Sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung - USD Repository

  SIKAP ORANG-TUA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH KRISTEN SHEKINAH TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Program Studi Psikologi Oleh: Fransisca Metta Amelya Lukito

  NIM : 049114097

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

SIKAP ORANG-TUA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER

DI SEKOLAH KRISTEN SHEKINAH TEMANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Program Studi Psikologi

Oleh:

Fransisca Metta Amelya Lukito

  

NIM : 049114097

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

MOTTO

“Whom have I in heaven but You?

And earth has nothing I desire beside You..

  

My flesh and my heart may fail,

but...

  

God is the strength of my heart and my portion forever”

Psalm 73:25-26 NIV

  KARYA SEDERHANA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK : My Heavenly Father, Jesus Christ, for Your everlasting love.

  Thanks for everything that You have done in me and all the things that You’re going to do… My earthly father, who is now in heaven, thank you for your cares.

  My amazing mother, for your support and sacrifice, no one could ever change my love for you, mom . My sisters, for your sharing, laughing, crying and loving.

My beloved honey, for your patient and pray. I know you are the best, the precious gift

that God has given to me …

  My handsome brothers, Patrick and Karel.

  My talkative sister, Abigail. My fellow teachers at school. My little fellas at the Shekinah School.

  My friends at the Shekinah School.

  God Bless You all!! PERNYA ATAAN KEA ASLIAN Saya a menyatakan n dengan se esungguhnya a bahwa skri ipsi yang sa aya tulis ini tidak memu t uat karya a atau bagian karya oran ng lain, kec cuali yang telah saya sebutkan dal s lam kutipan dan daftar p pustaka sebag gaimana lay yaknya karya a ilmiah.

  Yogyaka arta, 8 Febua ari 2010 Fransisca Metta Amel lya Lukito

  

SIKAP ORANG-TUA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER

DI SEKOLAH KRISTEN SHEKINAH TEMANGGUNG

Fransisca Metta Amelya Lukito

  

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang

bertujuan untuk memaparkan sikap orang-tua terhadap pendidikan

karakter di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung. Variabel dalam

penelitian ini adalah sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter. Sikap

orang-tua dibagi menjadi tiga komponen yaitu komponen kognitif,

afektif, dan konatif. Sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter diukur

dengan menggunakan skala sikap yang disusun dengan metode Likert.

Koefisien reliabilitas skala dengan menggunakan Cronhbach Alpha

adalah sebesar 0.937. Data diperoleh dari 60 orang-tua yang anaknya

bersekolah di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung pada periode tahun

ajaran 2009/2010 sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menjelaskan

sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter di sekolah Kristen Shekinah

yang diharapkan mampu menghasilkan anak didik yang memiliki kualitas

karakter yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean empirik

lebih besar daripada mean teoritik (123,883 > 120), tetapi setelah

dilakukan pengujian taraf signfikansi dengan tingkat signifikan 1%,

didapat yang berarti bahwa tidak signifikan, artinya orang-tua memiliki

sikap netral, tidak positif dan tidak negatif, terhadap pendidikan karakter

di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung. Hal ini menunjukkan bahwa

sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter memiliki peran penting

dalam mencapai keberhasilan pendidikan yang berbasis karakter. Kata kunci: sikap, pendidikan karakter

  

PARENT’S ATTITUDE TOWARDS CHARACTER EDUCATION

  

IN SHEKINAH CHRISTIAN SCHOOL TEMANGGUNG

Fransisca Metta Amelya Lukito

ABSTRACT

  This is a descriptive-quantitative research. The aim of this research is to

know and to describe parent’s attitude towards early childhood character

education. This research is a descriptive research with one variable, and parent’s

attitude as the variable. Parent’s attitude toward character education is

differentiated in three components: cognitive, affective and conative. The subject of

this research are the parent’s of students at Shekinah Christian School period

2009/2010 with the total 60 parents. This research used parent’s attitude scale. The

data is analyzed using SPSS program, 15 version for windows, and found that the

reliability of alpha Cronhbach is 0,937. The collected data are analyzed by t-test

method. This research found that parents have neutral responses towards character

education in Shekinah Christian School. It is show by the result that the empiric

mean is higher than theoretical mean (123,883 > 120), but after analyzed by t-test

method, we found that score t is lower than t-table, which means that the response is

not significant.

  Keywords : attitude, character education.

