POLA PIKIR SUKU DA’A TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL BAGI ANAK DI DESA KALOLA KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA | Hasan | EDU CIVIC 6147 20332 1 PB

(1)

POLA PIKIR SUKU DA’A TERHADAP PENDIDIKAN FORMALBAGI

ANAK DI DESA KALOLA KECAMATAN BAMBALAMOTU

KABUPATEN MAMUJU UTARA

Oleh HASANUDDIN

A 321 11 0035

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO


(2)

POLA PIKIR SUKU DA‟A TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL BAGI ANAK DI

DESA KALOLA KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA

Hasanuddin1 Alri Lande2

Imran3 ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan Pola pikir Suku Da‟a terhadap pendidikan formal, dan faktor yang memepengaruhi pola pikir Suku Da‟a terhadap pendidikan formal, serta upaya yang dilakukan oleh Suku Da‟a untuk memajukan pendidikan formal bagi anak di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. Subjek dalam penelitian ini adalah Suku Da‟a di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. Dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Pola suku Da‟a terhadap pendidikan formal bagi anak sudah mulai kearah yang lebih maju karena adanya perubahan tatanan nilai-nilai kehidupan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Selain itu terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan suku Da‟a yang turut membantu untuk memajukan pendidikan formal seperti memfasilitasi kebutuhan anak untuk bersekolah dan memberikan motivasi sebagai mana mestinya peran orang tua terhadap anak sudah dilaksanakan demi untuk memajukan pendidikan formal bagi anak yang ada di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara.

Kata Kunci: Pola Pikir; Suku Da‟a; Pendidikan Formal. I. PENDAHULUAN

Kabupaten Mamuju Utara mekar menjadi sebuah daerah baru di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2005, dan ditahun yang sama mulailah pembangunan dibeberapa sektor yang diakukan oleh pemerintah untuk memajukan masyarakat mamuju utara, secara khusus yang dilakukan oleh pemerintah adalah mempasilitasi sarana dan perasarana pendidikan dibeberapa titik pemukiman masyarakat ditambah lagi dengan perogram yang dilakukan oleh pemerintah terhadap pendidikan yakni dengan memprogramkan pendidikan secara gratis secara khusus mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai ketingkat sekolah menengah atas (SMA). Namun hal yang terjadi didalam masyarakat berbalik arah dengan apa yang diberikan dan diprogramkan oleh pemerintah karena masyarakat sendiri justru tidak mempergunakan sebaik mungkin terutama suku Da‟a yang ada di Desa Kalola

1

Hasanudin A 321 11 035, Mahasiswa Studi PPKn, Universitas Tadulako Sebagai Penulis I 2

Pembimbing II Sebagai Penulis 2 3


(3)

Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. Ditambah hal yang lebih memprihatingkan beberapa suku Da‟a tidak menyekolahkan anak bukanka yang dilakukan

suku Da‟a justru akan memeperburuk kondisi baik itu secara internal ataupun eksternal sendiri. hal ini menimbulkan pertanyaan yang begitu besar ditengah-tengah masyarakat apakah ini bentuk dari peranan pemerintah yang belum optimal memberikan pemahaman

kepada suku Da‟a tentang pentinggnya pendidikan bagi anak ataukah suku Da‟a itu sendiri

yang masih terbilang begitu tertinggal dari kemajuan yang ada. Oleh sebab itu pula

dilakukan penelitian dengan judul „„ pola pikir suku Da‟a terhadap pendidikan formal bagi

anak di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara‟‟. karena hal ini betul-betul memperihatingkan ketika generasi pelanjut dari pembanguna bangsa dan negara ini mulai dijaukan dari sektor pendidikan niscaya akan sangat berdampak negatif dan justru akan sangat memporak-porandakan masa depan anak-anak yang seharusnya hari ini duduk dibangku sekolah tetapi justru duduk bepangkuh tangan di pangkuan orang tua yang tidak mementingkan masa depan anak-anak yang lebih baik.

II. METODE PENELITIAN 1. Jenis penelitian

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metode penelitian deskriptif kualitatif. Nawawi ( 2003:25)4mengemukakan metode deskriptif kualitatif yaitu “metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian mengambarkan informasi tentang masalah

yang diselidiki sebagimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat”.

Dengan demikian peneliti akan mengambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh, yang berhubungan dengan kajian penelitian dengan memberi penjelasan-penjelasan yang lengkap yang didasarkan pada jangkauan dan ke dalaman yang diteliti untuk memperoleh hasil yang berkaitan dengan pola pikirsuku Da‟a terhadap pendidikan formal bagi anak, di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mauju Utara.

