Membaca ulang ruang ekspresi (publik)di dalam lingkup gerejawi: belajar dari kasus lagu 'Raja Agung' di dalam liturgi - USD Repository
· VIII/No~O'/2011
J u r n a l IIm ia h M a h a s is w a
DCBA
T e o lo g i S a n a ta D h a r m a
I"LO
I"I"I
(j)
kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
N
eo
.•..
z TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( j)
( j)
~ 13eragam a
VB
eg ra"
J u r n a l IIm ia h M a h a s is w a
T e o lo g i S a n a t a D h a r m a onmlkjihgfedcb
Sapere Aude adalah kutipan puisi Horace yang dijadikan semboyan Pencerahan oleh Emmanuel Kant. "Beranilah u
mengetahui, beranilah untuk berfikir sendiri!" Keberanian inilah yang menjadi syarat mutlak dari jawaban Kant ketika p
Novel11ber 1784, ia ditanya oleh berkala Berkinische Monatschrrift, "Apa itu pencerahan?" Jawabannya, "Pencerah
(adalah sesuatu yang) terjadi ketika manusia
membebaskan
diri dariTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
s e lb s t
v e r s c h u k ie n te n
U n m O n d ig k
ketidakdewasaan yang justru kita tumbuhkan sendiri dalam diri kita!"
P e lin d u n g
D a fta r Is i
Dr. E.P.D. Martasudjita, Pr
Dr. R. Rubiyatmoko, Pr
Redaksi Menulis
Beragama vs Bernegara?
P e m im p in U m u m
Dirkursus Pemikiran
Fanatisme, Etika dan Kehidupan
P e n d a m p in g
Paulus Halek Bere
M em baca
P e m im p in R e d a k s i
Antonius Anjar Daniadi
S ta f R e d a k s i
Lambertus Gamuopun Lewar
Vinsensius Lolo Wea
YohanesAda
(1-2)
Sosial (3-9)
Ulang Ruang Ekspresi Publik (10-13)
Banqkitlah, Wahai Pemuda, Benahi Bangsamu
Beragama atau
B e rn e g a ra ?
(16-17)
(1 8 -2 0 )
Jan Assmann tentang Monotheisme
28)
dan Konsekuensi Politiknya (
Dalam Cinta Kasih Allah (29-34)
Gereja dalam Politik (35-40)
B e n d a h a ra
Prasetya Aditama Nagara
Berpolitik : Kotor atau Bersih ? (41-46)
S e k r e ta r is
Jati Diri Manusia Beragama-Bernegara
Bonifasius Satria Pamungkas
(47-53)
Gereja sebagai Ibu Pewarta Perdamaian
dan Keadilan (54-61)
D is tr ib u s i
Fajar Kristianto
Ari Wibowo
Ekskursus Pemikiran
INDONESIA: Mencintai Negara=Mencintai
C iv ita s
D e i:
Pola Kepemimpinan
Pluralitas Agama (62-66)
Negara yang Baik (67-70)
L a y -O u t
Rintihan di Bawah Atap (71-75)
Galih Wijaya
Carolus Ama One
Pustakaloka
The S hack
(7 6 -7 7 )
Yesus Kristus Tuhan Kita (78-79)
S e lu r u h
gam bar
lIu s tr a s i d ia m b il d a r i
in te r n e t
A la m a t
Redaksi
Fakultas Teologi - Universitas Sanata Dharma
Jalan Kaliurang Km 7 PO.BOX.1194
Yogyakarta 55011
.
E-mail: jurnalfenomena@yahoo.com
Redaksi rnenerirrra kiriman naskah 10-15
halaman A4, Font Times ~w Roman dengan
ukuran 12 dan spasi ganda. '-----.....
Sinemaloka
Darah Garuda : Merah Putih 11 (80)
Serba-serbi Kampus
Sepenggal Kisah Fakultas Teologi Wedhabakti
Sastraloka
Kidung Balada (86-88)
I Love
Y o u F u ll ( 8 9 - 9 3 )
Aku Ingin Pulang (94-99)
(81-85)
\
MEMBACA ULANG RUANG EKSPRESI (PUBLIK)
DI DALAM LINGKUPkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
GEREJ~W I ZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
B e la ja r d a r i K a s u s L a g u 'R a ja A g u n g '
d i D a la m L itu r g i
D r. G . Budi Subanar
G ending
'N a ta
tangan
Presiden
PTPG
(Perguruan
A g u n g ',
Sukam o
m engiringi
m em asuki
Tinggi
keda-
K am pus
Pendidikan
G uru)
Sanata D harm a. Peristiw a tersebut terjadi 50 tahun
m inggu terakhir lingkaran tahun liturgi gereja
(pekan ke-34), H ari Raya K ristus Raja Sem
A lam . D engan m enyanyikan
'Raja A gung' u
m enyerukan K ristus sebagai Raja Sem esta AI
yang lalu, tepatnya
1961,
8
A pril
saat pe-
resm ian-
K edua
'::
:-
P::r:PG -~"
dapat
m em b
.Sanata .D harm a __
si ten tang bagai
m enjadi
pergu-
m ana
ruan
sw asta
nai
yang
berstatus
m em ak-
upacara di
dalam ruang pu-
Saatitum e-
blik
(sekular)
dan
ruang pu-
rupakan kesem -
blik di w ilayah
patan
gerejaw i.
pertam a
gending
'N ata
A gung'
dip er-
dengarkan
pada
lnilah
M engapa
yang
'N ata
A gung' m enjadi
pilihan
ke-
untuk
khalayak.
m engiringi
sebuah
kedatangan
peristiw a publik
se-
orang kepala ne-
berlang-
gara?
M engapa
tersebut
m enjadi
sung di w ilayah sekular dalam bentuk upacara
pula
m enyam but
nyanyian
yang dinyanyikan
ekaristi?
