DOCRPIJM 1504156615BAB 3 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL

  3 3 . .

  1

1 R R E E N N C C A A N N A A T T A A T T A A R R U U A A N N G G W W

  I I L L A A Y Y A A H H S S E E B B A A G G A A

  I I A A R R A A H H A A N N S S P P A A S S

  I I A A L L R R - P - P

  I I

  2 3 . 1 . 1 . A R A H A N R E N C A N A T A T A R U A N G W

  2 J J M M

  I L A Y A H N A S

  I O N A L ( R T R W N ) 3 . 1 . 1 . A R A H A N R E N C A N A T A T A R U A N G W

  I L A Y A H N A S

  I O N A L ( R T R W N )

  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 1.

  Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan: a. ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; b. keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; c. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; d. keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; e. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang; f. pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat; g. keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah; h. keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan i. pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.

  2. Berdasarkan Sistem Perkotaan Nasional, di Jawa Tengah yang termasuk PKN adalah: Surakarta, Kawasan Perkotaan Semarang, Kendal, Demak, Ungaran, Purwodadi (Kedungsepur) dan Cilacap. Sedangkan untuk PKW adalah: Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal, Pekalongan, Kudus, Cepu, Magelang, Wonosobo, Kebumen, Purwokerto 3. Untuk pengembangan Jalan Tol Kota Pekalongan termasuk dalam jalur tol

  Pemalang – Batang.

  III - 1 Laporan Akhir

  3 . 1 . 2 . R E N C A N A T A T A R U A N G W

  I L A Y A H K A W A S A N S T R A T E G

  I S N A S

  I O N A L 3 . 1 . 2 . R E N C A N A T A T A R U A N G W

  I L A Y A H K A W A S A N S T R A T E G

  I S N A S

  I O N A L

  Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan untuk mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya dan kegiatan budi daya unggulan sebagai “penggerak utama pengembangan wilayah”, Pusat-Pusat Pertumbuhan tersebut dapat berupa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), Kawasan Perdagangan bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan lain sebagainya.

  Berdasarkan Buku III RPJMN 2015-2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis adalah percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa (Sumatra, Maluku, Kalimantan, Sulawesi dan Papua) dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah yang selaras serta peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur.

  Catatan : Rencana Tata Ruang

  Mendasarkan pada uraian diatas Kota Pekalongan tidak termasuk dalam Wilayah Kawasan Strategis Nasional

  3 3 . .

  1 1 . .

  3 3 . . R R E E N N C C A A N N A A T T A A T T A A R R U U A A N N G G W W

  I I L L A A Y Y A A H H P P U U L L A A U U

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah: 1)

  Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang; 2)

  Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.; 3)

  Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dan lain-lain

  Kota Pekalongan dalam tataran RTRW Pulau Jawa-Bali termasuk dalam substansi yang termuat dalam Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa- Bali. Substansi dalam RTRW Pulau Jawa Bali yang diamanatkan untuk Kota Pekalongan tertuang dalam beberapa strategi operasionalisasi yaitu :

1. Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalan nasional, yaitu pembangunan Jalan

  Bypass Brebes

  • – Tegal dan Pembangunan Jalan Lingkar (Sumpiuh, Brebes, Luar Semarang, Pekalongan) 2.

  Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yaitu pengembangan desain, fashion, dan kerajinan

  Catatan :

Untuk bidang KeCipta-Karyaan arahan dalam tataran RTRW Pulau Jawa-Bali Kota

Pekalongan tidak termasuk

  III - 2 Laporan Akhir

TABEL 3.1. PERPRES NO 28 TAHUN 2012 TENTANG RTR PULAU JAWA BALI NO MUATAN

  ISI

  1 Strategi Pengembangan PKW di Pulau Jawa-Bali meliputi upaya Pengembangan Sistem untuk: Pusat Permukiman a. mendorong pengembangan kota-kota Pandeglang,

  A. Rangkas Bitung, Cianjur, Purwakarta-Cikampek, Sumedang, Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya, Boyolali, Klaten, Salatiga, Pekalongan, Kudus, Cepu, Purwokerto, Wonosobo, Magelang, Bantul, Sleman, Jombang, Malang, Probolinggo, Pasuruan, Tuban, Tulung Agung, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Sampang, Sumenep, Singaraja, Negara, dan Semarapura sebagai pusat pelayanan sekunder; b. mengendalikan pengembangan kota-kota Cilegon, Sukabumi, Kuningan, Tegal, Kebumen, dan Situbondo sebagai pusat pelayanan sekunder sesuai dengan daya dukung lingkungannya.

  2 Jenis Pelayanan Jasa pemerintahan, pertanian tanaman pangan, industri pengolahan, perdagangan, dan perikanan.

3 Strategi a.

  Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat Pengembangan pertumbuhan wilayah provinsi melalui peningkatan kualitas pelayanan PSD kota yang mendukung fungsi kegiatan pemerintahan, pertanian tanaman pangan, industri pengolahan, perdagangan, dan perikanan.

  b.

  Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan.

  c.

