Bab 3 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 213aebe30e BAB IIIBab 3 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL ok
Bidang Cipta Karya
Bab 3 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang
dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat
mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan
alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.3.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a) Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b) Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c) Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d) Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e) Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f) Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g) Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindak lanjuti ke dalam RPI2JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut: a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria:
i) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, ii) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau iii) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria: i) Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, ii) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
iii) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:
i) Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga, ii) Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, iii) Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau iv) Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Penetapan kawasan strategis nasional
dilakukan berdasarkan kepentingan:i. Pertahanan dan keamanan,
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi,
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,
c) memiliki potensi ekspor, didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, d) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
e) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,
c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. iv. Pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi
a) Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumberdaya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir c) memiliki sumber daya alam strategis nasional
d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa Bidang Cipta Karya
e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a) Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
c) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara, d) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup rawan bencana alam nasional sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO PROVINSI PKN PKW
1
2
3
4 Sabang, Banda Nanggroe Aceh
1 Lhokseumawe
Darussalam Aceh, Takengon, Meulaboh
Kawasan Perkotaan Tebingtinggi, Medan-Binjai-Deli Sidikalang, pematang Siantar,2 Sumatera Utara Serdang-Karo Balige, Rantau Prapat, Kisaran, (Mebidangro) Gunung Balige, Padang Pariaman, Sawahlunto,
3 Sumatera Barat Padang Muarasiberut, Bukittinggi, Solok Bangkinang, Teluk Kuantan, Bengkalis, Bagan Siapiapi,
4 Riau Pekanbaru, Dumai Tembilahan, Rengat, Pangkalan Kerinci, Pasir Pangarayan, Siak Sri Indrapura
5 Kepulauan Riau Batam Tanjung Pinang,
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya Terempa, Daik Lingga, Dabo – Pulau Singkep, Tanjung Balai Karimun
Jambi Kuala Tungkal,
6 Jambi Sarolangun, Muarabungo, Muara Bulian Muara Enim,
7 Sumatera Selatan Palembang Kayuagung, Baturaja, Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat Bengkulu, Manna,
8 Bengkulu Muko-Muko, Curup Pangkal Pinang,
9 Bangka Belitung Muntok, Tanjung Metro, Kalianda, Liwa, Menggala,
10 Lampung Bandar Lampung Kotabumi, Kota Agung DKI Jakarta – Kawasan Perkotaan
11 Jawa Barat - Banten Jabodetabek Pandeglang,
12 Banten Serang, Cilegon Rangkas Bitung Kawasan Perkotaan Sukabumi, Cikampek – Cikopo, Pelabuhanratu,
13 Jawa Barat Bandung Raya, Cirebon Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya, Pangandaran Daerah Istimewa
15 Yogyakarta Bantul, Sleman Yogyakarta Kawasan Perkotaan Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi,
16 Jawa Timur (Gerbangkertosusila), Jember, Blitar, Pamekasan, Malang Bojonegoro, Pacitan Kawasan Perkotaan Singaraja,
Denpasar-Bangli-
17 Bali Gianyar-Tabanan Semarapura, Negara (Sarbagita)
18 Nusa Tenggara Barat Mataram Praya, Raya, Sumbawa Besar Soe, Kefamenanu,
19 Nusa Tenggara Timur Kupang Ende, Maumere, Waingapu, Ruteng, Labuan Bajo Mempawah, Singkawang, Sambas, Ketapang,
20 Kalimantan Barat Pontianak Putussibau, Entikong, Sanggau, Sintang
21 Kalimantan Tengah Palangkaraya Kuala Kapuas,
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya Pangkalan Bun, Buntok, Muarateweh, Sampit Amuntai,
22 Kalimantan Selatan Banjarmasin Martapura, Marabahan, Kotabaru Kawasan Perkotaan Tanjung Redeb, Sangata, Nunukan,
Balikpapan-
23 KalimantanTimur Tanjung Selor, Malinau, Tanlumbis, Tenggarong- Samarinda- Tanah Grogot, Sendawar Bontang, Tarakan
24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang, Tilamuta Kawasan Perkotaan Tomohon,
25 Sulawesi Utara Manado-Bitung Tondano, Kotamobagu Palu Poso, Luwuk, Buol,
26 Sulawesi Tengah Kolonedale, Tolitoli, Donggala Kawasan Perkotaan Pangkajene, Makassar-
27 Sulawesi Selatan Jeneponto, Palopo, Watampone, Sungguminasa- Takalar- Bulukumba, Barru, Parepare Maros (Maminasata)
28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene, Pasangkayu Unaaha, Lasolo,
29 Sulawesi Tenggara Kendari Bau-Bau, Raha, kolaka Masohi, Werinama,
30 Maluku Ambon Kairatu, Tual, Namlea, Wahai, Bula, Tidore, Tobelo,
31 Maluku Utara Ternate Labuha, Sanana Fak-Fak,
32 Papua Barat Sorong Manokwari, Ayamaru Biak, Nabire,
33 Papua Jayapura, Timika Muting, Bade, Merauke, Sarmi, Arso, Wamena
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
PUSAT KEGIATAN STRATEGIS No STATUS PROVINSI NASIONAL
1
2
3
4 I / A / 2 : Pengembangan
1 Kota Sabang
Nanggroe Aceh Darussalam Baru (Tahap I) RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
