FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007 SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

  Oleh: Florentina Ristri NIM : 051324004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

  Oleh: Florentina Ristri NIM : 051324004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

  i

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ii

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  iii

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  iv

  

 

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus yang setiap saat selalu bersamaku Kedua orang tuaku tercinta Papa Paulus Surisdi dan Alm. Mama M.G. Sri Danik terima kasih atas doa dan kasih sayang selama ini Kedua kakakku tersayang L.Andhika Ristri dan Movia Ristri serta Yohanes Sigit Untoro dan keponakanku tercinta Albertus Aston Viansi. Makasi ya doanya… My Guardian angel Stephanus Andi Hermantyo Semua saudara dan teman-temanku yang turut mendukung dan mendoakan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Almamaterku Universitas Sanata Dharma  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  MOTTO

Menyia-nyiakan waktu setiap hari adalah pemborosan hidup,

bekerja penuh semangat dan menjadi orang yang berguna

adalah membangun kehidupan kita sendiri

(Edmund Burke)

  

Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini

dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu dan iman.

Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi

mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah

  

(Will Rogers)

Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan

meminta nasihat-Nya

( Samuel Johnson)

     

  v

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 04 Agustus 2010 Penulis

  Florentina Ristri vi

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama :Florentina Ristri NIM :051324004 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “ FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya: Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 04 Agustus 2010 Yang menyatakan, Florentina Ristri vii

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007

  Florentina Ristri NIM 051324004

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2010 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat produksi minyak mentah sawit terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, mengetahui pengaruh konsumsi minyak mentah sawit terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, mengetahui pengaruh harga nasional terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, dan mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia.

  Sumber data merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari Departemen Pertanian, Direktorat Jendral Perkebunan, Badan Pusat Statistik serta literature lain yang mendukung. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

  Nilai koefisien (R²) diperoleh hasil sebesar 0,991, yang menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 99,1%, sedangkan sisanya 0,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa variabel independen yaitu produksi minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, konsumsi minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, harga minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia dan nilai tukar rupiah mempengaruhi minyak mentah sawit di Indonesia.

  Dari penelitian ini penulis menyarankan pemerintah hendaknya perlu meningkatkan produksi secara ekstensifikasi dan intensifikasi serta mendirikan pabrik pengolahan minyak mentah sawit, pemerintah hendaknya mampu memenuhi konsumsi dalam negeri terlebih dulu dan pengembangan minyak mentah sawit lebih diarahkan pada upaya menekan harga sehingga harga jual dapat terus meningkat. viii

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE INFLUENCING FACTORS

ON THE INDONESIAN CRUDE PALM OIL EXPORT VOLUME

DURING 1995 - 2007

  Florentina Ristri NIM 051324004

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2010 The purposes of the research are to detect: (1) the influence of crude oil production (CPO) level on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (2) the influence of CPO consumption on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (3) the influence of domestic / national price on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (4) and to know the influence of the Indonesian currency exchange rate on the Indonesia’s crude palm oil export volume.

  The data were collected from various secondary sources. Among others were the Agricultural Departments, the Directorate General of Plantation, Statistics Central Bureau, as well as other supporting literatures. The research is a descriptive -and quantitative research. Technique of analyzing the data was double linear regression.

  The coefficient value was 0.991, which indicated that the independent variables influence the dependent variables as high as 99.1 %, whereas 0,9 % was influenced by other factors which were not included in this research. The conclusions of the analysis by double linear regression were that the independent variables, the CPO production influenced the CPO export volume of Indonesia. The CPO consumption influenced the CPO export volume of Indonesia. The price of CPO also influenced the CPO export volume of Indonesia, and the Indonesian currency exchange rate had an influence on the CPO export volume of Indonesia.

  Based on the result of the research, the writer proposes that the government should encourage and increase the production of crude palm oil extensively as well as intensively. The government should be able to fulfill the domestic consumer’s need. The development of crude palm oil industry should be directed to pressure the price in order to increase the sales. ix

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, rahmat dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

  

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR

CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007“ dengan lancar.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung penulisan skripsi ini, terutama kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim M. Ed., Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan juga sebagai dosen pembimbing II serta selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2005 yang telah membimbing dan membantu sampai terselesaikannya skripsi ini.

  3. Bapak Indra Darmawan S. E., M. Si., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan membantu sampai terselesaikannya skripsi ini. x

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Bapak Y.M.V. Mudayen S. Pd., yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si., selaku pembimbing abstrak dalam bahasa Inggris.

