BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENGARUH PRICE EARNING RATIO, RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, CURRENT RATIO DAN INVENTORY TURNOVER TERHADAP HARGA SAHAM (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2014-2016) - repos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang mempunyai

  saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut (Hanafi 2016). Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

  Harga saham menurut Brigham dan Houston (2010) Harga saham menentukan kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi memaksimalkan harga saham perusahaan. Harga saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh investor “rata–rata” jika investor membeli saham.

  Besar kecilnya perubahan harga saham tergantung pada fraksi harga masing-masing saham. Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga berlaku untuk satu hari bursa penuh dan disesuaikan pada hari bursa berikutnya jika harga penutupan berada pada rentang harga yang berbeda (Sudana, 2015).

  11 Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor ekternal dari perusahaan dan faktor internal dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu: a. Faktor internal

  1) Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan. 2) Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

  3) Pengumuman badan direksi manajemen, seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

  4) Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan investasi dan lainnya. 5) Pengumuman investasi, seperti melakukan ekspansi pabrik pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

  6) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramal laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per

  share (EPS), dividen per share (DPS), price earning ratio (PER), net profit magin , return on asset (ROA) dan lain-lain.

  12 b. Faktor eksternal 1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai 2) Pengumuman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

  3) Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan

  insider trading , volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan trading.

  Signalling Theory , Ross (1977) mengembangkan model dimana

  struktur modal (penggunaan Utang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mengatakan secara langsung „ perusahaan kami mempunyai prospek yang baik‟. Tentu saja investor tidak akan percaya begitu saja. Disamping itu, manajer ingin memberikan signal yang lebih dipercaya (creadible). Manajer bisa menggunakan utang lebih banyak, sebagai signal yang lebih credible. (Hanafi 2016). Secara umum, teori sinyal berkaitan dengan pemahaman tentang bagaimana suatu sinyal sangat bernilai atau bermanfaat sementara sinyal yang lain tidak berguna. Teori sinyal mencerminkan bagaimana sinyal berkaitan dengan kualitas yang dicerminkan di dalamnya dan

  13 elemen-elemen apa saja dari sinyal atau komunitas disekitarnya yang membuat sinyal tersebut terlihat meyakinkan dan menarik.

  MM berasumsi bahwa setiap orang baik investor maupun manajer disebut sebagai informasi simetris (symmetric information). Namun pada kenyataanya manajer seringkali memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan investor luar. Hal ini disebut sebagai informasi asimetris (asymmetric information), dan ia memiliki pengaruh penting pada struktur modal yang optimal. Untuk melihat mengapa, kita akan melihat dua situasi, satu situasi di mana manjer perusahaan tahu bahwa prospek akan sangat menguntungkan (perusahaan F- Favorable) dan situasi lain dimana manajer tahu bahwa masa depan terlihat tidak menguntungkan (perusahaan U-Unfavorable) (Brigham dan Houston: 2014).

  2. Price Earning Ratio (PER) Penilaian pasar (market based ratio) merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Tidak berarti rasio lainnya tidak dipakai. Price earning ratio (PER) menunjukan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang cukup tinggi (Harahap, 2016).

  14

  price earning ratio (PER) adalah rasio ini diperoleh dari harga pasar

  saham biasa dibagi dengan laba per saham (EPS). Maka semakin tinggi rasio ini akan mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan juga semakin bahwa harga saham yang ditawarkan sudah sangat tinggi atau tidak rasional (Sugianto, 2008).

  Price earning ratio (PER) sangat mudah dihitung dengan

  mengetahui harga per lembar saham dan laba per lembar saham, maka investor bisa menghitung berapa price earnign ratio (PER) saham tersebut.

  Semakin besar earning, maka semakin rendah price earning ratio (PER) saham tersebut. Sedangkan makin kecil earning suatu saham makin baik karena saham tersebut termasuk murah. Namun perlu dipahami, karena investasi di saham lebih banyak terkait dengan ekspektasi maka laba bersih yang dipakai dalam perhitungan biasanya laba bersih tahun berjalan. Dengan begitu bisa dipahami jika emiten berhasil membukukan laba besar, maka sahamnya akan diburu investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan kemungkinan besar dan akan naik (Atmaja, 2008).

  3. Return On Equity (ROE) Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio.

  15

  

Return on equity (ROE) menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih

  bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus (Harahap, 2016). menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dilihat dari sudut pandang pemegang saham. Angka yang tinggi untuk ROE mennjukan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return (tingkat pengembalian) yang diterima pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat penggunaan utang perusahaan ( Hanafi, 2016 ).

  Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham, untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen perusahaan (Sudana, 2015).

  4. Dividen Payout Ratio (DPR) Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya ratio (DPR), yaitu besarnya presentase laba bersih setelah

  dividend payout

  pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini

  16 karena besar besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana intern perusahaan (Sudana, 2015). para pemegang saham berupa kas maupun saham. Dividen merupakan

  

return yang diterima para pemegang saham selain capital gain. DPR

  merupakan presentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas kepada pemegang saham. DPR merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah earning dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DRP menunjukan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. (Hanafi, 2016)

  Pendapat MM adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham di-offset sepenuhnya oleh cara-cara pembelanjaan investasi yang dilakukan perusahaan. MM mengemukakan nilai per lembar saham yang didiskonto setelah keputusan pembelanjaan dan dividen sama dengan nilai pasar saham sebelum pembayaran dividen. Dengan kata lain, penurunan harga pasar saham karena pembelanjaan eksternal sama dengan kenaikan harga saham karena pembayaran dividen.

  Jadi, pemegang saham dikatakan indifferent antara dividen dan laba ditahan (Sudana, 2015).

  17 Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen, yang menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya dividend payout ratio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun ketiga teori tersebut adalah : (Sudana, 2015)

  Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Menurut dividend irrelevance theory, kebijakan dividen tidak memengaruhi harga saham perusahaan atau nilai perusahaan.

  Modigliani dan miller berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power).

  b. Bird in-the-hand theory Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner, berdasarkan bird in the hand teory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga saham pasar perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena, pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.

  c. Tax preference theory Berdasarkan tax preference theory, kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang dibagikan suatu perusahaan semakin rendah harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan.hal

  18 ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan dividen dan capital gain. Apabila tarif pajak dividen lebih tinggi dari pada pajak capital gain, maka investor akan lebih senang jika laba yang investasi yang dilakukan perusahaan.

  5. Current Ratio (CR)

  Current ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat

  kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi angka tersebut, semakin baik. Rasio lancar yang tinggi menunjukan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan resiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan aktiva tetap. (Hanafi, 2016).

  Current ratio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan. Namun demikian, rasio ini mempunyai kelemahan karena tidak semua komponen aktiva lancar memiliki tingkat likuiditas yang sama (Sudana, 2015).

  Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan unttuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Rasio lancar, rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar meunutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar

  19 perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk presentasi

  Current ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk

  mengetahui likuiditas suatu perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio yang rendah menunjukan bahwa likuiditas perusahaan buruk. Sebaliknya, jika current

  

ratio relatif tinggi, likuiditas perusahaan relatif baik. Namun, harus dicatat

  bahwa tidak pada semua kasus dimana current ratio tinggi, likuiditas perusahaan pasti baik. Meskipun aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancar, perlu diingat bahwa item-item aktiva lancar seperti persediaan dan piutang terkadang sulit ditagih atau dijual secara cepat (Atmaja, 2008).

  6. Inventory Turnover (ITO) Persediaan pada umumnya diklasifikasikan menjadi 3 kategori: (1) bahan mentah, (2) bahan dalam proses dan (3) barang jadi. Karena persediaan sangat dipengaruhi oleh tingkat penjualan, prediksi yang tepat mengenai penjualan sangat penting untuk mendukung manajemen persediaan yang efektif. Selain itu perlu diperlukaan koordinasi yang baik antara bagian penjualan, pembelian, produksi dan keuangan, bahian pemasaran/ penjualan mula-mula mengidentifikasi adanya perubahan pada permintaan, yang kemudiaan dikoordinasikan ke bagian pembelian dan produksi. Akhirnya bagian keuangan merancang pendanaan bagi

  20 persediaan yang dibutuhkan untuk mendukung penjualan. Koordinasi yang buruk antara bagian-bagian tersebut dapat menimbulkan masalah yang serius (Atmaja, 2008). dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Inventory turnover (ITO), rasio ini menunjukan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat (Harahap, 2016).

  Inventory turnover (ITO) merupakan rasio yang digunakan untuk

  mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas. Perusahaan yang perputaran persediaannya makin tinggi berarti makin efisien sehingga tingkat peputaran modal yang cepat memberikan harapan untuk memperoleh keuntungan perusahaan semakin tinggi. (Hanafi, 2016) mengukur perputaran persediaan dalam

  Inventory turnover

  menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menghasilkan penjualan, dan sebaliknya (Sudana,2015).

