup tinggi untuk menjadi kawasan
pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di kawasan timur Pulau Sumatera, oleh karna itu
memang di perlukan itikad baik dan semangat untuk membangun, baik dari masyarakat Provinsi
Riau sendiri maupun dukungan pemerintah pusat untuk mendukung berbagai penataan ruang
wilayah dan perbaikan sarana dan prasarana yang diperlukan, baik sarana dan prasarana yang
telah ada maupun penataan ruang wilayah sarana dan prasarana yang dibutuhkan di masa
mendatang.
Sarana dan prasarana yang harus di benahi saat sekarang adalah kondisi kelistrikan,
sistem transportasi darat khususnya, agar dengan kemudahan yang ada dapat mempercepat
pergerakan komoditas dan meningkatkan volume perdagangan secara regional, sehingga akan
mendorong untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara regioanal di wilayah
pantai timur Sumatra itu sendiri.
Kesiapan Riau menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, selain di
karenakan letak daerah ini yang strategis, juga memiliki sumberdaya alam yang memiliki potensi
besar. Secara internasional provinsi Riau, yang dalam hal ini direpresentasi dari kota Dumai
merupakan pusat yang berada di daerah tengah- tengah kawasan perdagangan Dunia, khusnya
di jalur selat Malaka.
Kesiapan pemerintah provinsi Riau dalam hal ini sudah di tunjukan dengan kesiapan 3
kawasan yang akan di jadikan sebagai titik pertumbuhan kawasan ekonomi khusus, yaitu
Tanjung puton kabupaten Siak, kawasan Pelintung di kota Dumai, dan kawasan guntung di
kabupaten Indra Giri hilir.
Dalam hal pembahasan khusus mengenai potensi pengembangan kawasan perdagangan
bebas (Free Trade Zone/FTZ) dari ke tiga usulan pengembangan kawasan yang berpotensi
untuk pengembangan ekonomi khusus yang baru di Provinsi Riau tersebut, maka kota Dumai
adalah kawasan yang paling siap untuk dijadikan pintu gerbang perdagangan baik yang berskala
lokal, nasional maupun internasional, oleh karena itu kota Dumai saat sekarang dengan
berbagai penetapan baik dari pemerintah pusat (nasional), pemerintah wilayah (povinsi), yakni
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), maka adalah
merupakan kawasan yang paling siap untuk memiliki Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade
Zone/FTZ) tersebut.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 21
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kota Dumai dipersiapkan sebagai Kawasa
Tahun 2017 - 2021
BAB III – ARAHAN KEBIJAKAN DAN
RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
3.1.
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
3.1.1.
Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Berisikan arahan pembangunan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 02 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015 – 2019 dan Renstra Pekerjaan Umum 2015 –
2019.
RPJMN 2015 – 2019
1.
RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil
penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi,
Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita). RPJMN 2015-2019 yang disebut
dengan istiah nawacita terdiri :
Prioritas Pokok pembangunan yang terdiri dari :
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi
Kemaritiman
Pariwisata & Energi
Prioritas Wajib yang terdiri dari
Pendidikan
Kesehatan
Penanggulangan Kemiskinan
Dimensi Pemerataan yang terdiri dari
Antar Wilayah
Antar Kelompok Pendapatan
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 1
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang, periode
2015- 2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan landasan
yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat dan
bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah menjadi negara
maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun demikian, upaya peningkatan
kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan kondisi peningkatan kesejahteraan yang
berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakat
memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin
mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas,
berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju
kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan
keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan
nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Didalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 Kota
Dumai juga ditetapkan sebagai:
1. Dumai diarahkan sebagai Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) dengan fokus
pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet emasaran untuk wilayah
Riau bagian timur serta berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor
produksi
wilayah
seperti
perkebunan,
industri, perdagangan, pertambangan dan
perikanan.
2. Dumai sebagai bagian pengembangan kawasan pusat kegiatan strategis nasional (PKSNpengembangan kawasan perbatasan) diwilayah Sumatera.
3. Indikasi lokasi pengembangan kawasan industri biodiesel berbasis CPO dikecamatan medang
kampai
4. Lokasi percepatan dan penguatan pembangunan transportasi yang mendorong penguatan
industri nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas
nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan globalseperti pembangunan
jalan High grade highway sumatera, pembangunan jalur Ro-RO Dumai-Malaka, penyediaan
keprintisan laut di kawasan perbatasan
5. Lokasi pembangunan pipa Dumai-medan sepanjang 380 Km dan Duri-Dumai sepanjang 50
Km
6. Jalur Kereta Api rantau Prapat-Duri-Dumai
7. Pengembangan Pelabuhan Dumai
8. Pembangunan jalan Sp.Kulim-pelabuhan Dumai
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 2
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
9. Pembangunan jalan tol pekanbaru-kandis-Dumai
10.Pembangunan Air Baku Dumai Kota Dumai (Sei Hulu Hala) Kota Dumai Kota Dumai
11. Pembangunan Intake, Pengadaan dan Jaringan Pipa Transmisi dia. 20" (Sungai Rokan) Kota
Dumai.
