Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  5 Bab Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur

  Bidang Cipta Karya

  Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternative pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah.

  Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah- langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2JM pada dasarnya bertujuan untuk:

  a) Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya; b)

  Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya; c)

  Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya. Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

  1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

  Page |

  V mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam hal ini Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan,keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

  2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

  

Pemerintah Pusat dan Daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah,

  pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

  3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan.

  Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

  4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum.

  Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

  5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan: a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya;

  Page |

  V

  • Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
  • Tingkat kerawanan air minum.

  Page |

  V b.

  memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5; c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman; d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah; e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

  6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

  7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari: a.

  Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

  b.

  Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

  c.

  Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

  8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut: a.

  Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan system penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di pedesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:

  b.

  Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:

  • kerawanan sanitasi;
  • cakupan pelayanan sanitasi.

  Page |

  V

  9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

  Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2JM meliputi:

  1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

  2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

  3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

  4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

  5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

  6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri. Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar- besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

5.1. POTENSI PENDANAAN APBD 5.1.1. Profil APBD Kabupaten Padang Lawas A. Pendapatan

  Anggaran pendapatan di Kabupaten Padang Lawas terdiri atas pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan pendapatan lain yang sah, sedangkan anggaran belanja daerah dibedakan atas belanja langsung dan belanja tidak langsung. Realisasi penerimaan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas pada tahun 2015 sebesar Rp. 754,294 miliar. Dari total realisasi penerimaan tersebut, sebesar 68,96 persen berasal dari dana perimbangan, 26,44 persen berasal dari pendapatan lain-lain dan 4,6 persen berasal dari pendapatan asli daerah. Anggaran belanja daerah Pemerintah Kabupaten Padang Lawas pada tahun 2014 mencapai Rp. 606,238 miliar. Kondisi ini membuat Padang Lawas surplus sebesar Rp. 148,507 miliar.

  

Tabel 5.1.

Realisasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas

Menurut Jenis Pendapatan (ribu rupiah), 2012-2015

  Jenis Pendapatan Anggaran Realisasi No (1) (2) (3)

  1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 41 174 319,120 34 707 409,094

  1.1. Pajak Daerah 8 310 698,420 6 139 680,045

  1.2. Retribusi Daerah 4 046 021,400 2 856 057,473

  1.3 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan 4 900 000,000 4 082 313,320

  Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

  1.4 Lain-lain PAD yang Sah 23 917 599,300 21 629 358,255

  2 Dana Perimbangan 529 907 572,000 520171609,244

  2.1. Bagi Hasil Pajak 26 494 136,000 18 323 495,973

  2.2. Bagi Hasil Bukan Pajak 3 929 983,000 2 363 590,271

  2.3 Dana Alokasi Umum 427 773 483,000 427 773 483,000

  2.4 Dana Alokasi Khusus 71 709 970,000 71 711 040,000

  3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 163 612 897,032 199 415 296,156

  3.1. Pendapatan Hibah

  36 741 312,674

  3.2. Dana Darurat

  3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari 30 842 057,032 30 842 057,032

  Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnnya

  3.4. Dana Penyesuaian dan Otonomi 51 889 983,000 51 899 983,000

  Daerah

  3.5. Bantuan Keuangan dari Provinsi 1387392,000 448 478,450

  atau Pemerintah Daerah Lainnya

  3.6 Lainnya 79 483 465,000 7 9483 465,000 Jumlah Total 734694788,152 754 294 314,494 Sumber : BPS Kab. Padang Lawas, 2016

  Page |

  V Page |

  V Tabel 5.2.

  1.2. Belanja Hibah 3 314 832,000 3 093 832,000

  2.3. Belanja Modal 258 311 787,654 226 709 432,657

  2.2. Belanja Barang dan Jasa 171 010 209,529 177 870 458,854

  2.1. Belanja Pegawai 43 637 531,111 41 207 001,342

  

2 Belanja Langsung 472 959 528,294 445 786 892,853

  1.5. Belanja Darurat 500 000,000 162 616,000

  96 445 498,227 94 795 103,657

  1.4 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

  1.3 Belanja Bantuan Sosial 1 576 332,000 898 998,139

  1.1. Belanja Pegawai 280 226 657,387 268 918 873,640

  

Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten Padang Lawa

Menurut Jenis Pendapatan (ribu rupiah), 2012-2015

Sumber : BPS Kab. Padang Lawas, 2016 B. Pengeluaran

  

1 Belanja Tidak Langsung 382 063 319,614 367 869 423,436

  No Jenis Belanja Anggaran Realisasi (1) (2) (3)

  Kinerja ekonomi Padang Lawas terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. PDRB ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) Padang Lawas pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp. 6,63 trilliun. Angka ini kemudian meningkat menjadi Rp. 7,29 trilliun di tahun 2014 dan meningkat lagi di tahun 2015 menjadi Rp.7,9 triliun. Jika dilihat dengan mengesampingkan

   Produk Domestik Regiaonal Bruto (PDRB)

  Jumlah 631871 100,00 Sumber : BPS Kab. Padang Lawas, 2016 C.

