ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) DI INDONESIA

(1)

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING EXPORTS OF CRUDE PALM OIL (CPO) IN INDONESIA

By: Desi Ratna Sari

ABSTRACT

The aim of the research is to analyze factors such as domestic CPO Price, the world CPO’s price, the price of domestic copra, world copraprices, Indonesia’s GDP, and GDP importers that affects the exports of Crude Palm Oil in Indonesia.

This research was conducted by utilizing secondary data, and applies collecting secondary data methods through varieties of books, journals, as well as data bank, MPOB, Data Center and Agriculture Information Systems and other sources. The data used is the time series data in the form of annual data for 2000-2013 periods. Analyze was performed by using Ordinary Last Square Method (OLS).

Based on the test results with OLS method, it can be concluded that the CPO’s exports in Indonesia is positively influenced by world CPO’s price variables, the price of domestic copra, Indonesia’s GDP, and India’s GDP. In addition, it’s also influenced by domestic CPO price variables and world copra prices. It can be seen from the results of partial test (t-test), determinant of coefficient test. Based on the simultaneous significance test (f-test), all of the variables in research models have a significant influence on the export of CPO in Indonesia. Key Word : Export CPO,Crude Palm Oil(CPO), PDB, Copra, Export


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPORCRUDE PALM OIL(CPO) DI INDONESIA

Oleh: Desi Ratna Sari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor seperti harga CPO dalam negeri, harga CPO dunia, harga kopra dalam negeri, harga kopra dunia, PDB Indonesia, dan PDB Importir yang mempengaruhi eksporCrude Palm Oildi Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder, menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui berbagai buku, jurnal, serta data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), Oil World Annual, Bank dunia, MPOB, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian dan sumber-sumber lainnya. Data yang digunakan adalah datatime series berupa data tahunan pada periode 2000-2013. Analisis dilakukan dengan menggunakan metodeOrdinary Last Square(OLS).

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan OLS, dapat diketahui bahwa ekspor CPO di Indonesia positif dipengaruhi oleh variabel harga CPO dunia, harga Kopra dalam negeri, PDB Indonesia dan PDB India. Selain itu juga dipengaruhi negatif oleh variable harga CPO dalam negeri dan harga Kopra dunia. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji parsial (t-test), penentu uji koefisien. Berdasarkan uji signifikasi simultan (f-test) semua variabel dalam model penelitian memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor CPO di Indonesia.


(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EKSPOR CRUDE PALM OIL

(CPO) DI INDONESIA

Oleh Desi Ratna Sari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EKSPOR CRUDE PALM OIL

(CPO) DI INDONESIA

(Skripsi)

Oleh

DESI RATNA SARI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Perkembangan Harga CPO dunia 2013-2014 ……….. 8 2. Model Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia ……….14 3. Hasil Uji Normalitas………..48


(6)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... ... i

DAFTAR TABEL... ... ii

DAFTAR GAMBAR .. ...iii

DAFTAR LAMPIRAN... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...11

C. Tujuan Penelitian ...12

D. Kerangka Penelitian ...12

E. Hipotesis ...15

F. Sistematika Penulisan ...15

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Perdagangan Internasional ...17

B. Tinjauan Empirik ...25

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data...34

B. Batasan Penelitian ...35

C. Metode Pengelolahan Data ...37

D. Metode Analisis Data...37

E. Uji Asumsi Klasik...38

1. Uji Normalitas...39

2. Uji Hesteroskedastisitas. ...39

3. Uji Autokolerasi ...40

F. Uji Hipotesis ...42

1. Uji t-statistik...42

2. Uji f-statistik ...44


(7)

i

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...46

1. Hasil Estimasi ...46

2. Uji Asumsi Klasik...48

2.1 Uji Normalitas ...48

2.2 Uji Hekterokedastisitas ...49

2.4 Uji Multikolinearitas...49

2.4 Uji Autokolerasi ...51

3. Uji Hipotesis ...51

3.1 Uji F ...52

3.2 Uji t Statistik ...52

3.3 Koefisien Determinan (R2) ...55

4. Pembahasan ...55

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...60

B. Saran ...61 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. UjiOrdinary Least Square (OLS)……….. L1

2. Uji Normalitas………. L2

3. Uji Hekteroskedastisitas.……… L3 4. uji multikolinieritas dengan melihat Tolerance dan VIF…… L4

5. Matrik Korellasi.………. L5

6. Uji Autokolerasi.………. L6

7. Data Penelitian………. L7

8. Tabel Persentase Distribusi t……….... L8 9. Tabel Durbin Watson test………. L9 10. Tabel Persentase Distribusi f……… L10 11. Tabel Distribusi X2(chi-square)……….. L11


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan Volume Ekspor Komoditas Primer Perkebunan

di Indonesia Tahun 2009-2014 ……… 2

2. Konsumsi Oil di Indonesia 2003-2013………. 4

3. Perkembangan Konsumsi CPO Dunia (.000 ton), 2007-2012. ……… 5

4. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia 2000-2012 ……… 6

5. Data Harga CPO Domestik dan Internasional, 2000-2013……… 9

6. Jumlah Ekspor- Impor CPO dan Kopra Indonesia, 2008-2013………. 10

7. Ringkasan Penelitian Terdahulu……… 25

8. Nama Variabel, Simbol Variabel, Ukuran, dan Sumber Data...……… 35

9. Hasil EstimasiOrdinary Least SquareEkspor CPO di Indonesia periode 1995–2014……… 46

10. Hasil ujihekteroskedastisitas……….. 49

11. Coefficientsa……… 50

12.Matriks Korellasi………. 50

13. Hasil uji autokorelasi……….. 51


(10)

(11)

(12)

Moto

“DONT THINK EVERYTHING WILL MAKE YOU DOWN, JUST WALK AND THAN RUN UNTIL YOU GET IT “

(Penulis)

“NO TRY BUT GET IT” (Penulis)

“THOSE WHO HAVE NODREAM, HAVE NO POWER TO LIVE ” (Dream High 1)


(13)

PERSEMBAHAN

Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memudahkan jalan untuk saya , dan sekripsi ini saya persembahkan sebagai rasa syukur atas ridho-Nya serta

karunia-Nya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillahirobbal’alamiin.

Untuk Bapak Alfian Effendi dan Ibu Sofiati, terimakasih atas kesabaran, motivasi, bimbingan dan saran yang selama ini tak henti diberikan untuk kelancaran skripsi

ini.

Untuk saudari perempuan saya, Yelly Agesti dan paman Gunawan yang tidak hentinya menemani dan terimakasih atas doa, motivasi dan keceriaannya. Untuks ahabat-sahabat terbaik saya , Suci Izzati, Dara Novita Saputri, Muhamad

Ridho, Nur cipto, Fiqral Iftatul Pahla Novrizal,Sinta Rianna A, Dina ariyanti, Yulian Elvi H, Fina Afriza dan teman-teman group Hello Virus dan L-vixx

(Teungku Bagus

PP, Jimmi M, Kaka CF, Yusuf, Reynaldi, Abadi E ) yang tidak hentinya memberikan saran, motivasi dan juga doa serta semangat dalam penyelesaian

skripsi ini.

Untuk para dosen-dosen Universitas Lampung yang turut memberiakan saran, motivasi dan juga doa dalam penyelesaian skripsi ini.

Juga kepada almamater tercinta, Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(14)

Riwayat Hidup

Penulis bernama Desi Ratna Sari lahir pada tanggal 4 Agustus 1992 di Wiratama, Tulang Bawang. Penulis lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Alfian Efendi dan Ibu Sofiati.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Darma Wanita, Mesuji pada tahun 1998 dan tamat pada tahun 1999. Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Brabasan, Mesuji, yang diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Simpang Pematang, Tangjung Rayadan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tapung Hilir, Pekan Baru, Riau dan tamat pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis diterima di perguruan tinggi Universitas Lampung jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi yang sekarang berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan intra kampus antara lain menjadi anggota HIMEPA FE UNILA, dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas (2010/2011).

Padatahun 2013, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 Hari di Desa Pagelaran, Pringsewu. Ditahun yang sama, penulis mengukuti Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) di Bank Indonesia, Kementerian Koperasi, Badan Kebujakan Fiskal dan Bapenas.


(15)

SANWACANA

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Pujisyukur penulisu capkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul“ AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Crude

Palm Oil (CPO) di Indonesia”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Ekonomi di Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, serta saran-saran dari berbagai pihak, oleh karena itu den gan segala kerendahan hati dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M,Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.

3. Ibu Asih Murwiati.S.E,. M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

4. Bapak Prof. Dr. S.S.P Pandjaitan, S.E.,M.Sc. PhD, selaku Pembimbing atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dr. Marselina, S.E , M.P.M, selaku Penguji Utama pada ujian skripsi atas masukan dan saran-saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 7. Yang tercinta Bapak dan Ibu ku, terimakasih atas kasih sayang, doa yang tulus,

kesabaran, motivasi, perhatian, pengorbanan dan dukungannya selama ini. 8. Yang tersayang saudari perempuan sayaYelly Agesti.


(16)

9. Sahabat tercinta dan tersayang Suci Izzati, Urfina Alfriza, Muhammad Ridho Terimakasih atas saran, motivasi keceriaannya dan kekonyolannya selama perjalanan skripsi ini.

10. Sahabat tercinta Komunitas Dance Cover Kpop, Dara novita S, Fiqral Iftatul Pahla N, Nur Cipto, Mediansyah putra, Ulan, Hello Virus, EXC, L-vixx, Jimmy Martin, Teungku Bagus Putra Pratama, Kaka Firmansyah, Yusuf, Abadi,

Renaldy, dan teman-teman di Seni Tari Unila, terimakasih atas motivasinya yang turut menjadi mood booster selama perjalanan skripsi ini.

