Lagu Gregorian : sejarah perkembangan dan relevansinya dalam musik liturgi di jaman sekarang - USD Repository

  

LAGU GREGORIAN :

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN RELEVANSINYA

DALAM MUSIK LITURGI DI ZAMAN SEKARANG

S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh :

Almatia Nuri Kristanti

NIM : 051124019

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  PERSEMBAHAN Tulisan ini kupersembahkan kepada

  1. Mereka yang telah membentuk aku hingga saat ini, baik dalam suka maupun duka, dalam tangis dan tawa canda, dalam kasih sayang dan ketulusan tanpa syarat. Pribadi yang telah menjadi sumber segala doa dan pintaku

  Bpk. Fransiskus Xaverius Hartana dan Ibu Martina Welfrida Sudarwati Adikku Tercinta Constantia Reta Krishardani

  Hanya satu kalimat yang ingin kusampaikan selama 23 tahun ini “Pak, Bu, Dek, Aku sayang kalian….” 2. Mereka yang telah memberi warna dalam kehidupan perkuliahanku.

  

Sor Asem Community yang selalu mendukung dan menyemangati dalam segala

  suasana mulai awal perkuliahan, PPL, Retret, KBP, hingga akhir penulisan Skripsi ini (Lisnawati br Pinem, Agustina Eri Susanti, Lucia Windu Andari, Christina Desy

  Priandari, Henrika Jamlean, Magdalena Mada Hede, Mujiyono, Daniel Dodi, Ce Hong, dll)

  M O T T O “Ada dua cara menghayati kehidupan

  Yang satu adalah seolah-olah mukjizat itu tak pernah ada Yang lain adalah seolah-olah segala sesuatunya merupakan MUKJIZAT…”

  (Albert Einstein) Dan aku percaya akan mukjizat-Nya Maka,…..

  “Terjadilah Padaku Menurut KehendakMu….” (Luk 1:38)

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 4 Oktober 2010 Penulis,

  Almatia Nuri Kristanti

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Almatia Nuri Kristanti Nomor Mahasiswa : 05 1124 019

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  LAGU GREGORIAN : SEJARAH PERKEMBANGAN DAN RELEVANSINYA DALAM MUSIK LITURGI DI ZAMAN SEKARANG

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 19 Oktober 2010 Yang menyatakan Almatia Nuri Kristanti

  ABSTRAK Judul skripsi LAGU GREGORIAN: SEJARAH PERKEMBANGAN DAN

  

RELEVANSINYA DALAM MUSIK LITURGI DI ZAMAN SEKARANG dipilih

  berdasarkan ketertarikan terhadap seni musik, khususnya perkembangan seni musik didalam lingkup Gereja. Di jaman sekarang ini, musik telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tidak hanya musik profan, namun perkembangan ini juga mempengaruhi musik liturgi. Musik yang bermunculan memiliki kekhasannya tersendiri. Ada musik liturgi yang diinkulturasikan dengan musik khas daerah, ada ,musik liturgi yang berjalur pop dengan pengungkapan iman pribadi akan Allah. Dengan kata lain, Gereja memberikan ruang cukup besar dalam pengembangan musik Liturgi. Hal ini sedikit banyak menimbulkan kerancuan pemikiran, musik yang digunakan dalam liturgi berubah menjadi sekedar musik ritual tanpa memiliki makna liturgis. Hal inilah yang menjadi tantangan besar bagi Gereja untuk mempertahankan bentuk musik awal Gereja yang memiliki unsur seni berkualitas tinggi dan memiliki makna liturgis yang mendalam yakni lagu Gregorian. Berdasarkan dari keprihatinan tersebut, skripsi ini ditulis sebagai sebuah gambaran akan pembentukan sejarah perkembangan lagu Gregorian dan untuk menunjukkan relevansinya dalam khazanah musik liturgi.

  Persoalan utama yang diangkat dalam skripsi ini adalah apakah lagu Gregorian sebagai warisan dalam musik liturgi masih relevan dipergunakan dalam liturgi jaman sekarang ini. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan bentuk notasi lagu Gregorian, namun meliputi bahasa yang digunakan dan tema yang diangkat dalam pembentukan lagu Gregorian pada awalnya. Guna menjawab pertanyaan tersebut dilakukan suatu studi pustaka untuk memperoleh pengertian ilmiah serta data-data yang sesuai dengan tema yang diangkat. Deskripsi dan data tersebut kemudian diolah dan dianalisis guna menguatkan penulisan mengenai sejarah perkembangan lagu Gregorian dalam musik liturgi. Selain itu disajikan pula relevansi mengenai lagu Gregorian dalam musik liturgi sekarang ini.

  Skripsi ini hendak menunjukkan bahwa lagu Gregorian merupakan dasar pembentukan musik baik dalam Gereja maupun secara umum. Selain itu penggunaan lagu Gregorian dalam liturgi masih relevan dengan catatan perlu suatu penyesuaian khusus antara tema lagu Gregorian dengan tema liturgi. Kekuatan lagu Gregorian ditunjukkan dalam suasana yang dibentuk, menjadi musik yang menyatukan Gereja universal. Sebagai bagian dari khazanah musik liturgi lagu Gregorian mampu menunjukkan eksistensinya sebagai lagu bernilai seni tinggi, sehingga patutlah dijaga, dipelihara dan dikembangkan. Hal ini dilakukan agar ke depannya lagu ini tetap dikenal dan tidak hanya menjadi harta kekayaan Gereja yang terpendam.

