ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS DI DESA SEMONDO KECAMATAN GOMBONG - Elib Repository

  ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS DI DESA SEMONDO KECAMATAN GOMBONG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Komprehensif

  Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusun Oleh : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS DI DESA SEMONDO KECAMATAN GOMBONG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Komprehensif

  Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusun Oleh :

  Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2016

  1

2 Imas Susanti , Ernawati , S.Kep, Ns, M.Kep.

  

ABSTRAK

  ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS DI DESA SEMONDO KECAMATAN GOMBONG

  

Latar belakang Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu. Banyak ibu

postpartum yang merasa tidak berhasrat untuk melakukan senggama pasca persalinan,

karena takut terhadap rasa nyeri yang mungkin ditimbulkannya.

  

Tujuan umum Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah

gangguan pemenuhan kesehatan seksualitas pada keluarga dengan kurangnya

pengetahuan.

  

Asuhan Keperawatan: Asuhan keperawatan pada keluarga Tn.S dilakukan selama 3 hari

mulai tanggal 30 mei-1 Juni di Desa Semondo, Gombong. Saat dikaji didapatkan keluhan

utama yaitu Ny.T mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan ibu postpartum dan

perawatan bayi baru lahir, klien tidak melakukan tindakan khusus dalam perawatan

selama nifas dan pada bayi baru lahir. Sehingga muncul masalah keperawatan

ketidakefektifan proses kehamilan-melahirkan. Intervensi dan implementasi yang sudah

dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan proses kehamilan-melahirkan yaitu Post

Partal Care. Tindakan yang sudah dilakukan memonitor tanda-tanda vital, mengajarkan

senam nifas, dan memberikan pendidikan kesehatan perawatan ibu nifas dan perawatan

  Nursing Diploma Study Program DIII College Of Health Sciences Muhammadiyah Gombong KTI, August 2016

  1

2 Imas Susanti , Ernawati , S.Kep, Ns, M.Kep.

  

ABSTRACT

  FAMILY NURSING CARE TN.S WITH IMPAIRED FULFILLMENT OF SEXUALITY IN RURAL DISTRIC SEMONDO GOMBONG

  

Background Puerperal period is a vulnerable time for the mother. Sexual health is a state

of physical, emotional, mental and social related to sexuality, not merely the absence of

disease, dysfunction or infirmity. Health education is an attempt to convey health

messages to the public, so that people know and accept the knowledge of better health .

  

Purpose Provides an overview of nursing care with health problems fulfilling sexuality

disorder in families with a lack of knowledge

Nursing care Nursing care at the family Tn.S held for 3 days from May 30 - June 1 in the

Village Semondo, Deal. When examined obtained main complaint Ny.T say not knowing

about the treatment of postpartum maternal and newborn care, the client does not perform

specific actions in the treatment for postpartum and newborn. It emerges nursing

problems ineffectiveness of the pregnancy - childbirth. Intervention and implementation

has been done to address the ineffectiveness of the pregnancy - childbirth ie post Partal

Care. The action taken to monitor vital signs , teaches gymnastics parturition , and

provide health education postpartum maternal care and newborn care . Evaluation of

action that results obtained Ny.T TTV , BP: 110 / 90mmHg , RR : 22x / min , N : 92x /

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, dan karunia sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.S dengan gangguan pemenuhan kebutuhan seksualitas Di desa Semondo Kecamatan Gombong”.

  Karya tulis ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapat gelar pendidikan ahli madya Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Paiman dan Ibu Unah selaku kedua orang tua yang selalu menyemangati dan mengajariku tentang sebuah arti tanggung jawab dan perjuangan meraih cita-cita.

  2. Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

  3. Sawiji, S.Kep, Ns., M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Muhammadiyah Gombong.

  9. Teman-teman Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong yang saya sayangi, yang telah berjuang bersama-sama, memberikan dukungan, semangat dan membantu dalam penusunan karya tulis ilmiah ini.

  Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

  Gombong, Agustus 2016 Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii ABSTRAK .............................................................................................. iv KATA PENGANTAR ............................................................................ vi DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Tujuan ......................................................................................... 4 C. Manfaat ....................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6 A. Teori Seksualitas ......................................................................... 6 B. Teori Nifas .................................................................................. 8 C. Teori Pendidikan Kesehatan ....................................................... 15 BAB III RESUME KEPERAWATAN ................................................... 21 A. Pengkajian ................................................................................... 21

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masa nifas (post partum) merupakan masa yang sangat rawan dan masalah yang sangat serius bagi ibu. Kelahiran merupakan suatu peristiwa yang meningkatkan stress pada sebagian besar perempuan dan dapat meningkatkan kejadian disfungsi seksual pada perempuan tersebut. Banyak ibu postpartum yang merasa tidak berhasrat untuk melakukan senggama pasca persalinan, karena takut terhadap rasa nyeri yang mungkin ditimbulkannya. Kebutuhan di masa nifas meliputi perawatan kebersihan diri, gizi, ambulasi dini, eliminasi, istirahat, seksual, latihan senam nifas, laktasi dan keluarga berencana (Retna & Wulandari, 2009).