Bagaim ana
ekspresi
yang terjadi di ruang
kedatangan
Presiden
RI sebagai
kepala negara dan kepala pem erintahan.
peristiw a tersebut, gending 'N ataA gung'
salah satu gending
yang digunakan
Setelah
m enjadi
di dalam
kem udian
gending
proses
di dalam perayaan
perpindahan
publik
satu
sekular
m asuk ke dalam ruang publik gerejaw i? K alau
perayaan Ekaristi. Bahkan sam pai sekarang, lagu
dalam
'Raja A gung' ('N ata A gung' dalam versi bahasa
dari perayaan agam a yang kem udian dikooptasi,
Indonesia)
dalam
akan
m enjadi
perayaan
m enjadi
salah
Ekaristi,
pilihan
pada
satu
dan
peristiw a
N atal ada pesta yang berasal
lagu
pilihan
dan m enjadi kom oditas
secara
khusus
budaya, atau sekularisasi atas kebiasaan agam a.
Ekaristi
Y ang terjadi dalam
perayaan
lalu m enjadi peristiw a
penyerapan
-..L.
10
terseb
w a suatu disk
diakui negara.
I
ristiw a
DCBA
Fenomena Vol. Villi No.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 /2 0 1 1
gending 'N ata
;"
,
kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
A gung' adalah
sebuah
yang berlangsung
arus yang berlaw anan,
di w ilayah
alih dan dim asukkan
sekular
diam bil
ke dalam w ilayah (publik)
gerejaw i.
hasil atau ekspresi bagaim ana sebuah inkulturasi
berlangsung.
K endati pun perlu disadari bahw a
inkulturasi
di dalam
liturgi, hanya
salah satu
w ilayah di m ana proses inkulturasi berlangsung.
A da w ilayah yang lebih luas dan lebih esensial
atas proses inkulturasi tersebut, yakni inkulturasi
M em bedakan
Tapi Tidak M em isahkan
(D iri),
yang terkait
lebih
Bahkan M elibati
dengan
dalam
pandangan
kaitannya
hidup,
dengan
tentang hak m ilik dan pandangan
M gr.
patnya,
Soegijapranata,
saat
aw al
pad a m asa
perintisan
G ereja lokal di K euskupan
berulang
antara
kali
K endatikan
m endirikan
A gung
Sem arang,
m enggariskan
institusi
G ereja
dan
m em bedakan
M gr. Soegijapranata
episko-
pem bedaan
institusi
N egara.
keduanya,
m engundang
untuk
tentang kerja.
D i dalam kedua w ilayah inilah proses inkulturasi
perlu berlangsung
secara optim al m engingat hak
m ilik dan kerja m erupakan
yang m enopang
hal paling m endasar
hidup m anusia, term asuk um at
berim an di dalarnnya.
sekaligus
um at
lebih-
pandangan
Liturgi
dalam
sebagai
bentuk
satu
ritus,
ungkapan
upacara
im an
dengan
di
sabda,
terlibat di dalam kedua w ilayah tersebut secara
doa, dan nyanyian yang dipim pin oleh seorang
bersam aan.
im am
dengan
Itulah hal yang kem udian
sem boyan
yang
tetap
dikenal
populer
sam pai
sekarang, "100% K atolik 100% Indonesia".
H al
yang
dokum en
sam a
ajaran
berlaku
sosial
sem ula lahim ya
Y akni lahim ya
pelbagai
sejak
ajaran sosial G ereja
atas situasi zam annya.
Rerum N ovarum
sosial G ereja yang pertam a
sebagai ajaran
yang
ditem patkan
pem bentuk
G ereja. Bahkan
dokum en
berasal dari tanggapan
dalam
(Sacrosanctum
dikeluarkan
di
Consilium
dalam
N o.1O ) perlu
segitiga
kehidupangerejaw i.
tim bal-balik
Bersam a kisah
kudus (m itos) yang m enjadi sum ber atau dasar
acuan teologi, dan kom unitas
jem aat
um at
berim an
keyakinannya
yang
narasi, dan ajaran
sa at khusus
yang m erupakan
terbentuk
karena
terdokum entasikan
yang
dalam
( d e p o s it u m
pada
f id e i) ,
akan diungkapkan
Paus Leo X III sebagai reaksi atas berkem bangnya
Segitiga m itos-kom unitas-ritus
m asyarakat akibat revolusi industri, dan tum buh
segitiga tim bal balik yang terus-m enerus
dan
m em barui
berkem bangnya
ideologi
m arxism e
yang
diri
dan
akan m em bentuk
sejalan situasi zam an yang m enuntut
ajaran sosial G ereja dengan
bagaim ana
yang
ada
senantiasa
m engajak
m erefleksikan
situasi sosial yang dilibati dengan kacam ata im an.
Pem baruan
G ereja dengan
K onsili V atikan
IT juga m enegaskan
kem bali bagaim ana
bersikap
keterbukaannya
dunia
dengan
yang
sedem ikian
G ereja
hidupnya
dan
kom unitas
lagi
tanggapan
um at berim an, m enjalani
di dalam terang kisah kudus
(m itos)
yang m enjadi sum ber im annya, dan diungkapkan
dalam
ritus,
upacara
yang
m engeksplisitkan,
m eragakan im annya.
terhadap
berkem bang,
dinam is
m enginterpretasikan
terlahir dalam situasi zam an itu . Setelah itu tradisi
pelbagai dokum en
saat-
di dalam ritus.
Pem bacaan-pem bacaan
atas sebuah
sistem
sekaligus m enyatakan kesiapan dan ajakan untuk
tidak
m elibatinya. ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
m enghindarkan
terpisah
yang
di m ana
dari
dunia
m enyeluruh,
kehadiran
yang
dilibati,
pengkotak-kotakkan
G ereja
akan
kisah
kudus, kom unitas, dan ritus sebagai entitas yang
berdiri sendiri dan terpisah
Segitiga D inam is M itos-K om unitas-Ritus
dari gerak zam an
dan jiw a zam an yang senantiasa m engajak untuk
m engadakan pem baruan.