2 Kota Dumai I / A/ 1 : Pengembangan Riau
/ Peningkatan Fungsi
12 Jasa (Kab.
II / A/ 2 : Pengembangan Kalimantan Timur Malinau) Baru (Tahap II)
17 Long Nawan (Kab.
II / A/ 2 : Pengembangan Kalimantan Timur (kab. Kutai Barat) Baru (Tahap II)
16 Long Pahangai
I / A / 2 : Pengembangan Kalimantan Timur Nunukan) Baru (Tahap I)
15 Long Midang (Kab.
I / A / 2 : Pengembangan Kalimantan Timur Nunukan) Baru (Tahap I)
14 Simanggaris (Kab.
13 Nunukan (Ibukota I / A/ 1 : Pengembangan Kalimantan Timur Kab. Nunukan) / Peningkatan Fungsi
II / A/ 2 : Pengembangan Kalimantan Barat Sintang) Baru (Tahap II)
11 Entikong ( Kab. I / A/ 1 : Pengembangan Kalimantan Barat Sanggau) / Peningkatan Fungsi (Tahap I)
3 Kota Batam I / A/ 1 : Pengembangan Kep. Riau
/ Peningkatan Fungsi
10 Nangabadau (Kab. I / A / 2 : Pengembangan Kalimantan Barat Kapuas Hulu) Baru (Tahap I)
9 Jagoi Babang I / A / 2 : Pengembangan Kalimantan Barat (Kab. Bengkayang) Baru (Tahap I)
8 Paloh - Aruk (Kab. I / A / 2 : Pengembangan Kalimantan Barat Sambas) Baru (Tahap I)
Pengembangan Baru (Tahap I) Nusa Tenggara Timur
7 Kefamenanu (Ibukota Kab. Timor Tengah Utara) I / A / 2 :
II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Nusa Tenggara Timur
6 Kalabahi (Ibukota Kab. Alor)
5 Atambua (Ibukota Kab. Belu) I / A/ 1 : Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I) Nusa Tenggara TimurKep. Riau
4 Ranai (Ibukota Kab. Natuna) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
18 Melonguane I / A / 2 : Pengembangan Sulawesi Utara
Bidang Cipta Karya (ibukota Kab. Talaud) Baru (Tahap I) I / A / 2 : Tahuna (ibukota
19 Sulawesi Utara Pengembangan Kab. Kep. Sangihe) Baru (Tahap I) I / A / 2 : Saumlaki (Kab.
Pengembangan Maluku Tenggara Baru (Tahap I)
20 Maluku Barat)
II / A/ 2 : Ilwaki (Kab. Pengembangan Maluku Barat Baru (Tahap II)
21 Maluku Daya)
II / A/ 2 : Dobo (Kab. Kep. Pengembangan
22 Maluku Aru) Baru (Tahap II) I / A / 2 : Daruba (Kab. Pulau
21 Maluku Utara Pengembangan Morotai) Baru (Tahap I)
I / A/ 1 : Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
22 Kota Jayapura Papua (Tahap I) Kota Tanah Merah I / A/ 1 : Pengembangan (Ibukota Kab. Tanah Merah) / Peningkatan Fungsi
23 Papua (Tahap I) Kota Merauke I / A/ 1 : Pengembangan (Ibukota Kab. Merauke) / Peningkatan Fungsi
24 Papua (Tahap I) Tabel 3.3
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
KAWASAN STRATEGIS SUDUT KOTA/KABUPAT STATUS NoPROVINSI NASIONAL KEPENTINGAN EN HUKUM
1
2
3
4
5
6 Kawasan Industri Kota Nanggroe Aceh
1 Ekonomi Lhokseumawe Lhokseumawe Darussalam Kawasan
Nanggroe
2 Perdagangan Bebas dan Ekonomi Kota Sabang Aceh Pelabuhan Bebas Sabang Darussalam Kawasan
Nanggroe Pengembangan Ekonomi Kota Banda
3 Ekonomi Aceh Terpadu Banda Aceh Aceh
Darussalam Darussalam
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Utara, Kab.