  

LEMB BAR PERN NYATAAN P PERSETUJU UAN

PUBLIK KASI KARY YA ILMIAH H UNTUK K KEPENTING GAN AKAD DEMIS

Yang bertand Y da tangan dib bawah ini, sa aya mahasisw wa Universita as Sanata Dha arma: Na ama : Fransisc ca Metta Am melya Lukito

  NIM M : 0491140 097

Demi penge D embangan il mu pengeta ahuan, saya memberikan n kepada pe erpustakaan

Universitas S U Sanata Dharm ma karya ilm miah saya yang g berjudul:

  

“Sikap Ora ang-tua terh hadap Pendid dikan Karak kter di Seko olah Kristen Shekinah

Te emanggung” ”

b beserta pera angkat yang diperlukan. Dengan de emikian say ya memberik kan kepada

p perpustakaan n Universitas s Sanata Dha arma hak unt tuk menyimp pan, mengalih hkan dalam

b bentuk medi ia lain, men ngelolanya d alam bentuk k pangkalan data, mendi istribusikan

s secara terbat tas dan mem mpublikasika annya di int ternet atau m media cetak lain untuk

k kepentingan akademis tan npa perlu me eminta ijin da ari saya maup pun member rikan royalti

k kepada saya selama tetap p mencantumk kan nama say ya sebagai pe enulis. D Demikian pe enyataan ini s saya buat den ngan sebenar rnya. Dibuat di Yo D ogyakarta Pada tanggal P l: 8 Febuari 2 2010 Yang menya Y atakan, (Fransisca M ( Metta Amelya a Lukito)

  

KATA PENGANTAR

  Pujian, pengagungan dan ucapan syukur penulis persembahkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya yang berlimpah, sehingga dengan hanya dengan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Sikap Orang-tua Terhadap Pendidikan Karakter di

  

Sekolah Kristen Shekinah Temanggung . Penyusunan skripsi ini merupakan

  syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Semua yang tertuang dalam skripsi ini diperoleh dengan anugerah dan kerja keras yang tidak lain karena peran, bantuan, bimbingan, motivasi, dukungan, dan doa dari beberapa pihak, dan karenanya penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Ibu Dr. Siwi Handayani, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian.

  2. Ibu Dr. Tjipto Susana, M. Si., selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu dan perhatian, serta banyak membantu selama diskusi dan bimbingan sehingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

  3. Ibu Titik Kristiyani, M. Psi., selaku dosen penguji, terimakasih atas waktu dan bimbingannya selama ini.

  4. Ibu M. M. Nimas Eki S., S.Psi., M.Si, selaku dosen penguji, terimakasih atas bimbingan yang diberikan demi selesainya skripsi ini.

  6. My beloved Mom, atas cinta dan kasih, tulusnya doa, serta semangat dan motivasi yang mengiringi langkah penulis. Proud of you, Mom.

  7. My amazing sisters, Caroline, Lita, Nia atas dinamika, kebersamaan, dan pertengkaran kita selama ini, tanpa kalian hidupku tidak akan jadi lebih berwarna.

  8. My precious love, Adi Surya Darma, thank you for everything.. From you I

  

know that the greatest thing we’ll ever learn is just to love and be loved in

return. Because, love never fails..

  9. Untuk Om Petrus dan Tante Linda, atas doa dan dukungannya.

  10. Penghuni Perumahan Dua Sekawan 48, Om Pandu, Tante Liz, Patrick, Karel, dan Abigail atas untaian cerita yang mengisi hari-hariku.

  11. Semua pengajar, staf, pekerja dan murid-murid di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung.

  12. Teman-teman yang udah membantu suksesnya tryout dan penelitian ini, Ms. Selly, Ms. Titin, Ms Tika, Ms. Priska, Ms. Betty, Ms. Maria, Ms. Titi, Ms. Krista, Ms. Widya, Ms. Lenny, Ms. Dessy, Ms. Dewi, Ms. Nana, Mr.

  Valent, Mr. Jaya, atas kesediannya memberikan referensi untuk subjek penelitian. Penulis hanya bisa mengucapkan thank you buat kalian semua.

  13. Segenap dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan pengetahuan dan ilmu kepada penulis.

  14. Staf dan karyawan sekretariat Fakultas Psikologi: mbak Nanik, Mas

  15. Teman-teman yang lain…….

  16. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang secara langsung ataupun tidak langsung sudah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan rendah hati mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, dan untuk itu, penulis menerima segala kritik maupun saran yang membangun.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bisa menjadi berkat dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan semua orang yang membaca skripsi ini pada khususnya.