Bagaim ana
halnya
dengan
lagu-lagu
yang
-r
a
I.
a
m enjadi salah satu unsur
liturgi?
Peristiw a
contoh kasus.
di
atas
Lagu 'N ata
penyusun
di dalam
m erupakan
A gung'
sebuah
m erupakan
______________
.
Fenomena Vol. Villi No.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 /2 0 1 1
-L _ --~ _
11
, - - - , L - ; ; , . £ - - . . - - + - - - - - - - - - - - - - - , - - kjihgfedcbaZYXWVU
Perlu kiranya di dalam rum usan terakhir di
Bukan Pem batasan
Yang M engekang
Partisipasi
Aktif
K onsili V atikan H telah m em baw a
pad a iklim keterbukaan
(pem baharuan).
angin
hidup
segar
dengan
K eterbukaan
dan
m engajak
dan kehadiran
G ereja
a g g io r n a m e n to
bisa dia
tidak
m engeluar
m elulu
berpendapat
gagasan, tapi juga m enghasilkan karya seba
ekpresi
atas keterlibatannya
dalam kehidup
yang m eniupkan
bersam a dan dalam m enghayati im annya, deng
untuk
keragam an
m em barui
G ereja telah m elibatkan
sarana ekspresi. D i dalam ling
inilah ketersediaan dan keluasan ruang publik
seluruh anggota G ereja. Bahkan di dalam sidang-
dalam lingkup gerejaw i dapat ditem patkan.
sidangnya juga m engundang kehadiran pihak lain.
dalam ruang lingkup ini, um at terlibat deng
D an sekaligus juga pem baharuan yang m encakup
m enginterpretasi
pelbagai bidang
kom unitas-ritus
16 dokum en
sebagaim ana
yang
tercerm in
dihasilkan.
A da
dalam
dan m em aknai segitiga m it
secara tim bal balik.
K eterlibatan
beberapa
um at
secara nyata di dal
im plikasi yang dapat disebut sebagai akibat dari
ruang-ruang
pem baruan tersebut. P e r ta m a , di dalam ajarannya
telah terasakan jauh sebelum K onsili V atikan IT
tidak ada lagi ajaran yang m em beri pernyataan
Cakupan
a n a te m a s it, ajaran G ereja yang m engutuk.
hal baik di bidang karya pendidikan, kesehatan,
G ereja m enjadi G ereja yang terbuka,
K edua,
m em beri
pengakuan terhadap otonom i ilm u pengetahuan,
G ereja
m engakui
suci di dalam
tentang
yang
agam a-agam a
kudus
G ereja yang hirarkis,
m engundang
m elainkan
keterlibatan
diri sebagai
kolegial, dan
partisipasi
urn at.
m itos-kom unitas-ritus
keterlibatan
sosial, politik,
dan
um at
bah
m eliputi pelbag'
lingkup
kegiatan
gerejaw i
lainnya.
Terkait dengan keterlibatan di dalam karya
dan
dan kepercayaan.
K etiga, G ereja tidak m enem patkan
liturgi, dinam ika
inkulturatif
proses penciptaan
juga
telah
lagu yang
m endahului
K onsili
V atikan onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
H. K etika dinam ika sejarah G ereja dan
sejarah
agam a-agam a
ditem patkan
tiga fase terjem ahan,
um at m iskin dan m enderita. K ebaruan-kebaruan
sejum lah
sebagaim ana
untuk m em bum ikan im an kristiani di lingkungan
disebut
dan
di atas, pada
m em buat
gilirannya
G ereja hadir
secara
satu
Justinus
kotbah
D arm oyuw ono
m ingguan
yang
dalam
diedarkan
ke
paroki-paroki, sebelum K onsili V atikan H selesai,
telah
m elansir
angin
segar
tersebut. D alam kotbahnya,
bagaim ana
di
dalam
dan
keterbukaan
beliau m enjelaskan
G ereja
ada
hidupnya.
A llah.
dem okrasi.
Rakyat
Tuhan,
Selanjutnya,
beliau
m enunjukkan bagaim ana dem okrasi diw ujudkan
lagu
im annya
G regorian
dengan
m usik
gam elan
m em baw anya
berkarya
untuk
dalam
selanjutnya
ekspresi
dan m endapat
um at berim an, m eliputi hak yang sam a untuk
didorong
m em ilih
sem akin m enem ukan
m em peroleh
pelayanan
(sakram ental),
yang sam a untuk m engem ukakan
lisan m aupun
sungguh
untuk
dan hak
serta m endorong
ini
kejelasan dan m engundang
Jaw a.
juga
rasa
keterasingannya
D alam
proses
diperkenalkan
ibadat
pujian
dan
bersam a.
difasilitasi
bentuknya
untuk
dan m endapat
tem pat dalam liturgi resm i gerejaw i.
Rintisan. pertam a
pendapat baik
tulisan. Penjelasan sem acam
m em beri
bahasa
m engekspresikan
tersebut
dalam
sam a
harus
bahasa
tem p at di ruang publik gerejaw i,
dinyanyikan
hak yang
dan
im annya.
Bahkan
hidup,
karena
dalam
dan
m engatasi
ekspresi
di dalam kesam aan hak-hak yang dim iliki oleh
status
sebagai
Pengalam an personalnya tersebut pada akhim ya
beliau
U rn at
H ardjasubroto
Latin. Sem entara dalam kesehariannya dilingkupi
diri
bukannya
RC
ekspresi
m enyanyikan
di
istilah
Bapak
keterasingan
Terhadap istilah P e o p le o f G o d , Il P o p o lo d i D io ,
m enggunakan
dan inkulturasi,
telah aktif dan kreatif terlibat
orang Jaw a K atolik m erasakan keterpisahan dan
dinam is, segar, dan m erangkul pelbagai pihak.
