TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROSES OPERASI PLASTIK DENGAN ALASAN MEMBAHAGIAKAN SUAMI DAN MEMPERTAHANKAN KELUARGA.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PROSES OPERASI
PLASTIK DENGAN ALASAN MEMBAHAGIAKAN SUAMI
DAN MEMPERTAHANKAN KELUARGA

SKRIPSI

Oleh :
A. Arifudin Syuhadak
NIM. C01212002

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga Islam
Surabaya
2016

ABSTRAK
Skripsi dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Operasi Plastik Dengan Alasan
Membahagiakan Suami dan Mempertahankan Keluarga merupakan hasil penelitian
kepustakaan, mengenai analisis hukum islam terhadap operasi dengan alasan membahagiakan

suami dan mempertahankan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menjawap pertanyaan
bagaimana operasi plastik yang dilakukan dengan alasan membahagiakan suami dan
mempertahankan keluarganya dan bagaimana analisis hukum islam terhadap operasi plastik
dengan alasan membahagiakan suami dan mempertahankan keluarga.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, yang mengunakan penelitian
deskriptif. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka dipergunakan metode penelitian yang
terdiri dari data yang dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan
data, serta teknik analisis data. Sumber yang digunakan terdiri dari sumber primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengunakan metode dokumentasi,
sedangkan pengolahan data dengan mengunakan teknik editing dan organizing.
Dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa, melakukan operasi plastik dengan
alasan membahagiakan suami dan mempertakankan suami hukumnya haram menurut hukum
islam, karena termasuk merubah ciptaan Allah tetapi jika operasi itu ditujukan kepada orang
yang cacat dari lahir seperti bibir sumbing dll, ataupun kepada orang kecelakan lalu di operasi
hukum islam membolehkan.
Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
di masyarakat indonesia, kita harus mengadakan adanya suatu promosi kesehatan, salah satunya
berupa penyuluhan. Bidan berperan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya harus dilakukan
oleh masyarakat jika menghadapi bedah plastik atau lingkungan sekitar agar dapat sesuai dengan
syariat islam. Materi penyuluha bisa saat pasien berkonsultasi terhadap kita dan kita wajib

memberikan bimbingan pada masyarakat tentang pandangan agama yang benar yang tetap
diyakini agar tak ada kesalah pahaman dalam mengartikan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ..............................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ..............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................

iii

PENGESAHAN ...................................................................................................


iv

ABSTRAK ...........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR .........................................................................................

vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................

vii

MOTTO ...............................................................................................................

ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................


x

DAFTAR TRANSLITERASI ..............................................................................

xii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

1

B. Identifikasi Dan Batasan Masalah ...............................................

8

C. Rumusan Masalah.........................................................................


9

D. Kajian Pustaka .............................................................................

12

E. Tujuan Penelitian ..........................................................................

12

F. Kegunaan Hasil Penelitian ...........................................................

13

G. Definisi Operasional ....................................................................

13

H. Metode Penelitian .........................................................................


15

I. Sistematika Pembahasan ..............................................................

17

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG OPERASI PLASTIK DAN
KELUARGA BAHAGIA

BAB III

BAB IV

A. Pengertian Operasi ........................................................................

18

1. Pengertian Operasi Dan Sumber Hukumnya ..........................


18

2. Macam-macam Operasi Plastik .............................................

20

B. Pengertian Keluarga......................................................................

23

C. Tujuan Keluarga............................................................................

26

1. Untuk Mentaati Anjuran Agama.............................................

26

2. Memperoleh Keturunan Yang Sah..........................................


27

3. Untuk Menyalurkan Syahwat..................................................

28

4. Untuk Memelihara Berlakunya Hubugan Biologis................

29

D. Konsep Membina Keluarga .........................................................

30

PROSES PELAKSANAAN OPERASI PLASTIK
A. Persiapan Sebelum Operasi...........................................................

37


B. Proses Operasi Plastik...................................................................

38

1.

Operasi Hidung Agar Mancung ..................................

2.

Operasi Mata

3.

Operasi Membuat Hidung

39

....................................................... 34
....................................... 34


ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSES OPERASI
PLASTIK UNTUK MEMBAHAGIAKAN SUAMI
A. Proses Operasi Nita Thalia ............................................................ 52
B. Analisisis

Hukum

Islam

Terhadap

Proses

Operasi

Plastik

Membahagiakan suami ................................................................. . 56
BAB V


PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................

68

B. Saran ............................................................................................

68

Untuk

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

69

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Allah Swt dengan segala kekuasaannya telah menciptakan alam dan
segala makhluk yang ada di bumi ini. Setiap makhluk yang diciptakan
terbagi tiga bagian. Pertama, makhluk nabati (tumbuh-tumbuhan), Kedua,
makhluk hewani (binatang), Ketiga, makhluk insani (manusia). Semua
makhluk ini terdiri dari dua jenis yang saling berpasang-pasangan. Bagi
makhluk nabati dan hewani ada jenis jantan dan betina, sedangkan pada
makhluk insani ada jenis laki-laki dan perempuan. Hikmah diciptakannya
segala jenis makhluk ini agar saling membutuhkan dan memerlukan sehingga
dapat hidup berkembang.1
Salah satu ajaran Islam yang indah tersebut adalah syariat
perkawinan. Perkawinan adalah salah satu sunnatullah yang umum berlaku
pada makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Perkawinan merupakan suatu cara yang dipilih Allah Swt sebagai jalan bagi
manusia untuk beranak, berkembang biak dan melestarikan hidupnya, setelah
masing-masing pasangan siap melakukan peranannya yang positif dalam
mewujudkan tujuan perkawinan.2
Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 2 dijelaskan, pengertian
perkawinan menurut hukum Islam adalah akad yang sangat kuat (mitsa>qan
1
2

