PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBIASAAN BERAGAMA DAN BERBUDI PEKERTI SISWA DI SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN 2014/2015 - Test Repository

  

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DALAM PEMBIASAAN BERAGAMA DAN BERBUDI PEKERTI

SISWA DI SMP NEGERI 3 SALATIGA

TAHUN 2014/2015

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh :

HANDAYANI

NIM: 11111140

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

  

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DALAM PEMBIASAAN BERAGAMA DAN BERBUDI PEKERTI

SISWA DI SMP NEGERI 3 SALATIGA

TAHUN 2014/2015

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh :

HANDAYANI

NIM: 11111140

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

  

MOTTO

Jadilah seperti karang dilautan yang selalu kuat meskipun terus terhantam ombak dan lakukanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain, karena hidup tidak abadi.

   Bersabar, Berusaha, dan Bersyukur. Bersabar dalam berusaha, Berusaha dengan tekun dan pantang menyerah, dan Bersyukur atas apa yang telah diperoleh.

   Yakin, Ikhlas, dan Istiqomah. Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan, dan Istiqomah dalam menghadapi cobaan.

  PERSEMBAHAN    

    

    

KATA PENGANTAR

      Assalamu’alaikum Wr.Wb

  Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun kita kejalan kebenaran.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pembiasaan Beragama dan Berbudi Pekerti Siswa di SMP Negeri 3 Salatiga Tahun 2014/2015”. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukukungan baik berupa moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3.

  Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

  6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan , sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  7. Bapak Suyudi, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang

  8. Ayah dan Ibuku tercinta Alm.Mulyanto dan Kustini yang selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, serta do‟anya tiada henti.

  9. Karyawan dan karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan bantuan layanan kepada penulis selama menjalani kuliah.

  10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik, semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT.

  Semoga amal mereka semua diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda Amiin. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis meminta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya dan dapat memberikan sumbangan bagi pengetahuan di dunia pendidikan. Amiin Ya Rabbal „Alamin.

  Wassalamu’alaikum Wr.Wb

  Salatiga, 30 Agustus 2015 Penulis,

  Handayani

  

ABSTRAK

  Handayani. 2015. Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pembiasaan

  beragama dan berbudi pekerti siswa di SMP Negeri 3 Salatiga Tahun 2014/2015 . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri ( IAIN )

  Kata Kunci : Peran, Kepemimpinan, dan Pembiasaan

  Penelitian ini membahas tentang Peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mewujudkan kultur pendidikan budi pekerti di SMP Negeri 3 Salatiga. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana pembiasaan beragama dan berbudi pekerti siswa SMP Negeri 3 Salatiga Tahun 2014/2015.

  Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai instrument langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai pengamat terhadap data yang telah diperoleh dari hasil wawancara terhadap peran kepemimpinan kepala sekolah dalm pembiasaan beragama dan berbudi pekerti di SMP Negeri 3 Salatiga Tahun 201/2015. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

  

educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator.

  Pembiasaan beragama dan berbudi pekerti yang dilakukan kepala sekolah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan baik yang bersifat rutin , spontan, terpogram, dan keteladanan

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PEENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ..........................................................................................vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

ABSTRAK ......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8 E. Penegasan Istilah ................................................................................. 10 F. Metode Penelitian ................................................................................ 11 G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 16

  BAB II. KAJIAN TEORI A. Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................................................ 18

  1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................. 18

  

2. Peran dan Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah ......................... 20

  3. Syarat- Syarat Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................ 21

  4. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................................... 22

  5. Tipe-Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................... 25

  6. Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah .............................. 30 B . Pembiasaan Beragama dan Berbudi Pekerti Siswa ............................ 33

  1. Dasar Teori Pembiasaan ................................................................. 33

  2. Fungsi Agama ................................................................................ 34

  

3. Nilai-Nilai Budi Pekerti ................................................................. 36

  4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiasaan Beragama dan Berbudi Peke rti Siswa ……………………………………........... 38

  

5. Peran Kepala Sekolah ..................................................................... 40

  BAB III. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Salatiga ...................................... 49