Muatan RPJMN tahun 2015-2019 ini dijabarkan kedalam visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan kota Dumai tahun 2016-2021 yang akan dicapai melalui strategi dan arah
kebijakan pembangunan daerah.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk
mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar
(perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk
mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan,
yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama
Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar
masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana,
sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak
dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40
persen terbawah.
Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019
adalah sebagai berikut:
1.
Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;
2.
Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;
3.
Optimalisasi penyediaan layanan air minum;
4.
Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air,
hemat air dan simpan air secara nasional;
5.
Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;
6.
Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan
drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;
7.
Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya
terhadap lingkungan.
Tabel 3.1. Sasaran RPJMN 2015 - 2019
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 3
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
No
1
Pembangunan
Pembangunan
Sasaran 2019
Kawasan
5
Kawasan
Arahan Kebijakan
Pusat investasi dan penggerak pertumbuhan
Metropolitan baru di luar Pulau
Perkotaan
ekonomi bagi wilayah sekitarnya guna
Jawa – Bali
Metropolitan
mempercepat pemerataan pembangunan
di luar Jawa
2
Peningkatan peran dan fungsi
7
sekaligus perbaikan manajemen
Perkotaan
meningkatkan daya saing dan kontribusi
pembangunan
Metropolitan yang
ekonomi
di
Kawasan
Perkotaan Metropolitan yang
Kawasan
Pusat
kegiatan
berskala
global
guna
sudah ada
sudah ada
3
Optimalisasi
kota
otonom
berukuran sedang di Luar Jawa
sebagai
4
PKN/PKW
20 Kota Otonom
Pengendali (buffer) arus urbanisasi ke Pulau
Sedang
Jawa
dan
yang
diarahkan
pertumbuhan
ekonomi
sebagai
bagi
pusat
wilayah
penyangga urbanisasi di Luar
sekitarnya serta menjadi percontohan (best
Jawa
practices) perwujudan kota berkelanjutan
Pembangunan 10 Kota Baru
10 Kota Baru Publik
Publik
Kota mandiri dan terpadu di sekitar kota
atau kawasan perkotaan metropolitan di
luar Pulau Jawa – Bali yang diperuntukkan
bagi masyarakat berpenghasilan menengah
ke
bawah
serta
diarahkan
sebagai
pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau
kawasan perkotaan metropolitan di luar
Pulau Jawa-Bali
5
Memperkuat
pertumbuhan
pusat-pusat
sebagai
Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) atau
39
pusat
peningkatan keterkaitan perkotaan dan
pertumbuhan
perdesaan
diperkuat perannya
keterkaitan fungsional antara pasar dan
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
bertujuan
menghubungkan
kawasan produksi.
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
2.
Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 – 2019
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah
dokumen perencanaan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019 yang disusun melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 4
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
No. 13/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Tahun 2015-2019 yang telah disusun sebagai dokumen perencanaan dan acuan
penganggaran untuk periode lima tahun mendatang.
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta
Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan
(Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya
melaksanakan fungsi:
a)
Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
b)
Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c)
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
d)
Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
e)
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman,
pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;
f)
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
g)
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta
Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 5
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui
program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya
memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infastruktur
Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang
diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan,
keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk
pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan
infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.
Pada dasarnya untuk bidang Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan dikerjakan
bersama pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Oleh karena
itu, peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas
pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui
penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria
(NSPK), penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat
penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk
dukungan perencanaan, pemberian bantuan administrasi dan teknis, supervisi serta konsultasi.
Untuk tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan
evaluasi kinerja. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), disertai dukungan dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD).
Meskipun fokus melakukan tugas Turbinwas, Ditjen Cipta Karya juga melakukan
kegiatan pembangunan infrastruktur Cipta Karya. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintah
Daerah, Ditjen Cipta Karya diamanatkan melakukan pembangunan infrastruktur skala nasional
(lintas provinsi), serta infrastruktur untuk kepentingan nasional. Di samping itu, Ditjen Cipta
Karya juga melakukan kegiatan pembangunan dalam rangka pemenuhan SPM sebagai stimulan
bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmennya dalam melakukan pembangunan
infrastruktur Cipta Karya. Pemda juga bertanggung jawab atas operasional dan pemeliharaan
infrastruktur yang terbangun.
