STATUS KEIKUTSERTAAN MAHASISWA PADA ORGANISASI NIRLABA DITINJAU DARI SIKAP ALTRUISME
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STATUS KEIKUTSERTAAN MAHASISWA PADA ORGANISASI
NIRLABA DITINJAU DARI SIKAP ALTRUISME
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
Wihelmina Reny Puspita
NIM : 079114070
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Memiliki cita-cita dan harapan masa depan memang tidak mutlak
akan memberi jaminan dapat diwujudkan tetapi dengan memilikinya
akan membuat kita terus terus terdorong untuk mencapainya.
Dorongan inilah yang seringkali membuat seseorang sampai di tempat
tertentu yang nilainya sama atau wujudnya sama atau lebih baik dari
cita cita dan harapannya.
Anonim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
TUHAN YANG MAHA ESA ORANG TUA SEMUA ORANG YANG TELAH MEMBERI SAYA KEPERCAYAAN UNTUK MENYELESAIKAN SKRIPSI INI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Februari 2012 Penulis,
Wihelmina Reny Puspita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STATUS KEIKUTSERTAAN MAHASISWA PADA ORGANISASI
NIRLABA DITINJAU DARI SIKAP ALTRUISME
Wihelmina Reny Puspita
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan status keikutsertaan
mahasiswa pada organisasi nirlaba ditinjau dari sikap altruisme. Subjek dalam penelitian ini ialah
50 mahasiswa yang ikut serta pada organisasi nirlaba, dan 50 mahasiswa yang tidak ikut serta pada
organisasi nirlaba. Hipotesis dalam penelitian ini ialah ada perbedaan status keikutsertaan
mahasiswa pada organisasi nirlaba yang memiliki sikap altruisme yang lebih tinggi dan lebih
rendah. Mahasiswa yang ikut serta pada organisasi nirlaba memiliki sikap altruisme yang lebih
tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak ikut serta pada organisasi nirlaba. Data dalam
penelitian diperoleh melalui skala sikap altruisme dan data status keikutsertaan mahasiswa pada
organisasi nirlaba di bagian identitas. Analisis data menggunakan Chi Square ( χ2). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap altruisme yang signifikan antara mahasiswa yang
ikut serta dan yang tidak ikut serta pada organisasi nirlaba dengan p=0.416 (p>0.05). Kata kunci : status keikutsertaan, organisasi nirlaba, sikap altruisme, mahasiswaPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STATUS OF PARTICIPATION OF COLLEGE STUDENTS IN NON
PROFIT ORGANIZATION SEEN FROM THE ALTRUISM ATTITUDE
Wihelmina Reny Puspita
ABSTRACT
The aim of this research was determine the difference status of college students’participation in non-profit organization seen from the altruism attitude. Subjects on this research
are 50 college students who participated in non-profit organization and 50 college students who
not participate in non-profit organization. The hypothesis on this research that there was
difference in the status participation of college students in non- profit organization that have the
altruism attitude higher and lower. The college students who participated in non-profit
organization have the altruism attitude higher than college students who did not participate in
non-profit organization. The data obtained in this study using altruism attitude scale and data
status participation in non-profit organization on the subject identity. Data analyzed using the Chi
Square (χ2) test. The result showed that there was no significant difference in altruism attitude
between college students who participated and who did not participate in non-profit organization
with p=0.416(p>0.05).Keywords: status participation, non profit organization, altruism attitude, college students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Wihelmina Reny Puspita NIM : 079114070 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:
“Status Keikutsertaan Mahasiswa Pada Organisasi Nirlaba Ditinjau Dari
Sikap Altruisme”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 10 Februari 2012 Yang menyatakan, Wihelmina Reny Puspita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat- Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan bimbingan, pengarahan dan semangat dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas bantuan yang telah diberikan selama ini, yaitu :
1. Ibu Dr.Ch.Siwi Handayani selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Aquilina Tanti Arini S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbingan skripsi yang telah banyak memberikan arahkan, waktu, kesabaran selama penulisan skrispsi.
3. Dosen Penguji yaitu Ibu Sylvia Carolina MYM S.Psi., M.Si dan Ibu Monica E. Madyaningrum, M.Psych
4. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan bimbingan selama perkuliahan.
