POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

  

POTENSI RETRIBUSI PASAR

DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh

  

IRMA YUNINGSIH

NIM.6661100789

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

SERANG, Mei 2015

ABSTRAK

  

Irma Yuningsih. NIM. 6661100789. Skripsi. Potensi Retribusi Pasar di Pasar

Petir Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Pembimbing I: Drs. Oman Supriadi, M.Si dan Pembimbing II: Maulana

Yusuf, S.IP., M.Si.

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan terkait pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang dimana potensi retribusi tersebut belum tergali secara maksimal dikarenakan adanya permasalahan dalam proses pemungutannya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan analisis mengenai potensi retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang dengan harapan agar potensi retribusi pasar di Pasar Petir tersebut dapat tergali secara maksimal sehingga akan memberikan tambahan pemasukan untuk kas daerah. Penelitian ini menggunakan teori Potensi Retribusi Pasar dari Mahmudi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan studi literature atau kepustakaan. Kemudian untuk uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara triangulasi (teknik dan sumber) dan

  

membercheck. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, pendapatan retribusi pasar

  di Pasar Petir masih sangat sedikit sehingga kekurangan setoran retribusi pasar masih mengandalkan pendapatan dari iuran yang lain, pedagang tidak mematuhi peraturan yang ada di Pasar Petir dikarenakan kurangnya sosialisasi dan karena belum ada sanksi tegas, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Pedagang Asongan belum termasuk ke dalam subjek retribusi pasar di Pasar Petir. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan agar pihak Pasar Petir beserta Dinas terkait agar melakukan sosialisasi secara maksimal kepada para pedagang dan memberikan sanksi tegas atas pelanggarannya, mengganti petugas pasar dengan tingkat pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai, mendata Pedagang Kaki Lima (PKL) agar menjadi subjek retribusi pasar, sehingga bisa memperoleh pendapatan retribusi yang maksimal sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

  Kata Kunci: Pasar Petir, Potensi, Retribusi

  

ABSTRACT

Irma Yuningsih. NIM. 6661100789. Script. Market Potency Retribution in Petir

Market Serang District. Public Administration Department. Faculty of Social

st and Political Sciences

   Advisor: Drs.

  . Sultan Ageng Tirtayasa University. 1 nd Oman Supriadi, M.Si and 2 Advisor: Maulana Yusuf, S.IP., M.Si.

  

This research was motivated by the problem about retribution market collection

in Petir Market Serang District that retribution potency not yet exploited

maximally because still many problems in collection process. Therefore,

researchers are interested for analysis about market retribution potency in Petir

Market Serang District with hopes that market retribution potency in Petir Market

Serang District can exploited maximally so will give add on income for local

cash. This research used market retribution potency theory from Mahmudi.

Methods used in this reserch is descriptive method with qualitative approach. In

the selection of informants with purposive technique. The data collection

technique used by the observation, in-depth interview, documentation and

literature. Then for data legality test in this research is used triangulation

(technique and source) and membercheck. This research showed that, market

retribution revenue in Petir Market still very little so that shortage levy deposit

market still rely on income from other dues, traders don’t comply with existing

regulations on Petir Market due to lack of socialization and because there is no

strict sanctions, street vendors and hawkers have not been included in the subject

market levy in Petir Market. Therefore researcher recommend that the Petir

Market along with relevant agencies in order to optimally disseminate to the

traders and provide sanction after, replacing the market officers with high

education level and quality of human resources are adequate, record vendors in

order to be subject to levy market, so obtain the maximum levy income that can

increase locally revenue.

  Key Word: Petir Market, Potency, Retribution

  

“Keberhasilan adalah mampu mengalahkan rasa malas dan mampu menghadapi

segala ujian” (Irma Yuningsih)

“Terkadang, apa yang paling kita inginkan dan cita-citakan dalam hidup ini,

itulah yang jadi ujian terberat untuk kita” (Irma Yuningsih)

“Semua yang ada pada diri kita adalah titipan Allah. Materi, kesehatan, nafas,

jasad, nyawa termasuk orang-orang tercinta semuanya adalah milik Allah. Ketika

Allah berkehendak untuk mengambil kembali titipanNya dari kita, yang bisa kita

lakukan hanyalah... Ikhlas” (Irma Yuningsih) untuk Ibu, Bapak & Orang-orang Tercinta juga Masa Depanku

KATA PENGANTAR

  

Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillaahirobbil’alamiin, puji syukur marilah kita panjatkan ke

  hadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, inayah dan anugerah-Nya kepada seluruh umat manusia. Shalawat serta salam semoga tercurah limpah kepada junjungan teladan insan yakni Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya serta tak lupa kita selalu menjunjung tinggi dan meneladani untuk menjadi umatnya. Terima kasih yang terdalam peneliti ucapkan kepada kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a, motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga.

  Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi ini berjudul “Potensi

  

Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang”. Dalam proses penyusunan

  skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak, baik secara moril maupun materil. Maka dengan segenap ketulusan hati, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

  3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

  4. Ibu Mia Dwiana, S.Sos., M.Ikom., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

  5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

  6. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

  7. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

  8. Bapak Dr. Dirlanudin, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan serta bimbingan selama proses perkuliahan;

  9. Bapak Drs. Oman Supriadi, M.Si., Dosen Pembimbing I Skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi;

  10. Bapak Maulana Yusuf, S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing II Skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi;

  11. Tim Penguji Proposal dan Sidang Skripsi: Ibu Titi Stiawati, M.Si., Ibu Listyaningsih, M.Si., Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Terima kasih atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan;

  12. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

  Terima kasih atas bimbingan, motivasi serta bantuan yang telah diberikan baik selama proses penyusunan skripsi maupun selama proses perkuliahan;

  13. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir, Pasar Ciruas dan Pasar Dukuh) Bpk. Ma’mun Dian Purnama, Koordinator Pasar Petir (Kepala/Mantri Pasar) Bpk. H. Hasan beserta Para Staf, Pedagang dan pihak-pihak lainnya yang telah membantu. Terima kasih atas kesediaannya membantu dan memberikan data dan informasi dalam proses penyusunan skripsi ini;

  14. Kedua orang tuaku tercinta, kakak-kakak dan adik-adikku. Terima kasih yang teramat mendalam atas segala dukungan, do’a, motivasi serta kasih sayang yang tak terhingga;

  15. Sahabat-sahabatku dan semua orang-orang terdekat, baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), terima kasih atas kesediaannya untuk memberikan bantuan dan motivasi dalam proses penelitian ini;

  16. Kawan-kawan seperjuangan Program Studi Ilmu Administrasi Negara khususnya Kelas A dan Kelas B Reguler. Terima kasih atas kebersamaan, motivasi dan perjuangan selama proses perkuliahan;

  17. Serta semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih.

  Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tak luput dari kesalahan. Peneliti memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Maka dari itu, dengan segala keterbukaan dan kelapangan dada, peneliti bersedia menerima segala tegur sapa dan saran yang membangun guna perbaikan pada skripsi ini. Akhir kata, peneliti ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Serang, Mei 2015 Peneliti Irma Yuningsih

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ABSTRAK

  ABSTRACT

  LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ……………………………….......………….............. i DAFTAR ISI ……………………………………………......................……. v DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN ........................………………....................……

  1

  1.1 Latar Belakang Masalah ……………………..........................………

  1 1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................

  16 1.3 Batasan Masalah ..................................................................................

  17 1.4 Rumusan Masalah ................................................................................

  17 1.5 Tujuan Penelitian …………......…….....………………….....….........

  17 1.6 Manfaat Penelitian ...............................................................................

  18

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN .......................................................

  48

  29

  32

  40

  41

  43

  45

  47

  48

  19

  50

  50

  51

  51

  52

  54

  60

  62

  20

  19

  2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................….

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..………..........................................

  2.1.1 Konsep Manajemen Publik .....................................................

  2.1.2 Manajemen Penerimaan Daerah ..............................................

  2.1.3 Konsep Retribusi Daerah .........................................................

  2.1.4 Konsep Retribusi Pasar ............................................................

  2.1.5 Potensi Retribusi Pasar ............................................................

  2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................

  2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ..........................................................

  2.4 Asumsi Dasar .......................................................................................

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ......................................................

  3.7.1 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................

  3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian .........................................................

