PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP ALIAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 - STIE Widya Wiwaha Repository
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN
KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP ALIAN
KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2015
TESIS
Diajukan Oleh :
TRI WAHYUNI
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2015STIE Widya Wiwaha
Jangan Plagiat
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN
KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP ALIAN
KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2015
Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Manajemen
Diajukan Oleh :
TRI WAHYUNI
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2015
STIE Widya Wiwaha
Jangan Plagiat
TESIS
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN
KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP ALIAN
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015Diajukan Oleh :
TRI WAHYUNI
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada tanggal : 20 Oktober 2015 Pembimbing
I Pembimbing
II Dr. Endy Gunanto, M M Drs. M uh. Subkhan, M M dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Widya Wiwaha
untuk memperoleh Gelar M agister
Yogyakarta, Oktober 2015
Jangan Plagiat STIE
M engetahui, PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA DIREKTUR
Prof. Dr. Abdul Halim, MBA.,Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat Karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Widya Wiwaha
Yogyakarta, Oktober 2015
Jangan Plagiat
STIETRI WAHYUNI
Widya Wiwaha Jangan Plagiat STIE
Persembahan : Untuk semua yang kusayangi Orang tua, Suami dan anakku
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang M aha Esa, atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Halim, MBA.,Ak selaku Direktur Magister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta atas bimbingannya.
2. Dr. Endy Gunanto, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
3. Drs. Muh. Subkhan, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
4. Bapak/ Ibu dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak / Ibu Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
6. Bapak / Ibu guru dan Karyawan SMP 2 Satu Atap Alian Kebumen 7.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
STIE Widya Wiwaha
Jangan Plagiat Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan terima kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan ini sangat saya harapkan.
Yogyakarta, Oktober 2015 Penulis
TRI WAHYUNI
Wiwaha Plagiat Widya Jangan
STIE
DAFTAR ISI
Halaman HALAM AN JUDUL .................................................................................... i HALAM AN PENGESAHAN ......................................................................... ii PERNYATAAN ........................................................................................... iii PERSEM BAHAN .......................................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix DAFTAR GAM BAR .................................................................................... x
Wiwaha
ABSTRAKSI ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN Plagiat
1.1. Latar Belakang M asalah ......................................................... 1
Widya 1.2. Rumusan M asalah ..............................................................
6 1.3. Pertanyaan Penelitian .........................................................
6 Jangan
1.4. Tujuan penelitian ............................................................... STIE 6 1.5. M anfaat Penelitian .............................................................
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tugas Guru ........................................................................
8
2.2. Kinerja................................................................................. 14
2.3. Kepemimpinan ................................................................... 21 2.4. Kepala Sekolah ...................................................................
27
BAB III M ETODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian.................................................................
42 3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................
42 3.3. Lokasi Penelitian .................................................................
43 3.4. Sumber Data Penelitian ........................................................
43 3.5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
44 3.6. Instrumen Penelitian ...........................................................
47 3.7. Uji Keabsahan Data ............................................................
47
3.8. Analisis Data.................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN Wiwaha 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .....................................
51 4.2. Hasil Penelitian ...................................................................
53 Plagiat 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................
65 Widya
BAB V KESIM PULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .........................................................................
73 5.2. Saran ...................................................................................
STIE
75 Jangan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Kategori Jenis Kerja Guru .............................................................
9 STIE Widya
Wiwaha Jangan Plagiat
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Komponen Dalam Analisis Data (Flow M odel) .......................... 49STIE Widya Wiwaha
Jangan Plagiat
ABSTRAKSI
SM PN 2 Satu Atap Alian Kebumen terus berupaya meningkatkan prestasinya terutama dalam peningkatan kompetensi siswa, mendapatkan kejuaraan pada bidang mata pelajaran, olah raga dan seni ditingkat Kecamatan ataupun tingkat Kabupaten. Hal ini menjadi tantangan bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja para guru dalam usaha mencapai tujuan sekolah. Keberhasilan para guru dalam mencapai tujuan sekolah tersebut merupakan salah satu kinerja yang ditunjukkan oleh guru yang berasal dari kemampuan dan motivasi yang dimilikinya. Kinerja yang dihasilkan para guru tersebut merupakan hasil dari kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan yang selalu menggerakkan, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada para guru untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui kinerja guru Satu Atap Alian Kebumen yang rendah, dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Kepala Sekolah Satu Atap Alian Kebumen dalam meningkatkan kinerja guru, dalam hal merencanakan, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik dan melaksanakan tugas
Wiwaha
tambahan. M etode Penelitian mengenai upaya Kepala Sekolah dalam M eningkatkan kinerja guru yang peneliti lakukan di Satu Atap Alian Kebumen ini menggunakan pendekatan kualitatif sebab jenis penelitian ini tidak bisa
Plagiat
berambisi mengumpulkan data dari segi kualitasnya tetapi ingin juga memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dari data yang hasil direkam. Pendekatan yang digunakan M etode kualitatif interaktif yang mempunyai pengertian studi
Widya
mendalam dengan menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan yang diteliti.
