Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia.

(1)

ANAL

LISIS K

KONTRA

ASTIF K

KATA BA

ANTU B

BILANG

GAN

DAL

LAM BA

AHASA M

MANDA

ARIN DA

AN

BAH

HASA IN

NDONES

SIA

PR

UNIV

C

ROGRAM

FAKUL

VERSIT

汉印量词对

对比分析

SKRIIPSI

Disusunn oleh : CHERRY CCERIANTI

0707100001

M STUD

DI SASTR

RA CIN

NA

LTAS ILMU BUD

DAYA

TAS SUM

MATER

RA UTAR

RA

MED

DAN


(2)

ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN ANTARA

BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina.

Oleh:

Cherry Cerianti 070710001

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si Wu Qiao Ping, M. A NIP: 19600711 198903 23 001

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya Program Studi S-1 Sastra Cina

Medan 2011


(3)

PENGESAHAN Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Pada : Pukul 8.30 – 11.30 wib Tanggal : 13 Juni 2011

Hari : Senin

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan

Dr. H. Syahron Lubis, M.A NIP: 196201161987031003

Panitia Ujian

No Tanda Tangan

1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A ( )

2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si ( )

3. Wu Qiao Ping, M. A ( )


(4)

ABSTRACT

The title of this thesis is “ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA”. This thesis is analyzing the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian. The purpose of this research is to find the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian, to easy the students in learning language. The methodology used in this paper is descriptive method. The writer use Contrastive Analysis as a theory to analyze the similarities and differences of measure words between the both languages.The result found that there are three similarities of measure word in Chinese and Indonesian, such as measure word in Chinese is usually noun-measure word, as well as in Indonesian. Measure words in both languages have the same pattern reduplication “numeral A-numeral A”. Measure word in both languages that has noun in measure word; don’t have to use measure word again. And there are eight kinds of differences of measure word found in Chinese and Indonesian. Verb-measure word. Numeral “satu” can be abridged to “se” and combine with measure word. Measure word in Chinese is compulsory to use. Comparison between 些 and beberapa. Chinese measure word usually use with pronoun bookmark. The different pattern of reduplication “AA”, “numeral AA” in Chinese and “seA demi seA”, “ber A-A” in Indonesian. Insert the adjective between numeral and measure word. In Chinese there are some nouns that can go before measure word and have a plural nouns meaning.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan kesempatan yang telah diberikan oleh-Nya kepada penulis mulai dari masa perkuliahan sampai dengan tahap penyelesaian tugas akhir di Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra Cina Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini diberi judul “Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia”. Hal pertama yang membuat penulis ingin mengangkat tentang topik ini adalah dikarenakan banyak murid Indonesia yang menemukan kesulitan dalam belajar kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, yang menyebabkan penggunaan yang salah ataupun penerjemahan kata yang tak tepat. Selain itu, penulis juga berkeinginan besar untuk lebih mengerti mengenai perbedaan ataupun persamaan yang terdapat antara kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

Sungguh suatu hal yang luar biasa dimana akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang diharapkan. Tugas akhir adalah merupakan salah satu unsur yang sangat penting sebagai pemenuhan nilai-nilai tugas dalam mencapai gelar Sarjana Humaniora dari Fakultas Sastra Departemen Sastra China di universitas ataupun perguruan tinggi manapun di seluruh Nusantara, termasuk pula di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis tidak lupa ingin menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi Strata-I di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dengan baik.


(6)

2. Dr. T.Thyrhaya Zein, M.A. selaku Ketua Departemen Sastra China dan dengan selalu member petunjuk kepada penulis semasa perkuliahan.

3. Drs. Nur Cahaya Bangun, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, nasehat dan waktu yang diberikan untuk penulis mulai dari masa perkuliahan sampai saat ini. 4. Wu Qiao Ping, M.A. selaku Dosen Pembimbing II, atas bimbingan, nasehat dan

waktu yang diberikan untuk penulis mulai dari masa perkuliahan sampai saat ini. 5. Liu Jin Feng, M.A. yang selalu dengan sabar dan rendah hati dalam membimbing

penulis serta memberikan arahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ilmu Budaya Departemen Program Studi Sastra Cina

Universitas Sumatera Utara, tanpa bisa penulis sebut lagi satu per satu, dengan segala kerendahan hati dan tidak mengurangi rasa hormat bagi beliau-beliau, atas jasa-jasanya dalam mengasuh dan memberikan ilmu dan bimbingan serta nasehat yang sangat berarti kepada penulis mulai dari semester I sampai dengan sekarang ini. 7. Kedua orang tua penulis, yang sangat penulis cintai dan sayangi, serta juga kepada

abang dan adik yang penulis sayangi.

8. Teman-teman yang memberikan dukungan, doa, saran dan idenya

9. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut di sini atas jasa-jasanya dalam mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Selain itu, penulis sebelum dan sesudahnya juga memohonkan maaf atas segala kesilapan-kesilapan dan mungkin kesalahan atas perbuatan maupun ucapan yang telah penulis lakukan. Seperti kata pepatah “Tiada Gading yang Tak Retak”, begitu pula penulis yang hanyalah manusia biasa yang tentunya tidak akan luput dari kesilapan dan kesalahan.

Tugas Akhir yang telah penulis selesaikan dengan segenap hati dan pemikiran ini tentunya masih perlu untuk diperbaiki bilamana di kemudian hari terdapat kekurangan.


(7)

Untuk itu, penulis dengan tangan terbuka akan menerima segala masukan maupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, atas segala perhatian yang telah diberikan untuk hasil karya penulis ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih. Semoga karya ini sedikit banyak juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 30 Juni 2011

Hormat Penulis,

CHERRY CERIANTI


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...………..i

KATA PENGANTAR………...………..ii

DAFTAR ISI………v

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..……….……..………1

1.2 Rumusan Masalah………..…………...……..………...……..4

1.3 Tujuan Penelitian………..…...………4

1.4 Manfaat Penelitian………...…....…..………..4

1.5 Pembatasan Masalah………..…………...…….………...5

BAB II. KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka………...………...6

2.2 Konsep……….………7

2.2.1 Analisis Kontrastif………...………..………7

2.2.2 Kata………...………….8

2.2.3 Jenis Kata……….………..9

2.2.3.1 Jenis Kata dalam Bahasa Mandarin……….………….………9

2.2.3.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia………...……..11

2.2.4 Kata Bantu Bilangan………..……….13

2.2.4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin……….……..……13

2.2.4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia……….…………14


(9)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian………..………17

3.2 Teknik Pengumpulan Data……….……….………..17

3.3 Teknik Analisis Data………...………..18

3.4 Data dan Sumber Data………...…………18

BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin………..…………20

4.1.1 Jenis-Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin ……….20

4.1.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin……….…31

4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia ………35

4.2.1 Jenis-Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia………..…35

4.2.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia………..…37

4.3 Persamaan dan Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia………...40

4.3.1Persamaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia..40

4.3.2 Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia..42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………55

5.2 Saran……….……….57


(10)

ABSTRACT

The title of this thesis is “ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA”. This thesis is analyzing the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian. The purpose of this research is to find the similarities and differences of measure word in Chinese and Indonesian, to easy the students in learning language. The methodology used in this paper is descriptive method. The writer use Contrastive Analysis as a theory to analyze the similarities and differences of measure words between the both languages.The result found that there are three similarities of measure word in Chinese and Indonesian, such as measure word in Chinese is usually noun-measure word, as well as in Indonesian. Measure words in both languages have the same pattern reduplication “numeral A-numeral A”. Measure word in both languages that has noun in measure word; don’t have to use measure word again. And there are eight kinds of differences of measure word found in Chinese and Indonesian. Verb-measure word. Numeral “satu” can be abridged to “se” and combine with measure word. Measure word in Chinese is compulsory to use. Comparison between 些 and beberapa. Chinese measure word usually use with pronoun bookmark. The different pattern of reduplication “AA”, “numeral AA” in Chinese and “seA demi seA”, “ber A-A” in Indonesian. Insert the adjective between numeral and measure word. In Chinese there are some nouns that can go before measure word and have a plural nouns meaning.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Daniel, 1986: 34).

Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa baik sebagai sarana komunikasi, sarana integrasi dan adaptasi, maupun yang paling penting adalah sebagai sarana untuk memahami orang lain, maka banyak orang yang mempelajari bahasa dari negara-negara lain atau yang sering disebut sebagai bahasa asing. Bahasa yang biasanya ingin dipelajari oleh seseorang adalah bahasa dari negara maju ataupun negara yang mempunyai pengaruh dalam dunia internasional, salah satunya Negara Cina dengan bahasa Mandarinnya.

Perkembangan perekonomian Cina yang cepat dan mengglobal membuat banyak negara-negara lain sadar akan pentingnya belajar bahasa Mandarin sebagai dasar berkomunikasi. Di Indonesia bahasa Mandarin berkembang pesat. Di mana-mana orang bicara bahasa Mandarin. Tempat-tempat kursus didirikan di banyak kota besar di Indonesia. Tidak lama kemudian banyak Universitas mendirikan jurusan bahasa Mandarin, seperti Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Cina dan bahkan sekolah-sekolah menengah juga memasukkan bahasa Mandarin dalam kurikulum mereka.

Bahasa Mandarin adalah bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Bahasa Mandarin adalah lambang sosial yang ditandai oleh satu sistem tulisan yang mengikat


(12)

jutaan manusia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa yang cukup jauh perbedaannya. Bahasa tertulis Mandarin menggunakan aksara.

Karya tulis ini akan menganalisis perbedaan kata bantu bilangan antara Bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Oleh karena,Bahasa Mandarin dan Bahsa Indonesia berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, maka analisis yang digunakan adalah Analisis Kontrastif. Sesuai degan yang dikatakan Guntur (1987: 226) sebagai berikut,”... Linguistik Kontrastif (Contrastive Linguistics) adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih.”

Dengan demikian, perbedaan dan persamaan dari dua bahasa tersebut, baik dalam tatabahasanya maupun aspek-aspek lain diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi orang-orang yang ingin mempelajari bahasa Mandarin.

Pengucapan bahasa Mandarin yang unik, tata bahasa yang berbeda maupun tulisan yang berbeda dengan bahasa Indonesia, membuat bahasa Mandarin menjadi bahasa yang termasuk rumit untuk dipelajari. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin yang menjadi bagian dari tata bahasa merupakan salah satu hal yang cukup sulit untuk dipelajari dan dipahami. Berikut adalah hal-hal yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan tersebut, yaitu:

Pertama, kata bantu bilangan bahasa Mandarin terdiri dari kata benda-kata bantu bilangan dan kata kerja- kata bantu bilangan. Sedangkan kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia hanya berupa kata benda-kata bantu bilangan.

Kedua, penggunaan kata bilangan dalam bahasa Mandarin tidak menggunakan penyingkatan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata bilangan “satu” dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan pada kata bantu bilangan sehingga menjadi satu morfem.


(13)

Ketiga, penggunaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin harus digunakan pada kata bilangan atau kata ganti penunjuk. Berbeda dengan bahasa Indonesia secara lisan, kata bantu bilangan dapat ditiadakan atau tidak disebut. Namun, dalam penulisan harus tetap tertulis. Ironisnya, kini kecenderungan untuk meniadakan kata bantu bilangan sering dilakukan.

Keempat, kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin tidak dapat berdiri sendiri, oleh karena itu biasanya kata bantu bilangan digunakan secara bersamaan dengan kata ganti penunjuk ataupun kata bilangan. Dalam bahasa Indonesia, kata bantu bilangan tidak digunakan bersamaan dengan kata ganti penunjuk.

Kelima, kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin bisa diulang (reduplikasi), begitu juga dengan kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia, namun pola reduplikasi antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia , berbeda.

Keenam, dalam bahasa Mandarin, antara kata bilangan dan kata bantu bilangan dapat disisipi kata sifat, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata bilangan dan kata bantu bilangan tidak dapat dipisahkan.

Ketujuh, dalam bahasa Mandarin, ada beberapa kata benda yang penggunaannya dapat mendahului kata bantu bilangan dengan membentuk satu kesatuan yang memiliki arti jamak. Sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak memiliki ciri fungsi seperti ini.

Dengan demikian, perbedaan dan persamaan kata bantu bilangan antara kedua bahasa tersebut menjadi penting untuk dipahami dan dipelajari dengan baik sebagai pembelajar yang mempelajari bahasa Mandarin sebagai bahasa asing, akan lebih mudah.

Perbedaan kata bantu bilangan antara kedua bahasa tersebut merupakan suatu hal yang cukup menarik dan layak untuk dijadikan topik penelitian. Dengan kata lain,


(14)

penulis tertarik untuk meneliti perbedaan dan persamaan antara kata bantu bilangan dalam kedua bahasa tersebut, sehingga mengangkat judul penelitian :

“ Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia.”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan pada pendahuluan di atas, masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persamaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan Bahasa

Indonesia?

2. Bagaimana perbedaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa

Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan analisis ini adalah sbb:

1. Untuk mengetahui persamaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan

Bahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui perbedaan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan

bahasa Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis


(15)

• Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, khususnya oleh pengguna kata bantu bilangan, maka diharapkan para pelajar bahasa asing (Mandarin) akan lebih mudah

• Dapat menambah pengetahuan dalam bidang linguistik bahasa

Mandarin dan bahasa Indonesia. 1.4.2 Secara Praktis

• Memberikan sumbangan pemikiran sebagai referensi untuk

mengembangkan penulisan yang lebih mendalam di masa yang akan datang.

• Dapat membantu dalam pengajaran bahasa Indonesia untuk orang

China, atau pengajaran bahasa Mandarin untuk orang Indonesia

1.5 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian penjelasan diatas,maka ruang lingkup yang akan dibahas dalam tugas akhir yang berjudul: “Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia” adalah sebagai berikut:

1. Memaparkan persamaan dan perbedaan jenis kata bantu bilangan dalam

bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

2. Memaparkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri kata bantu bilangan dalam

bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

3. Jenis dan Ciri-ciri kata bantu bilangan tersebut akan dilihat persamaan dan perbedaan melalui contoh-contoh dalam kalimat


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Wang Xiao Ling, jurnal (2001) :Perbandingan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang pengontrasan jenis-jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan

Liu Jing Jing, Zhang Chang Liang, jurnal (2007) : Perbandingan kata bantu bilangan antara bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang penjabaran perbedaan jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan.

Miao Tao, jurnal (2010): Pengajaran kata bantu bilangan bahasa Mandarin terhadap bahasa lain. Jurnal ini membahas tentang penggunaan kata bantu bilangan bahasa China dan perbedaan kata bantu bilangan terhadap dua bahasa dengan mempertimbangkan perbedaan budaya.