  ABSTRACT This thesis is entitled GREGORIAN CHANT : HISTORICAL

  

DEVELOPMENT AND RELEVANCE IN POST VATICAN II LITURGICAL

MUSIC. It is selected based on interest in music, especially the development of it

  within the scope of the Church. Nowadays, music has rapidly changed. This development not only affects the profane music, but also liturgical music. Music which appeared has its own characteristic. There is liturgical music which is inspired by traditional local tunes (inculturation) as well as pop music. The last one tries to express personal faith to God. In other words, the Church gives a broad space in the development of liturgical music. Somehow it has caused confusion, because the music used in liturgy turned into a common ritual which is meaningless. This has become a big challenge for the Church to maintain the kind of early church music that is of high quality and meaningfull like Gregorian chant. Based on this concern, this thesis is written as a description come about and development of Gregorian chant and its relevance in liturgical music.

  The main problems of this thesis is whether the Gregorian chant as the Church’s heritage is still relevant in liturgical music used in today’s liturgy. It’s not only related to the specific Gregorian chant notation, but is also a question of the language used and the themes contained in the manifold Gregorian chant of pre- Vatican II liturgy. To answer these questions, the writer did a study to find out some scientific understanding and data which are relevant to the topic. Then the description and the data were processed and analyzed in order to strengthen this thesis namely the relevance of Gregorian chant in post Vatican II liturgical music.

  This thesis shows also that Gregorian chant is the basis in composing new liturgical chants. In addition, the use of Gregorian chant in the liturgy is still relevant but the themes need to be synchronized with the new lectionarium. Nevertheless Gregorian chant contain high artistic value and are able to create a specific liturgical sphere. So, it is worth to fight for, to keep, and to develop it. So that in the future Gregorian chant is used and not only buried as the Church’s archives.

KATA PENGANTAR

  Dengan penuh kerendahan hati, penulis menghaturkan segala puji, syukur dan hormat yang tiada pernah terkira kepada Allah, Sang Maha Hidup karena segala rahmat kasih dan penyertaanNya telah memampukan penulis untuk menyelesaikan semua karya skripsi yang berjudul “LAGU GREGORIAN : SEJARAH PERKEMBANGAN DAN RELEVANSINYA DALAM MUSIK LITURGI DI ZAMAN SEKARANG”

  Segala tulisan dan kenangan yang terangkum dalam penulisan skripsi ini diawali oleh kecintaan penulis terhadap dunia yang saat ini pula masih digeluti yakni dunia musik. Kecintaan terhadap musik menghantarkan penulis pada suatu penyadaran khusus terhadap kecintaan akan Allah dan musik dalam Gereja. Banyak sekali hal yang bertentangan dalam suatu kehidupan, seperti kehidupan penulis dimana siang hari berperan sebagai mahasiswi kateketik (IPPAK) dan ketika sesudah selesai kegiatan perkuliahan berubah arah menggeluti bidang tarik suara yang didasari akan kecintaannya terhadap musik klasik dan musik gereja. Oleh karena kecintaan terhadap kedua hal tersebut, maka penulis berusaha menjawab tantangan yang muncul mengenai musik asli dalam gereja yang berpengaruh hingga sekarang ini. Di lain sisi, skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Ilmu Kekhususan Pendidikan Agama terhadap perkembangan jaman terlebih di bidang keagamaan ini, banyak sekali ilmu dan pelajaran yang diterima selama ini yang membangun karakter dalam diri penulis.

  Namun waktu lima tahun juga merupakan waktu yang singkat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Semua beban akan terasa ringan ketika apa yang kita rasakan juga didukung dengan support dari berbagai pihak. Kehidupan manusia bagai sebuah putaran roda, semua hal yang memiliki awal pastilah akan memiliki sebuah titik akhir yang mempertemukan pada suatu awal yang baru. Pada kesempatan yang indah ini, perkenankanlah penulis menghaturkan segala ungkapan dan ucapan terima kasih dan syukur yang tiada terkira kepada :

  1. Romo Karl Edmund Prier, SJ, Lic.Phil. selaku Dosen Pembimbing Utama yang dengan segala kesabaran, segala waktu, dan memberikan segala masukannya untuk bersedia membimbing penulis dengan berbagai judul yang penulis ajukan. Maaf juga Romo, karena selalu goyah dalam berpendirian memilih judul yang tepat hingga muncullah judul yang saat ini.

  2. Romo Drs. Herman Josef Suhardiyanto, SJ selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan segala perhatian, cinta sebagai seorang bapak selama skripsi maupun selama proses studi ini. Banyak kenangan indah yang tercipta yang tak akan pernah dilupakan karena memiliki seorang “bapak”.