Hasilnya Satu Atap Alian Kebumen telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan 5 tugasnya yaitu melaksanakan
Jangan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta STIE didik, merencanakan pembelajaran dan melaksanakan tugas tambahan.
Kata kunci : Kepala Sekolah, Kinerja Guru
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat Indonesia untuk memantabkan diri dalam peningkatan kualitas dan sumber daya manusia yang unggul, mampu berdaya saing, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi serta mempunyai etos kerja yang tinggi. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab
Wiwaha
pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan, menampilkan keunggulan yang tangguh, kreatif, mandiri, dan
Plagiat
professional dalam bidangnya masing-masing.Di Indonesia sekolah harus dengan
Widya
kesungguhannya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya Bab II Pasal 3
Jangan STIE
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang M aha Esa, berakhlak mulia, sehat, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia.M enurut Suyanto (2000) mengemukakan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada kinerja guru.
Wiwaha
Keberhasilan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengkoordinasikan,
Plagiat
menggerakkan, dan menselaraskan sumber daya pendidikan yang tersedia,
Widya
kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program sekolah yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam persaingan
Jangan STIE
global ini, diakui atau tidak lembaga pendidikan atau sistem pendidikan dituntut untuk mengemukakan dengan kinerja kelembagaan yang efektif dan produktif.
Guru sebagai penanggung jawab pendidikan dan pembelajaran di sekolah hendaknya dapat menyakinkan kepada masyarakat bahwa segala sesuatunya telah berjalan dengan baik, termasuk perencanaan dan implementasi kurikulum, penyediaan dan pemanfaatan sumber daya, kerjasama sekolah dan orang tua, serta
Guru merupakan unsur vital bagi efektifitas lembaga pendidikan. Guru yang baik akan bersikap dinamis untuk menyiapkan berbagai macam program pendidikan. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah, kepala sekolah yang berhasil apabila memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks, serta mampu melaksanakan peranan dan tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Guru dalam menjalankan tugasnya sebaiknya menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku guru yang positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotifasi individu untuk bekerja sama dengan kelompok
Wiwaha
dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga pendidikan. Guru memiliki andil besar dalam menciptakan suasana kondusif yang ada dalam lingkungan kerjanya.
Plagiat
Suasana kondusif tersebut merupakan faktor yang terpenting dalam menciptakan
Widya
guru yang berkinerja baik. Guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting terhadap kemajuan bangsa Indonesia, guru juga sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan.Tenaga pendidikan terutama guru merupakan
Jangan STIE
jiwa dari sekolah. Oleh karena itu, peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja sampai pada imbal jasa, merupakan garapan penting bagi seorang kepala sekolah.
Guru sangat berperan dalam menentukan kualitas lulusan sekolah. Artinya untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas diperlukan guru dengan kualitas dan prestasi maksimal. Sedangkan guru dengan kualitas dan prestasi maksimal dapat diperoleh bila ditunjang oleh kepemimpinan yang baik.
