BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Dhina Nurvianty BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, risiko bisnis,

  ukuran perusahaan dan pajak terhadap struktur modal studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 sampai 2016 membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

1. Packing Order Theory

  Menurut Myers (1984), pecking order theory berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah, sehingga perusaha tersebut mampu membiayai kemampuan finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Dalam

  pecking order theory ini menjelaskan struktur modal yang tidak

  optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana. Menurut pecking

  order theory dikutip oleh Smart, Megginson, dan Gitman (2004),

  terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu : a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.

  b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.

  c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran deviden yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.

  d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan deviden yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia. Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Pecking order theory menjelaskan urut-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.

  Shyam-Sunder dan Meyers (1999), menguji teori ini dengan menganalisis hubungan antara defisit pendanaan eksternal dengan perubahan tingkat hutang perusahaan dan menemukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya, yang menunjukan bahwa defisit pendanaan eksternal akan selalu di biayai melalui hutang, dan saham bukan merupakan alternatif pendanaan eksternal yang akan dipilih perusahaan.

  2. Trade Off Theory

  Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Modigliani dan Miller pada tahun 1958. Trade off theory menjelaskan adanya hubungan antara pajak, resiko, kebangkrutan dan penggunaan utang yang di sebabkan struktur modal yang di ambil perusahaan. Teori ini merupakan keseimbangan antara keuntungan dan kerugian atas penggunaan utang dimana dalam pembayaran pajak dimana nilai perusahaan akan naik minimal dengan biaya modal yang minimal (Brigham dan Houston, 2011).

  3. Struktur Modal

  Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang di tunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (Martono dan Harjito 2010) . Struktur modal mengindikasikan bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Perusahaan memerlukan dana yang berasal dari modal sendiri dan modal asing. Penerapan strukur modal perusahaan perlu mempertimbangkan variabel yang mempengaruhinya. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal antara lain: stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali sikap menejemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibelitas keuangan (Brigham dan Houston, 2011).

4. Likuiditas

  Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kemampuan finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan ditujukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk di ubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan (Sartono, 2001). Likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat di tagih atau jatuh tempo (Kasmir, 2011). Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi berarti perusahaan yang memiliki internal financing yang cukup digunakan untuk membayar kewajibannya sehingga hutang yang di gunakan dalam struktur modal juga berkurang (Ramlall, 2009).

  5. Profitabilitas

  Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2001). Profitabilitas yang tinggi menujukan bahwa laba yang di hasilkan juga tinggi yang mengakibatkan tingginya laba di tahan. Laba di tahan ini akan di manfaatkan sebagai pilihan utama dalam pembiayaan perusahaan (Sudarmika dan Sudirman 2015). Perusahaan yang semakin profitable, tentunya memiliki tingkat kemampuan yang tinggi untuk mendanai kebutuhan investasi yang di lakukannya dari laba di tahan (Indrajaya dkk, 2011) .

  Packing Order Theory memberikan pendapat bahwa perusahaan

  akan lebih cenderung untuk menggunakan sumber pendanaan internal yaitu dari laba di tahan dan depresiasi terlebih dahulu, dari pada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan kecuali saat perusahaan tidak memiliki dana internal yang memadai maka dana eksternal akan dipilih sebagai alternatifnya dan saat dana eksternal di pilih maka akan cenderung menggunakan hutang dari pada ekuitas (Joni dan Lina, 2010).

  6. Risiko Bisnis

  Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang di hadapi perusahaan ketika menjalani kegiatan operasi, yaitu kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya (Gitman, 2003. dalam Primantara dan Dewi 2016). Risiko bisnis perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya, dan minat pemodal untuk menanamkan dana pada perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (Friska, 2011) .

  7. Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa mampu perusahaan dalam melakukan penjualan atas produk atau jasanya dan jumlah tenaga kerja yang di miliki yang dapat dikatakan sebagai total aset perusahaan (Sawitri dan Lestari 2015). Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan dalam satu periode tertentu (Joni dan Lina, 2010). Semakin besar ukuran perusahaan maka kecenderungan menggunakan modal asing juga akan semakin besar jika modal internalnya tidak mencukupi (Sari dan Oetomo 2016).

  8. Pajak

  Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat di paksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat di tunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Brotodiharjo, 2003). Pajak juga merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan struktur modal suatu perusahaan. Keuntungan dari digunakannya utang yaitu adanya keringanan pajak atau penghematan pajak. Penghematan pajak merupakan besarnya pajak yang dapat di hemat perusahaan akibat dari di gunakannya utang dalam struktur modal (Primantara dan Dewi 2016).

