KESADARAN MASYARAKAT SALUMBIA TERHADAP PENDIDIKAN STUDI KASUS DI DESA SALUMBIA | Amri | EDU CIVIC 6198 20512 1 PB

(1)

KESADARAN MASYARAKAT SALUMBIA TERHADAP PENDIDIKAN STUDI KASUS DI DESA SALUMBIA

Ulil Amri1,Widayati Pujiastuti2,Alri Lande3 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Rumusan masalah dalam penilitian adalah: 1) Faktor apa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat Salumbia terhadap pendidikan 2) Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan di Desa Salumbia. Tujuan1) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang melatarbelakangi rendahnya kesadaran masyarakat salumbia terhadap pendidikan 2) Untuk mengetahui Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan di Desa Salumbia. Populasi penelitian yaitu seluruh orang tua yang mempunyai anak bersekolah dan atau tidak bersekolah berjumlah 323 orang tua. Besarnya sample dalam penelitian ini adalah 32 orang tua dan 5 pemerintah Desa Salumbia yang ditentukan secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen penelitian lapangan yaitu angket dan wawancara.Pengujian data hasil penelitian menggunakan analisis prosentase (%) analisa deskriptif diapakai untuk menganalisa keadaan seatu kelompok tertentu yang lebih besar. Kemudian di analisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.Berdasarkan hasil yang ditemukan penulis di lapangan bahwa masyarakat Salumbia menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting tetapi faktor penyebab rendahnya kesadaran masyarakat Salumbia terhadap pendidikan adalah ekonomi orang tua yang lemah dan faktor sosial budaya.Sejauh ini belum ada Upaya masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. Kesimpulan penelitian 1) faktor yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yaitu: Lemahnya ekonomi keluarga dan Faktor sosial budaya 2) belum ada upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan, hal ini dibuktikan dengan hasil angket bahwa2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 % yang menyatakan “kurang baik”.Saran penelitian yaitu 1) Diharapkan masyarakat desa Salumbia lebih mementingkan pendidikan anak-anaknya untuk bekal ketika berada di tengah-tengah masyarakat nanti. 2) Di harapakan masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama dalam hal meningkatkan upaya-upaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak yang putus seklolah.

Kata Kunci: Kesadaran Masyarakat, Pendidikan.

1

Ulil Amri A 321 08057, mahasiswa program studi PPKn, fakultas keguruan dan ilmu pendidkan universitas tadulako

2Pembimbing I 3


(2)

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.Pendidikan pada dasarnya mempunyai tujuan pokok, yaitu mengembangkan sumber daya manusia.Hal ini dimaksudkan agar manusia dapat berusaha membangun dirinya, membudayakan alam serta membangun masyarakat dalam segala bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan (Oemar Hamalik, 2003:17). Berdasarkan Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Banyaknya anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan di Indonesia, terutama terjadi di daerah pedesaan.Angka putus sekolah yang terjadi disebabkan karena faktor tingkat kemampuan masyarakat yang rendah dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikan, mengakibatkan banyak pengangguran.Perkembangan pendidikan yang lambat ini disebabkan karena pengetahuan atau pemahaman masyarakat yang masih rendah.

Seperti yang terjadi di desa salumbia, adanya anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan masih cukup tinggi, adanya anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ini terlihat bahwa masih rendah kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. Dari data yang diperoleh bahwa jumlah anak yang tidak melanjutkan pendidikan (putus sekolah) di Desa Salumbia yaitu laki-laki berjumlah 71 orang dan perempuan 58 orang dari 428 Kepala Keluarga (KK) .