  21

Hasil Penelitian Terdahulu

  2. Aditya Pratama dan Teguh Erawati (2014) Pengaruh current ratio (CR) , debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), net profit margin (NPM), dan earning per

  Pengaruh Price Earning..., Eka Kartika Ardiyanti, FEB UMP 2018

  5. earning per share (EPS) mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap harga saham.

  4. terdapat pengaruh yang signifikan dari net profit margin (NPM) terhadap harga saham,

  3. terdapat pengaruh yang signifikan dari Return On Equity (ROE) terhadap harga saham

  1. Current ratio (CR) mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap harga saham. 2. debt to equity ratio (DER) mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap harga saham

  harga saham Variabel dependen : Harga saham Variabel independen : CR, DER, ROE, NPM, EPS

  share (EPS) terhadap

  22

  Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan, Price Earning Ratio, Dividen Payout Ratio, Return

  1. ROA (Return On Assets) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  efek Indonesia (BEI) Variabel dependen: Harga saham Variabel Independen : ROA, PER , DPR

  mining service di bursa

  1. Sri Zuliarni (2012) pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan mining and

  Hasil penelitian

  Judul Variabel penelitian

  No Nama Penelitian, Tahun,

  On Equity, Current Ratio, Inventory Turnover dan Harga Saham dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Penelitian Terdahulu

  2. PER ( Price Earning Ratio) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  23

  23

  3. Mudlofir,andini, dan supriyanto ( 2016 ) Pengaruh ROA, ROE, EPS, inflasi, DER dan Inventory turnover terhadap harga saham pada terdaftar di BEI periode 2008- 2013

  Variabel dependen : Harga saham Variabel independen: ROA,ROE, EPS, 1.

   EPS berpengaruh posotif terhadap harga saham.

  2. ROE berpengaruh positif terhadap harga saham.

  3. ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.

  4. Inflasi tidak berpengaruh negatif terhadap harga saham.

  5. DER berpengaruh positif terhadap harga saham.

  6. ITO berpengaruh positif terhadap harga saham.

  4. Nurul Hayati ( 2013) Pengaruh Return On Asset, Return On Equity , Earning Per Share, Price Earning Ratio dan price to book value terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman di bursa efek indonesia.

  Variabel dependen : Harga saham Variabel independen : ROA, ROE, EPS, PER, PBV 1.

ROA, ROE, EPS, PER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham

  5. Agka Wisnu Pratama (2016) pengaruh kebijakan dividen, harga emas, dan inflasi terhadap harga saham pada perusahaan sektor mining di BEI periode 2010-2014

  Variabel dependen: Harga saham Variabel Independen: DPR, Harga emas, Inflasi

  Pengaruh Price Earning..., Eka Kartika Ardiyanti, FEB UMP 2018

ROA, PER, DER, and EPS have signifikan effect on stock prices

  1. NPM, ROI, ROE, dan EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.

  Pengaruh Price Earning..., Eka Kartika Ardiyanti, FEB UMP 2018

  Variabel dependen: Harga Saham 1. ROE Berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  9 Rakasetya, Gadang Ganggas., Darminto., Moch Dzulkirom AR

  2. PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  Variabel dependen: Harga saham Variabel Independen: ROE, DER, TATO, PER 1. ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  8. Azhari, Diko fitriansyah, Sri mangesti rahayu, zahro Z.A (2016) Pengaruh roe, der, tato, dan per terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go publik di bursa efek indonesia

  24

  24

  7. Chinderayi adha dan farida ratna dewi (2014) pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan-perusahaan produsen kabel yang terdaftar di bursa efek indonesia

  Variabel independen: ROA, DER, PER, 1.

  Price

  Variabel dependen: Stock

  performance company the company on share price in listing

  6 Utami dwi okty, siti hamidah rustiana, dan muh andi alfian parewangi (2016) effect of financial

  Variabel dependen: Harga saham Variabel independen: NPM, ROI, ROE, dan EPS

  (2013) Variabel Pengaruh faktor Mikro dan independen: faktor makro ekonomi CR, DER, ITO, terhadap harga saham ROE, PER, perusahaan mining and Inflasi, Harga

  mining service yang minyak dunia

  Indonesia (BEI) periode 2008-2011

  10 Variabel

  1. Current ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga Karamah,Azam (2016) Pengaruh kinerja keuangan dependen: harga saham.

  terhadap harga saham

  saham 2. ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  Pt. Hm sampoerna dan pt.