10 Kawasan Hutan Lindung Mahato
Indragiri Hulu Riau
Lingkungan Hidup Kab. Kuantan Singingi dan Kab.
9 Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh
Kab. Agam Sumatera Barat
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
8 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Kototabang
Sumatera Utara
Humbang Hasundutan, Kab. Dairi, Kab. Karo, Kab. Simalungun, Kab. Toba, Kab. Pakpak Barat
Lingkungan Hidup
4 Kawasan Ekosistem Leuser
7 Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya
Sumatera Utara Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo
Ekonomi Kota Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo
6 Kawasan Perkotaan Medan – Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro)
Kota Sabang Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara dan Sumatera Utara
Pertahanan dan Keamanan
5 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 2 pulau kecil terluar (Pulau Rondo dan Berhala) dengan negara India / Thailand / Malaysia pulau kecil terluar (Pulau Rondo dan Berhala) dengan negara India / Thailand / Malaysia
(Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang)
13 Kabupaten Nanggroe Aceh Darussalam
Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Kab. Rokan Hilir Riau
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
Lingkungan Hidup
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
19 Kawasan Fasilitas Pengolahan Data dan Satelit
DKI Jakarta
Kota Jakarta Pusat
18 Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembang an Kawasan Strategis dan
Lampung dan Banten
17 Kawasan Selat Sunda Ekonomi Kota Serang, Kota Bandar Lampung
Jambi
Kab. Soralangu, Kab. Muaratebo, Kab. Batanghari
Lingkungan Hidup
16 Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas
Tebo Jambi dan Riau
Kab. Indragiri Hulu, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Tanjung Jabung Barat, Kab.
15 Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh
11 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Batu Mandi, Iyu Kecil, Karimun Kecil, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti, dan Nongsa) dengan negara Malaysia / Vietnam / Singapura
Kepulauan Riau
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Kep.
Anambas, Kab. Karimun, Kota Batam
Kepulauan Riau
12 Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
Ekonomi Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Karimun, Kota Batam
Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
Kab. Muaro Jambi Jambi
13 Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat
Lingkungan Hidup
Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab.
Rejang Lebong Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan
14 Kawasan Taman Nasional Berbak
Lingkungan Hidup
DKI Jakarta
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
29 Kawasan Borobudur dan Sekitarnya
Jawa Barat
27 Kawasan Pangandaran – Kalipuncang – Segara Anakan
Lingkungan Hidup
Kab. Pangancaran, Kab. Ciamis, Kab. Cilacap
Jawa Barat dan Jawa Tengah
28 Kawasan Perkotaan Kendal – Demak – Ungaran – Salatiga – Semarang – Purwodadi (Kedung Sepur)
Ekonomi Kab. Kendal, Kab. Demak, Kab. Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kab. Grobogan
Jawa Tengah
Lingkungan Hidup
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kab. Magelang Jawa Tengah
30 Kawasan Candi Prambanan
Lingkungan Hidup
Kab. Klaten, Kab. Sleman
Jawa Tengah
31 Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
Lingkungan Hidup
Kab. Sleman, Kota Yogyakarta, Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab. Magelang
Kabupaten Pangandaran
26 Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
22 Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pamengpeuk
20 Kawasan Perkotaan Jabodetabek- Punjur termasuk Kepulauan Seribu
Ekonomi Kota Jakarta (Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat), Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kab.
Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kab.
