Analisis kata-Kata Sifat Bahasa Mandarin yang Membingungkan Pembelajar Indonesia dan Penyebab Kesalahannya.

ABSTRAK
Nama
: Helvina Honggana
Program Studi: S1 Sastra China
Judul
:ANALISIS KATA-KATA SIFAT BAHASA MANDARIN
YANG MEMBINGUNGKAN PEMBELAJAR INDONESIA
DAN PENYEBAB KESALAHANNYA
Skripsi ini berisi tentang analisis komparasi linguistik antara bahasa Indonesia dan bahasa
Mandarin, yang menitikberatkan pada penelitian kesalahan penggunaan kata sifat bahasa
Mandarin beserta penyebab-penyebabnya. Metode penelitian yang penulis gunakan
adalah, studi literatur dan deskriptif kualitatif yang didukung oleh angket. Dalam skripsi
ini, penulis memberikan beberapa contoh pasangan kata sifat bahasa Mandarin yang
sering membingungkan pembelajar Indonesia dan salah ketika menggunakannya. Dari
kesalahan-kesalahan tersebut, penulis dapat menganalisis penyebabnya dan mencari
solusi untuk meminimalisir kesalahan itu. Kesimpulan yang penulis dapatkan ialah
sebagian besar kesalahan itu terjadi karena adanya silabis (aksara Han) yang sama dan
makna dalam bahasa Indonesia yang juga dekat atau sama. Solusi untuk meminimalisir
kesalahan seperti ini adalah pembelajar harus benar-benar mengerti dan tahu cara
menggunakan kata sifat itu di kalimat bahasa Mandarin. Jangan hanya melihat adanya
silabis yang sama pada pasangan kata sifat itu.


Kata kunci: Kata sifat bahasa Mandarin, kata yang membingungkan,
pembelajar Indonesia, kesalahan, penyebab, solusi

ABSTRACT
Name
: Helvina Honggana
Study Program: S1 Sastra China
Title
:ANALYSIS OF CHINESE ADJECTIVE WORDS THAT
CONFUSING INDONESIAN LEARNERS AND THE CAUSES
OF ERRORS
This thesis discusses about comparative linguistic analysis between Indonesian
and Chinese, research that focuses on the error used of Chinese adjective words
and their causes. The research method that writer use is, qualitative descriptive,
study of literature and also supported by questionaire. In this thesis, the writer
provides some examples of Chinese adjective pairs that are Indonesian learners
often confusing and wrong when they are using. From these errors, the writer can
analyze the causes and fimd solutions to minimize such errors. The conclusion
that writer get is, most of the errors that occur because of the Han characters same

and their meaning in Indonesia language are also identical similar. Solutions to
minimize such errors are, learners should really understand and know how to use
these adjective words in the Chinese sentences. Do not just see in the adjective
words pairs contain the same Han character.

vii
Universitas Kristen Maranatha

Key words:

Chinese adjective words, confusable words, Indonesian learners,
errors, causes, solutions.
摘要

名字:Helvina Honggana
专业:中文本科
题目: 印尼学生汉语形容词混淆原因分析与教学对策

本文以印汉语言对比为基础,辨析了 35 组印尼学生容易混淆的单/双音节形容词,
从而探索其混淆原因及索求在教学上可操作的解决办法。本文采取了语言对比、中

介语研究等方法,通过定 与定性 写,问卷调查、偏误分析等手段,力求对含有
上述形容词的语料给与详细解释,从而找出其混淆原因。通过本研究,笔者得出印
尼学生形容词混淆主要原因是:当对译的印尼语是同义或近义词时,学生在使用该
组形容词时容易出现混淆现象;在一组双/单音节形容词内含有相同语素时在使用
时容易出现混淆现象。在研究中笔者得出的解决方法是汉语学习者必须对整个词语
或句子理解,不能只对字或语素义理解而已,殊不知汉语词义结构并非单纯语素加
语素;同时两种语言词语的涵盖面并非同等的。
关键词:汉语形容词、易混淆词、混淆原因、教学对策

viii
Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….......................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN........……............iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH................................................……............................v
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN..................................vi
ABSTRAK………………………………………………………...……..............vii

