Analisis hukum Islam terhadap jual beli barang servis di toko Cahaya Electro pasar Gedongan Waru Sidoarjo.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI
BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN
WARU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh
Moh. Ayatulloh Al Ma’ruf
(C72213145)

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

2017

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI
BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN
WARU SIDOARJO


Skripsi
Diajukan Kepada Universita Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Strata Satu Ilmu Syariah Dan Hukum

Oleh
Moh. Ayatulloh Al Ma’ruf
(C72213145)

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

2017

i

ABSTRAK
Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan dengan judul “ANALISIS

HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI
TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO”.
Skripsi ini bertujuan menjawab pertanyaan diantaranya adalah (1) Bagaimana
praktik jual beli barang servis di toko Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru
Sidoarjo; (2) Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli barang
servis di toko Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru Sidoarjo.
Berkenaan dengan itu teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif analisis dan metode pembahasan yang dipakai
adalah deduktif. Deduktif dalam penelitian ini merupakan pola pikir yang berpijak
pada teori hukum Islam yang kemudian dikaitkan dengan fakta-fakta dalam
praktik jual beli barang servis di toko Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru
Sidoarjo
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, Praktik jual beli barang servis di
toko Cahaya Electro berawal dari perjanjian jasa servis. Perjanjian tersebut berisi,
jika barang yang telah diservis dalam jangka waktu 3 bulan tidak diambil maka
barang akan dijual. Dari hasil penjualan barang servis toko Cahaya Electro
mendapatkan harga jual barang servis lebih tinggi daripada harga jasa servis dan
hasil penjualan menjadi milik penuh toko Cahaya Electro. Pelanggan sebagai
pemilik barang tidak mendapatkan pembagian hasil dari penjualan barangnya,
padahal dari hasil penjualanya terdapat kelebihan terkait dari harga jasa servis.

Berdasarkan perspektif hukum Islam adalah ba>t}il, karena dalam
perjanjiannya secara jelas bahwa pihak toko hanya berhak menjual barang milik
pelanggan yang telah lalai. Namun dalam praktik toko Cahaya Electro mengambil
keseluruhan hasil penjualan barang servis. Pemilik barang servis masih merasa
dirugikan dan belum meridhai, seharusnya sisa dari penjualan barang tersebut itu
hak dari pemilik barang dan toko hanya berhak mendapatkan upah jasa servis.
Sebaiknya pelanggan juga tidak mengulu-ulur waktu pengambilan barang servis,
sehingga tidak merugikan pihak toko.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................

ii


PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................

iii

PENGESAHAN ......................................................................................

iv

ABSTRAK ..............................................................................................

v

KATA PENGANTAR ............................................................................

vi

DAFTAR ISI ...........................................................................................

viii


DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................

x

BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

BAB II


1
7
8
8
11
12
12
13
18

JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM
A.
B.
C.
D.
E.
F.

BAB III


Latar Belakang Masalah ...........................................
Identifikasi Masalah Dan Batasan Masalah .............
Rumusan Masalah .....................................................
Kajian Pustaka ..........................................................
Tujuan Penelitian ......................................................
Kegunaan Hasil Penelitian........................................
D
\ efinisi Oprasional ...................................................
Metode Penelitian .....................................................
Sistematika Penulisan ...............................................

Pengertian Jual Beli ..................................................
Dasar Hukum Jual Beli .............................................
Rukun Jual Beli ........................................................
Syarat Jual Beli .........................................................
Macam-macam Dilarang ...........................................
Syarat Sah Perjanjian ...............................................

21
23

26
27
36
37

PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA
ELECTRO PASAR GEDONGAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Toko Cahaya Electro ............................
2. Letak Toko Cahaya Electro ..............................

39
39

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Jenis Pelayanan Toko Cahaya Electro ...............
B. Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko

Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru
Sidoarjo
1. Akad Awal Yang Digunakan Oleh Pemilik Toko Dan
Pelanggan ...........................................................
2. Bentuk Perjanjian Setelah Terbentuknya Akad.
3. Praktik Jual Beli Barang Servis .........................
4. Latar Belakang Penjualan Barang Servis...........
BAB IV

40

42
43
44
47

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL
BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO
PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO
A. Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar

Gedongan Waru Sidoarjo ..........................................
50
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Paktek Jula Beli Barang
servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru
Sidoarjo .....................................................................
57

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................
B. Saran .........................................................................

62
63

Daftar Pustaka ........................................................................................

64


Lampiran-lampiran

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan mu’a>malah ialah kegiatan-kegiatan yang menyangkut antar
manusia yang meliputi aspek politik, ekonomi dan sosial. Untuk kegiatan
mu’amalah yang menyangkut ekonomi meliputi kegiatan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup, seperti: jual beli, simpan pinjam, hutang
piutang, usaha bersama dan sebagainya.1
Dengan demikian dalam pelaksanaan mu’a>malah manusia harus saling
bekerja sama dan memberi bantuan kepada orang lain, guna untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai kesejahteraan dalam kehidupan. Sebagaimana firman
Allah SWT:
                 


Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan

taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Ma>’idah: 2)2

Dalam mu‘a>malah akad memiliki peran yang penting, karena akad
merupakan penghubung setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan
kepentinggannya yang tidak dapat dipenuhinya sendiri tanpa bantuan dan jasa
orang lain.