  Tuhan Yesus memberkati.

  Yogyakarta, 8 Februari 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii HALAMAN MOTTO ………………………………………………………...iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………..………….v i ABSTRAK ...................................................................................................... vii

  ...................................................................................................... viii

  ABSTRACT

  ix HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

  BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 9 C. Batasan Masalah .............................................................................. 9 D. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 10 E. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 10 BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 11 A. PENDIDIKAN KARAKTER ............................................................. 11

  2. Komponen Pendidikan Karakter .................................................. 11

  3. Kualitas Pendidikan Karakter ....................................................... 17

  B. SIKAP ................................................................................................. 18

  1. Pengertian Sikap ........................................................................... 18

  2. Aspek Sikap ................................................................................. 21

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ................................... 21

  C. SEKOLAH KRISTEN SHEKINAH ................................................... 22

  1. Visi dan Misi ................................................................................. 22

  2. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan ............................................ 24

  3. Sarana dan Prasarana .................................................................... 26

  4. Kurikulum ..................................................................................... 26

  D. SIKAP ORANG-TUA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER ... 27

  E. PERTANYAAN PENELITIAN .......................................................... 33

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 34 A. Jenis Penelitian .................................................................................... 34 B. Definisi Operasional ............................................................................ 35 C. Subyek Penelitian ................................................................................ 36 D. Variabel Penelitian .............................................................................. 36 E. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……………… 36

  1. Alat Pengumpulan Data ... ............................................................. 36

  2. Penilaian dan Penskoran …………………………………....……. 39

  5. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 41

  D. Metode Analisis Data .......................................................................... 43

  BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ............................. 45 A. PERSIAPAN PENELITIAN ............................................................... 45

  1. Uji Coba (Try Out) Alat Ukur ......................................................... 45

  2. Blue Print ........................................................................................ 47

  B. PELAKSANAAN PENELITIAN ....................................................... 48

  C. HASIL PENELITIAN ......................................................................... 49

  1. Analisis Data ………………………………………........……… 49

  2. Hasil Empiris Penelitian ................................................................. 50

  E. PEMBAHASAN .................................................................................. 54

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 58 A. Kesimpulan ......................................................................................... 58 B. Saran .................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60 LAMPIRAN .................................................................................................... 62

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Keadaan Siswa Sekolah Kristen Shekinah .................................... 26 Tabel 2 Skor berdasarkan pernyataan aitem favorable .............................. 39 Tabel 3 Skor berdasarkan pernyataan aitem unfavorable ........................... 40 Tabel 4 Blue Print Skala Sikap ................................................................... 47 Tabel 5 Blue Print Distribusi aitem Skala Sikap ………………………… 47 Tabel 6 Blue Print setelah uji coba dengan nomor aitem yang baru ……. 48 Tabel 7 Hasil Analisis teoritik dan empiric ……….....................……….. 51 Tabel 8 Kategorisasi dalam 5 Kategori ………………….….………..….. 52 Tabel 9 Data Deskriptif Sikap Orang-tua terhadap Pendidikan Karakter .. 53

  

DAFTAR LAMPIRAN

Skala Uji Coba Sikap Orang-tua Terhadap Pendidikan Karakter …………….

  64 Data Try Out …………………………………………………………………… 69 Reliabilitas Try Out ……………………………………………………………. 77 Skala Penelitian Sikap Orang-tua Terhadap Pendidikan Karakter …………...

  81 Data Penelitian ………………………………………………………………… 85 Reliabilitas Alpha Cronhbach …………………………………………………. 93 Data Subjek Penelitian …………………………………………………………. 95

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang-tua menjadi tempat pembentukan karakter anak yang utama, terlebih pada masa-masa awal pertumbuhan mereka, yaitu pada usia dini. Menurut Koesoema (2007), orang-tua memiliki investasi afeksi yang tidak

  dapat digantikan oleh peranan pihak lain termasuk sekolah. Jadi, sedekat apapun hubungan emosional antara guru dan siswa, ikatan emosinal antara anak dengan orang-tua merupakan pengalaman tak tergantikan yang menjadi modal dasar pertumbuhan emosi dan kedewasaan anak.