  Menurut WHO tahun (2014) menunjukkan bahwa di Indonesia angka kejadian Postpartum Female Dysfunction pada 3 bulan pertama pasca melahirkan sebanyak 70,6% menurun menjadi 55,6% pada 4 sampai 6 bulan dan berkurang menjadi 34,2% pada 6 bulan keatas pasca melahirkan.

  Masalah kesehatan post partum menimbulkan dampak yang luas di

  2 Menurut laporan WHO (2014) AKI di Indonesia yaitu 289.000 jiwa. Penyebab kematian ibu di Indonesia meliputi penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan (28%), preeklamsi/eklamsi (24%), infeksi (11%), sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri (5%) dan lain-lain (11%). Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah kehamilan dan 50% kematian selama masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.

  AKI di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 berdasarkan laporan dari Kabupaten atau Kota sebesar 117,02/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah memenuhi target dalam indikator indonesia sehat 2010 sebesar 150/100.000 kelahiran hidup. Kejadian AKI yang paling banyak terjadi adalah pada waktu masa nifas sebesar 49,12%, waku bersalin 26,99%, waktu hamil sebesar 23,89%. Kematian ibu di sebabkan eklamsi (28,76%), perdarahan (22,42%), infeksi (3,54%), dan lain-lain (45,28%).

  Masalah-masalah post partum yang sering muncul yaitu anemia karena perdarahan, perdarahan hebat, rambut rontok di sebabkan adanya penurunan hormon secara drastis, payudara bengkak karena proses menyusui, emosi yang tidak sabil (baby blues) di sebabkan karena perubahan hormon, infeksi vagina, perut mulas karena masih adanya kontraksi perut, susah buang air kecil karena terjadi penyempitan pada

  3 mendapatkan pelayanan untuk kehamilan, pelayanan antenatal dan pelayanan obstetrik neonatal esensial untuk menjamin tersedianya pelayanan esensial pada kehamilan resiko tinggi dengan gawat obsetrik dan pelayanan emergency untuk gawat darurat obstetrik serta komplikasi persalinan pada setiap ibu yang membutuhkan (Sarwono, 2009). Untuk menyempurnakan srategi tersebut pemerintah juga menggalakkan making

  

pregnancy safer dengan 3 pesan kuncinya yaitu setiap persalinan ditolong

  oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat penanganan adekuat dan setiap perempuan subur mempunyai akses informasi (Prawirohardjo, 2009). Tahun 2012 Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDKI) kembali mencaat kenaikan AKI yang signifikan, oleh karena itu pada tahun 2012 pemerintah menciptakan sebuah program untuk menurunkan AKI sebesar 25%. Pada tahun 2012 pemerintah mengupayakan meningkatkan pengetahuan ibu nifas melalui kunjungan, pemeriksaan kesehatan dan pemberian informasi kesehatan. Program tersebut di mulai dari pelayanan dari saat ibu hamil sampai pelayanan keluarga berencana (Profil kesehatan, 2014).

  Berdasarkan penelitian Presti (2011), menyatakan bahwa ada perubahan sikap dan perilaku keluarga yang positif tentang pencegahan penyakit menular TB paru terhadap pemberian informasi melalui

  4 anak sebelumnya yaitu ± 9 tahun. Saat di kaji tentang pengetahuan tentang perawatan ibu nifas dan perawatan bayi baru lahir Ny.T tidak dapat menjelaskan secara detail dan hanya bisa menyebutkan perawatan ibu nifas seperti makan sayur-sayuran saja dan Ny.T tidak bisa menyebutkan dan menjelaskan bagaimana bahaya-bahaya nifas dan perawatan bayi baru lahir seperti memandikan bayinya. Saat ditanya tentang perawatan apa saja yang sudah di lakukan dalam perawatan ibu nifas Ny.T mengatakan tidak melakukan perawatan apa-apa termasuk perawatan payudara. Bahkan Ny.T mengatakan sudah memberikan susu formula kepada anaknya ketika 2 hari setelah melahirkan karena ASI belum keluar dan saat ini bayi Ny.T kembung. Sampai 16 hari setelah melahirkan Ny.T juga belum KB dan mengatakan belum ingin KB. Sehingga muncul masalah Ketidakefekifan Proses Kehamilan-Melahirkan dan dapat di selesaikan dengan cara Pendidikan Kesehatan di level paling rendah yaitu Keluarga.

  Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S Dengan Gangguan

  Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas Di Desa Semondo Kecamatan Gombong ”.