4


(4)

2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara,dan waktu pelaksanaan dimulai dari bulan November 2015 sampai bulan Februari 2016

3. Unit Analisis

Hamid (2005:75)5 menyatakan unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua suku Da‟a yang ada di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara dengan jumlah 210 kepala keluarga yang ada. penelitian ini mengunakan sampel bertujuan atau purposive sample. Arikunto Suharsimin, (2006: 140).6Mengemukakan “mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Pengambilan sampel dengan cara bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan

peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi”

Sugiyono (2005:53-54),7purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Berarti pengambilan sampel didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu (karakteristik) yang dipandang mempunyai sangkut paut yang sudah diketahui sebelumnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam. Deddy Mulyana (2010:181).8“Wawancara mendalam merupakan suatu metode pengumpulan data yang bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, ternasuk karakteristik sosial-budaya, (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan.) responden yang dihadapi”. Adapun yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah 11 orang suku da‟a di Desa Kalola Kabupaten Mamuju Utara yang memahami serta sesuai dengan keriteria yang ditentukan berdasarkan purposive sample.

5

Hamidi. 2007. Metode Penelityian Dan Teori Komunikasi. Malang: Universitas Muhammadia Malang.

6

Suharsimin Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya.

7

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatife, Kualitatife, Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

8


(5)

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini dengan cara yang dikemukakan Sugiyono (2005: 89)9.Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat simpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

III. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN A.Hasil Penelitian

1. Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal

Hasil penelitian menujukan bahwa sebagian besar suku Da‟a menganggap Pendidikan itu penting. realitasnya suku Da‟a telah menyekolahkan anak mereka baik itu yang ada dipedalaman ataupun yang ada dilingkungan masyarakat umum dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SMA. Meskipun masih terdapat beberapa Suku Da‟a yang tidak menyekolahkan anak karena disebabakan beberapa masalah yang dihadapi, masalah utama

masyarakat suku Da‟a adalah mereka berpenghasilan ekenomi relatif rendah. hal inilah yang

menjadi penghambat sehingga masih terdapat beberapa suku Da‟a yang tidak

menyekolahkan anak karena bagi mereka sangat kesulitan dalam hal biaya pendidikan untuk anak, untuk memenuhi kebutuhan sehari haripun sangat sukur didapatkan bagi suku

Da‟a apalagi ditambah untuk membiayayi pendidikan anak.

Suku Da‟a juga megetahui Pentingnya pendidikan bagi anak seperti dengan pendidikan anak akan pandai membaca, menulis, beretika, serta berguna bagi masyarakat khusus, ataupun masyarakat umum baik itu saat ini ataupun yang akan datang.

Pandangan Suku Da‟a terhadap pendidikan akan memudahkan nantinya anak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan orang tua pada masyarakat

Suku Da‟a dan berpandangan hanya dengan Pendidikanlah yang dibutuhkan untuk mengubah kondisi yang ada didalam lingkungan sosial ataupun lingkungan keluarga.

Hal ini sangatlahsejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Informan dalam penelitian ini adapun yang dikemukakan oleh informan adalah pendidikan bagi suku Da‟a sangatlah penting meski tidak semuya menyekolahkan anak. selain itu suku Da‟a juga menyadari bahkan mengetahui pendidikan itu mengajarkan kita dari ketidak tahuan menjadi

9


(6)

tahu suku serta mengetahui Perbedaan anak bersekolah dengan tidak bersekolah. Anak yang sekolah memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak pemalas, jujur, ditamba bisa membaca, menulis. Sedangkan yang tidak sekolah itu sudah pasti tidak bisa membaca, kurang jujur, pembuat onar dikampung, tidak menghargai adat, bahkan tidak menghargai orang-orang yang datang melihat kondisi suku Da‟a. (wawancara 9 Desember 2015).

2. Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal

Pola pikir Suku Da‟a sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor adapun faktor tersebut adalah faktor karena adanya keinginan suku Da‟a untuk merubah kondisi lingkungan keluarga, sosial, dan berprinsip masa depan anak jauh lebih baik dari apa yang dialami hari ini serta menginginkan anak mereka berguna bagi nusa dan bangsa. Serta suku Da‟a terdorong secara pribadi untuk Membuat anak itu jauh lebih baik dalam perbuatan, punya penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga nantinya. Selain itu

suku Da‟a cenderung melihat kondisi diluar dari suku Da‟a itusendiri yang dijadikan sebagai bahan ajaran bahwa dengan adanya pendidikan bagi setiap orang itu baik, tidak terlepas dari peran masyarakat luar sangatlah besar dengan cara membantu satu sama lain meskipun itu bukan dari kalangan suku yang sama, serta adanya keperdulian yang diberikan oleh masyarakat luar terhadap suku Da‟a seperti pemerintah, pemuka agama, dan suku-suku lainnya yang ada Didalam Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara.