  1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 3 Salatiga ................................. 49

  2. Letak Geografis SMP Negeri 3 Salatiga ..................................... 50

  3. Profil Sekolah .............................................................................. 51

  4. Visi Misi SMP Negeri 3 Salatiga ................................................ 52

  B. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................ 52

  C. Pembiasaan Beragama dan Berbudi Pekerti di SMP Negeri 3 Salatiga ................................................................ 61

  BAB IV. ANALISIS DATA A. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................................... 65 B. Pembiasaan Beragama dan Berbudi Pekerti Siswa

  di SMP Negeri 3 Salatiga .................................................................. 73

  BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 77 B. Saran .................................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah proses pembelajaran di sekolah. Sekolah sebagai suatu sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat berkaitan erat dengan mutu sekolah, yakni proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen sekolah, serta kultur sekolah. Program aksi untuk peningkatan mutu sekolah secara konvensional senantiasa menekankan pada aspek pertama, yakni meningkatkan mutu proses belajar mengajar, sedikit menyentuh aspek kepemimpinan dan manajemen sekolah, dan sama sekali tidak pernah menyentuh aspek kultur sekolah. Sudah barang tentu pilihan tersebut tidak terlalu salah, karena aspek itulah yang paling dekat dengan prestasi siswa.

  Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembangkan kualitas pendidikan sekolah. Dikatakan mempunyai peran yang sangat besar karena beliau lebih dekat dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan progam pendidikan di tiap-tiap pendidikan. Dapat dilaksanakan atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pendidik.

  Dalam bangunan Islam, pemimpin berada pada posisi yang menentukan terhadap perjalanann umatnnya. Apabila sebuah jama‟ah memiliki seorang pembangkitan daya juang dan kreativitas amaliyah, maka dapat diapastikan perjalanan ummatnya akan mencapai titik keberhasilan. Sebaliknya manakala suatu jama‟ah dipimpin oleh orang yang memiliki banyak kelemahan, baik dalam hal keilmuan manajerial maupun dalam hal pemahaman dan nilai tanggung jawab, serta lebih mengutamakan hawa nafsunya dalam pengambilan keputusan, dan tindakan maka dapat dipastikan bangunan jama‟ah akan mengalami kemunduran bahkan menglami kehancuran. Allah SWT berfirman dalam Q.S An Nisa‟ : 59 sebagai berikut :

  

           

            

     

  Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur‟an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.

  Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik untuk dibicarakan. Daya tarik ini didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa kepemimpinan merpakan sentrum kepemimpinan dan peran pemimpin menentukan kelahiran, pertumbuhan, dan kedewasaan serta kematian organisasi. Kepemimpinan seorang kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi,misi,tujuan,dan sasaran sekolahnya melalui progam- progam yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.

  Namun pada umumnya peningkatan kualitas sekolah hanya dilihat dari proses kegiatan belajar mengajar saja, kurang memperhatikan pola kepemimpinan kepala sekolah dan tidak memperhatikan kultur sekolah. Secara organisasi, kedudukan seorang kepala sekolah adalah sebagai pimpinan di sekolahnya.Yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah yang dilakukan oleh seluruh unsur organisasinya. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah dituntut untuk mengupayakan pelaksanaan proses pendidikan secara berdaya guna. Selain itu, kepala sekolah harus memahamai kultur sekolah dan menyadari bahwa hal itu tidak lepas dari struktur dan pola kepemimpinannya. Sehingga kepala sekolah yang cukup perhatian dan komitmen dalam pola kepemimpinan dan peduli terhadap bawahannya, maka akan bisa menciptakan kultur sekolah yang baik. Terwujudnya visi, misi, dan tujuan sekolah ini perlu didukung dengan program-program sekolah yang sekolah.