11. Yang tersayang teman-teman seperjuangan Ka Ferly, Moza, Rizky, Rini, Yuli, Ika, Nurmala, Tami, Zulmi, Rangga R, Kevin, Caca, Shinta, Princes, Dina, Tetik dan segenap adik tingkat yang sama-sama berjuang.

12. Yang saya hormati dan sayangi paman Gunawan yang selalu memberikan semangat harapan, motivasi dalam hidup.

13. Keluarga besar Bapak Alfian Efendi dan Ibu Sofiati atas doa, kasih sayang, harapan dan motivasinya.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan tulus memberikan motivasi dan doa sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, tiada kata yang patut penulis ucapkan selain doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan ridho dan berkah-Nya atas amalan kita di dunia dan di akhirat. Amin YaRobbal alamin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi pWabarakatu.

Bandar Lampung, 2015


(17)

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 6,15 % pada tahun 2012 (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

Kontribusi subsektor perkebunan terhadap Prouk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian yaitu sebesar 23,43 persen pada tahun 2012 (BPS 2012). Minyak kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang telah menjadi komoditas utama ekspor Indonesia dan kelapa sawit merupakan produk pertanian paling sukses kedua di Indonesia setelah padi, dan merupakan ekspor pertanian terbesar. Dalam lima tahun terakhir, terjadi pergeseran pasar (market) minyak nabati dunia, dari sebelumnya didominasi konsumsi minyak kedelai yang diproduksi di negara maju (Eropa) menjadi minyak sawit yang diproduksi di negara berkembang (Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Nigeria, Ghana, dll). Dari sisi pemantauan pada tahun 2007, volume pasokan produksi Indonesia menjadi yang terbesar (44%)


(19)

2

menggeser pasar Malaysia (41%) untuk konsumsi minyak sawit dunia. Harga minyak mentah (Crude Palm Oil) yang semakin meningkat juga membuat minyak sawit selalu menjadi pembicaraan sebagai substitusi dalam bentukbiofuel(Henry Marpaung, 2012).

Tabel 1. Perkembangan Volume Ekspor Komoditas Primer Perkebunan di Indonesia Tahun 2009-2014 No.

Komoditas Perkebunan

EKSPOR KOMODITAS PRIMER PERKEBUNAN

2009 2010 2011 2012 2013*)

2014*) s.d. Triwulan I s.d Triwulan II 1. 2. 3. 4. 5. Karet Minyak sawit - Minyak sawit (CPO)

- Minyak sawit lainya Kelapa Kopi Teh ...Volume(000/ton)... 1,991.5 16,829 11,120 5,709 992.8 510.9 92.3 2,351.9 16,292 11,158 5,134 1,045.3 433.6 87.1 2,556.2 16,436 10,428 6,008 1,199.8 346.5 75.4 2,444.5 18,850.8 7,262.8 11,588.0 1,651.6 448.6 70.1 2,701.7 20,572.2 6,584.7 13,987.4 1,425.9 534.0 70.8 686.7 5,381.2 1,246.8 4,134.4 447.8 77.7 17.5 1,361.9 10,259.3 2,210.7 8,048.6 906.0 158.3 34.8 Keterangan : *) angka sementara, sumber BPS, 2014


(20)

3

Ekspor merupakan unsur penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Untuk negara maju, ekspor terutama dititikberatkan pada hasil industri ragawi dan jasa sedangkan bagi kebanyakan negara berkembang, ekspor barang dengan transformasi awal masih mendominasi sebagian besar ekspornya (Pandjaitan, 1991a, 1991c).

CPO merupakan komoditas unggulan ekspor Indonesia mengingat devisa yang didapat dan potensi pengembangannya sangat menjanjikan. Sebagai gambaran, berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Perkebunan (DITJENBUN) (2010), ekspor CPO tahun 1980 sebesar 0.503 juta ton senilai US$ 0.255 milyar, meningkat menjadi 12.1 juta ton pada tahun 2006 dengan nilai US$ 4.8 milyar. Hal ini didukung mengingat konsumsi minyak nabati dan lemak dunia tiap tahunnya mengalami pertumbuhan sebesar 4.18 persen dan khusus CPO tiap tahunnya tumbuh sebesar 8.07 persen. Nilai ekspor sawit pada tahun selama kurun waktu 2005-2012 ekspor CPO setiap tahun selalu meningkat, pada tahun 2012 mengalami kenaikan mencapai US$ 17,6 milyar dengan volume 18,8 juta ton, namun pada tahun 2013 nilai ekspor sawit mengalami penurunan dari capaian realitas 2012.

Berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) volume ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) tahun 2013 sebesar 19 juta ton. Berdasarkan catatan Gapki, pada bulan September ekspor CPO mencapai 14,25 juta ton, sedangkan pada bulan Oktober mencapai 16 juta ton. Ekspor CPO tahun 2013 ini mengalami kenaikan dibanding tahun 2012


(21)

4

mengalami kenaikan sebesar 15%. Kenaikan ekspor CPO ini dikarenakan stok CPO yang masih tinggi (www.gapki.or.id).

Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit kedua terbesar setelah Malaysia sampai pada tahun 2005. Namun di tahun 2006 hingga sekarang Indonesia menjadi negara produsen minyak sawit nomor satu di dunia. Kementerian Pertanian mengungkapkan selama 2010 sektor perkebunan mampu menyumbang devisa dari kegiatan ekspor senilai US$ 22 miliar meningkat drastis dibanding tahun 2005 yang hanya US$ 9 miliar. Volume ekspor 12 komoditas unggulan sektor perkebunan pada 2010, meningkat jika dibandingkan pada 2005 yang masih sebesar 16 juta ton. Hal ini membuktikan bahwa subsektor perkebunan merupakan penyumbang penerimaan devisa negara yang dapat diandalkan. Potensi salah satu subsektor pertanian yang cukup besar adalah perkebunan. Kontribusi subsektor perkebunan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian yaitu sebesar 23,43 persen pada tahun 2012 (BPS, 2012).

Tabel 2. Konsumsi Oil di Indonesia 2003-2013.

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Bpd¹ 1,294 1,334 1,449 1,572 1,597 1,623 ¹ in thousands

Sumber : BP Statistical Review of World Energy 2014

Ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika dan Eropa dengan pangsa pasar utama Asia (Statistik Kelapa Sawit Indonesia, 2011). Pada tahun 2011, negara pengimpor terbesar minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia di Asia adalah India dan di Eropa adalah


(22)

5

Belanda. Volume ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia ke India mencapai 4,26 juta ton atau 50,54 persen dari total volume ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dengan nilai US$ 4,46 milyar. Sedangkan volume ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia ke Belanda mencapai 0,60 juta ton atau 7,16 persen dari total volume ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia dengan nilai US$ 601,8 juta (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2012)

Tabel 3. Perkembangan Konsumsi CPO Dunia (.000 ton) 2007-2012.

Negara Tahun

2007/08 2008/09 2009/10 2010/11 2011/12

India 5.013 6.867 6.603 6.750 7.100

China 5.223 6.118 5.760 5.950 6.650

European Union 4.960 5.504 5.422 5.100 5.600

Pakistan 1.958 1.957 2.041 2.100 3.300

Malaysia 669 1.047 1.283 1.350 1.400

Egypt 553 1.024 1.174 1.125 1.250

Bangladesh 724 700 951 1.050 1.120

USA 952 1.036 994 930 998

Iran 610 504 548 570 650

Singapore 287 328 352 475 600

Negara Lain 9.335 8.579 9.623 10.309 10.403

Total 30.335 33.664 34.751 35.709 37.971

Sumber: USDA (United States Departement of Agriculture) ,2012

Sampai saat ini India masih menempati posisi teratas sebagai importir utama CPO di Indonesia. Berdasarkan tabel di atas komsumsi CPO terbesar di dunia adalah India kemudian diikuti oleh China. China dan India merupakan negara yang paling banyak menyerap CPO dunia. Selain itu negara Uni Eropa juga termasuk konsumen besar pengkomsumsi CPO di dunia. Peningkatan jumlah konsumsi yang tinggi juga telah mendorong pengembangan perkebunan dan industri kelapa sawit di dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan yang semakin


(23)

6

meningkat. Industri kelapa sawit di Indonesia telah tumbuh secara signifikan dalam 40 tahun terakhir. Dalam hal ini peningkatkan produktivitas CPO diikuti pula dengan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit. Perkembangan produksi minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini sejalan dengan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Tabel 4. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit di Indonesia 2000-2013.

Tahun Luas Areal (HA)

Produksi (Ton) Produktivitas (Kg/Ha)

2000 4,158,079.00 7,000,507.00 2,780.07

2001 4,713,435.00 8,396,472.00 2,840.38

2002 5,067,058.00 9,622,344.00 2,909.32

2003 5,283,557.00 10,440,834.00 3,045.24

2004 5,284,723.00 10,830,389.00 2,833.00

2005 5,453,817.00 11,861,615.00 2,925.00

2006 6,594,914.00 17,350,848.00 3,498.00

2007 6,766,836.00 17,664,725.00 2,994.00

2008 7,363,847.00 17,539,788.00 3,424.00

2009 8,248,328.00 19,324,293.00 3,487.00

2010 8,385,394.00 21,958,120.00 3,596.00

2011 8,992,824.00 23,096,541.00 3,526.00

2012* 9,572,715.00 23,521,071.00 3,571.00

2013** 10,010,824.00 24,431,640.00 3,689.00

(*Angka sementara **Angka estimasi)

Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan dan BTS, 2000-2013.

Luas areal panen, produksi, dan produktivitas CPO di Indonesia tahun 2000-2013 seperti yang terlihat pada tabel di atas mengalami peningkatan yang besar. Hal ini karena adanya intensifikasi dan ekstensifikasi kelapa sawit di Indonesia selama periode tersebut dan pemerintah memperhatikan secara intensif terhadap kegiatan ekspor CPO.