  Mengembangkan prasarana pendukung kegiatan industri dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

  d.

  Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, dst) yang memenuhi standar nasional guna mendukung kegiatan perkotaan.

  e.

  Meningkatkan aksesibilitas menuju kota utama lain (Pekalongan-Pemalang-Tegal- Brebes, Pekalongan-Kendal- Semarang) dengan memanfaatkan jaringan jalan dan jalan rel secara terpadu.

  f.

  Pengendalian pengembangan koridor-koridor pembangunan perkotaan yang diprioritaskan pada koridor Brebes-Tegal-

Pekalongan.

  g.

  Peningkatan pelabuhan-pelabuhan perikanan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung yang memadai.

  h.

  Pengendalian perkembangan kawasan Kota Pekalongan dari bencana rawan banjir. i.

  Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan kreativitas masyarakat Kota Pekalongan. j.

  Menyiapkan aturan pemintakatan (zoning regulation) sebagai pelengkap dari RTRW k. kota. l.

  Sumber: Diolah dari Data Sekunder, 2015 Lihat Peta Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang RTR Pulau Jawa Bali

  III - 3 Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  III - 4

  Laporan Akhir

  III - 5

  3 . 1 . 4 . R E N C A N A T A T A R U A N G W

  I L A Y A H ( R T R W ) P R O

  V I N S

  I J A W A T E N G A H 3 . 1 . 4 . R E N C A N A T A T A R U A N G W

  I L A Y A H ( R T R W ) P R O

  V I N S

  I J A W A T E N G A H TABEL 3.2. KEBIJAKAN PERDA PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG RTRW PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009-2029 NO MUATAN

  ISI

  1 TUJUAN Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi adalah terwujudnya ruang Provinsi Jawa Tengah yang lestari dengan memperhatikan pemerataan pembangunan wilayah.

2 B. PKN, meliputi:

  SISTEM PERKOTAAN a. kawasan perkotaan Semarang – Kendal – Demak – Ungaran Purwodadi (Kedungsepur); b.

  Surakarta, meliputi Kota Surakarta dan sekitarnya; dan c. Cilacap, meliputi kawasan perkotaan Cilacap dan

sekitarnya.

  

PKW, meliputi:

Purwokerto, Kebumen, Wonosobo, Boyolali, Klaten, Cepu, Kudus, Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kota Tegal dan

Kota Salatiga.

  

PKL, meliputi:

Kroya, Majenang, Wangon, Ajibarang, Banyumas, Purbalingga, Bobotsari, Sokaraja, Banjarnegara, Klampok, Gombong, Karanganyar Kebumen,Prembun, Kutoarjo, Purworejo, Mungkid, Muntilan, Mertoyudan, Borobudur, Secang, Ampel, Sukoharjo, Kartasura, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Jaten, Delanggu, Prambanan, Tawangmangu, Blora, Purwodadi, Gubug, Godong, Rembang, Pati, Juwana, Tayu, Jepara, Pecangaan, Demak, Mranggen, Ungaran, Ambarawa, Temanggung, Parakan, Kendal, Boja, Kaliwungu, Weleri, Sukorejo, Batang, Kajen, Wiradesa, Comal, Pemalang, Slawi- Adiwerna, Ketanggungan-Kersana, Bumiayu, Brebes.

  C.

  a. SISTEM Kedungsepur yang meliputi Kabupaten Kendal, PERWILAYAHAN Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang (Ungaran), Kota

  Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan (Purwodadi), dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional; b.

  Juwana-Jepara-Kudus-Pati (Wanarakuti) yang berpusat di Kudus, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi dan Nasional; c. Surakarta dan sekitarnya (Subosukawonosraten), yang terdiri dari Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo,

  Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi, Nasional dan Internasional; d. Bregasmalang, yaitu Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Slawi (Kabupaten Tegal), dan Kabupaten Pemalang, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi dan Nasional; e.

   Petanglong yang terdiri dari Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal

  Laporan Akhir

NO MUATAN

  ISI dan Provinsi; f.

  Barlingmascakeb, meliputi Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal, Provinsi dan Nasional (khusus Cilacap); g.

  Purwomanggung meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal dan Provinsi; h. Banglor yang terdiri dari Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora dengan pusat di Cepu, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal dan Provinsi. KAWASAN STRATEGIS a.

  Kawasan Perkotaan Kendal - Demak - Ungaran - Salatiga

DARI SUDUT - Semarang - Purwodadi (Kedungsepur);

KEPENTINGAN b.

  Kawasan Perkotaan Surakarta-Boyolali-Sukoharjo-

PERTUMBUHAN Karanganyar - Wonogiri - Sragen-Klaten

EKONOMI (Subosukawonosraten); c.

  Kawasan Perkotaan Brebes-Tegal-Slawi-Pemalang (Bregasmalang); d.

  Kawasan Perkotaan Juwana-Jepara-Kudus-Pati (Wanarakuti); e.

   Kawasan Perkotaan Pekalongan-Batang-Kabupaten Pekalongan (Petanglong); f.

  Kawasan Perkotaan Purwokerto dan sekitarnya g.