摘要…………………………………………………............……………..........viii
DAFTAR ISI……………………………………………………….......................ix
1. PENDAHULUAN.................................................................................... ..........1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................4
1.5 Metode Penelitian..........................................................................................4
1.5.1 Prosedur Penelitian..............................................................................5
1.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data...................................................5
1.5.1.2 Teknik Pengolahan Data......................................................5
1.5.1.3 Sampel Penelitian.................................................................6
2. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................7
2.1 Ciri Khas dan Pengklasifikasian Kata Sifat Bahasa Mandarin....................7
2.1.1 Ciri Khas Kata Sifat Bahasa Mandarin...............................................7
2.1.2 Pengklasifikasian Kata Sifat...............................................................9
2.2 Jenis Sinonim................................................................................................9
2.3 Pengertian Kata Sifat Bahasa Indonesia.....................................................11
2.4 Arti Kata Membingungkan dan Kata yang Membingungkan....................11
2.5 Pemelajaran Bahasa Asing..........................................................................12

2.6 Kedwibahasaan...........................................................................................12
2.7 Kata Sifat Dalam Bahasa Mandarin yang Akan Diteliti............................13
3. PENYAJIAN DATA.......................................................................................19
3.1 Contoh-Contoh Kesalahan Penggunaan Kata Sifat Dalam Bahasa
Mandarin...........................................................................................................19
3.2 Grafik Persentase Kesalahan Penggunaan Kata Sifat.................................26
4. PEMBAHASAN..............................................................................................28
4.1 Penyebab Terjadinya Kesalahan .................................................................28
4.1.1 Kata Sifat Terdapat Silabis (Aksara Han ) yang Sama dan Bermakna
Dekat......................................................................................... ........28
4.1.2 Kata Sifat Terdapat Silabis (Aksara Han) yang Sama, Namun
Bermakna Berbeda.............................................................................32

ix
Universitas Kristen Maranatha

4.1.3 Kata Sifat Terdapat Silabis (Aksara Han) yang Sama, Bermakna
Sama, Penggunaan Berbeda....................................................... ........34
4.1.4 Kata Sifat Tidak Ada Silabis (Aksara Han) yang Sama, Namun
Bermakna Dekat................................................................................35

4.1.5 Kata Sifat Tidak Ada Silabis (Aksara Han) yang Sama, Namun
Bermakna Sama, Penggunaan Berbeda............................................38
4.1.6 Kata Sifat Terdapat Silabis (Aksara Han) yang Sama, Bermakna
Majemuk..........................................................................................39
4.1.7 Kata Sifat Tidak Ada Silabis (Aksara Han) yang Sama, Bermakna
Dekat, Dapat Saling Menggantikan...................................................42
4.2 Solusi Untuk Meminimalisir Kesalahan.....................................................43
5. SIMPULAN.....................................................................................................45
DAFTAR REFERENSI.......................................................................................47
I.
BUKU............................................................................................47
II.
JURNAL.......................................................................................48
III.
PUBLIKASI ELEKTRONIK.....................................................48

x
Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, bahasa Mandarin sudah menjadi bahasa Internasional kedua
setelah bahasa Inggris, yang di mana keberadaannya sudah tidak bisa
dianggap remeh lagi atau dipandang sebelah mata. Sesuai dengan artikel yang
dilansir oleh kompasiana.com, “ Setelah bahasa Inggris menjadi bahasa
internasional di dunia kini bahasa Mandarin pun ikut menjadi bahasa
internasional kedua di dunia.” Karena selain sudah menjadi bahasa kedua di
dunia, seiring dengan perkembangan ekonomi Tiongkok saat ini, bahasa
Mandarin menjadi sangat penting untuk dipelajari. Jika kita memiliki
kemampuan berbahasa Mandarin dengan baik, maka hal tersebut merupakan
nilai yang sangat berharga saat kita sudah memasuki dunia kerja kelak.
Namun pada saat kita mempelajari bahasa kedua, yakni bahasa selain
bahasa ibu kita, kita sebagai pembelajar pasti menghadapi sejumlah kesulitan.
Tak pelak kesulitan-kesulitan tersebut juga akan dihadapi oleh pembelajarpembelajar dari Indonesia yang akan mempelajari bahasa Mandarin. Karena
bahasa Mandarin bukan merupakan bahasa ibu bagi kita. Faktor penyebab
kesulitan-kesulitan tersebut juga tidak lepas kaitannya dengan perbedaan
budaya sendiri antara Indonesia dan negara asal bahasa asing tersebut. Budaya