(17)

2.2 Konsep

Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

2.2.1 Pengertian Analisis Kontrastif

Analisis Kontrastif sering dipersamakan dengan istilah Linguistik Kontrastif (Hamied,1987). Pranomo (1996:42) menyatakan bahwa, “ Linguistik Kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat”. Hal ini sejalan dengan pengertian Linguistik kontrastif menurut Ridwan (1998:8) yang menyatakan bahwa , “Linguistik kontrastif adalah suatu metode penganalisisan linguistik yang berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Bahasa-bahasa yang dibandingkan disebut bahasa-bersentuhan (“language-in-contact”).

Mengacu pada beberapa pendapat diatas, maka Analisis kontrastif dapat diartikan sebagai ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan-ketidaksamaan dan persamaan-persamaan yang terdapat pada dua bahasa atau lebih yang dibandingkan.

Parera (1986: 25) mengatakan bahwa: “Linguistik kontrastif membandingkan dua bahasa yang bersifat sezaman. Ia dapat pula disebut linguistik komparatif sinkronis. Umpamanya, orang membandingkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris demi kepentingan pengajaran bahasa. Sedangkan Linguistik Historis komparatif membandingkan dua bahasa secara diakronis, dari satu zaman ke zaman. Linguistik Historis komparatif bertujuan mengelompokkan bahasa-bahasa atas rumpun-rumpun


(18)

dan berusaha menemukan sebuah bahasa purba/ proto language yang menurunkan bahasa-bahasa tersebut. Juga Linguistik Historis komparatif menentukan arah penyebaran bahasa-bahasa”. Hal ini sejalan dengan pendapat Ridwan (1998:17) yang mengatakan bahwa,

“Analisis atau Linguistik komparatif mempunyai beda dan persamaan dengan analisis atau linguistik kontrastif. Namun keduanya saling mendukung. Analisis atau linguistik kontrastif akan lebih kuat dan mendalam apabila didukung data yang diperoleh melalui studi komparatif. Analisis komparatif mengacu pada kemiripan(“resemblances”) dan sumber atau asal (“origins”) bahasa tertentu. Sedangkan, analisis kontrastif mengacu pada korespondensi antara aspek-aspek dalam bahasa-bahasa yang dibandingkan. Sifat-sifat keuniversalan kebahasaan diperlukan untuk analisis komparatif maupun kontrastif. Aspek keterkaitan historis diperlukan untuk analisis komparatif tetapi kurang diperlukan untuk analisis kontrastif.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis kontrastif adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, ketidaksamaan dan persamaan yang terdapat pada pola dua bahasa atau lebih yang tidak serumpun. Sedangkan Linguistik komparatif adalah ilmu bahasa yang meneliti persamaan dan perbedaan dengan cara membandingkan dua bahasa atau lebih yang serumpun. Misalnya komparatif bahasa daerah dengan bahasa Indonesia.

2.2.2 Kata

Menurut Guntur (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.

Menurut Tarigan (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.


(19)

Menurut Suparto (2003:21) kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan

kalimat. Misalnya kalimat“我

d ì d ì

|在

zài

|北

běi

jīng

| 学

xué

x í

| 汉

hàn

” 6 kata

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem.

2.2.3 Jenis Kata

2.2.3.1 Jenis Kata dalam Bahasa Mandarin

Menurut Xin (2005: iv-v) pembagian kata terdiri dari sepuluh jenis kata, yaitu:

(1) Kata Benda

Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan tempat. (2) Kata Bilangan dan Kata Bantu Bilangan

Kata bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin seringkali digunakan bersama-sama.

(3) Kata Kerja

Kata kerja adalah menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari tindakan yang dilakukan orang atau benda.

(4) Kata Sifat

Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan, tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang.


(20)

Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, perubahan waktu, lingkup, kualitas dan keadaan.

(6) Kata Ganti

Kata ganti adalah kata yang mewakili/ menggantikan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan lain-lain.

(7) Kata Depan

Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah, obyek, waktu, tempat, dan lain-lain suatu perubahan/ tindakan.

(8) Kata Sambung

Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau klausa.

(9) Kata Bantu

Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat, menyatakan makna tambahan. Tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca nada ringan.

(10) Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi

Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang menirukan bunyi suatu benda atu gerakan.


(21)

2.2.3.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia

Menurut Chaer (2006: 86) pembagian jenis kata dibedakan atas lima belas macam, yaitu :

(1) Kata Benda

Kata benda adalah kata-kata yang diikuti dengan frase yang… atau yang sangat

(2) Kata Ganti

Kata ganti kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti kedudukannya di dalam petuturan dengan sejenis kata yang lazim.

(3) Kata Kerja

Kata kerja adalah kata-kata yang diikuti oleh frase dengan…, baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta.

(4) Kata Sifat

Kata sifat adalah kata-kata yang diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung SE-NYA.

(5) Kata Sapaan

Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara.

(6) Kata Penunjuk

Kata penunjuk adalah kata-kata yang digunakan untuk menunjuk benda. Ada dua macam kata penunjuk, yaitu INI dan ITU.


(22)

(7) Kata Bilangan

Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau himpunan. Kata bilangan terdiri dari:

a. Kata Bilangan Utama b. Kata Bilangan Tingkat c. Kata Bantu Bilangan (8) Kata Penyangkal

Kata penyangkal adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal.

(9) Kata Depan

Kata depan adalah kata-kata yang digunakan di muka kata depan untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.

(10)Kata Penghubung

Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

(11) Kata Keterangan

Kata keterangan adalah kata-kata yang digunakan untuk member penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.

(12)Kata Tanya

Kata tanya adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu di dalam kalimat yang menyatakan pertanyaan.


(23)

(13)Kata Seru

Kata seru adalah kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan batin, misalnya karena kaget, terharu, kagum, marah atau sedih.

(14)Kata Sandang

Kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi menjadi penentu. (15)Kata Partikel

Kata partikel adalah morfem-morfem yang digunakan untuk menegaskan.

2.2.4 Kata Bantu Bilangan

2.2.4.1 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin menurut beberapa pendapat para ahli:

1. Suparto (2003:73) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan bahasa Mandarin

adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari orang atau benda”

2. Xin (2005: 21) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan menyatakan unit

suatu kegiatan atau benda”

3. Menurut 段玉贞 (2002:61) mengatakan bahwa, “ 量

liàng 词 c í

是 shì

表 biǎo

示 shì

人 rén

、 事 shì

物 w ù

动 平òng

作 zuò

单 平ān

位 wèi

的 平 年

词 c í

” maksudnya bahwa, kata bantu bilangan adalah


(24)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan dalam bilangan dalam bahasa Mandarin adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari suatu orang, benda dan kegiatan.

2.2.4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia

Pengertian kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia menurut beberapa pendapat para ahli:

1. Chaer (2006: 116) mengatakan bahwa ,“kata bantu bilangan adalah kata-kata

yang digunakan sebagai tanda pengenal benda dan digunakan dibelakang kata bilangan dalam menyebutkan jumlah suatu benda .”

2. Alieva (1991: 224) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan , yaitu nomina

yang menghubungkan numeralia dengan nomina yang menyatakan pengertian benda yang dapat dihitung”.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata yang menghubungkan kata bilangan dan nomina yang digunakan sebagai tanda pengenal benda atau menyebutkan jumlah benda.


(25)

2.3 Landasan Teori

Teori yang akan menjadi landasan dalam menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori Analisis Kontrastif

Analisis kontastif mencoba menjembatani kesulitan proses menguasai bahasa kedua dengan mengontraskan kedua sistem bahasa tersebut untuk meramalkan kesulitan-kesulitan yang terjadi.