  Kawasan Perkotaan Magelang dan sekitarnya; h. Kawasan Perkotaan Cilacap dan sekitarnya; i. Kawasan Perkotaan Gombong-Karanganyar-Kebumen; j. Kawasan Perkotaan Purworejo-Kutoarjo; k.

  Kawasan Perkotaaan Wonosobo dan sekitarnya; l. Kawasan Perkotaan Temanggung-Parakan;

  Sumber: Diolah dari Data Sekunder, 2015

  Lihat Peta Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang RTRW Provinsi Jawa Tengah

  Laporan Akhir

  Laporan Akhir

  III - 8

  Laporan Akhir

  III - 9

  • – 2029 tertuang dalam Perda Kota Pekalongan Nomor 30 tahun 2011 Adapun arahan dalam RTRW Kota Pekalongan terkait Penetepan Kawasan Strategis Kota (KSK) Kota Pekalongan adalah sebagai berikut : 1.

  Pekalongan sebagai zone inti, Kecamatan Pekalongan Utara sebagai zone pendukung dan wilayah lain sebagai zone terkait; b. kawasan minapolitan akan ditetapkan melalui Peraturan Walikota; dan c. pengelolaan ruang laut dan pesisir diatur dalam Peraturan Walikota tentang Rencana

  (mangrove) dan terumbu karang, seluas kurang lebih 80 (delapan puluh hektar, terletak di wilayah pantai Kelurahan Bandengan, Kelurahan Kandang Panjang, Kelurahan Panjang Baru dan Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara,

  diperuntukkan bagi pengembangan hutan bakau

  dan rob di Kelurahan Kandang Panjang Kecamatan Pekalongan Utara; dan b. kawasan konservasi pantai yang

  banjir

  kawasan polder pengendali

  memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya.

  Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur, serta Kampung Pecinan di Kelurahan Sampangan Kecamatan Pekalongan Timur, sebagai tempat yang

   kawasan cagar budaya di Kelurahan Krapyak Kidul dan Kelurahan Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara sebagai tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat tradisi Syawalan; dan b. Lingkungan etnis Kampung Arab di Kelurahan Sugih Waras, Kelurahan Klego dan

  bangunan bersejarah yang harus dilindungi dan dilestarikan;

  Kecamatan Pekalongan Utara sebagai kawasan heritage, dimana terdapat aset

   kawasan cagar budaya sekitar Lapangan Jetayu di Kelurahan Panjang Wetan

  Zonasi Wilayah Pesisir Kota Pekalongan 3. Kawasan Strategis Kota yang didasari pada sudut kepentingan social budaya, antara lain a. kawasan kota lama Jetayu, yang terdiri atas:

  2. Kawasan Strategis Kota yang didasari pada sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi berbasis perikanan, antara lain a. pengembangan kawasan minapolitan, dengan Pelabuhan Perikanan Nusantara

  III - 10

  Kawasan koridor Jalan Gajah Mada – Jalan Merdeka – Jalan Pemuda; f. kawasan koridor Jalan KH. Mansyur – Jalan Jenderal Sudirman – Jalan dr. Setiabudi.

  Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara; c. Kawasan koridor Jalan Hayam Wuruk – Jalan dr. Cipto - Jalan dr. Wahidin; d. Kawasan koridor Jalan Urip Sumoharjo – Jalan Gatot Subroto (Pasar Banyurip); e.

  Kawasan koridor Jalan dr. Sutomo di Kelurahan Landungsari, Kelurahan Noyontaan, Kelurahan Sokorejo, Kelurahan Karangmalang, Kelurahan Baros dan Kelurahan Gamer Kecamatan Pekalongan Timur; b. Kawasan koridor Jalan WR. Supratman, di Kelurahan Panjang Wetan dan Kelurahan

  Kawasan Strategis Kota yang didasari pada sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi berbasis perdagangan jasa, antara lain : a.

  Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Peraturan Daerah Kota Pekalongan yang mengatur RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009

  ) ) K K O O T T A A P P E E K K A A L L O O N N G G A A N N

  I I L L A A Y Y A A H H ( ( R R T T

R

R

W

W

  5 . . R R E E N N C C A A N N A A T T A A T T A A R R U U A A N N G G W W

  5

  1 . .

  1

  3 . .

  3

4. Kawasan Strategis Kota yang didasari pada sudut kepentingan lingkungan, antara lain a.

  Laporan Akhir

  III - 11 Sedangkan arahan dalam RTRW Kota Pekalongan terkait Arahan Pola Ruang dan Struktur ruang Kota Pekalongan akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Arahan Pola Ruang A.

   Rencana Pengembangan Kawasan Lindung

  A.1 Pengelolaan Kawasan Perlindungan Setempat 1)

  Sempadan sungai dengan luas kurang lebih 54 (lima puluh empat) hektar, meliputi:

   kawasan sempadan sungai bertanggul dengan lebar sempadan sungai kurang lebih 3 (tiga) meter, terdiri dari:

   Sungai Kupang;  Sungai Gawe;  Sungai Banger Lama; dan 

  Sungai Gabus.

   kawasan sempadan sungai tidak bertanggul, dengan lebar sempadan sungai kurang lebih 10 (sepuluh) meter terdiri dari:

   Sungai Meduri; dan  Sungai Bremi.