  3.3 Lokasi Penelitian ..................................................................................

  3.4 Variabel Penelitian ...............................................................................

  3.4.1 Definisi Konsep .......................................................................

  3.4.2 Definisi Operasional ................................................................

  3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................

  3.6 Informan Penelitian ..............................................................................

  3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................

  62

  3.7.2 Uji Keabsahan Data .................................................................

  5.2 Saran ....................................................................................................

  82

  81

  81

  78

  68

  68

  68

  67

  66

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  5.1 Kesimpulan ..........................................................................................

  3.8 Jadwal Penelitian .................................................................................

  BAB V PENUTUP ....................................………..........................................

  4.3 Pembahasan .........................................................................................

  4.2.3 Hasil Penelitian ........................................................................

  4.2.2 Deskripsi Data Penelitian ........................................................

  4.2.1 Daftar Informan Penelitian ......................................................

  4.2 Deskripsi Data ......................................................................................

  4.1.2 Gambaran Umum Keadaan Pasar Petir Kabupaten Serang .....

  4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang .....................................

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................

  BAB IV PEMBAHASAN .........................………..........................................

  85 139 161 161 162

  

DAFTAR TABEL

  Kabupaten Serang 2013 ............................................................. 92

Tabel 4.14 Hasil Penilaian mengenai Data Penerimaan Retribusi di PasarTabel 4.13 Hasil Penilaian mengenai Jumlah Pedagang di Pasar Petir ....... 158

  Pasar Petir .................................................................................. 155

Tabel 4.12 Hasil Penilaian mengenai Luas Pasar dan Area Kaki Lima diTabel 4.11 Hasil Penilaian mengenai Jumlah Kios dan Los di Pasar Petir.. 154Tabel 4.10 Hasil Penilaian mengenai Tarif Retribusi Pasar di Pasar Petir... 150Tabel 4.9 Hasil Penilaian mengenai Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir .............................................................................. 148Tabel 4.8 Hasil Penilaian mengenai Jenis Dagangan di Pasar Petir .......... 144Tabel 4.7 Hasil Penilaian mengenai Fasilitas Pasar Petir .......................... 141

  Serang 2013 ............................................................................... 140

Tabel 4.6 Kondisi Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Petir KabupatenTabel 4.5 Jenis dan Jumlah Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar PetirTabel 1.1 Data Klasifikasi Jumlah Pedagang dan Jenis Tempat Usaha di Pasar Petir Kabupaten Serang ...................................................Tabel 4.4 Pengkodean (coding) ................................................................. 84Tabel 4.3 Daftar Informan Penelitian ........................................................ 82

  Kabupaten Serang 2013 ............................................................. 81

Tabel 4.2 Jenis dan Jumlah Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar PetirTabel 4.1 Nama Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Serang ...... 70Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ....................................................................... 67Tabel 3.2 Daftar Informan Penelitian ........................................................ 61Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ................................................................ 58Tabel 1.4 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar ................................................ 14

  9 Tabel 1.3 Potensi Retribusi Pasar Petir Per Tahun .................................... 10

  8 Tabel 1.2 Data Potensi Retribusi di Pasar Petir Kabupaten Serang ..........

  Petir ........................................................................................... 160

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................. 47Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman ......................... 63Gambar 4.1 Peta Kabupaten Serang ........................................................... 69Gambar 4.2 Pasar Petir ............................................................................... 78Gambar 4.3 Bagan Struktur Organisasi UPT Pasar Wilayah Tengah ........ 80Gambar 4.4 Kegiatan Pengangkutan Sampah di Pasar Petir oleh DTRBP Kabupaten Serang ...................................................................

  91 Gambar 4.5 Kios-kios di Pasar Petir yang Non Aktif ................................ 117

Gambar 4.6 Los-los di Pasar Petir yang Non Aktif .................................... 117Gambar 4.7 Deretan Auning di Pasar Petir yang Masih Kosong / Belum

  Dioperasikan ........................................................................... 124

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Lampiran 2 Pedoman Wawancara Lampiran 3 Daftar Informan penelitian Lampiran 4 Transkrip Wawancara Lampiran 5 Membercheck Lampiran 6 Catatan Lapangan Lampiran 7 Dokumentasi Observasi Penelitian Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan Wawancara Lampiran 9 Data-data Pendukung Hasil Penelitian Lampiran 10 Lembar Bimbingan Lampiran 11 Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Otonomi daerah membawa paradigma sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggungjawab untuk mengurus semua urusan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Kebijakan otonomi daerah merupakan peluang sekaligus tantangan bagi daerah. Pemberian otonomi daerah tersebut pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektiftas penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat.

  Pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah baik berupa kebijakan otonomi daerah maupun desentralisasi fiskal menuntut pemerintah daerah kabupaten untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam membiayai kegiatan pembangunan dengan kapasitas fiskal yang dimiliki daerah. Salah satu penyelenggaraan otonomi daerah adalah kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah sebagai modal untuk penyelenggaraan segala urusan pemerintahannya. Setiap daerah memiliki kewenangan untuk menggali sumber keuangan sendiri secara mandiri. Pendapatan Asli Daerah (PAD) diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai seluruh kegiatan pembangunan daerah. Pemerintah daerah oleh karenanya harus dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Berdasarkan hal itu, perlu adanya upaya peningkatan pendapatan daerah, salah satunya dalam hal peningkatan retribusi sebagai salah satu sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

  Keuangan daerah merupakan faktor yang sangat menentukan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Keuangan daerah merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur keuangan daerahnya. Selain itu, keuangan daerah juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit dalam pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah harus mempunyai sumber-sumber keuangan sendiri yang memadai.

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah kedua kalinya menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, menjelaskan bahwa salah satu hak daerah dalam menyelenggarakan otonomi yaitu memungut pajak daerah dan retribusi daerah. Berdasarkan pasal tersebut berarti kabupaten atau kota memiliki kewenangan yang luas untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Daerah kabupaten atau kota juga memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan daerah dalam memberikan pelayanan kepada publik dengan baik, meningkatkan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, daerah juga diberikan kewenangan untuk melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah maka daerah memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan daerahnya masing-masing dalam membiayai rumah tangganya sendiri serta untuk pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, daerah harus dapat menghimpun dana sebesar-besarnya untuk membiayai semua program pembangunannya. Pembangunan akan berjalan dengan baik jika didukung biaya dan sumber daya manusia yang baik pula. Untuk itu peningkatan sumber pendapatan daerah dipandang sebagai salah satu cara yang efektif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, salah satu sumber-sumber pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimaksud salah satunya yaitu terdiri dari Retribusi Daerah. Berdasarkan pasal tersebut berarti Retribusi Daerah memiliki peranan yang potensial sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pengelolaan retribusi daerah dilakukan oleh masing-masing daerah dan selanjutnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, salah satu pungutan retribusi daerah adalah retribusi pasar. Retribusi pasar ini termasuk dalam retribusi jasa umum yang memberikan kontribusi yang cukup potensial terhadap peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

  Retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang telah dilaksanakan di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Sumber penerimaan ini tetap terus dipertahankan sampai era otonomi dewasa ini. Penetapan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah ditetapkan dengan dasar hukum yang kuat, khususnya undang-undang tentang pemerintahan daerah, maupun tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, retribusi dikelola oleh pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan objek-objek retribusi daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Dimana objek-objek retribusi yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.

  Selanjutnya, menurut Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, pada Bab II Bagian Kesatu pasal 2, Jenis dan Golongan Retribusi Jasa Umum salah satunya disebutkan yaitu Retribusi Pelayanan Pasar. Pada kutipan lampiran Peraturan Daerah (Perda) tersebut di atas, jelas bahwa retribusi pasar atau pelayanan pasar merupakan salah satu dari jenis atau golongan retribusi daerah yang termasuk ke dalam retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup dimanfaatkan oleh masyarakat. Retribusi pasar memberikan banyak manfaat baik untuk pengguna pasar maupun untuk pemerintah daerah itu sendiri.

  Manfaat retribusi bagi para pengguna pasar antara lain untuk memenuhi serta meningkatkan pelayanan dalam hal penyediaan, penggunaan dan perawatan fasilitas pasar yang berupa halaman atau pelataran, kios dan los yang dikelola oleh pemerintah. Sedangkan manfaat retribusi pasar untuk pemerintah daerah adalah sebagai salah satu sumber pemasukan retribusi daerah yang cukup potensial untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Begitu pula halnya dengan Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang.