  6. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto dan Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti selaku dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi.

  7. Mbak Titin, Mbak Aris dan Pak Wawik yang telah membantu penulis dalam mengurus masalah administrasi selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

  8. Mama tercinta Alm. Maria Goretti Sri Danik yang telah berpulang kepada-Nya, Papa tercinta Paulus Surisdi yang dengan penuh kasih dan kesabaran membesarkan, mendidik, membiayai, mengarahkan dan selalu mendoakan dalam setiap perjalanan hidupku.

  9. Kedua mbakku tercinta Laurentia Andhika Ristri dan Movia Ristri serta kakak iparku Sigit Untoro dan keponakanku Albertus Aston Viansi yang telah membantu doa dan memberi semangat sehingga skripsi dapat terselesaikan.

  10. Keluarga besar Papa Paulus Surisdi di Semarang dan Keluarga besar Alm. Mama Maria Goretti Sri Danik di Sleman Yogyakarta terima kasih atas doanya. xi

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11. Stephanus Andi Hermantyo my guardian angel yang telah sabar dan memberikan waktu luangnya kepada penulis.( I will love you forever my

  dear ).

  12. Trinity Net dan Aman group ( Firdaus selaku manager Trinity Net,

  Nana gembul, Mbok de Nyamtie, Omi, Agnes, Mba Joe, Adi Andreas, Bajuz Kresna, Widi Oi Oi, Januar Dwi Prasetyo, Weli brekele, Wahyu, Aris Romanz, Maz Nael, MAs Hendri, Rina-Rini.)

  13. Sahabat dan teman-temanku seperjuangan program studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2005 ( Primadesta laraningtyas jati, meri wakerkwa,

  Kiki sugiyanti, Brigitta tidora, Yoani rinda perdani, Katarina sri handayani, Josephin dian dwi martanti, Veronika andriati, Berlia trio listyawati, Dwi martanti, Nian putriana, Ika kurniawati, Lelly sestyaningrum, Kurnia martikasari, Lesti wulandari, Ludovina maria, Rinto cahyadi, Antonius sudibyo, Ignatius kurniawan, Hendrikus prastoko adi. Andreas rahardjo, Ari dwidadi ) terima kasih bantuan, doa, dukungan

  dan kebersamaan kalian selama ini.

  14. Mbak Isnani, mas Hendra, mas Koko,dan mas Dika program studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2003 yang turut membantu penulisan skripsi ini.

  15. Keluarga besar Essensi Band Yogyakarta ( Mas Wikan, Mas Tatan,

  Mas Ferdi, Mas Andi, Mas Reza, Mas Timi, serta dik Cathy dan mba Intan).

  xii

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Rahasia dalam hidup adalah jika kita lebih memaknai hal-hal yang telah kita lalui termasuk dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan atau kekurangan dalam penulisan skrpsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

  Yogyakarta, 04 Agustus 2010 Penulis,

  Florentina Ristri xiii

  

 

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL

  ................................................................................................ i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  .................................................... ii

  HALAMAN PENGESAHAN

  ................................................................................. iii

  HALAMAN PERSEMBAHAN

  ............................................................................. iv

  MOTTO

  .................................................................................................................... v

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  ................................................................. vi

  HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

  ……………………………………. vii

  ABSTRAK

  ……………………………………………………………………........ viii

  ABSTRACT

  .............................................................................................................. ix

  KATA PENGANTAR

  …………………………………………………………….. x

  

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. xiv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………… xvii

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………………........ xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  1 B. Rumusan Masalah