(3)

Banyaknya orang tua desa Salumbia yang hanya berpendidikan SD sampai SMP, olehnya itu mayoritas masyarakat desa Salumbia hanya bekerja sebagai petani. Masih adanya anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan di Desa Salumbia dikarenakan rendahnya ekonomi keluarga. Sehingga adapula anak-anak desa Salumbia pergi merantau demi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Adanya hal ini diperlukan upuya-upaya dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi anak-anak yang putus sekolah sehingga makin berkurangnya anak-anak yang putus sekolah meningkat pula keasadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas kemudian peneliti ingin mengkaji lebih lanjut hal tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul“Kesadaran Masyarakat Salumbia Terhadap Pendidikan : Studi Kasus di Desa Salumbia”.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.Penilitian ini dilaksanakan di Desa Salumbia Kecamatan Dondo. Populasi dalam penelitian ini adalah 323 orang tua yang memiliki anak bersekolah dan tidak bersekolah kemudian ditarik sampel dengan pendapat Suharsini Arikunto (2002;107) menjelaskan secara detail batasan

penentuan sampel sebagai berikut: “Apabila subyeknya kurang dari 100 (seratus),

lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10 % dari

populasi yaitu 32 orang tua yang mempunyai anak bersekolah dan tidak berseolah. Tehnik pengumpulandata dalam penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yaitu wawancaradan angket. Analisi data penelitian menggunakandaftar pertanyaan yang dituangkan dalam angket, selanjutnya di tabulasikan secara menyeluruh dalam sebuah tabel berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan cara membuat klasifikasi kemudian dianalisis data ini dengan menggunakan analisis prosentase (%) analisa deskriptif diapakai untuk


(4)

menganalisa keadaan seatu kelompok tertentu yang lebih besar.Adapun rumus statistik deskriptif untuk prosentase (%) adalah :

P= x 100% = Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi

N = jumlah sampel (Arikunto,1998) III. HASILDAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan angket yang telah disebarkan ke orang tua, maka angket tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus statistik deskriptif.Sehingga dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 1.4

Tanggapan orang tua terhadap pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Penting 18 56

2 Penting 13 41

3 Tidak Penting 1 3

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 1

Dengan melihat tabel 1.4 di atas, maka dapat diketahui orang tua yang menyatakan bahwa masyarakat memperlihatkan kesadaran terhadap pendidikan, mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 18 orang tua atau 56 % yang

menyatakan “sangat penting”, 13 orang tua atau 41 % menyatakan “penting”,dan 1 orang tua atau 3% yang menyatakan “tidak penting”.


(5)

Tabel 2.4

Tanggapan orang tua dalam memberikan motivasi terhadap anak

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Sering 1 3

2 Sering 17 53

3 Sekali-sekali 14 44

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 1

Dengan melihat tabel 2.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa orang tua yang memberikan motivasi kepada anaknya, mempunyai tanggapan yang

bervariasi yaitu, 1 orang tua atau 3% yang menyatakan “sangat sering”, 17 orang

tua atau 53 % yang menyatakan “sering”, dan 14 orang tua atau 44 % yang

menyatakan “sekali-sekali”.

Tabel 3.4

Tanggapan orang tuaterhadap dukungan anak untuk melanjutkan pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Mendukung 27 84

2 Kurang Mendukung 5 16

3 Tidak Mendukung -

-Jumlah 32 100

Sumber data : pengelolaan angket orang tua no.3

Dengan melihat tabel 3.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa orang tua yang menyatakan dukungan kepada anak untuk melanjutkan pendidikan, mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 27 orang tua atau 84 % yang

menyatakan “mendukung”, 5 orang tua atau 16 % yang menyatakan “kurang mendukung” dan tidak ada tanggapan yang menyatakan “tidak mendukung”.


(6)

Tanggapan orang tua terhadap kendala yang mengahambat pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Faktor ekonomi 15 47

2 Faktor Sosial Budaya 13 41

3 Faktor Letak Geografis 4 12

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket siswa No. 4

Berdasarkan tabel di atas 5.4 di atas, tampak adanya frekuensi yang berbeda terhadap variabel jawaban dalam menghambat pendidikan, itu dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yaitu 15 orang tua atau 47 % yang

menyatakan ”faktor ekonomi”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “ factor social budaya”, dan 4 orang tua atau 12 % yang menyatakan“factor letak geografis”. Hal ini dapat di perkuat dari hasil wawancara dengan Kades yaitu pak