Bekasi, Kab. Cianjur DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat
Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur
21 Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Ekonomi Kota Bandung, Kab. Bandung
Jawa Barat
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Jawa Barat
Kab. Garut Jawa Barat
23 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pamengpeuk
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kab. Garut Jawa Barat
24 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjung Sari
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kab. Sumedang Jawa Barat
25 Kawasan Stasiun Telecomand
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
- – Nusakambangan (Pacangsanak)
- – Tabanan (Sarbagita)
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu
Nusa Tenggara Timur
41 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan Mangudu) dengan negara Timor Leste/Australia
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu
Nusa Tenggara Timur
42 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa
Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan Barat
43 KawasanStasiun Pengamat Dirgantara Pontianak
Kota Pontianak
Ekonomi Kab. Ngada Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
44 Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun
Lingkungan Hidup
Kab. Kapuas Hulu Kalimantan Barat
45 Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo)
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Sambas, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Sanggau,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur
46 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuas dan Barito
Ekonomi Kota Palangkaraya, Kab. Pulang Pisau, Kab. Kapuas, Kab. Barito Selatan
40 Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Timor Leste Pertahanan dan Keamanan
39 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay
32 Kawasan Perkotaan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbang kertosusi la)
Ekonomi Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan
Ekonomi Kab. Gresik, Kab. Bangkalan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Lamongan
Jawa Timur
33 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kab. Pasuruan Jawa Timur
34 Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
Lingkungan Hidup
Kab. Pandeglang Banten
35 Kawasan Perkotaan Denpasar – Badung – Gianyar
Bali
Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
36 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima
Ekonomi Kab. Bima, Kab. Dompu
Nusa Tenggara Barat
37 Kawasan Taman Nasional Komodo
Lingkungan Hidup
Kab. Manggarai Barat
Nusa Tenggara Barat
38 Kawasan Gunung Rinjani
Lingkungan Hidup
Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Tengah, Kab.
Kalimantan Tengah RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
47 Kawasan Taman Nasional Tanjung Putting
Lingkungan Hidup
Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi Tengah
54 Kawasan Poso dan Sekitarnya
Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi Tengah
55 Kawasan Kritis Lingkungan Balingara
Lingkungan Hidup
Kab. Tojo Una-Una Sulawesi Tengah
56 Kawasan Kritis Lingkungan Buol - Lambunu
Kabupaten Buol, Kabupaten Donggala , Kabupaten Parigi Moutong , Kabupaten Toli-Toli
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
57 Kawasan Perkotaan Makassar – Maros – Sungguminasa – Takalar (Mamminasata)
Ekonomi Kota Makassar, Kab. Maros, Kab. Gowa, Kab. Takalar
Sulawesi Selatan
Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminas a, Takalar
58 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare
Ekonomi Kota Pare- Pare, Kab. Barru
53 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batui
Kab. Minahasa Kab. Minahasa Utara, Kota Tomohon, Kota Manado
Lingkungan Hidup
Kalimantan Timur
Kab. Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah
48 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin
Ekonomi Kab. Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan
49 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan
Ekonomi Kota Samarinda, Kab. Kutai
50 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit, Mantewaru, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas, Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan negara Malaysia dan Philipina
Lingkungan Hidup
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Nunukan, Kab. Berau, Kab. Tolitoli, Kab. Boolang Mongondow Utara, Kab. Kep. Sitaro, Kab. Kep. Sangihe, Kab. Sangihe Talaud, Kab. Kep. Talaud
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara)
51 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado – Bitung
Ekonomi Kota Manado, Kota Bitung
Sulawesi Utara
52 Kawasan Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano
Sulawesi Selatan RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
59 Kawasan Toraja dan Sekitarnya Sosial Budaya
Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua
Pertahanan dan Keamanan
Prov. Maluku: Kab. Maluku tenggara, Kota Tual, Kab. Kep. Aru, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Papua: Kab.