yang berbeda akan menghasilkan gaya bahasa yang berbeda juga.
Pada saat pembelajar mempelajari sebuah bahasa asing, maka akan
tercipta juga bahasa antara atau yang biasa lebih dikenal dengan inter
language, yang dalam bahasa Mandarin ialah 中介语 (zhongjie yu). Bahasa
antara ini terkadang hanya dapat dimengerti oleh pembelajar yang
mempelajari bahasa asing saja. Bahkan penutur asli (native speaker) dari
bahasa asing itu berasal saja terkadang tidak akan mengerti tentang bahasa
antara ini ( Souphan Siauphing, 2008) .

1
Universitas Kristen Maranatha

2

Selain fenomena tersebut, sampai saat ini, topik mengenai pembelajaran
bahasa kedua ini adalah topik yang tidak lekang oleh waktu. Dari dahulu
hingga sekarang, hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa
kedua ini masih terus diperbincangkan. “ The field of second language
learning is old and new at the same time.” ( Gass/Selinker,1994,xiii ). Bahkan
penelitian yang berhubungan dengan hal ini pun terus dan sedang semakin

berkembang. Maka dari itu, penulis tertarik untuk meneliti hal ini. Terutama
penulis akan meneliti mengenai komparasi linguistik antara bahasa Indonesia
dan bahasa Mandarin, khususnya tentang kata-kata sifat apa sajakah yang
membingungkan pembelajar Indonesia yang mempelajari bahasa Mandarin
dan mengetahui apa penyebabnya dari segi seorang pembelajar bahasa kedua.
Confusable words adalah kosakata-kosakata yang makna katanya bisa mirip,
bisa berbeda jauh, bahkan tidak ada kesamaan, namun para pembelajar
bahasa kedua sering salah dalam menggunakannya (Zhang Bo, 2005).
Penyebab

lain penulis

ingin

meneliti hal

ini ialah karena

sepengetahuan penulis, penelitian mengenai komparasi linguistik antara
bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin ini masih sangat sedikit. Penelitian ini

akan sangat berguna untuk pembelajar bahasa Mandarin asal Indonesia yang
terkadang masih bingung dan salah dalam menggunakan kata-kata sifat yang
tepat pada bahasa Mandarin. Hal itu dikarenakan kata-kata sifat dalam bahasa
Mandarin tersebut memilki makna yang hampir sama pada bahasa Indonesia.
Sebenarnya sebagai seorang pembelajar bahasa Mandarin asal
Indonesia, kata-kata yang membingungkan pada saat pengaplikasiannya
dalam kalimat bahasa Mandarin, tidak hanya kelas kata sifat saja. Namun
penulis memilih untuk meneliti hanya kelas kata sifat saja, karena tidak
mungkin bagi penulis untuk meneliti semua kelas kata sekaligus. Selain itu,
memilih kata sifat yang paling sesuai untuk mengaplikasikannya pada sebuah
kalimat itu cukup sulit. Maka pada penelitian kali ini, penulis akan
memusatkan pada kelas kata sifat terlebih dahulu. Penulis juga membatasi
hanya mengambil kata-kata sifat dari HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) level
dasar dan menengah saja. Dan beberapa contoh pasangan kata-kata sifat
tersebut, penulis mengambilnya dari buku “ 1700 对近义词语用法对比 atau

Universitas Kristen Maranatha

3


1700 Groups Of Frequently Used Chinese Synonyms” karya Yang Jizhou 杨
寄洲 dan Jia Yongfen 贾永芬.
Semoga ke depannya, penulis memiliki kesempatan untuk terus
mengembangkan penelitian semacam ini untuk kelas kata yang lainnya. Dan
semoga penelitian ini nantinya juga dapat menjadi bagian dari jurnal
internasional dengan mengacu pada penelitian Profesor Zhang Bo tentang
Kamus Besar 易混淆词 (yi hunxiao ci), di mana Bapak Siauphing Souphan
yang merupakan dosen pembimbing penulis dalam pembuatan skripsi ini,
pada proyek pembuatan kamus tersebut menjadi penanggung jawab untuk
bagian bahasa atau pembelajar Indonesia. Karena menurut penelitian Bapak
Siauphing Souphan, adanya perbedaan 易 混 淆 词 (yi hunxiao ci) bagi
pembelajar yang memiliki bahasa ibu yang berlainan. (lihat jurnal Souphan,
Siauphing. 2013. Analysis of Indonesian Students’ Specific Chinese’ s
Confusable Words and Their First L1 Influence Factors . Jinan University:
TCSOL Studies ).