Kinerja guru yang berkualitas ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana atasan dalam memimpin bawahan, yang demikian ini disebut dengan kepemimpinan seorang pemimpin (kepala sekolah). Peran pemimpin sangat penting dalam organisasi, tanpa adanya pemimpin suatu organisasi hanya merupakan pergaulan orang-orang dan mesin. Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mangajak, mamantau dan kalau perlu memaksa orang lain agar menerima pengaruh itu. Selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian
Wiwaha
suatau maksud dan tujuan tertentu. Seorang kepala sekolah mempunyai tugas untuk mengatur dan menggerakkan sejumlah besar orang-orang (guru) yang
Plagiat mempunyai berbagai sikap, tingkah laku dan latar belakang yang berbeda-beda. Widya
Untuk mendapatkan guru yang dapat membantu tugas pimpinan secara optimal, maka diperlukan seorang pemimpin yang mampu mengarahkan dan merubah tingkah laku bawahannya kepada tercapainya tujuan organisasi secara maksimal.
Jangan STIE
Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga karena dikaruniai atau memiliki otak dan akal fikiran, sehingga pemimpin selalu berupaya menggali, memanfaatkan dan meningkatkan kreatifitas anggotanya untuk mencapai kinerja yang tinggi. Kinerja guru yang tinggi merupakan perwujudan dari kualitas guru. Hal ini cukup penting dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Dengan kinerja yang tinggi berarti para guru benar-benar dapat sasaran-sasaran organisasi yang hendak dicapainya. Apabila tujuan peningkatan kinerja para guru dapat terpenuhi, maka tujuan pembangunan yang sesuai dengan pancasila, UUD 1945 beserta tujuan Pendidikan Nasional akan segera tercapai, begitu juga dengan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tuntutan perkembangan zaman.
Sekolah M enengah Pertama Negeri 2 Satu Atap Alian Kebumen merupakan lembaga pendidikan yang ikut berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa demi mensukseskan tujuan pembangunan nasional Indonesia. SM PN 2 Satu Atap Alian Kebumen jarang mendapatkan kejuaraan pada bidang mata pelajaran, olah raga dan seni ditingkat Kecamatan ataupun tingkat Kabupaten. Hal ini menjadi
Wiwaha
tantangan bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja para guru dalam usaha mencapai tujuan sekolah. Keberhasilan para guru dalam mencapai tujuan sekolah
Plagiat
tersebut merupakan salah satu kinerja yang ditunjukkan oleh guru yang berasal
Widya
dari kemampuan dan motivasi yang dimilikinya. Kinerja yang dihasilkan para guru tersebut merupakan hasil dari kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan yang selalu menggerakkan, mengarahkan,
Jangan STIE
dan memberikan motivasi kepada para guru untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Atas dasar latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tema “Peran Kepala Sekolah Dalam M eningkatkan Kinerja Guru di SM P Negeri 2 Satu Atap Alian Kebumen, Tahun 2015”.
1.2. PERUMUS AN MAS ALAH
Berkaitan dengan studi peningkatan kinerja guru pada SM P Negeri 2 Satu Atap Alian Kebumen maka yang menjadi fokus masalah dalam studi ini menggali lebih dalam tentang kinerja guru di SM P Negeri 2 Satu Atap Alian Kebumen menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52, belum baik sehingga perlu dirumuskan upaya untuk meningkatkan kinerjanya.
1.3. PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah : 1. Bagaimana kinerja guru di SMP Negeri 2 Satu Atap Alian Kebumen?
Wiwaha 2.
Bagaimana peran Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Satu Atap Alian Kebumen dalam meningkatkan kinerja guru ?
Plagiat Widya
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah 1. Untuk mengetahui kinerja guru di SMP Negeri 2 Satu Atap Alian Kebumen. Jangan
STIE 2.
Untuk mengetahui peran Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Satu Atap Alian Kebumen dalam meningkatkan kinerja guru.
1.5. MANFAAT HAS IL PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :
1. Secara Akademis M emberikan kontribusi akademis dalam upaya peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kepemimpinan kepala sekolah.
2. Secara praktis a.
Sebagai bahan masukan bagi pengelola sekolah khususnya SMP 2 Satu Atap Alian Kebumen sehingga sekolah tersebut dapat lebih maju dari sebelumnya dan tetap eksis.
b.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi input bagi para praktisi dan peneliti pendidikan dalam rangka kontribusi kajian ilmiah untuk
Wiwaha
meningkatkan kualitas kepemimpinan (Kepala Sekolah) untuk meningkatkan mutu kependidikan.
Plagiat Widya Jangan STIE
BAB II LANDAS AN TEORI
2.1. TUGAS GURU
M enurut Pedoman Tugas Guru dan Pengawas (2009), Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang dimaksud
Wiwaha
dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket.