Abduh Rahman S. Adam mengungkapkan bahwa, “masyarakat desa Salumbia

masih banyak yang berekonomi lemah dan pekerjaan bertani, karena orang tua di masyarakat desa Salumbia rata-rata berpendidikan rendah hanya lulusan SD dan SMP”.(wawancara, 19 juni 2013). Sesuai dengan hasil wawancara yang diberikan

kepada tokoh masyarakat, “bahwa selain faktor ekonomi yang menjadi kendala

kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yang mengakibatkan putusnya anak untuk melanjutkan pendidikanadalahfaktor budaya” (Ambo Dalle, tokoh masyarakat) .

Tabel 5.4

Tanggapan orang tua terhadapupaya yang dilakukan masyarakat dalam

meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Baik 2 6

2 Baik 13 41

3 Kurang Baik 17 53


(7)

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 5

Berdasarkan tabel di atas 5.4 di atas, tampak adanya frekuensi yang bervariasi terhadap variabel jawaban dalam upaya masyarakat meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan, itu dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 %

yang menyatakan “kurang baik”. Berdasarkan hasil wawancara yang yang di peroleh peneliti dengan mewancarai beberapa pihak terkait (pemerintah), wawancara dengan Bapak Abduh Rahman S. Adam selaku Kades di Desa Salumbia mengatakan bahwa “ tidak adanya upuya-upaya masyarakat desa

Salaumbia dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan”.

Masyarakat di Desa Salumbia hanya hanya mengurus kesibukannya masing-masing. Sebagian besar anak-anak desa Salumbia membantu pekerjaan orang tuanya dalam hal pertanian (wawancara, 24 juni 2013). Sehubungan dengan pernyataan Bapak Sekdes di atas, Bapak Moh. Amin selaku Imam Desa

mengatakan bahwa ”sebagian besar masyarakat Salumbia masih belum melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, seperti memberikan kontribusi tenaga, bahan, maupun dana, kecuali dalam hal budaya (adat) masyarakat sangat berpartisipasi seperti acara

pernikahan, dan orang meninggal” (wawancar, 28 juni 2013).

Tabel 6.4

Tanggapan orang tua terhadap pengaruh ekonomi, lingkungan, orang tua, dan motivasi terhadap pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Berpengaruh 27 84

2 Cukup Berpengaruh 5 16

3 Tidak Berpengaruh -

-Jumlah 32 100


(8)

Melihat tabel 6.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa adanya pengaruh ekonomi, lingkungan, dan orang tua terhadap pendidikan, itu dapat dilihat dari

hasil persentase yaitu 27 orang tua atau 84 % yang menyatakan “sangat berpegaruh”, 5 orang tua atau 16 % yang menyatakan “cukupberpengaruh”, dan tidak ada tanggapan yang menyatakan “tidak berpengaruh”.

Tabel 7.4

Tanggapan orang tua terhadap fasilitas pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Mendukung -

-2 Cukup Mendukung 13 41

3 Tidak Mendukung 19 59

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 7

Melihat tabel 7.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa tanggapan orang tua

terhadap fasilitas pendidikan yaitu, tidak ada tanggapan yang menyatakan “sangat mendukung”, 13 orang tua atau 41% yang menyatakan “cukupmendukung”,dan 19 orang tua atau 59 % yang menyatakan “tidak mendukung”. Selain tanggapan orang tua terhadap fasilitas pendidikan yang di terangkan di atas, dengan memberikan beberapa pertanyaan dengan pemerintah desa salah satunya yaitu

masalah fasilitas pendidikan, menurut pak Abduh Rahman S. Adam “ bahwa

sarana dan prasarana pendidikan formal yang tersediah di desa Salumbia hanya mulai taman kanak-kanak (TK), SD , dan SMP, sedangkan sekolah untuk SMA belum tersediah, kurangnya sarana dan prasarana ini salah satu penyebab terjadi anak tidak melanjutkan pendidikan (wawancara, 19 juni 2013).Selanjutnya menurut bapak Drs.Subhan Laropa selaku sekertaris desa mengatakan bahwa

“masihkurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap pedesaan khususnya di Desa Salumbia sehingga sarana dan prasarana pendidikan belum terpenuhi, contoh: belum adanya bangunan tingkat pendidikan SMA yang di dirikan di desa


(9)

Salumbia, oleh karena itu banyak anak-anak usia jenjang pendidikan yang khususnya pendidikan SMA dan perguruan tinggi yang tidak melanjutkan sekolah hanya membantu orang tuanya di sawah dan pergi merantau” (wawacara, 20 juni 2013).

Tabel 8.4

Tanggapan orang tua terhadap pengaruh lingkungan mengakibatkan putusnya pendidikan anak

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Kenakalan Remaja 28 87,5

3 Pergaulan Bebas 5 15,5

4 Orang Tua -

-Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 8

Melihat tabel 8.4 di atas bahwa orang tua yang menyatakan pengaruh lingkungan yang mengakibatkan putus pendidikan (putus sekolah) mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 28 orang tua atau 87,5 yang menyatakan

“kenakalan remaja”, 5 orang tua atau 15,5 yang menyatakan “pergaulan bebas”. Dan tidak ada tangggapan yang menyatakan ‘orang tua”. Hal I ni dapat diperkuat dari hasil wawancara dengan kepala desa Salumbia, bapak Abduh Rahman S. Adam mengungkapkan bahwa “ bentuk-bentuk kenakalan remaja yang pernah terjadi yaitu minum-minuman keras, berjudi, perkelahian antara kelompok-kelompok remaja, jadi banyaknya anak-anak usia pendidikan yang menganggur atau putus sekolah di akibatkan pengaruh kebiasaan yang berada dilingkungan Desa Salumbia (wawancara, 19 juni 2013).

B. Pembahsan

Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui angket dan wawancara menurut permasalahan penelitian yang ditetapkan, maka peneliti akan membahas secara berurut yaitu:

1. Faktor-faktor yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat Salumbia terhadap pendidikan


(10)

Berdasarkan data yang peneliti peroleh, bahwa factor-faktor yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, bahwa yang menjadi kendala utama rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan ialah lemahnya ekonomi keluarga.Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan anak-anaknya membantu orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan sehari-hari seperti anak membantu orang tuanya ke sawah atau di kebun.

faktor ekonomi adalah faktor penunjang berlangsungnya suatu pendidikan. Di desa Salumbia masih banyak masyarakatnya yang hanya lulusan SD dan SMP pekerjaannya hanya petani,sehingga masih banyak masyarakat yang ekonominya lemah (kurang mampu) karena hanya mengharapkan hasil pertanian sawah yang bisa di panen dua kali setahun. Oleh karena itu masih adanya anak-anak usia pendidikan di desa Salumbia tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu sehingga anak-anaknya juga membantu orang tuanya untuk meladang di sawah. Indikator lainnya yang menunjukkan bahwa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yaitu faktor sosial budaya yang berdasarkan hasil angket yang di sebarkan untuk informan, bahwa hasil yang di peroleh peneliti factor social budaya menjadi factor kedua dalam menhambat lanjutnya pendidikan, sesuai apa yang dikemukakan oleh Dalyono (2008), “Lingkungan sosial budaya

masyarakat adalah semua orang/manusia yang dapat berpengaruh terhadap

kehidupan anak.” Pengaruh sosial tersebut dapat dilihat secara langsung maupun

tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti terjadi di dalam pergaulan anak sehari-hari dengan teman sebayanya atau orang lain. Yang tidak langsung dapat terjadi melalui jalur informasi, seperti radio atau televisi.