Ditjen Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola
pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan lingkungannya. Untuk tugas pembangunan juga ada melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) untuk memenuhi target pencapaian SPM berupa bantuan khusus yang diberikan
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan
kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola hibah, yaitu bantuan yang diberikan
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 6
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis
nasional yang mendesak.
Dalam
melaksanakan
kegiatan
pembangunan,
proses
perencanaan
perlu
diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat perundangan (Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, dan Peraturan Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan kondisi eksisting, isu
strategis, serta potensi daerah.
Tabel 3.2. Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pendekatan
Membangun Sistem
Strategi Pelaksanaan
a.
Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA
Regional atau SPAM Regional)
b. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan
strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan
khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan,
kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)
c.
Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam
menata kawasan
Fasilitasi Pemda
a.
Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda
Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.
b. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral
seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem
Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan
Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
c.
Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawsan seperti
fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka,
penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan
lingkungan.
Pemberdayaan
Masyarakat
a.
Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt
melalui kegiatan Pamsimas, Sanimas, dan P2KP.
b. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 20152019
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan konsep perencanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi dalam Rencana Program Investasi Jangka
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 7
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan
pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. RPIJM, selain
mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan
rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang
Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan
kemampuan keuangan daerah.
Dalam mewujudkan sasaran 100-0-100 diperlukan peningkatan pendanaan yang
signifikan dalam bidang Cipta Karya. Diperkirakan kebutuhan dana mencapai mencapai Rp.
830 Triliun untuk mencapai sasaran tersebut dalam jangka waktu 5 tahun. Pemerintah Pusat
yang selama ini mendominasi pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya pada periode
2010-2014 (66,96% dari total seluruh pendanaan pembangunan), mempunyai keterbatasan
dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Berdasarkan prakiraan maju, baseline pendanaan
pemerintah hanya cukup memenuhi 15% kebutuhan pendanaan tersebut. Berdasarkan skenario
optimis maka pemerintah pusat dapat berkontribusi terhadap 30- 35% dari porsi pendanaan
tersebut.
Untuk mengatasi gap pendanaan, maka sumber-sumber pendanaan alternatif dari para
pemangku kepentingan lainnya perlu ditingkatkan. Pemerintah Daerah sebagai ujung tombak
penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya perlu meningkatkan komitmen sehingga
kontribusi pendanaannya meningkat dari 14,7% menjadi 25% pada periode 2015-2019. Sektor
swasta dan perbankan yang selama ini hanya berperan dalam 2,25% dari total pembangunan
bidang Cipta Karya, perlu didorong melalui skema KPS maupun CSR sehingga peranannya
meningkat signifikan menjadi 15%. Masyarakat juga dapat berkontribusi melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat ataupun kegiatan swadaya masyarakat sehingga diharapkan dapat
berkontribusi 15% terhadap porsi pendanaan. Dukungan pinjaman dan hibah luar negeri juga
akan dimanfaatkan, meskipun porsi kontribusinya dikurangi dari 16,09% menjadi 10% pada
tahun 2015-2019 untuk mengurangi beban hutang negara. Kebijakan kemitraan dan
peningkatan partisipasi para stakeholder merupakan strategi utama dalam mewujudkan sasaran
100-0-100.
Tabel 3.3. Sasaran Program Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya 2015-2019
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 8
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
3.1.2. Arahan Penataan Ruang
A.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah
No. 26 Tahun 2008 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan
sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah
provinsi, serta keserasian antar sektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindak lanjuti ke dalam RPIJM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skalanasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 9
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
b.
Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan
ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii. ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa yangmelayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skalaprovinsi atau beberapa kabupaten.
c.
Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengannegara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayahsekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorongperkembangan kawasan di sekitarnya.
d.
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
i. Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara
berdasarkangeostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan
amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi,daerah uji coba sistem
persenjataan, dan/ataukawasan industri sistem pertahanan, atau
c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
yangberbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi,
a) Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
nasional,
c) Memiliki potensi ekspor,
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 10
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
d) Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) Berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) Berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a) Merupakan
tempat
pelestarian
dan
pengembangan
adat
istiadat
atau
budayanasional,
b) Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,
c) Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,
d) Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f) Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis
nasional,pengembangan antariksa, serta tenaga atomdan nuklir
c. Memiliki sumber daya alam strategis nasional
d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
e. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
f. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, floradan/atau fauna yang hampir punah atau
diperkirakan akan punah yang harus dilindungidan/atau dilestarikan,
c. Memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara,
d. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 11
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
f. Rawan bencana alam nasional
g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan.