Informan Dalam penelitian ini mengatakan bahwa suku Da‟a ingin menyekolahkan anak karena adanya beberapa anak yang memeang terdorong secara pribadi untuk bersekolah ditambah lagi dengan kemanpuan beberapa masyarakat suku Da‟a untuk

membiayai pendidikan anaka mereka, adanya sekolah yang didalam pemukiman suku Da‟a itu sendiri sehingga mendorong suku Da‟a untuk menyekolahkan anak agar anak menjadi

pandai membaca, menulis, serta berguna. Serta suku Da‟a menginginkan menjadikan anak mampu bersaing dengan masyarakat pada umumnya, ingin memperbaiki masa depan anak, memperbaiki ekonomi keluarga, serta memeprbaiki cara berpikir anak itu. Ditambah peran pemerintah sangat besar seperti mensosialisasikan tentang pentingnya pendidikan bagi (wawancara 3 Desember 2015).

3. Upaya Suku Da‟a untuk Memajukan Pendidikan Pendidikan Formal

Upaya suku Da‟a untuk memejukan Pendidikan pendidikan formal sebagaimana upaya tersebut juga dilakukan oleh suku suku yang lain di Desa Kalola, yakni mengelola


(7)

hasil pertanian, peternakan, dan berdagang serta merotan dihutan agar suku Da‟a mampu menyekolahkan anak.

Suku Da‟a juga banyak melihat kondisi yang ada diluar serta dijadikan sebagai bahan introfeksi untuk memajukan pendidikan, ditambah dengan memfasilitasi anak dalam

bersekolah, dan membiayai anak semampu suku Da‟a, serta mulainya menetap ditempat-tepat tertentu yang tidak jauh dari lingkungan umum di desa Kalola agar anak tetap sekolah walau itu masih dalam kondisi kurang maksimal.

Suku Da‟a mencari kelapa, mencari durian, menanam ubi untuk kebutan hidup dan

dijual dipasar demi mendapatkan agar dapat memenuhi kebutuhan jajan anak sehari hari disekolah hal ini dilakukan oleh kalangan ibu-ibu secara khusus pada masyarakat suku Da‟a dan menyisipkan dana walau sedikit demi kebutuhan anak-anaknya yang bersekolah dari pendapatan yang dihasilkan,

berkurang ajakan kepada anak untuk mengurusi ladan bagi anak laki-laki dan pekerjaan rumah tangga bagi anak perempuan selain diluar waktu libur karena ketika anak tidak diajak kekebun atau diajari utuk mengurusi pekerjaan rumah tangga akan tumbuh jadi pribadi yang manja.

Motivasi-motivasi yang bersifat memebangun kepada anak sudah mulai dilakukan meskipun masih bersifat sederhana, seperti Mengajari anak-anak untuk berpola hidup sebagaimana mestinya anak-anak yang memeliki pendidikan, melakukan pemebelajaran

diwaktu malam hari bagi suku Da‟a yang mepunya latar belakang pendidikan lumayan baik. Informan dalam penelitian ini juga mengemukakakn hal yang serupa terkait upaya

yang dilakukan suku Da‟a untu memajukan pendidikan Adapun upaya tersebut adalah ibu-ibu dari masyarakat suku Da‟a mencari kelapa, mencari durian, menanam ubi untuk mendapatkan biaya sehari-hari anak-anak disekolah dan untuk memenuhi kebutan hidup selain dari itu adanya kegiatan pinjam meminjamkan dana untuk biaya sekolah anak-anak bila suda mendesak di sekolahan. Serta mulainya menyediakan alat tulis menulis, seragam, jajan serta kendaraan bagi anak-anak yang bersekolah di SMP dan SMA bagi sebahagian suku Da‟a yang punya penghasilan cukup besar. (Wawancara 9 Desember 2015).

B.Analisis Hasil Penelitian

1. Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal

Suku Da‟a menganggap Pendidikan itu penting. realitasnya suku Da‟a telah menyekolahkan anak mereka baik itu yang ada dipedalaman ataupun yang ada dilingkungan masyarakat umum dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SMA. Suku Da‟a juga megetahui


(8)

Pentingnya pendidikan bagi anak seperti dengan pendidikan anak akan pandai membaca, menulis, beretika, serta berguna bagi masyarakat khusus, ataupun masyarakat umum baik itu saat ini ataupun yang akan datang.

2. Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal

Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap pendidikan formal ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor secara internal maupun eksternal. Adapun faktor tersebut ialah.

A.Faktor Internal :

1. Suku Da‟a menginginkan perubahan pada kondisi lingkungan keluarga. 2. Ditingggalkannya pola hidup yang berpindah-pindah bagi suku Da‟a. 3. Suku Da‟a menginginkan anaknya memiliki pendidikan yang jauh lebih baik.

4. Suku Da‟a menginginkan anaknya memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk kebaikan dan memenuhi kebutuhan keluarga nantinya dengan melalui pengetahuan yang didapatkan d bangku pendidikan.

5. Anak dari suku Da‟a mulai mengenal pentingnya pendidikan

6. Adanya beberapa keluarga yang mampu untuk membiayai pendidikan anak. 7. Agar anak mampu bersaing dengan masyarakat pada umumnya.

B.Faaktor Eksternal

1. Mulainya suku Da‟a terbuka dengan perubahan sosial yang terjadi saat ini. 2. Peran guru-guru sekolah yang tinggal dipemukiman suku Da‟a sangat besar.

3. Peran pemerintah terhadap pendidikan sudah mulai ditingkatkan baik itu dari pemerintah pusat sampai pemerintah ditingkat daerah yang membantu masyarakat untuk menyekolahkan anak.

4. Terpenuhinya beberapa sarana dan perasarana pendidikan contonya gedung yang digunakan untuk proses belajar mengajar.

5. Peran masyarakat dari luar suku Da‟a itu sendiri sangat besar terutama suku-suku lain yang ada di desa Kalola.

6. Peran pemuka agama seperti Pendeta sangat besar pada suku Da‟a. 3. Upaya suku Da‟a untuk memajukan Pendidikan Formal

Suku Da‟a melalukan beberapa upaya untuk memejukan pendidikan formal bagi anak

di desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. Sebagaimana upaya tersebut juga dilakukan oleh suku lainnya baik yang ada di Desa Kalola secara khusus


(9)

maupun suku yang ada di Indonesia yang ingin melakukan perubahan untuk kemajuan pendididkan, yakni berusaha sebagaimana mestinya agar anak tetap sekolah kehendaki dengan cara mengelolah hasil pertanian, peternakan, dan berdagang dengan baik agar tetap mampu menyekolahkan anak. Selain itu suku Da‟a juga mencari rotan dihutan, dan adanya pinjam meminjam untuk anak-anak tetap sekolah serta mulai menetap ditempat-tepat tertentu yang tidak jauh dari lingkungan umum didesa kalola agar anak tetap sekolah walau itu masih dalam kondisi kurang maksimal. Selai dari itu secara khusus ibu-ibu untuk mendapatkan kebutan hidup dan biaya sehari-hari anak disekolah, mereka mencari kelapa,

mencari durian, menanam ubi untuk dijual dipasar. Bahkan ada diantara beberapa suku Da‟a

suda mulai meberikan motivasi-motivasi yang bersifat membangun kepada anak-anak meskipun masih bersifat biasa. serta menyisipkan dana walau sedikit demi kebutuhan anak-anaknya yang bersekolah dari pendapatan yang dihasilkan, dan mulainya berkurang ajakan kepada anak-anak untuk kekebun atau mengurusi pekerjaan ruma tangga diwaktu sekolah beda kalanya bila waktu libur karena ketika ank-anak juga diajak kekebun atau diajari utuk mengurusi pekerjaan rumah tangga karena ketika tidak dilakukan akan tumbuh jadi pribadi yang manja.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari apa yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:

1. Poal pikir suku Da‟a terhadap pendidkan formal menujukan hasil sudah mulai terlaksana dengan baik. Hal ini didasari adanya prinsip-prinsip dengan pendidikan kedepannya anak akan memiliki Sumber Daya Manusia yang lebih baik, serta akan berguna, baik itu bagi diri pribadi anak tersebut, suku Da‟a, dan masyarakat umum. suku Da‟apun menyadari bahwa pendidikan mampu membuat anak mengetahui dari apa yang tidak mereka ketahui menjadi tahu dengan kata lain menjadi insan manusia yang seutuhnya, serta dengan pendidikan akan mampu merubah ketertinggalan suku Da‟a dari perkembangan kemajuan masyarakat umum, dengan pendidikan pula membuat suku Da‟a meninggalkan prisip hidup beripindah-pindah untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

2. Pola pikir Suku Da‟a terhadap pendidikan formal dipengaruhi oleh beberapa faktor secara internal dan eksternal. Adapun Faktor Internal (1) lingkungan keluarga. (2) Kemauan anak bersekolah (3) kemanpuan orang tua. dan (4) latar belakang pendidikan orang tua.