  Tiap-tiap orang-tua memiliki keinginan dan kepentingannya sendiri terhadap kemajuan pendidikan karakter anak-anak mereka. Meskipun orang- tua telah mempercayakan pendidikan karakter anak mereka pada sekolah pilihan mereka, tanggung jawab orang-tua terhadap perkembangan karakter anak tidak hilang.

  Berdasarkan alasan tersebut, dapat diketahui bahwa sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter di sekolah sangatlah penting. Bagaimana respon orang-tua terhadap pendidikan karakter berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya serta berdasarkan pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh, khususnya yang menyangkut tentang pendidikan karakter. sekolah, sehingga orang-tua lebih bisa menentukan sikap terhadap pendidikan karakter yang berlangsung di sekolah. Sekolah bisa memberikan laporan tentang perkembangan kepribadian dan karakter anak di sekolah secara berkala, memberikan buku panduan tentang program pendidikan karakter bagi orang-tua, atau mengadakan evaluasi terhadap hasil dari pendidikan karakter yang sudah diterapkan.

  Sekolah perlu mengetahui sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter yang telah didapat oleh anak, sehingga sekolah dapat memperoleh informasi terhadap pendidikan karakter yang selama ini telah diterapkan. Informasi yang didapat ini bisa dijadikan masukan untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh sekolah terhadap pendidikan karakter yang sedang berlangsung.

  Thomas dan Znaniecki (1974) mengemukakan bahwa melalui sikap, kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosial. Artinya proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola oleh individu.

  Thurstone dan Chave (dalam Mitchell, 1990) mengemukakan bahwa sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan dan perasaan, curiga atau bias, asumsi-asumsi, ide-ide, ketakutan-ketakutan, tantangan-tantangan, dan Sikap orang-tua merupakan kecenderungan respon yang memberikan muatan emosional, yang diperoleh dari pengalaman masing-masing orang-tua.

  Pengalaman ini berasal dari proses belajar yang sifatnya individual sehingga sifatnya subjektif dan unik. Keunikan ini terjadi oleh adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola oleh para orang-tua.

  Sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter merupakan cara orang-tua merespon tentang adanya pendidikan karakter berdasarkan pengalaman dan nilai-nilai yang telah dimiliki oleh orang-tua sebelumnya. Topik mengenai sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter inilah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan setting sekolah dengan kurikulum pendidikan karakter. Sekolah Kristen Shekinah Temanggung merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan karakter dalam kurikulumnya.

  Sekolah Kristen Shekinah Temanggung didirikan dalam rangka membantu pemerintah dalam melaksanakan program Pendidikan Nasional yang tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah ini didirikan sebagai wadah untuk memenuhi aspirasi masyarakat, khususnya para orang- tua murid Kristen yang ada di Temanggung dan sekitarnya. Dengan didirikannya sekolah ini diharapkan dapat menjadikan peserta didik unggul dalam kerohanian, kecerdasan dan karakter. mempersiapkan generasi yang takut akan Tuhan dan memiliki karakter, hikmat, dan kemampuan yang bisa memberikan dampak positif bagi keluarga dan bangsa. Sedangkan misi Sekolah Kristen Shekinah Temanggung adalah membina siswa sehingga mempunyai kehidupan rohani, karakter, dan integritas yang kuat di dalam Tuhan, mengembangkan potensi dan kreativitas dalam diri siswa serta membekali ilmu pengetahuan untuk menjadi pemimpin yang tangguh, dan memperlengkapi setiap siswa untuk tunduk pada otoritas, memiliki hati dan pikiran yang mudah dibentuk dalam akhlak dan budi pekerti yang luhur.

  Dengan melihat Visi dan Misi Tersebut, Sekolah Kristen Shekinah merupakan salah satu sekolah yang cukup berpotensi dalam mengembangkan kualitas dan kuantitas SDM melalui pendidikan karakter, dalam hal ini peserta didik. Adapun alasan penulis menjadikan Sekolah Kristen Shekinah Temanggung sebagai tempat penelitian dikarenakan sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah baru yang cukup popular, sedangkan visi dan misi sekolah tersebut erat hubungannya dengan pendidikan karakter. Selain itu, peneliti juga terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ini (Dokumentasi Visi Misi Sekolah Kristen Shekinah, 2009).

  Peneliti berusaha untuk meneliti sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung karena ada permintaan khusus dari pihak sekolah untuk memberikan informasi mengenai pendidikan gambaran mengenai sejauh mana orang-tua meresponi pendidikan karakter yang selama ini telah dijalankan oleh sekolah, sehingga sekolah dapat memberikan pertimbangan dan upaya yang lebih baik terhadap pendidikan karakter.

