– Himpunan Mahasiswa Teknik Kesetan dan Kesehatan Kerja PPNS
Sistem Pencegahan
dan Penanggulangan
Kebakaran
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Teori Segitiga Api
• O2
• Heat
• Fuel
Sebab-Sebab Kebakaran
1.
Faktor manusia
Kurangnya pengetahuan tentang prinsip dasar
pencegahan kebakaran dan peledakan
Menempatkan barang yang mudah terbakar tanpa
menghiraukan norma-norma pencegahan kebakaran
Kurangnya disiplin dan rasa tanggung jawab
Adanya unsur kesengajaan
Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja
Sistem dan prosedur kerja tidak diterapkan dgn baik
Sebab-Sebab Kebakaran
2. Faktor teknis
Tenaga listrik, misal arus pendek dapat
menimbulkan panas atau bunga api yg apabila
bertemu komponen yg lain dpt menimbulkan
kebakaran
Proses Kimia, misal pada saat pengangkutan
bahan-bahan kimia berbahaya, chemical
handling tanpa memperhatikan SOP
Proses fisik/mekanis yg dpt menimbulkan
panas ataupun bunga api
Sebab-Sebab Kebakaran
3. Faktor alam
Petir
Gunung meletus
dll
Klasifikasi Kebakaran
Menurut LPC (Loss Prevention Comittee)
1. Kelas A : bahan padat kecuali logam, ex kayu,
arang, kertas, tekstil
2. Kelas B : bahan cair, ex bensin, solar, minyak
tanah
3. Kelas C : bahan gas, ex gas alam, LPG
4. Kelas D : bahan logam, ex magnesium,
aluminium, kalium
5. Kelas E : peralatan listrik yg bertegangan
Klasifikasi Kebakaran
Menurut Per-04/MEN/1980
1. Kelas A : bahan padat kecuali logam
2. Kelas B : bahan cair atau gas yg
mudah terbakar
3. Kelas C : instalasi listrik bertegangan
4. Kelas D : bahan logam
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
Menurut Kepmenaker 186/MEN/1999 :
1. Bahaya Kebakaran Ringan : tempat kerja
yg mempunyai jumlah & kemudahan
terbakar rendah, dan apabila terjadi
kebakaran
melepas
panas
rendah
sehingga menjalarnya api jg lambat, ex
ruang perkantoran, gedung pendidikan,
tempat ibadah
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
2. Bahaya Kebakaran Sedang 1 : tempat
kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar sedang, menimbun
bahan tdk lebih dari 2,5 m dan apabila
terjadi kebakaran melepas panas sedang
sehingga menjalarnya api sedang, ex
pabrik roti, pabrik minuman, pabrik
pengalengan
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
3. Bahaya Kebakaran Sedang 2 : tempat kerja
yang mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar sedang, menimbun bahan tdk lebih
dari 4 m dan apabila terjadi kebakaran
melepas panas sedang sehingga menjalarnya
api sedang, ex percetakan, pabrik tembakau,
pabrik barang kulit
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
4. Bahaya Kebakaran Sedang 3 :
tempat kerja yang mempunyai jumlah
dan kemudahan terbakar tinggi,
apabila terjadi kebakaran melepas
panas tinggi sehingga menjalarnya
api cepat, ex pabrik barang plastik,
pabrik lilin, pabrik ban
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
5. Bahaya Kebakaran Tinggi : tempat kerja yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
tinggi, menyimpan bahan cair, serat atau
bahan lainnya dan apabila terjadi kebakaran
api cepat membesar dgn melepas panas
tinggi sehingga menjalarnya api cepat, ex
pabrik cat, pabrik kembang api, pabrik korek
api, pemintalan benang atau kain
Important!!
Aspek Normatif
Merupakan aspek-aspek yang dibutuhkan
untuk mencegah bahaya kebakaran yang
biasanya berupa hal-hal normal yang
harus dipenuhi untuk mencegah
kebakaran, seperti: adanya sistem proteksi
kebakaran, tersedianya pintu darurat, dsb.
Important!!
Aspek Administratif
Aspek - aspek yang ada disini
berhubungan erat dengan komitmen pihak
manajemen perusahaan untuk peduli
terhadap pencegahan bahaya kebakaran
dalam perusahaan. Seperti penyediaan
tenaga ahli khusus pengawas kebakaran
dan perlengkapannya.
Important!!
Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang sangat
penting, karena aspek ini berkaitan erat dengan
cara penggunaan sarana proteksi yang ada
dalam
perusahaan.
Sehingga
untuk
menggunakannya dengan cara yang benar dan
sesuai dengan prosedur, diperlukan pelatihanpelatihan
khusus
bagi
petugas
kebakaran dalam suatu perusahaan.
proteksi
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
SER (Self Emergency Response)
Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran
dengan cara memanfaatkan sarana dan
prasarana yang tersedia seperti hydrant, APAR,
sprinkler dan lain-lain. Jika sarana dan
prasarana ini tidak tersedia atau kurang
memadai maka terkadang kebakaran akan sulit
ditanggulangi.