5. Staff Fakultas Psikologi yang selama ini telah membantu.
6. Teman-teman kos di Villa Agatha yang telah memberi banyak dukungan dan bantuan terutama teman-teman angkatan 2007.
7. Teman-teman kuliah angkatan 2007 kelas B serta teman-teman bimbingan skripsi. Terima kasih atas saran, dukungan yang juga selalu setia menunggu antrian bimbingan. Terima kasih juga buat diskusi yang banyak membantu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Teman-teman Rotaract Club of Yogya Tugu. Saya banyak belajar dari kalian semua.
9. Teman-teman K2KAMSY, meskipun saya jarang berada diantara kalian namun semangat persaudaraannya akan selalu saya kenang.
10. Semua pihah yang telah membantu saya selama ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
11. Yang terakhir dan selalu ada di saat saya jatuh maupun bangkit ialah keluarga saya di Makassar, terima kasih untuk semuanya.
Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga penulis akan menyambutkan semua saran dan kritik yang membangun.
Yogyakarta,
10 Februari 2012 Wihelmina Reny Puspita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR SKEMA .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 5
2. Altruisme ...................................................................................... 13
D. Subjek Penelitian .............................................................................. 24
2. Keikutsertaan pada Organisasi Nirlaba ......................................... 23
1. Sikap Altruisme ............................................................................ 22
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 22 A. Jenis Penelitian ................................................................................. 22 B. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................ 22 C. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 22
F. Hipotesis .......................................................................................... 21
E. Dinamika Status Keikutsertaan Mahasiswa pada Organisasi Nirlaba Ditinjau Dari Sikap Altruisme ............................................ 17
3. Sikap Altuisme .............................................................................. 15
1. Sikap ............................................................................................. 11
2. Manfaat Praktis ............................................................................. 5
D. Sikap Altruisme ............................................................................... 11
C. Motivasi Menjadi Sukarelawan pada Organisasi Nirlaba ................ 10
2. Anggota Organisasi Nirlaba .......................................................... 9
1. Definisi Organisasi Nirlaba .......................................................... 7
B. Organisasi Nirlaba ........................................................................... 7
2. Tugas Perkembangan Mahasiswa ................................................. 6
1. Pengertian Mahasiswa .................................................................. 6
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 6 A. Mahasiswa ....................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Sampling ........................................................................................... 25
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 25
G. Uji Coba Alat Ukur ........................................................................... 27
H. Kredibilitas Alat Ukur ...................................................................... 27
1. Estimasi Validitas ......................................................................... 27
2. Seleksi Item ................................................................................... 27
3. Estimasi Reliabilitas ..................................................................... 30
I. Teknik Analisis Data ........................................................................ 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 32 A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 32 B. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................. 32 C. Hasil Penelitian ................................................................................. 34
1. Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 34
2. Uji Asumsi .................................................................................... 36
3. Uji Hipotesis ................................................................................. 38
D. Pembahasan ....................................................................................... 38
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 43 A. Kesimpulan ....................................................................................... 43 B. Saran ................................................................................................. 43 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 45 LAMPIRAN ..................................................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Blue Print Skala Altruisme Sebelum Uji Coba .................................. 26 Tabel 2. Blue Print Skala Altruisme Setelah Uji Coba .................................... 29 Tabel 3. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Keikiutsertaan .................. 33 Tabel 4. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Asal Universitas .............. 33 Tabel 5. Norma Kategorisasi Skor ................................................................... 34 Tabel 6. Kategorisasi Skor Sikap Altruisme .................................................... 35 Tabel 7. Kategorisasi Skor Sikap Altruisme pada Kedua Kelompok Mahasiswa ........................................................................................................ 35 Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas (One- Sample Kolmogorov- Smirnov Test) ................................................................................................... 37 Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis (Chi Square Tests) ........................... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SKEMA Skema perbedaan status keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba ditinjau dari sikap altruisme. ............................................................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Transkrip Hasil Wawancara ......................................................... 50 Transkrip Hasil Wawancara ............................................................................. 51 Lampiran II Format Skala Sikap Altruisme (Uji Coba) ................................... 53 Format Skala Sikap Altruisme (Uji Coba) ....................................................... 54 Lampiran III Uji Reliabilitas dan Seleksi Item (Uji Coba) .............................. 64 Uji Reliabilitas dan Seleksi Item (Uji Coba) ................................................... 65 Lampiran IV Format Skala Sikap Altruisme (Penelitian) ............................... 70 Format Skala Sikap Altruisme (Penelitian) ..................................................... 71 Lampiran V Hasil Uji Normalitas .................................................................... 77 Hasil Uji Normalitas ........................................................................................ 78 Lampiran VI Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 79 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................... 80 Lampiran VII Identitas Subjek ......................................................................... 81 Identitas Subjek ............................................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa sering dianggap sebagai agen perubahan oleh masyarakat. Predikat ini didasarkan peran aktif mahasiswa dalam sejumlah kegiatan yang
dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Keseharian mahasiswa disibukkan dengan kegiatan perkuliahan maupun berbagai kegiatan lainnya yang sesuai dengan tugas perkembangannya seperti terlibat dalam organisasi atau kepanitiaan. Banyak hal yang melatarbelakangi mahasiswa mengikuti kegiatan selain perkuliahan salah satunya ialah pengembangan diri yang tidak hanya didapat melalui bangku kuliah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ikasari (2004) dan Shofiyana (2011) menemukan sejumlah manfaat dari keikutsertaan dalam organisasi yaitu kemampuan untuk berinisiatif, kemampuan bersikap terbuka, kemampuan bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional dan kemampuan mengatasi konflik interpersonal yang lebih tinggi pada mahasiswa yang aktif organisasi dibandingkan dengan yang tidak aktif.