  2) Sempadan pantai, diperuntukkan perlindungan pantai dari erosi dan abrasi serta perlindungan untuk mangrove dan terumbu karang, selebar

  100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi dengan luas kurang lebih 120 (seratus dua puluh) hektar ke arah darat yang berlokasi di Kecamatan Pekalongan Utara meliputi:

   Kelurahan Bandengan;

   Kelurahan Kandang Panjang;

   Kelurahan Panjang Baru;

   Kelurahan Panjang Wetan;

   Kelurahan Krapyak Lor; dan

   Kelurahan Degayu. A.1 Ruang terbuka hijau (RTH) Kota

  1) RTH publik;

   taman kota terdistribusi di Kecamatan Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kecamatan Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan Timur, dengan luas kurang lebih 27 (dua puluh tujuh) hektar;

   sempadan sungai tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 359 (tiga ratus lima puluh Sembilan) hektar;

   sempadan SUTT terletak di Kecamatan Pekalongan Selatan dan Kecamatan Pekalongan Barat, dengan luas kurang lebih 15 (lima belas) hektar;

   sempadan rel kereta api terletak di Kecamatan Pekalongan Timur dan Kecamatan Pekalongan Barat, dengan luas kurang lebih 8 (delapan)hektar;

   kawasan hutan kota terletak di Kelurahan Yosorejo Kecamatan Pekalongan Selatan, di Kelurahan Sokorejo, Kelurahan Landungsari dan Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur, di Kelurahan Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat, dan di Kelurahan Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas kurang lebih 5 (lima) hektar;

  III - 12

  III - 13

   RTH kawasan terminal bis terletak di Kelurahan Gamer Kecamatan Pekalongan Timur, dengan luas kurang lebih 0,3 (nol koma tiga) hektar. 2)

  Rencana pengembangan RTH Publik Kota seluas 907 (Sembilan ratus tujuh) hektar atau sekitar kurang lebih 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota, meliputi:

   RTH kawasan Sabuk Hijau Tempat Pemrosesan Akhir Sampah seluas 0,4 (nol koma empat) hektar. 3)

   RTH kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan seluas 0,3 ( nol koma tiga) hektar; dan

   RTH kawasan peruntukan industri seluas 5 (lima) hektar;

   RTH kawasan efektif perikanan seluas 67 (enam puluh tujuh) hektar;

   RTH kawasan peruntukan perdagangan dan jasa seluas 8 (delapan) hektar;

   RTH pekarangan rumah tinggal seluas 470 (empat ratus tujuh puluh) hektar;

  RTH privat eksisting seluas 552 (lima ratus lima puluh dua) hektar atau sekitar kurang lebih 12 (dua belas) persen dari luas wilayah Kota yang meliputi:

   RTH Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan terletak di Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas kurang lebih 4 (empat) hektar; dan

   sempadan saluran drainase primer tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 159 (seratus lima puluh Sembilan) hektar;

   sempadan jalan tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 124 (seratus dua puluh empat) hektar;

   RTH fasilitas peribadatan tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar;

   RTH fasilitas kesehatan tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar;

   RTH fasilitas pendidikan tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 5 (lima) hektar;

   RTH kawasan perkantoran pemerintah terletak di Kelurahan Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat, dengan luas kurang lebih 2 (dua) hektar;

   RTH kawasan pariwisata terletak di Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar;

   taman makam pahlawan terletak di Kelurahan Panjang Baru Kecamatan Pekalongan Utara dan pemakaman umum tersebar diseluruh wilayah Kota Pekalongan, dengan luas kurang lebih 41(empat puluh satu) hektar;

   lapangan olah raga tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 19 (Sembilan belas) hektar;

   taman kota terdistribusi di Kecamatan Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kecamatan Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan Timur, dengan luas kurang lebih 27 (dua puluh tujuh) hektar;

   sempadan pantai dipesisir utara wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 61 (enam puluh satu) hektar;

   sempadan sungai tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 359 (tiga ratus lima puluh sembilan) hektar;

   sempadan SUTT terletak di Kecamatan Pekalongan Selatan dan Kecamatan Pekalongan Barat, dengan luas kurang lebih 15 (lima belas) hektar;

   sempadan rel kereta api terletak di Kecamatan Pekalongan Timur dan Kecamatan Pekalongan Barat, dengan luas kurang lebih 8 (delapan) hektar;

   kawasan hutan kota terletak di Kelurahan Yosorejo Kecamatan Pekalongan Selatan, di Kelurahan Sokorejo, Kelurahan Landungsari dan Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur, di Kelurahan Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat, dan di Kelurahan Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas kurang lebih 5 (lima) hektar;

   sempadan saluran drainase primer tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 159 (seratus lima puluh Sembilan) hektar;

   lapangan olah raga tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 24 (dua puluh empat) hektar;

   taman makam pahlawan terletak di Kelurahan Panjang Baru Kecamatan Pekalongan Utara dan pemakaman umum tersebar diseluruh wilayah Kota Pekalongan, dengan luas kurang lebih 41 (empat puluh satu) hektar;