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, pada Kota Dumai merupakan
salah satu Kawasan Andalan di Provinsi Riau dengan sektor unggulan industri, perkebunan,
perikanan, dan pertanian. Untuk penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN), di Kota Dumai
terdapat Kawasan Hutan Lindung Taman Wisata Alam Sungai Dumai sebagai kawasan strategis
nasional berdasarkan aspek kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
B.
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan
RPIJM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruangyang mencakup:
i.
Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung danbudidaya
b) Arahan
pengembangan
pola
ruang
terkaitbidang
Cipta
Karya
seperti
pengembanganRTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkaitkeciptakaryaan seperti pengembangan
prasaranasarana air minum, air limbah, persampahan, dandrainase
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan strukturruang khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
Berdasarkan Dokumen Materi Teknis RTRW Provinsi Riau, Kota Dumai ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kota Dumai yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional
yang sudah berkembang dan memiliki potensi perkembangan yang pesat di masa depan. Dalam
RTRWN, Kota Dumai diarahkan jenjang fungsinya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).
Untuk menunjang aksesibilitas global PKN Kota Dumai, diarahkan 1 pelabuhan laut jenjang
fungsi Pelabuhan Hub Internasional (PHI) yaitu Pelabuhan Dumai (Yos Sudarso) dan 1 bandara
dengan jenjang fungsi Pusat Penyebaran Tersier (PPT) yaitu: Bandara Pinang Kampai. Untuk
mengantisipasi keterbatasan pengembangan Pelabuhan Dumai di masa depan, diarahkan
pengembangan pelabuhan ke Lubuk Gaung sejalan dengan rencana pengembangan kawasan
agroindustri di lokasi tersebut. Untuk Bandara Pinang Kampai yang saat ini merupakan bandara
khusus milik Pertamina, di masa depan juga diarahkan untuk melayani umum
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 12
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Selain itu, Kota Dumai ditetapkan sebagai Kawasan Strategis di Provinsi Riau. Penetapan
Kawasan Strategis di Provinsi Riau yang ditinjau berdasarkan pertumbuhan ekonomi maka
Kawasan Duri-Dumai-Rupat merupakan kawasan yang diharapkan dapat tumbuh sebagai
lokomotif pembangunan ekonomi di Provinsi Riau pada khususnya dan ekonomi regional pada
umumnya.
Berdasarkan faktor-faktor lokasi, Kota Dumai memiliki berbagai keunggulan. Faktorfaktor lokasi yaitu terdiri dari : (a) Faktor Endowment; (b) Pasar dan Harga; (c) Bahan Baku
dan Energi; (d) Aglomerasi; (e) Kebijakan Pemerintah dan (f) Biaya Angkut. Berdasarkan
kesemua faktor lokasi tersebut, Kawasan Duri-Dumai-Rupat memiliki keunggulan yang belum
tentu dimiliki daerah lain. Dari faktor endowment, yaitu ketersediaan faktor produksi secara
kualitatif dan kuantitatif, telah dipenuhi oleh kawasan ini, yaitu dengan masih luasnya tersedia
lahan untuk pengembangan, banyaknya tersedia tenaga kerja dan banyaknya investor yang
telah menanamkan modal di Kawasan Duri-Dumai-Rupat. Faktor selanjutnya yaitu pasar dan
harga, dengan letak Kawasan Duri-Dumai-Rupat yang sangat strategis yaitu dekat dengan
negara tetangga Malaysia, Singapura dan negara ASEAN lainnya menjadi keuntungan tersendiri
dalam memasarkan produk yang dihasilkan pada kawasan ini. Ditambah lagi dengan
tersedianya bahan baku dan energi yang melimpah pada kawasan ini dan daerah hinterlandnya.
Menariknya Kota Dumai sebagai lokasi industri telah memunculkan gejala aglomerasi.
Terkumpulnya berbagai jenis industri mengakibatkan timbulnya penghematan eksternal
ekonomi, ini terjadi karena faktor-faktor luar dan dinikmati oleh semua industri yang ada di
kota tersebut, seperti ketersediaan infrastruktur dan bahan baku yang mudah didapat.
C.
Rencana Tata Ruang Sebagai Arahan Spasial RPIJM Bidang Cipta Karya
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan
pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak
huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang
yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam
penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya
manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 13
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kota Dumai memiliki nilai lebih di bandingkan dengan kota-kota pantai yang lain di
pantai timur di wilayah provinsi Riau, bahkan secara implisit telah di tekankan di dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional bahwasanya Dumai merupakan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Di dalam beberapa kajian mengenai
prospek pengembangan Kota Dumai yang telah dikaji juga menunjukkan bahwasanya kota
Dumai memiliki potensi untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone/SEZ)
juga memiliki potensi untuk menjadi gerbang utama eksport - import yang di wadahi dalam
bentuk Kawasan Perdagangan Bebas / Free Trade Zone (FTZ).