(24)

7

Luas lahan kelapa sawit saat ini sekitar 10.010.824,00 juta Ha di Indonesia dan masih banyak lahan tersedia untuk pengembangan kelapa sawit. Berdasarkan data yang dilihat dari tabel di atas budidaya perkebunan kelapa sawit di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit dunia semakin meningkat antara 2-13 % pertahun. Perkembangan kelapa sawit dunia akan berdampak positif dan mendukung keberlanjutan produksi minyak sawit mentah dunia. Seiring dengan penawaran yang akan semakin besar dan akan mampu memenuhi permintaan industri hilir kelapa sawit di pasar global yang terus meningkat (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013).

Prospek pasar bagi CPO cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga luar negeri. Dari sisi supply, Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara terbesar yang memasok 69,7% permintaan CPO dunia. Hingga tahun 2015 diperkirakan Indonesia akan mencapai produksi CPO sebesar 26.248 juta ton sedangkan Malaysia sebesar 22.460 juta ton (Dirjen perkebunan 2009).

Sedangkan dari sisi demand tahun 1993 permintaan impor CPO dunia didominasi oleh Eropa dan Amerika Serikat (AS) (48.5%) sementara impor CPO oleh negar-negara Asia adalah 4,5 % namun, pada tahun 2008 impor CPO dunia telah didominasi oleh negara-negara Asia dan Uni Eropa (Jan Horas Verdadi purba, 2013).


(25)

8

Gambar 1. Perkembangan Harga CPO dunia 2013-2014. Sumber : ICDX

Ekspor CPO memiliki prospek yang sangat cerah disebabkan oleh peningkatan kosumsi produk-produk yang berbahan baku CPO yang sejalan dengan pertumbuhan produk diberbagai negara. Pada Tabel 5 terlihat bahwa perkembangan harga CPO dunia tertinggi berada pada tahun 2011 yaitu mencapai US$ 1.125,42 per barel, sedangkan untuk harga CPO domestik pada tahun 2011 sebesar Rp 7.282,00 per kg, atau turun sebesar Rp 521,78 per kg. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara perkembangan harga dunia dengan harga domestik.


(26)

9

Tabel 5. Data Harga CPO Domestik dan Internasional, 2000-2013. Tahun Dunia (c.i.f rotterdam and c.i.f.N.W. Europe )

b/ $/mt

Domestik Rp/kg

2000 273,2 2.412,08

2001 282,7 2.048,90

2002 388,9 2.84-,30

2003 441,9 3.299,70

2004 471,5 3.672,30

2005 420,2 3.421,00

2006 475,2 4.171,05

2007 726,5 7.297,26

2008 946,8 7.924,26

2009 682,8 6.812,05

2010 900,8 7.803,78

2011 1.125,42 7.282,00

2012 939,83 7,223.47

2013 851,89 6.228,8

Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Direktorat Jendral Perkebunan dan BAPEPTI, 2000-2013

Pada tabel di atas terlihat bahwa harga CPO domestik mengalami kenaikan tertinggi di tahun 2008 yaitu sebesar Rp 7.924,26 per kg. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia dipengaruhi oleh harga minyak kelapa sawit (CPO), baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Faktor utama pendorong kenaikan permintaan minyak kelapa sawit (CPO) adalah harga yang relatif rendah dibandingkan dengan harga kompetitornya seperti minyak kedelai, minyak biji matahari, minyak kacang tanah, minyak kapas dan minyak lobak. Sebagian besar negara pengimpor minyak kelapa sawit (CPO), tidak hanya memanfaatkannya sebagai bahan pangan atau bahan baku industri


(27)

10

namun juga sebagai biodiesel, sumber energi alternatif minyak bumi (Abidin, 2008).

Tabel 6. Jumlah Ekspor- Impor CPO dan Kopra Indonesia, 2008-2013.

Tahun Impor Ekspor

CPO Volume (000 Ton) Kelapa Volume (000 Ton) CPO Volume (000 Ton) Kelapa Volume (000 Ton)

2008 8,8 2,8 7,904 1,080.1

2009 21,1 3,9 11,120 992.8

2010 46,5 2,5 11,158 1,045.3

2011 23,3 1,3 10,428 1,199.8

2012 - 2,8 7,262.8 1,651.6

2013 - 1,1 6,584.7 1,425.9

Sumber: Dirjen Perkebunan, 2013.

Pada tabel di atas terlihat bahwa perkembangan ekspor kelapa di Indonesia mengalami fluktuasi peningkatan. Pada tahun 2009 terlihat ekspor kelapa mengalami penurunan sebesar 8,1 persen. Kemudian terus naik sampai tahun 2012 dengan kenaikan terbesar yaitu sebesar 37,7 persen. Namun selama lima tahun terakhir ekspor kelapa Indonesia mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8,99 persen.

Peningkatan ekspor kelapa menunjukan bahwa kelapa di Indonesia masih cukup diperlukan oleh pasar global, hal ini dikarenakan kelapa merupakan salah satu barang substitusi dari CPO sehingga peningkatan ekspor kelapa tersebut memiliki kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan ekpor CPO di Indonesia. Maka dari itu dalam penelitian ini penulis akan meneliti apa sajakah yang menjadi faktor-faktor utama yang menentukan ekspor CPO di Indonesia seperti harga CPO domestik dan dunia, harga domestik dan dunia dari salah satu


(28)

11

substitusi dari CPO yaitu kopra karena Indonesia tidak hanya merupakan penghasil CPO tetapi juga penghasil kopra dengan jumlah ekspor Kelapa terbesar ke 5 dalam ekspor komoditas perkebunan di Indonesia , PDB dalam negeri dan PDB importi yaitu PDB India yang merupakan pengimpior terbesar CPO di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah harga CPO dalam negeri berpengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia?

2. Apakah harga CPO dunia berpengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia 3. Apakah harga Kopra dalam negeri berpengaruh terhadap ekspor CPO di

Indonesia?

4. Apakah harga Kopra dunia berpengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia? 5. Apakah PDB dalam negeri berpengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia? 6. Apakah PDB importir negara India berpengaruh terhadap ekspor CPO di

Indonesia?

7. Apakah harga CPO dalam negeri, harga CPO dunia, harga Kopra dalam negeri, harga Kopra dunia, PDB dalam negeri dan PDB importir secara bersama-sama berpengaruh terhadap ekpor CPO di Indonesia?


(29)

12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini dan manfaat dari penelitia ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui harga CPO dalam negeri pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia.

2. Untuk mengetahui harga CPO dunia memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia.

3. Untuk megetahui harga Kopra dalam negeri memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia.

4. Untuk megetahui harga Kopra dunia memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia.

5. Untuk megetahui PDB dalam negeri memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia.

6. Untuk mengetahui PDB importir memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia.

7. Untuk mengetahui harga CPO dalam negeri, harga CPO dunia, harga Kopra dalam negeri, harga Kopra dunia, PDB dalam negeri dan PDB importir secara bersama-sama berpengaruh terhadap ekpor CPO di Indonesia.

D. Kerangka Pemikiran

Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekenomian di Indonesia, sebagai


(30)

13

penyumbang devisa negara yang dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar dari pertanian yang terdiri dari subsector tanaman bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutan dan perikanan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat nilai total ekpor pada tahun 2013 mengalami kenaikan 2,39 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan ini dipicu antara lain naiknya nilai dan volume ekpor non migas khususnya barang-barang pertanian seperti CPO, kopra dan lain-lain. Peningkatan ekspor ini juga diikuti oleh peningkatan harga-harga komoditi barang-barang di pasar internasional dan beberapa faktor lainnya. Harga minyak mentah CPO mengalami kenaikan berkisar 880 dolar AS per ton di tahun 2013, meningkat dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 859 dolar AS per ton. Kemudian harga kopra juga mengalami kenaikan yang semula pada harga 654 dolar AS perton menjadi 663 dolar AS per ton.

Perdagangan intemasional dianggap sebagai suatu akibat dari adanya interaksi antara permintaan dan penawaran yang bersaing. Permintaan (demand) dan penawaran (supply) akan tampak dalam bentuk yang sudah dikenal serta menipakan suatu interaksi dan kemungkinan produksi dan preferensi konsumen. Suatu Negara akan mengekspor komoditas yang dihasilkan lebih murah dan mengimpor komoditas yang dihasilkan lebih mahal dalam penggunaan sumber daya (Linder dan Kindleberger, 1995).

Permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran berhubungan dengan penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi,


(31)

14

maka terjadilah kegiatan jual beli. Pada saat terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara penjual dan pembeli akan melakukan tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi, dengan harapan ia dapat memperoleh keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah yang dapat menimbulkan tawar-menawar harga. Harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak disebut harga pasar. Pada harga tersebut jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta. Dengan demikian harga pasar disebut juga harga keseimbangan (ekuilibrium).

Gambar 2.Model Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia.

Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Harga CPO Dunia

Harga CPO Domestik

Harga Kopra Dunia Harga Kopra Domestik

PDB Indonesia


(32)

15

E. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan suatu teori atau pendapat sementara dan pedoman serta arah dalam penelitian yang disusun berdasarkan pada teori yang terkait. Dengan kata lain hipotesis adalah kesimpulan yang belum final dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Harga CPO dalam negeri berpengaruh negatif terhadap ekspor CPO di Indonesia.

2. Harga CPO dunia berpengaruh positif terhadap ekspor CPO di Indonesia. 3. Harga Kopra dalam negeri berpengaruh positif terhadap ekspor CPO di

Indonesia.

4. Harga Kopra dunia berpengaruh negatif terhadap ekspor CPO di Indonesia. 5. PDB dalam negeri berpengaruh positif terhadap ekspor CPO di Indonesia. 6. PDB Importir berpengaruh positif terhadap ekspor CPO di Indonesia.

7. Harga CPO dalam negeri, harga CPO dunia, harga Kopra dalam negeri, harga Kopra dunia, PDB dalam negeri dan PDB importir berpengaruh signifikan terhadap ekpor CPO.

