Perbedaan Kecerdasan Emosi Pada Mahasiswa Yang Diterima Melalui Jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret - UNS Institutional Repository

  

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI PADA MAHASISWA YANG DITERIMA

MELALUI JALUR PMDK DAN SNMPTN DI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

  

BOBBI JUNI SAPUTRA

G.0009039

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

  

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul: Perbedaan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa yang

Diterima Melalui Jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret

  Bobbi Juni Saputra, NIM : G0009039, Tahun : 2012 Telah disetujui untuk diuji di hadapan Tim Validasi Skripsi

  

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

  Pada Hari , Tanggal 2 1 Maret 2012 Pembimbing Utama Penguji Utama Prof. Dr. H. M. Fanani dr., Sp.KJ (K) Hj. Makmuroch, Dra., M.S.

  NIP: 19510711 198003 1 001 NIP: 19530618 198003 2 002

  Pembimbing Pendamping Anggota Penguji

  Prof. Bhisma Murti dr., MPH, MSc, PhD Enny Ratna Setyawati, drg NIP: 19551021 199412 1 001 NIP: 19521103 198003 2 001

  Tim Skripsi

  

Vicky Eko, dr., Sp.THT-KL, MSc

  NIP: 19770014 200501 1 001

  

PERNYATAAN

  Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Surakarta, Maret 2012 Bobbi Juni Saputra

  NIM. G0009039

  

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Perbedaan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa yang

Diterima Melalui Jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret

  Bobbi Juni Saputra, NIM : G0009039, Tahun : 2012 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

  Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada hari Rabu, Tanggal 6 Juni 2012

  Pembimbing Utama Nama : Prof. Dr. H. Moch. Fanani, dr., Sp.KJ (K) ....................................

  NIP : 19510711 198003 1 001

  Pembimbing Pendamping Nama : Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD ....................................

  NIP : 19551021 199412 1 001

  Penguji Utama Nama : Hj. Makmuroch, Dra., M.S ....................................

  NIP : 19530618 198003 2 002

  Penguji Pendamping Nama : Enny Ratna Setyawati, drg., M.Or. ....................................

  NIP : 19521103 198003 2 001 Surakarta, ........................

  Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

  

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

  NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

  

PERNYATAAN

  Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Surakarta, 6 Juni 2012

  Bobbi Juni Saputra

  NIM. G.0009039

  

ABSTRAK

Bobbi Juni Saputra, G0009039, 2012. Perbedaan Kecerdasan Emosi pada

  Mahasiswa yang Diterima Melalui Jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

  

Latar Belakang : Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur

  kehidupan emosinya dengan inteligensi, Salah satu faktor dari kecerdasan emosional adalah memotivasi diri sendiri. Mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK telah mengatur kehidupan emosinya sejak remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kecerdasan emosi antara mahasiswa PMDK dan SNMPTN.

  

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

  pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Pengambilan sampel dipilih secara purposive sampling.

  Kecerdasan emosi diukur dengan kuesioner Emotional Quotient. Data dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji Mann-Whitney melalui program SPSS 17.0 for Windows.

  

Hasil : Penelitian ini menunjukkan rerata skor kecerdasan emosi lebih tinggi pada

  mahasiswa PMDK (116,67 ± 5,24) dan untuk mahasiswa SNMPTN ( 106,67 ± 7,12) hasil uji Mann-Whitney menunjukkan p < 0,001.

  

Simpulan : Terdapat perbedaan kecerdasan emosi yang secara statistik signifikan

  antara mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas Kedokteran Unfiversitas Sebelas Maret. Mahasiswa PMDK lebih tinggi kecerdasan emosinya dibandingkan mahasiswa SNMPTN.

  Kata Kunci : mahasiswa PMDK, mahasiswa SNMPTN, kecerdasan emosi

  

ABSTRACT

Bobbi Juni Saputra, G0009039, 2012. The Differrences of Emotional Quotient

  between Students who was Accepted by PMDK Application and SNMPTN Application in Faculty of Medicine of Sebelas Maret University. Mini Thesis, Faculty of Medicine Sebelas Maret University, Surakarta.