Kegiatan keorganisasian mahasiswa antara lain dilakukan dalam lingkup organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba menurut Tatum (2011) ialah organisasi yang bertujuan untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Organisasi ini difokuskan pada pemberian barang dan jasa dimana tujuan utamanya bukan pada pencarian keuntungan. Bentuk kegiatan yang biasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan oleh organisasi nirlaba antara lain mengadakan bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis bagi wilayah yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Menurut Herman dan Heimovics (dalam Clary, Snyder, & Ridge 1992) sejumlah organisasi nirlaba membutuhkan sukarelawan untuk menjalankan sejumlah pelayanan yang menjadi kegiatan utama organisasi nirlaba.
Beberapa contoh keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba antara lain tampak dari bergabungnya sejumlah mahasiswa pada Koprs Sukarela (KSR) PMI Perguruan Tinggi. Dalam kutipan di www.pmi.or.id (diakses 11 Desember, 2011) KSR merupakan kesatuan di dalam perhimpunan PMI yang berperan sebagai wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi anggota biasa PMI. KSR unit kota Yogyakarta antara lain di Universitas Sanata Dharma (unit 6), UIN Sunan Kalijaga (unit 7), Universitas Mercu Buana (unit 8) dengan jumlah anggota KSR PMI Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008 mencapai 1156 orang. Selain bergabung dalam unit PMI yang mana para anggota dapat berasal dari berbagai jurusan yang ada di PT terdapat beberapa organisasi nirlaba lain yang menjadi wadah bagi para mahasiswa seperti di Yayasan Satunama. Yayasan Satunama dalam kutipan di www.satunama.org.id (diakses 1 Desember, 2011) merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan, advokasi, dan pelatihan. Yayasan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa manajemen keuangan atau akuntansi yang memiliki ketertarikan untuk magang dalam bidang keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba dapat dimotivasi oleh manfaat dari keikutsertaan tersebut. Manfaat dari keikutsertaan ini dapat didasarkan untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan orang yang menerima bantuan. Salah satu manfaat untuk diri pribadi ialah pengembangan diri seperti yang diungkapkan dalam penelitian Ikasari (2004) dan Shofiyana (2011). Dari hasil wawancara peneliti pada beberapa mahasiswa yang ikut serta pada organisasi nirlaba menunjukkan bahwa motif keikutsertaan dalam organisasi nirlaba antara lain ialah untuk pengembangan diri seperti menambah teman, mengembangkan soft skill seperti kepemimpinan serta motif altruisme. Sistem poin juga menjadi salah satu motif dari keikutsertaan tersebut karena sebagai syarat untuk mengikuti ujian pendadaran sebagaimana yang tertulis dalam Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan. Keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba yang didasarkan pada kesejahteraan dari orang yang menerima bantuan dikenal dengan istilah altruisme. Jenjang pendidikan merupakan prediktor yang paling kuat dalam altruisme yang juga merupakan prediktor yang paling konsisten dalam keterlibatan dalam masyarakat (dalam Padgett, 2011).