  Progam-progam ini akan berjalan dengan baik jika mendapatkan dukungan yang positif dari semua pihak yang terkait. Model ideal yang sebaiknya dikembangkan dalam pembentukan budi pekerti di sekolah Indonesia baik di sekolah dasar maupun menengah adalah: sekolah sebaiknya merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah yang mengarah pada pembentukan kultur akhlak mulia di sekolah, ada dukungan berupa persepsi yang sama di antara civitas sekolah, ada kesadaran yang tinggi bagi seluruh civitas sekolah, ada kebijakan yang tegas dari kepala sekolah, ada program-program dan tata tertib sekolah yang jelas dan tegas, ada pembiasaan nilai-nilai akhlak mulia dalam aktivitas sehari-hari di sekolah baik yang bersifat keagamaan maupun yang umum, ada dukungan dari semua pihak yang terkait dalam mewujudkan di sekolah, ada keteladanan dari para guru dan karyawan, ada sinergi antara tiga pusat pendidikan, ada reward dan punishment, dibutuhkan waktu yang lama dan dilakukan secara berkelanjutan, serta melibatkan semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya paran guru dalam menggali potensi anak. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.

  “Mutu pendidikan di Indonesia, menurut pendapat sebagian pengamat pendidikan kita, tidak meningkat, bahkan cenderung menurun. Salah satu indikatornya adalah menurunyya sikap dan perilaku moral para lulusan pendidikan kita yang semakin hari cenderung semakin jauh dari tatanan nilai- nilai moral yang dikehendaki”. Untuk mengantisipasi persoalan semacam itu pendidikan kita perlu diperhatikan dengan serius, misalnya dengan direkonstruksi ulang agar dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas dan siap menghadapi “dunia” masa depan yang penuh dengan problema dan tantangan serta dapat menghasilkan lulusan yang memiliki sikap dan perilaku moral yang mulia. Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan seperti di atas, para peserta didik (siswa dan mahasiswa) harus dibekali dengan pendidikan khusus yang membawa misi pokok dalam pembinaan akhlak mulia. Pendidikan seperti ini dapat memberi arah kepada para peserta didik setelah menerima berbagai ilmu maupun pengetahuan dalam bidang studi atau mata pelajaran yang telah diterima selama proses pembelajaran, sehingga mereka dapat mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat dengan tetap berpatokan pada nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada.

  Dengan demikian pembiasaan beragama dan berbudi pekerti menjadi tanggung jawab sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

  Peranan penting dalam kepemimpinan adalah upaya seseorang yang memainkan peran sebagai pemimpin guna mempengaruhi orang lain dalam organisasi/lembaga tertentu untuk mencapai tujuan. Bertolak dari pengertian kepemimpinan, terdapat tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu unsur tersebut secara seimbang, seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari pengalamannya dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun secara tidak disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan kepemimpinannya menurut caranya sendiri, dan cara- cara yang digunakan itu merupakan pencerminan dari sifat-sifat dasar kepemimpinannya.

  Pengembangan pendidikan Islam melalui pembiasaan keberagamaan dan berbudi pekerti di lingkungan sekolah ini tidak akan terlepas dari peran kepemimpinan kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuannya melalui progam-progam yang dilakukan secara terencana dan bertahap. Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan sikap, menggerakkan, dan menyerasikan sumber daya pendidikan yang tersedia di sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2008: 205) pengembangan meliputi upaya perbbaikan, perluasan, pendalaman dan penyesuaian pendidikan melalui peningktan mutu baik penyelenggaraan kegiatan pendidikan maupun peralatannya.

  Kaitannya dengan pembiasaan beragama dan berbudi pekerti ini dilaksanakan dengan tidak mengurangi kelangsungan penyelengaraan pendidikan pada pelajaran PAI. Pada tataran inilah kepala sekolah dengan wewenang kebijakannya memberi peluang untuk pembiasaan beragama dan berbudi pekerti. Pembiasaan beragama dan berbudi pekerti di sekolah bukan hanya melalui pengajaran ilmu pengetahuan di dalam kelas saja, tetapi pembiasaan beragama dan berbudi pekerti juga diperlukan bimbingan penghayatan, dan diperlukan waktu praktik untuk pembiasaan amalan yang dilakukan di luar sekolah. SMP secara umum dipandang memiliki konotasi keagamaan dan budi pekerti yang dianggap kurang begitu baik menurut pandangan sebagian masyarakat.