  Makanan 382838 60,59 Bukan Makanan 249033 39,41

  Jenis Konsumsi Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Persentase Pengeluaran Per Kapita Per Bulan (1) (2) (3)

  

Tabel 5.3.

Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Per Bulan dan Persebtase Rata-rata Pengeluaran

Per Kapita Per Bulan Menurut Jenis Konsumsi di Kabupaten Padang Lawa, 2015

  Rata-rata pengeluaran perkapita perbulan penduduk Padang Lawas pada tahun 2015 mencapqi Rp. 631.871. terjadi kenaikan sebesar 22,95 persen jika dibandingkan dengan tahun 2014. Pengeluaran perkapita perbulan tersebut terdiri dari Rp.382.838 (60,59 persen) pengeluaran makanan dan Rp.249.033 (39,41 persen) pengeluaran bukan makanan. Sebagian besar penduduk Padang Lawas memiliki pengeluaran sama atau di atas rata-rata pengeluaran perkapita perbulan.

  Surplus/Defisit 120 328 059,756 59 362 001,794 inflasi, kinerja ekonomi Padang Lawas juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari besaran PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) yang juga mengalami peningkatan selama periode 2013-2015. Pada tahun 2015 PDRB ADHK Padang Lawas tercatat sebesar Rp. 6.341,53 miliar, lebih tinggi disbanding tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2015 mengalami penurunan laju pertumbuhan menjadi 5,74 persen, di mana nilai ini lebih kecil dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,97.

  

Tabel 5.4.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

di Kabupaten Padang Lawas (miliar rupiah), 2015

  Lapangan Usaha Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  A Pertanian, Kehutanan dan 2.927,40 3.179,42 3.520,05 3.764,94 3.896,39 Perikanan

  B Pertambangan dan Penggalian 17,65 22,61 28,79 37,27 42,54 C Industri Pengolahan 787,31 884,64 983,41 1.084,20 1.232,17

  D Pengadaan Listrik dan Gas 10,44 11,30 12,72 14,09 14,70 E Pengadaan Air, Pengelolaan

  0.0

  0.0

  0.0

  0.0

  0.0 Sampah, Limbah dan Daur Ulang

  F Konstruksi 653,57 764,83 915,50 1.063,02 1.235,76 G Perdagangan Besar dan 387,65 426,23 459,91 518,43 573,61

  Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

  H Transportasi dan Pergudangan 70,22 75,64 86,05 94,53 103,12

  I Penyediaan Akomodasi dan 55,18 60,99 69,33 77,00 86,41 Makan Minum

  J Informasi dan Komunikasi 30,84 34,16 37,10 40,06 43,94 K Jasa Keuangan dan Asuransi 37,06 44,89 52,34 65,30 77,00

  L Real Estate 148,67 169,94 199,76 234,82 270,53 M,N Jasa Perusahaan 2,68 3,05 3,58 4,09 4,58

  O Administrasi Pemerintahan, 170,48 184,10 206,48 225,13 248,66 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

  P Jasa Pendidikan 18,75 21,21 24,35 29,10 32,69 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 23,72 26,75 29,80 33,71 38,07

  Sosial R,S Jasa Lainnya 1,65 1,85 2,04 2,31 2,69

  T,U

  

Produk Domestik Regional Bruto 5.343,35 5.911,69 6.631,29 7.288,06 7.902,92

Sumber : BPS Kab. Padang Lawas, 2016

Tabel 5.5.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

di Kabupaten Padang Lawas (miliar rupiah), 2015

  Lapangan Usaha Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  A Pertanian, Kehutanan dan 2.760,62 2.907,64 3.064,06 3.244,29 3.383,60 Perikanan

  B Pertambangan dan Penggalian 16,68 20,04 24,14 28,72 31,13 C Industri Pengolahan 725,83 763,97 807,32 854,92 895,26