Altruisme menurut Wilson (dalam Piliavin & Charng, 1990) merupakan perilaku yang mengesampingkan kepentingan pribadi demi keuntungan orang lain. Perilaku altruisme dapat didasarkan oleh sikap altruisme yang tinggi dalam diri individu. Sikap altruisme ialah kecenderungan seseorang untuk menempatkan kesejahteraan orang lain sebagai hal yang utama atau sebagai salah satu hal yang ikut dipertimbangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam memutuskan untuk melakukan tindakan menolong. Pada kajian kritis yang dilakukan Staub dan Vollhardt (2008) menunjukkan bahwa seseorang yang peduli pada orang lain akan mengarahkan tindakannya ke arah yang altruis. Meskipun demikian, pada kenyataannya sejumlah perilaku menolong yang bukan didasarkan sikap altruisme ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Neuberg, Cialdini, Brown, Luce, Sagarin & Lewis (dalam Roundy, Griffith, Jensen, Allen & Joseph, 2002) menunjukkan bahwa tindakan menolong dilakukan tidak hanya demi kesejahteraan orang lain namun juga didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi.
Ikut serta dalam organisasi nirlaba dapat menujukkan perilaku altruisme meskipun didasarkan oleh sikap altruisme yang juga didasarkan pada kepentingan pribadi. Keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba yang didasarkan oleh sikap altruisme yang tinggi akan mengarahkan individu untuk bertahan dalam organisasi nirlaba meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti manajemen waktu antara perkuliahan dan kegiatan organisasi. Kelompok mahasiswa ini akan memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk bertemu dengan kondisi yang dapat mengasah kepekaan serta empati pada sesama. Keikutsertaan pada organisasi nirlaba didasarkan kepentingan pribadi seperti untuk pengembangan diri bukan hal yang negatif namun berdampak pada kurangnya totalitas dalam menjalankan peran dalam organisasi. Padahal totalitas akan mendukung keberlangsungan dari organisasi nirlaba yang penting peranannya dalam membantu masyarakat. Dari hasil wawancara peneliti juga menunjukkan indikasi semakin rendahnya loyalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terhadap organisasi nirlaba apabila tercapainya motif pribadi seperti selektif dalam memilih kegiatan organisasi. Apakah keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba didasarkan pada sikap altruisme atau demi kepentingan pribadi? Hal inilah yang menjadi pertanyaan dari penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menguji “apakah ada perbedaan status keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba ditinjau dari sikap altruisme?” C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan status keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba ditinjau dari sikap altruisme.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberi masukan pada bidang psikologi sosial mengenai sikap altruisme pada organisasi nirlaba.
2. Manfaat Praktis
Penting bagi para pengurus organisasi nirlaba untuk mempertimbangkan motif dari keikutsertaan mahasiswa sehingga dalam pembinaan anggota baru dapat mengarahkan anggota menjadi lebih altruis dalam menjalankan kegiatan organisasi sesuai dengan visi organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Mahasiswa 1. Pengertian Mahasiswa Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 tahun 1990
pada Bab I pasal 1 ialah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu. Namun definisi mahasiswa dalam PP RI tersebut tidak menyebutkan rentang usia seorang mahasiswa. Definisi mahasiswa yang serupa juga diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Melengkapi pengertian dalam PP RI, Susantoro (dalam Rahmawati, 2006) menyebutkan bahwa mahasiswa ialah kalangan muda yang berusia antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa.
Dari berbagai pengertian mengenai mahasiswa di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah individu yang berusia sekitar 19 hingga 28 tahun yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu.
2. Tugas Perkembangan Mahasiswa
Rentang usia mahasiswa yang pada umumnya berusia 19 - 28 tahun, menurut Havinghurts memasuki tahap perkembangan dewasa awal (18 – 35 tahun) yang mana tugas perkembangannya ialah (dalam Lemme,1995);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Memilih pasangan hidup
2. Belajar untuk hidup bersama dengan pasangan
3. Memulai sebuah keluarga
4. Membesarkan anak
5. Mengelola sebuah rumah tangga
6. Memulai memasuki dunia kerja
7. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
8. Menemukan kelompok sosial Kegiatan belajar pada prinsipnya menjadi prioritas utama kegiatan mahasiswa melalui perkuliahan dan mengerjakan tugas. Namun ada juga kalangan mahasiswa yang mengisi masa kuliah dengan kegiatan lainya seperti berorganisasi. Hal ini sesuai dengan salah satu tugas perkembangan menurut Havinghurts yaitu menemukan kelompok sosial yang menyenangkan. Mahasiswa dalam kelompok sosial tertentu seperti organisasi, dapat menjadi wadah untuk belajar bekerja sama dengan orang lain, belajar untuk menjadi pemimpin, atau singkatnya dapat menjadi salah satu saluran untuk mengaktualisasikan diri. Manfaat ini akan mendukung tugas perkembangan lainnya yaitu sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.