  Namun kenyataannya tidak semua SMP umum seperti itu, salah satunya di SMP Negeri 3 Salatiga di sekolah ini memiliki kegiataan keagaman dan budi pekerti yang selalu ditanamkan dan diajarkan kepada setiap warga sekolah.

  Dalam melaksanakan pendidikan Islam sekolah ini tidak hanya menekankan pada kemampuan kognitif semata, tetapi bagaimana konseptualitas tersebut mampu atau tidak dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mengupayakan praktik langsung di sekolah seperti melakukan pembiasaan sholat dhuhur berjama‟ah, sholat jum‟at sertas bimbingan mengaji bagi siswa yang belum bisa.

  Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penilitian dengan memilih judul “peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pembiasaan beragama dan berbudi pekerti siswa di SMP Negeri 3 Salatiga tahun 2014/2015.”

   Fokus Penelitian

  Berdasarkan yang telah penulis sampaikan dalam pemaparan di atas maka peneliti dapat memfokuskan masalah dalam focusan masalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana Pembiasaan Beragama dan Berbudi Pekerti Siswa di SMP Negeri 3 Salatiga tahun 2014/2015? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan focus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pembiasaan Beragama dan Berbudi Pekerti Siswa di SMP Negeri 3 Salatiga tahun 2014/2015.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian yang diharapkan sebagai berikut : 1. Secara Teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya pembiasaan beragama dan berbudi pekerti. b.

  Sebagai sumbangan kepada IAIN Salatiga, khususnya kepada perpustakaan sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah dan sebagai kontribusi khazanah intelektual pendidikan.

2. Secara Praktis a.

  Bagi Peneliti: 1)

  Sebagai proses pembelajaran bagi peneliti dalam menambah ilmu pengetahuan serta wawasan keilmuan, dan pendidikan pada umumnya, sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan praktek serta melatih diri dalam research ilmiah.

  2) Untuk memenuhi tugas akhir penulis guna memperoleh gelar sarjana

  Strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  b.

  Bagi Sekolah 1)

  Sebagai sumbangan pemikiran ke dalam dunia pendidikan khususnya di SMP Negeri 3 Salatiga.

  2) Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sekaligus peningkatan keberagamaan dan berbudi pekerti siswa di

  SMP Negeri 3 Salatiga.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak menimbulkan kesalahan pemahaman terhadap pokok masalah yang dimaksud, maka sebelumnya penulis menguraikan tentang batasan pengertian yang dimaksud dalam judul ini adalah :

  Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Peran merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatau peristiwa (Depdiknas, 2001: 854). Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Danim, 2005: 53). Sedangkan kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang member pelajaran dan murid menerima pelajaran (Wahjosumidjo, 2007: 83).

  Jadi peran kepemimpinan kepala sekolah disini penulis mengartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seorang kepala sekolah yang telah diberikan tugas untuk memimpin sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang pemimpin di SMP Negeri 3 Salatiga.

2. Pembiasaan Beragama dan Berbudi Pekerti Siswa

  Secara etimologi pembiasan asal katanya adalah “biasa”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “biasa” adalah (1) lazim atau umum, (2) seperti sedia kala, (3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari- hari. Dengan adanya prefik “pem” dan sufiks “an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan diartikan dengan proses membuat sesuatu atau seseorang menjadi terbiasa (Depdiknas, 2001: 146). atau bersekolah (Depdiknas, 2001: 601).

  Jadi dalam hal ini penulis mengartikan yang dimaksud dengan pembiasaan beragama dan berbudi pekerti siswa adalah proses penanaman nilai

  • – nilai yang dilakukan dengan membiasakan atau melatih norma- norma atau nilai-nilai agama dan budi pekerti kepada seorang anak.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Oleh sebab itu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Menurut Milles dan Michael (1992: 2) penelitian kualitatif akan mendapatkan data kualitatif yang sangat menarik, memiliki sumber dari deskripsi yang luas berlandaskan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak mengahasilkan angka-angka, tetapi menghasilkan data-data deskriptif yang berupa ucapan dan perilaku dari subjek yang diteliti.