  3. Bapak P. Banyu Dewa H.S, S.Ag, M.Si. selaku dosen penguji skripsi yang selalu memberikan perhatian dan dukungannya kepada penulis untuk segera

  4. Segenap staf dosen, Staf Sekretariat, Perpustakaan, Bidang Keuangan, LPKP, hingga segenap karyawan di Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah begitu banyak melimpahi penulis dengan segala ilmu, senyuman, canda tawa, dukungan hingga bimbingannya yang terus selalu menguatkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  5. Romo Y.M Riawinarta, Pr. yang telah menjadi sumber segala uneg-uneg dan keluh kesah yang dialami oleh penulis. Apa yang pernah penulis terima dan alami tidak akan pernah terhapus.

  6. Sahabat-sahabat angkatan 2005 yang telah menjadi warna dalam setiap kehidupan yang penulis jalani. Semua kenangan itu akan selalu ada dalam hati penulis dan kita akan membukanya ketika kita bertemu kembali. Mari kita kejar dan wujudkan semua mimpi dan cita cinta kita bersama hingga akhirnya semua kita gunakan untuk memuji Dia Sang Maha Segala.

  7. Segenap sahabat yang telah bersedia menerima seluruh diriku dan kepribadianku yang positif maupun yang negatif : Agustina Eri Susanti yang telah meng’oyak-oyak’ penulis dengan segala dukungannya, Lisnawati Br. Pinem yang selalu menyediakan tempat tidur terhangat dengan kasih dan cintanya, Lucia Windu Andari yang selalu bisa menjadi seorang kakak, Christina Desy Priandari yang cerewet tapi ternyata sangat perhatian, Henrika karena kalian semua perjalanan hidup ini menjadi sesuatu yang indah dan bermakna.

  8. Keluarga penulis yang sangat dicintai : Bapak FX. Hartana, Ibu MW.

  Sudarwati, dan Constantia Reta Krishardani yang selalu mendukung semua kegiatan yang se’abrek’. “Pak, Buk terima kasih atas 22 tahun yang penuh makna dalam setiap goresan kehidupan ini, buat adek yang selalu bisa membuat marah dan selalu membuat tawa, ceria”. Terima kasih atas semua kasih dan cintanya karena tidak ada satu katapun yang dapat mengungkapkan segala cinta kalian terhadapku. Dan kalian akan selalu tetap menduduki ranking pertama di setiap kehidupan dan hatiku.

  9. Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Cantus Firmus yang telah menjadi rumah kedua bagi penulis. Kalian adalah sumber inspirasi terbesar dan terbaik. Terima kasih atas semua lagu yang pernah kita dendangkan bersama dan segala tarian, kenangan yang pernah terukir dalam hati. Terima kasih karena di sini aku bisa mendapatkan kakak dan sahabat yang selalu mendukung aku.

  10. Kepada seorang pelatih, kakak, ‘bapak’ yang selalu memberi motivasi penulis dalam menjalani kehidupan ini. Mas Panca Sona Adji “Maz Mbonx” yang selalu ada ketika semua masalah menghampiri. Terima kasih atas segala solusi, masukan dan kasihnya yang pernah penulis alami. Ini semua karena cinta.

  11. Eberhard Yulian Finza Ardhitya, terima kasih sudah memberi warna-warni

  12. Sahabat-sahabat yang terus mendukung aku secara moril maupun materiil: Maria Aurelia Elleonora “Mak”, Leo Damar Kandela “Maleo”, Jaquita Ephipana Ratri “Phe”, Daniel Ade Patty dan Topan Putra.

  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini telah menjadi bagian terindah dalam setiap jengkal kehidupan penulis dan yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Pada akhirnya, penulis sungguh menyadari bahwa segala yang ada memiliki sebuah kata keterbatasan dalam mengasah kemampuan belajar dalam pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman yang menyebabkan adanya banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna kesempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi sebuah masukan, inspirasi dan manfaat bagi semua yang berkepentingan.

  Yogyakarta, 4 Oktober 2010 Penulis

  Almatia Nuri Kristanti

  

DAFTAR ISI

  halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv MOTTO ................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi LEMBAR PUBLIKASI.... ...................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................. viii ABSTRACT........................................................................................... ix KATA PENGANTAR............................................................................ x DAFTAR ISI.......................................................................................... xv DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xx BAB I PENDAHULUAN ...........................................................

  1 A. Latar Belakang Penulisan Skripsi .....................................

  1 B. Rumusan Masalah ...........................................................

  5 C. Tujuan Penulisan ............................................................

  5 D. Metode Penulisan ............................................................

  6 E. Sistematika Penulisan ......................................................

  6 BAB II LAGU GREGORIAN DALAM KHASANAH MUSIK LITURGI.........................................................................

  8 A. Musik ..............................................................................

  8 1. Pengertian Musik......................... ...........................

  8 2. Musik sebagai Wujud Pengungkapan Ekspresi........

  10

  b. Irama ...............................................................

  15 c. Harmoni...........................................................

  16 4. Jenis Musik.............................................................

  17 a. Musik Vokal ....................................................

  18 b. Musik Instrumental ..........................................

  19 5. Fungsi Musik ..........................................................

  20 a. Musik Sakral (Musica Sacra) ...........................

  20 b. Musik Profan (Musica Profana).......................

  21 6. Efek Musik Secara Fisik dan Psikis .........................