Kajian kebahasaan hasil analisis kontrastif ini, terutama pada temuannya tentang adanya perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua selanjutnya akan dipergunakan untuk menentukan prioritas siswa dalam belajar bahasa kedua. Analisis kontrastif biasanya menunjukkan tingkat kesukaran yang akan dihadapi oleh siswa bahasa, sehingga mempermudah guru dalam menentukan urutan proses belajar bahasa kedua.

Umumnya proses siswa belajar bahasa kedua yang dikembangkan berdasarkan analisis kontrastif tidak memperhitungkan bahasa pertama siswa, karena hal ini amat berpengaruh terhadap metode dan teknik pembelajaran maupun teknik pemerolehan bahasa kedua. Dengan demikian proses belajar hanya dipusatkan pada bahasa kedua sebagai sasaran pembelajaran . Dengan cara itu diharapkan siswa bahasa dapat segera menguasai bahasa keduanya dengan cepat, dan kemudian menjadi dwibahasawan.

Fries (dalam Nurhadi 1995: 68) menjelaskan kesalahan yang seseorang lakukan dalam mengungkapkan kalimat bahasa kedua akibat pengaruh kontruksi kalimat bahasa pertamanya disebabkan oleh adanya perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Sedangkan kemudahan dalam belajarnya disebabkan oleh adanya kesamaan-kesamaan antara unsur bahasa pertama dan bahasa kedua.


(26)

Selanjutnya, Fries (dalam Pranowo 1996:46) mengatakan bahwa, bahasa pengajaran yang paling efektif untuk menguasai bahasa ke dua adalah materi yang didasarkan pada suatu deskripsi ilmiah dan sistematis dari bahasa yang akan dipelajari, yang kemudian dikontraskan dengan deskripsi paralel dari bahasa ibu pembelajar. Beliau kemudian memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan belajar bahasa kedua berhasil secara maksimal sebagai berikut:

a. menetapkan materi yang terpilih

b. mengadakan analisis ilmiah pada materi bahasa yang sudah terpilih untuk mendapatkan hasil yang signifikan tentang struktur dan sistem kedua bunyi bahasa, dan

c. mengadakan perbandingan antara bahasa kedua dengan bahasa ibu

pembelajar. Dengan cara demikian menurut Fries dipandang bahwa pembelajar bahasa akan lebih ekonomis dan efisien.

Begitu pun seperti yang dinyatakan Lee ( dalam Pranowo 1996: 44-45) yang mengajukan asumsi bahwa analisis kontrastif hendaknya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. deskripsi kedua bahasa yang akan dikontraskan

2. seleksi unsur-unsur persamaan dan perbedaan kedua bahasa

3. mengontraskan perbedaan sistem kedua bahasa, dan

4. meramalkan sebab-sebab kesulitan belajar berdasarkan hasil pengontrasan tersebut


(27)

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Metode Penelitian

Menurut Djajasudarma (1993: 3) Metode penelitian merupakan alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode penelitian bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian bahasa. Penelitian bahasa bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan. Di dalam penelitian bahasa (linguistik) dapat dilakukan di lapangan atau perpustakaan.

Metode memiliki peran yang sangat penting. Metode merupakan syarat atau langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Hal ini sangat penting agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kata bantu bilangan yang terdapat antara bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Menurut Moleong (2006: 11) Data dalam metode deskriptif yang dikumpulkan adalah berupa kata – kata, gambar dan bukan angka – angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan – kutipan kata untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

3.2 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan seluruh data-data yang dibutuhkan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu dengan cara: studi kepustakaan (library research) , yaitu pengumpulan data-data dan informasi yang bersumber dari naskah, catatan, buku-buku kepustakaan yang ada kaitannya dengan kata bantu bilangan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, baik


(28)

yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa Mandarin. Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan dengan penggarapan masalah dan untuk mengetahui sejauh mana data yang sudah diperoleh dari peneliti terdahulu. 3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini akan diupayakan untuk memperdalam atau menginterpretasikan secara spesifik dalam rangka menjawab keseluruhan pertanyaan penelitian.

Adapun proses yang dilakukan adalah :

1. Mengumpulkan buku-buku yang diharapkan dapat mendukung tulisan ini

kemudian memilih data yang dianggap paling penting dan menyusunnya secara sistematis

2. Mengelompokkan data-data sehingga dapat terlihat kaitannya satu sama lain

3. Menguraikan data-data yang telah ada dengan sebaik-baiknya sehingga data

tersebut dengan jelas memberikan pengertian tentang uraian yang disampaikan

4. Berdasarkan data-data lalu membuat kesimpulan.

Hasil olahan data dan analisis tersebut akan dijadikan sebagai bahan tulisan yang nantinya dapat ditemukan tema yang akan dirumuskan. Selanjutnya hasil pengolahan data analisis tersebut disusun secara sistematis dengan teknis deskriptif kualitatif, sehingga hasilnya dapat dilihat dalam suatu bentuk laporan karya ilmiah atau skripsi.

3.4 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data primer penulis adalah sebagai berikut: 1. Jurnal-jurnal mandarin

a) 王 .英汉量词对比浅析 J .科教文化,200版 04 月

b) 刘 静 静 , 张 常 亮 . 英 汉 量 词 之 比 较 J . 重 庆 文 理 学 院 学 报 社 会


(29)

c) 王 晓 玲 . 汉 英 量 词 之 比 较 J . 南 京 航 空 航 天 大 学 学 报 社 会 科 学

版 ,200所 03 月

2. Tata Bahasa Mandarin itu Mudah karya Suparto, percetakan Puspa Swara, 2003.

3. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia penulis Abdul Chaer, percetakan Rineka

Cipta,2006.

4. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia karya Hasan Alwi, percetakan Balai Pustaka, 2003.

Sumber data sekunder penulis adalah sebagai berikut:

1. Intisari Tata Bahasa Mandarin karya Zhao Yong Xin, percetakan Rekayasa

Sains,2005.

2. Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori karya N.F.Alieva, percetakan Kanisius, 1991.


(30)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin menurut jenis dan ciri-cirinya, adalah sebagai berikut:

4.1.1 Jenis Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Xin (2005: 21) mengatakan bahwa, “kata bantu bilangan menyatakan unit suatu kegiatan atau benda”. Menurut definisi tersebut, maka ada 2 macam jenis kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, yaitu: kata benda-kata bantu bilangan dan kata kerja-kata bantu bilangan .

a. Kata benda-kata bantu bilangan

Menurut Xin (2005: 21) kata benda-kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah benda. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

1. zhī : dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebelah (untuk salah

satu benda yang sepasang), sebuah, dan seekor.

Untuk menyatakan salah satu benda yang sepasang, maka zhi dapat diartikan

menjadi sebelah.

Contoh: 一

y i zhi

shou

y i zhi

yan

jing


(31)

Untuk menyatakan binatang yang berukuran sedang, maka zhi dapat diartikan

menjadi seekor.

Contoh: 一

y i zhi

y a

y i zhi

gou

seekor bebek seekor anjing

zhi

digunakan pada jam tangan 手 表

shǒubiǎo

dan kapal kecil 小

xiǎo

chuán

,

maka zhi dapat diartikan menjadi sebuah.

Contoh: 一

y i zhi

shou

biao

y i zhi

xiao

chuan

sebuah jam tangan sebuah kapal kecil

2. 条

tiáo

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebatang (untuk benda

yang panjang, berliku, lentur atau elastis), seekor, seutas, dan sebuah.

Untuk menyatakan benda seperti sungai, maka 条

tiao

dapat diartikan menjadi

sebatang.