  

Bakcground: Emotional Quotient is an ability to manage emotional life with

intelligence. Motivate ourself is one of the factor from the emotional quotient.

  Students who was Accepted by PMDK Application had been managed their emotional life since adolescence. Purpose of this research is to analyze the difference between students who was accepted by PMDK Application and SNMPTN Application.

  

Methods: This research method is an observasional analytic study with cross

  sectional approach that had been implented on April 2012 in Faculty of Medicine Sebelas Maret University. Data was made by using purposive random sampling method. Emotional quotient score was counted by using emotional quotient questionnaire and statistically tested by using normallity distribution test data Kolmogorov-Smirnov and Mann Whitney test through SPSS 17.02 program for Windows.

  

Results : This research shows a significance mean diferrence of Students who was

  accepted by PMDK application (116,67± 5,24) and SNMPTN application (106,67 ± 7,12 result of Mann-Whitney test shows p < 0.001.

  

Conclusion: This study found statistically tested a significant difference of emotional

  quotient between students who was accepted by PMDK Application and SNMPTN Application in Faculty of Medicine Sebelas Maret University. The results shows emotional quotient score student who was accepted by PMDK application is higher than student who was accepted by SNMPTN application.

  Key words : Emotional quotient, PMDK students , SNMPTN students

  

PRAKATA

  8. Keluarga besarku Kombes Pol (purn) Drs. Raden Achmad Kuswadi yang telah memberikan doa, support dan semangat kepada penulis.

  Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

  13. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  12. Teman – teman mahasiswa angkatan 2009 atas dukungannya.

  11. Teman – teman mahasiswa angkatan 2010 atas bantuannya dalam mengisi kuesioner.

  10. Teman – Teman CIMSA Nasional dan CIMSA UNS yang telah memberikan dukungan dan supportnya.

  9. Meutia Halida yang telah memberikan support dan doa kepada penulis.

  7. Tim Skripsi FK UNS Mba Enny dan Mas Nardi yang telah membantu penulis selama proses penulisan skripsi.

  Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, dan kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Perbedaan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa yang Diterima Melalui jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret”.

  6. Enny Ratna Setyawati, drg., M.Or. selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

  5. Hj.Makmuroch, Dra., M.S, selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

  4. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.

  3. Prof. Dr. H. Moch. Fanani dr., Sp.KJ (K) selaku Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.

  2. Muthmainah, dr., M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi FK-UNS

  1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  Surakarta, Juni 2011 Bobbi Juni Saputra

  

DAFTAR ISI

  PRAKATA ................................................................................................................. vi DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .........................................................................

  1 B. Perumusan Masalah ..............................................................................

  3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................

  3 D. Manfaat Penelitian .................................................................................

  4 BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................

  5 A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................

  5 1. Kecerdasan Emosional .....................................................................

  5 a. Pengertian Emosi ..........................................................................

  5 b. Pengertian Kecerdasan Emosional ..............................................

  7

  c. Perbedaan EQ dan IQ ................................................................... 11

  d. Aspek – Aspek dalam Kecerdasan Emosi .................................. 12

  e. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional... 14

  2. Penelusuran Minat dan Kemampuan ............................................... 16

  3. Hubungan antara Penelusuran Minat dan Kemampuan dengan Kecerdasan Emosi............................................................................. 17

  B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 20

  C. Hipotesis .............................................................................................. 20

  BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 21 A. Jenis Penelitian ................................................................................ 21 B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 21 C. Subyek Penelitian ............................................................................. 21 D. Teknik Sampling .............................................................................. 22 E. Identifikasi Variabel ......................................................................... 23 F. Definisi Operasinal Variabel .......................................................... 23 G. Instrumen Penelitian ......................................................................... 24 H. Rancangan Penelitian ....................................................................... 27 I. Cara Kerja ......................................................................................... 27 J. Desain Analisis Data ........................................................................ 28 BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................................... 29 A. Deskripsi Sampel .............................................................................. 29 B. Analisis Statistika ............................................................................. 31