F. Sistematika Penulisan

Bab I :Merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah pada Crude Palm Oil yang terjadi saat ini, kemudian identifikasi masalah dan permasalahan yang menjadi tujuan utama dari penelitian ini, menjelaskan tujuan dari penelitian, kerangka pemikiran, dengan


(33)

16

hipotesis sebagai pendapat sementara dan pedoman serta arah dalam penelitian yang disusun berdasarkan pada teori yang terkait dan penjelasan sistematika dari penelitian ini.

Bab II :Di dalam bab II tinjauan pustaka ini dibahas tentang Kajian Teoritis, kajian tentang suatu masalah berdasarkan teori-teori yang ada , Kajian Pustaka dan, tinjauaan suatu penelitian yang telah di lakukan sebelumnya (tinjauan emperik), yang berkaitan dengan ekspor Crude palm oildan variabel-variabel laninya yang terkait.

Bab III :Pada bab III mendeskripsikan tentang tahapan penelitian yang akan di lakukan dalam penelitian, sumber-sumber data yang di peroleh , batasan-batasan variabel yang di gunakan, alat analisis yang di gunakan sebagai penelitian serta pengujian hipotesis.

Bab IV :Menjelaskan tentang hasil penelitian yang kemundian di bahas berdasarkan kerangka teori-teori yang telah di uraikan pada bab II.

Bab V :Pada bab V menjelaskan tentang jawaban dari permasalahan yang telah di uraikan pada bab sebelumnya yang kemudian diambil kesimpulan dan mejelaskan tentang saran-saran yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil kebijakan, khususnya dalam bidang ekspor pertanian.

Daftar Pustaka Lampiran


(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional bukanlah sesuatu hal yang baru, namun sebuah paparan teoritis yang sistematis baru dikembangkan sekitar abad ke-16 dan ke-17. Dimulai dari teori Merkantilisme yang menganggap pertumbuhan ekonomi suatu negara tumbuh sebagai akibat adanya pengeluaran dari negara lain. Suatu negara dapat mempertinggi kekayaannya dengan cara menjual barang- barangnya ke luar negeri (Sadono Sukirno, 2008).

Perdagangan luar negeri merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi Indonesia pada umumnya. Dari kegiatan ekspor dapat diperoleh devisa yang merupakan salah satu sumber dana untuk pembangunan, sementara dari kegiatan impor dapat diperoleh bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri yang dijual secara luas ke luar negeri (Mankiw, 2006).

Menurut teori Heckscher-Ohlin, menngatakan bahwa suatu negara akan mengekspor barang yang memiliki faktor produksi yang berlimpah secara intensif. Secara teoristis, perdagangan terjadi karena ada perbedaan harga. Ada beberapa hal yang dapat dianggap sebagai penyebab perbedaan harga, misalnya faktor permintaan atau perbedaan tehnologi.


(35)

18

Teori Heckscher-Ohlin mengatakan bahwa suatu negara yang berlimpah pada suatu faktor produksi akan mengekspor komoditas yang intensif menggunakan faktor produksi yang negara tersebut kekurangan. Sehingga pola perdagangan yang terjadi antar negara yang berbeda ketersedian faktor produksi atau rasio faktor produksi modal terhadap tenaga kerja adalah perdagangan inter industry. Pola perdagangan ini juga yang terjadi antara Indonesia dengan negara-negara maju yang berlimpah modal (Alexander M. Sitorus 2008).

Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Pentingnya kelapa sawit bagi ekonomi Indonesia bukan saja disebabkan karena kelapa sawit merupakan salah satu sumber pendapatan devisa negara tetapi kelapa sawit juga merupakan sumber makanan bagi rakyat Indonesia yaitu sebagai bahan baku industri minyak goreng. Ekspor CPO memiliki prospek yang sangat cerah disebabkan oleh peningkatan konsumsi produk-produk yang berbahan baku CPO yang sejalan dengan pertumbuhan produk diberbagai negara (http://pphp.pertanian.go.id).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor antara lain: Harga komoditas tersebut, harga komoditas lain, harga faktor produksi, tingkat tehnologi, permintaan luar negeri, nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang asing (Lipsey, et al, 1995). Salah satu faktor yang diambil dalam penelitian ini yaitu ekpor CPO, harga komoditas tersebut yaitu harga CPO dalam negeri dan domestik dan harga komoditas lain yaitu harga salah satu barang substitusi dari CPO yaitu harga kopra dalam negeri dan dunia. Seperti dalam penelitian yang diteliti oleh Adi Muhammad Muslim, Wan Abbas


(36)

19

Zakaria, dan Eka Kasymir (2013) dengan menggunakan faktor-faktor salah satunya seperti ekspor CPO, harga CPO dalam negeri, harga CPO luar negeri, dan harga minyak kelapa (sebagai barang substitusi). Kemudian Widyastutik dan Ahmad Zaenal Ashiqin (2011) dalam penelitiannya juga menggunakan harga CPO domestik dan dunia kemudian harga barang substitusi dari CPO sebagai variabel dalam faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO.

Dari penelitian tersebut dijelaskan ekspor komoditas CPO di Indonesia memberikan kontribusi besar bagi kebutuhan CPO di dunia dengan perkembangan komoditas kelapa sawit yang terus menunjukkan kemajuan dari segi kuantitas maupun kualitas. Volume ekspor suatu komoditi dari negara tertentu ke negara lain merupakan selisih antara penawaran domestik dan permintaan domestik yang disebut sebagai kelebihan penawaran (excess supply). Pada pihak lain, kelebihan penawaran dan negara tersebut merupakan permintaan impor bagi negara lain atau menciptakan kelebihan permnintaan (excess demand). Selain dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran domestik, ekspor juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pasar dunia seperti harga komoditas itu sendiri. Jumlah komoditas itu sendiri dan komoditas substitusinya di pasar internasional serta hal-hal yang dapat mempengaruhi harga baik secara langsung maupun tidak langsung (Salvatore,1997).

Dalam penelitian tersebut menggunakan variabel harga CPO dalam negeri dan dunia kemudian harga barang salah satu substitusi dari CPO sebagai salah satu faktor yang berpengaruh yanta terhadap ekspor CPO. Seperti dalam teori harga, harga merupakan satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi


(37)

20

sebagai informasi kontraprestasi dari produsen atau pemilik komoditi. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Seperti halnya hukum permintaan dan hukum penawaran. Perdagangan intemasional dianggap sebagai suatu akibat dari adanya interaksi antara permintaan dan penawaran yang bersaing. Permintaan (demand) dan penawaran (supply) akan tampak dalam bentuk yang sudah dikenal serta menipakan suatu interaksi dan kemungkinan produksi dan preferensi konsumen. Suatu negara akan mengekspor komoditas yang dihasilkan lebih murah dan mengimpor komoditas yang dihasilkan lebih mahal dalam penggunaan sumber daya (Linder dan Kindleberger, 1995).

Hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan menggambarkan hukum penawaran yaitu makin tinggi harga suatu barang maka semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh penjual begitu juga sebaliknya dengan asumsi Cateris Paribus. Oleh karena itu ketika harga CPO mengalami kenaikan maka penawaran akan CPO juga akan mengalami kenaikan. Penawaran juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor seperti harga barang lain, bahwa barang-barang ada yang saling bersaingan atau bersubtitusidan ada barang-barang yangkomplementer(pelengkap).

Hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta menggambarkan hukum permintaan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.


(38)

21

Sehingga ketika harga CPO mengalami penurunan maka jumlah CPO yang diminta juga akan mengalami kenaiakan.

Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya yang dijelaskan pada tinjauan emperik, beberapa penelitian menggunakan variabel barang substitusi dari CPO seperti harga minyak kelapa, harga soybean, dan harga PKO, namundalm penelitian ini variabel yang digunakan sebagai barang substitusi dari CPO. Kopra merupakan komoditas dagang yang sangat penting sejak tahun 1880-an. Sejak tahun tersebut pula bangsa Eropa menggunakan kopra sebagai bahan utama pembuatan sabun dan mentega. Kopra hampir memiliki manfaat yang sama denga CPO dan kopra juga merupakan komoditas utama ekspor di Indonesia sehingga kopra dapat digunakan sebagai barang pengganti (substitusi) CPO, Jadi dalam penelitian ini akan diteliti bagai mana pengaruh antara barang pengganti (substitusi) terhadap ekspor CPO di Indonesia.

Dari data Direktorat Jendral Perkebunan menunjukkan ekspor Kopra merupakan ekspor terbesar ke tiga komoditas perkebunan setelah Karet dan Minyak Sawit. Dari data Badan Pusat Satistik (BPS) Kopra dan CPO mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga kopra naik sebesar 1,38%. Sementara itu, harga CPO naik sebesar 4,76%. Kenaikan Kopra dan CPO ini mampu menyelamatkan komoditas Lemak dan minyak hewan atau nabati dari penurunan harga yang berlebih (Direktotar Jenderal Perkebunan, 2013).


(39)

22

Ekspor memiliki peran yang penting bagi GDP suatu negara, ketika ekspor mengalami kenaikan maka akan menambah keniakan jumlah pendapatan suatu negara, begitu pula sebaliknya. Pertumbuhan ekspor dapat mewakili kenaiakan dalam permintaan output negara yang kemudian menyebabkan kenaikan dalam output rill. Dengan adanya ekspansi dalam ekspor dapat mempromosikan spesialisasi dalam produksi produk ekspor yang kemudian akan meningkatkan produktivitas, perubahan produktivitas tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan output. Kebijakan perdagangan luarnegeri dapat memudahkan masuknya teknologi , yang dapat memperoleh peningkatan kualiatas sumber daya manusia, dan pengelolaan manajemen yang lebih baik. Dengan adanya perkembangan ekspor barang-barang tertentu yang berdasarkan keunggulan komparatif suatu negara dapat menyebabkan kenaikan pertumbuhan (Mankiw,2006).