  Variabel

  3. DER berpengaruh tiak signiikan terhadap harga saham

  Wismilak

  independen : CR, ROA, DER

  11 Setyorini, Maria M Variabel

  1. ROE tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga Minarsih, Andi Tri dependen : harga saham.

  Haryono (2016) saham

  2. ROA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga Pengaruh return on assets Variabel saham.

  3.

  (roa), return on equity independen : EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. (roe), dan earning per ROE, ROA, EPS share (eps) terhadap harga saham perusahaan real estate di bursa efek indonesia (studi kasus pada 20 perusahaan periode 2011- 2015)

  25

  25 Pengaruh Price Earning..., Eka Kartika Ardiyanti, FEB UMP 2018

  • –2014)

  Ukuran Perusahaan 1. Quick ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  3. Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan

  1. kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham 2. likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  Pengaruh kebijakan dividen, likuiditas, net Variabel dependen : harga saham

  14 Sha,Thio lie (2015)

  6. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  5. PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  4. ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  3. DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  2. ITO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  Quick Ratio, Inventory Turnover, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Price Earning Ratio,

  26

  Variabel dependen : harga saham Varibel independen :

  (2015) Analisis pengaruh kinerja keuangan dan ukuran Perusahaan terhadap harga saham pada perusahaan Infrastructure, utilities & transportation yang Terdaftar di bursa efek indonesia

  13 Sitompul, Silvia sari

  4. EPS tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham

  3. ROE tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham

  2. ROI mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.

  Variabel dependen : harga saham Variabel independen : NPM, ROI, ROE, 1. NPM mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.

  Saputra, Rishi Septa (2016) Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012

  12 Tyas, Rizqi Aning dan

  26

  Pengaruh Price Earning..., Eka Kartika Ardiyanti, FEB UMP 2018

  • – 2013

  inventory turnover, time interest earned dan return on equity terhadap harga

  4. ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

  3. TIE berpengaruh positif dan signifikn terhadap harga saham

  2. ITO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham

  1. CR berpengaruh positif dan signifikan terhdap harga saham

  equity

  dan return on

  current ratio, inventory turnover, time interest earned

  Variabel dependen : harga saham Variabel independen :

  saham pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di bei periode 2009-2012

  (2014) pengaruh current ratio,

  27

  16 Setiyawan dan Pardiman

  2. ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  Variabel dependen : Harga saham Variabel independen : TATO dan ROE 1. TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  (2015) Pengaruh total asset turnover (tato) dan return on equity (roe) terhadap harga saham pada industri asuransi di bursa efek indonesia (bei) periode 2010-2014

  15 Alhudhori , Ahmadi, m.

  5. Price To Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  4. Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  Variabel independen : kebijakan dividen, likuiditas (CR) , NPM, ROE, PBV terhadap harga saham

  dan price to book value Terhadap harga saham pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar 2010

  27 profit Margin , return on equity,

  Pengaruh Price Earning..., Eka Kartika Ardiyanti, FEB UMP 2018

C. Kerangka Pemikiran

  1. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham

  price earning ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

  Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pengurangan dan pembagi ,yang berarti angka pembagi semakin kecil. Karena angka pembagi yang semakin kecil, maka angka PER semakin tinggi. Semakin besar earning, maka semakin rendah price

  earning ratio (PER) saham tersebut. Sedangkan makin kecil earning suatu

  saham makin baik karena saham tersebut termasuk murah. Namun perlu dipahami, karena investasi di saham lebih banyak terkait dengan ekspektasi maka laba bersih yang dipakai dalam perhitungan biasanya laba bersih tahun berjalan. Penelitian yang dilakukan Azhari dkk (2016) variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2013) mengenai pengaruh

  return on asset, return on equity, earning per share, price earning ratio,

  dan price to book value terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor industri makanan dan minuman di bursa efek indonesia. Dengan hasil penelitian, return on asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Price earning ratio(PER) berpengaruh signifkan terhasap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Zuliarni (2012) mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan

  28

  

minning and mining service dibursa efek indonesia(BEI). Hasil penelitian,

Price earning ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  Penelitian yang dilakukan oleh Azhari dkk (2016) mengenai pengaruh dan real estate yang go publik di bursa efek Indonesia. Dengan hasil penelitian PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  2. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham

  Return on equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan

  menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dilihat dari sudut pandang pemegang saham. Angka yang tinggi untuk ROE mennjukan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham (Hanafi, 2016). Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Return on

  (ROE) menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur

  equity dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus (Harahap, 2016).