  8 C. Batasan Masalah

  8 D. Tujuan Penelitian

  9 E. Manfaat Penelitian 9 xiv

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Sejarah Crude Palm Oil

  11 B. Perkembangan Perkebunan Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia

  13 C. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Ekspor CPO di Indonesia

  14

  1. Produksi Minyak Mentah Sawit atau CPO

  15

  2. Konsumsi Minyak Mentah Sawit atau CPO

  17

  3. Harga Minyak Mentah Sawit atau CPO

  18

  4. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As

  20 D. Penelitian Terdahulu

  24 E. Kerangka Berpikir

  25 F. Hipotesis

  27 BAB III METODE PENELITIAN

  A. Jenis Penelitian

  28 B. Jenis Data dan Sumber Data

  28 C. Waktu Penelitian

  30 D. Variable Penelitian

  30 E. Teknik Analisis Data

  31 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

  A. Analisis Data

  43

  1. Pengujian Prasayarat Regresi

  43

  a) Pengujian Normalitas

  43

  b) Pengujian Linieritas 46 xv

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Pengujian Asumsi Klasik

  47

  a) Uji Multikolinieritas

  47

  b) Uji Heterokedastisitas

  49

  c) Uji Autokorelasi

  51

  3. Pengujian Statistik

  51

  a) Uji F

  52

  b) Uji t

  53

  c) Uji R²

  58 B. Pembahasan

  58 BAB V PENUTUP

  A. Kesimpulan

  70 B. Saran-Saran

  71 LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

  xvi

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  52 Tabel IV.8 Hasil Uji t

  68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  67 Tabel IV.14 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As

  65 Tabel IV.13 Harga Minyak Mentah Sawit atau CPO

  63 Tabel IV.12 Konsumsi Minyak Mentah Sawit atau CPO

  58 Tabel IV.11 Produksi Minyak Mentah Sawit atau CPO

  58 Tabel IV.10 Negara-negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia

  53 Tabel IV.9 Hasil Uji R²

  xvii

    DAFTAR TABEL

  49 Tabel IV.6 Hasil Autokorelasi

  47 Tabel IV.5 Hasil Uji Heterokedastisitas

  46 Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinieritas

  43 Tabel IV.3 Hasil Uji Linieritas

  43 Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas

  3 Tabel IV.1 Deskriptif Statistik

  Tabel I.1 Potensi Peremajaan Kelapa Sawit

  51 Tabel IV.7 Hasil Uji F

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR BAGAN

  Bagan 1 Bagan Kerangka Berpikir

  26

   

  xviii

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga

  kerja dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah sebagai sumber tanaman pangan dan sebagai komoditas ekspor. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki kesuburan lahan perkebunan yang dapat ditanami berbagai macam hasil pertanian, seperti cengkeh, karet, kayu, kopi, teh, kelapa sawit dan coklat. Hasil perkebunan tersebut kemudian di ekspor ke luar negeri dan menjadi andalan ekspor Indonesia, hasil ekspor digunakan sebagai sarana pembangunan untuk perekonomian bangsa dan sebagai sumber devisa negara.

  Perkebunan merupakan salah satu sub sektor yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, penerimaan devisa negara melalui ekspor, penyediaan lapangan kerja, penyedia bahan baku untuk sektor industri, pemenuhan kebutuhan akan konsumsi dalam negeri, serta perolehan nilai tambah dan optimalisasi pengelolaan sumber daya alam ( Ditjenbun, 2007). Hasil kontribusi sektor perkebunan terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto yaitu sebesar 2,12% di tahun 2005

  1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  atau merupakan urutan ketiga setelah sektor pertanian dan perikanan ( BPS, 2005 ).

  Hasil perkebunan yang di ekspor ke luar negeri dan menjadi andalan ekspor Indonesia, salah satunya yaitu kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara di luar minyak dan gas. Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia dengan total produksi 9,9 juta ton pada tahun 2003, dan negara eksportir kedua setelah Malaysia. Namun Indonesia tidak kalah begitu saja dari Malaysia karena kelapa sawit di Indonesia memberikan kontribusi sebesar US$ 2,6 milyar atau 4,3 % dari total ekspor seluruhnya yang mencapai US$ 61 milyar. Ekspor Indonesia pada 1995 sampai 2004 tumbuh berkali- kali lipat dari 1,856 juta ton pada 1995 menjadi 8,05 juta ton pada 2004.

  Pada 1995 pangsa pasar ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Sekitar 18,2% dari total ekspor CPO dunia yang mencapai 10,194 juta ton. Nilai ekspor ini mengalami kenaikan pada tahun 2002 sebesar 2,35 milyar (4,11 % dari total nilai ekspor seluruhnya), sedangkan nilai ekspor Indonesia pada tahun 2001 mencapai US$ 1,23 milyar atau 2,18 % dari total ekspor seluruhnya (Statistik ekonomi dan Keuangan Indonesia, Mei 2004).

  Crude Palm Oil (CPO) adalah salah satu produk agribisnis Indonesia. Sebagai produk tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas bagi Indonesia, crude palm oil (CPO) memiliki prospek yang bagus dibanding industri non migas lainnya.