Mengingat hal tersebut maka tujuan penataan ruang wilayah kota Dumai hingga tahun
2034 secara nasional penataan ruang wilayah kota Dumai ini adalah untuk mempersiapkan
kota Dumai agar mampu menjadi wadah maupun memiliki kemampuan mengakomodasi
berbagai kepentingan pada skala nasional tersebut. Untuk kepentingan itu, maka penataan
ruang wilayah kota Dumai harus di persiapkan dalam strata layanan nasional, meliputi :
ketersediaan sistem transportasi, baik darat, laut, danau, udara yang memiliki derajat layanan
yang berskala nasional, yakni mampu memberikan aksesibilitas tinggi dari dan ke pusat-pusat
layanan yang berskala Nasional lainnya. Perlu juga di dukung selain sistem
jaringan
transportasi, juga sistem telematika dan telekomunikasi, sistem penyediaan sumber daya energi
(kelistrikan), dan sumberdaya air, untuk mendukung seluruh kegiatan yang di persiapkan
penataan ruang wilayahnya untuk masa depan tersebut.
Penataan ruang wilayah Kota Dumai sudah barang tentu tidak terlepas dari Sistem
Penataan ruang wilayah Provinsi Riau. Untuk menyusun Kebijakan Penataan ruang wilayah
Kota Dumai maka secara umum penataan ruang wilayah akan mengacu kepada Kebijakan
Penataan ruang wilayah Provinsi Riau secara keseluruhan.
Dapat diketahui bahwasannya Tujuan dan sasaran penataan ruang wilayah jangka
panjang Provinsi Riau sejalan dengan Visi dan Misi Penataan ruang wilayah Daerah yang telah
dikemukakan, adalah sebagai berikut :
1.
Terwujud dan terciptanya masyarakat Riau yang mempunyai kemampuan ekonomi yang
mandiri baik lokal, nasional dan regional sesuai dengan perkembangan zaman.
2.
Terwujudnya masyarakat Riau yang dilandasi dengan nilai-nilai hakiki kebudayaan Melayu
yang beradab, bermoral dan tangguh dalam era globalisasi dan modernisasi.
Sasaran : Terwujudnya masyarakat Riau yang maju dan mandiri, sejahtera lahir
dan batin,
dan beradat istiadat Melayu yang agamis.
Visi dan Misi Kota Dumai
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 14
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Visi penataan ruang wilayah kota Dumai yang hendak di wujudkan pada Tahun 2014 adalah :
“ BERSAMA MEWUJUDKAN KOTA JASA DAN INDUSTRI YANG MODERN, SEJAHTERA,
AGAMIS SERTA BERNUANSA BUDAYA MELAYU”
Bersama, dalam membangun Kota Dumai walau berbeda suku, budaya dan agama. Kota Dumai
di diami lebih dari 15 suku besar dan kecil.
Kota Jasa Dan Industri Yang Modern, artinya melangkah ke depan menuju perubahan yang
lebih baik, menjadi kota jasa dan kota industri serta semua sector penataan ruang wilayah
daerah.
Sejahtera, artinya terpenuhi kebutuhan pokok masyarakat, keamanan dan ketentraman.
Agamis, artinya mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa menurut agama dan
kepercayaan masing – masing.
Nuansa Budaya dan Melayu, artinya sebagai payung pemersatu dalam kehidupan sosial budaya
masyarakat.
Merujuk pada Visi penataan ruang wilayah kota Dumai yang hendak di wujudkan pada
Tahun 2034 maka penataan ruang wilayah Kota Dumai bertujuan untuk mewujudkan Kota
sebagai pusat perdagangan dan jasa, industri pengolahan migas dan non migas yang maju,
unggul,
dan
berkelanjutan
bagi
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
dengan
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Misi Kota Dumai
Guna mewujudkan visi di atas, misi yang ingin diwujudkan adalah sebagai berikut :
a.
Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan professional, di landasi iman dan
taqwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK).
b.
Mewujudkan fundemen ekonomi daerah berbasis pemberdayaan ekonomi kerakyatan
(empowerment of economic society) dan potensi daerah guna merangsang jiwa
kewirausahaan.
c.
Mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan berpihak kepada masyarakat.
d.
Mewujudkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat serta memajukan sector jasa dan industri.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 15
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
e.
Mewujudkan kondisi keamanan yang kondusif, pelayanan prima (terbaik) dan kepastian
huum untuk mendukung kenyamanan hidup dan aktivitas ekonomi semua kompenen
masyarakat.
f.