Contoh: 一

y i

tiao

h e

sebatang sungai

Untuk menyatakan ular dan ikan , maka 条

tiao

dapat diartikan menjadi seekor

Contoh: 一

y i

tiao

y u

y i

tiao


(32)

seekor ikan seekor ular

Untuk menyatakan benda seperti tali, maka 条

tiao

dapat diartikan menjadi

seutas.

Contoh: 一

y i

tiao

sheng

seutas tali

Untuk menyatakan berita atau kabar, maka 条

tiao

dapat diartikan menjadi

sebuah.

Contoh: 一

y i

tiao

xin

wen

y i

tiao

xiao

x i

sebuah berita sebuah kabar

3. 本

běn

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah.

ben

digunakan pada buku 书

shū

, majalah 杂

z á

zhì

Contoh: 一

y i

ben

z a

zhi

y i

ben

shu

sebuah majalah sebuah buku

4. 把

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah, segengam.

Untuk menyatakan benda yang memiliki gagang, maka 把

b a

dapat diartikan

menjadi sebuah.

Contoh: 一

y i

b a

dao

z i

y i

b a

y u


(33)

sebuah pisau sebuah payung

Untuk menyatakan benda yang dapat dicekram dengan sebuah tangan, maka

b a

dapat diartikan menjadi segengam.

Contoh: 一

y i

b a

sha

y i

b a

hua

sheng

segengam pasir segengam kacang

5. 根

gēn

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebatang (untuk benda

panjang yang keras), seutas, sebuah.根

gen

digunakan pada benda yang panjang

dan halus:

Contoh: 一

y i

gen

l a

zhu

y i

gen

tie

s i

sebatang lilin sebuah kawat besi

6. 匹

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi seekor, gulungan.

p i

digunakan pada gulungan kain sutra 绸 缎

chóuduàn

atau kain 布

b ù

Contoh: 一

y i

p i

chou

duan

y i

p i

b u

satu gulung kain sutra satu gulung kain

p i

hanya digunakan pada kuda 马

, dan keledai 驴

, maka 匹

p i

dapat

diartikan menjadi seekor

Contoh: 一

y i

p i

ma

y i

p i


(34)

seekor kuda seekor keledai

7. 套

tào

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah, satu set.

Untuk menyatakan ide, peraturan, maka 套

tao

dapat diartikan menjadi sebuah.

Contoh: 一

y i

tao

ban

f a

y i

tao

zhi

d u

sebuah ide sebuah peraturan

Untuk menyatakan baju atas bawah, perabot rumah tangga dalam set, maka 套

tao

dapat diartikan menjadi satu set.

Contoh: 一

y i

tao

y i

f u

y i

tao

jia

satu set baju satu set perabot

8. 双

shuāng

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sepasang. Namun,

shuang

hanya digunakan pada benda yang berpasang dan tidak untuk orang:

Contoh: 一

y i

shuang

shou

y i

shuang

xie

z i

sepasang tangan sepasang sepatu

9. 对

duì

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sepasang. Namun,

dui

hanya digunakan untuk pasangan, dan bukan untuk benda.

Contoh: 一

y i

dui

qing

y i

dui

xin

niang


(35)

10. 群

qún

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sekelompok.

Contoh: 一

y i

qun

ren

sekompok orang

11. 堆

duī

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi timbunan. 堆

dui

dapat

digunakan untuk benda yang konkret ataupun abstrak.

Contoh: 一

y i

dui

l a

j i

y i

dui

wen

t i

timbunan sampah timbunan masalah

12. 排

pái

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sederet. 排

pai

digunakan

pada benda yang berderetan.

Contoh: 一

y i

pai

y a

齿

chi

y i

pai

fang

wu

y i

pai

shu

sederet gigi sederet bagunan sederet pohon

13. 尺

chǐ

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi 1/3 meter

Contoh: 三

san

chi

Satu meter

san

=tiga 尺

chi

=1/3 meter

14. cùn: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi inci

Contoh: 一


(36)

satu inci

15. 斤

jīn

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi gram

Contoh: 一

y i

jin

d a

mi

satu gram beras

16. 两

liǎng

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi ons

Contoh: 二

e r

liang

dua ons

17.点

diǎn

:Dalam bahasa Indonesia bermakna “sedikit”. Menyatakan jumlah kecil tak

tentu, lebih kecil dibandingkan 些

xiē

. Jumlah yang dinyatakan “一

y ì

diǎn

”pasti

tidak banyak (一

y ì

diǎn

e r

tidak digunakan untuk orang ).

Contoh: 咖

fēi lǐ

qǐng

fàng

diǎn

é r

táng

tarulah sedikit gula didalam kopi.

咖啡

kafei

= kopi

l i

=dalam 放

fang

=taruh 一点儿

y i d i a n r

=sedikit 糖

tang

=gula

18. 些

xiē

: Dalam bahasa Indonesia bermakna “beberapa”. Menyatakan jumlah tak tentu,

sering dirangkaikan dengan 这

zhè

,那

n à

,dan 哪

yang menerangkan kata benda.

Contoh: 这

zhè

xiē


(37)

ini beberapa buku. beberapa buah buku ini.

19. 笔

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah dan sejumlah.

Pemakaian 笔

b i

berhubungan dengan keuangan.

Contoh: 一

y i

b i

sheng

y i

y i

b i

qian

sebuah bisnis sejumlah uang

20. 杯

bēi

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi cangkir, gelas.

Contoh: 两

liǎng

bēi

shuǐ

dua gelas air

21. 床

chuáng

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah. Pemakaian

chuang

berbubungan dengan ranjang, kasur dan tikar.

Contoh: 一

y i

chuang

tan

z i

y i

chuang

x i

z i

sebuah kasur sebuah tikar

22. 碗

wǎn

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi mangkok.

Contoh: 一

wǎn

zhōu

semangkok bubur

23. 包

bāo


(38)

Conntoh: 两

liǎng

bāo

xiāng

yān

dua bungkus rokok

24. 头

tóu

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi seekor. Pemakaian 头

tou

digunakan untuk menghitung binatang yang besar.

Contoh: 一

y i

tou

niu

y i

tou

xiang

seekor sapi seekor gajah

b. Kata Kerja-Kata Bantu Bilangan

Menurut Xin (2005: 21) Kata kerja-kata bantu bilangan adalah kata yang menyatakan frekuensi suatu kegiatan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

1.

c ì

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi kali;

c i

digunakan pada

kegiatan (gerakan) yang diulang-ulang.

Contoh: 去

q u

y i c i

pergi sekali

a) 架

j i à c ì

jumlah berapa kali penerbangan pesawat

Contoh: 飞

fei

j i

zong

gong

chu

dong

shib a

jia c i

Keseluruhan pesawat terbang lepas landas 8 kali

飞机

f e i j i

= pesawat terbang 总共

zonggong

=seluruh 出 动

chudong


(39)

b a

=8 架

j i a c i

= kali

b) 人

réncì

penjumlahan total orang

Contoh: 参

can

jia

ren

shu

d a

dao

san

qian

ren c i

Jumlah pendaftar mencapai 3000 orang

参加人

canjiaren

= pendaftar 数

shu

=jumlah 达到

dadao

=mencapai 三 千

sanqian

=3000

renci

=orang

c) 班

bāncì

jumlah berapa kali intensitas kendaran

Contoh: 增

zen

jia

gong

gong

q i

che

ban c i

Menambah jumlah jurusan bus

增加

zenjia

=menambah jumlah 汽车

qiche

=bus 班

banci

=jurusan

2. 场

chǎng

: dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi sebuah. Penggunaan

场 pada proses alam yang terjadi, entertainment atau event olahraga.