Maka dari itulah dalam penelitian ini mengambil GDP sebagai salah satu variabel faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO, dan ekspor merupakan salah satu komponen didalam GDP. Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena GDP mengukur dua hal pada saat bersamaan: total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan GDP dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran (Mankiw,2006)


(40)

23

PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:

1. Pendekatan pengeluaran.

Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah: PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor– impor

Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.

2. Pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:

PDB = sewa + upah + bunga + laba

Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.

Terdapat korelasi positif antara PDB dengan permintaan produk impor. Peningkatan PDB akan meningkatkan permintaan terhadap produk impor, demikian sebaliknya. Peningkatan impor sebagai akibat meningkatnya PDB negara importir dapat terlihat dari dua mekanisme sebagai berikut:

1. naikan PDB negara importir menyebabkan meningkatnya investasi. Peningkatan investasi menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan barang impor antara lain barang-barang modal dan bahan baku sebagai


(41)

24

input dalam proses produksi. Kebutuhan akanbarang modal dan bahan baku yang ditawarkan (supply) oleh negara lain.

2. Kenaikan PDB negara importir menyebabkan meningkatnya kebutuhan produk final (final product) karena tidak semua dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Ekspor dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa cara. Pertama, pengaruh langsung ekspor yaitu dengan adanya perbaikan teknologi bagi masing-masing negara yang melakukan kegiatan perdagangan luar negeri. Kedua, ekspor dapat membantu mengatasi kendala nilai tukar mata uang (exchange rate). Hal ini kemudian menjadi pendorong bagi sebuah negara untuk melakukan impor, termasuk impor barang modal. Ketiga, berdasarkan penelitian Levine dan Renelt (1992) dalam Alam (2003) diperoleh bukti bahwa perbandingan antara ekspor dengan PDB memiliki hubungan yang sangat kuat dengan perbandingan antara investasi dengan PDB. Terdapat hubungan tidak langsung antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi (PDB) melalui investasi (R Daulay, 2010).

Dalam hal ekspor, faktor ekonomi disuatu negara memberi pengaruh yang signifikan. Misalnya faktor PDB, ada pula faktor lain yang juga berpengaruh pada ekspor suatu negara, seperti kebijakan perdagangan dari negara tersebut. Dilihat dari beberapa penelitian di atas maka dalam penelitian ini mengambil variabel PDB importir (India) sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia. Negara India ini sendiri merupakan negara pengimpor CPO terbesar seperti yang dilihat dari data pada Tabel 3 Bab I.


(42)

25

Realisasi impor juga ditentukan oleh kemampuan masyarakat suatu negara untuk membeli barang-barang buatan luar negeri, yang berarti besarnya impor tergantung dari tingkat pendapatan nasional negara tesebut. Makin tinggi tingkat pendapatan, serta makin rendah kemampuan negara dalam menghasilkan barangbarang tersebut, maka impor makin tinggi dan makin banyak terdapat“kebocoran”dalam pendapat nasional (Deliarnov, 2005).

B. Tinjauan Empirik

Sebelum melakukan penelitian ini penulis melakukan kajian dan mempelajari lebih dalam terhdap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan topik yang diangkat oleh penulis. Berikut ini adalah ringkasan penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan pada penelitian ini: Tabel 7. Ringkasan Penelitian Terdahulu.

1. Penulis Meidiana (2014)

Judul Analisis Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Variabel Penelitian

Ekspor, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah.

Metode Penelitian

a. Uji Parsial (t-statistik)

b. Uji Simultan (F-statistik)

Hasil Penelitian

Hasil Estimasi menunjukkan bahwa secara bersama-sama dan secara parsial semua variabel


(43)

26

bebas dalam model penelitian berpengaruh nyata dan signifikan terhadap pertumbuhan ekomomi di Indonesia. Hasil penelitian pun mendapati bahwa hubungan masing-masing variabel bebas memiliki kesesuaiaan dengan teori dan hipotesis yang diajukan.

2. Penulis Adi Muhammad Muslim, Wan Abbas Zakaria, dan Eka Kasymir (2013)

Judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ekspor CPO Provinsi Lamung (Analysis of Affecting Factors on Lampung Province CPO Exports)

Variabel Penelitian

Ekspor CPO, Produksi CPO Dalam Negeri, Konsumsi CPO Dalam Negeri, Stok CPO Dalam Negeri, Produksi CPO, Harga CPO Dalam Negeri, Harga CPO Luar negeri, Harga Minyak Kelapa, Pajak Ekspor.

Metode Penelitian

a. Uji Parsial (t-statistik)

b. Uji Simultan (F-statistik)

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian beberapa faktor yang berpengaruh positif terhadap ekspor CPO Provinsi Lampung adalah produksi CPO Provinsi Lampung harga CPO internasional dan harga minyak kelapa,


(44)

27

sedangkan faktor yang berpengaruh negative terhadap ekspor CPO adalah harga CPO dalam negeri, pajak, dan stok CPO dalam negeri. Upaya peningkatan ekspor CPO Provinsi Lampung dilakukan dengan cara meningkatkan produksi CPO Provinsi Lampung dan mengurangi pajak ekspor CPO

3. Penulis Edi Abral (2010)

Judul The Effect of Palm Oil Export to Economic Growth of Indonesia

Variabel Penelitian

Pertumbuhan Ekonomi, FDI (Foreign Direct Investment), Ekspor Minyak Kelapa Sawit dan Penyerapan Tenaga Kerja.

Metode Penelitian

Two Stage Least Square(2SLS)

Hasil Penelitian

Terdapat pengaruh yang positif dari ekspor minyak kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi, ekspor minyak kelapa sawit mempunyai korelasi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi mempunyai multiplier effect terhadap ekspor minyak kelapa sawit, tetapi Foreign Direct Investment (FDI) berpengaruh negative terhadap nilai ekspor kelapa sawit yang didominasi oleh industry PMDN sehingga pengaruh


(45)

28

dari FDI terhadap kelapasawit masih negative. 4. Penulis Tuti Ermawati, Yeni Satia (2013)

Judul Kinerja Eskpor Minyak Kelapa Sawit Indonesia (The Export Performance of Indonesia’s Palm Oil) Variabel

Penelitian

Ekspor Produk CPO /PKO negara i, Ekspor Produk CPO /PKO Dunia. Ekspor Semua Produk Negara i, Ekspor Semua Produk Dunia.

Metode Penelitian

a.Analisis Revealed Comparatif Advantage(RCA) b.Analisis Contant Market Share(CSM)

Hasil Penelitian

Berdasarkan perhitungan RCA, kinerja CPO dan PKO Indonesia agak lemah dibandingkan dengan negara lain, hal ini didukung dengan hasil perhitungan CSM yang menunjukkan bahwa efek komposisi produk , daya saing, dan distribusi pasar masih banyak yang bernilai negative, meski pun pertumbuhan ekspor minyak sawit Indonesia meningkat. Menigkatnya pertumbuhan ekspor minyak kelapa sawit tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia masih mampu menganbil keuntungan dari pertumbuhan ekspor minyak sawit dunia sehingga dianggapsebagai competitor yang kuat oleh negara pesaingan.


(46)

29

Saragih, dan Harianto (2010)

Judul Dampak Pajak Ekspor Minyak Sawit Terhadap Permintaan Minyak Goreng Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng Kelapa (Crude Coconut Oil)Indonesia Impact of Tax Export-CPO on Crude Palm oil and Crude Coconut Oil Demand in Indonesia

Variabel Penelitian

Harga Minyak CPO Dunia, Harga Bahan Bakar Minyak Dunia, Ekspor CPO Dunia, Impor CPO Dunia.

Metode Penelitian

Two Stage Least Square(2SLS)

Hasil Penelitian

Dari penelitian ini diketahi bahwa kenaikan permintaan energy dunia, akan mem pengaruhi permintaan CPO di pasar internasional, hal ini ditandai oleh naiknya volume ekspor dan volume impor CPO dunia. Permintaan CPO tidak responsive terhadap perubahan harga bahan bakar baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panajng. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya pangsa ekspor yang dapat dipenuhi oleh Indonesia. Kenaikan harga BBM dunia sebesar 18,71%


(47)

30

berdampak pada peningkatan harga ekspor sebesar 0,145%. Kenaikan harga ekspor akan mempengaruhi peningkatan ekspor CPO Indonesia sebesar 0,182% . Harga CPO domestic juga naik dan mempengaruhi peninggkatan produksi CPO domestic sebesar 0.015%. Peningkatan ekspor CPO domestic mengakibatkan aliran CPO ke luar negeri meningkat dan ketersedian CPO di dalam negeri akan menurun. Disamping itu peningkatan ekspor CPO juga di respon oleh meningkatnya permintaan impor CPO dari mitra dagang Indonesia yakni impor CPO RRC naik 0,158%, impor CPO India naik 0,187% dan inpor Uni Eropa naik sebesar 0.010%.

6. Penulis Widyastutik dan Ahmad Zaenal Ashiqin (2011) Judul Analisis Daya Saing dan Faktor-faaktor yang

Mempengaruhi Ekspor CPO Indonesia ke China, Malaysia dan Singapura Dalam Skema Asean-China Free Trade Agreement.