  5 3)

  Mampu memaparkan tentang implementasi keperawatan keluarga yang dilakukan oleh mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong di Desa Semondo Rt 02 Rw 04, Gombong. 4)

  Mampu memaparkan tentang evaluasi keperawatan keluarga yang dilakukan mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong di Desa Semondo Rt 02 Rw 04, Gombong. 5)

  Mampu memaparkan inovasi keperawatan keluarga yang dilakukan oleh mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong di Desa Semondo Rt 02 Rw 04, Gombong.

C. Manfaat penelitian 1.

  Manfaat keilmuan Hasil dari penulisan di harapkan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang gangguan pemenuhan kebutuhan seksual khususnya ibu post partum.

  2. Manfaat bagi keluarga Meningkatkan pengetahuan dan motivasi keluarga dalam proses perawatan asuhan keperawatan keluarga.

  3. Manfaat bagi puskesmas a.

  DAFTAR PUSTAKA Abdool,Z, Thakar, R., Sultan, A.H. 2009. Postpartum Female Sexual Function: A

  Review. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology ; 2009.04.014. Agustin, Maria et al. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Media Booklet

  Dibandingkan Dengan Audiovisual Terhadap Pengetahuan Orang Tua entang Karies Gigi Pada Anak Usia 5-9 ahun Di Desa Makam Haji. Aisyaroh, N. (2012). Efektifitas kunjungan nifas terhadap pengurangan ketidaknyamanan fisik yang terjadi pada ibu selama masa nifas. Majalah

  Ilmiah Sultan Agung , 50(127), 67-81.

  Akhenan, N. F., & Puspitasari, N. (2011). Determinan Pada Ibu Nifas Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Post-Natal Care (Studi Di Puskesmas Lespadangan Kabupaten Mojokerto Tahun 2011). Jurnal Biometrika dan Kependudukan , 1.

  Apriani, Arista dan Mei Lina Fitri Kumalasari, 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Pada WUS Di Surakarta Jawa Tengah.

  Ariyanti, M. 2012. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Dengan Model Pembelajaran TPS Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernafasan. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

  44 Farudin, Ahmad. 2011. Perbedaan Efek Konseling Gizi Dengan Media Leaflet dan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan, Asupan Energi Dan Kadar

  Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Tesis Universias Sebelas Maret Surakarta. Handayani S. 2010. Perbandingaan Efektifitas Pemberian Informasi Melalui Buku Cerita Bergambar (Komik) Versi BKKBN dengan Media Leaflet.

  GASTER . Vol. 7. No. 1. Februari 2010.

  Huliana, M 2006. Perawatan Ibu Melahirkan. Jakarta : Puspa Sari. Herdman, T.Heater. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

  2012-2014. Jakarta:EGC Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (pws-kia).

  Jakarta: Direktorat Bina Keseatan Ibu (Dirjen Binkesmas Dirbinkesi). Machfoedz, Irkham. (2008). Statistik deskriptif bidang kesehatan, keperawatan dan kebidanan (biostatistik). Yogyakarta: Fitrimaya.

  Mintarsih P, Wiwin. 2007. Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet Dan Poster Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Di Kabupaten Tasikmalaya Tesis Universitas Gadjah Mada.

  Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmojo S. 2010a. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

  45 Rahajeng. Efek Latihan Kegel pada Kekuatan Otot Dasar Panggul Ibu Pasca Persalinan. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2010. 26 (2);120-123. Retna ambarwati.eny. 2008. Faktor - faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu primigravida di rumah bersalin amanda,patukan, gamping. Di akses pada anggal 05 Agustus 2016 pada pukul 13.00

  Rustam, 2007. Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Avvailable online: 22 Juni 2016. Diakses tanggal 21 Juni 2016 pukul !7.15

  Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Praanda Media Group. Sayasneh, A. Pandeva, I. 2010.Postpartum Sexual Dysfunction: ALiterature

  Review of Risk Factor andRole of Mode of Delivery. BritishJournal of

  Medical Practitioners;Vol3(2). Diakses pada tanggal 20 juni 2016 pukul

  15.35 SDKI. 2012. Laporan Pendahuluan SDKI 2012.pdf. Accessed 21 juni 2016.

  Srimyati, 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Gejala Kecemasan Wanita Premenopause. Jurnal Universitas Gadjah Mada.

  Suherni, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: IDAL. Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Suprabowo, E. (2006). Praktik Budaya dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas pada Suku Dayak Sanggau, Tahun 2006. Kesmas: Jurnal Kesehatan

  

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN POST PARTUM

  Disusun Oleh: Imas Susanti

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

  Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan Proses Kehamilan

  • – Melahirkan Topik : Perawatan Post Partum Sub Topik : Nutrisi ibu post partum, Tanda dan bahaya ibu post partum, penatalaksanaan ibu post partum, keluarga berencana (KB)

  Sasaran : Ny.T Hari/Tgl : Selasa, 31 Mei 2016 Waktu : 30 menit (Pukul 12.30-13.00) Tempat : Di Rumah Ny.T A.

  Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan

  Ibu dapat mengetahui lebih luas tentang perawatan ibu post partum tentang tanda bahaya post partum dan penatalaksanaannya.

  B.

  Tujuan Khusus Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat : 1. Ny.T mampu mengerti tentang perawatan post partum, nutrisi ibu post partum, tanda bahaya ibu post partum, penatalaksanaan ibu post partum D.

  Kegiatan 1.

  Metode : diskusi dan tanya jawab 2. Media : leaflet dan lembar balik 3. Strategi pelaksanaan :

  No Kegiatan Waktu Evaluasi

  1 Pembukaan : 3 menit Keluarga menjawab salam, mendengarkan, dan Memberi salam

  • memperhatikan.

  Menjelaskan tujuan

  • Menyebutkan materi/pokok bahasan
  • yang akan disampaikan kepada keluarga Tn.S

  2 Membuat kontrak waktu dan aturan 5 menit Keluarga menyetujui kontrak untuk disepakati bersama. waktu dan aturan yang ditetapkan bersama.

  3 Pelaksanaan : 15 menit Keluarga menyimak dan memperhatikan dengan Menjelaskan materi penyuluhan

  • secara berurutan dan teratur. seksama.

  Materi :

  • Nutrisi ibu post partum

   Tanda bahaya ibu post partum dan penatalaksanaannya.  KB E.

  Evaluasi 1.

  Evaluasi Persiapan a.

  Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan b.

  Media sudah siap 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan c. Kontrak waktu dan tempat dengan pasien sudah disampaikan 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan d.

  SAP sudah siap 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan 2. Evaluasi Proses a.

  Media dapat digunakan dengan baik b. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.

  c.

  Respon keluarga terhadap materi d. Keluarga dapat mengikuti sampai selesai

3. Evaluasi Hasil a.

  Keluarga khusunya Ny.T mampu menjelaskan dan memahami tentang perawatan bayi baru lahir sperti pentingnya imunisasi, ASI eksklusif, pijat bayi, menjaga kebersihan bayi dan penanganan kejang demam pada bayi.

  b.

  Keluarga Tn.S khususnya Ny.T mengetahui dan memahami Cara merawat bayi baru lahir.

PERAWATAN POST PARTUM 1.

  Masa Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu. Pada masa nifas ibu harus diberikan asuhan agar mencegas terjadinya masalah di masa nifas. Masa nifas paling maksimum adalah 40 hari.

  Nifas dibagi dalam tiga periode yaitu : a. Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan; b.

  Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu; c.

  Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan (Harnawatiaj,2008 )

  Menu Makanan yang seimbang a.

  Makanan ibu post partum adalah makanan yang mengandung gizi seimbang.Sumber Karbohidrat : Nasi , Ketela, Jagung, Roti , Kentang b.

  Fungsi sebagai penambahan tenaga.Makanan yang mengandung lemak : Mentega, Keju c. Fungsinya sebagai sumber energi. Makanan yang mengandung protein :

1) Protein Hewani :Hati, Telur, Susu, Ikan, Daging, Udang.

  2) Protein Nabati :Tempe,Tahu, Kedelai, Kacang Hijau d.

  Fungsinya sebagai zat pembangun.Sayuran dan buah-buahan seperti : Bayam, Sawi, Kangkung, Wortel, Tomat, Jeruk, Pepaya, Pisang 3.

  Tanda Bahaya Ibu Post Partum dan Penatalaksanaannya Tanda Bahaya Nifas Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa nifas atau pasca persalinan. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu dan keluarga untuk mengenal tanda bahaya dan perlu mencari pertolongan kesehatan pada tenaga kesehatan jika ditemukan tanda-tanda bahaya pada masa nifas. Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang dimaksud dengan ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik. Ibu nifas dan keluarga harus mendatangi tenaga kesehatan jika

  Penatalaksanaan Bahaya Post Partum : a.

  Jika terjadi perdarahan perlahan yang berlanjut atau tiba-tiba itu merupakan suatu kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas ksehatan b. Jika keluar cairan yag berbau menyengat dari vagina maka jagalah kebersihan vagina. Apabila jika muncul kejadian yang tidak di inginkan seperti keluar cairan yang berlanjut maka segeralah periksa ke fasilitas kesehatan

  o o

  c. c-39 c maka segeralah berbaring Jika terjadi demam sampai 38 beristirahat, kompres bila perlu d.

  Jik muncul nyeri pada perut maka lakukanlah istirahat baring dan perbanyak minum ai putih, apabila tak kunjung hilang nyerinya segeralah periksa ke fsilitas kesehatan e. Jika terjadi payudara bengkak lakukanlah perawatan payudara dan gunakan BH yang bisa menopang semua payudara dan hindari menggunakan BH yang berkawat f. Jika terjai pusing dan lemas hebat maka ibu istirahat baring dan memintalah obat kepada fasilitas kesehatan dan ajarkan ibu untuk melakukan tekhnuk relaksai distraksi g. b.