2. Upayayang dilakukan masyarakatdalam meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan peneliti untuk pemerintah desa dan tokoh masyarakat di desa Salumbia bahwa


(11)

belum adanya upaya-upaya masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan.Belum adanya upaya masyarakat ini disebabkan oleh kurangnya partisipasi akan pentingnya pendidikan seperti memberikan kontribusi tenaga, bahan maupun dana, kecuali dalam hal budaya (adat) masyarakat sangat berpartisipasi seperti acara pernikahan, dan orang meninggal. Hal ini di buktikan dengan hasil angket bahwa upaya masyarakat masih kurang baik ini dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41

% yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 % yang menyatakan “kurang baik”.

Masyarakat desa Salumbia yang sistem perekonomiannya dominan pertanian, apalagi yang ekonomi menengah kebawah sangat memproritaskan pekerjaannya dibanding pendidikan anak-anaknya, ditambah lagi Kurangnya sarana dan prasana pendidikan yang berada di Desa Salumbia ini juga menjadi sebab kurangnya minat anak dalam melanjutkan pendidikan, sehingga anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan (putus sekolah) ini, dapat menimbulkan kelakuan yang negatif yang dikarenakan oleh pengaruh lingkungan sosial, seperti melakukan perjudian, minum-minuman keras.

IV. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan pada bab terdahulu, maka pada bagian akhir skripsi ini perlu dirumuskan kesimpulan penelitian sekaligus menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Berdasarkan fakta empiris yang penulis temukan bahwa tingkat keasadaran masyarakat di Desa Salumbia sudah tergolong baik, hal ini di buktikan dengan hasil angket yang disebarkan oleh orang tua bahwa 18 orang tua atau 56 % yang menyatakan “sangat penting”, 13 orang tuaatau 41% menyatakan


(12)

yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yaitu:

1) Lemahnya ekonomi keluarga 2) Faktor sosial budaya

2. Berdasarkan hasil yang penulis temukan dari informan bahwa, sejauh ini belum adanya upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil angket yang di sebarkan oleh peneliti bahwa upaya masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang baik, ini dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17

B. Saran

Ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran dalam penelitian ini, yakni:

1. Diharapkan masyarakat desa Salumbia lebih mementingkan pendidikan anak-anaknya untuk bekal ketika berada di tengah-tengah masyarakat nanti.

2. Di harapakan masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama dalam hal meningkatkan upaya-upaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak yang putus seklolah.


(13)

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktis.PT. Bina Angkasa Jakarta.

Dalyono.(2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik Oemar, (2002). Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara


(1)

Melihat tabel 6.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa adanya pengaruh ekonomi, lingkungan, dan orang tua terhadap pendidikan, itu dapat dilihat dari hasil persentase yaitu 27 orang tua atau 84 % yang menyatakan “sangat berpegaruh”, 5 orang tua atau 16 % yang menyatakan “cukupberpengaruh”, dan tidak ada tanggapan yang menyatakan “tidak berpengaruh”.

Tabel 7.4

Tanggapan orang tua terhadap fasilitas pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Mendukung -

-2 Cukup Mendukung 13 41

3 Tidak Mendukung 19 59

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 7

Melihat tabel 7.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa tanggapan orang tua terhadap fasilitas pendidikan yaitu, tidak ada tanggapan yang menyatakan “sangat mendukung”, 13 orang tua atau 41% yang menyatakan “cukupmendukung”,dan 19 orang tua atau 59 % yang menyatakan “tidak mendukung”. Selain tanggapan orang tua terhadap fasilitas pendidikan yang di terangkan di atas, dengan memberikan beberapa pertanyaan dengan pemerintah desa salah satunya yaitu masalah fasilitas pendidikan, menurut pak Abduh Rahman S. Adam “ bahwa sarana dan prasarana pendidikan formal yang tersediah di desa Salumbia hanya mulai taman kanak-kanak (TK), SD , dan SMP, sedangkan sekolah untuk SMA belum tersediah, kurangnya sarana dan prasarana ini salah satu penyebab terjadi anak tidak melanjutkan pendidikan (wawancara, 19 juni 2013).Selanjutnya menurut bapak Drs.Subhan Laropa selaku sekertaris desa mengatakan bahwa “masihkurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap pedesaan khususnya di Desa Salumbia sehingga sarana dan prasarana pendidikan belum terpenuhi, contoh: belum adanya bangunan tingkat pendidikan SMA yang di dirikan di desa


(2)

Salumbia, oleh karena itu banyak anak-anak usia jenjang pendidikan yang khususnya pendidikan SMA dan perguruan tinggi yang tidak melanjutkan sekolah hanya membantu orang tuanya di sawah dan pergi merantau” (wawacara, 20 juni 2013).