  22

  a. Musik Dapat Mempengaruhi Sistem Kerja Otak

  23 b. Musik Mampu Mengubah Pola Ritmis Tubuh..

  24

  c. Musik Mampu Mengubah Persepsi Simbolisme

  26 d. Musik Mampu Mempengaruhi Emosi ..............

  27 7. Peranan Musik Dalam Kehidupan ...........................

  29 B. Musik Liturgi ..................................................................

  31 1. Pengertian Musik Liturgi.........................................

  31

  2. Pandangan Dokumen Gereja mengenai Musik Liturgi..........................................................

  31 3. Fungsi Musik Liturgi ..............................................

  35 4. Bentuk – bentuk Musik dalam Liturgi .....................

  37 a. Proprium Missae..............................................

  38 b. Ordinarium Missae...........................................

  38 c. Lagu Umat .......................................................

  39 d. Lagu Paduan Suara ..........................................

  39 e. Lagu Ofisi........................................................

  40

  f. Lagu untuk Masa Khusus

  a. Tangga nada Doris dan Hypodoris ...................

  46 b. Tangga nada Frigis dan Hypofrigis ...................

  47 c. Tangga nada Lydis dan Hypolydis ....................

  48 d. Tangga nada mixolydis dan Hypomixolydis......

  49 2. Irama Lagu Gregorian.............................................

  51 a. Arsis – Tesis ....................................................

  51 b. Pola Irama Lagu Gregorian ..............................

  52 3. Syair dalam Lagu Gregorian....................................

  53 4. Notasi Lagu Gregorian............................................

  58 5. Gaya Nyanyian Lagu Gregorian...............................

  65 a. Gaya silabis......................................................

  65 b. Gaya neumatis..................................................

  65 c. Gaya Melismatis...............................................

  66 6. Bentuk Lagu Gregorian...........................................

  66 a. Graduale Romanum .........................................

  67 b. Antifonale / Lagu-lagu Ofisi.............................

  69 c. Lagu Khusus....................................................

  75 d. Perkembangan Baru Lagu Gregorian................

  76 BAB III SEJARAH PERKEMBANG DAN RELEVANSI LAGU GREGORIAN DALAM MUSIK LITURGI GEREJA ............................................

  81 A. Sejarah Perkembangan Musik Pada Umumnya.................

  81 1. Musik Dalam Gereja Awal......................................

  81 2. Perkembangan Awal Musik ....................................

  84 3. Abad Pertengahan (Tahun 375 – 1450)...................

  85 4. Zaman Renaissance (Tahun 1450 – 1600) ..............

  90

  a. Opera...............................................................

  95 b. Oratorio ...........................................................

  96 c. Pasio ................................................................

  97 6. Zaman Klasik Wina (Tahun 1750 – 1800) ..............

  98

  a. Opera Klasik .................................................... 100

  b. Musik Gereja ................................................... 100

  7. Zaman Romantik (Tahun 1800 – 1900) .................. 101

  8. Perkembangan Musik Abad 20 ............................... 103

  a. Impresionisme / Simbolisme ............................ 103

  b. Individualisme ................................................. 104

  c. Ekspresionisme ................................................ 105

  9. Pluriformitas Musik Abad 20.................................. 105

  a. Pluriformitas Musik Profan .............................. 106

  b. Pluriformitas Musik Dalam Gereja ................... 109

  B. Perkembangan Lagu Gregorian........................................ 113

  1. Lagu Gregorian Pada Abad I – X............................ 113

  2. Lagu Gregorian Setelah Abad X ............................. 116

  3. Zaman Renaissance................................................. 117

  4. Zaman Barok .......................................................... 119

  a. Musik Gereja Katolik....................................... 119

  b. Musik Gereja Protestan .................................... 120

  c. Musik Gereja Anglikan – Inggris ...................... 120

  5. Zaman Klasik.......................................................... 121

  6. Lanjutan Tradisi Klasik (Wina) Selama Masa Romantik / Abad 19 .......................... 122

  a. Cecilianisme atau Restaurasi ............................ 122

  9. Lagu Gregorian di Indonesia ................................... 125

  10. Pandangan Dokumen Gereja mengenai Lagu Gregorian................................................................ 127

  C. Relevansi Lagu Gregorian................................................ 130

  1. Membangkitkan pengalaman dan Pendalaman Hidup Religius........................................................ 130

  2. Mahakarya Musik Gereja – Simbol Kesatuan Gereja Universal................................................................. 132

  D. Usaha Dalam Memperkembangkan Lagu Gregorian Bagian Dalam Musik Liturgi............................................ 133

  1. Potensi Penggunaan Lagu Gregorian dalam Musik Liturgi Jaman Sekarang................................ 133

  2. Tantangan dalam Penggunaan Lagu Gregorian Terhadap Perkembangan Musik Liturgi................... 135

  3. Usaha Mengembangkan Lagu Gregorian Sebagai Bagian Dalam Musik Liturgi ................................... 141

  4. Usulan Guna Memperkembangkan Lagu Gregorian Dalam Musik Liturgi............................................... 143

  BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................ 146 A. Kesimpulan ..................................................................... 146 B. Saran ............................................................................... 147 DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 150 LAMPIRAN ........................................................................................ 152 Lampiran 1 : Daftar Kerangka Wawancara .................................... (1) Lampiran 2 : Hasil Wawancara ...................................................... (2) Lampiran 3 : Surat Apostolik Sacramentum Caritatis.................... (9)