(10)

Sedangkan Faaktor Eksternal (1). perubahan sosial. (2) guru-guru. (3) pemerintah. (4) sarana dan perasarana pendidikan. (5) suku lain di Desa Kalola. Dan (6) pemuka agama. 3. Upaya yang dilakukan suku Da‟a untuk memajukan pendidikan formal yakni mencari

penghasilan diberbagai semua bidang pekerjaan yang ada, agar dapat memenuhi kebutuhan anak terutama kebutuhan dalam biaya pendidikan. Secara khusus suku Da‟a

berkebun, beternak, mencari rotan dihutan, dan berdagang. Serta suku Da‟a mulai

meninggalkan pola hidup yang berpindah-pindah untuk mempertahankan kelangsungan hidup demi pendidikan anak.

B. Saran

Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan sangat berpengaruh besar pada orintasi kepedulian masyatakat terhadap pendidikan, namun ketika melihat pada kondidsi bangsa ini ternya hal itu belum terealisasi sepenuhnya dengan baik, sosialisasi itu sendiri hanya terpokus pada masyarakat pekotaan terutama yang dilakukan pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah yang menjalankan pemerintahan pada daerah otonom, masalah minimnya tetang sosialisasi pentingnya pendidikan dapat dijumpai pada masyarak pedesaan

secara khusus pada masyarakat Suku Da‟a yang ada di desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. dan yang libih ironisnya bukan hanya masalah minimnya atau kurangnya sosialisi tetang pentingnya pendidikan bagi masyarakat yang terjadi ditempat tersebut, ternyata terdapat pula masalah yang lebih serius lagi yakni sebagaian besar anak putus sekolah khususnya pada tingkatan SMA akibat dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan bagi keluaga untuk pendidikan anak-anak mereka, serta ditambah dengan masalah jarak antara pemukiman masyarakat dengan sekolah SMA masih sangat jauh. Olehnya itu kepada semua elemen masyarakat terutama elemen pemerintahan yang terkait dengan pendidikan mari wujudkan serta berikan bantuan baik itu berupa pemekiran ataupun bantuan yang berupa materil agar suku Da‟a yang ada di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara juga dapat menikmati pendidikan yang layak.

V. DAFTAR RUJUKAN

DeddyMulyana (2010) metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya Hamidi. (2007)Metode Penelityian Dan Teori Komunikasi. Malang: Universitas

Muhammadia Malang.

Nawawi, H (2003)Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:GajaMada University Press


(11)

Makhsus. 2013. Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya Pendidikan Formal 12 Tahun (Studi Kasus Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang). Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Melalatoa, M. Junus.1995. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Miles, M.B. Dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metodemetode Baru. Uipress. Jakarta.

Sugiyono, (2005)Metode Penelitian Kuantitatife, Kualitatife, Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimin Arikunto (2006)Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya


(1)

tahu suku serta mengetahui Perbedaan anak bersekolah dengan tidak bersekolah. Anak yang sekolah memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak pemalas, jujur, ditamba bisa membaca, menulis. Sedangkan yang tidak sekolah itu sudah pasti tidak bisa membaca, kurang jujur, pembuat onar dikampung, tidak menghargai adat, bahkan tidak menghargai orang-orang yang datang melihat kondisi suku Da‟a. (wawancara 9 Desember 2015).

2. Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal

Pola pikir Suku Da‟a sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor adapun faktor tersebut adalah faktor karena adanya keinginan suku Da‟a untuk merubah kondisi lingkungan keluarga, sosial, dan berprinsip masa depan anak jauh lebih baik dari apa yang dialami hari ini serta menginginkan anak mereka berguna bagi nusa dan bangsa. Serta suku Da‟a terdorong secara pribadi untuk Membuat anak itu jauh lebih baik dalam perbuatan, punya penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga nantinya. Selain itu suku Da‟a cenderung melihat kondisi diluar dari suku Da‟a itusendiri yang dijadikan sebagai bahan ajaran bahwa dengan adanya pendidikan bagi setiap orang itu baik, tidak terlepas dari peran masyarakat luar sangatlah besar dengan cara membantu satu sama lain meskipun itu bukan dari kalangan suku yang sama, serta adanya keperdulian yang diberikan oleh masyarakat luar terhadap suku Da‟a seperti pemerintah, pemuka agama, dan suku-suku lainnya yang ada Didalam Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara.