  Macam-macam KB 1)

  Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. 2)

  Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. 3)

  Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma. 4)

  Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.KB suntik ada 1 bulanan dan 3 bulanan. 5)

  Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. 6)

  8) Tubektomi (sterilisasi pada wanita) adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi

  9) Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.

  c.

  Keuntungan dan kerugian KB 1)

  Kondom

  a) Keuntungan :Mudah di gunakan, Tidak menggunakan bantuan medis untuk menggunakan, Mudah di dapat, Tidak merepotkan b)

  Kerugian : kegagalanterjadi jik kondom bocor, robek 2)

  Spermisida

  a) Keuntungan : tidak mengganggu keehatan, berfungsi sebagai peeumas b)

  Kerugian : angka kegagalan tinggi, dapat menyebabkan transmisi virus 3)

  Diafragma

  a) Keuntungan : tidak menganggu produksi ASI, dapat menghambat keluarnya darah haid

  5) Pil

  a) Keuntungan : tidak mengganggu hubungan seksual, kesuburan cepat kembali, mengurangi kram atau sakit saat mestruasi b)

  Kerugan : bisa menambah atau mengurangi BB, harus bisa mengingat minum pil KB, tidak bisa mencegah dari PMS 6)

  Suntik

  a) Keuntungan :tidak mengganggu hubngan seksual, tidak mengganggu produksi ASI b)

  Kerugian : kesuburan lama kembali, tidak bolehd i gunakan ntuk wanita perokok, kegemukan 7)

  Implat/susuk

  a) Keuntungan : daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang, kesuburan cepat kembali b)

  Kerugian : membutuhkan tindakan insisi, tidak melindungi dari PMS, tidak dapat menghetikan pemakaian sendiri

  8) Sterilisasi/tubektomi

  a) Keuntungan : perlindungan kehamilan sangat tinggi, tidak mempengaruhi libido generatif, tidak mengganggu kehidupan pasangan, efektif, tidak ada efek samping jangka panjang

  b)

  DAFTAR PUSTAKA Hanafiah,M,T.PerawatanMasaNifas.2004.<http://library.usu.ac.id/download/fk/ obstetri.tmhanafiah.pdf> (23 Juni 2008) Harnawatiaj.MasaNifas.2008.<http://www.harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/0

  4/masa-nifas/> (25 Juni 2008) Saraswati Ina. Tarigan Hakim Lukman (2006), Komunikasi Efektif Ibu

  Selamat, Bayi Sehat, Keluarga Bahagia. Jakarta

  Stright (2005), Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir. Edisi 3, Jakarta. EGC Suyanto, Salamah Umi (2008), Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi,

  Jogjakarta. Mitra Cendikia

  

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

  Disusun Oleh : Imas Susanti

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

  Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan Proses Kehamilan

  • – Melahirkan Topik : Perawatan Bayi Baru Lahir Sub Topik : Imunisasi, ASI eksklusif, Pijat bayi, Kebersihan bayi,

  Penanganan kejang demam pada bayi Sasaran : Ny.T Hari/Tgl : Rabu, 01 Juni 2016 Waktu : 30 menit (Pukul 14.30-15.00) Tempat : Di rumah Ny.T A.

  Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan Ibu dapat melakukan perawatan bayi baru lahir dengan baik dan benar secara mandiri.

  B.

  Tujuan Khusus Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :

1. Keluarga mengetahui tentang pentingnya Imunisasi, ASI eksklusif, Pijat bayi, Kebersihan bayi, Penangan kejang demam pada bayi.

  D.

  Kegiatan 1.

  Metode : diskusi dan tanya jawab 2. Media : leaflet dan lembar balik 3. Strategi pelaksanaan :

  No Kegiatan Waktu Evaluasi

  1 Pembukaan : 3 menit Keluarga menjawab salam, mendengarkan, dan Memberi salam

  • memperhatikan.

  Menjelaskan tujuan

  • Menyebutkan materi/pokok bahasan
  • yang akan disampaikan kepada keluarga Tn.S

  

2 Membuat kontrak waktu dan aturan Keluarga menyetujui

5’ untuk disepakati bersama. kontrak waktu dan aturan yang ditetapkan bersama.

  3 Pelaksanaan : 15 menit Keluarga menyimak dan memperhatikan dengan Menjelaskan materi penyuluhan

  • secara berurutan dan teratur. seksama.

  Materi :

  • Imunisasi.

   ASI eksklusif.  Pijat bayi.  Menjaga kebersihan bayi

   Pengertian pijat bayi, manfaat pijat bayi, tekhnik memijat bayi.

   Macam –macam Kebersihan pada bayi.  Pengertian kejang demam penanganan kejang demam pada bayi.