Variabel Penelitian

Volume Ekspor CPO Indonesia, Produksi CPO Indonesia , Harga CPO Domestik, Harga CPO Dunia, Harga Soybean Dunia, Harga Crude Oil Dunia, Nilai tukar Riil Indonesia, Lag Volume Ekspor CPO Indonesia ke Negara Tujuan, dan


(48)

31

Dummy Kebijakan ACFTA Metode

Penelitian

a.Analisis Revealed Comparatif Advantage(RCA) b.Analisis Data Panel

Hasil Penelitian

Analisis keunggulan komparatif dengan memperhitungkan RCA , menunjukkan bahwa secara umum CPO Indonesia di pasar China, Malaysia dan Singapura memiliki daya saing yang tinggi (RCA > 1) selamaeriode 1994-2008 sedangkan tahun 1995 dan 1998, CPO Indonesia tidak memiliki daya saing (RCA < 1) di pasar singapura akibat adanya kebijakan buffer stock , pungutan ekspor (PE) mencapai 60% dan juga krisis ekonomi. Tingkat daya saing CPO Indonesia di pasar China dan Singapura cenderung berfluktuasi namun dengan trend yang semakin meningkat. Namun untuk pasar Malaysia setiap tahunnya justru mengalami penurunan akibat dari semakin kecilnya komposisi CPO Indonesia terhadap total impor CPO Malaysia. Berdasarkan hasil yang diperoleh keseluruhan (Uji F) semua variabel yaitu, harga riil CPO internasional, harga riil CPO domestik, harga rill Soybean Oil internasional, harga riil Crude Oil internasional, produksi CPO domestic, Lag ekspor, nilai tukar dan


(49)

32

Dummy AFCTA berpengaruh nyata terhadap ekspor CPO Indonesia ke China Malaysia dan Singapura. Untuk variabel Dummy menunjukkan bahwa volume ekspor CPO Indonesia ke China Malaysia dan Singapura sebelum dan sesudah AFCTA berbeda secara signifikan.

Dalam penelitian ini yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi EksporCrude Palm Oil(CPO) di Indonesia”digunakan harga CPO dalam negeri, harga CPO dunia, harga kopra dalam negeri, harga kopra dunia, PDB Indonesia dan PDB Importir (India) sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO di Indonesia.

Variabel harga CPO dalam negeri dan variabel harga CPO dunia sebagai salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO telah diteliti oleh Adi Muhammad Muslim, Wan Abbas Zakaria, dan Eka Kasymir (2013) yang berjudul “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ekspor CPO Provinsi Lamung (Analysis of Affecting Factors on Lampung Province CPO Exports)”, kemudian Jan Horas Veryady Purba, Sri Hartoyo, Bungaran Saragih, dan Harianto (2010) dengan judul “Dampak Pajak Ekspor Minyak Sawit Terhadap Permintaan Minyak Goreng Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng Kelapa (Crude Coconut Oil) Indonesia Impact of Tax Export-CPO on Crude Palm oil and Crude Coconut Oil Demand in Indonesia“ dan Widyastutik dan Ahmad Zaenal Ashiqin (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Daya Saing dan Faktor-faaktor yang


(50)

33

Mempengaruhi Ekspor CPO Indonesia ke China, Malaysia dan Singapura Dalam SkemaAsean-China Free Trade Agreement.”

Kemudian dalam penelitian ini digunakan variabel harga salah satu barang substitusi dari CPO yaitu harga kopra dalam negeri dan harga kopra dunia sebagai faktor yang mempengaruhi ekspor CPO yang sebelumnya telah di teliti oleh Adi Muhammad Muslim, Wan Abbas Zakaria, dan Eka Kasymir (2013), dengan menggunakan variabel harga minyak kelapa sebagai salah satu barang substitusi dari CPO, kemudian variabel harga soybean dunia yang diteliti oleh Widyastutik dan Ahmad Zaenal Ashiqin (2011), dan harga PKO (Palm Kanel Oil) yang di teliti oleh Tuti Ermawati, Yeni Satia (2013).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jan Horas Veryady Purba, Sri Hartoyo, Bungaran Saragih, dan Harianto (2010), impor CPO dunia digunakan sebagai variabel yang mempengaruhi ekspor CPO. Dan dalam penelitian ini mengambil variabel PDB importir dari salah satu pengimpor CPO di Indonesia. PDB importir yang digunakan yaitu PDB India sebagai salah satu negara pengimpor terbesar di Indonesia yang dapat dilihat dari data pada Tabel 3. Dalam teori ekonomi ekspor merupakan salah satu komponen PDB, maka dari itu dalam penelitian ini variabel PDB Indonesia dan PDB Importir sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor CPO di Indonesia dalam model yang dikembangkan oleh Pandjaitan (1995) dalam Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Strategi Pengembangan Ekspor dan Pendekatan Sistem Terpadu).


(51)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui berbagai buku, jurnal, serta data sekunder (time series) yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), Oil World Annual, Bank dunia, MPOB, pusat data dan sistem informasi pertanian dan sumber-sumber lainnya. Data yang digunakan adalah datatime seriesberupa data tahunan pada periode 2000-2013.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia adalah data harga CPO dalam negeri, data harga CPO dunia, data harga kopra dalam negeri, harga kopra dunia, data PDB dalam negeri dan data PDB importir (India).


(52)

35

Tabel 8. Nama Variabel, Simbol Variabel, Ukuran, dan Sumber Data. NamaVariabel Variabel Satuan

pengukuran Sumber Data

Volume Ekspor CPO Y Ton BPS

Harga CPO Domestik RP/KG

Pusat data dan sistem informasi, pertanian. BOP Belawan&Dumai dan BPS

Harga CPO Dunia RP/KG

Oil World Annual, MPOB, pusat data dan sistem informasi pertanian

Harga Kopra

Domestik RP/KG

Pusat data dan sistem informasi pertanian

Harga Kopra Dunia RP/KG C.I.F Rotterdam

PDB Indonesia Miliar Rupiah BPS PDB Importir negara i

(India) Miliar Rupiah Bank Dunia

B. Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi a. Ekspor CPO.

CPO (Crude Palm Oil) adalah produk utama dalam pengolahan minyak sawit disamping minyak inti sawit, CPO (Crude Palm Oil) yang biasa disebut minyak kelapa sawit mentah merupakan produk yang ditransaksikan di pasar komoiditas, komoditas ini merupakan hasil sumber daya alam yang dapat diolah menjadi berbagai produk. Data ekspor CPO diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik Indonesia), dalam ton.


(53)

36

b. Harga CPO domestik.

Data harga CPO domestik yang digunakan adalah data tahunan yang diperoleh dari pusat data dan sistem informasi pertanian dan BPS, dalam rupiah perkilo gram.

c. Harga CPO dunia.

Data harga CPO dunia yang digunakan adalah data tahunan yang diperoleh dari Oil World Annual, MPOB, pusat data dan sistem informasi pertanian, dalam rupiah perkilo gram.

d. Harga Kopra domestik.

Data harga Kopra domestik yang digunakan adalah data tahunan yang diperoleh dari Buku Statistik Harga dan Pusat data dan sistem informasi pertanian, dalam rupiah perkilo gram.

e. Harga Kopra dunia.

Data harga Kopra dunia yang digunakan adalah data tahunan yang diperoleh dariC.I.F Rotterdamdan Buku Statistik Harga, dalam rupiah perkilo gram. f. PDB Indonesia.

Sukirno (2002) mendefinisikan PDB sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing. Data PDB Indonesia yang digunakan adalah data tahunan PDB atas harga tetap yang diperoleh dari Badan Pusat Satistik Indonesia, dalam miliar rupuah.


(54)

37

g. PDB importir (India).

PDB importir yang diambil dalam penelitian ini adalah PDB India yang merupakan negara Pengimpor terbesar CPO di Indonesia saat ini sesuia data pada Tabel 3. Data yang digunakan adalah data tahunan yang diperoleh dari World Bankadantradingeconomic.com,dalam miliar rupiah.

C. Metode Pengolahan Data

Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Oil World Annual, MPOB, C.I.F Rotterdamn, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian serta sumber-smber lainnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi E-Views 4.0.

D. Metode Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah motode OLS (Ordinary of Least Squares)atau Metode Kuadrat Terkecil Biasa.

Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistika yaitu persamaan regresi berganda. Model persamaan yang digunakaan sebagai berikut :


(55)

38

Dengan spesifikasi model sebagai berikut :

LogY = β0+ β1log X1+ β2log X2+β3log X3+ β4log X4+ β5log X5+εt Dimana :

Y = Ekspor CPO

β0 = Intercept/konstanta

β1,β2,β3,β4,β5,β6 = Koefisien regresi

X1 = Harga CPO Domestik

X2 = Harga CPO Dunia

X3 = Harga Kopra Domestik

X4 = Harga Kopra Dunia

X5 = PDB Indonesia

X6 = PDB Importir (India)

t = Puak Galat(Error term)

E. Uji Asumsi Klasik

Suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat tidak bias linear terbaik suatu penaksir. Disamping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari


(56)

39

serangkain uji asumsi dasar yang melandasinya. Uji asumsi klasik dari dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah untuk mengetahui apakah residual terdistribusi secara normal atau tidak, pengujian normalitas dilakukan menggunakan metode Jarque-Bera. Residual dikatakan memiliki distribusi normal jika Jarque Bera > Chi square, dan atau probabilita (p-value) > α = 5%.

Uji asumsi normalitas dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode Jarque-Berra (J-B), yang didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Nilai statistik J-B didasarkan pada chi-squares. Jika nilai probabilitas dari statistik B besar atau jika nilai statistic J-B tidak signifikan maka H0 diterima, karena nilai statistik J-B mendekati nol,

demikian sebalikya.

Ho : Jarque Bera stat > Chi square,p-value> 5%, residual berditribusi dengan normal

Ha : Jarque Bera stat < Chi square, p-value < 5%, residual tidak berditribusi dengan normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas atau varians tak sama adalah kejadian dimana meskipun tingkat variable dependen (Y) naik seiring dengan naiknya tingkat variable


(57)

40

independen (X), namun varians dari variable dependen tidak tetap sama di semua tingkat variable independen.