Arnaen Permata Atmadja dan Antonio Syafi’i, Apa dan Bagaimana Bank Islam, (Jakarta:
Dana Bakti Prima Yasa, 2000), 8
2
Kementrian Agama RI, Al-Quran Terjemah Perkata Asbabun Nuzul dan Tafsir Bil
Hadis,(Bandung: Sygma Examedia Arkanleema, 2011), 106
1

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Kata akad berasal dari kata al-‘aqd, yang berarti mengikat, menyambung
atau menghubungkan (al-rabt}). Akad merupakan keterkaitan atau pertemuan
ijab dan kabul yang berakibat timbulnya akibat hukum. Ijab adalah penawaran
yang diajukan oleh salah satu pihak, dan kabul adalah jawaban persetujuan yang
diberikan mitra akad sebagai tanggapan terhadap penawaran pihak yang
pertama. Akad tidak terjadi apabila pernyataan kehendak masing-masing pihak
tidak terkait satu sama lain karena akad adalah keterkaitan kehendak kedua
pihak yang tercermin dalam ijab dan kabul.3
Salah satu bentuk akad yang sering dilakukan oleh Rasulullah Saw adalah
jual beli. Hal ini sebagaimana Rifa’ah ibn Rafi’ bertanya kepada Rasulullah Saw
perihal usaha yang paling baik, dan beliau menjawab:

ِ
ِ
ِ
ِ
‫ال َع َم ُل‬
َ َ‫ب ؟ ق‬
َ َ‫َع ْن ِرف‬
َ ِِ ‫اع َة ابْ ُن َراف ٍع أن ال‬
ُ َ‫صلى اه َعلَْيه َو َسل َم ُسئ َل أَى الْ َك ْسب أَطْي‬
4 ٍ
‫الر ُج ِل بِيَ ِد ِ َو ُكل بيَ ٍع َمْب ُرْور‬

Artinya: “Dari Rifa>’ah ibnu Ra>fi’ bahwa Nabi saw ditanya usaha apakah

yang paling baik? Nabi menjawab: Usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabru>r. ( H.R. al-

Bazzar dan al-Hakim)”
Dalam hadith di atas dijelaskan bahwasanya pekerjaan sebagai pedagang
sangatlah mulia, sebagaimana dipraktikkan oleh Rasulullah Saw dan para
sahabatnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan, berdagang juga mengandung
unsur tolong menolong yakni menerima dan memberikan andil kepada orang
lain dalam mencapai kemajuan hidup.

Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 68-69.
Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad al- Imam Ahmad bin Hanbal juz IV, (Liba>nan: Da>r a1-Kutub
al-Ilmiyah, 1993), 173-174.
3

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Dalam perdagangan manusia dapat mempererat tali persaudaraan sesama
manusia sebagaimana yang diajarkan oleh Islam. Namun Islam tidak
menghendaki adanya unsur kebatilan dalam memperoleh keuntungan dari
berdagang. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam al-Quran surat an-Nisa>’
ayat 29:
َ َ
َ َ ً َ َ ُ َ َ ‫ك‬
ُ
ُ َ‫َ ُ َ َب ُ ُ َب َ َ ُ َب‬
َ‫ب‬
‫ِنك ب‬
ٓ
‫اض م‬
‫يأي َ اٱَِي َ َءامن ا َ تأكل كا أموٰلك بينك بِٱلبٰ ِط ِل إَِ أن تك ن ت ِجٰ َرة ع ت َر ل‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu”. (Q.S. an-Nisa>’:29)5

Dalam dunia perdagangan seorang muslim berkewajiban mengetahui halhal yang dapat mengakibatkan jual beli itu sah atau tidak (fa>sid). Ini
dimaksudkan agar mu’a>malah berjalan sah dan segala sikap dan tindakannya
jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan.6
Sikap saling rela menjadi salah satu hal yang terpenting dalam transaksi
jual beli, sebab keberkahan akan didapat dari kerelaan antar keduannya, dan
jalan kebathilan sangatlah dicela karena akan merugikan satu diantara
keduanya. Seseorang harus paham betul terhadap aturan dan batasan yang dapat
mempertahankan kehalalan dari pekerjaan itu. Oleh karena itu wajib hukumnya
berlaku jujur dalam bertransaksi dan diharamkan untuk bermanipulasi yang
mengakibatkan unsur haram masuk di dalamnya.

Kementrian Agama RI, Al-Quran Terjemah Perkata Asbabun Nuzul dan Tafsir Bil Hadis …, 73.
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Alih bahasa Syauqinah dan aulia Rahma, (Jakarta: Tinta Abadi
Gemilang, 2013) 46
5

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Dalam berdagang seseorang haruslah memperhatikan syarat dan rukun
terlebih pada objek yang diperjualbelikan, Ini guna untuk mencapai kehalalan
transaksi tersebut. Begitu juga dalam perdagangan, barang yang hendak
diperjualbelikan haruslah milik sendiri (milik penjual)7. Tidaklah sah menjual
barang orang lain tanpa seizin pemiliknya atau menjual barang yang hendak
menjadi milik.
Rasulullah Saw bersabda sebagai berikut :

ِ
ِ
‫ لَ طَاَ َق‬: ‫ال‬
َ َ‫صلى اهُ َعلَْي ِه َو َسل َم ق‬
ّ ِ ‫َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ُش َعْيب َع ْن أَبِْيه َع ْن َج ّد َع ِن ال‬
َ ِ
ِ ِ
ِ ِ
ِ ِ
َ‫ك ُروا أبوداود‬
ُ ‫إِل فْي َما ََْل‬
ُ ‫ك َولَ ِعْت َق إِل فْي َما ََْل‬
ُ ‫ك َولَ بَْي َع إِل فْي َما ََْل‬