Maka, penulis juga menjadi lebih tertarik lagi untuk

meneliti pembelajar bahasa Mandarin yang berlatar belakang bahasa atau
budaya Indonesia.

1.2

Perumusan Masalah

1.

Apa yang menyebabkan pembelajar bahasa Mandarin asal Indonesia
seringkali bingung dan cenderung salah ketika menggunakan kata-kata
sifat bahasa Mandarin yang memilki kemiripan tersebut ?

2.

Bagaimana cara meminimalisir kesalahan penggunaan kata-kata sifat
bahasa Mandarin yang memilki kemiripan tersebut ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, di antaranya adalah :

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kata-kata
sifat bahasa Mandarin yang memilki kemiripan tersebut.

Universitas Kristen Maranatha

4

2. Memberikan solusi kepada pembelajar bahasa Mandarin asal Indonesia
untuk meminimalisir kesalahan pemilihan kata-kata sifat pada saat
mengaplikasikannya dalam sebuah kalimat berbahasa Mandarin.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, di antaranya adalah :

1. Dapat mengetahui penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kata-kata
sifat dalam bahasa Mandarin yang memilki kemiripan tersebut dan
mengklasifikasikannya menurut penyebab kesalahannya.
2. Dapat memberikan solusi kepada pembelajar bahasa Mandarin asal
Indonesia untuk meminimalisir kesalahan pemilihan kata-kata sifat pada
saat mengaplikasikannya dalam sebuah kalimat berbahasa Manadarin.
3. Dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti topik yang
serupa dengan penelitian ini.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu
gejala atau fenomena. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan
mekanisme sebuah proses dan untuk menciptakan seperangkat kategori atau
pola ( Prasetyo/Jannah, 2005:42). Kajian kualitatif pada dasarnya dilakukan
untuk menyusun teori, bukan menguji teori. Atau dengan kata lain, kajian
kualitatif ini untuk menemukan pengetahuan baru, atau merumuskan teori
baru berdasarkan data yang dikumpulkan (Abdul Chaer, 2007, 11).
Selain itu, penulis juga akan menggunakan metode studi literatur,
dengan mencari dan mengumpulkan contoh kata-kata sifat dalam bahasa
Mandarin yang memilki makna hampir sama dalam bahasa Indonesia, namun
terdapat perbedaan saat digunakan pada kalimat bahasa Mandarin.

Universitas Kristen Maranatha

5

Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kata-kata sifat dalam
bahasa Mandarin yang memilki makna hampir sama dalam bahasa Indonesia,
namun terdapat perbedaan saat digunakan pada kalimat bahasa Mandarin.
Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan solusi untuk pembelajar
Indonesia yang sering bingung atau salah pada saat memilih dan mengaplikasikan
kata sifat bahasa Mandarin tersebut dalam kalimat.
Nantinya, penulis akan mengklasifikasikan kesalahan pemilihan kata sifat
dalam bahasa Mandarin berdasarkan penyebab kesalahannya. Lalu mencari solusi
yang dapat meminimalisir kesalahan tersebut.

1.5.1 Prosedur Penelitian

1.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan kata-kata
sifat dalam bahasa Mandarin yang memilki makna hampir sama dalam bahasa
Indonesia, namun terdapat perbedaan saat digunakan pada kalimat bahasa
Mandarin. Kata-kata sifat itu berdasarkan HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) level
dasar dan menengah. Lalu membuat kuesioner, yang berisi soal-soal yang
mengharuskan sampel untuk memilih kata sifat bahasa Mandarin yang memilki
makna hampir sama dalam bahasa Indonesia, namun terdapat perbedaan saat
digunakan pada kalimat bahasa Mandarin. Soal-soal tersebut penulis ambil dari
berbagai sumber literatur, salah satu contohnya dari buku Wan Yiling
berjudul Hanyu Cihui Jiaocheng 《汉语词汇教程》 (Pengajaran Kosakata Bahasa
Mandarin).