Informan Dalam penelitian ini mengatakan bahwa suku Da‟a ingin menyekolahkan anak karena adanya beberapa anak yang memeang terdorong secara pribadi untuk bersekolah ditambah lagi dengan kemanpuan beberapa masyarakat suku Da‟a untuk membiayai pendidikan anaka mereka, adanya sekolah yang didalam pemukiman suku Da‟a itu sendiri sehingga mendorong suku Da‟a untuk menyekolahkan anak agar anak menjadi pandai membaca, menulis, serta berguna. Serta suku Da‟a menginginkan menjadikan anak mampu bersaing dengan masyarakat pada umumnya, ingin memperbaiki masa depan anak, memperbaiki ekonomi keluarga, serta memeprbaiki cara berpikir anak itu. Ditambah peran pemerintah sangat besar seperti mensosialisasikan tentang pentingnya pendidikan bagi (wawancara 3 Desember 2015).

3. Upaya Suku Da‟a untuk Memajukan Pendidikan Pendidikan Formal

Upaya suku Da‟a untuk memejukan Pendidikan pendidikan formal sebagaimana upaya tersebut juga dilakukan oleh suku suku yang lain di Desa Kalola, yakni mengelola


(2)

hasil pertanian, peternakan, dan berdagang serta merotan dihutan agar suku Da‟a mampu menyekolahkan anak.

Suku Da‟a juga banyak melihat kondisi yang ada diluar serta dijadikan sebagai bahan introfeksi untuk memajukan pendidikan, ditambah dengan memfasilitasi anak dalam bersekolah, dan membiayai anak semampu suku Da‟a, serta mulainya menetap ditempat-tepat tertentu yang tidak jauh dari lingkungan umum di desa Kalola agar anak tetap sekolah walau itu masih dalam kondisi kurang maksimal.

Suku Da‟a mencari kelapa, mencari durian, menanam ubi untuk kebutan hidup dan dijual dipasar demi mendapatkan agar dapat memenuhi kebutuhan jajan anak sehari hari disekolah hal ini dilakukan oleh kalangan ibu-ibu secara khusus pada masyarakat suku Da‟a dan menyisipkan dana walau sedikit demi kebutuhan anak-anaknya yang bersekolah dari pendapatan yang dihasilkan,

berkurang ajakan kepada anak untuk mengurusi ladan bagi anak laki-laki dan pekerjaan rumah tangga bagi anak perempuan selain diluar waktu libur karena ketika anak tidak diajak kekebun atau diajari utuk mengurusi pekerjaan rumah tangga akan tumbuh jadi pribadi yang manja.

Motivasi-motivasi yang bersifat memebangun kepada anak sudah mulai dilakukan meskipun masih bersifat sederhana, seperti Mengajari anak-anak untuk berpola hidup sebagaimana mestinya anak-anak yang memeliki pendidikan, melakukan pemebelajaran diwaktu malam hari bagi suku Da‟a yang mepunya latar belakang pendidikan lumayan baik. Informan dalam penelitian ini juga mengemukakakn hal yang serupa terkait upaya yang dilakukan suku Da‟a untu memajukan pendidikan Adapun upaya tersebut adalah ibu-ibu dari masyarakat suku Da‟a mencari kelapa, mencari durian, menanam ubi untuk mendapatkan biaya sehari-hari anak-anak disekolah dan untuk memenuhi kebutan hidup selain dari itu adanya kegiatan pinjam meminjamkan dana untuk biaya sekolah anak-anak bila suda mendesak di sekolahan. Serta mulainya menyediakan alat tulis menulis, seragam, jajan serta kendaraan bagi anak-anak yang bersekolah di SMP dan SMA bagi sebahagian suku Da‟a yang punya penghasilan cukup besar. (Wawancara 9 Desember 2015).

B.Analisis Hasil Penelitian

1. Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal

Suku Da‟a menganggap Pendidikan itu penting. realitasnya suku Da‟a telah menyekolahkan anak mereka baik itu yang ada dipedalaman ataupun yang ada dilingkungan masyarakat umum dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SMA. Suku Da‟a juga megetahui


(3)

Pentingnya pendidikan bagi anak seperti dengan pendidikan anak akan pandai membaca, menulis, beretika, serta berguna bagi masyarakat khusus, ataupun masyarakat umum baik itu saat ini ataupun yang akan datang.

2. Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap Pendidikan Formal

Faktor yang mempengaruhi Pola Pikir Suku Da‟a Terhadap pendidikan formal ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor secara internal maupun eksternal. Adapun faktor tersebut ialah.