  Kemudian, pada pasal 16 Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, dijelaskan bahwa Retribusi Pelayanan Pasar dipungut sebagai pembayaran atas jasa penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa pelataran, los dan kios yang dikelola oleh pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Pada

  pasal ini juga dijelaskan objek retribusi pelayanan pasar yaitu berupa penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa pelataran, los dan kios yang dikelola oleh pemerintah daerah, bukan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau pihak Swasta. Selanjutnya, pada pasal 17 dijelaskan, subjek retribusi pelayanan pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas di pasar.

  Sedangkan wajib retribusi pasar adalah pihak yang menerima atau menggunakan fasilitas tempat berjualan di pasar serta pemungut (kolektor) atau pemotong retribusi pelayanan pasar. Pengukuran tingkat penggunaan jasa retribusi pelayanan pasar didasarkan atas luas, jenis tempat dan kelas pasar yang digunakan.

  Pasar Petir merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di Kabupaten Serang Provinsi Banten, tepatnya berada di Jalan Raya Petir- Serang, Kampung Pasanggarahan, Desa Mekar Baru, Kecamatan Petir. Pasar Petir merupakan salah satu pusat kegiatan jual beli bagi masyarakat Kecamatan Petir dan sekitarnya mulai dari masyarakat menengah ke bawah sampai masyarakat menengah ke atas. Sebagai pasar tradisional, Pasar Petir memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian khususnya dalam kegiatan perekonomian rakyat terutama bagi masyarakat menengah ke bawah.

  Ruang lingkup pangsa pasar di Pasar Petir cukup luas, mengingat Pasar Petir merupakan pasar tradisional terbesar yang ada di Kabupaten Serang wilayah tengah. Hal tersebut menjadi peluang besar bagi Pasar Petir untuk menarik konsumen. Ruang lingkup pangsa pasar yang dimaksud adalah masyarakat sekitar wilayah Kecamatan Petir yang merupakan konsumen utama untuk Pasar Petir diantaranya yaitu masyarakat Desa Mekar Baru, Desa Tambiluk, Desa Petir, Desa Sanding, Desa Sindang sari, Desa Cireundeu dan seluruh Desa yang ada di Kecamatan Petir serta kecamatan-kecamatan di sekitar Pasar Petir diantaranya yaitu Kecamatan Tunjung Teja, Kecamatan Cikeusal dan Kecamatan Pamarayan.

  Pasar Petir secara administratif berada di bawah Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah yang meliputi Pasar Petir, Pasar Baros dan Pasar Dukuh. Pasar Petir merupakan pasar tradisional terbesar yang ada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar wilayah tengah. Selain itu, lokasi pasar Petir juga cukup strategis dan tempatnya mudah diakses. Pasar Petir berada pada jalur khatulistiwa yang menghubungkan Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

  Pasar Petir menyediakan dua jenis tempat usaha yaitu kios dan los. Selain itu, Pasar Petir sudah dilengkapi dengan fasilitas listrik, toilet, mushola, ruangan administrasi pasar, tempat penampungan sampah dan area parkir yang cukup luas. Bentuk fisik bangunan Pasar Petir yaitu berupa barisan-barisan los dan kios yang cukup rapi namum tidak berbentuk gedung, sehingga untuk kios atau los yang berada di pinggir, ketika turun hujan airnya menyemprot ke dalam kios atau los. Sebaliknya, ketika cuaca panas kondisi pasar menjadi penuh debu bahkan sampai masuk ke dalam kios yang tentunya akan merusak barang dagangan. Kemudian, area parkir yang luas belum dilengkapi dengan atap dan paving block, sehingga ketika hujan tanahnya menjadi becek dan ketika cuaca panas area parkir menjadi sangat gersang dan tidak nyaman.