  Sebagus apapun kualitas tempat anak menuntut ilmu secara formal, orang-tua tetap memiliki andil yang besar apakah pendidikan yang dijalaninya berhasil atau tidak. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk menjadikan orang- tua sebagai subjek penelitian, sebab orang-tua dinilai sebagai pihak yang paling mengerti perkembangan yang terjadi pada anak-anaknya.

  Berdasarkan hasil sharing, beberapa orang-tua memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda mengenai pendidikan karakter yang telah dilaksanakan di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung. Ada orang-tua yang berpendapat bahwa pendidikan karakter yang telah dilaksanakan tersebut merupakan hal yang positif bagi anaknya. Menurut orang-tua, mereka melihat bahwa mulai ada perubahan dalam diri si anak. Anak yang tadinya terbiasa bersikap kasar terhadap teman, tidak mau mengalah, dan sering mengeluarkan perkataan negatif, setelah mendapatkan pendidikan karakter di sekolah menjadi lebih lembut dan mau berbagi dengan teman.

  Beberapa orang-tua menyatakan bahwa mereka tidak melihat perubahan- perubahan tertentu dalam diri anaknya. Mereka menilai bahwa pada dasarnya, si anak sudah memiliki karakter yang baik, sehingga pendidikan karakter

  Ada pula orang-tua yang berpendapat bahwa pendidikan karakter yang diterapkan di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung justru membebani orang-tua, karena mereka diminta untuk mereview kembali karakter yang telah diajarkan di sekolah. Orang-tua merasa bahwa pendidikan karakter tidak ada manfaatnya, hanya menambah berat tugas anak di rumah.

  Perbedaan pendapat itulah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian mengenai sikap orang-tua terhadap pendidikan karakter yang telah diadakan di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung.

  Berdasarkan uraian di atas, akhirnya peneliti tertarik untuk meneliti tentang Sikap Orang-tua terhadap Pendidikan Karakter Di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan permasalahan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Sikap Orang-tua terhadap Pendidikan Karakter Di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung?

  C. Batasan Masalah

  Agar permasalahan yang akan di bahas lebih jelas dan fokus, maka penulis membatasi permasalahannya sebagai berikut:

  2. Sampel yang digunakan hanya orang-tua dari anak yang menjadi siswa/i di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung pada tahun ajaran 2009/2010.

  D. Tujuan Penelitian

  Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meneliti Sikap Orang-tua terhadap Pendidikan Karakter Di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung.

  E. Manfaat Penelitian

  Sedangkan manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Peneliti, untuk mendapatkan informasi tentang pendidikan karakter yang telah berjalan di Sekolah Kristen Shekinah Temanggung sehingga dapat memberikan masukan terhadap pihak sekolah karena peneliti terlibat langsung dalam proses belajar dan mengajar di sekolah tersebut.

  2. Bagi Sekolah, sebagai informasi dan masukan terhadap pelaksanaan pendidikan karakter yang telah dijalankan selama ini.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah suatu kesepakatan tentang apa yang

  seharusnya dilakukan oleh manusia dengan tujuan untuk mengarahkan kepada nilai-nilai (values) dan kebajikan (virtues) yang akan membentuknya menjadi manusia yang baik (Nord dan Haynes, 2002). Tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk kapasitas intelektual manusia yang memungkinkannya untuk membuat keputusan bertanggungjawab atas hal atau permasalahan rumit yang dihadapinya dalam kehidupan.

  Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

  2. Komponen Pendidikan Karakter Dalam pendidikan karakter Lickona (1992) menekankan pentingya tiga komponen karakter yaitu knowing the good atau persepsi tentang karakter yang baik, feeling the good atau perasaan tentang karakter yang siswa didik mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan.

  a.

   Knowing the good

  Terdapat enam hal yang diajarkan dalam komponen knowing the yaitu:

  good,

  1) Moral Awareness

  Pokok persoalan kesadaran moral yang paling sederhana yang ada dalam situasi kehidupan sehari-hari 2)

  Knowing Moral Value Melibatkan pengetahuan moral yang diwariskan kepada suatu lingkungan tertentu (semacam etika tertulis). Pengetahuan tentang nilai moral ini juga melibatkan pengaplikasian dalam situasi tertentu.