A.Faktor Internal :

1. Suku Da‟a menginginkan perubahan pada kondisi lingkungan keluarga. 2. Ditingggalkannya pola hidup yang berpindah-pindah bagi suku Da‟a. 3. Suku Da‟a menginginkan anaknya memiliki pendidikan yang jauh lebih baik.

4. Suku Da‟a menginginkan anaknya memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk kebaikan dan memenuhi kebutuhan keluarga nantinya dengan melalui pengetahuan yang didapatkan d bangku pendidikan.

5. Anak dari suku Da‟a mulai mengenal pentingnya pendidikan

6. Adanya beberapa keluarga yang mampu untuk membiayai pendidikan anak. 7. Agar anak mampu bersaing dengan masyarakat pada umumnya.

B.Faaktor Eksternal

1. Mulainya suku Da‟a terbuka dengan perubahan sosial yang terjadi saat ini. 2. Peran guru-guru sekolah yang tinggal dipemukiman suku Da‟a sangat besar.

3. Peran pemerintah terhadap pendidikan sudah mulai ditingkatkan baik itu dari pemerintah pusat sampai pemerintah ditingkat daerah yang membantu masyarakat untuk menyekolahkan anak.

4. Terpenuhinya beberapa sarana dan perasarana pendidikan contonya gedung yang digunakan untuk proses belajar mengajar.

5. Peran masyarakat dari luar suku Da‟a itu sendiri sangat besar terutama suku-suku lain yang ada di desa Kalola.

6. Peran pemuka agama seperti Pendeta sangat besar pada suku Da‟a. 3. Upaya suku Da‟a untuk memajukan Pendidikan Formal

Suku Da‟a melalukan beberapa upaya untuk memejukan pendidikan formal bagi anak di desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. Sebagaimana upaya tersebut juga dilakukan oleh suku lainnya baik yang ada di Desa Kalola secara khusus


(4)

maupun suku yang ada di Indonesia yang ingin melakukan perubahan untuk kemajuan pendididkan, yakni berusaha sebagaimana mestinya agar anak tetap sekolah kehendaki dengan cara mengelolah hasil pertanian, peternakan, dan berdagang dengan baik agar tetap mampu menyekolahkan anak. Selain itu suku Da‟a juga mencari rotan dihutan, dan adanya pinjam meminjam untuk anak-anak tetap sekolah serta mulai menetap ditempat-tepat tertentu yang tidak jauh dari lingkungan umum didesa kalola agar anak tetap sekolah walau itu masih dalam kondisi kurang maksimal. Selai dari itu secara khusus ibu-ibu untuk mendapatkan kebutan hidup dan biaya sehari-hari anak disekolah, mereka mencari kelapa, mencari durian, menanam ubi untuk dijual dipasar. Bahkan ada diantara beberapa suku Da‟a suda mulai meberikan motivasi-motivasi yang bersifat membangun kepada anak-anak meskipun masih bersifat biasa. serta menyisipkan dana walau sedikit demi kebutuhan anak-anaknya yang bersekolah dari pendapatan yang dihasilkan, dan mulainya berkurang ajakan kepada anak-anak untuk kekebun atau mengurusi pekerjaan ruma tangga diwaktu sekolah beda kalanya bila waktu libur karena ketika ank-anak juga diajak kekebun atau diajari utuk mengurusi pekerjaan rumah tangga karena ketika tidak dilakukan akan tumbuh jadi pribadi yang manja.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari apa yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:

1. Poal pikir suku Da‟a terhadap pendidkan formal menujukan hasil sudah mulai terlaksana dengan baik. Hal ini didasari adanya prinsip-prinsip dengan pendidikan kedepannya anak akan memiliki Sumber Daya Manusia yang lebih baik, serta akan berguna, baik itu bagi diri pribadi anak tersebut, suku Da‟a, dan masyarakat umum. suku Da‟apun menyadari bahwa pendidikan mampu membuat anak mengetahui dari apa yang tidak mereka ketahui menjadi tahu dengan kata lain menjadi insan manusia yang seutuhnya, serta dengan pendidikan akan mampu merubah ketertinggalan suku Da‟a dari perkembangan kemajuan masyarakat umum, dengan pendidikan pula membuat suku Da‟a meninggalkan prisip hidup beripindah-pindah untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

2. Pola pikir Suku Da‟a terhadap pendidikan formal dipengaruhi oleh beberapa faktor secara internal dan eksternal. Adapun Faktor Internal (1) lingkungan keluarga. (2) Kemauan anak bersekolah (3) kemanpuan orang tua. dan (4) latar belakang pendidikan orang tua.