B. Penelitian Terdahulu No Peneliti dan Tahun Judul Hasil

  1 Primantara dan Dewi (2016) Pengaruh Likuiditas,

  Profitabilitas, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan dan Pajak Terhadap Struktur Modal.

  Likuiditas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pajak berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

  2 Bhawa dan Dewi (2015) Pengaruh Ukuran

  Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal.

  Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.

  3 Sawitri dan Lestari (2015) Pengaruh Risiko

  Bisnis, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal.

  Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

  Lanjutan Tabel Penelitian Terdahulu

  4 Adiyana dan Ardiana (2014)

  Pengaruh Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset, Profitabilitas dan Likuiditas Pada Struktur Modal.

  Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Aset berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

  5 Widayanti, Triaryati dan Abundanti (2016) Pengaruh

  Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas dan Pajak Terhadap Struktur Modal.

  Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Pajak berpengaruh posituf terhadap Struktur Modal.

  6 Sudarmika dan Sudirman (2015)

  Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva, Struktur Akiva dan Pajak Terhadap Struktur Modal.

  Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pajak berpengaruh positif terhadap Strktur Modal.

  7 Sansoethan dan Suryono (2016)

  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal.

  Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Aset berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Struktur Aset berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

  8 Sari dan Oetomo (2016) Pengaruh

  Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Aset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal.

  Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Aset berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

  Lanjutan Tabel Penelitian Terdahulu

  9 Hang dan Hung (2016) Determinants Of

  Capital Structure Of The Listed Companies On Vietnam Stock Market.

  Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Non Utang Persiasi Pajak berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Aset Berwujud berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

  10 Masnoon dan Saeed (2014) Capital Structure

  Determinants Of KSE Listed Auto Mobile Companies.

  Porfitabilitas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Likuiditas berpengeruh negatif terhadap Struktur Modal. Produktif Variabilitas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Tangibility berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

  11 Pontoh dan Ilat (2013) Determinants Capital Structure and Profitability Impact (Study Of Listed Company In Indonesian Stock Exchange.

  Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.

  12 Choi (2014) Determinants Of The Capital Structure Empirical Study From The Korean Market.

  Pajak berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Firm Zise berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Peluang Pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.

  13 Ghitira dan Nasieku (2015) Capital Structure

  Determinants Among Companies Quoted In Securities Exchange In EAST Africa.

  Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Struktur Aktiva berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal. Biaya Modal berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal.

C. Kerangka Pemikiran

  a. Menurut pecking order theory jika perusahaan memiliki dana internal yang mencukupi maka perusahaan akan menggunakan dana internalnya.

  Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan mampu membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Dengan begitu perusahaan tidak akan menggunakan dana dari luar atau utang sehingga tidak di gunakannya hutang dalam struktur modal. Likuiditas memiliki hubungan negatif terhadap struktur modal karena jika likuiditas semakin tinggi maka tingkat hutang dalam struktur modal semakin rendah (Primantara dan Dewi, 2016).

  b. Menurut pecking order theory perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi maka tingkat hutangnya rendah. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki sumber dana internal yang melimpah sehingga tidak memerlukan hutang dalam struktur modal.

  Profitabilitas memiliki hubungan negatif dengan struktur modal karena jika tingkat profitabilitasnya tinggi maka tingkat hutang yang di gunakan perusahaan dalam struktur modal semakin rendah (Primantara dan Dewi, 2016).

  c. Risiko bisnis merupakan resiko yang dimiliki setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini risiko bisnis memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal karena semakin besar resiko yang ada pada perusahaan tersebut maka semakin sedikit yang mau memberikan utang kepada perusahaan sehingga penggunaan hutang dalam struktur modal rendah (Primantara dan Dewi, 2016).

  d. Dalam pecking order theory di sebutkan bahwa pendanaan eksternal akan selalu di biayai oleh hutang jika perusahaan di proksikan sebagai total aset yang di miliki semakin besar maka perusahaan akan dengan mudah mendapatkan jaminan, dengan asuransi pemberi pinjaman percaya bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang cukup. Ukuran perusahaan memiliki hubungan yang positif terhadap struktur modal, karena semakin besar perusahaan maka akan semakin mudah perusahaan mendapat jaminan utang sehingga penggunaan hutang dalam struktur modal menjadi tinggi (Primantara dan Dewi, 2016).

  e. Dalam trade off theory menjelaskan bahwa perusahaan akan menerima perlindungan dari sisi pajak dengan menggunakan hutang yang diperoleh dari pembayaran beban bunga kepada kreditur. Bunga pinjaman merupakan beban yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Pajak berpengaruh positif terhadap struktur modal karena penggunaan hutang dalam struktur modal dapat di manfaatkan untuk menghemat pajak (Widayanti, dkk, 2016).