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
CER (Community Emergency Response)
Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran
dengan cara meminta bantuan kepada
masyarakat sekitar dan juga kepada
departemen pemadaman kebakaran. Hal ini
sering dilakukan karena pada bangunan yang
terbakar tidak memiliki sarana dan prasarana
penanggulangan kebakaran yang memadai.
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
• CER (Community Emergency Response)
Namun, Community Emergency Response ini
terkadang mendapat hambatan seperti
keterlambatan, akses masuk yang sempit
sehingga truk pemadam kebakaran tidak dapat
masuk, dan kurangnya ketersediaan air pada
lokasi kebakaran sehingga truk pemadam
kebakaran harus bolak-balik ke lokasi
kebakaran untuk mengambil air.
Teknik Pemadaman Kebakaran
• Pendinginan : menghilangkan panas serta
mendinginkan permukaan dan bahan yg
terbakar dengan semprotan air sampai
mencapai suhu di bawah titik nyalanya
• Penyelimutan : menghilangkan unsur oksigen
(udara) dengan menyelimuti bagian yg terbakar
dengan busa untuk menghentikan suplai udara
Teknik Pemadaman Kebakaran
Memisahkan bahan yg terbakar : menutup aliran yg
menuju ke tempat kebakaran atau menghentikan
suplai bahan bakar yg dapat terbakar.
Memutus rantai rekasi misalnya dengan pemakaian
bahan-bahan yg dapat menyerap hidroksit (OH) dari
rangkaian reaksi pembakaran. Bahan tersebut dapat
dibedakan menjadi : logam alkali (berupa tepung
kimia kering), amonia (berupa tepung kimia kering),
halogen (gas dan cairan)
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Upaya Pemadaman Kebakaran
Pengaruh angin : pemadaman harus dilakukan
searah dengan angin, atau dari sebelah kiri
maupun kanan. Jika berlawanan dengan arah
angin dapat terhalang asap dan terkena api.
Warna asap kebakaran : dengan melihat warna
asap kebakaran dapat diperkirakan jenis benda
yg terbakar sehingga dapat ditentukan sistem
dan alat pemadam yg tepat serta tindakan lain yg
diperlukan.
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Upaya Pemadaman Kebakaran
Lokasi kebakaran : apakah di perkampungan
dengan letak rumahnya yg saling berdekatan,
ataukah di pusat pertokoan, dll. Pada peristiwa
kebakaran yg terjadi diperumahan meluasnya
kebakaran harus segera di cegah.
Bahaya lain yg mungkin terjadi misal faktor
keselamatan petugas pemadam kebakaran dan
korban, adanya bahan atau barang yang dapat
menimbulkan gas beracun.
dan Penanggulangan
Kebakaran
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Teori Segitiga Api
• O2
• Heat
• Fuel
Sebab-Sebab Kebakaran
1.
Faktor manusia
Kurangnya pengetahuan tentang prinsip dasar
pencegahan kebakaran dan peledakan
Menempatkan barang yang mudah terbakar tanpa
menghiraukan norma-norma pencegahan kebakaran
Kurangnya disiplin dan rasa tanggung jawab
Adanya unsur kesengajaan
Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja
Sistem dan prosedur kerja tidak diterapkan dgn baik
Sebab-Sebab Kebakaran
2. Faktor teknis
Tenaga listrik, misal arus pendek dapat
menimbulkan panas atau bunga api yg apabila
bertemu komponen yg lain dpt menimbulkan
kebakaran
Proses Kimia, misal pada saat pengangkutan
bahan-bahan kimia berbahaya, chemical
handling tanpa memperhatikan SOP
Proses fisik/mekanis yg dpt menimbulkan
panas ataupun bunga api
Sebab-Sebab Kebakaran
3. Faktor alam
Petir
Gunung meletus
dll
Klasifikasi Kebakaran
Menurut LPC (Loss Prevention Comittee)
1. Kelas A : bahan padat kecuali logam, ex kayu,
arang, kertas, tekstil
2. Kelas B : bahan cair, ex bensin, solar, minyak
tanah
3. Kelas C : bahan gas, ex gas alam, LPG
4. Kelas D : bahan logam, ex magnesium,
aluminium, kalium
5. Kelas E : peralatan listrik yg bertegangan
Klasifikasi Kebakaran
Menurut Per-04/MEN/1980
1. Kelas A : bahan padat kecuali logam
2. Kelas B : bahan cair atau gas yg
mudah terbakar
3. Kelas C : instalasi listrik bertegangan
4. Kelas D : bahan logam
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
Menurut Kepmenaker 186/MEN/1999 :
1. Bahaya Kebakaran Ringan : tempat kerja
yg mempunyai jumlah & kemudahan
terbakar rendah, dan apabila terjadi
kebakaran
melepas
panas
rendah
sehingga menjalarnya api jg lambat, ex
ruang perkantoran, gedung pendidikan,
tempat ibadah
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
2. Bahaya Kebakaran Sedang 1 : tempat
kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar sedang, menimbun
bahan tdk lebih dari 2,5 m dan apabila
terjadi kebakaran melepas panas sedang
sehingga menjalarnya api sedang, ex
pabrik roti, pabrik minuman, pabrik
pengalengan
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
3. Bahaya Kebakaran Sedang 2 : tempat kerja
yang mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar sedang, menimbun bahan tdk lebih
dari 4 m dan apabila terjadi kebakaran
melepas panas sedang sehingga menjalarnya
api sedang, ex percetakan, pabrik tembakau,
pabrik barang kulit
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
4. Bahaya Kebakaran Sedang 3 :
tempat kerja yang mempunyai jumlah
dan kemudahan terbakar tinggi,
apabila terjadi kebakaran melepas
panas tinggi sehingga menjalarnya
api cepat, ex pabrik barang plastik,
pabrik lilin, pabrik ban
Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya
Kebakaran
5. Bahaya Kebakaran Tinggi : tempat kerja yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar
tinggi, menyimpan bahan cair, serat atau
bahan lainnya dan apabila terjadi kebakaran
api cepat membesar dgn melepas panas
tinggi sehingga menjalarnya api cepat, ex
pabrik cat, pabrik kembang api, pabrik korek
api, pemintalan benang atau kain
Important!!