(5)

Sedangkan Faaktor Eksternal (1). perubahan sosial. (2) guru-guru. (3) pemerintah. (4) sarana dan perasarana pendidikan. (5) suku lain di Desa Kalola. Dan (6) pemuka agama. 3. Upaya yang dilakukan suku Da‟a untuk memajukan pendidikan formal yakni mencari

penghasilan diberbagai semua bidang pekerjaan yang ada, agar dapat memenuhi kebutuhan anak terutama kebutuhan dalam biaya pendidikan. Secara khusus suku Da‟a berkebun, beternak, mencari rotan dihutan, dan berdagang. Serta suku Da‟a mulai meninggalkan pola hidup yang berpindah-pindah untuk mempertahankan kelangsungan hidup demi pendidikan anak.

B. Saran

Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan sangat berpengaruh besar pada orintasi kepedulian masyatakat terhadap pendidikan, namun ketika melihat pada kondidsi bangsa ini ternya hal itu belum terealisasi sepenuhnya dengan baik, sosialisasi itu sendiri hanya terpokus pada masyarakat pekotaan terutama yang dilakukan pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah yang menjalankan pemerintahan pada daerah otonom, masalah minimnya tetang sosialisasi pentingnya pendidikan dapat dijumpai pada masyarak pedesaan secara khusus pada masyarakat Suku Da‟a yang ada di desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara. dan yang libih ironisnya bukan hanya masalah minimnya atau kurangnya sosialisi tetang pentingnya pendidikan bagi masyarakat yang terjadi ditempat tersebut, ternyata terdapat pula masalah yang lebih serius lagi yakni sebagaian besar anak putus sekolah khususnya pada tingkatan SMA akibat dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan bagi keluaga untuk pendidikan anak-anak mereka, serta ditambah dengan masalah jarak antara pemukiman masyarakat dengan sekolah SMA masih sangat jauh. Olehnya itu kepada semua elemen masyarakat terutama elemen pemerintahan yang terkait dengan pendidikan mari wujudkan serta berikan bantuan baik itu berupa pemekiran ataupun bantuan yang berupa materil agar suku Da‟a yang ada di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara juga dapat menikmati pendidikan yang layak.

V. DAFTAR RUJUKAN

DeddyMulyana (2010) metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya Hamidi. (2007)Metode Penelityian Dan Teori Komunikasi. Malang: Universitas

Muhammadia Malang.

Nawawi, H (2003)Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:GajaMada University Press


(6)

Makhsus. 2013. Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya Pendidikan Formal 12 Tahun (Studi Kasus Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang). Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Melalatoa, M. Junus.1995. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Miles, M.B. Dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metodemetode Baru. Uipress. Jakarta.

Sugiyono, (2005)Metode Penelitian Kuantitatife, Kualitatife, Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimin Arikunto (2006)Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) DI KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA | Muin Tatro | Katalogis 4257 13696 1 PB

0 0 6

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA POLEWALI KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA | Syamsuddin | Katalogis 6544 21717 1 PB

0 0 13

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 5 PASANGKAYU KECAMATAN BARAS KABUPATEN MAMUJU UTARA | Pamassangan | EDU CIVIC 6190 20482 1 PB

0 1 14

PELAKSANAAN UPACARA PELEPASAN PERAHU ADAT SUKU LAUJE DI DESA PALASA LAMBORI KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG DI TINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN | Farid | EDU CIVIC 6186 20472 1 PB

0 2 13

KESADARAN MASYARAKAT SALUMBIA TERHADAP PENDIDIKAN STUDI KASUS DI DESA SALUMBIA | Amri | EDU CIVIC 6198 20512 1 PB

0 0 13

INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT KEWARGAAN (KAJIAN PADA KELOMPOK TANI) DI WILAYAH PEMUKIMAN TRANSMIGRASI DESA PEDANDA KECAMATAN PEDONGGA KABUPATEN MAMUJU UTARA | Ikra | EDU CIVIC 6632 22057 1 PB

0 0 22

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA RANDOMAYANG KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA | Rustam | AGROTEKBIS 3680 11621 1 PB

0 0 5

Imitasi Pola Pikir Manajer Profesional u

0 2 11

Perilaku mikrofilaria Brugia malayi pada subjek Filariasis di Desa Polewali Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat

0 0 6

HEALTH SEEKING BEHAVIOUR PADA PERSALINAN SUKU KAILI DA’A DI DESA WULAI KABUPATEN MAMUJU UTARA SULAWESI BARAT (Health Seeking Behaviour in Delivery Process Among Kaili Da’a Ethnic Groups In Mamuju Utara, West Celebes)

0 0 8