  Peneliti dapat memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat, serta dapat memperoleh penemuan-penemuan yang tidak diduga sebelumnya untuk membentuk kerangka teoritis baru.

  Kehadiran Peneliti Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya (Moleong, 2000: 117). Untuk itu dalam hal ini peneliti sebagai instrument kunci, partisipasi sekaligus pengumpul data yang terkait untuk disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditelaah guna memperoleh makna, sedangkan instrument yang lain sebagai penunjang.

  3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 3 Salatiga Jalan Stadion

  No 4 Salatiga, Kecamatan Sidomukti. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pembiasaan beragama dan berbudi pekerti di SMP Negeri 3 Salatiga tahun 2014/2015. Adapun waktu penelitian dimulai sejak proposal diajukan dan selesai pada tanggal 6 Agustus 2015.

  4. Sumber Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data yang diambil melalui sumber data primer dan sumber data sekunder. a.

  Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden atau narasumber.

  b.

  Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama. Sumber data sekunder dari penelitian ini

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : a.

  Observasi Observasi yaitu dengan pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena yang akam diselidiki (Sukandarrumidi,

  2004: 67). Metode ini digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data kondisi secara umum. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan situasi dan kondisi SMP Negeri 3 Salatiga yang meliputi wawancara dan letak geografis.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2004: 180). Wawancara yang akan dilakukan dengan menggunakan dua tahap, pmelakukan deskripsi dan orientasi awal tentang masalah dan subyek yang dikaji. Kedua melakukan wawancara mendalam sehingga menemukan informasi yang lebih banyak dan penting sampai menemukan titik jenuh. Wawancara yang digunakan dengan model wawancara terbuka, artinya informan dapat mengungkapkan beberapa upaya yang dilaksanakan dan gagasan beserta strategi yang akan dilaksanakan serta hambatan yang diprediksikan. informasi tentang : 1)

  Pembiasaan Beragama dan Berbudi Pekerti Siswa di SMP Negeri 3 Salatiga.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menelusuri berbagai macam dokumen (Sandjaya, 2006: 144). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang berada di SMP Negeri 3 Salatiga.

6. Teknik Analisis Data

  Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapats dikelola mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dieplajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan dan Taylor, 1992: 33). Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : a.

  Display / Penyajian Data Display atau penyajian data yaitu sekumpulan data informasi yang penulis sajikan dalam bentuk uraian maupun laporan terperinci. b. Reduksi Data Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. menyederhanakan data dari catatan di lapangan. Catatan dari lapangan yang banyak di sederhanakan, disingkat, dirangkum dan dipilih sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan. Hanya data yang berkaitan dengan pokok permasalahan saja yang di ambil, sedangkan yang lainnya dikeluarkan dari proses analisis.

  b.

  Verifikasi / Penyimpulan Data Verifikasi atau penyimpulan data merupakan temuan baru yang sebelumya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambar suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang kemudian setelah dilakukan penelitaian menjadi lebih jelas. Dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis ataupun teori.

7. Tahap – Tahap Penelitian

  Tahap-tahap dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah : a.

  Tahap Pra Lapangan Yaitu tahap yang meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan menyangkut persoalan etika penelitian.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Yaitu tahap yang meliputi memahami latar pendidikan dan persiapan diri memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data.

  c.

  Tahap analisis data Yaitu tahap yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan data.

  b.

  Tahap penulisan hasil laporan Yaiu tahap yang terakhir dijalankan untuk menulis laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

G. Sistematika Penulisan

  Pembahasan skripsi ini diuraiakan dalam bentuk bab-bab yang berdiri sendiri-sendiri namun saling berhubungan antara satu bab dengan bab yang lainnya karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa sub bab yang saling berhubungan. Dengan demikian diharapkan terbentuk system penulisan dan pembahasan yang sistematis.

Bab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang pokok permasalahan

  yang menjadi landasan awal penelitian yaitu membahas tentang latar belakang masalah, focus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegesan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

  Bab II Pembahasan, bab ini membahas tentang kajian pustaka yang menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang kepemimpinan kepala sekolah dalam pembiasaan beragama dan berbudi pekerti.