B. Organisasi Nirlaba 1. Definisi Organisasi Nirlaba
Sektor nirlaba memiliki berbagai jenis kegiatan, organisasi serta institusi. Terdapat beberapa istilah yang termasuk dalam sektor nirlaba,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
istilah tersebut antara lain charity, voluntary organization, non
governmental organization, philanthropy yang mana masing-masing dari
istilah tersebut memiliki dasar utama dengan mengorbankan atau menekankan salah satu aspek dalam realita sosial (dalam Anheier, 2005).
Pengertian yang sedikit berbeda mengenai organisasi nirlaba yang dikemukakan dalam International Revenue Code (IRC) yaitu organisasi yang dapat bergerak dalam bidang pendidikan, agama, kemanusiaan, penelitian, bidang sastra, yang terkait dengan keamanan publik, bidang olahraga amatir baik skala nasional maupun internasional, pencegahan kekejaman terhadap anak-anak maupun binatang. Namun cakupan organisasi dalam IRC sangat luas dan mengacu pada keadaan di Amerika. Sehingga dalam penelitian ini akan lebih memusatkan pada jenis organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang kemanusiaan yang salah satu contoh organisasinya ialah KSR PMI. Bidang kemanusiaan yang dimaksud di sini ialah segala jenis bantuan yang diberikan demi kesejahteraan manusia meliputi kegiatan tanggap darurat, pelayanan kepada kelompok marginal, maupun kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi.
Dari berbagai definisi di atas, disimpulkan bahwa organisasi nirlaba ialah organisasi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada publik baik berupa barang ataupun jasa tanpa adanya pamrih. Namun berdasarkan berbagai pertimbangan, maka dalam beberapa organisasi nirlaba ada juga yang memberikan honor kepada anggota organisasinya sebagai pengganti untuk biaya transportasi ataupun untuk konsumsi. Pada beberapa organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang bertaraf internasional ada pula yang memberikan honor yang cukup besar atas keikutsertaannya dalam bidang kemanusiaan (dalam Firdanianty & Ruslina, 2006).
Batasan bentuk organisasi nirlaba dalam penelitian ini:
1. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pelayanan meliputi barang ataupun jasa tanpa adanya pamrih
2. Anggota ataupun pengurus disebut sebagai sukarelawan
3. Dapat diberi honor sebagai pengganti biaya operasional ataupun penghargaan atas usaha yang dilakukan demi kemanusiaan
Dari ketiga poin di atas, karakteristik utama yang harus dimiliki ialah poin pertama yaitu pemberian bantuan baik dalam bentuk barang ataupun jasa tanpa mengharapkan imbalan, selanjutnya poin kedua dan ketiga dapat saling melengkapi tergantung pada karakteristik masing-masing organisasi.
2. Anggota Organisasi Nirlaba
Menurut Herman dan Heimovics (dalam Clary dkk, 1992) sejumlah organisasi nirlaba membutuhkan sukarelawan untuk menjalankan sejumlah pelayanan utama yang menjadi kegiatan dari organisasi nirlaba. Sukarelawan menurut Clary (dalam Burns dkk, 2006) ialah sebagai berikut; 1. Sering mencari kesempatan untuk menolong orang lain.
2. Dengan sukarela mengorbankan waktu untuk menjadi sukarelawan, yang mana tingkat keterlibatan mereka tergantung pada tingkat kebutuhan pribadi mereka dengan aktivitas menolong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Dapat berkomitmen untuk membuat keputusan yang berkelanjutan dari kegiatan menolong yang mungkin dengan mengorbankan waktu, tenaga dan kesempatan.
C. Motivasi Menjadi Sukarelawan pada Organisasi Nirlaba
Motivasi merupakan berbagai faktor yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang berpikir, berprilaku, dan merasa. Motif ialah dorongan yang spesifik seperti lapar dan prestasi yang memberi daya dan mengarahkan langsung pada perilaku dan pemecahan masalah atau pencapaian suatu tujuan (dalam Hanolen & Santrock, 1999). Sehingga motif merupakan bagian dari motivasi yang mendorong seseorang dalam berpikir, berprilaku dan merasa. Motivasi terkandung dalam sikap yang menunjukkan bahwa sikap mempunyai daya dorong bagi individu dalam berprilaku secara tertentu terhadap objek yang dihadapinya (dalam Walgito, 2003). Dengan demikian sikap seseorang dapat mengarahkan pada pembentukan perilaku yang didorong oleh berbagai faktor.