  Jenis dagangan yang tersedia di Pasar Petir diantaranya yaitu beras, sembako, pakaian jadi, makanan ringan, makanan jadi, ikan, daging, sayur- sayuran dan berbagai kebutuhan lainnya. Jumlah dan klasifikasi masing- masing jenis dagangan yang ada di Pasar Petir untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Data Klasifikasi Jumlah Pedagang dan Jenis Tempat Usaha

  16 Los

  14 Sendal, Sepatu, Tas

  6 Kios

  3 Los

  15 Jahit

  2 Kios

  16 Pupuk

  2 Kios

  17 Pindang

  2 Kios

  18 Ikan Basah

  19 Ayam Potong

  3 Kios

  11 Los

  20 Daging

  2 Los

  21 Sayuran

  5 Los

  22 Kue

  1 Kios

  23 Mainan

  1 Kios

  

Jumlah Kios 290

Jumlah Los

  13 Pakaian Jadi 129 Kios

  12 Kelontongan

  

di Pasar Petir Kabupaten Serang

No Jenis Dagangan Jumlah Jenis Tempat

  2 Kios

  1 Beras

  7 Kios

  2 Sembako

  74 Kios

  42 Los

  3 Makanan Ringan

  9 Kios

  4 Bakso

  5 Kios

  5 Buah-Buahan

  2 Los

  1 Kios

  6 Emas

  30 Kios

  7 Aksesoris

  2 Kios

  8 Kosmetik

  11 Kios

  9 Buku/Kitab

  1 Kios

  10 Elektronik

  3 Kios

  11 Jam

  88 Sumber: Diskoperindag UPT Pasar Kabupaten Serang, (Data Diolah, 2014) Potensi retribusi di Pasar Petir cukup besar sebagai salah satu sumber pendapatan retribusi daerah. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, didapatkan data objek retribusi pelayanan pasar di Pasar Petir yaitu terdiri dari kios dan los. Kemudian, subjek retribusi pelayanan pasar di Pasar Petir yaitu jumlah kios dan los atau pedagang yang ada di Pasar Petir, yaitu kios 290 unit dan jumlah los 88 unit. Jumlah tersebut tentu dapat memberikan pendapatan yang cukup besar bagi kas daerah. Daftar jumlah kios dan los di Pasar Petir untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2 Data Potensi Retribusi di Pasar Petir Kabupaten Serang

  KIOS LOS Jumlah Hari Pedagang Pasar

Tarif Non Tarif

Aktif Non

  Aktif Jumlah (Rp/Hari) Aktif Aktif Jumlah (Rp/Hari) Selasa &

  200 90 290 2.000,- 50

  38 88 1.500,- 250

  Sabtu

  Sumber: Diskoperindag UPT Pasar Kabupaten Serang, (Data Diolah, 2014) Berdasarkan data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

  (Diskoperindag) Kabupaten Serang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir, Pasar Baros dan Pasar Dukuh) target perolehan retribusi pasar di Pasar Petir dalam satu tahun yaitu berjumlah Rp. 108.168.000,-. Jumlah tersebut merupakan hasil penghitungan dari jumlah pedagang yang buka pada hari pasar (Selasa dan Sabtu) dan pada hari selain hari pasar (Senin, Rabu, Kamis,

  Jum’at dan Minggu) dikalikan dengan besar tarif masing-masing jenis tempat (Kios atau Los) dan dikalikan dengan jumlah hari dalam satu tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Potensi Retribusi Pasar Petir Per Tahun

  

Jumlah Tarif Jumlah

Nama Jumlah Jumlah

  

Hari dlm Retribusi Bulan dlm

Hari Pedagang Retribusi (Rp)

1 Bln (Rp)

  1 Thn

  200

  8 Hari 2.000,- 12 Bulan 38.400.000,- Hari Pasar

  50

  8 Hari 1.500,- 12 Bulan 7.200.000,-

  90

  22 Hari 2.000,- 12 Bulan 47.520.000,- Non Pasar

  38

  22 Hari 1.500,- 12 Bulan 15.048.000,- Jumlah Pendapatan Retribusi dalam 1 Tahun 108.168.000,-

  Sumber: Diskoperindag UPT Pasar Kabupaten Serang, (Data Diolah, 2014) Jumlah pendapatan retribusi pasar di Pasar Petir seperti pada tabel di atas dapat dikatakan belum sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

  Sebenarnya potensi retribusi pasar yang ada di Pasar Petir lebih dari jumlah tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, peneliti melakukan penghitungan terhadap potensi retribusi pasar di pasar Petir, hasil penghitungan tersebut yaitu sebesar Rp. 256.320.000,- pertahun, dengan rincian potensi retribusi perbulannya adalah Rp. 21.360.000,- dan potensi retribusi perharinya yaitu sebesar Rp. 712.000,-. Sementara potensi retribusi pasar di Pasar Petir yang ditentukan oleh Diskoperindag yaitu sebesar Rp.