Contoh: 一

y i

chang

y u

y i

chang

wu

dao

y i

chang

qiu

shai

y u

=Hujan sebuah tarian sebuah pertandingan

3. 趟

tàng

: hanya menyatakan perjalanan dari kata kerja.


(40)

pergi sekali (pulang pergi)

4. 阵

zhèn

: Pemakaian 阵

zhen

digunakan untuk menerangkan kejadian atau kegiatan yang

terjadi.

Contoh: 一

y i

zhen

feng

y i

zhen

chang

sheng

feng

= angin 掌

zhang

sheng

= tepuk tangan

5. 遍

biàn

: Pemakaian 遍

bian

digunakan pada proses pengulangan dari awal sampai akhir

Contoh: 再

zai

shuo

y i

bian

Ngomong sekali lagi

zai

= lagi 说

shuo

=ngomong 一

y i

=satu 遍

bian

=kali

6. 顿

dùn

: sama arti dengan pengulangan“

c ì

” kali. Namun dalam jumlah makanan

Contoh: 一

y i

tian

wozhi

chi

y i

dun

fan

Satu hati Cuma makan sekali.

一天

yitian

=sehari

zhi

=cuma 吃饭

chifan

=makan 一

y i

=satu 顿

dun

=kali

7. jiào一

shēng

: suara sekali memanggil

Contoh:

jiao

t a

y i

sheng


(41)

8. 踢

jiǎo

: kaki sekali menendang

Contoh: 踢

t i

t a

y i

jiao

tendang dia sekali

9. 切

qiē

dāo

: pisau sekali memotong

Contoh: 切

qie

y i

dao

,使

shi

rou

l i

kai

Belah sekali, agar daging terbelah

qie

=belah 一

y i

=satu 刀

dao

=pisau 使

shi

=agar 肉

rou

=daging

离开

l i k a i

=terbelah

4.1.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Mandarin

Ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin, sebagai berikut: 1. Kata Bantu Bilangan Tidak Dapat Dihapus atau Melekat pada Kata Bilangan

Kata bantu bilangan tidak dapat dihapus atau dilekat pada kata bilangan. yang berarti, antara kata bilangan dengan kata benda ataupun kata kerja bantu bilangan wajib menggunakan kata bantu bilangan sebagai penengah. kecuali pada idiom.

Contoh idiom : 万

wàn

shuǐ

qiān

shān

sān

xīn

è r

y ì

shǒubā

jiǎo


(42)

Kata bantu bilangan tidak bisa berdiri- sendiri. Biasanya, kata bantu bilangan digunakan bersama kata ganti penunjuk atau kata bilangan.

Contoh: a) 这

zhè

běn

shū

hěn

hǎo

。 这

zhe

ini — kata ganti penunjuk)

Buku ini sangat bagus.

zhe

=ini 本

ben

=buah 书

shu

=buku 很

hen

hao

=sangat bagus

b) 那

n à

tiáo

y ú

hěn

d à

。 那

n a

itu—kata ganti penunjuk)

Ikan itu sangat besar.

n a

=itu 条

tiao

=ekor 鱼

y u

=ikan 很

hen

d a

=sangat besar

c) 三

sān

zhāng

zhǐ

三 san

tiga—kata bilangan)

Tiga lembar kertas

san

=tiga 张

zhang

=lembar 纸

zhi

=kertas

d) 两

liǎng

c ì

。 两

liang

dua — kata bilangan

Dua kali

liang

=dua 次

c i

=kali

3. Kata Depan yang Sudah Memiliki Sifat Kata Bantu Bilangan

Kata depan yang sudah mempunyai sifat kata bantu bilangan maka didepannya tidak bisa menggunakan kata bantu bilangan lagi.

Contoh: 一

yīnián

√ 一个

yígènián


(43)

y í

tiān

√ 一个天

yígètiān

× satu hari

一岁

yīs u ì

√ 一个岁

y í g è s u ì

× umur satu tahun

一课

yīk è

√ 一个课

y í g è k è

× satu pelajaran

4. Pola Reduplikasi

Kata bantu bilangan dapat diulang, bentuk ulangnya berfungsi sebagai keterangan, sering digunakan untuk menerangkan cara suatu tindakan atau yang memiliki arti “setiap”.

Contoh:

1. AA : 件

jiàn

jiàn

měi

jiàn

,个

g è

g è

měi

g è

2. numerial+ AA: 一

b ù

b ù

、一

y ì

xíng

háng

、一

y ì

kǒu

kǒu

3. numerial A + numerial A : 三

sān

g è

sān

g è

、一

l ì

l ì

note : A = penjodoh bilangan

Numerial hanya menggunakan “一” .

Namun, pada point ke 3 numerial A+numerial A dapat menggunakan

“ 一

y i

dao

shi

” “satu sampe sepuluh” yang memiliki arti dalam menghitung.

seperti: 三

san

zhang

san

zhang

.


(44)

Antara kata bilangan dengan kata bantu bilangan dapat disisipi kata sifat. Kata

sifat sisipannya biasanya terdiri dari“大

d à

、 小

xiǎo

、 长

cháng

”dan sebagainya.

Contoh: a) 一

d à

qún

rén

y i

qun

= sekelompok 大

d a

=besar 人

ren

=orang

b) 一

xiǎo

kuài

ròu

y i

kuai

=sepotong 小

xiao

=kecil 肉

rou

=daging

c) 一

cháng

chuàn

t í

wèn

y i

chuan

=sebuah 长

chang

=panjang 提

t i

wen

=pertanyaan

6. Perubahan Posisi antara Kata Bantu Bilangan dengan Kata Benda

Beberapa kata bantu bilangan tunggal dapat berubah posisi dengan kata benda dan membentuk sebuah kata benda yang umumnya memiliki arti jamak. dan tidak dapat disisipi numerial lagi.

Contoh: 一

y ì

qún

rén

——— 人

rén

qún

sekelompok orang kerumunan orang

一 辆 车

yīliàngchē

——— 车

chē

liàng

satu buah mobil kendaraan

一匹马

yīpǐmǎ

——— 马


(45)

一 间 房

yījiānfáng

——— 房

fáng

jiān

sebuah rumah ruangan

一 支 枪

yīzhīqiāng

——— 枪

qiāng

zhī

sebuah senapan senapan

4.2 Kata Bantu Bilangan dalam Bahasa Indonesia

Kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia menurut jenis dan ciri-cirinya, adalah sebagai berikut:

4.2.1 Jenis Kata Bantu Bilangan

Chaer (2006: 116) mengatakan bahwa ,“kata bantu bilangan adalah kata-kata yang digunakan sebagai tanda pengenal benda dan digunakan dibelakang kata bilangan dalam menyebutkan jumlah suatu benda .” Menurut definisi tersebut, maka jenis kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia, yaitu: kata benda-kata bantu bilangan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

1. Orang: untuk manusia. Contoh: satu orang 2. Ekor: untuk binatang

Contoh: satu ekor kucing

3. Buah: untuk buah-buahan, atau hal lain yang ada diluar golongan manusia dan binatang. Buah dapat dipakai juga untuk menghitung jumlah cerita; lagu, dan lain-lain, dan juga untuk pengertian abstrak.


(46)

4. Batang: digunakan untuk benda yang berbentuk panjang bulat maupun persegi. Contoh: satu batang pohon

5. Lembar:digunakan untuk benda pipih dan lebar. Contoh: satu lembar kertas

6. Helai: dipergunakan untuk menghitung kertas, daun, baju, kain, benang, rambut dan lain-lain.

Contoh: satu helai rambut

8. Butir: untuk benda-benda yang bundar kecil bentuknya seperti telur, intan, beras, dan sebagainya.

Contoh: satu butir telur 9. Biji: untuk barang-barang yang kecil.