   RTH kawasan pariwisata terletak di Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas kurang lebih 4 (empat) hektar;

   RTH kawasan perkantoran pemerintah terletak di Kelurahan Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat, dengan luas kurang lebih 2 (dua) hektar;

   RTH fasilitas pendidikan tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 5 (lima) hektar;

   RTH fasilitas kesehatan tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar;

   RTH fasilitas peribadatan tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar;

   sempadan polder terletak di Kelurahan Kandang Panjang dan Kelurahan Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas kurang lebih 6 (enam) hektar;

   sempadan jalan tersebar diseluruh wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 124 (seratus dua puluh empat) hektar;

   RTH Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan terletak di Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas kurang lebih 4 (empat) hektar;

   RTH kawasan terminal bis terletak di Kelurahan Gamer Kecamatan Pekalongan Timur, dengan luas kurang lebih 0,3 (nol koma tiga) hektar; dan

   Kawasan konservasi pantai (mangrove) terletak dipesisir utara Kota, dengan luas kurang lebih 60 (enam puluh) hektar.

  III - 14

  4) Rencana pengembangan RTH Privat seluas 585 (lima ratus delapan puluh lima) hektar atau sekitar kurang lebih 12 (dua belas) persen dari luas wilayah kota, meliputi:

   RTH pekarangan rumah tinggal seluas 515 (lima ratus lima belas) hektar;

   RTH kawasan peruntukan perdagangan dan jasa seluas 24 (dua puluh empat) hektar;

   RTH kawasan efektif perikanan seluas 35 (tiga puluh lima) hektar;

   RTH kawasan peruntukan industri seluas 9 (Sembilan) hektar;

   RTH kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan seluas 0,5 (nol koma lima) hektar; dan

   RTH kawasan Sabuk Hijau Tempat Pemrosesan Akhir Sampah seluas 0,5 (nol koma lima) hektar 5)

  RTH publik eksisting meliputi kawasan seluas kurang lebih 833 (delapan ratus tiga puluh tiga) hektar atau sekitar kurang lebih 18 (delapan belas) persen dari luas wilayah kota yang meliputi:

   taman kota terdistribusi di Kecamatan Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kecamatan Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan Timur, dengan luas kurang lebih 27 (dua puluh tujuh) hektar;

   sempadan pantai dipesisir utara wilayah Kota, dengan luas kurang lebih 61 (enam puluh satu) hektar; A.2 Pengelolaan kawasan cagar budaya;

  Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b seluas kurang lebih 100 (seratus) Hektar meliputi: 1)

  Kawasan Heritage Lapangan Jetayu di Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara;

  2) Kawasan Tradisi Syawalan di Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan

  Krapyak Kidul Kecamatan Pekalongan Utara B.

   Rencana Pengembangan Kawasan Budi Daya Kota

  B.1 Rencana kawasan peruntukan perumahan, terdiri atas: 1)

  Rencana kawasan peruntukan perumahan berkepadatan tinggi terdapat di Kelurahan Kauman Kecamatan Pekalongan Timur, dengan luas lahan kurang lebih 2 (dua) hektar.

  2) Rencana kawasan peruntukan perumahan berkepadatan sedang terdapat di semua Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Barat, dengan luas lahan kurang lebih 450 (empat ratus lima puluh) hektar.

  3) Rencana kawasan peruntukan perumahan berkepadatan rendah terdapat di semua Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Selatan, di semua

  Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Timur kecuali Kelurahan Kauman dan di semua Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas lahan kurang lebih 1348 (seribu tiga ratus empat puluh delapan) hektar. B.2 Ruang terbuka non hijau, terdiri atas:

  1) badan air polder/kolam retensi;

  III - 15

   polder Bandengsari seluas lebih kurang 6 (enam) hektar di Kelurahan Kandang Panjang Kecamatan Pekalongan Utara; dan

   kolam retensi Sungai Banger Lama seluas lebih kurang 3 (tiga) hektar di Kelurahan Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara. 2) kawasan tambak/rawa kering;

  Kelurahan Bandengan,Kelurahan Kandang Panjang, Kelurahan Panjang Baru, Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara.

  3) kawasan stadion olah raga seluas lebih kurang 1.000 (seribu) hektar di kawasan stadion olah raga seluas lebih kurang 4 (empat) hektar di Kelurahan di Kraton Kidul Kecamatan Pekalongan Barat.

  4) ruang-ruang parkir terbuka pada gedung-gedung. 5) ruang-ruang parkir terbuka pada gedung-gedung seluas lebih kurang 736

  (tujuh ratus tiga puluh enam) hektar di seluruh wilayah kota

  III - 16

  Laporan Akhir

  III - 17

  III - 18 2. Arahan Struktur Ruang A.