Artinya: “Dari Amru bin Syuaib dari bapaknya, dari neneknya dari Nabi
SAW. Beliau bersabda, “Tidak ada talak (tidak sah), melainkan
pada perempuan yang engkau miliki, dan tidak ada
memerdekakan, melainkan pada budak yang engkau miliki, dan
tidak ada (tidak sah) berjual beli, melainkan pada barang yang
engkau miliki.” (H.R. Abu Daud)8
Selain itu Islam menegaskan kepada manusia untuk berlaku adil dalam
jual beli. Hal ini agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat al-Isra>’ ayat 35:
َ
‫َب م‬
‫ب‬
‫ُ ب‬
‫ب َ َ َ ب‬
َ َ َ
ٗ‫ َوأ بح َس ُ تأوِي‬ٞۡ‫اٱل بيل إِذا ِ ُت ب َوزِن ا بِٱل بِس َطاسِٱل ُ بس َت ِي ِ ۚ ذٰل ِ خ ب‬

ُ ‫ََب‬
‫وأوف‬

Artinya:”Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan

timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.(Q.S. al-Isra>’: 35)9

7
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Isla>mi>y Wa ‘Adillahtuhu, Alih bahasa Abdul Hayyie al-Kattani
dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 235.
8
Abi> Da>wud Sulaima>n ibn al-’ash‘ati al-azdhiy al-sajasta>niy, Sunan Abi> Da>wud Juz II , (Kairo:
Dar al Hadits, 1999), 939
9
Kementrian Agama RI, Al-Quran Terjemah Perkata Asbabun Nuzul dan Tafsir Bil Hadis…,
285.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Jual beli merupakan salah satu bagian mua>malah yang diperbolehkan
Allah SWT, dan keberadaanya tidak akan dapat dipungkiri dalam masyarakat,
termasuk kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan dengan adanya kegiatan jual
beli inilah manusia dapat bertahan hidup. Jual beli termasuk sarana saling
tolong menolong antara sesama manusia, ketika penjual membutuhkan pembeli,
begitu juga sebaliknya pembeli juga membutuhkan penjual.
Sebagian kaum muslimin ada yang lalai mempelajari mu‘a>malah,
sehingga tidak peduli kalau mereka memakan barang haram. Sekalipun semakin
hari usahanya kian meningkat dan keuntungan semakin banyak.10 Orang yang
terjun ke dunia usaha berkewajiban mengetahui hal-hal yang dapat
mengakibatkan jual beli itu sah atau tidak sah (fa>sid). Ini dimaksudkan agar

mu‘a>malah berjalan sah, segala sikap dan tindakannya jauh dari kerusakan yang
tidak dibenarkan.
Jenis dan bentuk mu‘a>malah akan berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman, tempat dan kondisi sosial. Persoalan mu‘a>malah terkait
erat dengan perubahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.11
Pada awal penelitian yang terdapat di toko Cahaya Electro Pasar
Gedongan Waru Sidoarjo memberikan sebuah jasa servis (perbaikan barang
yang telah rusak) barang eloktronik seperti Tv, Radio, dvd, kipas dan lain-lain.
Selain melayani jasa servis toko tersebut juga menjual beberapa komponenkomponen elektronik, alat-alat elektronik dan juga menjual beberapa barang

10
11

Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Alih bahasa Syauqinah dan aulia Rahma…, 46.
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

elektronik second (bekas pakai) milik pelanggan servis yang telah lalai dalam
perjanjian jasa servis barang elektronik.
Adapun perjanjian jasa perbaikan barang elektronik di toko Cahaya
Electro Pasar Gedongan yaitu perjanjian yang terlebih dahulu dibuat oleh toko
servis yang tertera dalam nota. Perjanjian tersebut menyatakan bahwa
memberikan dalam tenggang waktu 3 bulan (terhitung sejak penyerahan)
untuk mengambil barang elektronik yang telah diperbaiki, jika tidak diambil
maka barang akan dijual/dileleng.12
Dalam pelaksanan jual beli barang servis yang telah lewat batas
pengambilan maupun tidak adanya kabar dari pelanggan, pihak toko akan
menawarkan barang kepada calon pembeli dan menjual barang dengan harga
sesuai dengan pasaran barang second13. Uang hasil penjualan barang servis
tersebut keseluruhanya menjadi milik toko servis.14 Padahal harga jual barang
barang servis lebih tinggi daripada harga jasa servis.
Berangkat dari adanya bentuk praktik jual beli barang servis milik
orang lain, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam
tentang “Analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli servis di toko
Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru Sidoarjo”

Sulaiman, Wawancara, Sidoarjo, 05 Desember 2016
Novel, Wawancara, Sidoarjo, 06 Desember 2016.
14
Imam, Wawancara, Sidoarjo, 08 Desember 2016.
12
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk menjelaskan kemungkinankemungkinan cakupan masalah yang dapat muncul dalam penelitian dengan
melakukan identifikasi sebanyak-banyaknya kemudian yang dapat diduga
sebagai masalah.15 Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis
mengidentifikasi inti dari permasalahan yang terkandung di dalamnya sebagai
berikut:
1) Pelaksanaan jasa servis barang elektronik.
2) Pembentukan perjanjian dalam jasa servis (perbaikan barang elektronik).
3) Latar belakang penjualan barang servis.
4) Praktik jual beli barang servis milik pelanggan servis.
5) Analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli servis di toko Cahaya
Electro Pasar Gedongan Waru Sidoarjo.
Dari beberapa identifikasi masalah tersebut, penulis perlu menjelaskan
batasan dan ruang lingkup persoalan yang akan dikaji dalam penelitian ini agar
terfokus dan terarah. Adapun batasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1) Praktik jual beli barang servis di toko Cahaya Electro Pasar Gedongan
Waru Sidoarjo.
2) Analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli servis di toko Cahaya
Electro Pasar Gedongan Waru Sidoarjo.