Amir Nasution, Rahasia Perkawinan dalam Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), 1.
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid 6, Mohammad Thalib, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 2000), 7.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

ghali>dzan) untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah.3 Sedangkan pengertian perkawinan menurut Pasal 1 Undang-Undang
No 1 Tahun 1974 adalah suatu ikatan lahir batin antara seseorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa. 4
Kebutuhan manusia sebagai makhluk yang dilengkapi akal, nurani
dan juga nafsu yang mempunyai ketertarikan terhadap pasangannya dan
naluri seksual telah dikemas oleh Allah Swt. dalam hukum syariat yang
indah berupa perkawinan. Bentuk perkawinan ini telah memberikan jalan
aman pada naluri seks, memelihara reproduksi keturunan dengan baik dan
menjaga kaum perempuan agar tidak terjerumus pada hal-hal yang
diharamkan oleh agama Islam.5 Gairah seksual sebagai wujud nafsu
merupakan kodrat dan keinginan yang kuat dan juga penting karena setiap
orang harus mempunyai pasangan untuk memenuhi kebutuhan seksualnya
dalam lingkungan yang aman dan tentram. Seorang laki-laki bujang pasti
mendambakan teman hidup yang setia dan tulus, begitu pula dengan seorang
wanita yang masih sendiri. Maka Islam datang dan memerintahkan manusia
untuk menikah, agar mereka selamat dan merasa tentram hatinya, karena
perkawinan adalah wadah yang tepat untuk menumbuhkan rasa cinta dan
kasih sayang. Allah Swt. berfirman pada surah Al-Rum ayat 21.

3

Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
5
Ibid., 19.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.6
Ayat di atas menjelaskan secara khusus tentang tujuan disyariatkan
perkawinan dengan diciptakannya manusia secara berpasangan yaitu untuk
menciptakan suasana yang sakinah.
Sebagian

mufasir

mengartikan

sakinah

sebagai

ketenangan.

Selanjutnya lafal mawaddah wa rahmah diartikan dengan cinta dan kasih
sayang. Cinta berarti kerinduan yang mendalam dari masing-masing
pasangan sehingga semakin terwujud cinta tersebut. Sedangkan rah}mah
muncul ketika umur semakin menua dan anak cucu telah tumbuh menjadi
orang sukses. Dari situ kasih sayang bermekaran, karena kasih sayang lebih
dalam daripada cinta.7
Harapan pasangan hidup menjadi pasangan yang sakinah mawaddah
wa rah}mah terdapat dalam satu kata, yaitu keharmonisan. Keharmonisan
suami istri secara tidak langsung akan berimplikasi terhadap keharmonisan
kehidupan keluarganya, baik terhadap anak-anaknya maupun terhadap sanak
kerabatnya. Namun keharmonisan keluarga yang terbagi dari tiga tujuan
perkawinan berupa sakinah mawaddah wa rah}mah sejatinya tidak dapat
6

Departemen Agama Islam RI, Al-Qur’an Terjemah, 110
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,Vol 11,
(Jakarta: Lentera Hati, 2003), 35.

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

hanya diukur dengan pelampiasan seksual saja. Apalagi manusia setiap hari
semakin bertambah umur yang berarti kecantikan seseorang perempuan
semakin hari semakin berkurang.8
Hal ini merupakan hukum alam yang pasti terjadi sehingga dalam
suatu perkawinan yang telah berlangsung lama, kebosanan dan kekecewaan
terhadap pasangannya sering terjadi terutama ketika berpandag-pandagan
(saling melihat). Masalah ini yang memicu menjadi penyebab pertikaian
yang berujung perceraian karena hubungan suami istri yang sudah tidak
harmonis lagi. Oleh karena itu, sebagian wanita yang merasa kurang bisa di
lihat cantik ketika berada di depan suaminya, tidak jarang mereka memilih
untuk

mengoperasi

bagian

tubuhnya

dengan

tujuan

agar

dapat

menyenangkan hati suaminya dan merasakan kembali sensasi seperti muda.
Seiring dengan itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang maju dengan sangat pesat terutama di bidang kedokteran,
telah memiliki banyak alternative jasa kedokteran yang ditawarkan untuk
menciptakan suasana keluarga yang lebih harmonis.
Mulai dari operasi kecantikan, bayi tabung, sampai operasi
rekonstruksi selaput dara dan lain-lain. Banyak motif yang melatar belakangi
seorang wanita melakukan operasi ini, misal karna wajah kurang menarik,
cacat dari lahir, kecelakaan dan berbagai macam pula tujuan mereka yang
hendak melakukan operasi ini.

8

Lola Wagner dan Danny Irawan Yatim, Seksualitas Dipulau Batam Suatu Studi Antropologi,
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan 1997), 60.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Penemuan baru dalam bidang kedokteran tentang operasi plastik
tersebut banyak menarik perhatian masyarakat terutama bagi kalagan
perempuan. Berbagai bentuk operasi pun dilakukan, seperti menarik kulit
yang sudah keriput, merubah warna kulit, memancungkan hidung,
mempercantik wajah, membesarkan bagian tertentu pada tubuh atau
mengecilkan, menghilangkan sesuatu pada tubuh atau menambahkan pada
yang kurang, dan lain sebagainya.
Adapaun yang dimaksud operasi plastik adalah suatu cabang ilmu
kedokteran yang bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian
tubuh manusia melalui operasi kedokteran.9 Disini yang dimaksud operasi
plastik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “plastikos” yang berarti
“membentuk” atau “memberi bentuk” atau dalam bahasa arab disebut
“Jirahah Tajmil” adalah operasi atau operasi yang dilakukan untuk
mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik
yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang.10
Ilmu ini sendiri merupakan cabang dari ilmu operasi yang bertujuan untuk
mengembalikan bentuk dan fungsi yang normal dan “menyempurnakan”
bentuk dengan proporsi yang “lebih baik”.
Operasi plastik secara umum dibagi dua jenis operasi untuk
rekonstruksi dan operasi untuk kosmetik (Estetik). Yang membedakan
operasi Rekonstruksi dan Estetik adalah dari tujuan prosedur pemoperasian
itu sendiri. Operasi plastik rekronstruksi adalah operasi yang ditujukan hanya
9