Merauke Maluku dan Papua
67 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar (Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau
Pertahanan Dan Keamanan
Kab. Halmahera, Kab. Sorong, Kab. Biak Numfor, Kab. Jayapura
68 Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat
65 Kawasan Laut Sosial Budaya Kab. Maluku Maluku
Lingkungan Hidup
Kab. Raja Ampat Papua Barat
69 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak
Ekonomi Kab. Biak Numfor Papua
70 Kawasan Stasiun Bumi Satelit Cuaca dan Lingkungan
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
66 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Ararkula, Karaweira, Panambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batu Goyang, Larat, Asutubun, Selaru, Batarkusu, Masela, Miatimiarang, Leti, Kisar, Wetar, Liran, Kolepon, dan Laag) dengan negara Timor Leste/Australia
Maluku
Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja Utara
62 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka, dan Kendari
Sulawesi Selatan
60 Kawasan Stasiun Bumi Sumber Alam Parepare
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan
61 Kawasan Soroako dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Luwu
Sulawesi Selatan
Ekonomi Kab. Buton, Kab. Kolaka, Kota Kendari
Ekonomi Pulau Seram Kab. Maluku Tengah
Sulawesi Tenggara
63 Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai dan Rawa Tinondo
Lingkungan Hidup
Kota Kendari, Kab. Kolaka, Kab. Buton,
Sulawesi Tenggara
64 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram
Kab. Biak Numfor Papua
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
Kab. Tel. Bintuni Papua
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat
Mentawai, Prov. Bengkulu: Kab. Bengkulu Utara, Prov. Lampung: Kab. Tanggamus, Prov. Banten: Kab. Pandeglang, Prov. Jabar: Kab. Tasikmalaya, Prov. Jateng: Kab. Cilacap, Prov. Jatim: Kab. Jember, Kab. Trenggalek, Prov. NTB: Kab. Lombok Barat
Prov. NAD: Kab. Simelue, Kab. Aceh Barat, Kab. Aceh Besar, Prov Sumut: Kab. Nias, Prov Sumbar: Kab. Kep.
Pertahanan dan Keamanan
76 Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar (Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Raya, Rusa, Benggala, Simuk, Wunga, Sibarubaru, Sinyaunyau, Enggano, Mega, Batu Kecil, Deli, Manuk, Nusa Kambangan, Barung, Sekel, Panehan, dan Sophialouisa) yang berhadapan dengan laut lepas
Papua
Kota Jayapura, Kab. Keerom, Kab. Pegunungan Bintang, Kab. Boven Digoel, Kab. Merauke
75 Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Papua Nugini Pertahanan dan Keamanan
Lingkungan Hidup
71 Kawasan Stasiun Telemetry Tracking and Command Wahana Peluncur Satelit
74 Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni
Papua
Kab. Mimika, Kab. Asmat, Kab. Nduga, Kab. Yahukimo, Kab. Jayawijaya, Kab. Lanny Jaya, Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Paniai
Lingkungan Hidup
73 Kawasan Taman Nasional Lorentz
72 Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua
Kab. Biak Numfor Papua
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN masih dapat berubah sebelum Perpres
RTRW KSN ditetapkan3.2 RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: i) Ekonomi ii) Lingkungan Hidup iii) Sosial Budaya iv) Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi v) Pertahanan dan Keamanan
Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang: a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:
a) Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; b) Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan; c) Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar; d) Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo; e) Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda; f) Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.
Bidang Cipta Karya
3.3 ARAHAN RENCANA TATA RUANG (RTR) PULAU PROVINSI PAPUA (PERPRES NO 57 TAHUN 2014) Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN.
Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota adalah: a) Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c) Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pelestarian Kawasan Lindung Nasional di Pulau Papua Yaitu : a) Mengendalikan kegiatan pemanfaatan ruang yang berpotensi mengganggu fungsi kawasan hutan lindung di Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Sorong, Kota Sorong,
Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Nabire, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Paniai, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Supiori, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Nduga, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Yalimo, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Boven Digul, Kabupaten Mimika, Kabupaten Asmat, Kabupaten Mappi, dan Kabupaten Merauke.