  BAB V. PEMBAHASAN ........................................................................................ 34 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 37 A. Simpulan ........................................................................................... 37 B. Saran .................................................................................................. 37 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 39 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sebaran item Skala Inventori Kecerdasan Emosional ...........................26Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Perlakuan .............................................30Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................30Tabel 4.3 Rerata Skor EQ.........................................................................................30Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov test .............31Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney test ..................................................................32

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................20Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ..........................................................................27Gambar 4.1 Bloxpots EQ .........................................................................................33

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran Lampiran 2. Fomulir Biodata dan Informed Consent Lampiran 3. Kuesioner L-MMPI Lampiran 4. Kuesioner Kecerdasan Emosi Lampiran 5. Data Mentah Hasil Penelitian Lampiran 6. Statistika dan Distribusi Data Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas Data Lampiran 8. Hasil Analisis data Lampiran 9. Data Mahasiswa Daya Tampung Prodi Pendidikan Dokter UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih

  kesuksesan yang tinggi diperlukan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang juga tinggi. Namun, menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kesuksesan seseorang, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhi salah satunya adalah kecerdasan emosional (Gottman, 2001).

  Menurut Goleman (2002), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

  Menurut Piaget dikutip oleh (Kaplan dan Saddock, 2005), pada awal remaja, pikiran menjadi abstrak, konseptual, dan berorientasi masa depan.

  Piaget menyebut masa ini sebagai stadium operasi formal. Pada saat itu, banyak remaja menunjukkan kreativitas yang sangat luar biasa, yang mereka ekspresikan dalam menulis, musik, seni, dan puisi. Kreativitias juga diekspresikan dalam olahraga dan dalam minat remaja terhadap dunia ide- masalah kemanusiaan,moral,etika, dan keagamaan.

  Salah satu faktor dari kecerdasan emosional adalah memotivasi diri sendiri. Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri (Goleman, 2002).

  Motivasi belajar adalah kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh individu mahasiswa dalam situasi belajar yang menunjukkan tingkat penguasaan kemampuan, baik dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern mahasiswa yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap mahasiswa dalam periode tertentu. Motivasi belajar sebagai salah satu faktor terpenting dalam diri mahasiswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal (Motiek, 2011).

  Masa remaja adalah masa kritis hidup di mana kemampuan untuk mengekspresikan dan memahami emosi, untuk menetapkan makna pada pengalaman emosional, dan untuk mengatur perasaan dan membantu untuk penyesuaian psikologis dan sosial (Gorostia et al., 2009).

  Penelusuran minat dan kemampuan ditujukan bagi siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan

  (Siswa termasuk 20% terbaik di kelasnya, atau 70% terbaik untuk kelas program akselerasi berdasarkan atas prestasi/nilai hasil belajar pengetahuan dan pemahaman konsep atau aspek kognitif), dan diusulkan oleh sekolah (SPMB, 2010).

  Berdasarkan pada teori yang ada, peneliti ingin mengetahui perbedaan kecerdasan emosi pada mahasiswa yang diterima melalu jalur PMDK dan SNMPTN. Sehubungan dengan uraian di atas bahwa mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK kecenderungan memiliki kecerdasan emosi yang lebih tinggi dikarenakan memiliki salah satu faktor dari kecerdasan emosi yang kuat dan besar yaitu memotivasi diri dan telah mengelola emosi selama 2,5 tahun selama di Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan baik serta memiliki prestasi akademik yang stabil dan merupakan 20% terbaik dikelasnya dimulai dari semester I - V.

B. Perumusan Masalah

  Adakah perbedaan kecerdasan emosi pada mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret? C.