15

Tim Penyusun Fakultas Syari’ah dan Hukum, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya:
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel, 2016), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah memuat pertanyaan yang dijawab melalui penelitian.16
Melalui deskripsi di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1) Bagaimana praktik jual beli barang servis di toko Cahaya Electro Pasar
Gedongan Waru Sidoarjo?
2) Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli servis di toko
Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru Sidoarjo?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang penulis teliti sehingga terlihat
jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau
duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.17 Bahwa penulis menemukan
penelitian mengenai jual beli dan sejenisnya dari peneliti sebelumnya yang
berjudul:
1) Skripsi yang ditulis oleh Anisha Trisna Putri Dewanti dengan judul
“Analisis Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual beliBBM dengan Nota
Print Berbeda (Study Kasus SPBU Pertamina di Surabaya Utara)” tahun
2014. Skripsi ini membahas tentang transaksi jual beli BBM dengan Nota
Print diawali dengan pemesanan nota print yangdilakukan oleh pihak sopir

16
17

Ibid., 8.
Ibid., 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

kepada operator SPBU. Lalu operator SPBU akan mengambil nota print
dari pembeli yang tidak meminta nota printnya. Pada hariberikutnya, saat
sopir yang memesan itu datang dan membeli BBM, baru terjadilah jual beli
nota print tersebut.
Dalam skripsi tersebut menyatakan transaksinya sah karena telah
memenuhi rukun, namun dalam pelaksanaanya terdapat dampak atau
akibat yang ditimbulkan dengan adanya transaksi tersebut adalah
merugikan beberapa pihak. Dengan menggunakan metode Sadd Az|-

Z|ari’ah, yaitu melarang suatu pekerjaan yang pada awalnya diperbolehkan,
karena dapat menimbulkan sesuatu yang menyebabkan terjadinya
kemad}aratan.18
2) Skripsi yang ditulis oleh Farikhatul Masito dengan judul “Analisis Hukum
Islam terhadap Jual Beli Handphone (HP) Servis yang tidak diambil oleh
pemiliknya di Counter Kaafi Cell dan Anugrah Cell Sidoarjo” tahun 2012.
Skripsi ini membahas tentang jual beli handphone servis yang tidak diambil
oleh pemilik(konsumen yang memperbaiki handphone).
Seseorang yang menserviskan handphonenya yang telah selesai
diperbaiki

pemilik

handphone

mendapat

pemberitahuan

bahwa

handphonenya sudah bisa diambil, akan tetapi jika pemilik handphone
tidak mengambil handphonenya dalam waktu yang cukup lama karena
beberapa alasan, maka pihak counter menjual handphone tersebut. Pihak

18

Anisha Trisna Putri Dewanti, ”Analisis Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual beli BBM dengan
Nota Print Berbeda (Study Kasus SPBU Pertamina di Surabaya Utara)”, (Skripsi--IAIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2014), iv.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

counter merasa berhak menjual handphone itu karena telah meluangkan
waktu dan mengeluarkan biaya untuk memperbaiki handphone. Dengan
hasil, jual beli handphone servis yang tidak diambil oleh pemiliknya di

counter Kaafi Cell dan Anugrah Cell Sidoarjo hukumnya tidak sah, karena
tidak memenuhi salah satu syarat jual beli dalam hukum Islam.19
3) Jurnal yang di tulis oleh Trisadini Prasastinah Usanti dengan judul “Akad
Baku Pada Pembiayaan Mura>bahah Di Bank Syariah” tahun 2013. Jurnal
ini membahas tentang\ kontrak baku perjanjian yang telah ditentukan dan
dituangkan dalam bentuk formulir. Dalam praktik perbankan syariah,
pembiayaan murabahah dituangkan dalam bentuk akad baku, bahwa
nasabah penerima fasilitas pembiayaan tidak diberikan kesempatan untuk
bernegosiasi tentang klausula yang ada dalam akad pembiayaan

murabahah.
Adanya klausula baku pada pembiayaan murabahah di bank syariah
tidaklah bertentangan dengan prinsip syariah. Kontrak baku pada
pembiayaan murabahah di beberapa bank syariah telah memuat klasula
yang sesuai dengan karakteristik dari pembiayaan murabahah tersebut dan
telah memuat syarat minimum yang harus ada dalam akad sebagaimana

Farikhatul Masito, ”Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Handphone (HP) Servis yang tidak
diambil oleh pemiliknya di Counter Kaafi Cell dan Anugrah Cell Sidoarjo”, (Skripsi--IAIN Sunan

19

Ampel, Surabaya, 2012), v.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

ditentukan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional yang dirumuskan dalam
Peraturan Bank Indonesia.20
Dari ketiga penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas masingmasing memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti dalam judul “Analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli servis di
toko Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru Sidoarjo” yang secara garis besar
skripsi ini membahas tentang pelaksanaan jual beli barang servis milik
pelanggan karena telah lalai dalam perjanjian. Keseluruhan uang hasil penjualan
barang servis menjadi milik toko servis.
Adapun perjanjian khusus dalam jasa perbaikan barang servis yaitu
memberikan dalam tenggang waktu 3 bulan (terhitung sejak penyerahan)
untuk mengambil barang elektronik yang telah diperbaiki, jika pengambilan
telah lewat jatuh tempo, barang akan dijual/dilelang dan tidak bisa kembali.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan tentang tujuan yang ingin dicapai oleh
peneliti melalui penelitian yang di lakukannya21. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini antara lain:
1) Untuk mendeskripsikan praktik jual beli barang servis di toko Cahaya
Electro Pasar Gedongan Waru Sidoarjo.