  DAFTAR SINGKATAN

  1. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan

  kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende:Arnoldus, 1984/1985, h.8

  2. Singkatan Dokumen Resmi Gereja GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

  Gereja dalam Dunia Modern, 7 Desember 1965 LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang

  Gereja, 21 November 1964 MS : Musicam Sacram, Instruksi tentang Musik di dalam Liturgi SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1965

  3. Singkatan Lain Art. : artikel dll : dan lain-lain

  MP 4 : Media Player 4 Dimension PML : Pusat Musik Liturgi PS : Puji Syukur PUMR : Pedoman Umum Misalle Romanum SM : Sebelum Masehi TPE : Tata Perayaan Ekaristi TV : Televisi

  VCD : Video Compact Disc

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu fungsi pengembangan karakter manusia yang

  berjalan sesuai dengan perkembangan kepribadian manusia. Melalui kebudayaan manusia dimampukan untuk mampu menjalin relasi yang baik antar sesamanya, kemampuan untuk berelasi melalui kebudayaan ini mampu membentuk suatu kehidupan dan dunia yang baru. Bentuk kebudayaan yang sudah ada sejak jaman dahulu hingga masa kini yang tetap dapat membentuk kepribadian manusia dan mampu mempengaruhi perkembangan dunia adalah melalui musik. Musik dikenal sebagai sebuah bahasa universal yang mampu menyampaikan pesan baik secara tersurat maupun secara tersirat bagi orang lain. Bahasa musik yang universal ini ternyata mampu menyatukan pandangan maupun pendapat melampaui bahasa, daerah dan kebudayaan.

  Sudah dimulai semenjak berabad-abad lalu, musik ataupun lagu menduduki tempat yang signifikan dalam model pengembangan fisik maupun mentalitas seseorang. Di awal abad 21, musik muncul dalam berbagai bentuk dan karakter yang berbeda-beda. Perbedaan ini muncul guna memberikan banyak pilihan bagi canggih dengan teknologi yang mutakhir untuk semakin mendekatkan para penikmat musik dengan musik itu sendiri. Banyak sekali sarana baru yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini seperti adanya radio, televisi, MP3, MP4, hingga internet.

  Banyak sekali pilihan musik yang bisa dinikmati seperti lagu pop, reggae, jazz, dangdut, rock, dll. Berbagai aliran musik ini memberikan banyak sekali tawaran yang menarik yang mampu membentuk suatu pilihan dalam diri seseorang. Musik yang semakin berkembang saat ini tidak lagi terpaku membahas suatu kejadian atau peristiwa kehidupan, namun musik atau lagu jaman sekarang telah mampu melewati batas usia, waktu, bahasa, dll. Lagu-lagu anak kecil sudah mulai surut digantikan dengan musik kaum muda yang hingar bingar, sehingga anak-anak kecil lebih mengenal lagu-lagu anak muda daripada lagu anak. Lagu-lagu yang keras seperti lagu rock, lagu lembut nan tenang seperti instrumen mampu membentuk kepribadian seseorang, menjadi pribadi yang keras atau pribadi yang lembut.

  Musik ternyata tidak hanya dimiliki oleh kaum profan saja, namun bagi pihak Gereja yang telah berkembang juga memiliki unsur musik yang cukup kuat hingga sekarang ini. Banyak sekali perkembangan musik yang terjadi di dalam lingkup Gereja. Musik Gereja yang asli semakin lama semakin terlupakan oleh kemajuan jaman yang menghendaki adanya partisipasi dari umat. Salah satu musik asli dalam Gereja. Lagu Gregorian memasuki kancah permusikan pada awal abad 6 – 13. Gregorian memiliki banyak sekali unsur pendidikan, bukan hanya mengenai sejarah yang cukup kuat namun terlebih karena lagu Gregorian menjadi dasar pengembangan iman Kristiani secara liturgis. Namun selama kurang lebih 50 tahun ini, lagu Gregorian gaungnya mulai surut. Banyak usaha yang mulai dilakukan oleh Gereja guna menghidupkan kembali kekayaan Gereja yang menjadi satu simbol keagungan Gereja. Lagu Gregorian mulai surut dan bahkan menjadi tersingkir bukan semata- mata karena Lagu Gregorian memiliki tingkat musikalitas yang cukup tinggi sehingga tidak semua orang dapat mengerti makna yang terkandung di dalamnya, namun juga karena hasil konsili Vatikan II yang memperbolehkan masuknya budaya setempat dalam praktek musik Liturgi Gereja. Asimilasi yang terjadi antara musik Gereja dan budaya setempat ini menyebabkan tiap wilayah berusaha memasukkan partisipasi umat. Partisipasi ini menuntut Gereja untuk menyatu dengan bahasa umat setempat dan budaya musik setempat. Penyatuan ini menyebabkan Lagu Gregorian yang menggunakan bahasa Latin kurang diminati karena umat tidak mengerti arti dari nyanyian tersebut. Penggunaan bahasa latin dan tidak adanya birama dalam lagu Gregorian makin mempersulit umat untuk bisa menangkap maksud lagu Gregorian tersebut. Keadaan lagu Gregorian dalam konteks liturgis lebih dipersempit dengan keputusan Konsili Vatikan II mengenai asimilasi budaya setempat dengan tradisi Gereja.