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  Devisa non migas selain crude palm oil (CPO) yaitu minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak jagung. Cerahnya prospek komoditi crude palm oil (CPO) dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ( BPS, 2005).

  Luas areal mengalami perkembangan seluas 105.808 dari tahun 1967 dan pada tahun 1997 meluas menjadi 2,5 juta hektar, pertumbuhan pesat terjadi dari kurun waktu 1990-1997 dimana terjadi penambahan areal tanam rata-rata 200.000 hektar tiap tahunnya. Areal penambahan kelapa sawit di Indonesia konsentrasi dalam 5 propinsi diantarannya Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Jambi, dan Aceh. Tahun 1997 dari luas areal tanam 2,5 juta hektar propinsi Sumatera Utara dan Riau memberi kontribusi 44%, yakni masing-masing Sumatera Utara 23,24% (584.746 hektar), Riau memberi kontribusi 20,70%( 522.434 hektar), sedangkan Kalimantan Barat, Sumsel, Jambi dan Aceh memberi kontribusi 7% hingga 9,8% dan propinsi lainnya 1% hingga 5% (Ditjenbun, 1995).

  Tabel 1.1

  

Potensi Peremajaan Kelapa Sawit di Beberapa Propinsi:

Propinsi Pangsa (%) Areal Peremajaan (ha) Sumatera Utara 23,24 6644-16609 Riau 20,70 5144-12860 Sumatera Selatan 12,6 2520-6300 Kalimantan Barat

  

7 2080-5200

Aceh 8,0 1600-4000 Lainnya 10,1 2013-5031

  Sumber: Ditjenbun, 1995

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  Hasil produksi terutama crude palm oil (CPO) di Indonesia mencapai 16,8 juta ton/tahun atau meningkat 4% dari tahun 2006. CPO atau minyak mentah sawit merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia karena harganya yang relatif tinggi bila diekspor yaitu sebesar US $ 870/ton atau naik sekitar 14 % dari bulan Mei 2006 (Kompas, 2006). Kenaikan harga ini sejalan dengan meningkatnya permintaan CPO di luar negeri yang dikarenakan crude palm oil (CPO) dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri berbahan dasar CPO seperti minyak goreng, margarin, minyak makan merah, susu kental manis, es krim, sabun, bahan baku mentega, kosmetik, pasta gigi, sampai pencampur cokelat. Pada industri margarine, crude palm oil (CPO) memberi kontribusi sebesar 37%, industri untuk minyak goreng 51%, oleochemical 8%, industri sabun mandi 3% dan sabun cuci 1%. (Harian Sinar Harapan, 2003).

  Komoditas crude palm oil (CPO) telah memberikan sumbangan pada pendapatan negara dari sektor non migas US$7,87 milyar atau 8,54% dari pangsa pendapatan nasional. Saat ini jumlah dan nilai ekspor CPO Indonesia mencapai 60% dari total perdagangan CPO dunia. Potensi produksinya juga sangat mendukung dengan adanya penambahan luas areal kebun kelapa sawit yang mencapai 5 juta hektar atau melonjak 87% dalam 20 tahun terakhir (Viva News, 21 Juli 2009).

  Selain mengandalkan pasar domestik atau produksi di dalam negeri, pasar ekspor ke luar negeri juga merupakan pasar utama CPO di Indonesia. Secara keseluruhan 12 negara produsen CPO dunia pada satu

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  dekade terakhir mengalami pertumbuhan. Dalam satu dekade tersebut produksi CPO dunia naik 1,97 kali lipat. Pada tahun 1995 produksi CPO hanya 4,2 juta ton per tahun, di tahun 2005 berlipat hampir tiga kali menjadi 11,4 juta ton.Hal itu pertanda baik bagi industri CPO secara nasional, Selain, Malaysia dan Indonesia, sepuluh negara produsen CPO yang tumbuh produksinya adalah Nigeria, Kolombia, Thailand, Papua Nugini, Ekuador, Kosta Rika, Honduras, Brazil, Venezuela, dan Guatemala. Namun dari sejumlah negara produsen CPO tersebut, hanya lima negara yang menjadi eksportir CPO yaitu Malaysia, Indonesia, Papua Nugini, Cote d`Ivore, dan Kolombia. Pertumbuhan ekspor Indonesia juga paling besar dibandingkan Malaysia meskipun Malaysia tetap menjadi eksportir CPO terbesar di dunia yang ekspornya pada 2004 mencapai 12,575 juta ton atau sekitar 53,7% dari total ekspor negara produsen CPO dunia ( Bisnis Indonesia, 2005).