   Tujuan Penelitian

  Menganalisis perbedaan kecerdasan emosi pada mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Memberikan informasi tentang perbedaan kecerdasan emosi pada mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK dan SNMPTN di Fakultas

  Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

  2. Manfaat Terapan

  1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa mengenai pentingnya meningkatkan kecerdasan emosi sebagai salah satu faktor yang menentukan kesuksesan dalam kehidupan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kecerdasan Emosional a. Pengertian Emosi Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti

  bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut (Goleman, 2002) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

  Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas: hasrat, benci, sedih/duka, heran, cinta dan kegembiraan. Sedangkan Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu: ketakutan, kemarahan, cinta.

  Goleman (2002) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu:

  1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati. 2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa.

  3) Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, dan ngeri.

  4) Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga.

  5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti hormat, kemesraan, kasih.

  6) Terkejut: terkesiap, terkejut. 7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak suka. 8) Malu: malu hati, kesal.

  Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Dalam the Nicomachea

  Ethics

  pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002).

  Menurut Mayer dikutip oleh (Goleman, 2002) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.

  Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

b. Pengertian Kecerdasan Emosional

  Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas- kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan.

  Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai: himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan (Shapiro, 1998).

  Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan,tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat.Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan (Shapiro, 1998).

  Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan (Goleman, 2000).

  Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind dikutip oleh (Goleman, 2000) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Goleman disebut sebagai kecerdasan emosional.

  Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri dari: kecerdasan antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif (Goleman, 2002).

  Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan antarpribadi itu mencakup kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Dalam kecerdasan antarpribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri, pribadi tersebut mencantumkan akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku (Goleman, 2002).

  Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey dikutip oleh (Goleman, 2002) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

  Menurut (Goleman, 2002), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of

  

emotion and its expression ) melalui keterampilan kesadaran diri,

pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

  Kecerdasan emosi bukanlah bakat, yang terkait dengan kemampuan seseorang untuk berhasil dalam suatu keterampilan atau kegiatan disiplin tertentu. Kecerdasan emosi bukanlah prestasi, yang berhubungan dengan jenis kinerja tertentu. Kecerdasan emosi bukanlah minat terhadap suatu bidang pekerjaan yang memusat pada kecenderungan alamiah/kegemaran seseorang yang membantu membentuk sifat seseorang, daya tahan dan kemandirian dalam berfikir, merasakan dan berperilaku (Matulessy, 2009).

  Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan baik diri sendiri maupun orang lain dan kemampuan mengendalikan perasaan dengan baik. Sehingga individu tersebut mampu untuk melakukan hubungan sosial yang sehat dengan orang lain dan mampu mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan (Bradberry dan Greaves, 2007).

  Kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk memahami secara akurat, menilai, dan mengekspresikan emosi, kemampuan untuk mengerti dan atau menghasilkan perasaannya memfasilitasi berpikir, kemampuan untuk memahami emosi dan pengetahuan emosi, dan kemampuan untuk mengatur emosi untuk meningkatkan pertumbuhan emosi dan intelektual (Extrema dan Fernandes, 2006).

  Kecerdasan emosi yang tinggi dapat melindungi seseorang dari gangguan mental hanya dengan mencegah sekresi kortisol berlebihan dan berkepanjangan pada saat stres (Mikolajczak et al., 2009).

c. Perbedaan EQ dan IQ

  Emosi dan intelektual adalah 2 kecerdasan berbeda yang mengungkapkan aktivitas bagian – bagian yang berbeda di dalam otak.

  Kecerdasan Intelektual tertuma didasarkan pada kerja neokorteks, lapisan yang dalam evolusi berkembang paling akhir di bagian otak yang lebih dalam, dalam subkorteks yang secara evolusi lebih kuno, kecerdasan emosi dipengaruhi oleh kerja pusat- pusat emosi ini, tetapi dalam keselarasan dengan kerja pusat-pusat intelektual (Maramis, 2005).

d. Aspek – Aspek dalam Kecerdasan Emosi

  Goleman mengutip Salovey (2002) menempatkan kecerdasan emosi dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemampuan tersebut menjadi beberapa kemampuan utama, yaitu :

  1) Mengenali emosi diri Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi (Mayer, 2008). Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi (Goleman, 2007).