Trisadini Prasastinah Usanti, “Akad Baku Pada Pembiayaan Mura>bahah Di Bank Syariah ”,
dalam http://www.jurnal-perspektif.org/index.php/perspektif/article/view/113, diakses pada 15
Desember 2016.
21
Tim Penyusun Fakultas Syari’ah dan Hukum, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi ..., 8.
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

2) Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli servis di
toko Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru Sidoarjo.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian memuat uraian yang mempertegas bahwa
masalah penelitian itu bermanfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis.22
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Aspek teoritis, sebagai upaya bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya yang berkaitan dengan jual beli barang milik orang lain
sekaligus untuk mengetahui hukum Islamnya.
2) Aspek praktis, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi
yang melakukan jual beli barang milik orang lain yang diharapakan dapat
berguna sebagai pedoman transaksi di lapangan atau masyarakat.

G. Definisi Operasional
Definisi operasional yaitu untuk memuat penjelasan tentang pengertian
yang bersifat operasional dari konsep atau variabel penelitian.23 Untuk
memudahkan pemahaman dalam judul penelitian ini, maka perlu penjelasan
secara operasional agar terjadi kesepahaman dalam memahami judul skripsi.
1) Hukum Islam adalah Peraturan-peraturan berdasarkan wahyu Allah (alQuran) dan Sunnah Rasul (Hadits) tentang tingkah laku manusia mukallaf

22
23

Ibid., 8.
Ibid,. 9.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang
beragama Islam.24 Hukum islam yang dimaksud dalam penelitian adalah
akad jual beli.
2) Jual beli barang servis adalah menjual barang elektronik milik pelanggan
servis yang telah diperbaiki sesuai perjanjian yang telah dibuat dan tidak
diambil sesuai batas waktu.

H. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data serta informasi yang akturat, relevan dan
obyektif, metode yang digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif. Oleh karena itu, penulis memaparkan metode
penelitian yang digunakan untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian ini.
1) Jenis penelitian
Dilihat dari segi sumber data yang didapat, maka penelitian ini
termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field research). Sedangkan
jenis penelitian ini adalah kualitatif sebagai prosedur penilitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.25

Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Hukum Islam, (Surabaya: UIN Sunan
Ampel Press, 2013), 44.
25
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 4.
24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

2) Pendekatan Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan dengan pola pikir deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat- sifat, populasi daerah
tertentu.26
3) Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang terdapat di toko Cahaya Electro Pasar
Gedongan Desa Wadung Asri Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.
4) Data yang dikumpulkan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa primer maupun
sekunder yang berasal dari seseorang, dokumen, pustaka, barang, dan
keadaan.27 Data yang perlu dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam
rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:
a) Data Primer
(1)

Pelaku akad

(2)

Akad yang digunakan

(3)

Jasa perbaikan barang elektronik

(4)

Perjanjian dalam praktik jasa perbaikan barang elektronik

b) Data Sekunder
(1)

Ayat suci al-Qur’an yang menjelaskan tentang jual beli

(2)

Hadis yang menjelaskan tentang jual beli

Suryana, Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian kuantitatif dan Kualitatif.
(Universitas Pendidikan Indonesia: 2010), 14.
27
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 87.
26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

(3)

Pendapat para ulama yang menjelaskan tentang jual beli

5) Sumber Data
Sumber data yakni sumber dari mana data digali, baik primer
maupun sekunder.28
a) Sumber Primer
Sumber primer yaitu sumber yang diperoleh dari pelaku yang
diamati atau diwawancarai sebagai sumber utama.29 Diantaranya
sebagai berikut:
(1) Pemilik toko servis
(2) Pelanggan servis
(3) Pembeli barang servis
b) Sumber Sekunder.
Sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh dari bahan
kepustakaan.30 Sumber yang bersifat membantu dalam melengkapi
serta memperkuat dari sumber primer tersebut, diantaranya sebagai
berikut:
(1) Wahbah az-Zuhaily, Al-Fiqhu Al-Isla>mi>y Wa ‘Adillatuhu.
(2) Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah.
(3) Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah.
(4) Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah.
(5) Abdul Aziz Muhammad, Fiqh Muamalat.

Tim Penyusun Fakultas Syari’ah dan Hukum, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi ..., 8.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., 157
30
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik ...¸88.
28

29

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

(6) Abdul Rahman Ghazaly, dkk., Fiqh Muamalat.
(7) Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah.
(8) Enang Hidayat, Fiqih Jual Beli.
(9) Muhammad bin Kamal Khalid As-suyuti, Ar-Riyadh Al Murba’ah

Firma Ittafaq ‘Alaih Al Arba’ah, ahli bahasa Marsuni Sasaky,
Kumpulan Hadits Yang Disepakati 4 Imam.
6) Teknik Pengumpulan data
a) Observasi
Teknik pengamatan dengan cara mengamati (melihat,
memperhatikan, mendengarkan, dan mencatat secara sistematis objek
yang diteliti)31 yang akan digunakan untuk pengumpulan data tentang:
(1) Akad yang dilakukan dalam transaksi
(2) Jasa perbaikan barang elektronik
(3) Praktik jual beli barang servis
b) Interview
Teknik interview yang disebut juga sebagai wawancara yaitu
suatu teknik yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan atau data
secara lisan dari seorang responden sebagai pembantu dari teknik
observasi.32 Penulis akan mewawancarai pihak yang terlibat yaitu
pelaku praktik jual beli barang servis tersebut, yaitu pemilik toko
servis dan pelanggan servis.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif..., 174-175.
Koenjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, cet ke 9 (Jakarta: PengadilanTinggi
Gramedia, 1989), 129
31
32