  D Pengadaan Listrik dan Gas 10,63 11,72 13,37 15,08 16,62

  Page |

  V

  Lapangan Usaha Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  E Pengadaan Air, Pengelolaan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

  Sampah, Limbah dan Daur Ulang

  F Konstruksi 613,99 687,52 758,54 823,79 903,03 G Perdagangan Besar dan 363,08 379,31 395,47 413,68 428,84

  Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

  H Transportasi dan Pergudangan 65,05 67,26 68,90 71,25 75,44

  I Penyediaan Akomodasi dan 53,34 55,88 59,08 61,94 64,40 Makan Minum

  J Informasi dan Komunikasi 31,40 33,85 36,19 39,22 42,92 K Jasa Keuangan dan Asuransi 34,13 38,79 43,83 51,22 57,87

  L Real Estate 135,61 146,27 157,04 168,28 183,12 M,N Jasa Perusahaan 2,53 2,67 2,86 3,06 3,29

  O Administrasi Pemerintahan, 164,77 171,11 178,26 186,00 195,04 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

  P Jasa Pendidikan 17,64 19,21 21,37 23,89 25,84 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 23,15 25,08 27,39 30,07 33,05

  Sosial R,S Jasa Lainnya 1,53 1,61 1,71 1,83 1,97

  T,U

  Produk Domestik Regional Bruto 5.020,05 5.332,02 5.659,61 5.997,31 6.341,52 Sumber : BPS Kab. Padang Lawas, 2016 Tabel 5.6.

  Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Padang Lawas (juta rupiah), 2015 Lapangan Usaha Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  A Pertanian, Kehutanan dan 5,39 5,33 5,38 5,23 4,94 Perikanan

  B Pertambangan dan Penggalian 18,05 20,15 20,44 18,98 8,39 C Industri Pengolahan 5,23 5,25 5,67 5,90 4,72

  D Pengadaan Listrik dan Gas 12,37 10,29 14,03 12,81 10,20 E Pengadaan Air, Pengelolaan 0,0

  0,0 0,0 0,0 0,0 Sampah, Limbah dan Daur Ulang

  F Konstruksi 11,60 11,97 10,33 8,60 9,62 G Perdagangan Besar dan Eceran; 4,81 4,47 4,26 4,60 3,67

  Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

  H Transportasi dan Pergudangan 3,11 3,40 2,44 3,41 5,88

  I Penyediaan Akomodasi dan 4,03 4,77 5,72 4,84 3,98 Makan Minum

  J Informasi dan Komunikasi 9,13 7,82 6,91 8,36 9,52 K Jasa Keuangan dan Asuransi 13,98 13,65 13,01 16,84 12,98

  L Real Estate 6,20 7,86 7,37 7,16 8,82 M,N Jasa Perusahaan 5,62 5,66 7,08 6,89 7,47

  O Administrasi Pemerintahan, 3,87 3,85 4,18 4,34 4,86 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

  P Jasa Pendidikan 6,42 8,87 11,27 11,76 8,16

  Page |

  V

  Lapangan Usaha Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 9,80 8,36 9,20 9,79 9,90 Sosial

  R,S Jasa Lainnya 4,03 5,28 5,98 6,92 7,74 T,U

  

Produk Domestik Regional Bruto 6,12 6,21 6,14 5,97 5,74

Sumber : BPS Kab. Padang Lawas, 2016

5.2. POTENSI PENDANAAN APBN

  Potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui APBN Direktorat Jenderal Cipta Karya yang telah terealisasi selama Tahun Anggaran 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

  

Tabel 5.7.

Realisasi Alokasi APBN di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2011-2015

(x1000)

  Sektor Realisasi 2011 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pengembangan Kawasan Permukiman

  • Pembangunan dan

  450.000 PPIP

  2.741.289 Pengembangan Kws. Permukiman Pedesaan

  Penataan Bangunan dan Lingkungan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

  • Khusus

  100.617 SPAM Kawasan

  Penyehatan Lingkungan Permukiman

  • Air Limbah Skala Kawasan

  400.000 Sistem Pengolahan

  

DAK Air Minum 977.200 714.070 933.740 981.200 1.381.84

DAK Sanitasi 704.100 570.470 648.010 835.980 1.030.540

Total Alokasi APBN 1.681.300 1284540 1.581.750 1.817.180 6.104.286

Sumber : Data e-Monitoring Online, 2011-2015

  Page |

  V