  2) Mengelola emosi Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan diri (Goleman, 2007).

  3) Memotivasi diri sendiri Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri (Goleman, 2007).

  4) Mengenali emosi orang lain Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga individu tersebut lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain (Goleman, 2007).

  Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka. Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus-menerus merasa frustasi (Goleman, 2007).

  5) Membina hubungan Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antarpribadi. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

  Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain (Goleman, 2007).

e. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

  Menurut Goleman faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang salah satunya adalah otak. Otak adalah organ yang penting dalam tubuh manusia. Otaklah yang mengatur dan mengontrol seluruh kerja tubuh.

  Walgito (2004) membagi faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi menjadi dua faktor yaitu : 1) Faktor Internal

  Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini mempunyai dua sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologisnya. Segi jasmani adalah faktor dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi. 2) Faktor Eksternal

  Faktor eksternal individu yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional adalah sebagai berikut : a) Lingkungan keluarga

  Lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Orangtua adalah subyek pertama yang perilakuya diidentifikasi oleh anak kemudian diinternalisasi yang akhirnya akan menjadi bagian kepribadian anak. Orang tua memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mengerti perasaan anak dengan baik. Kecerdasan emosi seseorang tergantung pada pendidikan, pelatihan, dan pengalaman emosional. Pertumbuhan kecerdasan emosi akan dipengaruhi oleh lingkungan dan keluarga (Stein, 2000).

  b) Lingkungan non-keluarga Lingkungan masyarakat dan lingkungan pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang. Kecerdasan emosional dapat ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk pilihan.

2. Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK)

  Ditujukan bagi siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan (Siswa termasuk 20% terbaik di kelasnya, atau 70% terbaik untuk kelas program akselerasi berdasarkan atas prestasi/nilai hasil belajar pengetahuan dan pemahaman konsep atau aspek kognitif), dan diusulkan oleh sekolah. Seleksi didasarkan pada hasil analisis rapor SMTA 5 (lima) semester awal (kelas X s/d kelas XII) dan bagi siswa program akselerasi menggunakan rapor 4 (empat) semester awal (SPMB, 2010).

3. Hubungan antara Penelusuran Minat dan Kemampuan dengan Kecerdasan Emosi

  Menurut Erikson yang dikutip oleh (Kaplan dan Saddock, 2005), tugas remaja adalah untuk mencapai identitas ego, yang didefinisikan sebagai kesadaran siapa dirinya dan kemana tujuannya, Erikson menggambarkan perjuangan normal masa remaja sebagai identitas lawan kebingungan. Identitas adalah perasaan diri kuat. Kebingungan,juga disebut difusi identitas adalah kegagalan untuk mengembangkan diri yang bersatu atau kesadaran diri.

  Seorang remaja yang dapat menghubungkan sesuatu kedalam hubungan interpersonal dengan sekolah, komunitas sekolah dalam jumlah yang besar akan lebih baik dalam mempersiapkan dan mengatur hubungan vital interpersonal ketika di universitas, dan di masa depan dalam lingkungan yang professional (Cherniss dan Goleman, 2001).

  Kognitif menunjukkan spesialisasi untuk kecerdasan secara general, dalam wilayah untuk mencerminkan pengalaman dan belajar mengenai kognitif seperti memori, kecerdasan emosi dan kecerdasan kognitif secara positif berhubungan dikarenakan bagian dari kecerdasan secara umum (Schaie, 2001).

  Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan (Shapiro, 1998).