Banyak hal yang memotivasi seseorang untuk ikut serta dalam organisasi nirlaba. Pengertian keikutsertaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tindakan ikut serta. Keikutsertaan di sini tidak memandang posisi yang sedang diemban oleh mahasiswa tersebut yang terpenting ialah masih terdaftar dalam suatu organisasi nirlaba dan masih terlibat dalam kegiatan organisasi tersebut. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba termotivasi oleh beberapa hal yang diungkapkan oleh Clary dkk (dalam Burns, 2006) yaitu ;
1. Mengembangkan dan meningkatkan karir pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Meningkatkan dan memperkaya perkembangan diri (harga diri)
3. Menyelaraskan norma atau menetapkan norma untuk hal lain yang lebih penting
4. Menghindarkan diri dari perasaan negatif
5. Mempelajari kemampuan baru serta mempraktekkan kemampuan yang diperlukan
6. Mengekspresikan nilai-nilai yang berhubungan dengan nilai dari altrustik Dari motif yang melatarbelakangi keikutsertaan seseorang menjadi sukarelawan menunjukkan bahwa beberapa pilihan mereka juga didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi dan yang menunjukkan altruisme tinggi yaitu untuk mengekspresikan nilai-nilai yang berhubungan dengan altruistik.
D. Sikap Altruisme 1. Sikap
a. Pengertian sikap Sikap menurut Walgito (2003) ialah organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau terhadap situasi yang bersifat ajeg, yang disertai dengan perasaan tertentu, dan memberi dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berprilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. Hal ini serupa dengan Myers (1983) yang juga melibatkan aspek afeksi, kognitif dan konasi. Rokeach (1968) juga memiliki pandangan yang serupa mengenai sikap, namun tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melibatkan unsur afeksi didalamnya. Berbeda pula dengan pendapat Thurstone yang hanya melibatkan unsur afeksi dalam sikap (dalam Walgito, 2003). Pengertian sikap juga serupa (dalam Taylor, 2009) yang memandang sikap sebagai evaluasi terhadap objek, isu, atau orang.
Wilson dkk (2000) menyebutkan bahwa sikap dapat berubah, sikap yang baru dapat muncul tetapi tidak dapat menggantikan sikap yang lama.
Sikap yang lama akan sesuatu hal akan selalu ada meskipun muncul sikap yang baru (dalam Ajzen, 2001).
Dari beberapa pendapat para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan kecenderungan seseorang terhadap sesuatu hal yang relatif menetap serta melibatkan unsur afeksi, kognitif serta konatif.
b. Komponen sikap Sikap menurut Walgito (2003) mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu :
1. Komponen kognitif : berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan.
2. Komponen afektif : berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini yang menunjukkan arah sikap yaitu positif atau negatif.
3. Komponen konatif : berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap.
2. Altruisme
Dalam kehidupan sosial, setiap manusia membutuhkan bantuan dari orang lain. Menurut Batson, perilaku prososial ialah perilaku yang ditampilkan demi keuntungan orang lain namun terlepas dari motif si penolong (dalam Taylor, 2009). Menurut Batson (1998) dan MacIntyre (1967) perilaku prososial dibedakan menjadi dua yaitu perilaku prososial altruistik serta perilaku prososial egoistik. Perilaku prososial altruistik termotivasi murni oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup orang lain. Sebaliknya pada perilaku prososial egoistik termotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan diri pribadi, kelompok atau disebabkan oleh alasan lain (dalam Sproull, Conley & Moon, 2004).
Kata altruisme pertama kali dikemukakan oleh August Comte (1798- 1857) yang bermakna kewajiban moral individu untuk melayani orang lain dan menaruh perhatian pada orang lain. Pengertian altruisme ialah keinginan untuk menolong orang lain meskipun memerlukan pengorbanan dari si penolong. Altruisme dipandang sebagai motif dari perilaku prososial yaitu berbagai bentuk tindakan yang bertujuan untuk menguntungkan orang lain (dalam Aronson, 2005).