1.5.1.2 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Mencari arti dari contoh kata-kata sifat tersebut baik dalam bahasa
Mandarin maupun bahasa Indonesia.

Universitas Kristen Maranatha

万艺玲 , yang

6

b) Memeriksa hasil dari kuesioner. Lalu mengurutkan kesalahan pemilihan
kata sifat yang paling sering dilakukan oleh sampel.
c) Mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan pemilihan kata sifat tersebut,
lalu kemudian mencari penyebabnya.
d) Mengambil kesimpulan dan mencari solusi yang terbaik untuk
mengurangi kesalahan pemilihan kata sifat tersebut terjadi.
1.5.1.3 Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang penulis jadikan sampel penelitian adalah
mahasiswa Sastra China Universitas Kristen Maranatha Bandung semester enam
(6) dan delapan (8). Penulis memilih sampel ini karena didasarkan pada
kemampuan berbahasa Mandarin mereka yang sudah setingkat dengan kuesioner
yang telah penulis buat. Jumlah sampel adalah tiga puluh (30) mahasiswa.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V
SIMPULAN

Berikut ini akan ditampilkan bagan persentase yang menunjukkan
penyebab-penyebab kesalahan pada penggunaan kata sifat bahasa Mandarin yang
membingungkan pembelajar Indonesia.

Penyebab Kesalahan Penggunaan Kata Sifat
Bahasa Mandarin
Kata Sifat Terdapat Silabis yang Sama
dan Bermakna Dekat
5.71%

Kata Sifat Terdapat Silabis yang Sama,
Namun Bermakna Berbeda
28.57%

20.00%

Kata Sifat Terdapat Silabis yang Sama,
Bermakna Sama, Penggunaan
Berbeda
Kata Sifat Tidak Ada Silabis yang Sama,
Namun Bermakna Dekat

5.71%

14.29%
14.29%

Kata Sifat Tidak Ada Silabis yang Sama,
Namun Bermakna Sama, Penggunaan
Berbeda
Kata Sifat Terdapat Silabis yang Sama,
Bermakna Majemuk

11.43%
Kata Sifat Tidak Ada Silabis (Aksara
Han) yang Sama, Bermakna Dekat,
Dapat Saling Menggantikan

Berdasarkan hasil persentase di atas, maka dapat dilihat bahwa penyebab
utama kesalahan penggunaan kata sifat bahasa Mandarin adalah adanya silabis
yang sama. Faktor adanya silabis yang sama ini sangat mempengaruhi pembelajar
dalam memilih kata sifat yang tepat. Karena mereka beranggapan jika pada kedua
kata sifat tersebut terdapat silabis yang sama, maka makna dari kedua kata sifat itu

45
Universitas Kristen Maranatha

46

pun sama. Anggapan seperti itu tidak sepenuhnya keliru, karena memang benar
pada beberapa kata sifat bahasa Mandarin yang memilki silabis yang sama,
maknanya pun dekat atau sama. Tetapi tidak semuanya seperti itu.
Penyebab lainnya adalah makna dalam bahasa Indonesia yang dekat atau
bahkan sama. Hal ini sangat membingungkan pembelajar, karena pada saat akan
menggunakan kata sifat bahasa Mandarin, secara otomatis mereka akan
mengartikannya terlebih dahulu ke bahasa Indonesia. Jika makna pada bahasa
Indonesia sama, mereka akan menganggap makna dalam bahasa Mandarin juga
sama. Dan hal tersebut belum tentu benar. Sebab ada beberapa kata sifat bahasa
Mandarin yang maknanya baik dalam bahasa Indonesia maupun Mandarin sama,
tetapi memiliki rasa bahasa dan penggunaan yang berbeda saat digunakan di
bahasa Mandarin.
Maka cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
penggunaan kata sifat bahasa Mandarin yang membingungkan ialah, pembelajar
jangan menganggap bahwa semua kata yang mengandung silabis yang sama itu
memiliki makna yang sama juga. Karena belum tentu seperti itu. Pembelajar harus
memahami makna dari setiap kata sifat yang akan digunakan baik dalam bahasa
Indonesia maupun Mandarin. Selain itu, karena pembelajar akan menggunakan
kata-kata sifat itu pada kalimat bahasa Mandarin, maka pembelajar juga harus
memahami cara penggunaan dan rasa bahasa yang terkandung dari kata-kata sifat
itu. Setelah digunakan pada kalimat, pembelajar harus membaca kembali kalimat
tersebut, dan apakah kata sifat tersebut sudah sesuai penggunaannya pada kalimat
itu.
Pembahasan mengenai analisis kata-kata sifat bahasa Mandarin yang
membingungkan pembelajar Indonesia dan penyebab kesalahannya memang tidak
cukup berhenti sampai pada pembahasan di atas saja. Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut lagi mengenai hal tersebut.