  Masa remaja adalah masa kritis hidup di mana kemampuan untuk mengekspresikan dan memahami emosi, untuk menetapkan makna pada pengalaman emosional, dan untuk mengatur perasaan dan membantu untuk penyesuaian psikologis dan sosial (Gorostia et al., 2009).

  Belajar merupakan aktivitas atau usaha perubahan tingkah laku yang terjadi pada dirinya atau diri individu. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan pengalaman- pengalaman baru. Dengan belajar individu mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Perubahan dalam kepribadian yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian (Ali, 2006).

  Dengan demikian antara mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK dengan kecerdasan emosi memiliki hubungan dan kecerdasan emosi memiliki pengaruh yang besar terhadap mahasiswa PMDK. Mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK telah mempersiapkan masa depan dan mengelola emosi dengan baik sejak masa remaja.

B. Kerangka Berpikir

  1. Segi jasmani

  Kecerdasan emosi (>) Kecerdasan emosi (<)

  2. Lingkungan atau situasi,dukungan,asuha n dan bimbingan orang tua

  1. Stimulus itu sendiri,seperti pendidikan EQ dan pelatihan EQ

  Faktor eksternal

  2. Segi Psikologis Pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi

  b) kesehatan individu

  a) faktor fisik

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran C.

   Hipotesis

  Pengalaman(-) Faktor-faktor yang mempengaruhi

  Pengalaman(+) Motivasi(-)

  SNMPTN Motivasi(+)

  Kecerdasan emosi Mahasiswa

  Mahasiswa PMDK

  Kualifikasi non PMDK cara belajar

  Kualifikasi PMDK

  Terdapat perbedaan kecerdasan emosi perbedaan kecerdasan emosi pada mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK dan SNMPTN. Mahasiswa yang diterima melalui jalur PMDK memiliki kecerdasan emosi yang lebih tinggi.

  EQ Faktor internal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

  pendekatan cross sectional. Penelitian observasional karena peneliti hanya mengamati (mengukur) variabel, tidak memberi intervensi. Penelitian analitik karena bertujuan menganalisis perbedaan variabel. Penelitian cross sectional karena semua variabel dependen dan independen diukur pada saat yang bersamaan (Murti, 2010).

  B. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  C. Subyek Penelitian

  1. Populasi Sumber Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

  2. Kriteria inklusi sebagai berikut:

  a. Mahasiswa semester VI (Angkatan 2010) karena mahasiswa pre-klinik ini yang mempunyai usia 19-21 tahun.

  b. Bersedia menjadi responden dan telah menyetujui lembar informed consent

  3. Kriteria eksklusi sebagai berikut:

  a. Skor LMMPI lebih dari sama dengan 10

  b. Penyakit fisik yang berat

  c. Pernah mengikuti pelatihan EQ D.

   Teknik Sampling

  Subyek penelitian ini untuk mahasiswa angkatan 2010 yang masuk melalui jalur PMDK dan SNMPTN diambil dengan menggunakan purposive

  random sampling

  yang merupakan pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri (Murti, 2010).

  Selanjutnya dilakukan pencuplikan simple random sampling terhadap mahasiswa angkatan 2010 yang masuk melalui jalur SNMPTN. Ukuran sampel sebesar minimal 30 subyek merupakan ukuran sampel minimal pada analisis yang melibatkan seluruh variabel independen dan variabel dependen (Budiarto, 2003).

  E. Identifikasi Variabel 1. Variabel bebas: Kecerdasan emosi.

  2. Variabel terikat: Mahasiswa semester IV (angkatan 2010) dengan variasi mahasiswa yang masuk melalui jalur PMDK dan mahasiswa yang masuk melalui jalur SNMPTN.

  3. Variabel perancu Tidak terkendali: Usia, kesehatan fisik, pelatihan EQ, pembelajaran EQ, lingkungan, asuha orang tua, bimbingan orang tua.

  F. Definisi Operasional Variabel

  1. Kecerdasan Emosional Alat pengukuran yang digunakan adalah kuesioner.

  Skala pengukurannya adalah kontinu.