b) mempertahankan dan merehabilitasi fungsi ekologis Cagar Alam Pulau Supiori dengan memperhatikan keberadaan Kampung Masyarakat Adat RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020
Bidang Cipta Karya
c) menjaga (mengawetkan) keanekaragaman hayati mengembangkan pengelolaan,
pemertahanan luasan, serta peningkatan fungsi Cagar Alam Pulau Supiori sebagai habitat satwa ikans Hemitauricthys polilepis serta tumbuhan endemik
d) mengembangkan nilai ekonomi dari jasa lingkungan pada kawasan Cagar Alam Pulau
Supiori e) memanfaatkan ruang untuk penelitian, pendidikan, dan wisata alam
f) mengendalikan kegiatan pemanfaatan ruang yang berpotensi mengganggu fungsi Cagar
Alam Pulau Supiorig) menetapkan zona rawan bencana alam beserta ketentuan mengenai standar bangunan
gedung serta prasarana dan sarana yang sesuai dengan karateristik, jenis, dan ancaman bencana gelombang pasang di Kabupaten Merauke, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mappi, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Supiori, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Asmat
h) mengembangkan sistem peringatan dini pada kawasan permukiman perkotaan dan
Kampung Masyarakat Adat di kawasan rawan bencana gelombang pasang di Kabupaten Merauke, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mappi, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Supiori, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Asmati) mengembangkan dan merehabilitasi tempat dan jalur evakuasi bencana serta sarana
pemantauan bencana pada kawasan permukiman perkotaan dan Kampung Masyarakat Adat di kawasan rawan bencana gelombang pasang di Kabupaten Merauke, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mappi, Kabupaten Kepulauan Yapen,Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Supiori, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Asmat
j) mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan permukiman perkotaan dan Kampung
Masyarakat Adat di Kabupaten Merauke, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, KabupatenMappi, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Supiori, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Asmat
k) menetapkan zona-zona kawasan rawan gempa bumi beserta ketentuan mengenai
standar bangunan gedung yang sesuai dengan karateristik, jenis, dan ancaman bencana di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Nabire, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Supiori, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Merauke, Kota Manokwari, Kabupaten Manokwari, KabupatenRPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya Teluk Wondama, Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambrauw, dan Kabupaten Raja Ampat l) memanfaatkan ruang untuk mengembangkan sistem peringatan dini pada kawasan kawasan rawan gempa bumi di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Nabire,
Kabupaten Sarmi, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Supiori, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Merauke, Kota Manokwari m) menetapkan zona kawasan rawan tsunami beserta ketentuan mengenai standar bangunan gedung yang sesuai dengan karateristik, jenis, dan ancaman bencana di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Nabire, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Supiori, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk Wondama, dan Kabupaten Raja Ampat n) mengembangkan sistem peringatan dini pada kawasan rawan tsunami di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Nabire, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Supiori, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk Wondama, dan Kabupaten Raja Ampat
3.4 ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI PAPUA (PERDA NO 23 TAHUN
2013) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang: a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Sistem Jaringan Air Minum
Suplai air minum tahun 2009 di Provinsi Papua untuk memenuhi kebutuhan domestik sebesar
10.050.514 M3 dan pelayanan sosial 1.602.133 M3, yang disediakan Pemerintah Daerah
maupun swasta. Namun sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk Provinsi Papua
sampai tahun 2030 diperkiraan sebesar 3.257.138 jiwa, maka diperkirakan kebutuhan air
minum domestik sebesar 195.428.256 M3 dan pelayanan sosial sebesar 25% dari kebutuhan