  Salah satu hal yang mempengaruhi surutnya penggunaan Lagu Gregorian karena kurangnya kemauan umat untuk mempelajarinya. Pendampingan dari pihak Gereja juga dirasakan semakin surut karena penggunaannya dalam liturgi semakin dibatasi. Pengaruh dari pihak Gereja yang sudah sangat lama tidak memasukkan Lagu Gregorian dalam musik liturgi juga menyebabkan para pemimpin Gereja sendiri tidak bisa mendalami Lagu Gregorian maupun bahasa Latin yang merupakan bahasa asli liturgi Gereja. Semakin surutnya Lagu Gregorian ternyata masih mampu menggugah minat beberapa pihak yang memiliki antusiasme terhadap perkembangan Lagu Gregorian itu sendiri. Perkembangan lagu Gregorian mulai banyak dimunculkan dalam beberapa kegiatan. Apabila dilihat dari pihak Gereja sendiri mulai kembali mengembangkan Gregorian melalui kelompok pecinta Gregorian.

  “Lagu Gregorian; Sejarah Perkembangan dan Relevansinya dalam musik Liturgi Zaman Sekarang” ditulis sebagai gagasan semakin surutnya Lagu Gregorian sebagai mahakarya Gereja dalam penggunaannya dalam musik liturgi di masa sekarang. Oleh sebab itu, melalui sejarah, perkembangan Lagu Gregorian dalam musik liturgi diharapkan ada suatu usaha nyata dalam menghidupkan kembali Lagu Gregorian dalam khasanah musik liturgi Gereja.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yakni :

  1. Apa itu Lagu Gregorian?

  2. Bagaimana sejarah Lagu Gregorian?

  3. Bagaimana Perkembangan Lagu Gregorian dalam Musik Liturgi?

  4. Relevansi apa yang muncul dari Lagu Gregorian dalam Musik Liturgi sekarang ini?

  C. Tujuan Penulisan

  Dari rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penulisan skripsi ini yakni :

  1. Untuk mengenal tentang lagu Gregorian.

  2. Untuk menyampaikan gambaran sejarah lagu Gregorian.

  3. Untuk memberikan gambaran perkembangan Lagu Gregorian dalam musik Liturgi.

  4. Untuk menyampaikan relevansi Lagu Gregorian dalam musik liturgi sekarang ini.

  D. Metode Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis berdasarkan observasi serta studi kepustakaan atau literer yang berkaitan dengan tema yang diangkat oleh penulis

  E. Sistematika Penulisan

  Penulis memilih judul skripsi “LAGU GREGORIAN : SEJARAH PERKEMBANGAN DAN RELEVANSINYA DALAM MUSIK LITURGI PADA ZAMAN SEKARANG” akan diuraikan dalam empat bab berikut ini :

  BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan skripsi, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan skripsi, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB 2 : LAGU GREGORIAN DALAM KHASANAH MUSIK LITURGI Pada bab ini akan membahas mengenai dasar pemahaman musik secara umum, musik liturgi, substansi lagu Gregorian dan perkembangan lagu Gregorian.

  BAB 3 : SEJARAH PERKEMBANGAN DAN RELEVANSI LAGU

  Bab ini berisikan uraian mengenai penggunaan Lagu Gregorian dalam musik liturgi jaman sekarang dengan latar belakang sejarah musik Gereja, tantangan dalam pengembangan Lagu Gregorian dalam musik liturgi, segi positif Lagu Gregorian terhadap musik liturgi, dan juga usaha-usaha yang telah dan akan dilakukan guna menghidupkan kembali Lagu Gregorian dalam khasanah musik liturgi sekarang ini.

  BAB 4 : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran

BAB II LAGU GREGORIAN DALAM KHAZANAH MUSIK LITURGI A. Musik

1. Pengertian Musik

  Setiap orang mengenal musik, bahkan ada banyak sekali orang yang hidupnya tergantung pada musik. Musik begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik memberikan dampak yang secara langsung dapat dirasakan oleh manusia. Musik mampu memenuhi kebutuhan akan hiburan. Hiburan yang berasal dari musik mengarah pada aspek perasaan dan pengaruh terhadap pikiran manusia. Musik yang digunakan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan hiburan lebih mengarah pada selera setiap individu terhadap jenis musik. Ada sebuah pepatah Jerman yang menuliskan “katakan musik apa yang kau sukai, dan akan kukatakan kepadamu : manusia seperti apakah dirimu”. Dalam pepatah ini mau menunjukkan bahwa musik mampu menunjukkan identitas dan kepribadian seseorang (Martasudjita, 2007:9).