Plagiat
Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses
Widya
pembelajaran, idealnya guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran saja sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya. Disamping itu, guru juga akan terlibat dalam kegiatan manajerial
Jangan STIE
sekolah/ madrasah antara lain Penerimaan Siswa Baru (PSB), penyusunan kurikulum dan perangkatnya, Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah, dan kegiatan lain. Tugas guru dalam manajemen sekolah/madrasah tersebut secara spesifik ditentukan oleh manajemen sekolah/madrasah tempat guru bertugas.
Jenis tugas guru sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 dapat dikategorikan sebagai
2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1. Kategori Jenis Kerja Guru
Nomor Jenis Kerja Guru Tatap Bukan
1. M erencanakan Pembelajaran √
2. M elaksanakan Pembelajaran √
3. M enilai Hasil Pembelajaran √* √**
4. M embimbing dan M elatih Peserta Didik √*** √****
5. M elaksanakan Tugas Tambahan √
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 Keterangan:
- = menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka seperti ulangan harian
Wiwaha
= menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakan dalam waktu tertentu ** seperti ujian tengah semester dan akhir semester
Plagiat
- = membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan secara
Widya
terintegrasi dengan proses pembelajaran/tatap muka
- = membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan pada
Jangan STIE
kegiatan pengembangan diri / ekstrakurikuler Uraian jenis kerja guru tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. M erencanakan Pembelajaran Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah/ madrasah. b. M elaksanakan Pembelajaran M elaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Penjelasan kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka.
Wiwaha
2) Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran tatap muka antara lain berupa penilaian akhir pertemuan atau
Plagiat
penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan bagian dari kegiatan tatap
Widya muka.
3) Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi dengan menggunakan media antara lain video, modul mandiri, kegiatan
Jangan STIE
observasi/eksplorasi, 4)
Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan.
5) Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah/madrasah.
6) Sebelum pelaksanaan kegiatan tatap muka, guru diharapkan melakukan ruangan, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi.
c. M enilai Hasil Pembelajaran M enilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. M elalui penilaian hasil pembelajaran diperoleh informasi yang bermakna untuk meningkatkan proses pembelajaran berikutnya serta pengambilan keputusan lainnya. M enilai hasil pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka seperti ulangan harian dan kegiatan
Wiwaha
menilai hasil belajar dalam waktu tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester.
Plagiat
Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non
Widya
tes. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk jasa.
1) Penilaian dengan tes.
Jangan STIE
Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ulangan harian, tengah semester, dan ujian akhir semester. Tes ini dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditentukan.
Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas.Pengolahan hasil tes dilakukan di luar jadwal pelaksanaan tes.
2) Penilaian non tes berupa pengamatan dan pengukuran sikap. terpisahkan dari proses pendidikan, dilaksanakan oleh guru dengan tujuan untuk melihat hasil pendidikan yang tidak dapat diukur dengan tes tertulis atau lisan.
Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas menyatu dengan proses tatap muka, dan atau di luar kelas.
Pengamatan dan pengukuran sikap yang dilaksanakan di luar kelas merupakan kegiatan di luar jadwal tatap muka.
3) Penilaian nontes berupa penilaian hasil karya.
Penilaian hasil karya peserta didik dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk jasa, portofolio, atau bentuk lain dilakukan di luar
Wiwaha jadwal tatap muka.
Adakalanya dalam penilaian ini, guru harus menghadirkan
Plagiat
peserta didik agar untuk menghindari kesalahan pemahaman dari guru, jika
Widya informasi dari peserta didik belum sempurna.
d. M embimbing dan M elatih Peserta Didik
Jangan STIE
M embimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga kategori yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam proses tatap muka, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler.
1) Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan dan latihan yang dilakukan agar peserta didik dapat mencapai
2) Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler
Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari pembelajaran perbaikan (remedial teaching) dan pengayaan (enrichment) pada mata pelajaran yang diampu guru.
a) Kegiatan pembelajaran perbaikan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang harus dicapai.
b) Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang telah menguasai kompetensi yang ditentukan lebih cepat dari alokasi waktu yang ditetapkan dengan tujuan untuk
Wiwaha memperluas atau memperkaya perbendaharaan kompetensi.
c) Bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam kelas pada
Plagiat
jadwal khusus, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus
Widya dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu.
3) Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
a) Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta didik. Jangan
STIE
b) Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
e. M elaksanakan Tugas Tambahan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian laboratorium, bengkel, atau unit produksi. Selanjutnya, sesuai dengan isi
Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru dapat diberi tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket.
2.2. KINERJA
2.2.1. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar "kerja" yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
Wiwaha
organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manager sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Plagiat
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
Widya
sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Jangan STIE
Kinerja menurut M angkunegara (2000) “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kemudian menurut Sulistiyani (2003) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
Hasibuan (2001) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
M enurut Rivai ( 2004) mengemukakan kinerja adalah :“ merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam organisasi”.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau
Wiwaha
perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Plagiat Widya
2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
M enurut Robert L. M athis dan John H. Jackson (2001) faktor-faktor yang mempngaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
Jangan STIE
a.
Kemampuan mereka, b.
Motivasi, c. Dukungan yang diterima, d.
Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, e. Hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut M angkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain : a.
Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
b.
Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. M otivasi merupakan kondisi yang
Wiwaha
menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha
Plagiat mencapai potensi kerja secara maksimal. Widya
David C. M c Cleland (1997) seperti dikutip M angkunegara (2000 : 68), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. M otif berprestasi dengan pencapaian kerja. M otif berprestasi
Jangan STIE
adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.
Selanjutnya M c. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1)
Memiliki tanggung jawab yang tinggi
3) Memiliki tujuan yang realistis
4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.
5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan
6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan
M enurut Gibson (1996) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1)
Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
Wiwaha
2) Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja
Plagiat
3) : struktur organisasi, desain pekerjaan, Faktor organisasi
Widya kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).
Lebih lanjut oleh Kopelman dijelaskan bahwa kinerja selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan juga sangat tergantung dari karakteristik individu seperti
Jangan STIE
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, motivasi, norma dan nilai. Dalam kaitannya dengan konsep kinerja, terlihat bahwa karakteristik individu seperti kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan suku bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi sehingga hal tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi pelanggan atau pasien.
1) karakteristik orgnisasi seperti reward system, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi organisasi serta kepemimpinan;
2) karakteristik pekerjaan, seperti deskripsi pekerjaan, desain pekerjaan dan jadwal kerja.
2.2.3. Kinerja Guru
Kinerja sebagai hasil usaha seseorang yang memiliki kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja guru (Handoko, 1998).
Wiwaha
M enurut (Rivai, 2004) Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
Plagiat sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Widya
M enurut M angkunegara (2000) kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Jangan STIE
Suatu sekolah dalam mencapai tujuan ditetapkan harus melalui sarana organisasi yang terdiri dari sumber daya yang berperan aktif dalam mencapai tujuan sekolah yang bersangkutan. Kinerja perorangan mempunyai hubungan yang erat dengan kinerja lembaga atau sekolah. Dengan kata lain kinerja seseorang tinggi apabila dia mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja sesuai dengan upah atau gaji yang telah disepakati. kerjasama, kepribadian, kepandaian yang beraneka ragam, kepemimpinan, keselamatan, pengetahuan pekerjaan, kehadiran, kesetiaan, ketangguhan dan inisiatif.
Pengertian kinerja guru sudah didefinisikan oleh beberapa aahli. Guru merupakan profesi profesional di mana ia dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang profesional maka tugas guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya dapat berimbas kepada siswanya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan pendidikan.
Simamora (2004) memberi batasan kinerja, kinerja merupakan terjemahan
Wiwaha
dari bahasa Inggris, performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa
Plagiat
Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja (performance)
Widya
diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu
Jangan STIE
yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya. Pengertian di atas menyoroti kinerja berdasarkan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan.
Prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau kelompok, bagaimana mutu kerja, ketelitian dan kerapian kerja, penugasan dan bidang kerja, penggunaan dan pemeliharaan peralatan, inisiatif dan kreativitas, disiplin, dan semangat kerja (kejujuran, loyalitas, rasa kesatuan dan tanggung jawab serta hubungan antar pribadi).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi kerja merupakan sejumlah output dari outcomes yang dihasilkan suatu kelompok atau organisasi tertentu baik yang berbentuk materi (kuantitatif) maupun yang berbentuk nonmateri (kualitatif). Pada organisasi atau unit kerja di mana input dapat teridentifikasi secara individu dalam bentuk kuantitas misalnya pabrik jamu, indikator kinerja pekerjaannya dapat diukur dengan mudah, yaitu banyaknya output yang dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Namun untuk unit kerja kelompok atau tim, kinerja tersebut agak sulit, dalam hubungan ini Simamora (2004) mengemukakan bahwa kinerja dapat dilihat dari indiktor-indikator sebagai berikut: 1.