  Ekspor CPO Indonesia pada dekade terakhir meningkat dengan laju antara 7-8% per tahun. Di samping dipengaruhi oleh harga di pasar internasional dan tingkat produksi, kinerja ekspor CPO Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya tingkat pajak ekspor ( Ditjenbun, 2002 ).Dengan asumsi tingkat pajak ekspor adalah masih di bawah 5%, maka ekspor CPO Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju 4-8% per tahun pada periode 2000-2010. Pada periode 2000-2005, volume ekspor akan tumbuh dengan laju 5%-8% per tahun sehingga volume ekspor pada periode tersebut sekitar 5.4 juta ton. Pada

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  periode 2005-2010, volume ekspor meningkat dengan laju 4%-5% per tahun yang membuat volume ekspor menjadi 6.79 juta ton pada tahun 2010.( Food and Agriculture Organization, 2001 ).

  Pada tahun 1980 sampai dengan pertengahan 1990, industri minyak mentah sawit (CPO) berkembang dengan pesat, diantarannya areal meningkat 11% per tahun, produksi juga meningkat 9,4% per tahun, konsumsi 10% sampai 13% per tahun, konsumsi domestik dan ekspor crude palm oil (CPO) mengalami peningkatan dengan laju masing-masing 10% dan 13% per tahun (Ditjenbun, 2003).

  Faktor yang mempengaruhi ekspor crude palm oil (CPO) lainnya yaitu faktor harga dan nilai tukar rupiah. Harga CPO mengalami peningkatan dan penurunan harga yang berfluktuasi, dimana pada tahun 2004 CPO atau minyak mentah sawit mencapai 471,33, tahun 2005 menurun menjadi 422,08, tahun 2006 meningkat menjadi 469,75 pada bulan juli 2006 ( oil. World ), sedangkan harga CPO dalam negri selama dua pekan terakhir mulai naik dari Rp 4.100 menjadi Rp 5.053 per kilogram ( Kompas, 2008 ).

  Seperti kebanyakan harga produk primer pertanian, harga CPO relatif sulit untuk diprediksi dengan akurasi yang tinggi. Harga cenderung fluktuatif dengan dinamika perubahan yang cepat. Dengan kesulitan tersebut, maka harga yang dilakukan lebih pada menduga kisaran harga untuk periode 2000-2005. Jika tidak ada stok dalam perdagangan dan produksi, maka harga CPO di pasar internasional pada periode tersebut

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  diperkirakan lebih tinggi bila dibandingkan dengan situasi harga tahun 2001 yang dengan rata-rata sekitar US$ 265/ton. Di samping itu, mulai menurunnya stok pada periode menjelang 2005 juga mendukung perkiraan tersebut. Dengan argumen tersebut, harga CPO sampai dengan 2005 diperkirakan akan berfluktuasi sekitar US$ 350-450/ton (Susila dan Supriono, 2001).

  Nilai tukar rupiah juga dapat mempengaruhi ekspor crude palm oil (CPO). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini menjadi Rp 10.500 per dolar AS. Namun dalam jangka pendek, nilai tukar rupiah tidak berpengaruh pada ekspor CPO karena harga crude palm oi (CPO) di pasar internasional mengalami peningkatan, sehingga dengan meningkatnya harga CPO di pasar internasional dapat meningkatkan nilai tukar rupiah yang nantinya akan menurunkan nilai ekspor karena harga crude palm oil (CPO) ditetapkan dalam mata uang dolar ( Harian Analisa, 5 Mei 2009 ).

  Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti sangat termotivasi untuk mengadakan pengkajian lebih dalam mengenai “FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007".

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

 

A.

   Rumusan Masalah

  Melihat latar belakang masalah di atas maka pokok masalah yang akan dibahas adalah :

  1. Bagaimana perkembangan volume ekspor CPO di Indonesia tahun 1995-2007 ?

  2. Bagaimana pengaruh produksi CPO di Indonesia terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ?

  3. Apakah konsumsi CPO di Indonesia mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007?

  4. Apakah harga CPO di Indonesia mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ?

  5. Apakah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ?

B. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini, dibatasi dalam produksi CPO di Indonesia mempengaruhi ekspor CPO, perkembangan volume ekspor di Indonesia tahun1995-2007, tingkat konsumsi CPO di Indonesia mempengaruhi kuantitas ekspor CPO tahun1997-2007 harga CPO berpengaruh terhadap ekspor CPO, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mempengaruhi ekspor CPO dari tahun 1995-2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

 

C.

   Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan volume ekspor CPO di Indonesia tahun 1995-2007.

  2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat produksi di Indonesia terhadap volume ekspor tahun 1995-2007.

  3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat konsumsi di Indonesia terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007.

  4. Untuk mengetahui pengaruh harga CPO internasional terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007.

  5. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cukup bagi pihak-pihak antara lain:

  1. Bagi Pemerintah Untuk dapat memberikan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakannya mengenai ekspor CPO, dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian dan perkembangan CPO di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  2. Bagi Peneliti Dapat sebagai aplikasi penulisan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai ekspor CPO di Indonesia.

  3. Bagi Mahasiswa Sanata Dharma Penelitian ini semoga dapat menambah informasi serta dapat sebagai bahan diskusi oleh beberapa pihak untuk pengkajian lebih lanjut.

   

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Sejarah Crude Palm Oil (CPO) Kelapa sawit merupakan suatu komoditas yang unik dipandang

  dari segi proses yang harus ditempuh oleh komoditi ini sebelum kelapa sawit mampu memperoleh tempat dalam perdagangan internasional sebagai komoditi yang penting (Soetrisno, Loekman, 1991). Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintahan colonial Belanda. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa oleh Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun Raya Bogor. Benihnya dari Bogor ini kemudian ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hiasan di Deli, Sumatera pada dekad 1870-an dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor pada tahun 1911-1912.

  Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 hektar. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara Eropa kemudian pada tahun 1923 mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan Belanda perkebunan kelapa sawit mengalami peningkatan namun kenajuannya tidak diikuti dengan peningkatan

  11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  perekonomian nasional, hasil tersebut hanya meningkatkan perekonomian asing termasuk Belanda.

  Memasuki pendudukan Jepang perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran, lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16 % dari total yang luas yang ada. Pada tahun 1940 Indonesia hanya mengekspor 250.000 ton minyak sawit, pada masa pemerintahan orde baru pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagai sektor devisa negara, pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan terutama perkebunan untuk rakyat. Melalui berbagai upaya pengembangan, baik yang dilakukan oleh perkebunan besar, proyek-proyek pembangunan maupun swadaya masyarakat, perkebunan kelapa sawit telah berkembang sangat pesat. Pada tahun 1968, luas areal yang baru 120 ribu ha menjadi 5.743 ribu ha pada tahun 2003. Selain dari pertumbuhan areal yang cukup besar tersebut, hal lain yang lebih mendasar lagi adalah penyebarannya, yang semula hanya ada pada 3 propinsi saja di Sumatera, tetapi saat ini telah tersebar di 17 propinsi di Indonesia. Sumatera masih memiliki areal terluas di Indonesia, yaitu mencapai 75,98% diikuti Kalimantan dan Sulawesi, masing- masing 20,53% dan 2,81%. Komposisi pengusahaan kelapa sawit juga mengalami perubahan, yaitu dari sebelumnya hanya perkebunan

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  besar, tetapi saat ini telah mencakup perkebunan rakyat dan perkebunan swasta.

B. Perkembangan Perkebunan Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia

  Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu langkah yang diperlukan sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Perkembangan pada berbagai subsistem yang sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit sejak menjelang akhir tahun 1970-an menjadi bukti pesatnya perkembangan agribisnis kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya yang diusahakan oleh perusahaan negara, tetapi juga perkebunan rakyat dan swasta. Pada tahun 2003, luas areal perkebunan rakyat mencapai 1.827 ribu ha (34,9%), perkebunan negara seluas 645 ribu ha (12,3%), dan perkebunan besar swasta seluas 2.765 ribu ha (52,8%). Sumatera mendominasi ketiga jenis pengusahaan, sedangkan Kalimantan dan Sulawesi menjadi lokasi pengembangan perkebunan swasta dan perkebunan rakyat.

  Ditinjau dari bentuk perusahaannya, perkebunan rakyat (PR) memberi andil produksi CPO sebesar 3.645 ribu ton (37,12%), perkebunan besar negara (PBN) sebesar 1.543 ribu ton (15,7 %), dan perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 4.627 ribu ton (47,13%).