  Musik mampu dirasakan dengan telinga dan hati. Musik merupakan bentuk kesenian yang mampu dipahami oleh setiap manusia. Kata musik sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni Mousike Techne yang diartikan sebagai seni muse. Kata ini bermakna sebagai suatu kegiatan yang membentuk perasaan dan hati. Dalam kehidupan bangsa Yunani dikenal adanya Muse, muse adalah dewa-dewi bersaudara yang menguasai mampu mengharmonisasikan kehidupan manusia. Alasan ini yang akhirnya mengadaptasi kata Muse menjadi suatu bentuk seni musik (Campbell, 2002:36).

  Kata musik tidak dapat didefinisikan hanya dari suatu segi tertentu. Musik bukanlah sebuah bentuk gagasan maupun hasil pemikiran. Musik merupakan seni yang memiliki nilai estetika tersendiri. Nilai keindahan dalam musik ditunjukkan secara lugas ketika musik itu dibunyikan dan diperdengarkan. Nilai keindahan musik ditujukan kepada orang lain dan dirinya sendiri. Musik merupakan suatu perpaduan dari bunyi akustis (bunyi yang bersifat riil/hanya bunyi) yang dialami dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Musik terjadi ketika berjalan sesuai dengan waktu. Musik diatur oleh iramanya. Musik memiliki dimensi waktunya tersendiri.

  Musik merupakan bentuk bahasa universal yang dapat diterima dan dimengerti oleh setiap orang dari segala lapisan masyarakat. Musik mengatasi perbedaan batas usia manusia, jenis kelamin, ras. Irama dalam musik melampaui bahasa, suku, negara, bahkan agama. Musik mampu dinikmati oleh semua manusia karena musik merupakan salah satu sarana komunikasi antar manusia.

  Musik dibentuk dari berbagai nada, melodi, ritme dan akor yang harmonis yang didukung oleh warna suara tertentu yang diterima oleh telinga. Telinga manusia mudah menerima dan akan menikmati akor-akor tonika (do-mi-sol) sebagai bentuk mengandung arti tertentu. Musik mampu memuat arti yang sangat luas. Makna yang terkandung dalam musik merupakan makna yang tersirat bukan tersurat. Hal ini dikarenakan makna dalam musik tidak sejelas ketika diungkapkan dengan lambang atau kata-kata (Prier, 2010:1)

2. Musik sebagai Wujud Pengungkapan Ekspresi

  Musik memiliki daya kekuatan yang sungguh luar biasa. Sejak awal kehidupan manusia hingga sampai pada akhirnya, musik akan terus menerus berada di sekeliling manusia (Martasudjita, 2007:10). Musik tidak akan muncul secara spontan tanpa adanya sumber suara. Pada dasarnya musik berasal dari dalam diri manusia dan dari luar manusia.

  a. Musik dari Dalam Diri Manusia Musik yang berasal dari dalam diri manusia merupakan suatu bentuk pengungkapan ekpresi pribadi. Bentuk musik ini mampu mengungkapkan suatu kesan tersendiri yang muncul dari dalam diri manusia. Kesan ini muncul sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan yang berasal dan berpangkal dari hati dan hasil pengolahan akal budi manusia. Walaupun musik mengungkapkan gagasan manusia, namun musik mampu melebihi batas komunikasi bahasa. Melalui bahasa, manusia menyampaikan gagasan yang terpendam. Segala bentuk perasaan, emosi yang terpendam dalam hati dapat diapresiasikan melalui rangkaian nada.

  Bentuk musik yang paling mudah didengarkan dan paling sederhana yang mengungkapkan isi hati manusia dibentuk melalui suara manusia itu sendiri. Ketika merasa bahagia, suara manusia mampu memunculkan suatu harapan dan kasih. Suara manusia yang muncul terdengar riang dan ringan. Berbeda halnya ketika seseorang sedang mengalami kesedihan, penderitaan, keputusasaan. Dalam kondisi keadaan seperti ini, manusia akan memunculkan suara yang terasa berat dan dalam. Suara yang muncul dari dalam diri manusia terkadang diikuti oleh gerakan badan baik gerakan yang riang dan cepat ataupun gerakan yang bermakna dalam dan lambat.

  b. Musik dari Luar Diri Manusia Selain dari dalam diri manusia, musik juga ada yang berasal dari luar diri manusia. Musik ini sering disebut dengan musik impresif. Musik impresif dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar seperti irama gesekan daun, kicauan burung, gemercik air, deru air. Musik seperti itu merupakan bentuk musik impresif yang disadari oleh indra manusia. Contoh musik impresif yang muncul tanpa disadari oleh indra manusia seperti irama perputaran planet-planet yang mampu mempengaruhi instrumental mencerminkan bentuk bunyi kosmis. Hal ini mengacu pada hubungan antara sistem bunyi dan matematika. Salah seorang filsuf Yunani dan penemu rumus matematika dasar yakni Phytagoras juga menemukan proporsi interval nada. Pada abad 4 SM, Phytagoras menemukan proporsi-proporsi dalam interval oktaf, kuint, kuarts, terts, sekon (Prier, 2010:1)