Mengembangkan budaya Melayu sebagai jati diri kota Dumai guna memotivasi peran serta
masyarakat dalam kegiatan penataan ruang wilayah dan memfilter budaya asing yang tidak
sesuai dengan kaidahdan nilai budaya tempatan.
D.
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Dumai
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Dumai dalam Konstelasi Internasional
Dalam lingkup ASEAN telah dibentuk Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia-
Malaysia-Singapura Growth Triangle (KESR IMS-GT) dan Kerja Sama Ekonomi Sub Regional
Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (KESR IMT-GT). Provinsi Riau mengambil peran
dan bagian yang sangat penting dalam KESR IMS-GT sejak dibentuk pada 17 Desember 1994,
sementara untuk KESR IMT-GT Provinsi Riau baru mengikutinya pada 20 Maret 1997.
Kebijakan KESR IMS-GT dan IMT-GT di wilayah Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai
berikut :
1. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan program-program KESR,
meliputi, (keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar lembaga, inter dan intra wilayah,
pendanaan dan penjadwalan, serta “link and match” dengan program dari negara/provinsi
lain.
2. Merumuskan kembali konsep keterkaitan dan keterpaduan program KESR antar provinsi
terkait sehingga terwujud kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja program KESR.
3. Melanjutkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi secara menyeluruh dengan
memperbesar peran Pemerintah Daerah dalam kerangka otonomi daerah.
4. Melakukan pendataan yang akurat menyangkut potensi dan peluang kerjasama yang ada
disetiap provinsi terkait, untuk ditawarkan kepada dunia usaha di negara lain peserta KESR.
5. Menerbitkan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaannya di daerah untuk mendukung
pelaksanaan program KESR, utamanya yang berkaitan perijinan pemanfaatan lahan.
6. Meningkatkan upaya-upaya promosi investasi dan informasi kebijakan penanaman modal
di provinsi terkait melalui sistem jaringan komunikasi internet dan sistem promosi terpadu.
Kerjasama ekonomi Sub Regional (KESR) merupakan kegiatan ekonomi lintas batas yang
secara intensif dan ekstensif memanfaatkan komplementaritas ekonomi sub-wilayah yang
berbatasan untuk mempercepat penataan ruang wilayah ekonomi mulai arus masuk investasi,
pengembangan sumber daya alam, pengembangan infrastruktur dan industri bagi kepentingan
ekspor.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 16
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Selain diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, kerjasama sub
regional juga diarahkan untuk mempercepat upaya pemerataan. Untuk itu pada tahun 1995
dibentuk kawasan sub regional Indonesia, Malaysia, Singapore Growth Triangle (IMS-GT).
Wilayah yang tercakup dalam kerjasama ekonomi sub regional tersebut adalah sebagai berikut:
Indonesia : Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau (dan Kepulauan Riau), Jambi,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat
Malaysia : Negara Bagian Johor, dan Penang
Singapura
Untuk kerjasama Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT), wilayah
yang tercakup dalam kerjasama ekonomi sub regional ini adalah :
Indonesia : Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau (dan Kepulauan Riau) Jambi,
Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat
Malaysia : Negara Bagian Johor, dan Penang
Thailand
Kebijakan Penataan ruang wilayah Kota Dumai dalam Konstelasi Nasional
Pada tanggal 25 Oktober 2002 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2002
tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, meliputi kabupaten Kepulauan Riau,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang.
Dengan adanya pemekaran daerah Provinsi Riau menjadi 2 (dua) provinsi berpengaruh
pada wilayah kerjasama dengan negara-negara lain. Kerjasama Ekonomi Sub Regional
Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle (KESR IMS-GT) dan Kerja Sama Ekonomi Sub
Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (KESR IMT-GT) melingkupi Provinsi
Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan
Kalimantan Barat, sedangkan untuk kerjasama SIJORI (Singapura-Johor-Riau) adalah dengan
Provinsi Kepulauan Riau.
Dengan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau maka lokasi penting dan strategis dalam
perdagangan internasional yaitu Kota Batam menjadi andalan Provinsi Kepulauan Riau. Oleh
karena itu, Provinsi Riau perlu menetapkan suatu kota dari bagian wilayahnya untuk disiapkan
menjadi kota andalan, yaitu Kota Dumai. Untuk menyiapkan Kota Dumai menjadi kota andalan
bagi Provinsi Riau, perlu dilakukan restrukturisasi di segala bidang sehingga Kota Dumai mampu
mengemban tugasnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN), Free Trade Zone (FTZ), pusat jasa dan perdagangan serta sebagai pintu gerbang
internasional.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 17
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Internal Kota Dumai
Kebijakan penataan ruang wilayah kota Dumai merupakan arah tindakan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota Dumai. Kebijakan penataan
ruang wilayah kota Dumai berfungsi:
a. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah Kota Dumai.
b. Sebagai dasar untuk merumuskan rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah Kota
Dumai.
c. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kota Dumai.
d. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
Kota Dumai.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Dumai meliputi:
a. Peningkatan pelayanan pusat-pusat kegiatan fungsional, berhierarki, dan terintegrasi.
b. Peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa.
c. Pengembangan kawasan peruntukan industri berskala internasional yang berwawasan
lingkungan.
d. Peningkatan fungsi kawasan industri pengolahan migas dan non migas yang
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
e. Pengembangan infrastruktur untuk mendukung kegiatan – kegiatan perkotaan.
f.