K ardinal
um at
adaptasi
di dalam
Bahkan G ereja m enjadi G ereja yang belajar dari
m engajak
12
um at m em iliki hak berpendapat,
RC
H ardjasubroto
selanjutnya
keterlibatan urn at secara aktif. DCBAG ereja
di
pada
yang
tahun
tahun
K euskupan
dilakukan
Bapak
1926, pada
giliran
1957 telah
m em buat
A gung
Sem arang
Fenomena Vol. Villi No.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 /2 0 1 1
"ff
. " '· '
••
ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ir o n onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
•••••
I\J· L.Il"-,an
perayaan Ekaristi dengan kyriale
m isa) bahasa Jaw a dan dengan
gam elan.
D r. G . Budi Subanar
kurang M gr. Soegijapranata sendiri hadir
m em berikan
apresiasi
telah rnendahului
atas
pem baharuan
H. Secara ekstrim
dapat
dikatakan,
-kaw an telah rnem bongkar
tidaklah
pintu
dan
gereja
di dalam nya.
rnengherankan,
'N ata
A gung'
digubah oleh Bapak Y B Sukodi pun, yang
a-sarna dengan Bapak RC H ardjasubroto
jadi anggota tim penyusun
kyriale dengan
am elan, m engalam i hal yang sam a. H al tersebut
[.
dim ungkinkan karena ada keterbukaan
G ereja,
m ernberi keleluasaan ruang ekspresi (publik).
i kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I,
Peristiw a tersebut terjadi justru sebelum K onsili
i
V atikan II berlangsung.
A gung' lim apuluh
a
kasus
berlalu,
'N ata
bagaim ana
Suatu
kisah
yang
diceritakan
rnonsignour perlu saya ungkapkan
seorang
di sini. D alam
1.
satu xunjungannya di tem pat rum ah tinggal untuk
1.
para biaraw an yang telah pum akarya,
l,
seorang m antan
t
bahw a beliau telah m engam bil
uskup
karena
alm arhum
agung m engungkapkan
m elarang
kebijakan
penggunaan
yang
1.
keliru
.i
nyanyian M adah Bakti di w ilayah keuskupannya.
buku
1.
M elarang penggunaan
S
ajaran m oral atau im an, m elainkan salah praktek
a
buku nyanyian bukanlah
dalarn liturgi gerejaw i. K endati
pelarangan
sem acam
ini,
pun
telah
dem ikian,
m em batasi
I.
ruang ekspresi (publik) dalam lingkup gerejaw i.
a
Bisa jadi ketika
1.
atau,
a
yang selam a
s
percobaan diberlakukan
1.
sejarahnya yang telah berlangsung,
"
kebijakan
pem baruan
rnem persem pit
untuk
ulang
ini diberi
pem batasan
atas
catatan
terjem ahan
sebagai
tahap
tetapi tidak m endalam i
ruang lingkup
justru
ekspresi
akan
(publik)
I.
di dalam lingkup gerejaw i. A palagi ketika w arga
(
G ereja yang m em ang profesional
t
di bidang m asing-m asing,
para
(
senim an
m usik
tem pat untuk m enyum bangkan
sem pitnya
ruang
dan kom peten
term asuk di dalam nya
justru
1
sem akin
t
dalam ruang lingkup gerejaw i.
tidak
m endapat
talentanya karena
ekspresi
D aftar Pustaka
[acob N eusner,
(1997),
T urns
" C h r is tm a s
R e lig io n
(publik)
and
in to
I s r a e l:
C u ltu r e " ,
H ow
d a la m
S e c u la r is m
C h r is tia n ity
a n d C u ltu r e in th e C r o s s fir e , D avid A . H oekem a-
Bobby Fong (ed.), Calvin
Centre for Christian
Scholarship, G rand Rapids, M ichigan
Budi Subanar,
1997,
G erejazam an ini dapat belajar darinya?
;,-
~
.i
Setelah
tahun
Universitas Sanata Dharm a, Yogyakarta
K onsili
rintisannya, Bapak RC H ardjasubroto
rnernbaw a rnasuk gam elan
Dosen Fakultas Teologi
karya-karya
"Seabad
van
L ith ,
S e a b a d S o g ija p r a n a ta " ,
d a la m : G e r e ja I n d o n e s ia P a s c a V a tik a n I I R e fie k s i d a n
T a n ta n g a n , K anisius, Y ogyakarta
H . Carrier,
E v a n g e liz in g
th e C u ltu r e o f M o d e r n ity ,
N ew Y ork,
O rbis Book
G Budi Subanar,
2 0 0 6 , M e n u ju
Agung
G e r e ja M a n d ir i.
S e ja r a h K e u s k u p a n
S e m a ra n g d i b a w a h D u a U sk u p (1 9 4 0 -1 9 8 1 ),
Y ogyakarta, Penerbit Sanata D harm a
A ry Roest Crollius,
1 9 9 1 , " W h a t is S o N e w a b o u t I n c u ltu r a tio n " ,
W hat
is
So
N ew
a b o u t I n c u ltu r a tio n ,
C r o lliu s - T . N k e r a m ih ig o
(ed.), Editrice
A ry
d a la m :
R oest
Pontificia
U niversita G regoriana
St Sunardi,
2007 "L agune cara L anda kok T em bunge basa Jaw a.
P o s tc o lo n ia l P e r s p e c tiv e in R e lig io u s S tu d ie s " , paper
dalam Interational
Conference The Problem s an
Prom ise of Inter-religious
Studies in Indonesia,
ICRS, Y ogyakarta
di
Fenomena Vol. Villi No.