Sumiardi Harahap, Bedah Minor, (Jakarta: Hipokrates, 1992), 180.
Syauqi Abduh As-Sahi, Al Fiqh Islami wal Qhadaya at-Thibbiyah al-Mu’ashirah, cetakan
pertama, (Maktabah an-Nahdhah al-Mishriyah), 129.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

untuk membuat yang cacat menjadi normal. Kasus kasus dalam operasi
plastik rekonstruksi ini ditimbulkan karena adanya aib (cacat) yang ada
dibadan, baik karena cacat dari lahir (bawaan) seperti bibir sumbing, jari
tangan atau kaki yang berlebih, ataupun disebabkan oleh penyakit seperti
akibat dari penyakit lepra/kusta, TBC, dan lain lain dan ataupun dikarenakan
kejadian yang menimpanya seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainya,
yang pada akhirnya merubah sebagian anggota badan.11
Pada operasi estetik, pemoperasian dilakukan pada pasien-pasien
normal (sehat). operasi yang dilakukan karena tujuan untuk membuat yang
normal menjadi lebih baik. Hal ini dilakukan dengan cara mencari bagian
badan yang dianggap mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang
kemudian dirubah bagian tersebut agar terlihat lebih cantik atau seksi.
Operasi plastik estetik ini misalnya memancungkan hidung jika hidungnya
pesek, memperindah mata, menarik muka untuk lansia agar terlihat muda,
dan lain lain. maka diharapkan melalui operasi operasi plastik estetik
didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna.12
Yang perlu dipahami mengenai operasi plastik, adalah bukan
permainan

sulap,

tindakan

pemoperasian

sendiri

didasarkan

ilmu

pengetahuan kedokteran khususnya mengenai luka dan proses penyembuhan
yang berjalan alami. Penyembuhan luka dapat berlangsung sampai 12 bulan,
dengan tujuan meninggalkan bekas luka, disinilah peran operasi plastik,

11
12

Alfred Amelyn, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, ( Jakarta: Grafika Tama Jaya 1991), 61.
Ibid., 87.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

dalam upaya menyembunyikan bekas luka sayatan atau meninggalkan bekas
luka yang samar.13
Operasi plastik biasanya memang bertujuan untuk mempercantik atau
memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau
tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang, sehingga anggota tubuh
tampak lebih indah, dan ini disebut "operasi yang disengaja". Namun, selain
untuk kecantikan, operasi plastik juga dilakukan untuk tujuan kesehatan.
Misalnya pada kasus tertentu, ada orang yang mengalami luka bakar atau
kena air keras, sehingga ada bagian tubuhnya yang rusak. Maka untuk
memperbaiki kerusakan ini, dianjurkan

melakukan operasi plastik, yang

dikenal dengan operasi tanpa ada unsur kesengajaan.
Permasalahan operasi ini kemudian menjadi jalan keluar Nita Thalia
yang menjadi istri ke dua dari Nurdin Ruditia yang melangsugkan pernikah
pada 27 agustus 2000 dan dikaruniai satu anak. Nita Thalia yang berumur 33
tahun memandang dirinya kurang ideal, mata sipit, kulit hitam, dan pipi
tembem.
Hal tersebut membuat

nita thalia merasa khawatir tidak bisa

membahagiakan suami dan tidak bisa mempertahankan keluarganya. Oleh
karena itu dia memutuskan untuk melakukan operasi plastik Demi menjaga
keutuhan rumah tangganya.14

13

M.Jusuf Hanafiah dan Amri Amir. Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan edisi 2, ( Jakarta
1999 penerbit buku kedokteran EGC), 58.
14
Wikipedia,”Alasan Nita Thalita Operasi Plastik” dalam
http://www.lintasblog.com/blogs/23126

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Nita Thalia melakukan operasi sejak 4 tahun yang lalu tepatnya 10
oktober 2011, Nita Thalia melakukan operasi secara bertahap, mulai dari
hidung, pipi, dagu, kantong mata, hingga sedot lemak.15
Dari latar belakang di atas kami menarik sebagai wacana salah
satunya Nita Thalia yang berkeinginan mempertahankan keluarganya, agar
tidak terjadi perceraian, maka ia rela untuk menggoperasi bagian mukanya,
dengan tujuan membahagiakan suami dan mempertahankan rumah
tangganya.
Pertimbagan

tersebutlah

yang

dijadikan

alasan

saya

untuk

mengajukan judul sebagai skripsi.“Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Proses Operasi Plastik Dengan Alasan Membahagiakan Suami Dan
Mempertahankan Keluarga”

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang permasalahan di atas, penulis
mengidentifikasi permasalahan yang terkandung di dalamnya sebagai
berikut:
1. Alasan dilakukannya operasi plastik
2. Kasus operasi plastik dengan alasan membahagiakan suami
3. Pelaksanaan operasi plastik
4. Dasar pertimbangan Nita Talia melakukan operasi plastic

15

http://surafatih.blogspot.co.id/2015/10/jadi-istri-kedua-nita-talia-rela.html (1 oktober 2015)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