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

7) Teknik pengolahan data
Tahapan pengolahan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Organizing
Teknik ini digunakan untuk menyusun dan mensistematiskan
data yang akan diperoleh tentang tinjauan hukum Islam terhadap
praktik jual beli barang servis di toko Cahaya Electro Pasar Gedongan.

b) Editing
Yaitu kegiatan pemeriksaan terhadap kelengkapan data yang
dikumpulkan.33 Teknik ini digunakan untuk pemeriksaan kembali
terhadap semua data yang telah diperoleh terutama dari segi kejelasan
makna dan kesesuaian antara data primer dan data sekunder tentang
tinjauan jual beli menurut hukum Islam terhadap praktik jual beli
barang servis milik orang lain.

c) Analizing
Analizing

yaitu

suatu

proses

pengelompokan

dan

pengategorikan data yang dikumpulkan secara sistematis.34 Teknik ini
digunakan untuk memberikan analisa dari data yang telah
dideskripsikan dan menarik kesimpulan tentang tinjauan jual beli
menurut hukum Islam terhadap praktik jual beli barang servis milik
orang lain.

Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,
2005), 192.
34
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik ...¸105.
33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

8) Teknik Analisis Data
Analisis data, yaitu proses penyederhanaan data kebentuk yang
lebih mudah dibaca dan dipahami.35 Penulis melakukan analisis data
dengan menggunakan metode kualitatif, yakni upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat disampaikan kepada orang lain.36
Setelah penulis mengumpulkan data secara sistematis dan faktual,
kemudian penulis menganalisisnya dengan menggunakan metode
diskriptif analisis yaitu kumpulan data yang terkait dengan praktik jual
beli barang servis di toko Cahaya Electro Pasar Gedongan Waru yang
disertai analisis untuk diambil kesimpulan. Metode ini digunakan
memaparkan, menjelaskan dan menguraikan data yang terkumpul
kemudian disusun dan dianalisis untuk diambil kesimpulan.

I. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, antara satu bab dengan
bab lainnya saling berhubungan, selanjutnya dalam setiap bab terdiri dari sub
bab. Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan teratur sesuai dengan apa

35
36

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989), 263.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif..., 248.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

yang direncanakan penulis, maka disusunlah sistematika pembahasan sebagai
berikut :
Bab pertama

: Merupakan pendahuluan yang berisi tentang penyusunan
langkah awal untuk memulai sebuah penelitian, agar yang
direncankan oleh penulis dalam penelitiannya bisa sistematis.
Adapun pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan
masalah,

kajian

pustaka,

tujuan

penelitian,

kegunaan

penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta
menggambarkan alur sistematika pembahasan yang jelas.
Bab kedua

: Landasan teori yang membahas tentang kajian pustaka yang
menguraikan teori berkaitan dengan praktik jual beli, yang
mencakup bahasan tentang konsep jual beli dalam hukum
Islam. Di antaranya mengenai pengertian, dasar hukum, rukun
dan syarat, macam-macam jual beli, serta syarat sah perjanjian.
Yang bertujuan untuk mengetahui analisis hukum Islam
terhadap permasalahan tersebut. Mengenai data penelitianya
akan dilanjutkan pada bab ketiga.

Bab ketiga

: Data penelitian yang

mencakup gambaran umum toko

Cahaya Electro Pasar Gedongan dan hasil temuan dalam
penelitian terkait dengan praktik jual beli barang elektronik
milik pelangan servis. Sehingga di bab ketiga berisi tentang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

data penelitian murni yang dibahas secara jelas. Untuk
analisisnya maka dilanjutkan pada bab keempat.
Bab keempat

: Berisi tentang analisis data yaitu data telah di deskripsikan
guna menjawab masalah penelitian, terhadap isi bab tiga
dengan menggunakan teori dalam bab dua. konsep jual beli
dalam hukum Islam. Untuk hasil analisis akan disimpulkan
pada bab ke lima.

Bab kelima

: Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini
bermaksud memberikan jawaban terhadap rumusan masalah
dan beberapa saran yang membangun.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Jual Beli
Jual beli terdiri dari dua suku kata yaitu “jual dan beli”. Kata jual yang
berarti menunjukkan bahwa adanya perbuatan menjual, sedangkan beli adalah
adanya perbuatan membeli. Jadi perkataan jual beli menunjukkan adanya dua
perbuatan dalam satu peristiwa, yaitu satu pihak menjual dan pihak yang
lain membeli, maka dalam hal ini terjadilah peristiwa hukum jual beli.
Demikian bahwa perjanjian jual beli ini melibatkan dua pihak yang saling
menukar atau melakukan pertukaran.1
Secara etimologi, jual beli adalah proses tukara-menukar barang dengan
barang atau sesuatu dengan sesuatu yang lain. Kata al-bay‘ yang artinya jual
beli termasuk bermakna ganda yang bersebrangan, seperti halnya kata ash-

shira>’ yang berarti membeli. Dengan demikian, kata al-bay‘ berarti jual, tetapi
sekaligus juga berarti beli.2
Adupun jual beli menurut beberapa ulama:
1. Ulama Hanafiyah

ٍ
ٍ ٍِ
ٍ ‫ص ْو‬
‫ص‬
ُ ََْ ‫ُمبَ َادلَةُ َمال َِال َعلَى َو ْجه‬

Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta:
Sinar Grafika, 1994), 33
2
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Isla>mi>y Wa ‘Adillahtuhu, Alih bahasa Abdul Hayyie al-Kattani
dkk…, 25.
1

21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Artinya: “Pertukaran harta (benda) dengan harta berdasarkan cara khusus