1 /2 0 1 1
13
J u r n a l IIm ia h M a h a s is w a
DCBA
T e o lo g i S a n a ta D h a r m a
I"LO
I"I"I
(j)
kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
N
eo
.•..
z TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
( j)
( j)
~ 13eragam a
VB
eg ra"
J u r n a l IIm ia h M a h a s is w a
T e o lo g i S a n a t a D h a r m a onmlkjihgfedcb
Sapere Aude adalah kutipan puisi Horace yang dijadikan semboyan Pencerahan oleh Emmanuel Kant. "Beranilah u
mengetahui, beranilah untuk berfikir sendiri!" Keberanian inilah yang menjadi syarat mutlak dari jawaban Kant ketika p
Novel11ber 1784, ia ditanya oleh berkala Berkinische Monatschrrift, "Apa itu pencerahan?" Jawabannya, "Pencerah
(adalah sesuatu yang) terjadi ketika manusia
membebaskan
diri dariTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
s e lb s t
v e r s c h u k ie n te n
U n m O n d ig k
ketidakdewasaan yang justru kita tumbuhkan sendiri dalam diri kita!"
P e lin d u n g
D a fta r Is i
Dr. E.P.D. Martasudjita, Pr
Dr. R. Rubiyatmoko, Pr
Redaksi Menulis
Beragama vs Bernegara?
P e m im p in U m u m
Dirkursus Pemikiran
Fanatisme, Etika dan Kehidupan
P e n d a m p in g
Paulus Halek Bere
M em baca
P e m im p in R e d a k s i
Antonius Anjar Daniadi
S ta f R e d a k s i
Lambertus Gamuopun Lewar
Vinsensius Lolo Wea
YohanesAda
(1-2)
Sosial (3-9)
Ulang Ruang Ekspresi Publik (10-13)
Banqkitlah, Wahai Pemuda, Benahi Bangsamu
Beragama atau
B e rn e g a ra ?
(16-17)
(1 8 -2 0 )
Jan Assmann tentang Monotheisme
28)
dan Konsekuensi Politiknya (
Dalam Cinta Kasih Allah (29-34)
Gereja dalam Politik (35-40)
B e n d a h a ra
Prasetya Aditama Nagara
Berpolitik : Kotor atau Bersih ? (41-46)
S e k r e ta r is
Jati Diri Manusia Beragama-Bernegara
Bonifasius Satria Pamungkas
(47-53)
Gereja sebagai Ibu Pewarta Perdamaian
dan Keadilan (54-61)
D is tr ib u s i
Fajar Kristianto
Ari Wibowo
Ekskursus Pemikiran
INDONESIA: Mencintai Negara=Mencintai
C iv ita s
D e i:
Pola Kepemimpinan
Pluralitas Agama (62-66)
Negara yang Baik (67-70)
L a y -O u t
Rintihan di Bawah Atap (71-75)
Galih Wijaya
Carolus Ama One
Pustakaloka
The S hack
(7 6 -7 7 )
Yesus Kristus Tuhan Kita (78-79)
S e lu r u h
gam bar
lIu s tr a s i d ia m b il d a r i
in te r n e t
A la m a t
Redaksi
Fakultas Teologi - Universitas Sanata Dharma
Jalan Kaliurang Km 7 PO.BOX.1194
Yogyakarta 55011
.
E-mail: jurnalfenomena@yahoo.com
Redaksi rnenerirrra kiriman naskah 10-15
halaman A4, Font Times ~w Roman dengan
ukuran 12 dan spasi ganda. '-----.....
Sinemaloka
Darah Garuda : Merah Putih 11 (80)
Serba-serbi Kampus
Sepenggal Kisah Fakultas Teologi Wedhabakti
Sastraloka
Kidung Balada (86-88)
I Love
Y o u F u ll ( 8 9 - 9 3 )
Aku Ingin Pulang (94-99)
(81-85)
\
MEMBACA ULANG RUANG EKSPRESI (PUBLIK)
DI DALAM LINGKUPkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
GEREJ~W I ZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
B e la ja r d a r i K a s u s L a g u 'R a ja A g u n g '
d i D a la m L itu r g i
D r. G . Budi Subanar
G ending
'N a ta
tangan
Presiden
PTPG
(Perguruan
A g u n g ',
Sukam o
m engiringi
m em asuki
Tinggi
keda-
K am pus
Pendidikan
G uru)
Sanata D harm a. Peristiw a tersebut terjadi 50 tahun
m inggu terakhir lingkaran tahun liturgi gereja
(pekan ke-34), H ari Raya K ristus Raja Sem
A lam . D engan m enyanyikan
'Raja A gung' u
m enyerukan K ristus sebagai Raja Sem esta AI
yang lalu, tepatnya
1961,
8
A pril
saat pe-
resm ian-
K edua
'::
:-
P::r:PG -~"
dapat
m em b
.Sanata .D harm a __
si ten tang bagai
m enjadi
pergu-
m ana
ruan
sw asta
nai
yang
berstatus
m em ak-
upacara di
dalam ruang pu-
Saatitum e-
blik
(sekular)
dan
ruang pu-
rupakan kesem -
blik di w ilayah
patan
gerejaw i.
pertam a
gending
'N ata
A gung'
dip er-
dengarkan
pada
lnilah
M engapa
yang
'N ata
A gung' m enjadi
pilihan
ke-
untuk
khalayak.
m engiringi
sebuah
kedatangan
peristiw a publik
se-
orang kepala ne-
berlang-
gara?
M engapa
tersebut
m enjadi
sung di w ilayah sekular dalam bentuk upacara
pula
m enyam but
nyanyian
yang dinyanyikan
ekaristi?