5. Tinjauan

hukum

Islam

terhadap

operasi

plastik

karena

ingin

membahagiakan suami dan mempertahankan keluarga
Pembatasan masalah dalam penelitian perlu dilakukan untuk
mengarahkan peneliti pada permasalahan-permasalahan yang khusus dari
objek yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat membuat keputusan yang
tepat dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Dari beberapa identifikasi
masalah di atas, maka penulis perlu kiranya memberikan batasan-batasan
supaya dalam pembahasan “Tinjauan Hukum Islam terhadap Operasi
Plastik dengan Alasan Membahagiakan Suami dan Mempertahankan
Keluarga” tidak melebar. Maka mengenai judul penelitian tersebut,penulis
membatasi masalah sebagai berikut:
1. Penelitian

ini

hanya

mengenai

operasi

plastik

karena

ingin

membahagiakan suami dan mempertahankan keluarga
2. Penelitian ini terbatas tentang tinjauan hukum Islam terhadap operasi
plastik karena ingin membahagiakan suami dan mempertahankan
keluarga

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses operasi plastik yang dilakukan dengan alasan
membahagiakan suami dan mempertahankan keluarganya?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

2. Bagaimana analisis hukum islam terhadap proses operasi plastik dengan
alasan membahagiakan suami dan mempertahankan keluarga?

D. Kajian Pustaka
Penelitian

tentang

“TINJAUAN

HUKUM

ISLAM

terhadap

OPERASI PLASTIK dengan ALASAN MEMBAHAGIAKAN SUAMI dan
MEMPERTAHANKAN KELUARGA” belum pernah diteliti. Namun secara
umum, terkait dengan penelitian tentang operasi plastik sudah ada beberapa
penelitian yang dilakukan, namun pembahasannya berbeda dengan bahasan
yang ada dalam penelitian ini. Adapun penelitian tentang operasi plastik
yang pernah diteliti adalah sebagai berikut:
Pertama Qoriah tentang tinjauan hukum Islam tentang operasi alat
kelamin menurut pendapat kyai di pondok Al-Islah Sumatra Selatan, mengaji
tentang pendapat kiyai di pondok tentang operasi ganti klamin.16 Sedangkan
dalam

penelitian

penulis

ini,

tidak

mengenai

alat

kelamin

atau

menyempurnakan alat kelamain, melainkan proses operasi dengan tujuan
membahagiakan suami dan mempertahankan keluarga
Kedua Siti Maemah tentang operasi penyempurnaan dan penggantian
alat kelamin dalam tinjauan hukum Islam serta pengaruhnya terhadap status
perkawinan

dan

kewarisann

dalam

skripsi

ini

menekankan

pada

penyempurnaan dan penggantian alat kelamin menurut hukum Islam dan

16

Qoiriah, ‘’Tinjauan Hukum Islam Tentang Operasi Alat Kelamin Menurut Pendapat Para Kyai
Di Pondok Pesantren Al-Islah Nahdlotul Muslimin Desa Karya Mukti Kecamatan Sinar
Peninjauan Kabupaten Oku Induk Provinsi Sumatera Selatan” (Skripsi --Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

tinjauan

hukum

Islam

terhadap

status

perkawinannya

dan

status

kewarisannya akibat operasi penyempurnaan dan penggantian alat kelamin.17
Sedangkan dalam penelitian penulis ini, tidak mengenai alat kelamin atau
menyempurnakan alat kelamain, melainkan proses operasi dengan tujuan
membahagiakan suami dan mempertahankan keluarga
Penulis, dalam kajian pustaka diatas yang kami bedakan disini ialah
tentang alasan hukum operasi plastik untuk menyenangkan suaminya dan
untuk mempertahankan rumah tangganya, sedangkan tentang operasi plastik
dengan alasan untuk menyenangkan suaminya dan untuk mempertahankan
keluarganya belum pernah ditemukan.

E. Tujuan penelitian
Dalam melaksanakan segala sesuatu tidak terlepas dari yang namanya
tujuan. Dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui proses operasi plastik terkait dengan membahagiakan
suami dan menjaga keluarga
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap proses operasi plastik
dengan tujuan membahagiakan suami dan menjaga keluarga

F. Kegunaan Penelitian

17

Siti Maemah, ‘’ Operasi Penyempurnaan Dan Penggantian Alat Kelamin Dalam Tinjauan
Hukum Islam Serta Pengaruhnya Terhadap Status Perkawinan Dan Kewarisann” (Skripsi -- UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2005)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat dari penelitian ini terbagi
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Manfaat secara Teoritis yakni : Memperkaya khazanah keilmuan
khususnya di lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
2. Manfaat secara Praktis yakni : Memberikan informasi kepada masyarakat
tentang hukum proses operasi plastik untuk membahagiakan suaminya
ditinjau dari hukum Islam.

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari keraguan dan kesalah pahaman dalam penafsiran
istilah-istilah

yang digunakan dalam

penelitian ini, maka penulis

mendefinisikan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Hukum Islam: Peraturan-peraturan dan ketentuan yang mengenai
kehidupan berdasarkan kitab Al-Qur’an, hadist, dan pendapat para
ulama.18 Tentang masalah operasi untuk membahagiakan suami dan
mempertahankan keluarga. Hukum Islam yang digunakan oleh penulis
adalah Al-Qur’an, hadist, dan pendapat beberapa ulama.
2. Operasi plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan
untuk merekontruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui
operasi kedokteran.19 Operasi yang dimaksud penelitian ini adalah

18

Usman Suparman, Hukum Islam:Asas Dan Pengantar Studi Hukum Islam Dalam Tata Hukum
Indonesia, (Jakarta: Gaya Media Pratama,Cet. 1, 2001), 17.
19
Sumiardi Harahap, Bedah Minor (Jakarta: Hipokrates,1992), 180.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

operasi plastik wajah Nita Thalia mulai dari hidung, pipi, dagu, kantung
mata

H. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penulisan skripsi ini merupakan suatu penulisan yang menitik
beratkan pada penelitian kepustakaan (library research). Oleh karena itu,
jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni penelitian yang
menjelaskan permasalahan yang ada secara sistematis, faktual dan aktual
mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara fenomena yang
diteliti.20
Adapun pada penelitian ini menggunakan pendekatan konseptual
yaitu suatu pendekatan yang beranjak dari pandangan-pandangan para
ahli hukum. Pemahaman akan pandangan-pandangan ini menjadi
sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum
dalam memecahkan masalah.21

2. Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara lain:
20
21

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 35.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum(Jakarta: Kencana,2008), 95.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

a. Sumber primer
Sumber primer adalah data yang bersifat utama dan penting
atau sumber dasar yang akan memugkinkan untuk mendapatkan
informasi

yang

diperlukan

dan

berkaitan

langsung

dengan

pembahasan skripsi ini, yaitu dokumen atau artikel terkait tentang
operasi plastik Nita Thalia.
b. Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang merupakan sumber atau
literature yang akan menunjang dalam melengkapi dan memperkuat
serta menjadi subyek penelitian dalam skripsi ini, yaitu buku-buku
yang terkait dengan konsep keluarga bahagia, di antaranya:
1. Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam Untuk Mencapai
Keluarga Sakiniah
2. Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih
3. Abdul Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat
4. Dharma Maluegha, Teknik Bedah Plastik, Rekontruksi, Estetika
5. Muhammad Khalid Mansur, Al-Ahkam At-Tibbiyah Al-Muta’alliqah
Bi An-Nisa’ Fi Fiqhi Al Islam, Pengobatan Wanita Dalam Pandagan
Fikih Islam,

3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan adalah :

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

a. Dokumentasi
Mencari data yang bersumber dari catatan, transkip, buku,
majalah, blog, dan sebagainya.22
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data-data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
pengolahan data. Adapun teknik pengolahan data menggunakan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Editing
Pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh terutama
dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data
yang ada dan relevansi penelitian.23
b. Organizing
Menyusun kembali data-data yang telah didapat dalam
penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah
direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.24

5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses `penyederhanaan seluruh data
yang terkumpul, menyajikannya dalam suatu susunan yang sistematis,
kemudian

mengelola

dan

menafsirkan

serta

menjadikan

suatu

22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), 188.
23
Sugiyo, Metodologi Kualitatif kuantitatif, (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243.
24
Ibid,. 245.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik deskriptif yang mengambarkan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai operasi plastik dan mengunakan
teknik deduktif. Data yang menggambarkan hasil penelitian yang diawali
dengan mengemukakan kenyataan bersifat umum.25 Dari hasil penelitian
tentang adanya fakta operasi plastik kemudian dicocokkan dengan dalil
atau teori yang bersifat khusus tentang operasi plastik.

I. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran serta memudahkan dalam memahami
penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun suatu sitematika pembahasan,
yaitu:
Bab Pertama merupakan Pendahuluan. Dalam bab ini penulis
kemukakan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab Kedua merupakan Landasan Teori tinjauan umum tentang
operasi plastik dan membina keluarga. Dalam bab ini penulis kemukakan
tentang, pengertian operasi plastik, pengertian keluarga, fungsi keluarga dan
konsep membina keluarga.

25

Cholid N dan H. Abu A, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Bab Ketiga merupakan deskripsi data tentang proses operasi Nita
Thalia. Dalam bab ini penulis kemukakan tentang gambaran secara umum
Nita Thalita dan proses operasi plastik Nita Thalita.
Bab Keempat merupakan Analisis. Terhadap proses operasi plastik
yang dilakukan Nita Thalia dengan alasan membahagiakan suami dan
mempertahankan keluarga menurut hukum Islam.
Bab Kelima merupakan kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis
memaparkan kesimpulan yang berisi tentang jawaban rumusan masalah di
atas.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG OPERASI PLASTIK DAN MEMBINA
KELUARGA
A. Pengertian Operasi Plastik
1. Pengertian Operasi dan Sumber Hukumnya
Operasi dalam bahasa arab adalah jirahah diambil dari kata jarh
yang berarti membekasi dengan senjata tajam. Bentuk jamaknya adalah
jara>’ah, tetapi jarh bisa juga jamaknya adalah jira>ha>t. Makna
kebahasaan Jira>hah At Tibbiyyah (operasi medis) ini jelas, karena ia
mencakup pembedahan kulit, mencari sumber penyakit, memotong
anggota tubuh dengan alat operasi dan pisau operasi yang hukumnya
seperti senjata dan bekasnya seperti bekas senjata1
Syarat-syarat yang harus dipenuhi demi kebolehan operasi medis
adalah:2
a. Pasien harus benar-benar membutuhkan operasi medis
b. Pasien atau walinya memberi izin operasi
c. Adanya kompetensi dokter bedah dan para asistennya. Dokter bedah
dan para asistennya diisyaratkan kompeten untuk melakukan operasi
medis dan melakukannya sesuai standar yang dituntut
d. Dokter bedah memiliki perkiraaankuat akan keberhasilan operasi
e. Tidakada alternatifyang lebih ringan dari pada operasi

1

Muhammad Khalid Mansur, Al-Ahkam At-Tibbiyah Al-Muta’alliqah Bi An-Nisa’ Fi Fiqhi Al
Islam, Pengobatan Wanita Dalam Pandagan Fikih Islam, (Jakarta:Cendekia Sentra
Muslim,2004), 137.
2
Ibid,. 138.

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

f. Operasi tidak mengakibatkan bahaya yang lebih besar daripada
bahaya penyakit
Menurut medis, operasi atau pembedahan adalah suatu prosedur
kedokteran yang dilakukan dengan membuat sayatan pada kulit atau
selaput lendir penderita. Umumnya operasi ini dilakukan oleh dokter ahli
yang mendapat pendidikan khusus, yaitu dokter bedah. Sedangkan bedah
plastik sendiri bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir keindahan.
Sehingga bedah plastik merupakan seni dalam dunia kedokteran.3
Adapun hadist yang menunjukkan kebolehan operasi medis
adalah hadist Nabi saw, yaitu:

Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena
sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali
menurunkan pula obatnya.4

:
.