  Produksi CPO juga menyebar dengan perbandingan 85,55% Sumatera, 11,45% Kalimantan, 2%, Sulawesi, dan 1% wilayah

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  lainnya. Produksi tersebut dicapai pada tingkat produktivitas perkebunan rakyat sekitar 2,73 ton CPO/ha, perkebunan negara 3,14 ton CPO/ha, dan perkebunan swasta 2,58 ton CPO/ha (Deptan, 2004).

  Secara umum dapat dikategorikan bahwa pengembangan agribisnis kelapa sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara internal, pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, serta produktivitas yang semakin dapat meningkat. Tujuan utama pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah 1) menumbuhkembangkan usaha kelapa sawit di pedesaan yang akan memacu aktivitas ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan 2) menumbuhkan industri pengolahan CPO dan produk turunannya serta industri penunjang (pupuk, obat-obatan) dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah CPO dan produk turunannya. Sedangkan sasaran utamanya adalah 1) peningkatan produktivitas menjadi 15 ton TBS/ha/tahun, 2) pendapatan petani antara US$ 1,500 – 2,000/KK/tahun, dan 3) produksi mencapai 15,3 juta ton CPO dengan alokasi domestik 6 juta ton (Deptan, 2004).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor CPO di Indonesia

  Menurut Krugman dan Obstfeld (2004) menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat meningkatkan output dunia karena

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  memungkinkan setiap negara memproduksi sesuatu yang keunggulan komparatifnya dikuasai. Suatu negara memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam memproduksi suatu barang kalau biaya pengorbanannya dalam memproduksi barang tersebut (dalam satuan barang lain) lebih rendah daripada negara- negara lainnya. Ada keterkaitan yang terpisahkan antara konsep keunggulan komparatif dengan perdagangan internasional yaitu perdagangan antara dua negara akan menguntungkan kedua belah pihak jika masing-masing negara memproduksi dan mengekspor produk yang keunggulan komparatifnya ia kuasai.

  Ekspor minyak mentah sawit (CPO) di Indonesia memberikan pengaruh yang besar bagi perdagangan karena dengaan kondisi ini memberikan gambaran bahwa ekspor minyak mentah sawit (CPO) dipengaruhi oleh hal-hal yang saling berkaitan, hal-hal tersebut antara lain:

1. Produksi

  Pengertian produksi adalah usaha manusia yang secara langsung maupun tak langsung menghasilkan barang atau jasa supaya lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia (Gilarso, 2004:43). Peranan pemerintah dalam proses produksi yaitu untuk menyelenggarakan prasarana produksi, mempengaruhi produksi dengan pajak dan subsidi, mengatur perekonomian

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  dengan peraturan, pengawasan serta perizinan, mengawasi jumlah uang yang beredar(melalui Bank Indonesia).

  Menurut Krugman dan Obstfeld (2004) menjelaskan bahwa setiap negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama, yang masing-masing menjadi sumber bagi adanya keuntungan perdagangan (gains from trade) bagi mereka. Alasan pertama negara-negara berdagang adalah karena mereka berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa di dunia ini, sebagaimana halnya individu-individu, selalu berpeluang memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaan di antara mereka melalui suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga setiap pihak dapat melakukan sesuatu secara relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satu- sama lain dengan tujuan untuk mencapai apa yang lazim disebut sebagai skala ekonomis (economics of scale) dalam produksi.

  Maksudnya, seandainya setiap negara bisa membatasi kegiatan produksinya untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu saja, maka mereka berpeluang memusatkan perhatian dan segala macam sumber dayanya sehingga ia dapat menghasilkan barang-barang tersebut dalam skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan dengan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi berbagai jenis barang secara sekaligus.

  Industri kelapa sawit Indonesia telah tumbuh secara signifikan dalam empat puluh tahun terakhir. Sejak tahun 2006

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia.

  Bersama dengan Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90% . produksi minyak sawit dunia 2.

   Konsumsi

  Dalam ilmu ekonomi, konsumsi diartikan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi (the use

  of goods and services in the satisfaction og human wants) .

  Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari produksi. Atau dengan perkataan lain, produksi merupakan alat bagi konsumsi (Suherman, Rosyidi: 2006).