  Sistem Prasarana Kota B.1 Prasarana air baku untuk air bersih

   memperbanyak infiltrasi air permukaan ke dalam tanah dengan melakukan penghijauan pada daerah-daerah lahan yang kosong;

  Sistem pengendalian daya rusak air, dilakukan dengan cara:

   sumber air baku dari Sungai Wisnu di Desa Lolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, pemanfaatan melalui IPA 2)

   sumber air baku dari mata air di Desa Rogoselo Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan, pemanfaatan dengan pengambilan langsung; dan

   sumber air baku dari mata air Desa Kembanglangit Kecamatan Blado Kabupaten Batang, pemanfaatan dengan pengambilan langsung;

   sumber air baku dari Sungai Kupang Sambong di Desa Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, pemanfaatan melalui Instalasi Pengolah Air (IPA);

  1) dilakukan dengan regionalisasi SPAM Petanglong, yang berasal dari wilayah Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan, terdiri atas :

  7) Kawasan di Kelurahan Tirto Kecamatan Pekalongan Barat dengan fungsi pusat pelayanan pemerintahan skala kota dan pusat pelayanan pendidikan skala kota B.

  Pusat Pelayanan Kota A.1 Pusat Pelayanan Kota

  6) Kawasan di Kelurahan Gamer Kecamatan Pekalongan Timur dengan fungsi pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan; dan

  5) Kawasan di Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur dengan fungsi pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan;

  Kawasan di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Selatan dengan fungsi pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pengembangan agama Islam skala kota;

  Kawasan di Kelurahan Kuripan Kidul Kecamatan Pekalongan Selatan dengan fungsi pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan; 4)

  Kawasan di Kelurahan Landungsari Kecamatan Pekalongan Timur dengan fungsi pusat perdagangan-jasa skala lingkungan; 3)

  Kawasan di Kelurahan Noyontaan Kecamatan Pekalongan Timur, dengan fungsi pusat perdagangan-jasa skala lingkungan; 2)

  A.2 Pusat Pelayanan Lingkungan 1)

  Kawasan Alun-alun Pekalongan di sebagian Kelurahan Kauman, sebagian Kelurahan Keputran dan sebagian Kelurahan Sugih Waras Kecamatan Pekalongan Timur sebagai pusat kegiatan perdagangan-jasa skala regional dan pusat pelayanan peribadatan skala regional

   mengembangkan sistem polder / kolam retensi dan stasiun pompa di Kelurahan Kandang Panjang dan di Sungai Banger Lama Kelurahan Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara;

  • – Kelurahan Pringlangu, Kelurahan Medono, Kelurahan Podosugih, Kelurahan Kebulen, dan Kelurahan Bendan Kecamatan Pekalongan Barat, dengan jalur pipa:
    • Jl. Gatot Subroto – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. KH. Mansyur – Jl.

  • – Jl. dr. Wahidin – Jl. Teratai;
    • Jl. Letjen. Suprapto – Jl. Pelita II;
    • Jl. Otto Iskandardinata.

  • – Kelurahan Sokorejo, Kelurahan Baros, Kelurahan Gamer, Kelurahan Karangmalang, Kelurahan Noyontaan, Kelurahan Poncol dan Kelurahan Klego Kecamatan Pekalongan Timur, dengan jalur pipa lewat Jl. dr. Sutomo – Jl.

  III - 19

   menempatkan pintu air dan stasiun pompa di Sungai Sepucung Kelurahan Panjang Wetan, Sungai Sikenteng Kelurahan Krapyak Lor dan Sungai Banger Hilir Kelurahan Degayu; dan

   mengembangkan sistem tanggul penahan gelombang pasang (revetment) dan sistem pengarah aliran air laut (groin) untuk pengamanan pantai terhadap gelombang pasang dan abrasi. 3) pengembangan sistem jaringan perpipaan meliputi:

   penyediaan sarana dan prasarana air minum kota dengan jaringan perpipaan yang terdiri dari:  sumber air bersih dari Instalasi Pengolah Air (IPA);  jaringan transmisi; dan  jaringan distribusi.

   sumber air bersih dari Instalasi Pengolah Air (IPA) sebagaimana tersebut pada huruf a angka 1 yaitu:  air bersih dari IPA yang terletak di Kelurahan Kuripan Lor Kecamatan Pekalongan Selatan dengan kapasitas kurang lebih 1.500 (seribu lima ratus) l/dt, yang sumber air bakunya berasal dari Sungai Kupang Sambong di Desa Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang;  air bersih dari IPA yang terletak di Kelurahan Buaran Kecamatan

  Pekalongan Selatan dengan kapasitas kurang lebih 1650 (seribu enam ratus lima puluh) l/dt, yang sumber air bakunya berasal dari Sungai Wisnu di Desa Lolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan.

   jaringan transmisi yaitu:  melewati wilayah: Kelurahan Kertoharjo, Kelurahan Jenggot, Kelurahan Kradenan, Kelurahan Banyurip Alit, dan Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Selatan

  Jenderal Sudirman

   melewati wilayah: Kelurahan Duwet dan Kelurahan Soko Kecamatan Pekalongan Selatan

  dr.Setiabudi.