  3) Perspective Taking

  Berhubungan erat dengan pergerakan dari rasa mementingkan diri sendiri beralih pada kegunaan bersama.

  4) Moral Reasoning

  Merupakan pemahaman tentang arti dari melakukan tindakan moral dan alasan mengapa kita melakukan tindakan tersebut.

  5) Decision Making

  Berfokus pada memilih perilaku moral yang tepat dari suatu situasi tertentu.

  6) Self-Knowledge

  Memiliki kesadaran terhadap kekuatan dan kelemahan pribadi dengan mempertimbangkannya lewat waktu dan refleksi terhadap diri sendiri., merupakan tahap dari knowing the good yang paling sulit.

  Untuk membentuk karakter, anak tidak hanya sekadar tahu mengenai hal-hal yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal itu. Selama ini mereka tahunya mana yang baik dan buruk, namun mereka tidak tahu alasannya. Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam pendidikan karakter, di mana anak diharapkan memiliki pemahaman tentang karakter. Tujuan dari tahap ini adalah:

  1) Anak mampu membedakan mana karakter yang baik dan tidak baik

  2) Anak memahami secara logis dan rasional pentingnya karakter dalam kehidupan

  3) Anak mengenal figur yang dapat dijadikan teladan bagi karakter yang baik

  Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan keenam aspek yang ada dalam knowing the good pada skala penelitian, aspek yang digunakan hanya aspek moral awareness, moral reasoning, dan

  decision making. Ketiga aspek lain tidak digunakan karena peneliti

  belum mampu menemukan pengaplikasian yang konkret ke dalam aitem soal pada skala.

  b.

   Feeling the good

  Terdapat 6 hal yang merupakan aspek dari emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter yakni:

  1) Conscience

  Memiliki dua sisi, yang pertama adalah sisi kognitif, yaitu mengetahui apa yang benar. Yang kedua adalah kesadaran akan kewajiban untuk melakukan yang benar. Orang dapat memiliki pengetahuan secara kognitif tapi sangat kurang dalam hal keinginan untuk melakukannya secara emosional. 2)

  Self-esteem Merupakan sebuah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menghormati orang lain. Ketika kita dapat melihat ke dalam diri kita sendiri kita tidak akan menyakiti orang lain dan akan lebih

  3) Empathy

  Sebuah pengidentifikasian, perasaan mengerti atau mengalami sendiri apa yang sedang dialami oleh orang lain. Empati inilah yang membuat kita dapat melihat suatu situasi dari sudut pandang orang lain.

  4) Loving the good

  Merupakan bentuk tertinggi dari karkater, ketertarikan yang murni terhadap hal-hal yang baik, keinginan yang murni untuk menjadi seorang yang baik sebagai bentuk motivasi terhadap karakter yang baik.

  5) Self-control

  Emosi seseorang dapat meluap tanpa alasan, oleh karena itu dibutuhkan pengendalian diri untuk membantu kita bertindak sesuai dengan etika yang ada meskipun sedang berada di bawah tekanan emosi orang lain.

  6) Humility

  Meupakan sebuah kebajikan moral yang diabaikan, merupakan sisi afektif dari self knowledge. Di dalamnya memiliki konsep untuk bersikap terbuka terhadap koreksi serta keinginan yang murni

  Tahapan ini mencoba membangkitkan keinginan untuk melakukan perbuatan baik. Tahapan ini dimaksudkan untuk melatih seseorang merasakan efek dari perbuatan baik yang dia lakukan, sehingga ia mampu menilai dirinya sendiri dan semakin tahu kekurangan-kekurangannya. Jika feeling the good sudah tertanam, itu akan menjadi “mesin” atau kekuatan luar biasa dari dalam diri seseorang untuk melakukan kebaikan atau menghindarkan perbuatan negatif.

  Peneliti tidak memakai semua aspek yang ada dalam feeling the

  good ke dalam skala penelitian. Hanya tiga aspek yang digunakan

  yaitu conscience, emphaty, dan loving the good. Ketiga aspek lain tidak dimasukkan pada skala penelitian karena peneliti belum mampu mengungkapkan bentuk nyata dari aspek-aspek tersebut ke dalam aitem soal.

  c.