,

,

Diriwayatkan dari |Jabir r.a., Rasulullah saw.pernah menyuruh
seorang thabib untuk mengobati Ubay Bin Ka’ab, kemudian
Ubay Bin ka’ab dioperasi pembuluh darahnya, kemudian
lukanya itu dibakar dengan besi panas.5

Apa

yang

telah

dicontohkan

Rasulullah

saw

dengan

memerintahkan sahabatnya melakukan penyembuhan melalui media besi
3

Sumiardi Harap, Bob Bachsinar, Bedah Minor, (Jakarta: Penerbit Hipokrates, 1992), 180.
Muammal Hamidy, Nailul Author Himpunan Hadist-Hadist Hukum, Jilid lV, (Surabaya: Bina
Ilmu, 1993), 3107.
5
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ringkasan Sahih Muslim, Diterjemahkan Oleh Djamaludin dan
H.M Mochtar Joerni, (Bandung: Mizan, 2002), 827.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

panas (senjata) adalah salah satu bentuk operasi pada masa itu. Oleh
karena itu, sebagai salah satu media pengobatan, operasi diperbolehkan
dilakukan dengan menggunakan senjata untuk menjaga diri dari
kebinasaan.6
Dalam penjelasan hadist tersebut, Yusuf Qardawi kalau teryata
orang tersebut mempunyai cacat yang mungkin menjijikkan pandagan,
misal karena ada daging tambahan yang menimbulkan sakit, maka tidak
berdosa bagi seseorang itu untuk berobat selagi dengan tujuan
menghilangkan kecacatan atau rasa sakit yang mangancam hidupnya,
karena Allah tidak menjadikan agama buat kita ini dengan penuh
kesukaran.7
Adapun ayat Al Qur’an yang tidak membolehkan operasi plastik. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An Nisa ayat 119.

Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan anganangan kosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong
telinga-telinga binatang ternak, lalu mereka benar-benar
memotongnya, dan akan kusuruh mereka mengubah ciptaan
Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya. Barang siapa
menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh
dia menderita kerugian yang nyata.8
Imam Nawawi berkata, dalam ayat diatas, ada isyarat bahwa yang
haram adalah yang dilakukan untuk mencari kecantikan. Adapun kalau

6

Ibid,. 828
Yusuf Al Qardhawi, Al Bahi Al Khuli, Al Mar’ah bayna Al Bayt wal mujtama’, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1995), 105
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Syaamil Qur’an, 2012),97.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

itu diperlukan untuk pengobatan atau karena cacat pada gigi, maka itu
tidak apa-apa9
2. Macam-macam Operasi Plastik
Operasi plastik ini dibagi menjadi dua, yaitu operasi yang
disyariatkan dan yang dilarang. Adapun yang disyariatkan dibagi menjadi
dua, yaitu:10
a. Hukum Melakukan Operasi Plastik Untuk Tujuan Merekonstruksi
(Memperbaiki Cacat Atau Kecelakaan), Faktor-faktor pemicunya
antara lain dikarenakan:11
1) Sebab darurat, yang dimaksudkan untuk menghilangkan cacat
pada fisik, kelainan bentuk, kerusakan atau kekurangan, karena
terpenuhinya darurat menjaga jiwa dari kebinasaan. Contoh sebab
darurat adalah terbentuknya kandung kemih dari bagian-bagian
otot, karena kandung kemih adalah bagian penting untuk
mengontrol urine dengan cara menahan dan melepas di dalam
otot-ototnya. Kandung
manusia

tidak

bisa

kemihbagi manusia. Bila tidak, maka
mengontrol

kencingnya

(beser)

dan

mengakibatkan najis pada pakaian terus menerus.
2) Sebab eksternal, yaitu sejumlah sebab dan alasan yang
dimaksudkan untuk menghilangkan cacat dan kelaianan bentuk.

9

Imam Nawawi, Syarah Muslim, (Bandung: Penerbit Pustaka Azzam, 1999) 241
Muhammad Khalid Mansur, Al-Ahkam At-Tibbiyah Al-Muta’alliqah Bi An-Nisa’ Fi Fiqhi Al
Islam, Pengobatan Wanita Dalam Pandagan Fikih Islam, (Jakarta:Cendekia Sentra
Muslim,2004), 161.
11
Ibid,. 161
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Hal itu karena terpenuhinya hajat yang mengakibatkan bahaya
pada seseorang, baik material atau spiritual.
b. Operasi yang dibolehkan oleh dalil syara’. Bahasan ini mencakup
dalam dua masalah sebagai berikut:12
1) Hukum melubangi telinga perempuan untuk perhiasaan. Pertama,
menurut madzhab Hanafi bolehdan pendapat shahih dari madzhab
Hanbali. Kedua, menurut madzhab Syafi’i tidak boleh dan
menurut satu riwayat yang dipilih madzhab Hambali yang
diperoleh Ibnu Jauzi.
2) Hukum melubangi hidung untuk berhias boleh apabila termasuk
kebiasaan kaum perempuan berhias dengan cara demikian.
Alasannya yaitu qiyas melubangi hidung dengan melubangi
telinga perempuan, dan faktor kesamaan hajat yaitu berhias.
Sedangkan bentuk operasi yang dilarang adalah operasi
kecantikan dengan tujuan yaitu mempercantik dengan lebih
disempurnakan. Firman Allah dalam Q.S. an-Nisa ayat 119.

Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan
angan-angan kosong pada mereka, dan akan kusuruh
mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, lalu
mereka benar-benar memotongnya, dan akan kusuruh
mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar
mengubahnya. Barang siapa menjadikan setan sebagai
pelindung selain Allah, maka sungguh dia menderita
kerugian yang nyata.13
12

Ibid,. 166
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Syaamil Qur’an, 2012),97.