Contoh: satu biji padi

10. Pucuk: untuk surat, meriam dan pistol Contoh: satu pucuk surat

11. Laras: untuk senapan.

Contoh: satu laras senapan

12. Bilah: untuk barang-barang tajam seperti pisau, pedang, keris, dan sebagainya. Contoh: sebilah pisau

13. Mata: digunakan untuk benda kecil-kecil tajam, seperti kail dan jarum Contoh: semata jarum

14. Tangkai: untuk menghitung bunga, pena, atau benda lain yang bertangkai Contoh: setangkai bunga

15. Kuntum: untuk bunga

Contoh: sekuntum bunga


(47)

Contoh: setandan pisang 17. Carik: untuk sobekan-sobekan kertas.

Contoh: secarik kertas 18. Kaki: digunakan untuk payung

Contoh: sekaki payung 19. Bentuk: digunakan untuk cincin

Contoh: sebentuk cincin

20. Pasang: digunakan untuk benda yang berpasangan seperti kaki, sepatu dan mata Contoh: sepasang kaki

4.2.2 Ciri-Ciri Kata Bantu Bilangan

Ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia , sebagai berikut: 1. Kata Bilangan yang Mendahului Kata Benda

Numeralia dapat secara langsung mendahului kata-kata sebagai berikut, tanpa menggunakan kata bantu bilangan:

1) Nomina yang menyatakan ukuran,

misalnya: meter, depa, liter, pikul (k.l. 60 kg), minggu, bulan, tahun, persalin, keping, hari, malam, kali.

2) Nomina yang bermakna kelompok, kesatuan,

misalnya: golongan, rombongan, pasukan. 3) Nomina orang, buah, biji.

4) Nomina abstrak tipe cara, pendapat, bentuk hal, perkara, peristiwa 2. Penyingkatan Kata Bilangan “se” dan Melekat pada Kata Bantu Bilangan

Numeralia “satu” dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan dengan kata bantu bilangan ataupun nomina tertentu menjadi satu morfem, kecuali nomina abstrak tipe cara, pendapat, betuk, hal, perkara, peristiwa.


(48)

Contohnya: satu buah —— sebuah

satu ekor —— seekor

satu kuntum —— sekuntum

satu bulan —— sebulan

satu meter —— se-meter

satu orang —— seorang

3. Kata Bantu Bilangan dapat Berangkaian dengan Kata “beberapa”

Kata bantu bilangan berangkaian bukan saja dengan numeralia, tapi juga dengan kata berapa atau beberapa sebagai pengganti numeralia.

Contohnya : Ada berapa buah meja?

Beberapa ekor kelinci dibelinya kemarin. 4. Pola Reduplikasi

Reduplikasi kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa pola:

1. berA - A : hanya dipakai pada kata bantu bilangan berpasang-pasang,

berbatang-batang, berlembar-lembar, berhelai-helai, berpintu-pintu, dan kata bantu bilangan pinjaman lainnya, seperti: berbotol-botol, dan lain-lain.

2. kata bilangan (kardinal)A- kata bilangan (kardinal)A : sebiji-sebiji ,dua ekor-dua ekor, tiga lembar-tiga lembar.

3. se A demi se A : selangkah demi selangkah, seorang demi seorang

note: kata bilangan kardinal adalah nama bilangan tunggal dari “satu” sampai”sembilan”.

Apabila kata bilangan satu maka disingkat menjadi se-, dengan pola seA-seA, sebiji-sebiji.


(49)

5. Pergeseran Kata Bantu Bilangan

Dalam bahasa Indonesia masa kini telah terjadi untuk melakukan dua hal, yakni:

a. Kecenderungan untuk memadatkan jumlah penggolong bahasa Indonesia menjadi tiga saja, yakni orang, ekor dan buah.

Tampaknya, orang mulai mengelompokkan maujud dunia menjadi tiga kategori, yakni manusia, binatang, dan yang bukan manusia maupun binatang. Dengan demikian sering kita temukan penggolong sebuah yang dipakai untuk apa saja kecuali manusia dan binatang. Perhatikan kalimat berikut.

a) Hari itu saya menulis tiga buah surat.

b) Dua buah kain batik halus dikirimkan kemarin.

c) Tangan kirinya memegang sebuah senapan angin.

b. Kecenderungan untuk meniadakan kata bantu bilangan. Contohnya:

a) Pak Anton mempunyai dua orang anak.

Pak Anton mempunyai dua anak.

b) Dia baru saja menjual dua ekor sapinya.

Dia baru saja menjual dua sapinya. c) Hari itu saya menulis tiga buah surat.

Hari itu saya menulis tiga surat.

Pemakaian penggolong yang asli atau penggantinya dengan orang, ekor, dan buah, serta penghapusan penggolong lain dalam kalimat dibenarkan dalam bahasa


(50)

Indonesia yang baku, kecuali jika hal itu menimbulkan perbedaan atau pergesaran arti.

4.3 Persamaan dan Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia

Walaupun bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia berasal dari rumpun yang berbeda, namun keduanya memiliki persamaan bahwa kedua bahasa ini memiliki kata bantu bilangan. Namun antara jenis dan ciri-ciri keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Adapun persamaan dan perbedaannya adalah sebagai berikut:

4.3.1 Persamaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia 1. Kata Benda-Kata Bantu Bilangan

Jenis kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia sama-sama memiliki jenis kata benda-kata bantu bilangan

2. Kata Benda yang Memiliki Sifat Kata Bantu Bilangan

Dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, kata benda yang sudah mempunyai sifat kata bantu bilangan maka didepannya tidak menggunakan kata bantu bilangan lagi.

(1) Nomina waktu

satu minggu 一

zhōu

satu tahun 一

yīnián

satu tahun (umur) 一

suì


(51)

Reduplikasi kata bantu bilangan bahasa Mandarin yang berpola “numerial A+ numerial A” , dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan pola “ numerial A-numerial A”. Berikut adalah pembahasannya:

(1) 那

n à

kuài

b ù

yào

sānpíng

fāng

sān p

fāng

d e

jiǎn

itu kain saya mau tiga meter tiga meter dipotong saya mau kain itu tiga meter-tiga meter dipotong

n a

=itu 块

kuai

=helai 布

b u

= kain 我 要

woyao

=saya mau 三

san

= tiga

方 米

pingfangmi

=meter 剪

jian

=potong

(2) 一

l ì

l ì

d é

shù

sebiji sebiji dihitung. sebiji-sebiji dihitung.

y i

l i

= sebiji 得

d e

shu

=hitung

Dari contoh (1) diatas, dapat kita lihat bahwa reduplikasi pola numerial A+ numerial A dalam bahasa Mandarin sama dengan bahasa Indonesia yang reduplikasi pola numerialA-numerial A. Pada contoh (1) maka bisa kita lihat tiga meter-tiga

meter (

sānpíng

fāng

sānpíng

fāng

)mengandung makna ‘setiap potongan panjangnya

dua meter’. Dan contoh (2) sebiji-sebiji 一

l ì

l ì

mengandung makna jumlah


(52)

4.3.2 Perbedaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia 1. Kata Kerja-Kata Bantu Bilangan

Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin terdiri dari kata kerja-kata bantu bilangan, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada kata kerja-kata bantu bilangan.

2. Penggunaan Kata Ganti Penunjuk

Kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin biasanya digunakan bersama kata ganti penunjuk pembatas benda atau numeralia.