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR REFERENSI

I.

BUKU

Alwi.H., Lapoliwa, H., & Darmowidjojo, S. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. (1994). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. (2006). Bahasa Indonesia dalam Masyarakat:Telaah Semantik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. (2007). Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian, dan
Pemelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional.(2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Guojia Hanyu Shuiping Kaoshi Wei Yuan Hui Bangongshi Kaoshi Zhongxin
国家汉语水平考试委员会办公室考试中心. (2001). Zhongguo Hanyu
Shuiping Kaoshi Dagang [Chu, Zhong, deng] 《中国汉语水平考试大纲
[初、中等] 》. Beijing 北京: Xiandai Chubanshe 现代出版社.
Kridalaksana, Harimurti. (2005). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta:Gramedia.
Kusnartanti, Yuwono, U., & Lauder. M. (2005). Pesona Bahasa Langkah Awal
Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Liu Yuehua 刘月华等.(1983) .Shiyong Xiandai Hanyu Yufa《实用现代汉语语》
(Tata Bahasa Mandarin Praktis Modern): Waiyu Jiaoxue Yu Yanjiu
Chubanshe 外语教学于研究出版社.
Prasetyo, Bambang, Lina Miftanul Jannah. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sun Dejin 孙 德 金 .(2005). Hanyu Yufa Jiaocheng 《 汉 语 语 法 教 程 》
(Pengajaran Tata Bahasa Mandarin). Beijing: BLCU.Chubanshe 北京语言
大学出版社.
Tarigan, Henry Guntur. (1984). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
47
Universitas Kristen Maranatha

48

Wan Yiling 万 艺 玲 .(2000). Hanyu Cihui Jiaocheng 《 汉 语 词 汇 教 程 》
(Pengajaran Kosakata Bahasa Mandarin). Beijing: BLCU Chubanshe 北京
语言大学出版社.
Wei Yuan Hui 委员会. (1995). Kamus Besar Tionghoa-Indonesia 《汉语印度尼
西亚语大词典》. Beijing : Pustaka Bahasa Asing.
Yang Jizhou & Jia Yongfen 杨寄洲和 贾永芬.(2007). 1700 Groups of Frequently
Used Chinese Synonyms 《 1700 对 近 义 词 语 用 法 对 比 》 : BLCU
Chubanshe 北京语言大学出版社.
Zhongguo Shehui Kexueyuan Yanjiu Suo Cidian 中国社会科学院语言研究所词
典 编辑室编. (2005). Xiandai Hanyu Cidian Di Wu Ban 《现代汉语词典
(第五版)》.

II.

Beijing 北京 : Shangwu Yinshuguan 商务印书馆.

JURNAL

Souphan, Siauphing. (2005).The Main Type and Caosation of Indonesian
Students’ Semantic Error on Chinese Verbs. Jinan University: TCSOL
Studies.
Souphan, Siauphing. (2006). The Analysis on Errors and Courses for Indonesian
Students’ Misue of Li-He Words. Jinan University: TCSOL Studies.
Souphan, Siauphing. (2008). The Research on Confusable Words of Indonesian
Students in Chinese Interlanguage . Beijing, China: BLCU
Souphan, Siauphing. (2013). Analysis of Indonesian Students’ Specific Chinese’s
Confusable Words and Their L1 Influence Factors . Jinan University:
TCSOL Studies.

III.

PUBLIKASI ELEKTRONIK

Azwar. “Bahasa Mandarin Menjadi Bahasa Kedua di Dunia.”
Kompasiana (02 April 2012). 09 Mei 2014
< http://m.kompasiana.com/post/read/451836/3/bahasa-mandarinmenjadi- bahasa-kedua-di-dunia.html >

Universitas Kristen Maranatha