   jaringan distribusi dikembangkan pada:  wilayah Kecamatan Pekalongan Utara;  wilayah Kecamatan Pekalongan Timur;  wilayah Kecamatan Pekalongan Selatan; dan

  III - 20

   Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara, dengan kapasitas kurang lebih 400 (empat ratus) m3/hari;

  Tempat pengelolaan sampah terpadu terletak di Kelurahan:

   Pasar Banjarsari. 2)

   Pasar Landungsari; dan

   Kelurahan Dukuh;

   Kelurahan Panjang Wetan;

  1) Tempat penampungan sementara terletak di:

   Kelurahan Kergon Kecamatan Pekalongan Barat, dengan kapasitas kurang lebih 150(seratus lima puluh) m3/hari. B.3 Rencana Sistem Persampahan, terdiri atas:

   Kelurahan Kauman Kecamatan Pekalongan Timur, dengan kapasitas kurang lebih 150 (seratus lima puluh) m3/hari; dan

   Kelurahan Duwet Kecamatan Pekalongan Selatan, dengan kapasitas kurang lebih 120 (seratus dua puluh) m3/hari;

   Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Selatan, dengan kapasitas kurang lebih 400 (empat ratus) m3/hari;

   Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara, dengan kapasitas kurang lebih 400 (empat ratus) m3/hari;

   Kelurahan Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara, dengan kapasitas kurang lebih 400 (empat ratus) m3/hari;

  lokasi industri atau home industry di:

   wilayah Kecamatan Pekalongan Barat. 4)

  home industry, yang memenuhi baku mutu lingkungan, pada lokasi-

  Pengembangan sistem pengolah limbah Industri, meliputi pembangunan unit instalasi pengolahan air limbah (IPAL) terpadu untuk industri maupun

   IPAL di Kelurahan Degayu dengan kapasitas 30 (tiga puluh) m3/hari 3)

   IPAL di Kelurahan Krapyak Lor dengan kapasitas 40 (empat puluh)m3/hari; dan

   IPAL di Kelurahan Panjang Wetan dengan kapasitas 40 (empat puluh) m3 /hari;

   IPAL di Kelurahan Panjang Baru dengan kapasitas 30 (tiga puluh) m 3/hari;

   IPAL di Kelurahan Kandang Panjang dengan kapasitas 40 (empat puluh) m3 /hari;

   IPAL di Kelurahan Bandengan dengan kapasitas 30 (tiga puluh)m3/hari;

  2) sistem off site pada daerah pantai di Kecamatan Pekalongan Utara meliputi:

  Kecamatan Pekalongan Timur, Kecamatan Pekalongan Selatan dan Kecamatan Pekalongan Barat;

  B.2 Pengembangan sistem pengolah limbah domestik/rumah tangga, terdiri atas: 1) sistem on site meliputi kawasan-kawasan terbangun yang telah ada di

  Pengembangan sistem jaringan non perpipaan meliputi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di wilayah yang belum terjangkau air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum.

   Bendan;

  III - 21

   mengupayakan pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana persampahan untuk 3 (tiga) tahap;

   Duwet. 3)

  Tempat pemrosesan akhir sampah yaitu TPA Degayu yang terletak di Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara seluas kurang lebih 4,36 (empat koma tiga enam) hektar dengan kapasitas kurang lebih 600 (enam ratus) m3/hari, dan menggunakan sistem controlled landfill yang akan ditingkatkan menjadi sanitary landfill. TPA Degayu ini direncanakan terintegrasi dengan TPA regional.

  4) Tempat pemrosesan akhir sampah regional terletak di wilayah Kabupaten

  Pekalongan dan dilakukan pengelolaannya dengan bekerjasama antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Pemerintah Kota Pekalongan.

  5) Rencana pengelolaan sistem persampahan terdiri atas:

   pengembangan pengelolaan sampah di kota meliputi tahap pengumpulan, tahap pengangkutan, dan tahap pemrosesan akhir;

   penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) untuk menuju konsep

   Banyurip Ageng;

  zero waste;

   mengupayakan keberlanjutan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat; dan

   pengembangan TPA Degayu menjadi seluas kurang lebih 5 (lima) hektar diarahkan ke sebelah selatan dengan memberikan buffer zone pada sekeliling TPA. B.4 Sistem drainase, terdiri atas:

  1) Jaringan primer, meliputi:

   Sungai Meduri;

   Sungai Bremi;

   Sungai Asem Binatur;

   Kertoharjo; dan

   Tirto;

   Kandang Panjang;

   iKrapyak Lor;

   Kuripan Kidul;

   Sokorejo;

   Kramatsari;

   Klego;

   Tegalrejo;

   Medono;

   Yosorejo;

   Pasirsari;

   Podosugih;

   Landungsari;

   Bandengan;

   Poncol;

   Panjang Wetan (Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara);

   Krapyak Kidul;

   Degayu;

   Sungai Loji/Sungai Pekalongan; dan

  III - 22

   Sungai Banger. 2)

  Jaringan sekunder, meliputi:

   Sub sistem Bremi, terdiri dari:  drainase Banyurip;  drainase Boyolangu;  drainase Binagriya; dan  drainase Podosugih.