Bagaim ana
ekspresi
yang terjadi di ruang
kedatangan
Presiden
RI sebagai
kepala negara dan kepala pem erintahan.
peristiw a tersebut, gending 'N ataA gung'
salah satu gending
yang digunakan
Setelah
m enjadi
di dalam
kem udian
gending
proses
di dalam perayaan
perpindahan
publik
satu
sekular
m asuk ke dalam ruang publik gerejaw i? K alau
perayaan Ekaristi. Bahkan sam pai sekarang, lagu
dalam
'Raja A gung' ('N ata A gung' dalam versi bahasa
dari perayaan agam a yang kem udian dikooptasi,
Indonesia)
dalam
akan
m enjadi
perayaan
m enjadi
salah
Ekaristi,
pilihan
pada
satu
dan
peristiw a
N atal ada pesta yang berasal
lagu
pilihan
dan m enjadi kom oditas
secara
khusus
budaya, atau sekularisasi atas kebiasaan agam a.
Ekaristi
Y ang terjadi dalam
perayaan
lalu m enjadi peristiw a
penyerapan
-..L.
10
terseb
w a suatu disk
diakui negara.
I
ristiw a
DCBA
Fenomena Vol. Villi No.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 /2 0 1 1
gending 'N ata
;"
,
kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
A gung' adalah
sebuah
yang berlangsung
arus yang berlaw anan,
di w ilayah
alih dan dim asukkan
sekular
diam bil
ke dalam w ilayah (publik)
gerejaw i.
hasil atau ekspresi bagaim ana sebuah inkulturasi
berlangsung.
K endati pun perlu disadari bahw a
inkulturasi
di dalam
liturgi, hanya
salah satu
w ilayah di m ana proses inkulturasi berlangsung.
A da w ilayah yang lebih luas dan lebih esensial
atas proses inkulturasi tersebut, yakni inkulturasi
M em bedakan
Tapi Tidak M em isahkan
(D iri),
yang terkait
lebih
Bahkan M elibati
dengan
dalam
pandangan
kaitannya
hidup,
dengan
tentang hak m ilik dan pandangan
M gr.
patnya,
Soegijapranata,
saat
aw al
pad a m asa
perintisan
G ereja lokal di K euskupan
berulang
antara
kali
K endatikan
m endirikan
A gung
Sem arang,
m enggariskan
institusi
G ereja
dan
m em bedakan
M gr. Soegijapranata
episko-
pem bedaan
institusi
N egara.
keduanya,
m engundang
untuk
tentang kerja.
D i dalam kedua w ilayah inilah proses inkulturasi
perlu berlangsung
secara optim al m engingat hak
m ilik dan kerja m erupakan
yang m enopang
hal paling m endasar
hidup m anusia, term asuk um at
berim an di dalarnnya.
sekaligus
um at
lebih-
pandangan
Liturgi
dalam
sebagai
bentuk
satu
ritus,
ungkapan
upacara
im an
dengan
di
sabda,
terlibat di dalam kedua w ilayah tersebut secara
doa, dan nyanyian yang dipim pin oleh seorang
bersam aan.
im am
dengan
Itulah hal yang kem udian
sem boyan
yang
tetap
dikenal
populer
sam pai
sekarang, "100% K atolik 100% Indonesia".
H al
yang
dokum en
sam a
ajaran
berlaku
sosial
sem ula lahim ya
Y akni lahim ya
pelbagai
sejak
ajaran sosial G ereja
atas situasi zam annya.
Rerum N ovarum
sosial G ereja yang pertam a
sebagai ajaran
yang
ditem patkan
pem bentuk
G ereja. Bahkan
dokum en
berasal dari tanggapan
dalam
(Sacrosanctum
dikeluarkan
di
Consilium
dalam
N o.1O ) perlu
segitiga
kehidupangerejaw i.
tim bal-balik
Bersam a kisah
kudus (m itos) yang m enjadi sum ber atau dasar
acuan teologi, dan kom unitas
jem aat
um at
berim an
keyakinannya
yang
narasi, dan ajaran
sa at khusus
yang m erupakan
terbentuk
karena
terdokum entasikan
yang
dalam
( d e p o s it u m
pada
f id e i) ,
akan diungkapkan
Paus Leo X III sebagai reaksi atas berkem bangnya
Segitiga m itos-kom unitas-ritus
m asyarakat akibat revolusi industri, dan tum buh
segitiga tim bal balik yang terus-m enerus
dan
m em barui
berkem bangnya
ideologi
m arxism e
yang
diri
dan
akan m em bentuk
sejalan situasi zam an yang m enuntut
ajaran sosial G ereja dengan
bagaim ana
yang
ada
senantiasa
m engajak
m erefleksikan
situasi sosial yang dilibati dengan kacam ata im an.
Pem baruan
G ereja dengan
K onsili V atikan
IT juga m enegaskan
kem bali bagaim ana
bersikap
keterbukaannya
dunia
dengan
yang
sedem ikian
G ereja
hidupnya
dan
kom unitas
lagi
tanggapan
um at berim an, m enjalani
di dalam terang kisah kudus
(m itos)
yang m enjadi sum ber im annya, dan diungkapkan
dalam
ritus,
upacara
yang
m engeksplisitkan,
m eragakan im annya.
terhadap
berkem bang,
dinam is
m enginterpretasikan
terlahir dalam situasi zam an itu . Setelah itu tradisi
pelbagai dokum en
saat-
di dalam ritus.
Pem bacaan-pem bacaan
atas sebuah
sistem
sekaligus m enyatakan kesiapan dan ajakan untuk
tidak
m elibatinya. ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
m enghindarkan
terpisah
yang
di m ana
dari
dunia
m enyeluruh,
kehadiran
yang
dilibati,
pengkotak-kotakkan
G ereja
akan
kisah
kudus, kom unitas, dan ritus sebagai entitas yang
berdiri sendiri dan terpisah
Segitiga D inam is M itos-K om unitas-Ritus
dari gerak zam an
dan jiw a zam an yang senantiasa m engajak untuk
m engadakan pem baruan.