Tabel 8.4

Tanggapan orang tua terhadap pengaruh lingkungan mengakibatkan putusnya pendidikan anak

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Kenakalan Remaja 28 87,5

3 Pergaulan Bebas 5 15,5

4 Orang Tua -

-Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 8

Melihat tabel 8.4 di atas bahwa orang tua yang menyatakan pengaruh lingkungan yang mengakibatkan putus pendidikan (putus sekolah) mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 28 orang tua atau 87,5 yang menyatakan “kenakalan remaja”, 5 orang tua atau 15,5 yang menyatakan “pergaulan bebas”. Dan tidak ada tangggapan yang menyatakan ‘orang tua”. Hal I ni dapat diperkuat dari hasil wawancara dengan kepala desa Salumbia, bapak Abduh Rahman S. Adam mengungkapkan bahwa “ bentuk-bentuk kenakalan remaja yang pernah terjadi yaitu minum-minuman keras, berjudi, perkelahian antara kelompok-kelompok remaja, jadi banyaknya anak-anak usia pendidikan yang menganggur atau putus sekolah di akibatkan pengaruh kebiasaan yang berada dilingkungan Desa Salumbia (wawancara, 19 juni 2013).

B. Pembahsan

Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui angket dan wawancara menurut permasalahan penelitian yang ditetapkan, maka peneliti akan membahas secara berurut yaitu:

1. Faktor-faktor yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat Salumbia terhadap pendidikan


(3)

Berdasarkan data yang peneliti peroleh, bahwa factor-faktor yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, bahwa yang menjadi kendala utama rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan ialah lemahnya ekonomi keluarga.Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan anak-anaknya membantu orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan sehari-hari seperti anak membantu orang tuanya ke sawah atau di kebun.

faktor ekonomi adalah faktor penunjang berlangsungnya suatu pendidikan. Di desa Salumbia masih banyak masyarakatnya yang hanya lulusan SD dan SMP pekerjaannya hanya petani,sehingga masih banyak masyarakat yang ekonominya lemah (kurang mampu) karena hanya mengharapkan hasil pertanian sawah yang bisa di panen dua kali setahun. Oleh karena itu masih adanya anak-anak usia pendidikan di desa Salumbia tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu sehingga anak-anaknya juga membantu orang tuanya untuk meladang di sawah. Indikator lainnya yang menunjukkan bahwa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yaitu faktor sosial budaya yang berdasarkan hasil angket yang di sebarkan untuk informan, bahwa hasil yang di peroleh peneliti factor social budaya menjadi factor kedua dalam menhambat lanjutnya pendidikan, sesuai apa yang dikemukakan oleh Dalyono (2008), “Lingkungan sosial budaya masyarakat adalah semua orang/manusia yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan anak.” Pengaruh sosial tersebut dapat dilihat secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti terjadi di dalam pergaulan anak sehari-hari dengan teman sebayanya atau orang lain. Yang tidak langsung dapat terjadi melalui jalur informasi, seperti radio atau televisi.

2. Upayayang dilakukan masyarakatdalam meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan peneliti untuk pemerintah desa dan tokoh masyarakat di desa Salumbia bahwa


(4)

belum adanya upaya-upaya masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan.Belum adanya upaya masyarakat ini disebabkan oleh kurangnya partisipasi akan pentingnya pendidikan seperti memberikan kontribusi tenaga, bahan maupun dana, kecuali dalam hal budaya (adat) masyarakat sangat berpartisipasi seperti acara pernikahan, dan orang meninggal. Hal ini di buktikan dengan hasil angket bahwa upaya masyarakat masih kurang baik ini dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 % yang menyatakan “kurang baik”.