Altruisme menurut Wilson (dalam Piliavin, 1990) ialah perilaku mengesampingkan kepentingan pribadi demi keuntungan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Definisi yang serupa mengenai altruisme berasal dari Chou yang disebut dengan altruisme murni yaitu sesuatu yang dilakukan secara sukarela, perilaku yang disengaja dengan dasar motivasi untuk memberikan manfaat bagi orang lain yang tidak termotivasi oleh harapan akan imbalan eksternal atau menghindari hukuman eksternal (dalam Burns, 2006). Leeds (dalam Staub, 1978) mengemukakan tiga kriteria yang menentukan bahwa sebuah tindakan dapat disebut dengan altruistik jika memenuhi kriteria :
1. Tindakan tersebut berujung pada tujuan dari tindakan tersebut dan bukan bertujuan pada diri penolong
2. Tindakan tersebut dilakukan secara sukarela
3. Hasil dari tindakan tersebut mendatangkan kebaikan Altruisme pada dasarnya difokuskan demi kepentingan orang lain, namun terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan bahwa terdapat motif pribadi dalam altruisme. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Batson dkk juga Pillliavin & Charng yang mengatakan bahwa jika diteliti lebih dekat perilaku yang tampak altruisme benar-benar timbul dari motif egois yang tersembunyi (dalam Burns, 2006). Pendapat Batson dkk juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Neuberg dkk (1997) yang menunjukkan bahwa tindakan altruisme tampak mungkin termotivasi oleh keinginan untuk mengurangi rasa bersalah atau prasangka buruk, daripada untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain (dalam Roundy dkk, 2002).
Pendapat beberapa tokoh di atas ada yang menunjukkan pertentangan, seperti yang dikemukan oleh Batson (1991) dan Chou. Mengidentifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
altruisme murni dan tidak murni akan sangat sulit dilakukan karena menurut Sober (dalam Burns, 2006) dalam setiap tindakan altruis akan selalu didasarkan oleh kepentingan pribadi sehingga dalam penelitian ini akan mengklasifikasikan sikap altruisme ke dalam kelompok sikap altruisme tinggi hingga rendah. Jika bantuan yang diberikan semakin mengutamakan kepentingan orang yang menerima bantuan maka masuk dalam kategori sikap altruisme tinggi, sebaliknya jika semakin mengutamakan kepentingan pribadi masuk dalam kategori altruisme rendah.
3. Sikap Altruisme
a. Pengertian Definisi sikap ialah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu hal yang relatif menetap serta melibatkan unsur afeksi, kognitif serta konatif.
Kemudian altruisme ialah keinginan untuk menolong orang lain, yang mengutamakan kepentingan orang lain maka disebut dengan altruisme tinggi, namun jika terdapat motivasi lain maka akan disebut dengan altruisme rendah tergantung seberapa tinggi keterlibatan motif pribadi.
Berdasarkan uraian mengenai sikap dan altruisme, kemudian disimpulkan bahwa definisi sikap altruisme ialah kecenderungan seseorang untuk menempatkan kesejahteraan orang lain sebagai hal yang utama atau sebagai salah satu hal yang ikut dipertimbangkan dalam memutuskan untuk melakukan tindakan menolong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Perkembangan sikap altruisme Sikap altruisme ternyata sudah berkembang semenjak masa bayi.
Pada usia sekitar 8 hingga 12 bulan seorang bayi mulai belajar dan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang mendasari sikap prososial termasuk altruisme (dalam Duvarsi dkk, 2009). Menurut Piaget, pada masa anak-anak terjadi peningkatan kapasitas untuk memahami kebutuhan serta perspektif orang lain. Selain itu, pada masa anak-anak juga merupakan masa dimana kemampuan untuk membuat penilaian moral yang didasarkan pada altruisme juga sudah dapat terpenuhi (dalam Rushton, 1985). Pada masa remaja, perkembangan perilaku prososial dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang cukup berperan dalam perkembangan moral usia remaja ialah pengaruh hormonal serta neurotransmitter yang memiliki asosiasi terhadap perilaku prososial dan agresivitas. Selain itu, peranan pengasuhan orang tua serta teman sebaya juga berpengaruh terhadap perkembangan moral usia remaja (dalam Hart, 2005). Terkait dengan pengasuhan orang tua, pola pengasuhan demokratis dan autoritatif memiliki hubungan dengan perilaku prososial (dalam Carlo dkk, 1999). Mahasiswa termasuk kedalam kelompok usia dewasa awal dengan rentang usia 18 hingga 35 tahun menurut Havinghurts (dalam Lamme, 1995) dengan salah satu tugas perkembangannya ialah menemukan kelompok sosial yang menyenangkan. Dengan demikian, ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mahasiswa memutuskan untuk ikut serta dalam organisasi nirlaba, salah satu penyebabnya ialah karena ia memiliki harapan akan menemukan kelompok yang menyenangkan di dalam organisasi nirlaba. Dalam organisasi tersebut dapat memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri.