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Sabda Nabi

“Allah melaknat pembuat tato, yang minta dibuatkan tato,
untuk kecantikan, dan perempuan-perempuan yang
merubah ciptaan Allah.” 14

B. Pengertian Keluarga
Dalam buku Ensiklopedi umum pengertian keluarga adalah kelompok
orang yang ada hubugan darah atau perkawinan. Orang-orang yang termasuk
keluarga ialah Ibu, Bapak dan anak-anak.15
W.J.S

Poerdarminta

dalam

kamus

umum

bahasa

Indonesia

menyebutkan pengertian keluarga adalah satu kaum, sanak saudara; kaum
kerabat; sedarah, sanak saudara yang bertalian oleh turunan senenek moyang;
semenda sanak saudara yang bertalian oleh perkawinan dua orang seisi
rumah; anak binih; batih.16
Keluarga adalah komunitas terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dari manusia yang tumbuh dan berkembang sejak dimulainya kehidupan,
sesuai dengan tabiat dan naluri manusia, yaitu memandang sesuatu dengan
matanya, menyikapi sesuatu dengan jalan hukum, kecendrug memilih arah
yang baik, serta mengupayakannya dengan segala yang dimilikinya.

14

Ibnu Hajar Al-Atsqolani, Fath Al-Bari Bi Sharh Shahih Al-Bukhari, Jilid 10, (Cairo: Dar At
Taufiqiyyah, 1996), 472.
15
Ensiklopedia Islam, (Kanisus, 1991), 544
16
W.J.S. Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakartak: Balai Pusta, 1993), 471

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Kemudian menganggap bagus sesuatu yang dilihatnya benar, atau
membenarkan sesuatu yang dilihatnya buruk.17
Keluarga adalah kelompok orang yang ada hubugan darah atau
perkawinan. Orang-orang yeng termasuk keluarga adalah ibu, bapak dan
anak-anaknya.18
Yang dimaksud dengan keluarga adalah masyarakat terkecil yang
sekurang-kurangnya terdiri dari pasagan suami istri sebagai anggota inti,
berikut anak (anak-anak) yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya
anggota keluarga adalah sepasang suami dan istri bla belum ada anak atau
tidak punyak anak sama sekali.19
Menurut hammuda Abd Ali Al-Ati definisi keluarga di lihat secara
operasional: suatu struktur yang bersifat khusus satu sama lain dalam
keluarga itu mempunyai ikatan apakah lewat hubugan darah atau
pernikahan.20
Struktur keluarga menurut Islam ada dua posisi, yaitu posisi utama
dan posisi tambahan, yang keduanya saling melengkapi bagunan keluarga
dalam Islam. Posisi utama adalah keluarga dalam tingkatan pertama yang
terdiri dari Ayah, ibu dan anak. Posisi tambahan adalah keluarga pada tingkat
kedua, yang terdiri atas anggota dari keturunan ibu baik kesamping maupun
ke atas dan keluarga karena persamaan.21

17

Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga Sakiniah, (Bandung: AlBayan 1999), 214
18
Yayasan Dana Buku Franklin, Ensiklopedia Umum, (Yogyakarta: Kanisus, 1993), 34
19
Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih, (Jakarta:Pustaka Antara, 1991), 10
20
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta Kalam Mulia, 1996), 1
21
Ibid,. 2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Pengertian keluarga dalam islam adalah suatu system kehidupan
masyarakat yang terkecil yang dibatasi oleh adanya keturunan nasab atau
disebut ummah akibat oleh kesamaan agama. Pengertian ini di buktikan
dengan melihat kehidupan sehari-hari umat islam.22
Hidup berkeluarga menurut Islam, harus diawali dengan pernikahan,
pernikahan itu sendiri merupakan upacara suci yang harus dihadiri oleh calon
pengantin, harus ada penyerahan dari pihak wali pengantin putrid (Ijab),
harus ada penerimaan dari pihak pengantin putra (Qobul) dan harus di
saksikan oleh dua orang saksi yang adil.23
Setelah menikah pasagan suami istri akan mengalami kehidupan yang
benar-benar baru karena berkeluarga itu tidak hanya sekedar menyatukan
cinta kasih antara suami istri, tetapi berkeluarga berarti memupuk sebuah
keluarga baru antara suami dengan istri melalui jenjang pernikahan,
menyatukan dua watak yang berbeda antara keduanya, menjalin hubugan
yang erat dan harmonis, bekerja sama untuk menyukupi kebutuhan jasmani
dan rohani masing-masing membesarkan dan mendidik anak-anak yang
bakal lehir menjalin persaudaraan antara keluarga yang besar dari pihak
suami dan keluarga besar dari pihak istri, bersama-sama mengatasi kesulitan
dan problematika yang mungkin terjadi, bersama-sama mentaati perintah
agama, bersama-sama melaksanakan tata hidup bertentangga bermasyarakat
dan bernegara yang baik.24

22

Ibid,. 22
Macfud, Keluarga Sakinah, (Surabaya: Citra Pelajar, 1988), 13
24
Fuad Kauma, Membimbing Istri Mendampingi Suami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 4
23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Itulah gambaran tentang pengertian keluarga yang harus di mengerti
dan di hayati oleh calon suami istri
C. Tujuan Keluarga
Setiap orang dalam melakukan sesuatu tentunya memiliki tujuan.
Demikian juga dalam melakukan pernikahan.
Tujuan berkeluarga sagat beragam, sesuai dengan pelakuanya
masing-masing. Adapun tujuan berkeluarga menurut ajaran islam adalah
sebagai berikut:25
1. Untuk mentaati anjuran agama dan mengembangkan dakwah Islam
Dalam membina hidup keluarga, umat islam hendaknya juga
bertujuan mengembangkan dakwah islamiyah, sebagaian yang dilakukan
oleh Baginda Nabi SAW beserta para sahabatnya.
Dengan hidup berkeluarga, pasagan suami-istri akan melahirkan
anak-anak dan keturunan yang sah. Sejak kecil anak-anak harus dididik
dengan akhlakul karimah dan kepada mereka ditanamkan akidah islamiyah
yang kuat. Sehingga mereka akan tumbuh berkembang menjadi manusia
yang kuat. Sehingga mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia
yang taat terhadap agamanya. Dan diharapkan dari anak-anak ini juga akan
lahir cucu-cucu yang shalih dan shalihah pula. Dengan demikian, misi
dakwah islamiyah akan berkembang dengan baik malalui anak-anak
keturunannya.