  Bab III Laporan Hasil Penelitian, bab ini berisikan tentang paparan data dan gambaran umum SMP Negeri 3 Salatiga dan hasil wawancara. Bab IV Analisis Data, bab ini berisi tentang pembahasan yang merupakan bagian penjelasan dari data hasil temuan-temuan peneliti. Dari analisis ini maka akan ditemukan jawaban dari rumusan masalah yang telah ditentukan dalam penulisan penelitian ini.

Bab V Penutup ini merupakan bab terakhir dari penulisan penelitian ini yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian ini dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Kepemimpinan Kepala Sekolah Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang berarti tuntunan, bimbingan, hasil memimpin. Kepemimpinan yaitu tindakan atau perbuatan seseorang yang

  menyebabkan seseorang atau kelompok lain menjadi bergerak kea rah tujuan-tujuan tertentu. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin apabila orang itu dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku orang lain, baik dalam bentuk individu, maupun kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  Makna kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan kata “memimpin”. Kata memimpin mengandung makna yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu organisasi sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Wahjosumidjo (2002: 41) dalam praktek organisasi, kata

  “memimpin” mengandung konotasi menggerakkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan sebagainya. Istilah kepemimpinan mempunyai banyak batasan dan para pakar pendidikan memberikan pengertian kepemimpinan yang berbeda-beda. Guna lebih memahami makna dari kepemimpinan, berikut dikemukakan menurut beberapa ahli pendidikan mengenai pengertian dan definisi tentang kepemimpinan antara lain: a.

  Menurut Soepardi dalam Mulyasa (2002 : 107) mendefinisikan kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menggerakkan, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.

  b.

  Koontz, O‟Donnel dan Weihrich dalam Wahjosumidjo (2005: 103) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.

  c.

  Menurut William Chohen yang dikutip oleh Harefa (2000: 150), kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain untuk melakukan unjuk kerja maksimum guna menyelesaikan suatu tugas, mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan sebuah proyek.

  Dari definisi-definisi kepemimpinan yang berbeda-beda tersebut, pada dasarnya mengandung kesamaan asumsi yang bersifat umum seperti : (1) di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih, (2) di dalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja (intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap bawahan. Disamping kesamaan asumsi yang umum, di dalam definsi tersebut juga memiliki perbedaan yang bersifat umum pula seperti: (1) siapa yang mempergunakan pengaruh, (2) tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi, dan (3) cara pengaruh itu digunakan. menyimpulkan yang dimaksud kepemimpinan kepala sekolah adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah dengan maksud untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada akhirnya mampu menciptakan proses pembelajaran peserta didik meningkat.

2. Peran dan Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah

  Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan di sekolah juga harus memfungsikan perannya secara maksimal dan mampu memimpin sekolah dengan bijak dan terarah serta mengarah kepada pencapaian tujuan yang maksimal demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan disekolahnya yang tentu saja akan berimbas pada kualitas lulusan anak didik sehingga bisa membangkan dan menyimpan masa depan yang cerah. Untuk mewujudkannya diperlukan seorang kepala sekolah yang profesional, berpengalaman dan faham tentang kepemimpinan. Selain itu juga perlu adanya dukungan dari pihak-pihak terkait seperti guru, orang tua murid dan masyarakat di tunjang juga dengan fasilitas yang memadai.

  Adapun tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin antara lain (Daryanto,2013: 100) a.

  Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas.

  b.

  Mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain.

  c.

  Mempengaruhi orang lain.

  d.

  Mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.

  Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen yang tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang harmonis, jiwa yang mantap serta kesadaran yang tinggi terutama untuk memperjuangkan tujuan yang hendak dicapai.

  Menjadi pemimpin itu harus memenuhi beberapa criteria atau sifat pemimpin. Adapun syarat- syarat yang setidaknya dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain (Mulyasa, 2007: 115) : a.

  Jujur, adil, dan dapat dipercaya.

  b.