  5 Penutup : 2 menit Menjawab salam Mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam.

  E.

  Evaluasi

1. Evaluasi Persiapan a.

  Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan b.

  Media sudah siap 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan c. Kontrak waktu dan tempat dengan pasien sudah disampaikan 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan d.

  SAP sudah siap 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan 2. Evaluasi Proses c.

  Keluarga Tn.S khususnya Ny.T memahami dan mengetahui Hal-hal yang diperhatikan dan dilarang selama perawatan d.

  Keluarga Tn.K khususnya Ny.I mengetahui bagaimana penanganan kejang demam pada bayi e.

  Keluarga Tn.K khususnya Ny.I mengetahui Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kejang demam pada bayi

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR 1.

  IMUNISASI a.

  Pengertian

  Imunisasi itu sendiri adalah merupakan suatu cara serta upaya

  yang dilakukan dengan sengaja dengan memberikan kekebalan (imunisasi) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit-penyakit tertentu sesuai dengan jenis macam imunisasi yang diberikannya (Robert,2008).

  Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak

  dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

  b.

5 Imunisasi wajib bagi bayi

  1) Imunisasi Hepatitis B

  Merupakan salah satu vaksin yang di berikan untuk penyakit infeksi hati berbahaya yang disebabkan oleh virus.Pemberian vaksin hepatitis B pada anak dilakukan dalam kurun waktu 24 jam setelah kelahirannya, bahkan yang paling baik adalah dalam kurun waktu 12 jam. Vaksin ini kembali diberikan saat anak genap berusia satu bulan polio.Efek samping vaksin polio yang paling umum adalah demam dan kehilangan nafsu makan, sedangkan efek samping yang sangat jarang terjadi adalah reak 3)

  Imunisasi BCG Merupakan vaksin untuk mencegah penyakit atau yang lebih dikenal sebagai TBC. Penyakit ini menyerang sistem pernapasaan dan tergolong berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian.Pemberian vaksin BCG hanya dilakukan satu kali, yaitu pada kisaran saat anak baru dilahirkan hingga berusia dua bulan.Efek samping vaksin BCG yang paling umum adalah demam dan munculnya benjolan bekas suntik pada kulit, sedangkan efek samping yang sangat jarang terjadi adalah reaksi alergi.

  4) Imunisasi DTP

  Merupakan jenis vaksin gabungan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakitdan pertusis. Pertusis lebih dikenal dengan sebutan ri merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan sesak napas, radang paru-paru, hingga masalah pada jantung dan kematian. Sedangkan tetanus merupakan penyakit kejang otot yang juga tidak kalah mematikannya. Dan yang terakhir adalah batuk rejan atau pertusis, yaitu penyakit batuk parah

  5) Imunisasi Campak

  Merupakan vaksin yang di beikan untuk mencegah penyakit virus yang menyebabkan dema Vaksin campak diberikan dalam tiga dosis yaitu pada saat anak berusia sembilan bulan, dua tahun dan enam tahun. Efek samping vaksin campak yang paling umum adalah demam dan hilangnya nafsu makan.

  c.

  Manfaat imunisasi penting untuk diketahui oleh para orang tua bahwa manfaat imunisasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak serta pertumbuhan perkembangan buah hati anaknya berjalan dengan baik serta optimal (Ranuh,2014) d. Jadwal pemberian imunisasi

2. ASI EKSKLUSIF a.

  Pengertian ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun (Utami Roesli,2006).

  b.

  Pentingnya ASI eksklusif Pentingnya ASI eksklusif memang harus menjadi perhatian, dan tanggung jawab sebagai orang tua juga harus mulai menyadari akan dampak pada si bayi jika ASI eksklusif ini tidak di berikan pada bayi dengan maksimal. Pertumbuhan bayi pada usia 0-6 bulan bisa sangat terhambat dan kemungkinan besar juga bayi anda tidak sehat.

  Seperti kita ketahui bersama dengan ibu memberikan ASI nya secara maksimal maka otomatis sang ibu akan mentrasfer imunitasnya kepada si bayi, sehingga apabila ibu sehat maka bayi juga bisa sehat. Kita harus coba bersama-sama memberikan pemahaman pada masyarakat untuk melindungi hak bayi dalam memperoleh ASI eksklusif.

  Perhatian akan pentingnya ASI eksklusif juga harus datang dari lingkungan sekitar, ini agar pemberian ASI eksklusif di terapkan dalam

  2) ASI dapat menyempurnakan tumbuh kembang bayi anda.Bahkan ASI dapat membuat bayi sehat dan juga cerdas

  3) ASI dapat menjadi antibodi alami tubuh bayi terutama yang berhubungan dengan penyakit infeksi.