   Acting the good

  Tindakan ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu:

  1) Kompetensi (competence)

  Kemampuan untuk mengubah pengetahuan dan perasaan moral menjadi suatu tindakan yang efektif. Dapat dianggap sebagai pengaplikasian aktif dari knowing the good dan acting the good. 2)

  Keinginan (will) Berhubungan dengan tujuan. Sesuatu yang bertujuan agar dapat diterima orang sebagai suatu tindakan yang benar seringkali menjadi bagian yang paling sulit untuk dilaksanakan. Membutuhkan suatu keinginan yang besar untuk melakukan tindakan moral dalam situasi yang tepat.

  3) Kebiasaan (habit)

  Pengaplikasian dari knowing the good dan feeing the good yang dilakukan secara disengaja dalam situasi yang kompeten. Orang yang memiliki karakter yang baik seringkali melakukan tindakan kebajikan sebagai suatu hal yang biasa tanpa harus berpikir mengenai hal baik apa yang seharusnya dilakukan. Tahapan ini berusaha untuk melatih seseorang melakukan perbuatan baik. Tanpa melakukan apa yang sudah diketahui atau dirasakan oleh seseorang, tidak akan ada artinya. Berbuat sesuatu yang baik itu harus dilatih, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Inilah puncak keberhasilan pendidikan karakter, orang mampu mempraktekkan karakter yang baik dalam perilakunya sehari-hari.

  Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu aspek dari

  acting the good, yaitu kebiasaan (habit). Kedua aspek lain tidak

  dimasukkan ke dalam skala karena peneliti belum bisa menuangkan ide dari aspek-aspek tersebut secara konkret ke dalam aitem soal.

  3. Kualitas Pendidikan Karakter Pendidikan karakter mengajarkan tentang berbagai kualitas karakter di dalamnya. Character First Education mendefinisikan 49 jenis kualitas karakter, di antaranya adalah karakter penuh perhatian, ketaatan, kejujuran, tahu berterimakasih, ketertiban, ketulusan, kesalehan, dan murah hati.

  Bentuk kualitas pendidikan karakter dalam penelitian ini meliputi: a.

   Penuh Perhatian, menunjukkan penghargaan kepada seseorang atau

  suatu tugas dengan berkonsentrasi penuh b.

   Ketaatan, dengan segera dan senang hati melakukan perintah dari

  orang-orang yang bertanggung jawab atas saya c.

   Kejujuran, memperoleh kepercayaan dengan melaporkan fakta

  yang akurat d.

   Tahu berterimakasih, menyatakan kepada orang lain melalui

  perkataan dan tindakan bahwa mereka telah berjasa bagi hidup saya e.

   Murah hati, dengan teliti mengelola segala sumber daya sehingga

  f.

   Ketertiban, mengatur diri sendiri dan lingkungan sekitar untuk

  meningkatkan efisiensi g.

   Pengampunan, memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain

  serta tidak menaruh dendam h.

   Ketulusan, selalu melakukan yang benar dengan motif yang

  transparan i.

   Kesalehan, nilai moral yang tinggi karena melakukan yang benar

  secara konsisten B.

   Sikap

  1. Pengertian Sikap Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary (Hornby, 1974) mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Free online dictionary (2009) mencantumkan sikap sebagai kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu.

  Thomas dan Znaniecki (1920) menegaskan bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih dapat terjadi oleh adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin dipertahankan dan dikelola oleh individu.

  Thurstone dan Chave (dalam Mitchell, 1990) mengemukakan definisi sikap sebagai keseluruhan dari kecenderungan dan perasaan, curiga atau bias, asumsi-asumsi, ide-ide, ketakutan-ketakutan, tantangan-tantangan, dan keyakinan-keyakinan manusia mengenai topik tertentu. Pendapat ini berbeda dengan Thomas dan Znaniecki (1920) yang berpendapat bahwa sikap tidak semata-mata ditentukan oleh aspek internal psikologis individu melainkan melibatkan juga nilai-nilai yang dibawa dari kelompoknya, Thurstone lebih spesifik menunjukkan faktor yang menentukan sikap seseorang terhadap sesuatu objek sikap (specific topic).

  Pendapat Allport (1935) mengenai sikap lebih memperkaya pandangan yang dikemukakan sebelumnya. Menurut Allport sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait.

  Pendapat Krech & Crutchfield (1948) memilah lebih tajam komponen sikap yang dikemukakan oleh Thurstone dan Chave dan Allport yang dikemukakan sebelumnya. Menurut Krech dan Crutchfield sikap adalah pengorganisasian yang relatif berlangsung lama dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang relatif menetap pada diri individu dalam kognitif yang terjadi pada diri individu secara konsisten dalam berhubungan dengan objek sikap.