Masyarakat desa Salumbia yang sistem perekonomiannya dominan pertanian, apalagi yang ekonomi menengah kebawah sangat memproritaskan pekerjaannya dibanding pendidikan anak-anaknya, ditambah lagi Kurangnya sarana dan prasana pendidikan yang berada di Desa Salumbia ini juga menjadi sebab kurangnya minat anak dalam melanjutkan pendidikan, sehingga anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan (putus sekolah) ini, dapat menimbulkan kelakuan yang negatif yang dikarenakan oleh pengaruh lingkungan sosial, seperti melakukan perjudian, minum-minuman keras.

IV. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan pada bab terdahulu,

maka pada bagian akhir skripsi ini perlu dirumuskan kesimpulan penelitian

sekaligus menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Berdasarkan fakta empiris yang penulis temukan bahwa tingkat keasadaran masyarakat di Desa Salumbia sudah tergolong baik, hal ini di buktikan dengan hasil angket yang disebarkan oleh orang tua bahwa 18 orang tua atau 56 % yang menyatakan “sangat penting”, 13 orang tuaatau 41% menyatakan “penting”, dan 1 orang tua atau 3 % yang menyatakan “tidak penting. Tetapi


(5)

yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yaitu:

1) Lemahnya ekonomi keluarga 2) Faktor sosial budaya

2. Berdasarkan hasil yang penulis temukan dari informan bahwa, sejauh ini belum adanya upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil angket yang di sebarkan oleh peneliti bahwa upaya masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang baik, ini dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17

B. Saran

Ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran dalam penelitian

ini, yakni:

1. Diharapkan masyarakat desa Salumbia lebih mementingkan pendidikan

anak-anaknya untuk bekal ketika berada di tengah-tengah masyarakat nanti.

2. Di harapakan masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama dalam hal

meningkatkan upaya-upaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak yang


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktis.PT. Bina Angkasa Jakarta.

Dalyono.(2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik Oemar, (2002). Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara


Dokumen yang terkait

Kesadaran hukum dan persepsi masyarakat terhadap perceraian (studi kasus perceraian di desa serdang jaya kecamatan betara kabupaten Tanjab Barat Jambi)

1 14 182

STUDI TENTANG PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA OGOMOLI KECAMATAN GALANG KABUPATEN TOLITOLI | M | EDU CIVIC 6209 20556 1 PB

0 2 15

STUDI KASUS TENTANG ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN MOUTONG | Kulyawan | EDU CIVIC 6206 20544 1 PB

0 1 12

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 3 SATU ATAP DESA PADABAHO KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI | A | EDU CIVIC 6160 20381 1 PB

0 0 14

POLA PIKIR SUKU DA’A TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL BAGI ANAK DI DESA KALOLA KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA | Hasan | EDU CIVIC 6147 20332 1 PB

0 0 11

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PERKAWINAN MENURUT UU No.1 TAHUN 1974 DI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA (STUDI KASUS PERKAWINANDI BAWAH UMUR | AM. Hadjri | EDU CIVIC 7303 24353 1 PB

0 0 13

DAMPAK PERTAMBANGAN NIKEL PT. BINTANG DELAPAN MINERAL TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA FATUFIA KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI | Satrina | EDU CIVIC 7300 24341 1 PB

0 0 16

Und. Klarifikasi Sal. drainase Desa Salumbia

0 0 1

PERANAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (LPMD) DALAMPENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAPPEMBANGUNAN DI DESA PALASA LAMBORI KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Hardianto | EDU CIVIC 6162 20389 1 PB

0 0 17

STUDI KASUS PEMBINAAN KARAKTER NARAPIDANA WANITA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II B TOLITOLI | Nuraida | EDU CIVIC 8886 29172 1 PB

0 0 11