rumah tangga atau 48.857.064 M3.Perencanaan dan penanganan potensi sumber air baku di Provinsi Papua perlu diselaraskan
dalam program pengembangan antar sektor. Di samping itu, penanganan dan pengelolaannya
tidak dapat dilakukan berdasarkan batasan administrasi wilayah untuk mendapatkan suatu
pengelolaan yang efektif dan efisien dalam hal pembangunan hingga pemanfaatan unsur-
unsur yang terkait dalam investasi pembangunan dan pengembangannya.Pada kawasan perkotaan, pengembangan jaringan air minum melalui sistem jaringan pipa
yang dapat dikelola oleh PDAM atau swasta, maka dapat dimanfaatkan potensi sumber air
baku yang berasal dari sungai dan danau serta melalui sistem pengeboran (sumur bor). Potensi
air baku yang berasal dari sungai cukup besar potensinya.Pada kawasan perdesaan penyediaan air minum melalui sistem Instalasi Pengolahan Air
minum Sederhana secara kelompok/komunal dengan sumber air baku utama lebih diarahkan
pada air tanah yang relatif tidak memerlukan biaya pengolahan yang relatif besar.Terpenuhinya penyediaan air minum dari segi kuantitas dan kualitas adalah sangat penting
untuk memungkinkan tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Tersedianya air dalam
jumlah yang mencukupi akan menunjang peningkatan taraf kesehatan masyarakat pada
umumnya.RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020
RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
26 Sungai Botawa Botawa/ Air Sungai 525000
19 Kali Aibondeni Aibondeni/Yapen Barat Air Sungai
5
20 Kali Wowuti Wowuti/Angkaisera Air Sungai
25
21 Kali Warironi Randawaya/Yapen T im ur Air Sungai 100
22 M .A. Watopa Sarafambai/Ureifasei M ata Air
0.10
23 M .A. Nonom i 1 Nonom i/Ureifasei M ata Air
0.10
24 M .A. Nonom i 2 Nonom i/Ureifasei M ata Air
0.10
25 Sungai Sanggei Khem on Jaya/U reifasei Air Sungai 2700
27 Sungai Buruadewa Harapan Jaya/Inggerus Air Sungai
10
80
28 M .A. Adibay Adibay/Biak Tim ur M ata Air
6
29 Sungai Warsa Warsa/Warsa Air Sungai 100
30 Sungai Sordori Yawosi/Warsa Air Sungai 5,000
31 Sungai Korim Korim /Biak U tara Air Sungai 13,000
32 Sungai Ny iben Wafor/Supiori Tim ur Air Sungai 460
33 Sungai Korido Korido/Supiori Selatan Air Sungai 3,000
34 Sungai Biha Biha/M akim i Air Sungai 100
35 Sungai Musairo Legare Jaya/M akimi Air Sungai
3
36 M .A. Siriwini Siriwini M ata Air
18 Kali M areni Wooi/Yapen Barat Air Sungai 500
17 Kali M erawapi Ansus/Yapen Barat Air Sungai
Tabel 3.4 Sumber Air Minum di Wilayah Provinsi Papua8 M .A. Kalifum Kalifum/Waris M ata Air
DEBIT (Liter/Detik)
1 Sungai Sabron Sabron Sari/Dosay Air Sungai 190
2 Sungai Nawa Nawa/Arso Air Sungai
20
3 Sungai Jaifuri Jaifuri/Arso Air Sungai 12,500
4 Sungai Pau Am pas/Waris Air Sungai 1,500
5 Sungai Ziu Am pas/Waris Air Sungai
14
6 M .A. Wangacai Am pas/Waris M ata Air
1
7 M .A. Batamba Kalifum/Waris M ata Air
10
1
5
9 M .A. Temba Senggi/Senggi M ata Air
4
10 M .A. Wing Warlef/Senggi M ata Air
11 Sungai Nawai Senggi/Senggi Air Sungai
4
12 Sungai Tusum Senggi/Senggi Air Sungai
54
13 Sungai Titfe Sewan/Sarm i Air Sungai 300
14 M .A. Mawesmukti M awesm ukti/Bonggo M ata Air
10
15 M .A. Kanaki Kanaki/Yapen Barat M ata Air
5
16 Kali Dowai Ansus/Yapen Barat Air Sungai
5 NO. NAM A SUMBER LOKASI JENIS SUMBER RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Bidang Cipta Karya
37 M.A. Kurulu Kurulu/Kurulu Mata Air
48 Kolam Oksibil Oksibil/Oksibil Air Sungai 711
d. Pengaliran air hujan diupayakan memanfaatkan energi gravitasi dan menghindari penggunaan pompa.
c. Sedapat mungkin mengikuti jalan utama untuk memudahkan pengawasan dan pemeliharaan.
b. Mengalirkan air hujan secepatnya melalui suatu sistem jaringan drainase ke badan air terdekat atau tempat pembuangan air akhir (laut atau sungai) dengan menghemat panjang saluran.
A. Sistem Drainase Pada prinsipnya pengembangan sistem drainase di Provinsi Papua tetap memanfaatkan sistem jaringan drainase yang sudah ada serta memanfaatkan sungai-sungai alam sebagai sistem pembuangan alamiah yang sekaligus berfungsi sebagai badan air penampungan dari limpasan air hujan sebagai jaringan pembuangan akhir. Adapun pedoman yang dipergunakan dalam menyusun rencana pengembangan sistem drainase adalah : a. Memanfaatkan sistem jaringan drainase yang ada secara maksimal, baik sungai, anak sungai, maupun saluran alami lainnya.
Sistem Prasarana Lainnya
Lanjutan 4.2.4.3.1 Jumlah
1 578,108 Sumber : Dinas PU Provinsi Papua dan Hasil Analisis Tim Penyusun RTRWP Papua Tahun 2009