  Campbell (1950) mengemukakan bahwa sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap objek sosial. Penekanan konsistensi respon ini memberikan muatan emosional pada definisi yang dikemukakan Campbell tersebut. Sikap tidak hanya kecenderungan merespon yang diperoleh dari pengalaman tetapi sikap respon tersebut harus konsisten.

  Pengalaman memberikan kesempatan pada individu untuk belajar.

  Aiken (1970) menambahkan bahwa sikap adalah predisposisi atau kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu untuk merespon secara positif atau negatif dengan intensitas yang moderat dan atau memadai terhadap objek, situasi, konsep, atau orang lain. Definisi yang dikemukakan Aiken ini sudah lebih aktif dan operasional, baik dalam hal mekanisme terjadinya maupun intensitas dari sikap itu sendiri. Predisposisi yang diarahkan terhadap objek diperoleh dari proses belajar.

  Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan keterkaitan ide dengan emosi yang digunakan untuk merespon situasi sosial tertentu secara konsisten, di mana proses ini terjadi secara subjektif dan unik pada diri setiap individu.

  2. Aspek Sikap Menurut Mar’at (1984), sikap memiliki tiga aspek, yaitu: a.

  Aspek kognitif yang berhubungan dengan belief (kepercayaan atau keyakinan), ide, konsep. Aspek ini dapat berupa persepsi, stereotipe, opini yang dimiliki individu mengenai sesuatu.

  b.

  Aspek afektif yang berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang. Aspek ini menyangkut perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi.

  c.

  Aspek Konatif yang merupakan kecenderungan bertingkah laku (kecenderungan: belum berperilaku)

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Menurut Rahayuningsih (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap siswa dalam pendidikan karakter adalah: a. Pengalaman pribadi, harus meninggalkan kesan yang kuat

  b. Kebudayaan, pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan c. Orang lain yang dianggap penting (Significant Others), yaitu orang- orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus d. Media massa, membawa pesan-pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal e.

  Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama, berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan sistem kepercayaan seseorang hingga ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang.

  f.

  Faktor Emosional, suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego.

C. Orang-tua

  Definisi orang-tua menurut kamus Wikipedia (2009) adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial.

  Umumnya orang-tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak dan panggilan ibu atau ayah dapat diberikan untuk perempuan atau pria yang bukan orang-tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini.

  Orang-tua pada penelitian ini adalah ayah atau ibu dari siswa/i Sekolah Kristen Shekinah Temanggung. Orang-tua yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah orang yang diketahui oleh peneliti terlibat dalam proses belajar anak, diantaranya seperti orang-tua yang sering berada di kantin sekolah pada jam istirahat anak maupun orang-tua yang sering menjemput anak di sekolah, orang-tua yang rutin bertanya pada guru mengenai materi memberikan tanya jawab soal pada anaknya di kantin sekolah ketika ada ujian, serta rajin datang pada pertemuan orang-tua yang diadakan di sekolah.

D. Sekolah Kristen Shekinah Temanggung 1.

  Visi dan Misi Sekolah Kristen Shekinah merupakan salah satu sekolah swasta yang didirikan dalam rangka membantu melaksanakan program Pendidikan

  Nasional yang tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah ini didirikan sebagai wadah untuk memenuhi aspirasi masyarakat, khususnya para orang-tua murid yang ada di Temanggung dan sekitarnya. Dengan didirikannya sekolah ini diharapkan dapat menjadikan siswa unggul dalam kerohanian dan kecerdasan.

  Hal ini dapat di lihat dari visi dan misi Sekolah Kristen Shekinah. Adapun visi dari Sekolah Kristen Shekinah yaitu mempersiapkan generasi yang takut akan Tuhan dan memiliki karakter, hikmat, dan kemampuan yang bisa memberikan dampak positif bagi keluarga dan bangsa.

  Misi Sekolah Kristen Shekinah adalah:

  a. Membina siswa sehingga mempunyai kehidupan rohani, karakter, dan integritas yang kuat di dalam Tuhan b. Mengembangkan potensi dan kreativitas dalam diri siswa serta membekali ilmu pengetahuan untuk menjadi pemimpin yang tangguh c.

  Memperlengkapi setiap siswa untuk tunduk pada otoritas, memiliki hati dan pikiran yang mudah dibentuk dalam akhlak dan budi pekerti yang luhur.