Aspek Normatif
Merupakan aspek-aspek yang dibutuhkan
untuk mencegah bahaya kebakaran yang
biasanya berupa hal-hal normal yang
harus dipenuhi untuk mencegah
kebakaran, seperti: adanya sistem proteksi
kebakaran, tersedianya pintu darurat, dsb.
Important!!
Aspek Administratif
Aspek - aspek yang ada disini
berhubungan erat dengan komitmen pihak
manajemen perusahaan untuk peduli
terhadap pencegahan bahaya kebakaran
dalam perusahaan. Seperti penyediaan
tenaga ahli khusus pengawas kebakaran
dan perlengkapannya.
Important!!
Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang sangat
penting, karena aspek ini berkaitan erat dengan
cara penggunaan sarana proteksi yang ada
dalam
perusahaan.
Sehingga
untuk
menggunakannya dengan cara yang benar dan
sesuai dengan prosedur, diperlukan pelatihanpelatihan
khusus
bagi
petugas
kebakaran dalam suatu perusahaan.
proteksi
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
SER (Self Emergency Response)
Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran
dengan cara memanfaatkan sarana dan
prasarana yang tersedia seperti hydrant, APAR,
sprinkler dan lain-lain. Jika sarana dan
prasarana ini tidak tersedia atau kurang
memadai maka terkadang kebakaran akan sulit
ditanggulangi.
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
CER (Community Emergency Response)
Adalah suatu teknik pemadaman kebakaran
dengan cara meminta bantuan kepada
masyarakat sekitar dan juga kepada
departemen pemadaman kebakaran. Hal ini
sering dilakukan karena pada bangunan yang
terbakar tidak memiliki sarana dan prasarana
penanggulangan kebakaran yang memadai.
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
• CER (Community Emergency Response)
Namun, Community Emergency Response ini
terkadang mendapat hambatan seperti
keterlambatan, akses masuk yang sempit
sehingga truk pemadam kebakaran tidak dapat
masuk, dan kurangnya ketersediaan air pada
lokasi kebakaran sehingga truk pemadam
kebakaran harus bolak-balik ke lokasi
kebakaran untuk mengambil air.
Teknik Pemadaman Kebakaran
• Pendinginan : menghilangkan panas serta
mendinginkan permukaan dan bahan yg
terbakar dengan semprotan air sampai
mencapai suhu di bawah titik nyalanya
• Penyelimutan : menghilangkan unsur oksigen
(udara) dengan menyelimuti bagian yg terbakar
dengan busa untuk menghentikan suplai udara
Teknik Pemadaman Kebakaran
Memisahkan bahan yg terbakar : menutup aliran yg
menuju ke tempat kebakaran atau menghentikan
suplai bahan bakar yg dapat terbakar.
Memutus rantai rekasi misalnya dengan pemakaian
bahan-bahan yg dapat menyerap hidroksit (OH) dari
rangkaian reaksi pembakaran. Bahan tersebut dapat
dibedakan menjadi : logam alkali (berupa tepung
kimia kering), amonia (berupa tepung kimia kering),
halogen (gas dan cairan)
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Upaya Pemadaman Kebakaran
Pengaruh angin : pemadaman harus dilakukan
searah dengan angin, atau dari sebelah kiri
maupun kanan. Jika berlawanan dengan arah
angin dapat terhalang asap dan terkena api.
Warna asap kebakaran : dengan melihat warna
asap kebakaran dapat diperkirakan jenis benda
yg terbakar sehingga dapat ditentukan sistem
dan alat pemadam yg tepat serta tindakan lain yg
diperlukan.
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Upaya Pemadaman Kebakaran
Lokasi kebakaran : apakah di perkampungan
dengan letak rumahnya yg saling berdekatan,
ataukah di pusat pertokoan, dll. Pada peristiwa
kebakaran yg terjadi diperumahan meluasnya
kebakaran harus segera di cegah.
Bahaya lain yg mungkin terjadi misal faktor
keselamatan petugas pemadam kebakaran dan
korban, adanya bahan atau barang yang dapat
menimbulkan gas beracun.