25

Ibid,. 8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Dengan berkeluarga, misi dakwah juga bisa dikembangkan kepada
keluarga besar dari pihak istri maupun keluarga besar dari pihak suami
bahkan bisa dikembangkan lebih luas kepada masyarakat sekitar.26
Sebagai muslim yang baik, hendaknya senantiasa mengacu pada
tatanan agamanya. Hidup berkeluarga adalah tatanan syaiat Islam yang
sangat dianjukan oleh Allah SWT dan Rasul-nya. Sehingga seorang muslim
dalam melaksanakan pernikahan juga harus bertujuan untuk mentaati
perintah agamanya dan juga untuk menyempunakan amaliah keagamaanya.
Dengan adanya pernikahan itu kehormatan dan kesucian dari setiap
muslim akan terpelihara, sebab dengan pernikahan

ini manusia akan

bersikap dewasa dalam arti sudah mempunyai tanggung jawab tehadap
dirinya dan terhadap keluarganya, serta akan selalu memelihara dan menjaga
dirinya dari setiap perkara yang dapat menimbulkan cacat dan cela serta
fitnah dari pandagan masyarakat di sekelilingnya.27
2. Memperoleh keturunan yang sah dan mengembangkan suku-suku bangsa
manusia
Manusia mempunyai naluri untuk memperoleh keturunan, kehidupan
keluarga bahagia umumnya antara lain ditentukan oleh kehadiran anak-anak.
Begitu pentingnya keturunan, dalam Al-Qur’an menganjurkan agar manusia
selalu berdoa supaya dianugerahi keturunan yang bisa jadi mutiara.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Furqan ayat 74.

26

Ibid,. 22
Sabil Huda, Pedoman Berumah Tangga Dalam Islam, (Surabaya:Al-Ihklas, 1994), 13

27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orangorang yang bertakwa.28
Anak merupakan penolong baik dalam kehidupan baik di dunia
maupun di akhirat bagi orang tuanya. Selain itu secara universal yang
diberhubugan dengan keturunan adalah anak sebagai penyambung
keturunan seseorang dan akan selalu berkembang untuk meramaikan
dunia.29
3. Untuk menyalurkan syahwat serta kasih sayang berdasarkan tanggung
jawab
Sudah menjadi kodrat manusia diciptakan serta berpasangan dan
saling mengandung daya tarik. Dan keinginan untuk berhubugan antara pria
dan wanita sebagai firman Allah pada surat Ali Imron ayat 14

Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apaapa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan
di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.30

28

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Surabaya, 1989), 107
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, (Yogyakarta: Liberty,
2007), 15
30
Depag RI, Al-Qur’an Terjemah, (Surabaya, 1989), 176
29

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Selain itu pembentukan keluarga juga untuk menyalurkan rasa kasih
sayang secara harmonis dan tanggung jawab baik terhadap pasagan maupun
anak (keluarga).
4. Untuk memelihara berlakunya hubugan biologis
Tujuan dari berkeluarga adalah untuk memelihara berlakunya hubugan
biologis antara pria dan wanita dalam rangka mengembangkan ketentuan
yang suci.31
Dengan tujuan ini jelaslah bagi kita bahwa pernikahan itu bertujuan
untuk mengembangkan keturunan lagi kelangsungan hidup manusia pada
masa-masa yang akan datang, mengenai hal ini Rasulullahr SAW telah
menganjurkan agar setiap laki-laki menikah dengan perempuan-perempuan
yang subur untuk melahirkan keturunan.

(
Menikahlah

kamu

kepada

)

perempuan-perempuan

yang

penyayang dan beranak. (HR. Abu Dawud).32

5. Untuk menjaga fitrah dan nilai-nilai kemanusian
Dengan pernikahan ini fitrah dan nilai-nilai kemanusian sebagai
mahluk Allah yang mulia dapat dipelihara, dan sebaliknya apabila
mengindahkan ketentuan Allah ini maka jatuhlah ia kepada martabat yang
lebih rendah dari pada binatang. Allah berfirman dalam surat At-Tin ayat 45:

31

Ibid,. 23
Abi Dawud Sulaiman Bin As’at, Sunan Abu Dawud Jus ll, (Bairut: Kitab A’amiyah, 1980), 86

32

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

‫ﻟ‬

Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya kemudian kami kembalikan dia ketempat
serendah-rendahnya.33

D. Konsep Membina Keluarga
Bila dilihat dari kaca mata Ialam, terbentuknya keluarga bermula dari
terciptanya jalinan antara lelaki dan perempuan melalui pernikahan yang
halal, memenuhi rukun dan syarat-syarat yang sah, yang bertujuan untuk
memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan dan membina keluarga
yang bahagia.34
Untuk mencapai keluarga bahagia, konsep yang harus di terapkan
seperti yang tertera dalam Al-Qur’an ialah sakinah, mawaddah, warahmah.
Didalam islam membina keluraga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah
sangat ditegaskan dan dianjurkan seperti yang d