(yang diperbolehkan).”3

Dalam definisi ini terkandung pengertian bahwa cara yang khusus
yang dimaksudkan ulama Hanafiyah adalah melalui ijab (ungkapan
membeli dari pembeli) dan kabul (pernyataan menjual dari penjual), atau
juga boleh melalui saling memberikan barang dan harga dari penjual dan
pembeli. Selain itu, harta yang diperjualbelikan harus bermanfaat bagi
manusia. Sehingga bangkai, minuman keras, dan darah, tidak termasuk
sesuatu yang boleh diperjualbelikan, karena benda-benda itu tidak
bermanfaat bagi muslim. Apabila jenis-jenis barang seperti itu tetap
diperjualbelikan, menurut ulama Hanafiyah jual belinya tidak sah.
2. Definisi lain dikemukakan ulama Hanabilah, jual beli adalah:

‫ُمبَ َاد لَةُ ا لْ َم ِال بِامِ ِال ََْلِْي َكا‬

Artinya: “Saling tukar menukar harta dengan harta dengan tujuan

memindahkan kepemiliknnya”.4

Dalam hal ini mereka melakukan penekanan kepada kata “milik dan
pemilikan”, karena ada juga tukar-menukar harta yang sifatnya tidak harus
dimiliki, seperti sewa-menyewa (Ija>rah).
3. Menurut Imam Sha>fi’i>

ِِ
ِ ‫آِ ِلستِفاَ َد ِة ِم ْل‬
ٍ ٍِ
ٍ ْ ‫ك َع‬
‫ْ أ َْو َمْ َف َع ٍة ُم َؤب َد ٍة‬
َ َ‫ َع ْقد يَت‬:‫َو َش ْر ًعا‬
ْ ْ ِ ‫ضم ُن ُم َقابَلَةَ َمال َِال بِ َش ْرطه ا‬

Artinya: “Jual beli menurut shara>’ adalah suatu akad yang
mengandung tukar menukar harta dengan harta dengan
syarat yang akan diuraikan untuk memperoleh kepemilikan
atas benda atau manfaat untuk waktu selamanya.”

3
4

Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Cet.II, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 73.
Enang Hidayat, Fiqih Jual Beli, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 12.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Dalam hal ini mereka melakukan penekanan kepada kata
“milik dan pemilikan”, tukar-menukar barang dengan maksud memberi
kepemilikan.5

B. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli merupakan jembatan bagi manusia untuk melakukan sebuah
transaksi serta untuk mendapatkan harta yang dibutuhkan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Adapun jual beli mempunyai landasan yang kuat dalam
al-Qur'an, al-Sunnah dan Ijma’, yaitu di antaranya:
1. Beberapa ayat al-Qur’an tentang jual beli:
a. Surat al-Baqarah ayat 275
    
Artinya: “Dan Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba”6

Ayat diatas sangat jelas bahwasannya jual beli merupakan
akad yang diperbolehkan dan melarang transaksi yang mengandung

riba’.
b. Surat an-Nisa>’ ayat 29



   
  
 
     
    
        
   
     


   
    

 
  
 
  
  
    
 
 
 
     
  
   
 
  
   
    

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Isla>mi>y Wa ‘Adillahtuhu, Alih bahasa Abdul Hayyie al-Kattani
dkk, …, 25.
6
Kementrian Agama RI, Al-Quran Terjemah Perkata Asbabun Nuzul dan Tafsir Bil Hadis…, 47.
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”7

Allah telah mengharamkan memakan harta orang lain dengan cara
batil yaitu tanpa ganti dan hibah, yang demikian itu adalah batil
berdasarkan ijma umat dan termasuk di dalamnya juga semua jenis akad
yang rusak yang tidak boleh secara syara’ baik karena ada unsur riba’ atau

jahalah (tidak diketahui), atau karena kadar ganti yang rusak seperti
minuman keras, babi, dan yang lainya dan jika yang diakadnya itu adalah
harta perdagangan bukan termasuk harta yang tidak boleh dijual belikan.8
2. Landasan as-Sunnah antara lain:
a. H{adith dari Rifa>’ah ibnu Ra>fi’

ِ
ِ
ِ
ِ
‫ال َع َم ُل‬
َ َ‫ب ؟ ق‬
َ َ‫َع ْن ِرف‬
َ ِِ ‫اعةَ ابْ ُن َراف ٍع أن ال‬
ُ َ‫صلى ال َعلَْيه َو َسل َم ُسئ َل أَى الْ َك ْسب أَطْي‬
9 ٍ
‫الر ُج ِل بِيَ ِد ِ َو ُكل بيَ ٍع َمْب ُرْور‬

Artinya: “Dari Rifa>’ah ibnu Ra>fi’ bahwa Nabi saw ditanya usaha apakah

yang paling baik? Nabi menjawab: Usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabru>r. ( H.R. al-

Bazzar dan al-Hakim)”
Dari hadith di atas jual beli yang mabru>r adalah setiap jual
beli yang tidak ada dusta dan khianat, sedangkan dusta adalah

7

Ibid..., 83.
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Niz}a>’ al-mu’a>malah fi al-fiqih al-isla>mi>, Alih Bahasa Nadirsyah
Hawari, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam, (Jakarta : Amza, 2010) 27.
9
Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad al- Imam Ahmad bin Hanbal juz IV, (Liba>nan: Da>r a1-Kutub
al-Ilmiyah, 1993), 173-174.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

penyamaran dalam barang yang dijual, dan penyamaran itu adalah
penyembunyian aib barang dari penglihatan pembeli10.
b. H{adith dari Abu Sa’id al-Qhudri yang diriwayatkan oleh Ibn Majah