E. Dinamika Status Keikutsertaan Mahasiswa pada Organisasi Nirlaba
Ditinjau Dari Sikap AltruismeSebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa tentunya perlu menjalankan perannya sebagai agen perubahan karena dianggap dapat membawa perubahan yang positif. Keseharian mahasiswa yang disibukkan dengan kegiatan perkuliahan maupun berbagai kegiatan lainnya sesuai dengan tugas perkembangannya seperti terlibat dalam organisasi atau kepanitiaan. Salah satu kegiatan mahasiswa ialah ikut serta dalam organisasi nirlaba.
Dalam organisasi nirlaba mahasiswa akan lebih banyak mengorbankan kepentingan pribadi demi menjalankan kegiatan organisasi dengan atau tanpa adanya pemberian pamrih. Keikutsertaan dalam organisasi nirlaba perlu didukung dengan adanya motivasi yang mengutamakan kepentingan orang yang menerima bantuan. Motivasi tersebut perlu dukungan sikap altruisme yang tinggi dalam diri. Sehingga mahasiswa yang memiliki sikap altruisme yang tinggi akan lebih tertarik untuk ikut serta dalam organisasi nirlaba. Ikut serta dalam organisasi nirlaba juga dapat didasarkan oleh motif pribadi seperti yang dikemukakan oleh Clary dkk (dalam Burns, 2006) antara lain ialah untuk mengembangkan karir pribadi. Mahasiswa yang memiliki sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
altruisme yang rendah namun ikut serta dalam organisasi nirlaba cenderung selektif dalam memilih kegiatan yang mengutungkan secara pribadi. Hal tersebut akan berpengaruh pada keberlangsungan dari organisasi nirlaba yang memiliki peranan dalam melayani masyarakat.
Dorongan yang rendah dari dalam diri untuk menjadi relawan mengindikasikan memiliki motivasi yang rendah untuk menjadi relawan.
Motivasi yang rendah didasarkan sikap altruisme yang rendah, karena lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Mahasiswa yang berorientasi pada kepentingan pribadi seperti mengembangkan soft skill untuk meningkatkan karir pribadi. Soft skill menurut Clagett (dalam Bowles 2004) diartikan sebagai kemampuan menjadi pendengar yang baik serta kemampuan komunikasi yang baik; mampu berpikir kreatif dan memecahkan masalah, kemampuan interpersonal, kemampuan untuk bekerja dalam tim, kepemimpinan yang efektif serta kemampuan dalam bidang teknologi.
Berbagai kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kampus yang dengan berbagai aspek utama yang dikembangkan. Misalnya dengan ikutserta dalam BEM, club dengan minat tertentu, atau club dengan latar belakang budaya yang sama. Keikutsertaan tersebut dapat mengasah kemampuan seperti bekerja dalam tim, memahami hubungan interpersonal dengan orang lain, dan managemen waktu.
Keikutsetaan tersebut kurang membutuhkan pengorbanan dari mahasiswa yang ikut serta karena didasarkan pada pengejaran keuntungan pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sikap, motivasi, dan perilaku saling berkaitan satu dengan yang lain.
Motivasi terkandung dalam sikap yang menunjukkan bahwa sikap mempunyai daya dorong bagi individu dalam berprilaku secara tertentu terhadap objek yang dihadapinya (dalam Walgito,2003). Sementara kecenderungan untuk berprilaku merupakan salah satu aspek dari sikap (dalam Walgito, 2003). Oleh karena itu jika seorang mahasiswa memiliki sikap altruisme yang tinggi akan cenderung termotivasi untuk menjadi sukarelawan dan mengarahkan perilakunya untuk ikut serta dalam organisasi nirlaba. Hal ini sesuai dengan teori yang menunjukkan bahwa sikap sedikit banyak berpengaruh terhadap perilaku individu (dalam Taylor, 2009). Sikap altruisme dapat diwujudkan dengan keikutsertaan mahasiswa pada organisasi nirlaba.