  2. Jalur Masuk Mahasiswa (PMDK dan SNMPTN) Alat pengukuran yang digunakan adalah kuesioner.

  Skala pengukurannya adalah kategorikal.

G. Instrumen Penelitian

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket/kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna dengan tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai suatu maslah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan, selain itu responden mengetahui informasi tertentu yang diminta (Riduwan, 2003).

  Instrumen yang dibutuhkan antara lain: 1. (L-MMPI) Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality Inventory Tes ini pertama-tama dikembangkan oleh Strake Hathway dan J.C.

  McKinley pada tahun 1930-an dan dikembangkan di Amerika Serikat pada tahun 1940.

  Instrumen ini digunakan untuk menguji kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner penelitian. Skala L-MMPI berisi 15 butir pertanyaan untuk dijawab responden dengan “ya” bila butir pertanyaan dalam L-MMPI sesuai dengan perasaan dan keadaan responden, dan “tidak” bila tidak sesuai dengan perasaan dan keadaan responden. Responden dapat mempertanggungjawabkan kejujurannya bila jawaban “tidak” berjumlah 10 atau kurang (Semiun, 2010).

  2. Skala Instrumen EQ Pada subyek penelitian dikenalkan skala inventori EQ yang telah disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosi (EQ) yang meliputi kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan.

  Skala pengukuran variabel telah diujicobakan sebelumnya, mengingat untuk variabel-variabel non fisik sebelum digunakan hendaknya dilakukan uji validasi dan realibilitas. Skala untuk kuesioner kecerdasan emosi ini telah digunakan oleh Hermasanti (2009) dalam penelitiannya dengan item valid sebanyak 38 item dari 45 item. Hasil validitas item adalah bergerak dari 0,195

  • – 0,624 dengan hasil realibilitasnya adalah 0,888. Kuesioner ini terdiri dari dua macam pernyataan, yaitu pernyataan favourable dan unfavourable. Favourable adalah pernyataan yang mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur, sedangkan pernyataan unfavourable adalah pernyataan yang tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur.

Tabel 3.1 Sebaran item Skala Inventori EQ Jenis item

  Jumlah

  Favourable

  22 Unfavourable

  16 Total

  38 Dalam pembuatan alat ukur digunakan skala: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor untuk tiap subyek didasarkan atas sifat pernyataan dan alternatif jawaban yang dipilih. Untuk pernyataan yang bersifat favourable:

Dokumen yang terkait

Perbedaan Pencapaian Tujuan Pembelajaran Anatomi Blok Kardiovaskuler Sebelum dan Sesudah Praktikum Anatomi pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Sebelas Maret - UNS Institutional Repository

0 1 12

Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Keterampilan Manajemen Waktu pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Sebelas Maret - UNS Institutional Repository

0 0 12

Hubungan Antara Kecanduan Smartphone dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret - UNS Institutional Repository

0 2 10

Perbedaan Manajemen Impresi pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang Aktif dan Tidak Aktif Menggunakan Facebook ditinjau dari Harga Diri - UNS Institutional Repository

0 0 14

Hubungan Panjang Tulang Sternum dengan Tinggi Badan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta - UNS Institutional Repository

0 3 12

Hubungan antara Frekuensi Masturbasi dengan Indeks Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret - UNS Institutional Repository

1 6 10

Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Mahasiswa Kedokteran Semester III dan V Universitas Sebelas Maret - UNS Institutional Repository

0 0 14

Hubungan Kecanduan Smartphone Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Kedokteran Semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta - UNS Institutional Repository

0 0 12

Perbedaan Financial Literacy Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta Berdasarkan Kecerdasan Intelektual dan Tempat Tinggal - UNS Institutional Repository

0 0 19

Persepsi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap Pendidikan Inklusif - UNS Institutional Repository

1 3 18