Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Way Kanan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan BAB 5 Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Way Kanan
Sesuai UU No. 23 tahun 2014 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-‐langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. Pembahasan kerangka dan strategi pembiayaan dalam RPIJM bidang Cipta Karya pada dasarnya bertujuan untuk mengidentifikasi kapasitas belanja dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya. Baik dari pendanaan yang bersumberkan APBD Kabupaten/Kota, APBN, maupun yang berasal dari alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta guna untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya.
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-‐Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah
diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-‐Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-‐sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan criteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan
Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman
daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-‐Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya; b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5; c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah; e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan
DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan criteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan diperdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:
Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah; §
Tingkat kerawanan air minum. §
b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggara-‐kan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis: kerawanan sanitasi;
§ cakupan pelayanan sanitasi. §
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan
infrastruktur ke-‐PU-‐an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM bidang Cipta Karya meliputi: 1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat. 6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri. Dana-‐dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan prasarana yang belum ada, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada.
5.1 POTENSI PENDANAAN APBD
Bagian ini menggambarkan potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada APBD Kabupaten Way Kanan.
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya RPIJM Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Tabel 5.1 Matriks Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Way Kanan
081.951 1.991.236. 455.364 2.243.971.
5.2 POTENSI PENDANAAN APBN
Gambar 5.1 Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam APBD
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-‐rata proporsi tahun-‐tahun sebelumnya.
660.856 Keterangan: (1) Sektor Cipta Karya (2) (3) (4) (5) (6) Tahun realisasi kegiatan dalam jangka waktu lima tahun kedepan (7) (8) (9) (10) (11) Tahun proyeksi kegiatan dalam jangka waktu lima tahun kedepan
031.800
1.517.824. 970.283 1.732.322.
SEKTOR
Total Belanja APBD
1.252.052.
407.628 62.980. 847.190
316.297 48.620. 539.301 55.887.
25.000.
000.000
42.600.Pengembangan PLP Total Belanja APBD Bidang Cipta Karya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pengembangan Kawasan Permukiman Penataan Bangunan dan Lingkungan Pengembangan SPAMCIPTA KARYA REALISASI PROYEKSI THN-‐ 5 THN-‐ 4 THN-‐ 3 THN-‐ 2 THN-‐ 1 TAHUN-‐1 TAHUN-‐2 TAHUN-‐3 TAHUN-‐4 TAHUN-‐5
Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan
kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut. Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional. Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Bagian ini berisikan potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui APBN Direktorat Jenderal Cipta Karya, baik melalui pendanaan yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah maupun melalui melalui penganggaran Dana Alokasi
Khusus.
Tabel 5.2 Matriks Potensi Pendanaan Bersumber APBN
REALISASI SEKTOR
TAHUN-‐5 TAHUN-‐4 TAHUN-‐3 TAHUN-‐2 TAHUN-‐1 (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pengembangan 19.500.000.000 17.100.000.000 9.800.000.000 22.160.000.000 17.021.918.000
Kawasan Permukiman Penataan
15.900.000.000 10.030.000.000 1.600.000.000 5.600.000.000 1.900.000.000 Bangunan dan Lingkungan
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan REALISASI SEKTOR
TAHUN-‐5 TAHUN-‐4 TAHUN-‐3 TAHUN-‐2 TAHUN-‐1 (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pengembangan 59.008.000.000 46.500.000.000 36.500.000.000 22.250.000.000 7.234.000.000
SPAM Pengembangan 5.200.000.000 3.300.000.000 5.600.000.000 10.900.000.000 6.100.000.000
PLP 4.728.052.549 4.592.891.796 4.461.594.880 4.334.051.348 4.210.153.900
DAK Air Minum
8.584.535.768 7.804.123.441 7.094.657.674 6.449.688.795
5.863.353.450DAK Sanitasi Total Alokasi 112.920.588.317 89.327.015.237 65.056.252.554 71.693.740.143 42.329.425.350 APBN Keterangan: (1) Sektor Cipta Karya (2) (3) (4) (5) (6) Tahun realisasi kegiatan dalam jangka waktu lima tahun kedepan
Penghitungan proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dilakukan dengan menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.
5.3 ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi
costrecovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-‐cost recovery.
Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta.
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan
Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak dilakukan untuk menunjang pembangunan Cipta Karya. Informasi kegiatan-‐kegiatan eksisting perlu disajikan dalam RPIJM untuk melihat potensi pembiayaan dari dunia usaha di daerah tersebut. Contoh Matriks Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui KPS disajikan dalam tabel 5.3 dengan petunjuk pengisian tabel sebagai berikut: (1) Nama kegiatan yang berpotensi untuk KPS/CSR (2) Deskripsi teknis dan komponen kegiatan KPS/CSR (3) Nilai Kegiatan (4) Kelayakan finansial ditunjukan dengan nilai IRR (Internal Rate of Return) (5) Penjelasan/status kegiatan potensi KPS/CSR
Tabel 5.3 Contoh Matriks Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui KPS NAMA DESKRIPSI BIAYA KELAYAKAN
KETERANGAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN (RP) FINANSIAL (1) (2) (3) (4) (5)
IRR = ...
Keterangan IRR: Internal Rate of Return
Sayangnya, belum ada skema KPS yang bisa diterapkan di Kabupaten Way Kanan. Sementara untuk Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui CSR (Corporate Social Responsibility)dijelaskan secara jelas dan terperinci dalam bentuk tabel dibawah ini.
Tabel 5.4 Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui CSR NAMA DESKRIPSI BIAYA KELAYAKAN
KETERANGAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN (RP) FINANSIAL (1) (2) (3) (4) (5)
IRR = ...
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan 5.4 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Sebagai kesimpulan dari Analisis Kerangka dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber. Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Satgas RPIJM daerah perlu merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang meliputi berbagai hal dan aspek terkait sumber pendanaan yang berpotensi untuk melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM. Adapun beberapa strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang telah kami persiapkan adalah sebagai berikut:
Peningkatan APBD kabupaten untuk pendanaan bidang Cipta Karya I.
Peningkatan penerimaan daerah mengenai pendanaan pusat (APBN) dan efisiensi
II. penggunaan anggaran Peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah
III. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan
IV. bidang Cipta Karya Pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi insfrastruktur permukiman
V. yang sudah ada/sudah tersedia. Pengembangan infrastruktur skala regional.
VI. Sedangkan untuk langkah-‐langkah konkrit yang perlu dilakukan pemerintah Kabupaten Way Kanan pada khususnya untuk meningkatkan investasi pembangunan infrastruktur di bidang Cipta Karya antara lain: meningkatkan kinerja keuangan perusahaan daerah, melakukan pinjaman daerah, dan membangun kerjasama yang lebih kuat dengan pihak swasta.
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan 5.4.1 Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk
business pla.
5.4.2 Pinjaman Daerah
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya; b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah; c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman adalah: Dalam hal
Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
d. Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service
Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR
Kerangka Dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta KaryaRencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Way Kanan
ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah.
5.4.3 Kerjasama Pemerintah dan Swasta