  Percaya diri.

  c.

  Tanggung jawab dan berani mengambil resiko.

  d.

  Berjiwa besar dan sabar.

  e.

  Teladan.

  Adapun syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik antara lain sebagai berikut (Indrafachrudi, 2006: 22) : a.

  Memiliki kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang baik.

  b.

  Berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai. c.

  Bersemnagat.

  d.

  Jujur.

  e.

  Cakap dalam memberi bimbingan.

  f.

  Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan.

  Cerdas.

  h.

  Cakap dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan kepada yang baik dan berusaha mencapainya.

  Disamping itu, kepala sekolah harus mempunyai kelebihan dalam bidang pemikiran dan kelebihan dalam bidang rohani dan jasmani. Telah disadari bahwa tidak ada orang yang lengkap memiliki keseluruhan sifat itu, akan tetapi diharapkan agar setiap pemimpin untuk memiliki sifat-sifat yang baik dan bijaksana.

4. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

  Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya (Mulyadi, 2010: 41).Untuk memahami gaya kepemimpinan, setidaknya dapat dikaji dari tiga pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat, perilaku, dan situasional. a.

  Pendekatan Sifat Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seseorang berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu merupakan pusat kepemimpinan. Kepemimpinan individu, terutama pada sifat-sifat individu. Penganut pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil.

  b.

  Pendekatan Perilaku Sifat pendekatan ini lebih memfokuskan dan mengidentifikasikan perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain ataupun bawahannya. Perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan gaya kepemimpinan yang dijalankan.

  c.

  Pendekatan Situasional Dalam hal ini kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi, dan merupakan suatu kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu. Pendekatan ini menitik beratkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Ada beberapa studi kepemimpinan yang menggunakan pendekatan ini.

  Gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapakan dalam tingkat kematangan anak buah dan kombinasi yang tepat antara perilaku tugas dan perilaku hubungan antara lain sebagai berikut :

  1) Gaya Mendikte (Telling)

  Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan rendah, dan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas.

  Gaya ini disebut mendikte karena pemimpin dituntut untuk Gaya ini menekankan pada tugas, sedangkan hubungan hanya dilakukan sekedarnya saja.

  2) Gaya Menjual (Selling)

  Gaya ini diterapkan apabila kondisi anak buah dalam taraf rendah sampai moderat. Mereka telah memiliki kemauan untuk melakukan tugas, tetapi belum didukung oleh kemampuan yang memadai. Gaya ini disebut menjual karena pemimpin selalu memberikan petunjuk yang banyak. Dalam tingkat kematangan anak buah seperti ini, diperlukan tugas serta hubungan yang tinggi agar dapat memelihara dan meningkatkan kemauan yang telah dimiliki. 3)

  Gaya Melibatkan Diri (Participating) Gaya ini diterapkan apabila tingkat kematangan anak buah berada pada taraf kematangan moderat sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan, tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan kepercayaan diri. Gaya ini disebut mengikut sertakan karena pemimpin dengan anak buah bersama-sama berperan di dalam proses pengambilan keputusan. Dalam kematangan seperti ini, upaya tugas tidak diperlukan, namun upaya hubungan perlu ditingkatkan dengan membuka komunikasi dua arah.

  4) Gaya Mendelegasikan (Delegating) Gaya ini diterapkan jika kemampuan dan kemauan anak buah dibiarkan melaksanakan kegiatan sendiri, melaui pegawasan umum.

  Hal biasa dilakukan jika anak buah berada pada tingkat kedewasaan yang tinggi. Dalam tingkat kematangan seperti ini upaya tugas hanya diperlukan sekedarnya saja, demikian pula upaya hubungan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASIINTERPERSONALTERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 PARDASUKA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 9 36

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 GISTING KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 65 86

IMPLIKASI KEPEMIMPINAN DISTRIBUTED KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SENDAWAR TERHADAP PERAN KEPALA SEKOLAH

0 0 16

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMP NEGERI 3 SEPONTI

1 1 14

IPE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 137

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 1 125

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 145

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 139

KORELASI SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI BANYUSARI KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 111