  4) ASI akan selalu ada pada suhu yang tepat sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan membuat bayi terlalu panas atau dingin

  5) Bahkan komposisi dan volume ASI akan disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Anda tidak perlu khawatir akan berkurang sampai 6 bulan

  6) Pada sistem pencernaan bayi sampai dengan 6 bulan. ASI merupakan makanan dan minuman yang tepat unuk bayi tanpa harus diberikan makanan atau cairan tambahan.

  7) Frekuensi bayi menyusu akan terganggu apabila diberikan minuman ataupun makanan selain ASI. Sehingga usahakan tetap memberikan

  ASI.

  d.

  Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar 1)

  Sebelum menyusui bersihkan sekitar putting susu 2)

  Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi di tidurkan diatas pangkuan ibu 3)

  3) Penggunaan BH yang terlalu sempit akan mempengaruhi produksi

  ASI 4)

  Sehabis di lahirkan bayi langsung di perkenalkan dengan payudara 5)

  Perbanyak makan daun katu, bayam, daun turi (sayuran hijau lainnya) yang banyak mengandung zat untuk memperbanyak produksi ASI 6)

  Message payudara (pijat payudara) 7)

  Pijat oksitosin 3. PIJAT BAYI a.

  Pengertian Pijat bayi adalah suatu sentuhan yang diberikan pada jaringan lunak yang memberi banyak manfaat bagi anak maupun orang tua.

  Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lainnya. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009).

  Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan pada bayi dengan terapi sentuh dengan teknik-teknik tertentu sehingga manfaat pengobatan dan c.

  Hal-hal yang perlu di persiapkan 1)

  Cuci tangan dan potong kuku sebelum melakukan pemijatan pada bayi 2)

  Atur temperature ruang memijat bayi, jangan sampai bayi kedinginan saat di buka bajunya 3)

  Letakkan bayi di tempat yang aman 4)

  Ketika akan memijat perhatikan tangan dan jari pemijat, jangan sampai jari-jari tangan pemijat kasar dan menggores kulit bayi yang lembut dan peka

  5) Buka cincin dan gelang ketika akan memijat bayi, selain lebih nyaman juga tidak membahayakan

  6) Pada saat akan mengoleskan minyak, teteskan minyak di telapak tangan pemijat dulu baru kemudian di oleskan ke bayi d.

  Tekhnik memijat bayi 1)

  Kaki dan tangan Pijat tangan bayi dari bahu menuju pergelangan tangan, seperti memerah. Lakukan gerakan kebalikannya dari pergelangan ke arah lengan, tarik lembut jari-jari bayi dengan gerakan memutar . kedua ibu jari bergantian memijat permukaan telapak tangan dan punggung tangan. Gunakan telapak tangan untuk membuat gerakan seperti menggulung. a) Pijatan “Matahari bulan”

  (1) Dengan tangan kanan, buatlah arah bulan separuh yang terbalik dari arah kiri ke kanan (2) Tangan kanan di atas, dan tangan kiri di bawah dan lakukan gerakan memutar mengikuti arah jarum jam dengan membentuk lingkaran penuh matahari

  (3) Rasakan gelombang angin lalu tekan lembut dengan jari anda searah jarum jam b)

  Pijatan “I Love U” (1) Usap perut sebelah kiri bayi dengan tangan kanan sembari membentuk huruf “I” (2)

  Buat huruf “L” terbalik dari arah kiri ke kanan (3)

  Buat huruf “U” terbalik dari arah kiri ke kanan (4)

  Bisikkan ke telinga bayi dengan kata “I Love U” 4. KEBERSIHAN PADA BAYI a.

  Kebutuhan Hygiene Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kebersihan :

  1) b.

  Memandikan bayi Tujuan memandikan bayi adalah membersihkan kulit, merangsang peredaran darah, memberi perasaan nyaman dan segar, dan melatih bayi agar terbiasa akan kebersihan. Cara memandikan bayi :

  1) Bersihkan wajah bayi dengan waslap basah tanpa sabun karena bahaya sabun masuk ke mata bayi. Badan disabuni mulai dari kepala, leher, tangan, jari, ketiak, dada, perut, sekitar pusat, kemudian punggung, kaki, dan terakhir alat kelamin. Perhatikan lipatan, misalnya leher, ketiak, paha harus dibersihkan dengan baik. Dengan waslap bersih, badan dibersihkan dari sabun.

2) Bayi dimasukan ke dalam ember mandi dan bilas sampai bersih.

  3) Bayi diangkat dari air, diletakkan diatas handuk dan dikeringkan mulai dari kepala menurun ke bawah. Perhatikan, lipatan harus benar- benar kering dan dilihat apakah ada kelainan kulit dan sebagainya.

  c.

  Merawat tali pusar 1)

  Jika tali pusat masih ada, ambil sepotong kasa steril kering kemudian tali pusat dibungkus. Perhatikan pangkal/puntung tali pusat harus terbungkus dengan baik. 2)

  Kompres tali pusar bayi dengan air hangat d. f.