Perwujudan kawasan yang mendukung fungsi perbatasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
g. Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan.
E.
Arahan dan Strategi Penataan ruang wilayah Kota Dumai
Arahan dan Strategi Kota Dumai dalam Konstelasi Internasional
Kota Dumai telah disepakati secara nasional menjadi pusat kegiatan yang harus dapat
melayani kegiatan yang bersifat internasional, yakni mewakili Provinsi Riau yang memiliki batas
wilayah berhadapan langsung dengan Negara lain yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Selain itu kota Dumai juga tidak hanya melayani kepentingan Provinsi Riau tersebut tetapi juga
kota Dumai harus mampu melayani kepentingan wilayah Sumatera Utara bagian selatan dan
wilayah Sumatera barat bagian utara yang akan memerlukan layanan untuk kepentingan
kegiatan perdagangan yang bersifat internasional.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 18
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Di dalam arahan rencana penataan ruang wilayah kota Dumai hingga akhir tahun 2032
adalah meningkatkan aksesibilitas kota Dumai sebagai pusat kegiatan internasional terhadap
kawasan – kawasan yang membutuhkan layanan, yang berarti harus dilakukan penataan ruang
wilayah sistem jaringan transportasi baik darat, sungai, danau, udara, yang harus mampu
mencakup luasan wilayah yang di kehendaki untuk di layani, yakni Sumatera utara bagian
selatan, seluruh Provinsi Riau, dan Sumatra barat bagian utara.
Selain layanan yang bersifat kemudahan yang lebih tinggi (aksesibilitas) berupa sistem
jaringan transportasi, juga di perlukan persediaan sumber energi (kelistrikan) yang mampu
menunjang seluruh kegiatan layanan, agar mampu melayani sebagai mana keinginan untuk
dapat melayani secara nasional maupun internasional. Perlunya ketersediaan sumber daya air,
dan telekomunikasi serta infrastruktur fisik lainnya yang harus mampu menunjang penetapan
fungsi kota Dumai sebagi gerbang internasional sendiri.
Strategi untuk mendukung arahan penataan ruang wilayah kota Dumai sebagai gerbang
internasional, sebagai mana di uraikan di atas adalah melakukan penyusunan penataan ruang
wilayah seluruh infrastruktur maupun sub struktur dan supra struktur yang diperlukan oleh kota
Dumai untuk mampu menjadi pusat kegiatan layanan yang berskala internasional, baik
pentahapan jangka pendek (5 tahun mendatang), jangka menengah (5-10 tahun mendatang)
dan jangaka panjang (20 tahun mendatang).
Dukungan berupa infrastruktur tersebut harus di lakukan secara berkesinambungan dan
terintegrasi dengan berbagai penataan ruang wilayah yang memiliki kepentingan yang sama
meskipun dalam skala yang lebih kecil, sehingga akan terjadi integrasi penataan ruang wilayah
yang baik, penataan ruang wilayah terhadap infrastruktur yang telah ada maupun penataan
ruang wilayah infrastruktur baru yang akan dipersiapkan hingga akhir masa perencanaan jangka
panjang itu sendiri.
Arahan dan Strategi Kota Dumai dalam Konstelasi Nasional
1.
Kota Dumai sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tahun 2006,
Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kriteria yang digunakan dalam
penetapan PKN adalah kawasan perkotaan yang :
a. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang
ke kawasan internasional,
b. Berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa-jasa berskala nasional atau
yang melayani beberapa Provinsi, dan/atau
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 19
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
c. Berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau yang
melayani beberapa Provinsi.
2.
Kota Dumai sebagai PKSN
Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tahun 2008,
Kota Dumai ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN). Kriteria yang
digunakan dalam penetapan PKSN adalah kawasan perkotaan yang :
a. Terletak di dalam kawasan perbatasan negara.
b. Berpotensi dan telah disepakati sebagai Pos Pemeriksaan Lintas Batas dengan negara
tetangga.
c. Berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara
tetangga.
d. Merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya.