  Lima ratus tahun sebelum Phytagoras menemukan interval-interval musik, seorang filsuf Yunani yang bernama Ptolomeus yang hidup pada tahun 100 – 160 Masehi telah mendefinisikan musik secara tersendiri. Ptolomeus menyatakan bahwa musik merupakan suatu kemampuan untuk mengolah nada tinggi dan rendah yang disesuaikan dengan panca indra dan akal budi (Prier, 2009b:123). Musik bukanlah sebuah bentuk kenyataan. Nada-nada oktaf, kuint, dan terts merupakan nada-nada harmonik. Harmoni digunakan dalam berbagai hal yang mengutamakan keselarasan. Segala sesuatu akan terlihat indah apabila sesuai dengan proporsinya. Nada merupakan salah satu bentuk proporsi matematis. Proporsi matematis yang jelas dan sederhana terlihat dalam interval prim 1:1, oktaf 1:2, kuint 2:3. proporsi ini didapat dari pembagian proporsi pada dawai gitar. Proporsi-proporsi musik yang dikembangkan oleh Copernicus dan Galilei juga ditemukan secara raksasa dalam proporsi radius planet-planet yang mengelilingi matahari (Prier, 2009b:61).

3. Unsur Dasar Musik

  Musik merupakan suatu proses peristiwa bunyi. Musik yang paling mudah dikenali dan paling sederhana diawali oleh munculnya suara manusia. Suara manusia dihasilkan dari adanya getaran pita suara pada tenggorokan. Getaran yang dihasilkan oleh pita suara diresonansikan dalam rongga mulut. Sedangkan suara yang berasal dari luar pribadi diterima oleh sistem pendengaran manusia yakni telinga sebagai suatu bunyi (Harder,1979:1). Setiap bentuk bunyi yang muncul tidak begitu saja disebut dengan musik. Pada dasarnya musik memiliki unsur pembentuknya yakni melodi, irama/tempo, dan harmonisasi (Banoe, 2003:288).

  a. Melodi Melodi dipahami sebagai sebuah urutan nada dengan jarak tertentu dan membawa makna dalam penyampaiannya. Istilah melodi dikemukakan sebagai suatu unsur utama dalam penentuan kualitas suatu karya musik. Karena dipandang dari segi kualitas (Mack, 1994:7). Melodi berasal dari akar kata dalam bahasa Yunani Melos yang bermakna arus. Dari akar kata inilah, melodi dalam musik dipahami sebagai sebuah cara untuk mengatur musik dengan perhitungan waktu. Penentuan pembentukan melodi disusun dengan persyaratan dalam penyampaiannya. Nada- nada yang disusun sebagai suatu melodi memiliki ukuran jarak tertentu. Perbedaan urutan nada didasarkan dari hasil perbandingan proporsi pada dawai gitar yang ciri-ciri yang dimilikinya. Melodi memiliki bentuk nada yang jelas, memiliki suatu ungkapan tertentu dan nada-nadanya mampu dinyanyikan dengan baik dan jelas.

  Melodi terbagi menjadi beberapa macam. Melodi dibedakan berdasarkan jumlah suara dan hitungan birama.

  1) Berdasarkan jumlah suara, melodi dibagi antara melodi yang terbentuk dari satu suara (unisono) atau sering disebut dengan monodi (suara tunggal) dan melodi yang dibentuk dalam suatu paduan suara atau polifoni. Melodi satu suara terdiri dari nada tunggal, namun ada nada tunggal yang dapat membentuk akor-akor bayangan.

  Musik seperti ini disebut dengan musik tonal. Musik tonal memiliki unsur-unsur tonika (do-mi-sol). Contoh : lagu Indonesia Raya, walaupun dinyanyikan dengan satu suara namun nada-nadanya jatuh pada nada-nada tonika. Bentuk melodi satu suara secara sederhana nampak dalam bentuk lagu Gregorian. Musik seperti ini disebut musik modal. Musik modal tidak tergantung pada tangga nada mayor maupun minor. Musik modal memiliki kuncinya sendiri. Musik modal seperti lagu Gregorian menggunakan modus atau tangga nada selain mayor dan minor, lagu Jawa menggunakan nada pentatonis pelog, slendro. Sedangkan melodi dalam paduan suara yang disertai suara-suara lain entah sebagai akor-akor (tonal) atau interval-interval (modal). Perpaduan interval dapat berupa interval konsonan maupun interval disonan. dalam pengelompokan ruang (birama). Melodi yang dihasilkan bersifat mengalir. Bentuk melodi resitatif dapat dikenal pada lagu Gregorian dan bentuk lagu yang dimunculkan pada jaman Renaissance. Berbeda halnya dengan bentuk melodi metris yang memiliki patokan tertentu dalam penentuan hitungan tertentu. Melodi metris memiliki bentuk birama yang jelas. Bentuk musik dengan melodi terikat dapat terlihat pada musik pada abad 17-19.

  Pemilihan nada pada penyusunan melodi memiliki makna dan pembentukan suasana yang hendak dibangun. Hingga pada akhirnya, nada-nada dalam melodi dapat dinyanyikan atau nada-nada tersebut tidak sekedar berbunyi.

  b. Irama Selain itu ada unsur lain yakni irama. Irama berkaitan erat dengan panjang pendeknya nada dan tekanan bagi melodi (Prier, 2009:76). Irama merupakan salah satu unsur pokok musik yang mampu menghidupkan suasana dalam pembentukan lagu.