ِ ‫ال رسو ُل‬
ِ
ِ َ َ‫ عن اَبِي ِه ق‬,‫عن داود اب ِن صالِ ِح الْم َدن‬
‫ال‬
ُ ‫الىخ ْد ِري يَ ُق‬
ُ ‫ ََ ْع‬:‫ال‬
ُ ‫ت أَبَا َسعْي َد‬
ْ َْ ّ َ
َ ْ َُ َ ْ َ
ْ ُ َ َ َ‫ول ق‬
11
ٍ ‫م َواََِا الْبَ ْي ُع َع ْن تَ َر‬.‫ص‬
َ‫اض ُروا ابن ماجه‬
Artinya: “Dari Abu Dawud Ibnu Shalih Al-Maddani dari ayahnya berkata

saya mendengar Abu Sa’id al-Qhudri berkata; bahwa Rasullullah
Saw; jual beli atas dasar saling meridha>i”. (HR. Ibnu Ma>jah)

c. Hadith dari Ibnu Umar yang diriwayatkan Ibnu Ma>jah

ِ
ِ
ِ
‫ْ الْ ُم ْسلِ ُم َم َع‬
َ َ‫َع ْن ابْ ِن عُ َمَر ق‬
ُ ْ ‫ التّاَج ُر الص ُد ْو ُق ْاَْم‬: ‫صلى ال َعلَْيه َو َسل َم‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل ال‬
ِ
ِ
12 ِ
. ‫امة‬
َ
َ َ‫الشه َداء يَ ْوَم الْقي‬
Artinya: "Ibnu ‘Umar ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw.
Pedagang yang benar (jujur), dapat dipercaya dan muslim,
beserta para shuhada’ pada hari kiamat. (HR. Ibnu Ma>jah).”

3. Ijma’
Ulama telah sepakat atas kebolehan akad jual beli. Ijma’ ini
memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan dengan
sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan kepemilikan sesuatu
itu tidak akan diberikan dengan begitu saja, namun terdapat kompensasi
yang harus diberikan. Dengan disyariatkannya, jual beli merupakan salah
satu cara untuk merealisasikan keinginan dan kebutuhan manusia, karena

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), 103.
Ibnu Ma>jah, Sunan Ibnu Ma>jah Juz II, (Libana>n: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, t.t,), no 2185, 737
12
Ibid..., no 2139, 724.
10

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

pada dasarnya, manusia tidak bisa hidup tanpa berhubungan dan bantuan
orang lain.13
Dari beberapa ayat-ayat al-Qur'an, sabda Rasul serta Ijma’ Ulama’
di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hukum jual beli itu mubah (boleh).
tetapi menurut Imam Asy-Syatibi, pada situasi tertentu dapat berubah menjadi
wajib, dia mencontohkan ketika terjadi praktik penimbunan barang kalau tidak
ada barang baru dikeluarkan (Ih}tikar) sehingga harga di pasaran menjadi naik.
Hal ini menurut prinsip dia bahwa yang mubah itu apabila ditinggalkan secara
total, maka hukumnya boleh menjadi wajib.14

C. Rukun Jual Beli
Jual beli itu dapat dikatakan sah oleh shara’, jika rukun dan syarat
sudah dipenuhi. Jumhur Ulama’ berpendapat bahwa rukun jual beli ada empat,
yaitu:15
a. Orang yang berakad atau al-muta‘a>qida>yn yaitu: Penjual dan Pembeli.
Pendapat ini disepakati oleh para ulama’mazhab
b. S}igha>t (lafal ijab dan kabul) yaitu: pernyataan serah terima antara penjual
dan pembeli,
c. Ma’qu>d ‘ala>ih (barang yang dibeli), ara ulama’ bersepakat kalau tidak ada
barang yang diperjual belikan maka tidak sah akad jual beli.

Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 73
Nasrun Haroun, Fiqh Muamalah…, 114
15
Ibid…, 115
13

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

d. Ada nilai tukar atau harga pengganti barang (thaman)
Menurut ulama Hanafiyah, orang yang berakad, barang yang dibeli,
dan nilai tukar barang termasuk ke dalam syarat-syarat jual beli, bukan rukun
jual beli.

D. Syarat Jual Beli
Rukun jual beli yang dikemukakan jumhur ulama’ di atas terdapat
beberapa syarat-syarat yang harus terpenuhi yakni sebagai berikut:
a. Syarat orang yang berakad
Adapun syarat-syarat orang yang melakukan akad jual beli yaitu
sebagai berikut:
1) Mummayyiz, ba>ligh dan berakal, oleh sebab jual beli yang dilakukan
anak kecil yang belum berakal dan orang gila hukumnya tidak sah.
tetapi jika transaksi itu sudah mendapat izin dari walinya, maka
transaksi tersebut hukumnya sah sebagaimana pendapat Jumhur
ulama.16
Namun dari pendapat Imam Hanafi tidak mensyaratkan ba>ligh,
sehingga sah saja perbuaatan seorang anak yang telah mummayyis.
Secara umum Hanafi membagi perbuatan anak-anak yang berakal dan

mumayyis.17
16

Ibid..., 115.
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Isla>mi>y Wa ‘Adillahtuhu, Alih bahasa Abdul Hayyie al-Kattani
dkk…, 34.
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

2) Orang yang melakukan akad itu orang yang berbeda, artinya seseorang
itu tidak dapat bertindak dalam waktu yang bersamaan sebagai penjual
sekaligus pembeli.18
3) Harus bebas memilih atau dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa).
maksudnya adalah dalam melakukan perbuatan jual beli atau
bertransaksi tersebut, baik itu dari salah satu pihak penjual atau pembali
tidak boleh melakukan suatu tekanan atau paksaan yang diterima dari
keduanya. Karena adanya kerelaan dari kedua belah pihak merupakan
salah satu rukun yang terpenting, jika tidak adanya kerelaan maka t