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu kepengamatan lain. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode White. Uji white menggunakan residual kuadratsebagai variable dependen, dan variable independennya terdiri atas variable independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat variable independen, ditambahlagi dengan perkalian variable independen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan membandingkan besarnilai x2 -hitung(Obs*R-squared)dengan nilai x2- table(chi square)sebagai berikut :

a. Jika nilai x2- hitung < nilai x2- tabel, maka dapat dikatakan tidak terdapat Masalah heteroskedestisitas.

b. Jika nilai x2- hitung>nilai x2- tabel, maka dapat dikatakan terdapat Masalah heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Tidak adanya korelasi antara antar variabel gangguan satu observasi dengan observasi lain dikenal dengan istilah autokorelasi yang tidak sesuai dengan uji asumsi klasik. Konsekuensi dari masalah ini adalah dimana estimator dari metode OLS masih linear, tidak bias tetapi tidak mempunyai varian yang minimum. Tahapan-tahapan estimasi dari uji ini adalah sebagai berikut: (1)


(58)

41

penentuan orde integrasi atau melakukan uji unit root, (2) uji kointegrasi jika semua variabel tidak stasionary pada tingkat level, (3) penyusunan model error correction jika tahapan (2) terpenuhi, dan (4) melakukan uji diagnostik model terhadap asumsi-asumsi klasik.

Autokorelasi adalah adanya hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi dapat terjadi apabila kesalahan pengganggu suatu periode korelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya.

Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan korelasi kesalahan pengganggu antar periode waktu. Dalam penelitian ini digunakan metode Breusch-Godfrey atau yang biasa dikenal juga dengan metode LM (Langrange Multiplier). Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai Obs*R-squared >nilaiX²- table atau nilai Probability Obs* Rsquared< 0.05, maka terjadi autokorelasi.

b. Jika nilai Obs*R-squared <nilaiX²-tabel atau nilai Probability Obs* Rsquared> 0.05, maka tidak terjadi autokorelasi.


(59)

42

F. Uji Hipotesis 1. Uji t-statistik

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2005). Pada umumnya, dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 :β = β0(β0mewakili nilai βyang tertentu , sesuai dengan hipotesis ).

(Kalau pendapat mengatakan bahwa X tidak mempengaruhi Y, makaβ0= 0)

Ha:β > β0(kalauβ0> 0, berarti pengaruh X terhadap Y negatif)

2. H0: β ≥ β0

Ha: β < β0(kalauβ0< 0, Berarti pengaruh X terhadap Y negatif )

3. H0:β=β

H0:β ≠ β0(Kalauβ0≠ 0, berarti X mempengaruhi Y ).

Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut:

1. Kalau th≥ tα, H0ditolak dan kalau t0< tα, H0tidak di tolak (diterima).

2. Kalau th≤- tα, H0ditolak dan kalau t0> - tα, H0tidak di tolak (diterima) .

3. Kalau th ≤- tα/2atau kalau t0> tα/2,Hoditolak dan kalau - tα/2< t0 < tα/2H0

tidak ditolak.

Nilai tα, tα/2dapat di peroleh dari tabel t dengan menggunakan nilai α dan derajat kebebasan (n-2).

Selanjutnya, untuk menguji hipotesis tentang parameter A, perumusannya adalah sebagai berikut :

1. H0: α ≤ α0


(60)

43

2. H0: α ≥ α0

Ha: α < α0

3. H0: α = α0

Ha: α ≠ α0

Pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 : β1= 0 (Harga CPO dalam negeri tidak berpengaruh terhadap ekspor

CPO Indonesia)

Ha: β1< 0 (Harga CPO dalam negeri berpengaruh negatif terhadap ekspor

CPO Indonesia )

2. H0 : β2 = 0 (Harga CPO dunia tidak berpengaruh terhadap ekspor CPO

Indonesia)

Ha : β2> 0 (Harga CPO dunia berpengaruh positif terhadap ekspor CPO

Indonesia)

3. H0 : β3= 0 (Harga Kopra dalam negeri tidak berpengaruh terhadap ekspor

CPO Indonesia)

Ha: β3> 0 (Harga Kopra dalam negeri berpengaruh positif terhadap ekspor

CPO Indonesia)

4. H0 : β4 = 0 (Harga Kopra dunia tidak berpengaruh terhadap ekspor CPO

Indonesia)

Ha : β4< 0 (Harga Kopra dunia berpengaruh negatif terhadap ekspor CPO

Indonesia)

5. H0: β5= 0 (PDB Indonesia tidak memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO


(61)

44

Ha: β5> 0 (PDB Indonesia memiliki pengaruh positif terhadap ekspor CPO

Indonesia)

6. H0 : β6= 0 (PDB importir India tidak memiliki pengaruh terhadap ekspor

CPO Indonesia)

Ha : β6> 0 (PDB importir India memiliki pengaruh positif terhadap ekspor

CPO Indonesia)

2. Uji F statistik

F-statistic test yaitu merupakan uji ketetapan model atau yang biasa kita kenal dengan Goodness of fit di daerah hipotesis H0. Semua paremater yang diganakan adalah nol (namun tidak melibatkan konstanta). Untuk metode ordinari least square nilai F-statistic didifinisikan sebagai:

Nilai F akan mengikuti distribusi F dengan degree of fredoom (k-1) untuk pembilang dan (T-k) untuk penyebut. Nilai F-statistik yang besar lebih baik dibandingkan dengan nilai F-statistik rendah. Sedangkan nilai Prob-F merupakan tingkat signifikan marginal dari F-statistic. Dengan nilai prob-F kita dapat melakukan penolakan hipotesaH0jika nilai prob-F kurang dari nilai alpha ( . Maka dengan tingkat keyakinan 1-∝ kita dapat menyimpulkan

bahwa seluruh parameter yang kita duga (tidak termasuk konstanta) adalah berbeda dengan nol atau model yang digunakan adalah model yang baik.


(62)

45

Pengujian dengan menggunakan F-statistik disebut juga dengan test keseluruhan(overall test).

3. R-Squared(R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variable penjelas secara keseluruhan terhadap variabel yang dijelaskan. Nilai koefisien determinasi yang baika dalah yang semakin mendekati 1, karena akan berarti kesalahan penggangu dalam model yang digunakan semakin kecil (Gujarati, 1997:101).

Dua sifat R2adalah sebagai berikut :

1. Merupakan besaran negatif. 2. 0≤ R2≤ 1

Nilai R² terletak pada 0 ≤ R² ≤ 1, suatu nilai R² mendekati 1 yang artinya modelnya semakin baik. Sedangkan nilai R² yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variebel takbebas dengan variabel yang menjelaskan.


(63)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis uji dan pembahasan data tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor CPO di Indonesia, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang meliputi harga CPO dalam negeri, harga CPO dunia, harga kopra dalam negeri, harga kopra dunia, PDB Indonesia dan PDB importir (India) memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia. Berdasarkan hasil koefisien regresi masing-masing variabel dapat diuraikan bahwa variabel X1 (harga CPO dalam negeri) sebesar-0.048999, variable X2 (harga CPO dunia) sebesar0.221489, variabel X3 (harga kopra dalam negeri) sebesar0.146974, variabel X4 (harga kopra dunia) sebesar

-0.175951, variabel X5 (PBD Indonesia) sebesar0.812874dan X6 (PDB India) sebesar

0.110340. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel harga CPO dunia,

harga Kopra dalam negeri, PDB Indonesia dan PDB India berpengaruh positif terhadap ekspor CPO di Indonesia, sedangkan variable harga CPO dalam negeri dan harga Kopra dunia memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor CPO di Indonesia.


(64)

61

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan pemerintah Indonesia dapat membuat kebijakan untuk lebih lagi

mendorong peningkatan ekspor khususnya pada industri kelapa sawit yang merupakan perindustrian terbesar di Indonesia, seperti hasil penelitian ini disimpulkan bahwa variabel harga PDB Indonesia mempunyai pengaruh positif dan peningkatan 1 persen PDB Indonesia, dengan asumsiciteris paribus maka akan kenaikan ekspor CPO sebesar 0,81 persen. Jadi ketika PDB indonesia mengalami peningkatan maka diharapkan pemerintah dapat membiayai

pembangunan secara intensifikasi dan ekstensifikasi pada perindustrian kelapa sawit di indonesia dalam menekan produksi yang lebih tinggi, dan promosi ekspor sebagai pendorong ekspor CPO itu sendiri.

2. Namun tidak hanya lebih meningkatkan ekspor minyak mentahnya saja seperti CPO , tetapi juga dapat meningkatkan ekspor produk industri hilir yang

merupakan bahan olahan CPO seperti minyak goreng kemasan, margarin, kosmetik ataupun barang dari substitusi CPO itu sendiri dan lain-lain, dan mengurangi impor produk jadi CPO tetapi menambah produksi hasil olahan CPO itu sendiri di dalam negeri, selain itu juga memperluas tujuan negara ekspor .


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Abral, Edi. 2010.The Effect of Palm Oil Export to Economic Growth of Indonesia.Jurnal Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Badan Pusat Statistik. 2012.Statistik Indonesia 2012. BPS. Jakarta.

Deliarnov. 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun). 2010.Road MapKelapaSawit.

Depar-temen Pertanian .Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta

Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun). 2013.Road MapKelapa Sawit.

Depar-temen Pertanian .Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta

Daulay, R. 2010. Analisis Determinan Net Ekspor Indonesia. Medan, Sumatra Utara.

Ermawati, TutidanYeni Saptia.2013.Kinerja Eskpor Minyak Kelapa Sawit Indo-nesia (The Export Performance ofIndonesia’s Palm Oil).Jurnal Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7 No.2, Desember 2013

Handy, Hamdy. 2004.Manajemen Bisnis Internasional :Teoridan Kebijakan. Ja-karta: Ghalia Indonesia.

Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebuna 2011.Statistik Perkebunan Kelapa Sawit 2009-2011. Jakarta

Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebuna 2013.Statistik Perkebunan Kopra, 2013. Jakarta

Kindleberger, C. P. and P. H. Lindert. 1995.Ekonomi Internasional (Terjema-han). (Edisi Keempat). Jakarta :Penerbitan Erlangga.

Lampung, Universitas. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Penerbit Universitas Lampung. Bandarlampung.