  Berdasarkan landasan teori, tujuan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah di kemukakan, maka hal ini di gunakan sebagai dasar merumuskan hipotesis. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat di gambarkan kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :

  1

  • H Likuiditas X

  1

  2

  • H Profitabilitas X

  2

  • H

  3 Struktur

  Modal Risiko Bisnis X

  3

  4

  • H (Y)

  Ukuran Perusahaan X

  4 H 5 +

  Pajak X

  5 Gambar Kerangka Pemikiran D.

   Hipotesis 1. Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Struktur Modal.

  Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayarkan kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Sartono 2010). Sebuah perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi maka perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban jangka pendek tepat waktu. Likuiditas memiliki hubungan yang negatif dengan struktur modal. Hal ini di karenakan jika perusahaan memiliki dana internal yang cukup maka perusahaan tersebut tidak akan menggunakan dana eksternal sehingga hutang yang di gunakan dalam struktur modal berkurang (Primantara dan Dewi 2016).

  Menurut Bhawa dan Dewi S (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Selain penelitian yang di lakukan oleh Bhawa dan Dewi S penelitian oleh Masnoon dan Saeed (2014) hasil penelitiannya juga menujukan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

  H 1 : Likuiditas bepengaruh negatif terhadap struktur modal.

2. Pengaruh Variabel Profitabilitas Terhadap Struktur Modal.

  Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2001). Profitabilitas memiliki hubungan negatif dengan struktur modal hal ini di sebabkan karena perusahaan yang semakin profitable tentunya memiliki tingkat kemampuan yang tinggi untuk mendanai kebutuhan investasi yang di lakukannya dari laba di tahan sehingga tidak menggunakan utang sebagai dana eksternalnya sehingga hutang yang di gunakan dalam struktur modal berkurang (Indrajaya dkk, 2011).

  Menurut Widayanti, Triaryati dan Abundarti (2016) dalam penelitiannya menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, begitu juga dengan penelitian Bhawa dan Dewi S (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

  2 3.

   Pengaruh Variabel Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal

  Risiko bisnis adalah risiko yang akan di hadapi setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya. Menurut Gitman 2003, risiko bisnis adalah salah satu risiko yang di hadapi perusahaan ketika menjalankan kegiatan operasi, yaitu kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Risiko bisnis perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan untuk membayar utangnya dan minat pemodal untuk menanamkan dana pada perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dalam menjakankan kegiatan operasionalnya (Friska, 2011). Risiko bisnis memiliki hubungan negatif dengan struktur modal karena semakin besar resiko yang dimiliki perusahaan maka akan semakin sedikit yang mau memberikan utang kepada perusahaan tersebut sehingga hutang yang di gunakan struktur nodal berkurang (Primantara dan Dewi, 2016).

  Penelitian yang di lakukan oleh Thi Hang dan Jay Hung (2016), hasilnya menujukan risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Begitu juga dengan penelitian yang di lakukan oleh Plotoh dan Ilat (2013), hasilnya menujukan risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil uraian dan penelitian terdahulu maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut:

  H 3 : Risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

4. Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

  Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa mampu perusahaan dalam melakukan penjualan atas produk atau jasanya dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki dapat di katakana sebagai total aset dari perusahaan (Sawitri dan Lestari 2015). Ukuran perusahaan yang besar di anggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat resiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut karena jika perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik maka di yakini bahwa perusahaan tersebut mampu memenuhi segala kewajiban serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor (Joni dan Lina 2010).

  Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan struktur modal karena ketika ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset maka perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan jaminan, dengan asuransi pemberi pinjaman percaya bahwa perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang cukup (Primantara dan Dewi 2016).

  Menurut penelitian dari Bhawa dan Dewi S (2015) hasilnya menujukan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, begitu juga dengan penelitian Adiyana dan Ardiana (2014), hasilnya menujukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan dari hasil uraian dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur

  4 modal.

5. Pengaruh Variabel Pajak Terhadap Struktur Modal

  Pajak merupakan iuran kepada negara (yang dapat di paksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat di tunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Brotodiharjo, 2003). Pajak memiliki hubungan positif dengan struktur modal karena perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi dapat mengurangi beban pajak yang harus di bayarkan atau penghematan pajak (Primantara dan Dewi, 2016).

  Penelitian yang dilakukan oleh Primantara dan Dewi (2016) menyatakan bahwa pajak berpengaruh positif dan siginifikan terhadap struktur modal, begitu juga penelitian yang di lakukan oleh Sudarmika dan Sudirman (2015) hasilnya menujukan bahwa pajak berpengaruh positif dan sigifikan terhadap struktur modal.

  Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu maka dapat di rumuskan hipotesis sebgagai berikut: H : Pajak berpengaruh positif terhadap struktur modal.

  5