  

Return on equity digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan

menghasilkan profitabilitas semakin tinggi angka ROE semakin baik.

  Penelitian yang dilakukan Azhari dkk (2016) variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Erawati (2014) mengenai pengaruh current

  

ratio, debt to equity ratio, return on equity, net profit margin dan earning

per share terhadap harga saham. Dengan hasil penelitian return on equity

  29 berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Mudlofir dkk (2016) mengenai pengaruh ROA, ROE, EPS, inflasi, DER dan inventory turnover terhadap harga saham pada perusahaan ROE berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Azhari dkk mengenai pengaruh ROE, DER, TATO dan PER terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go publik di bursa efek Indonesia. Dengan hasil penelitian ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

  3. Pengaruh Dividen payout ratio (DPR) terhadap harga saham.

  Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga saham pasar perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya.

  Hal ini terjadi karena, pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor. Berbeda dengan tax preference theory, kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang dibagikan suatu perusahaan semakin rendah harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan.hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan dividen dan capital gain. (Sudana, 2015). Peningkatan pembayaran dividen mengisyaratkan keuntungan lebih bagi investor, hal ini merupakan sinyal yang positif sehingga menimbulkan reaksi terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2016) mengenai

  30 pengaruh kebijakan dividen, harga emas dan inflasi terhadap harga saham pada perusahaan sektor mining di BEI periode 2010-2014. Dengan hasil penelitian berpengaruh terhadap harga saham.

  Current ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk

  mengetahui likuiditas suatu perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio yang rendah menunjukan bahwa likuiditas perusahaan buruk (Atmaja, 2008). Rasio lancar, rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar meunutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk presentasi. Rasio lancar, rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar meunutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

  Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk presentasi (Harahap, 2016). Rasio lancar atau current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin tinggi angka kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, semakin baik. Penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Erawati (2014) mengenai pengaruh current ratio, debt to equity, return on equity, net

  31

  

profit margin, dan earning per share terhadap harga saham. Dengan hasil

  penelitian current ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham.

  Inventory turnover mengukur perputaran persediaan dalam

  menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menghasilkan penjualan, dan sebaliknya. Melihat kemampuan perusahaan menggunakan asetnya dengan efektif. Semakin tinggi angka-angka perputaran, semakin efektif aset digunakan. Perusahaan yang baik apabila persediaan barang yang dijual/diproduksi cepat berganti sehingga biaya penyimpanan serta tingkat kerusakan barang semakin rendah yang dapat menyebabkan kenaikan laba perusahaan Penelitian yang dilakukan Rakasetya dkk (2013) variabel Inventory memiiki hubungan positif dengan harga saham. Penelitian yang

  Turnover

  dilakukan oleh Mudlofir dkk (2016) mengenai pengaruh ROA, ROE, EPS, inflasi, DER, dan inventory turnover terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2008-2013. Dengan hasil penelitian inventory turnover berpengaruh positif terhadap harga saham.

  32

Kerangka Pemikiran D. Hipotesis

  Current Ratio (CR) (X4) Price Earning Ratio (PER)

  H5

  Inventory Turnover (ITO) (X5)

  (Y) H1

  (X3) Harga Saham

  Return On Equity (ROE)

  (X2)

  Dividen Payout Ratio (DPR)

  (X1)

  33 Gambar 2.1

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis penelitian ini adalah : H

  5 : ITO berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  : CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham H

  4

  H

  3 : DPR berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  : ROE berpengaruh signifikan tehadap harga saham H

  2

  H

  1 : PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham

  H2 H3 H4

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON ASSETS, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 16 19

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, EARNING GROWTH, RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP PRICE EARNING RATIO (Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 6 21

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN CURRENT RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 11

PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON EQUITY DAN TOTAL ASSET TURN OVER TERHADAP DEVIDEND PAYOUT RATIO DAN IMPLIKASI PADA HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45

0 0 7

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, FIRM SIZE, DAN EARNING PE SHARE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 9

PENGARUH FIRM SIZE, BOOK TO MARKET EQUITY RATIO, PRICE EARNING RATIO, DAN DEBT EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM

1 3 82

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY, RETURN ON ASSETS, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP DIVIDEND RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PERIODE 2011-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM

0 1 14

PENGARUH CASH RATIO, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BEI

0 0 20

PENGARUH RETURN ON EQUITY, ASSETS TO LOAN RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA SAHAM KUALA LUMPUR (KLSE)

0 0 14