Bagaim ana
halnya
dengan
lagu-lagu
yang
-r
a
I.
a
m enjadi salah satu unsur
liturgi?
Peristiw a
contoh kasus.
di
atas
Lagu 'N ata
penyusun
di dalam
m erupakan
A gung'
sebuah
m erupakan
______________
.
Fenomena Vol. Villi No.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 /2 0 1 1
-L _ --~ _
11
, - - - , L - ; ; , . £ - - . . - - + - - - - - - - - - - - - - - , - - kjihgfedcbaZYXWVU
Perlu kiranya di dalam rum usan terakhir di
Bukan Pem batasan
Yang M engekang
Partisipasi
Aktif
K onsili V atikan H telah m em baw a
pad a iklim keterbukaan
(pem baharuan).
angin
hidup
segar
dengan
K eterbukaan
dan
m engajak
dan kehadiran
G ereja
a g g io r n a m e n to
bisa dia
tidak
m engeluar
m elulu
berpendapat
gagasan, tapi juga m enghasilkan karya seba
ekpresi
atas keterlibatannya
dalam kehidup
yang m eniupkan
bersam a dan dalam m enghayati im annya, deng
untuk
keragam an
m em barui
G ereja telah m elibatkan
sarana ekspresi. D i dalam ling
inilah ketersediaan dan keluasan ruang publik
seluruh anggota G ereja. Bahkan di dalam sidang-
dalam lingkup gerejaw i dapat ditem patkan.
sidangnya juga m engundang kehadiran pihak lain.
dalam ruang lingkup ini, um at terlibat deng
D an sekaligus juga pem baharuan yang m encakup
m enginterpretasi
pelbagai bidang
kom unitas-ritus
16 dokum en
sebagaim ana
yang
tercerm in
dihasilkan.
A da
dalam
dan m em aknai segitiga m it
secara tim bal balik.
K eterlibatan
beberapa
um at
secara nyata di dal
im plikasi yang dapat disebut sebagai akibat dari
ruang-ruang
pem baruan tersebut. P e r ta m a , di dalam ajarannya
telah terasakan jauh sebelum K onsili V atikan IT
tidak ada lagi ajaran yang m em beri pernyataan
Cakupan
a n a te m a s it, ajaran G ereja yang m engutuk.
hal baik di bidang karya pendidikan, kesehatan,
G ereja m enjadi G ereja yang terbuka,
K edua,
m em beri
pengakuan terhadap otonom i ilm u pengetahuan,
G ereja
m engakui
suci di dalam
tentang
yang
agam a-agam a
kudus
G ereja yang hirarkis,
m engundang
m elainkan
keterlibatan
diri sebagai
kolegial, dan
partisipasi
urn at.
m itos-kom unitas-ritus
keterlibatan
sosial, politik,
dan
um at
bah
m eliputi pelbag'
lingkup
kegiatan
gerejaw i
lainnya.
Terkait dengan keterlibatan di dalam karya
dan
dan kepercayaan.
K etiga, G ereja tidak m enem patkan
liturgi, dinam ika
inkulturatif
proses penciptaan
juga
telah
lagu yang
m endahului
K onsili
V atikan onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
H. K etika dinam ika sejarah G ereja dan
sejarah
agam a-agam a
ditem patkan
tiga fase terjem ahan,
um at m iskin dan m enderita. K ebaruan-kebaruan
sejum lah
sebagaim ana
untuk m em bum ikan im an kristiani di lingkungan
disebut
dan
di atas, pada
m em buat
gilirannya
G ereja hadir
secara
satu
Justinus
kotbah
D arm oyuw ono
m ingguan
yang
dalam
diedarkan
ke
paroki-paroki, sebelum K onsili V atikan H selesai,
telah
m elansir
angin
segar
tersebut. D alam kotbahnya,
bagaim ana
di
dalam
dan
keterbukaan
beliau m enjelaskan
G ereja
ada
hidupnya.
A llah.
dem okrasi.
Rakyat
Tuhan,
Selanjutnya,
beliau
m enunjukkan bagaim ana dem okrasi diw ujudkan
lagu
im annya
G regorian
dengan
m usik
gam elan
m em baw anya
berkarya
untuk
dalam
selanjutnya
ekspresi
dan m endapat
um at berim an, m eliputi hak yang sam a untuk
didorong
m em ilih
sem akin m enem ukan
m em peroleh
pelayanan
(sakram ental),
yang sam a untuk m engem ukakan
lisan m aupun
sungguh
untuk
dan hak
serta m endorong
ini
kejelasan dan m engundang
Jaw a.
juga
rasa
keterasingannya
D alam
proses
diperkenalkan
ibadat
pujian
dan
bersam a.
difasilitasi
bentuknya
untuk
dan m endapat
tem pat dalam liturgi resm i gerejaw i.
Rintisan. pertam a
pendapat baik
tulisan. Penjelasan sem acam
m em beri
bahasa
m engekspresikan
tersebut
dalam
sam a
harus
bahasa
tem p at di ruang publik gerejaw i,
dinyanyikan
hak yang
dan
im annya.
Bahkan
hidup,
karena
dalam
dan
m engatasi
ekspresi
di dalam kesam aan hak-hak yang dim iliki oleh
status
sebagai
Pengalam an personalnya tersebut pada akhim ya
beliau
U rn at
H ardjasubroto
Latin. Sem entara dalam kesehariannya dilingkupi
diri
bukannya
RC
ekspresi
m enyanyikan
di
istilah
Bapak
keterasingan
Terhadap istilah P e o p le o f G o d , Il P o p o lo d i D io ,
m enggunakan
dan inkulturasi,
telah aktif dan kreatif terlibat
orang Jaw a K atolik m erasakan keterpisahan dan
dinam is, segar, dan m erangkul pelbagai pihak.