  108.168.000,- pertahun, Rp. 9.014.000 perbulan dan Rp. 300.467,-. Jadi, selisih potensi retribusi pasar di Pasar Petir sebesar Rp. 148.152.000,- pertahun, Rp. 12.346.000,- perbulan dan Rp. 411.533,- perhari.

  Jumlah tersebut tentu bukan jumlah yang tidak sedikit. Pasar Petir dan Daerah Kabupaten Serang secara umum kehilangan potensi retribusi pasar.

  Namun, dibalik semua itu tentu ada permasalahan yang melatarbelakangi kenapa potensi retribusi tersebut tidak dapat tergali. Permasalahan tersebut tentu harus diatasi agar potensi retribusi pasar di Pasar Petir dapat tergali secara maksimal. Sehingga dapat menambah pendapatan daerah Kabupaten Serang.

  Pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang bukan tanpa kendala, terdapat berbagai permasalahan dalam pemungutannya.

  Adanya permasalahan dalam pemungutan retribusi Pasar Petir tentu akan berdampak pada hasil perolehan atau pendapatannya. Berdasarkan hasil observasi ke lapangan yaitu tepatnya di Pasar Petir dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir, Pasar Baros dan Pasar Dukuh), peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam proses pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir.

  Permasalahan yang ada dalam pemungutan retribusi di Pasar Petir diantaranya yaitu, masih ada objek dan subjek retribusi pasar sebagai potensi retribusi pasar di Pasar Petir yang belum masuk ke dalam data sumber pendapatan retribusi pasar di Pasar Petir yang masuk ke Kas Daerah. Saat ini, objek retribusi pasar di Pasar Petir hanya kios dan los, padahal di lapangan peneliti menemukan satu lagi objek retribusi di Pasar Petir yaitu auning (unit- unit yang berupa deretan los-los tanpa sekat yang ditujukan untuk tempat berdagang para pedagang kaki lima). Selain para pedagang yang ada pada kios dan los, masih banyak pedagang lain yang diminta pungutan retribusi, namun belum masuk ke dalam wajib retribusi (Subjek Retribusi) Pasar Petir.

  Pedagang yang dimaksud seperti pedagang kaki lima (PKL), pedagang keliling yang mangkal di Pasar Petir misalya pedagang baso, pedagang es, pedagang asongan dan sebagainya. Jumlah pedagang tersebut belum terdata sebagai bagian dari subjek retribusi pasar di Pasar Petir, karena memang mereka tidak memiliki tempat berjualan yang tetap seperti halnya pedagang yang berada di kios atau los.

  Masalah yang selanjutnya yaitu, kurangnya upaya dan sikap dari petugas pemungut retribusi pasar di Pasar Petir dalam mengatasi permasalahan retribusi. Sikap yang dimaksud dalam hal ini adalah ketegasan dalam melakukan pemungutan retribusi, bagaimana agar pedagang mau dan patuh bersedia membayar retribusi sesuai dengan peraturan yang ada di Perda. Kemudian upaya yang dimaksud misalnya tindakan-tindakan atau cara yang dilakukan untuk mengatasi karakter pedagang yang ada di Pasar Petir khususnya dalam hal kepatuhannya dalam membayar retribusi pasar, mulai dari memberitahukan (sosialisasi), pelaksanaan sampai dengan memberi tindakan (sanksi) apabila ada penyimpangan terhadap aturan. Dalam hal ini, Bapak Ma’mun Dian Purnama selaku Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab Serang menyatakan bahwa memang petugas kurang tegas dalam mengatasi masalah retribusi “Itu memang kurang ketegasan dari petugas kita” (Wawancara: Senin 7 April 2014, Pukul 10.07 WIB, di UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang).