Keputusan terhadap segala aturan yang telah ditetapkan organisasi 2. Dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya tanpa kesalahan (atau dengan tingkat kesalahan yang paling rendah)
3. Ketepatan dalam menjalankan tugas.
Ukuran kinerja secara umum yang kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara mendasar meliputi: (Simamora, 2004)
1. Mutu kerja 2.
Kuantitas kerja 3. Pengetahuan tentang pekerjaan 4. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan
STIE Widya Wiwaha
Jangan Plagiat
6. Perencanaan kerja 7.
Daerah organisasi kerja.
M asalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan dengan produktivitas lembaga atau organisasi. Sehubungan dengan itu maka upaya untuk mengadakan penilaian kinerja merupakan hal yang sangat penting.
Hasibuan (2007) menjelaskan kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Hasibuan menyatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara
Wiwaha keluaran (output) dengan masukan (input).
Plagiat
2.3. KEPEMIMPINAN
Widya
2.3.1. Pengertian Kepemimpinan
M enurut Rivai (2004:2), menyatakan bahwa definisi kepemimpinan secara luas, adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
Jangan STIE
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas- aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.
M enurut Hasibuan (2003:170), Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Selanjutnya menurut Iswanto (2006) ada beberapa defenisi kepemimpinan yang dapat mewakili tentang kepemimpinan yaitu sebagai berikut : a.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Wiwaha b.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk
Plagiat
mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang
Widya
diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
c.
Kepemimpinan adalah dimana seorang pemimpin harus mampu mengatur Jangan
STIE dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
d.
Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan antara atasan dan bawahan di dalam organisasi.
e.
Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi. f.
Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan pemimpin pemerintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara.
g.
Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam usahanya untuk mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
M enurut Wursanto (2002:197) dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Organisasi yang menjelaskan teori kepemimpinan adalah bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin, beberapa teori tentang
Wiwaha
kepemimpinan yaitu: a.
Teori Kelebihan
Plagiat
Teori ini beranggapan bahwa seorang akan menjadi pemimpin apabila ia
Widya
memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu kelebihan ratio, kelebihan rohaniah, kelebihan badaniah.
Jangan STIE
b.
Teori Sifat Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, sifat-sifat kepemimpinan yang umum misalnya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif dan kreatif. c.
Teori Keturunan M enurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan, karena orangtuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya.
d.
Teori Kharismatik Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai kharisma (pengaruh yang sangat besar). Pemimpin ini biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.
e.
Teori Bakat Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin
Wiwaha
lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan harus dikembangkan,
Plagiat
misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu
Widya jabatan.
f.
Teori Sosial Teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin.
Jangan STIE
Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia diberi kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman praktek.
Berdasarkan dari teori-teori kepemimpinan dari beberapa ahli yang sudah dikemukakan di atas maka terdapat pula tehnik-tehnik kepemimpinan seperti yang Organisasi menjelaskan tentang teknik kepemimpinan yaitu membicarakan bagaimana seorang pemimpin, menjalankan fungsi kepemimpinanya yang terdiri dari:.
a.
Teknik Kepengikutan M erupakan teknik untuk membuat orang-orang suka mengikuti apa yang menjadi kehendak si pemimpin.
b.
Teknik Human Relations M erupakan hubungan kemanusiaan yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan psikologis maupun kepuasan jasmaniah.
c.
Teknik Memberi Teladan, Semangat, dan Dorongan
Wiwaha
Dengan teknik ini pemimpin menempatkan diri sebagai pemberi teladan, pemberi semangat, dan pemberi dorongan
Plagiat Widya
2.3.2. Kepemimpinan Kepala S ekolah terhadap Kinerja Pegawai /Guru
Berdasarkan deskripsi teori-teori yang ada dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam
Jangan STIE