K ardinal
um at
adaptasi
di dalam
Bahkan G ereja m enjadi G ereja yang belajar dari
m engajak
12
um at m em iliki hak berpendapat,
RC
H ardjasubroto
selanjutnya
keterlibatan urn at secara aktif. DCBAG ereja
di
pada
yang
tahun
tahun
K euskupan
dilakukan
Bapak
1926, pada
giliran
1957 telah
m em buat
A gung
Sem arang
Fenomena Vol. Villi No.TSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1 /2 0 1 1
"ff
. " '· '
••
ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ir o n onmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
•••••
I\J· L.Il"-,an
perayaan Ekaristi dengan kyriale
m isa) bahasa Jaw a dan dengan
gam elan.
D r. G . Budi Subanar
kurang M gr. Soegijapranata sendiri hadir
m em berikan
apresiasi
telah rnendahului
atas
pem baharuan
H. Secara ekstrim
dapat
dikatakan,
-kaw an telah rnem bongkar
tidaklah
pintu
dan
gereja
di dalam nya.
rnengherankan,
'N ata
A gung'
digubah oleh Bapak Y B Sukodi pun, yang
a-sarna dengan Bapak RC H ardjasubroto
jadi anggota tim penyusun
kyriale dengan
am elan, m engalam i hal yang sam a. H al tersebut
[.
dim ungkinkan karena ada keterbukaan
G ereja,
m ernberi keleluasaan ruang ekspresi (publik).
i kjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I,
Peristiw a tersebut terjadi justru sebelum K onsili
i
V atikan II berlangsung.
A gung' lim apuluh
a
kasus
berlalu,
'N ata
bagaim ana
Suatu
kisah
yang
diceritakan
rnonsignour perlu saya ungkapkan
seorang
di sini. D alam
1.
satu xunjungannya di tem pat rum ah tinggal untuk
1.
para biaraw an yang telah pum akarya,
l,
seorang m antan
t
bahw a beliau telah m engam bil
uskup
karena
alm arhum
agung m engungkapkan
m elarang
kebijakan
penggunaan
yang
1.
keliru
.i
nyanyian M adah Bakti di w ilayah keuskupannya.
buku
1.
M elarang penggunaan
S
ajaran m oral atau im an, m elainkan salah praktek
a
buku nyanyian bukanlah
dalarn liturgi gerejaw i. K endati
pelarangan
sem acam
ini,
pun
telah
dem ikian,
m em batasi
I.
ruang ekspresi (publik) dalam lingkup gerejaw i.
a
Bisa jadi ketika
1.
atau,
a
yang selam a
s
percobaan diberlakukan
1.
sejarahnya yang telah berlangsung,
"
kebijakan
pem baruan
rnem persem pit
untuk
ulang
ini diberi
pem batasan
atas
catatan
terjem ahan
sebagai
tahap
tetapi tidak m endalam i
ruang lingkup
justru
ekspresi
akan
(publik)
I.
di dalam lingkup gerejaw i. A palagi ketika w arga
(
G ereja yang m em ang profesional
t
di bidang m asing-m asing,
para
(
senim an
m usik
tem pat untuk m enyum bangkan
sem pitnya
ruang
dan kom peten
term asuk di dalam nya
justru
1
sem akin
t
dalam ruang lingkup gerejaw i.
tidak
m endapat
talentanya karena
ekspresi
D aftar Pustaka
[acob N eusner,
(1997),
T urns
" C h r is tm a s
R e lig io n
(publik)
and
in to
I s r a e l:
C u ltu r e " ,
H ow
d a la m
S e c u la r is m
C h r is tia n ity
a n d C u ltu r e in th e C r o s s fir e , D avid A . H oekem a-
Bobby Fong (ed.), Calvin
Centre for Christian
Scholarship, G rand Rapids, M ichigan
Budi Subanar,
1997,
G erejazam an ini dapat belajar darinya?
;,-
~
.i
Setelah
tahun
Universitas Sanata Dharm a, Yogyakarta
K onsili
rintisannya, Bapak RC H ardjasubroto
rnernbaw a rnasuk gam elan
Dosen Fakultas Teologi
karya-karya
"Seabad
van
L ith ,
S e a b a d S o g ija p r a n a ta " ,
d a la m : G e r e ja I n d o n e s ia P a s c a V a tik a n I I R e fie k s i d a n
T a n ta n g a n , K anisius, Y ogyakarta
H . Carrier,
E v a n g e liz in g
th e C u ltu r e o f M o d e r n ity ,
N ew Y ork,
O rbis Book
G Budi Subanar,
2 0 0 6 , M e n u ju
Agung
G e r e ja M a n d ir i.
S e ja r a h K e u s k u p a n
S e m a ra n g d i b a w a h D u a U sk u p (1 9 4 0 -1 9 8 1 ),
Y ogyakarta, Penerbit Sanata D harm a
A ry Roest Crollius,
1 9 9 1 , " W h a t is S o N e w a b o u t I n c u ltu r a tio n " ,
W hat
is
So
N ew
a b o u t I n c u ltu r a tio n ,
C r o lliu s - T . N k e r a m ih ig o
(ed.), Editrice
A ry
d a la m :
R oest
Pontificia
U niversita G regoriana
St Sunardi,
2007 "L agune cara L anda kok T em bunge basa Jaw a.
P o s tc o lo n ia l P e r s p e c tiv e in R e lig io u s S tu d ie s " , paper
dalam Interational
Conference The Problem s an
Prom ise of Inter-religious
Studies in Indonesia,
ICRS, Y ogyakarta
di
Fenomena Vol. Villi No.
1 /2 0 1 1
13