  Masalah yang selanjutnya atau ketiga yaitu, masih banyak kios dan los yang belum digunakan oleh pemiliknya untuk berjualan (non aktif). Unit-unit tersebut dibiarkan kosong tanpa digunakan untuk kegiatan jual-beli oleh pemiliknya. Kios dan los tersebut harusnya menjadi sumber pendapatan atau potensi retribusi pasar di Pasar Petir. Kondisi tersebut mengakibatkan Pasar Petir secara khusus dan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang secara umum menjadi kehilangan potensi retribusi pasar. Padahal jika semua kios dan los di Pasar Petir aktif digunakan atau dibuka, maka tentu akan menambah pendapatan retribusi Pasar Petir yang kemudian akan memberikan peningkatan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari jumlah kios 290 unit dan los 88 unit tidak semuanya aktif melakukan kegiatan jual-beli setiap harinya, seperti yang ada pada tabel 1.2 dari jumlah kios 290 unit dan los 88 unit, yang aktif hanya 200 unit kios dan 50 unit los.

  Permasalahan selanjutnya atau keempat yaitu, kurangnya kepatuhan para wajib retribusi pasar (Pedagang) di Pasar Petir untuk membayar kewajibannya (retribusi) sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Peraturan yang dimaksud yakni peraturan yang telah ditetapkan di dalam Perda (Perda Kab.Serang No.1 Th.2011) baik dalam hal jenis objek retribusi maupun tarif retribusi yang harus dibayar. Misalnya, untuk kios ditetapkan tarif retribusinya adalah Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) dan untuk los tarif retribusinya adalah Rp 1.500,- (seribu lima ratus rupiah), namun kebanyakan pedagang hanya membayarkan Rp. 1.000,- (seribu rupiah). Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ma’mun selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir), “Salah satu hambatan dalam pemungutan retribusi yaitu banyaknya pedagang di Pasar Petir yang kurang patuh pada aturan, misalnya tarif retribusi maunya semua pedagang tarifnya dipukul rata Rp. 1.000,- padahal kan tarifnya bukan segitu, kan sudah jelas tarif untuk kios Rp. 2.000,- dan untuk los Rp. 1.500,-” (Wawancara: 27 Maret 2014, di UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang). Berikut adalah rincian tarif retribusi pasar sesuai jenisnya:

Tabel 1.4 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar

TARIF JENIS LUAS

  2 LOKASI BANGUNAN (M ) 2 Rp/M Rp/Hr Rp/Bln

PASAR 2x2 300,- 1.200,- 36.000,-

  a. Kios/Toko 2,5x2,5 300,- 2.000,- 60.000,- 2x3 300,- 2.000,- 60,000,- 3x3 300,- 3.000,- 90.000,- 4x5 300,- 6.000,- 18.000,- 2x2 250,- 1.000,- 30.000,- b. Los 2,5x2,5 250,- 1.500,- 45.000,-

  2x3 250,- 1.500,- 45.000,-

TARIF JENIS LUAS LOKASI

  2 BANGUNAN (M ) 2 Rp/M Rp/Hr Rp/Bln 3x3 250,- 2.000,- 60.000,- 1,5x1,5 200,- 500,- 15.000,- c. Auning 2x1,5 200,- 500,- 15.000,-

  Sumber: Lampiran V Perda Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum

  Masalah yang terakhir atau kelima yaitu, potensi retribusi pasar di Pasar Petir yang belum tergali secara maksimal. Target retribusi pasar di Pasar Petir masih sulit tercapai dan jumlah nominal targetnya tidak/belum sesuai dengan potensi yang ada. Hal inilah yang menjadi tolak ukur pencapaian retribusi pasar di Pasar Petir. Ketercapaian target retribusi pasar di Pasar Petir tergantung pada hasil pendapatan retribusi setiap harinya. Banyaknya permasalahan yang ada dalam pemungutan retribusi ini akan menghambat katercapaian target, baik permasalahan dari pedagang maupun dari petugas atau pihak-pihak terkait lainnya. Target retribusi pasar secara umum ditentukan dalam kurun waktu satu tahun, pada pelaksanaannya jumlah target tersebut tidak langsung disetorkan dalam satu tahun tetapi disetorkannya bisa per bulan, per minggu atau perhari. Retribusi yang telah dikumpulkan oleh petugas pemungut akan disetorkan ke Kas Daerah melalui Dinas-dinas terkait.