Kota Dumai dipersiapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone- FTZ)
Dahulu, sebelum Riau dataran berpisah dengan Riau Kepulauan, Batam menjadi
kawasan Free Trade Zone (FTZ). Namun setelah terpisah dari kepulauan Riau, maka Kota
Dumai sangat sesuai untuk dijadikan kawasan perdagangan bebas.
Disiapkannya Kota Dumai sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ) sudah sangat layak
karena Kota Dumai telah mempersiapkan tempat ataupun sarana lainnya. Terdapat beberapa
tempat di Kota Dumai yang dapat dijadikan kawasan Free Trade Zone (FTZ) yaitu Pelintung
dan Lubuk Gaung. Semua daerah itu memiliki potensi dan aset tersendiri yang bisa
dikembangkan. Bahkan pada lahan kedua lokasi itu cukup bagus dan memiliki peluang investasi
yang sangat layak jual. Areal di Pelintung yang memang seblumnya telah dipersiapkan menjadi
salah satu kawasan industri,namun masih memiliki lahan yang sangat luas.
Wacana untuk menjadi Dumai sebagai kawasan perdagangan bebas menggantikan
Batam dinilai sangat tepat. Ada beberapa faktor pendukung Kota Dumai untuk dijadikan
kawasan Free Trade Zone (FTZ) diantaranya :
Infrastruktur di Kota Dumai dinilai sudah cukup memadai untuk dijadikan sebagai kawasan
Free Trade Zone (FTZ)
Secara geografis letak Dumai sangat strategis yaitu dekat dengan negara tetangga seperti
Malaysia dan Singapura.
Prioritas utama untuk menjadikan Kota Dumai sebagai Kawasan Free Trade Zone (FTZ) bagi
Pemerintah adalah Pembenahan infrastruktur Jalan.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 20
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Dari berbagai wacana, baik yang bersifat nasional maupun internasional, bahwasanya
Riau masa depan adalah merupakan kawasan yang strategis, karena berbatasan langsung
dengan Negara tetangga yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura. oleh karenanya patut
dijadikan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, khususnya di wilayah
Indonesia barat, dan bagian wilayah Pulau Sumatera bagian Utara.
Riau di anggap memiliki kesiapan yang cukup tinggi untuk menjadi kawasan
pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di kawasan timur Pulau Sumatera, oleh karna itu
memang di perlukan itikad baik dan semangat untuk membangun, baik dari masyarakat Provinsi
Riau sendiri maupun dukungan pemerintah pusat untuk mendukung berbagai penataan ruang
wilayah dan perbaikan sarana dan prasarana yang diperlukan, baik sarana dan prasarana yang
telah ada maupun penataan ruang wilayah sarana dan prasarana yang dibutuhkan di masa
mendatang.
Sarana dan prasarana yang harus di benahi saat sekarang adalah kondisi kelistrikan,
sistem transportasi darat khususnya, agar dengan kemudahan yang ada dapat mempercepat
pergerakan komoditas dan meningkatkan volume perdagangan secara regional, sehingga akan
mendorong untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara regioanal di wilayah
pantai timur Sumatra itu sendiri.
Kesiapan Riau menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, selain di
karenakan letak daerah ini yang strategis, juga memiliki sumberdaya alam yang memiliki potensi
besar. Secara internasional provinsi Riau, yang dalam hal ini direpresentasi dari kota Dumai
merupakan pusat yang berada di daerah tengah- tengah kawasan perdagangan Dunia, khusnya
di jalur selat Malaka.
Kesiapan pemerintah provinsi Riau dalam hal ini sudah di tunjukan dengan kesiapan 3
kawasan yang akan di jadikan sebagai titik pertumbuhan kawasan ekonomi khusus, yaitu
Tanjung puton kabupaten Siak, kawasan Pelintung di kota Dumai, dan kawasan guntung di
kabupaten Indra Giri hilir.
Dalam hal pembahasan khusus mengenai potensi pengembangan kawasan perdagangan
bebas (Free Trade Zone/FTZ) dari ke tiga usulan pengembangan kawasan yang berpotensi
untuk pengembangan ekonomi khusus yang baru di Provinsi Riau tersebut, maka kota Dumai
adalah kawasan yang paling siap untuk dijadikan pintu gerbang perdagangan baik yang berskala
lokal, nasional maupun internasional, oleh karena itu kota Dumai saat sekarang dengan
berbagai penetapan baik dari pemerintah pusat (nasional), pemerintah wilayah (povinsi), yakni
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), maka adalah
merupakan kawasan yang paling siap untuk memiliki Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade
Zone/FTZ) tersebut.
Bab III - Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
III - 21
Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Kota Dumai dipersiapkan sebagai Kawasa