  Merawat Mulut Bayi Mulut bayi dengan bercak putih mungkin karena sisa dari susu (apabila bayi tidak minum ASI). Cara menghilangkannya ialah membilasnya dengan air putih setelah minum susu.

  g.

  Merawat Telinga Telinga bagian dalam harus tetap kering. Jika keluar cairan berbau, harus segera berobat ke dokter. Setelah memandikan, telinga dikeringkan dengan baik dan dibersihkan dengan kapas hindari menggunakan lidi atau benda keras.

  h.

  Merawat Hidung Jika bayi pilek, lendir pada lubang hidung dapat dibersihkan dengan memasukkan kapas yang digulung dan diputar sedikit ke dalam lubang hidung, jangan menggunakan benda lain. Untuk membantu kesembuhan, bayi dijemur pada pagi hari.

5. PENANGANAN KEJANG DEMAM a.

  Pengertian Kejang adalah gangguan sistem SSP lokal atau sistemik sehingga kejang bukan merupakan suatu penyakit, kejang merupakan tanda paling penting akan adanya suatu penyakit lain sebagai penyebab kejang.

  2) Taruh bantal atau jaket atau sesuatu yang empuk untuk menahan kepalanya saat ia kejang-kejang agar kepalanya tidak cedera.

  3) Jangan memasukkan apa pun ke mulutnya, seperti sendok atau obat- obatan karena justru akan membuatnya tersedak.

  4) Longgarkan ikatan baju dan kerahnya

  5) Jauhkan semua benda-benda berbahaya di dekatanya seperti pisau atau minuman panas. Biarkan lapang tempat tersebut.

  6) Kejang-kejang ini biasanya terjadi kurang dari 5 menit. 7)

  Saat sudah sadar, penderita akan kembali sadar. Tapi ia mungkin terlihat bingung dan lelah, maka itu tetaplah disampingnya sampai ia merasa lebih baik. Saat sudah baikan, penderita sudah dapat menjalankankan aktivitasnya lagi seolah-olah tidak pernah ada serangan

  8) Kompres air hangat pada daerah-daerah lipatan seperti ketiak.

DAFTAR PUSTAKA

  Ranuh, IG.N.G., Suyitno, H., Hadinegoro, S.R.S., et al. 2014. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Kelima. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Sudarti dan Endang khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Febrile Seizures, et all. Kejang Demam. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid

  II. Ed.11. 2007. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

RUMAH SEHAT

  Disusun Oleh : Imas Susanti

  A01301771

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

  Diagnosa Keperawatan : Hambatan Pemeliharaan Rumah Pokok Bahasan : Rumah Sehat Sub Pokok Bahasan : Mengenal Masalah Rumah Sehat Sasaran : Keluarga Tn.S Waktu : Pukul 11.00 WIB Hari/Tanggal :

  Jum’at, 3 juni 2016 Tempat : Rumah Tn.S Pelaksana : Imas Susanti A.

  Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 25 menit diharapkan keluarga Tn.S dapat mengenal tentang Rumah Sehat

  B.

  Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 25 menit diharapkan D.

  Kegiatan 1.

  Metode : diskusi dan tanya jawab 2. Media : leaflet dan lembar balik 3. Strategi pelaksanaan :

  Waktu Tahap Respon 5 menit Orientasi : a.

  a. Mengucapkan salam Menjawab salam b.

  b.

Memperkenalkan diri Mendengarkan

c.

  c. Mengingatkan kontrak Pasien ingat dengan kontrak d.

  d. Menjelaskan maksud dan tujuan Pasien mengerti maksud dan

  e. tujuan Menanyakan kesediaan f.

  e.

Apersepsi Pasien bersedia

15 menit Kerja : a.

  a. Memulai penkes dengan membaca Memperhatikan tasmiyah b.

  Mendengarkan b. Menjelaskan pengertian rumah sehat c.

  Menjelaskan lingkungan rumah yang baik & sehat d.

  Menjelaskan upaya agar rumah menjadi sehat e.

  Menjelaskan manfaat rumah sehat E.

  Evaluasi 1.

  Evaluasi Persiapan a.

  Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan b.

  Media sudah siap 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan c. Kontrak waktu dan tempat dengan pasien sudah disampaikan 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan d.

  SAP sudah siap 2 hari sebelum dilakukan pendidikan kesehatan 2. Evaluasi Proses a.

  Pasien siap diberi pendidikan kesehatan b. Pasien memperhatikan saat diberi pendidikan kesehatan c. Media dapat digunakan secara aktif 3.

  Evaluasi Hasil

  a. Pasien mampu menyebutkan kembali tentang pengertian rumah sehat

  b. Pasien mampu menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan yang baik &

  sehat

  c. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 upaya agar rumah

  menjadi sehat d. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat

  e. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 dampak rumah tidak

RUMAH SEHAT A.

  Pengertian Rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.