  Terdapat beberapa faktor yang menentukan besarnya pengeluaran rumah tangga (konsumsi) secara individu maupun secara keseluruhan. Pendapatan rumah tangga merupakan faktor yang penting dalam jumlah barang yang ingin dikonsumsi setelah dikurangi pajak. Semakin tinggi pendapatan yang diterima semakin besar pula konsumsi yang akan mereka lakukan, dan jika barang yang dikonsumsi tidak diproduksi dalam negri maka konsumen akan membeli barang tersebut di luar negri dan hal tersebut menambah tingkat konsumsi di dalam negara tersebut ( Sukirno: 1985). Pada awalnya konsumsi minyak sawit dalam negeri adalah untuk mengisi bahan baku minyak goreng yang tidak dapat dipenuhi oleh minyak kelapa.

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  Dengan pesatnya perkembangan produksi minyak sawit nasional maka terjadi pergeseran dimana minyak sawit menjadi sumber utama untuk mensupply kebutuhan bahan baku minyak goreng dalam negeri, sedangkan minyak kelapa lebih banyak untuk diekspor. Pada tahun 2002 total konsumsi minyak sawit dalam negeri mencapai 3,56 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,51 juta ton digunakan sebagai bahan baku minyak goreng dan selebihnya untuk industri atau produk-produk lainnya. Pada tahun 2003 konsumsi minyak sawit untuk penggunaan dalam negeri meningkat menjadi 4,45 juta ton atau naik sebesar 26,7 persen dari penggunaan tahun 2002. Pada tahun 2005 penggunaan minyak sawit untuk minyak goreng diproyeksikan akan mencapai 5,06 juta ton.

  Kebutuhan (konsumsi dan stok) CPO mengalami kecenderungan menaik, dari tahun 1979 sebesar 289.960 ton menjadi 1.162.682 ton pada tahun 1988 atau naik sebesar 300,98 % selama kurun waktu 9 tahun dan menjadi 2.504.538 ton pada tahun 1997 atau naik sebesar 115,41 %.

3. Harga

  Harga adalah nilai (tukar) barang yang dinyatakan atau diukur dengan uang, jadi antara nilai dan angka tidak sama (Gilarso,2001:70). Nilai (tukar) suatu barang diukur dengan membandingkannya dengan barang lain. Sedangkan harga diukur

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  dengan uang. Nilai (value) suatu barang adalah dasar untuk menentukan harga barang tersebut. Harga tersebut memiliki patokan harga yang ditetapkan untuk barang yang akan diekspor (Santoso,1994). Harga patokan ditetapkan oleh Departemen Perdagangan berdasarkan penelitian atas barang ekspor yang dilakukan oleh Bank Devisa bekerja sama dengan kantor Bea dan Cukai melalui formulir pemberitahuan ekspor barang yang akan dilaporkan oleh Bank Devisa atas ekspor yang dilakukan oleh eksportir. Harga patokan diperlukan sebagai penetapan pajak ekspor atas barang yang besarnya bervariasi antara 0%, 5%, 10%, 20%, sampai 30% sesuai pengelompokkan yang diatur oleh Departemen Keuangan. Ekspor terjadi jika suatu negara mampu menghasilkan berbagai barang serta jasa yang melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negeri dan mengekspor kelebihannya (Herlambang, dkk:2001) .

  Pasar ekspor merupakan pasar utama minyak mentah sawit atau CPO Indonesia. Ekspor CPO Indonesia meningkat dengan laju antara 7-8% per tahun karena dipengaruhi oleh harga di pasar internasional dan tingkat produksi, kinerja ekspor CPO Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya tingkat pajak ekspor. Dengan asumsi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa harga minyak sawit di pasar internasional ikut berfluktuasi. Pada tahun 1999 misalnya, harga CPO melonjak

  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  hingga US$ 700 per ton, namun kembali menurun pada tahun 2001 menjadi US$ 276 per ton. Sementara pada tahun 2004 harga CPO meningkat kembali salah satunya karena disebabkan menurunnya produksi minyak mentah sawit atau CPO, sehingga terjadi kenaikan permintaan dari negara ekspor lainnya, dalam hal ini harga mempengaruhi ekspor yang berpengaruh pada meningkatnya dan menurunnya harga minyak mentah sawit atau CPO tersebut.

4. Kurs

  Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs (Nopirin:1996). Nilai tukar didasari dua konsep. Pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. Kedua, konsep riil yang digunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional. Nilai tukar nominal dinyatakan dalam dolar per 1 mata uang rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dapat dibedakan menjadi dua:

  a.