   Sub sistem Bandengsari, terdiri dari:  drainase Perintis Kemerdekaan kiri;  drainase Perintis Kemerdekaan kanan;  drainase Pabean;  drainase Jeruksari;  drainase Patriot kiri ruas 1;  drainase Patriot kiri ruas 2;  drainase Patriot kanan;  drainase Kandang Panjang;  drainase Bandengan;  drainase Kranding; dan  drainase Krematorium.

   Sub sistem Loji, terdiri dari:  drainase WR. Supratman;  drainase Kunthi; dan  drainase Panjang Wetan.

   Sub sistem Banger Lama, terdiri dari:  drainase Jlamprang; dan  drainase Truntum.

   Sub sistem Sibulanan, terdiri dari:  drainase Slamaran;  drainase Mahoni; dan  drainase Sibulanan.

   Sub sistem Banger Hilir, terdiri dari:  drainase Klumprit;  drainase Dekoro;  drainase Degayu; dan  drainase Susukan.

   Sub sistem Banger Hulu, terdiri dari:  drainase Sitotok;  drainase Cokroaminoto;  drainase Cepangan;  drainase Sokorejo;  drainase dr. Soetomo; dan  drainase Landungsari. 3) jaringan tersier, meliputi saluran drainase di kawasan permukiman di

  Kecamatan Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan Timur, Kecamatan Pekalongan Selatan, dan Kecamatan Pekalongan Barat.

  Laporan Akhir

  III - 23

  3 3 . .

  2

2 A A R R A A H H A A N N S S T T R R A A T T E E G G

  I I S S N N A A S S

  I I O O N N A A L L

  3.2.1 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) ialah wilayah yang penataan ruangnya

  diprioritaskan. Hal ini karena secara nasional KSN berpengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan / atau lingkungan, termasuk wilayah di dalamnya yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Di dalam PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), ditetapkan 76 KSN yang memiliki kepentingan ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi, serta pertahanan dan keamanan. Hingga saat ini, telah ditetapkan 4 (empat) Perpres RTR KSN Perkotaan yaitu RTR Jabodetabekpunjur (Perpres 54/2008), Sarbagita (Perpres 45/2011), Mamminasata (Perpres 55/2011) dan Mebidangro (Perpres 62/2011). Masing-masing KSN tersebut memiliki karakteristik dan tantangan yang berbedabeda. Dengan demikian kebijakan dan program yang spesifik diperlukan agar tujuan RTR KSN tersebut berhasil. Namun di antara empat KSN tersebut, hanya Jabodetabekpunjur yang sudah sering diulas. Artikel ini akan membahas permasalahan ketiga KSN lainnya, yaitu Mamminasata, Mebidangro, dan Sarbagita. Bagaimana RTR kawasan Perkotaan tersebut ditetapkan, apa visi KSN tersebut, tujuan RTR KSN, isu-isu, dan strategi untuk mencapai tujuan.

  Untuk KSN di Provinsi Jawa Tengah diantaranya: 1.

  Kawasan Pangandaran – Kalipuncang – Segara Anakan – Nusakambangan (Pacangsanak) (Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah) 2. Kawasan Perkotaan Kendal – Demak – Ungaran – Salatiga – Semarang - Purwodadi

  (Kedung Sepur) 3. Kawasan Borobudur dan Sekitarnya (Provinsi Jawa Tengah) 4.

  Kawasan Candi Prambanan (Provinsi Jawa Tengah) 5. Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (Provinsi Jawa Tengah dan Daerah

  Istimewa Yogyakarta)

  3.2.2 PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN)

  PKSN ditetapkan dengan kriteria: 1. pusat permukiman yang berpotensi dan telah disepakati sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;

  2. pusat permukiman yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;

  3. pusat permukiman yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya.

  Pola pengelolaan PKSN meliputi: 1. pengembangan fasilitas pelayanan keimigrasian, kepabean, karantina, dan keamanan; 2. mendorong pengembangan wilayah di sekitarnya agar tingkat perkembangannya setara dengan tingkat perkembangan wilayah negara tetangga;

  III - 24

  3. mendorong pengembangan wilayah sekitarnya agar tercipta keserasian antara kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup; 4. mendorong kerja sama saling menguntungkan dengan negara tetangga dengan melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha.

  Kota Pekalongan dalam RTR Nasional tidak/ bukan merupakan PKSN

  3.2.3 PUSAT KEGIATAN NASIONAL (PKN)

  Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional atau beberapa propinsi. PKN ditetapkan dengan kriteria: 1. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor- impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;

  2. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa propinsi;

  3. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa propinsi.

  

Kota Pekalongan dalam RTR Nasional tidak/ bukan merupakan PKN, Kedudukannya

sebagai PKW

  3.2.4 MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI

  INDONESIA (MP3EI) TABEL 3.3. KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT NO KEBIJAKAN