(66)

Mankiw, N. Gregory. 2005.Teori Makroekonomi, Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.

Muslim, Adi Muhammad, Wan Abbas Zakaria dan Eka Kasymir. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ekspor CPO Provinsi Lamung (Analysis of Affecting Factors on Lampung Province CPO Exports).Jurnal. Vol.1 No.2, April 2013. Bandar Lampung

Nazir, Moh, Ph.D. 2003.MetodePenelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pandjaitan, S.S.P. 1995. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Strategi Pengembangan Ekspor dan Pendekatan Sistem Terpadu). Bandar Lampung.

Purba, Jan Horas Veryady, Sri Hartoyo, Bungaran Saragih, dan Harianto. 2010.Dampak Pajak Ekspor Minyak Sawit Terhadap Permintaan Minyak Goreng Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng Kelapa (Crude Coconut Oil) Indonesia Impact of Tax Export-CPO on Crude Palm oil and Crude Coconut Oil Demand in Indonesia. Jurnal Ilmiah Ranggading, Vol.12 No.2, Oktober 2012

Salvatore, Domiuic. 1997.Ekonomi Internasional. Jilid L Erlangga. Jakarta. Sukirno, Sadono. 2000.Ekonomi Pembangunan: Problematika dan pendekatan,

Penerbit Salemba Empat Edisi Pertama, 2000, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2003.Mikro Ekonomi: Teori Pengantar, PT. Raja Grafindo Perkasa Edisi Ketiga, 2003. Jakarta.

Widyastutik dan Ahmad ZaenalAshiqin.2011.Analisis Daya Saing dan Faktor-faaktor yang Mempengaruhi Ekspor CPO Indonesia ke China, Malaysia dan Singapura Dalam Skema Asean-China Free Trade Agreement. Jurnal-Manajemen dan Agribisnis, Vol.8 No.2, Oktober 2011

www.beritadaerah.com www.pphp.pertanian.go.id

www.kemendagri.go.id/produk-hukum/2010/04/23/undang-undang-no-17-tahun-2006.


(1)

Ha: β5> 0 (PDB Indonesia memiliki pengaruh positif terhadap ekspor CPO Indonesia)

6. H0 : β6= 0 (PDB importir India tidak memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO Indonesia)

Ha : β6> 0 (PDB importir India memiliki pengaruh positif terhadap ekspor CPO Indonesia)

2. Uji F statistik

F-statistic test yaitu merupakan uji ketetapan model atau yang biasa kita kenal dengan Goodness of fit di daerah hipotesis H0. Semua paremater yang diganakan adalah nol (namun tidak melibatkan konstanta). Untuk metode ordinari least square nilai F-statistic didifinisikan sebagai:

Nilai F akan mengikuti distribusi F dengan degree of fredoom (k-1) untuk pembilang dan (T-k) untuk penyebut. Nilai F-statistik yang besar lebih baik dibandingkan dengan nilai F-statistik rendah. Sedangkan nilai Prob-F merupakan tingkat signifikan marginal dari F-statistic. Dengan nilai prob-F kita dapat melakukan penolakan hipotesaH0jika nilai prob-F kurang dari nilai alpha ( . Maka dengan tingkat keyakinan 1-∝ kita dapat menyimpulkan

bahwa seluruh parameter yang kita duga (tidak termasuk konstanta) adalah berbeda dengan nol atau model yang digunakan adalah model yang baik.


(2)

45

Pengujian dengan menggunakan F-statistik disebut juga dengan test keseluruhan(overall test).

3. R-Squared(R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variable penjelas secara keseluruhan terhadap variabel yang dijelaskan. Nilai koefisien determinasi yang baika dalah yang semakin mendekati 1, karena akan berarti kesalahan penggangu dalam model yang digunakan semakin kecil (Gujarati, 1997:101).

Dua sifat R2adalah sebagai berikut :

1. Merupakan besaran negatif. 2. 0≤ R2≤ 1

Nilai R² terletak pada 0 ≤ R² ≤ 1, suatu nilai R² mendekati 1 yang artinya modelnya semakin baik. Sedangkan nilai R² yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variebel takbebas dengan variabel yang menjelaskan.


(3)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis uji dan pembahasan data tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ekspor CPO di Indonesia, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang meliputi harga CPO dalam negeri, harga CPO dunia, harga kopra dalam negeri, harga kopra dunia, PDB Indonesia dan PDB importir (India) memiliki pengaruh terhadap ekspor CPO di Indonesia. Berdasarkan hasil koefisien regresi masing-masing variabel dapat diuraikan bahwa variabel X1 (harga CPO dalam negeri) sebesar-0.048999, variable X2 (harga CPO dunia) sebesar0.221489, variabel X3 (harga kopra dalam negeri) sebesar0.146974, variabel X4 (harga kopra dunia) sebesar -0.175951, variabel X5 (PBD Indonesia) sebesar0.812874dan X6 (PDB India) sebesar 0.110340. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel harga CPO dunia, harga Kopra dalam negeri, PDB Indonesia dan PDB India berpengaruh positif terhadap ekspor CPO di Indonesia, sedangkan variable harga CPO dalam negeri dan harga Kopra dunia memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor CPO di Indonesia.


(4)

61

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan pemerintah Indonesia dapat membuat kebijakan untuk lebih lagi

mendorong peningkatan ekspor khususnya pada industri kelapa sawit yang merupakan perindustrian terbesar di Indonesia, seperti hasil penelitian ini disimpulkan bahwa variabel harga PDB Indonesia mempunyai pengaruh positif dan peningkatan 1 persen PDB Indonesia, dengan asumsiciteris paribus maka akan kenaikan ekspor CPO sebesar 0,81 persen. Jadi ketika PDB indonesia mengalami peningkatan maka diharapkan pemerintah dapat membiayai

pembangunan secara intensifikasi dan ekstensifikasi pada perindustrian kelapa sawit di indonesia dalam menekan produksi yang lebih tinggi, dan promosi ekspor sebagai pendorong ekspor CPO itu sendiri.

2. Namun tidak hanya lebih meningkatkan ekspor minyak mentahnya saja seperti CPO , tetapi juga dapat meningkatkan ekspor produk industri hilir yang

merupakan bahan olahan CPO seperti minyak goreng kemasan, margarin, kosmetik ataupun barang dari substitusi CPO itu sendiri dan lain-lain, dan mengurangi impor produk jadi CPO tetapi menambah produksi hasil olahan CPO itu sendiri di dalam negeri, selain itu juga memperluas tujuan negara ekspor .


(5)

Abral, Edi. 2010.The Effect of Palm Oil Export to Economic Growth of Indonesia.Jurnal Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Badan Pusat Statistik. 2012.Statistik Indonesia 2012. BPS. Jakarta.

Deliarnov. 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun). 2010.Road MapKelapaSawit. Depar-temen Pertanian .Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta

Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun). 2013.Road MapKelapa Sawit. Depar-temen Pertanian .Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta

Daulay, R. 2010. Analisis Determinan Net Ekspor Indonesia. Medan, Sumatra Utara.

Ermawati, TutidanYeni Saptia.2013.Kinerja Eskpor Minyak Kelapa Sawit Indo-nesia (The Export Performance ofIndonesia’s Palm Oil).Jurnal Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7 No.2, Desember 2013

Handy, Hamdy. 2004.Manajemen Bisnis Internasional :Teoridan Kebijakan. Ja-karta: Ghalia Indonesia.

Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebuna 2011.Statistik Perkebunan Kelapa Sawit 2009-2011. Jakarta

Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebuna 2013.Statistik Perkebunan Kopra, 2013. Jakarta

Kindleberger, C. P. and P. H. Lindert. 1995.Ekonomi Internasional (Terjema-han). (Edisi Keempat). Jakarta :Penerbitan Erlangga.

Lampung, Universitas. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Penerbit Universitas Lampung. Bandarlampung.


(6)

Mankiw, N. Gregory. 2005.Teori Makroekonomi, Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.

Muslim, Adi Muhammad, Wan Abbas Zakaria dan Eka Kasymir. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ekspor CPO Provinsi Lamung (Analysis of Affecting Factors on Lampung Province CPO Exports).Jurnal. Vol.1 No.2, April 2013. Bandar Lampung

Nazir, Moh, Ph.D. 2003.MetodePenelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pandjaitan, S.S.P. 1995. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Strategi Pengembangan Ekspor dan Pendekatan Sistem Terpadu). Bandar Lampung.

Purba, Jan Horas Veryady, Sri Hartoyo, Bungaran Saragih, dan Harianto. 2010.Dampak Pajak Ekspor Minyak Sawit Terhadap Permintaan Minyak Goreng Sawit (Crude Palm Oil) Dan Minyak Goreng Kelapa (Crude Coconut Oil) Indonesia Impact of Tax Export-CPO on Crude Palm oil and Crude Coconut Oil Demand in Indonesia. Jurnal Ilmiah Ranggading, Vol.12 No.2, Oktober 2012

Salvatore, Domiuic. 1997.Ekonomi Internasional. Jilid L Erlangga. Jakarta. Sukirno, Sadono. 2000.Ekonomi Pembangunan: Problematika dan pendekatan,

Penerbit Salemba Empat Edisi Pertama, 2000, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2003.Mikro Ekonomi: Teori Pengantar, PT. Raja Grafindo Perkasa Edisi Ketiga, 2003. Jakarta.

Widyastutik dan Ahmad ZaenalAshiqin.2011.Analisis Daya Saing dan Faktor-faaktor yang Mempengaruhi Ekspor CPO Indonesia ke China, Malaysia dan Singapura Dalam Skema Asean-China Free Trade Agreement. Jurnal-Manajemen dan Agribisnis, Vol.8 No.2, Oktober 2011

www.beritadaerah.com www.pphp.pertanian.go.id

www.kemendagri.go.id/produk-hukum/2010/04/23/undang-undang-no-17-tahun-2006.