Sedangkan dalam kata bantu bilangan bahasa Indonesia tidak digunakan bersama kata ganti penunjuk penentu atau pembatas benda. Berikut adalah pembahasannya:

(1) buku ini sangat bagus.

shu

zhe

hen

hao

X

zhe

ben

shu

hen

hao

zhe

= ini 本

ben

=buah 书

shu

=buku 很

hen

hao

=sangat bagus

(2) ikan itu sangat besar.

y u

n a

hen

d a

X

n a

tiao

y u

hen

d a

n a

=itu 条

tiao

=ekor 鱼

y u

=ikan 很

hen

d a


(53)

Dari contoh (1) diatas, “buku ini” antara kata benda dan kata ganti penunjuk tidak menggunakan kata bantu bilangan. Sedangkan dalam bahasa Mandarin antara kata ganti penunjuk dan kata benda menggunakan kata bantu bilangan. Dapat kita

lihat dari “这 zh年

本 b年n

书 shu

” 这

zh年

merupakan kata ganti penunjuk, 本merupakan kata bantu

bilangan,书merupakan kata benda.

Dan begitu juga pada contoh (2) diatas, “ikan itu” antara kata benda dan kata ganti penunjuk tidak menggunakan kata bantu bilangan. Sedangkan dalam bahasa Mandarin antara kata ganti penunjuk dan kata benda menggunakan kata bantu

bilangan. Dapat kita lihat dari “那 n a

条 tiao

鱼 y u

” 那 n a

merupakan kata ganti penunjuk, 条

tiao

merupakan kata bantu bilangan,鱼 y u

merupakan kata benda.

3. . Perubahan Posisi antara Kata Bantu Bilangan dengan Kata Benda

Dalam bahasa Mandarin, beberapa kata bantu bilangan tunggal dapat berubah posisi dengan kata benda dan membentuk sebuah kata benda yang umumnya memiliki arti jamak. dan tidak dapat disisipi kata bilangan lagi. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, tidak memiliki keunikan seperti ini. Berikut adalah pembahasannya:

(1) 一

y ì

qún

rén

——— 人

rén

qún

zhàn

zài

rén

qún

zhōng

Dia berdiri diantara kerumunan orang.

t a

=dia 站

zhan

=berdiri 在

zai

=di 人 群

renqun


(54)

zhong

=antara

(2) 一 辆 车

yīliàngchē

——— 车

chē

liàng

zài

jiēshàng

chē

liàng

lái

lái

wǎng

w

Di jalan mobil datang dan pergi.

zai

=di 街

jieshang

=jalan 车

che

liang

=mobil

lai

lai

wang

wang

=datang dan pergi

(3) 一匹马

yīpǐmǎ

——— 马

zài

zhè lǐ

shì

zhǔ

yào

jiāo

tōng

gōng j ù

Disini kuda merupakan transportasi utama.

zai

=di 这

zheli

=sini 马匹

p i m a

=kuda 是

shi

= merupakan

主 要

zhuyao

=utama 交 通 工

jiaotonggongju

=transportasi

(4) 一 间 房

yījiānfáng

——— 房

fáng

jiān

jiā

fáng

jiān

b ù

zhì

d é

zěn

me

yàng

?

ruangan rumah kamu ditata secara bagaimana?

n i

=kamu 家

jia

=rumah 房 间

fangjian

=ruangan 布置

buzhi

=tata

怎 么 样

zenmeyang


(55)

(5) 一 支 枪

yīzhīqiāng

——— 枪

qiāng

zhī

qiāng

zhī

guǎn

hěnyán

g é

Senapan dijaga dengan ketat.

y i

=satu 支

zhi

=buah 枪

qiang

=pistol 管理

guanli

=jaga 很

hen

=sangat

yange

=ketat

Dari contoh kalimat (1), dapat kita lihat bahwa “一

y ì

qún

rén

”menjadi “人

rén

qún

dan

membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti kerumunan orang dan tidak

boleh memakai kata bantu bilangan lagi . Demikian juga pada contoh (2), “一 辆 车

yīliàngchē

menjadi “车

chē

liàng

”membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti kendaraan.

Dan pada contoh (3), “一匹马

yīpǐmǎ

” menjadi “马

”membentuk satu kesatuan kata benda

dan memiliki arti kuda. Begitu juga pada contoh(5),” 一 支 枪

yīzhīqiāng

” menjadi “ 枪

qiāng

zhī

membentuk satu kesatuan kata benda dan memiliki arti senapan. Namun pada contoh

(4) diatas, “一 间 房

yījiānfáng

” menjadi “房

fáng

jiān

”membentuk satu kesatuan kata benda dan

memiliki arti ruangan, namun pengecualian pada “房

fáng

jiān

” dapat menggunakan kata

bantu bilangan seperti “一 y i

个 g 年

房 fang

间 jian

”.


(56)

Kata bilangan bahasa Mandarin tidak dapat disingkat dan melekat pada kata bantu bilangan. Sedangkan dalam kata bantu bilangan bahasa Indonesia numeralia “satu” dapat disingkat menjadi “se” dan dilekatkan dengan kata bantu bilangan ataupun nomina tertentu menjadi satu morfem, kecuali nomina abstrak tipe cara, pendapat, betuk, hal, perkara, peristiwa. Berikut adalah pembahasannya:

(1) Dia memberikan satu kuntum bunga sebagai tanda kasih. Dia memberikan sekuntum bunga sebagai tanda kasih.

sòng

duǒ

huā

lái

biǎo

shì

à i

x ì

t a

= dia 送

song

memberi 一

y i

=satu 朵

duo

=kuntum 花

hua

=bunga

lai

=untuk 表 示

biaoshi

=sebagai 爱细心

a i x i x i n

= tanda kasih

(2) Tangan kirinya memegang satu buah senapan angin. Tangan kirinya memegang sebuah senapan angin.

d ezuǒ

shǒu

n á

zhe

qiāng

t a

= dia

zuo

=kiri 手

shou

=tangan 拿着

nazhe

=memegang

一把

y i b a

=sebuah 枪

qiang

=senapan angin

Dari contoh (1) diatas, dapat kita lihat “satu kuntum” dapat disingkat menjadi ”sekuntum” sedangkan dalam bahasa Mandarin kata bilangan dan kata bantu

bilangan berdiri sendiri menjadi masing-masing morfem yaitu “一

duǒ


(57)

pada contoh (2) diatas, dapat kita lihat juga “satu buah” dapat disingkat menjadi “sebuah”. Sedangkan, dalam mandarin tidak demikian

5. Dalam Bahasa Indonesia Masa Kini Telah Timbul Kecenderungan untuk Meniadakan Kata Bantu Bilangan

Misalnya, Saya mempunyai kucing umumnya diartikan kucing yang jumlahnya satu. Sehingga meniadakan seekor pada kucing.

Berikut adalah pembahasannya:

(1) Pak Anton mempunyai dua anak.

Anton 先

xiān

shēng

yǒu

liǎng

hái

z i

X

Anton 先

xiān

shēng

yǒu

liǎng

g è

hái

z i

xian

sheng

=tuan 有

you

=punya 两

liang

=dua 个

g e

=orang

hai

z i

=anak

(2) Dia baru saja menjual dua sapinya.

gāng

gāngmài

d e

liǎng

niú

X

gāng

gāngmài

d e

liǎngzhī

niú √

t a

= dia 刚 刚

ganggang

=baru mai=jual 两

liang

=dua zhi=ekor

niu

=sapi


(58)

n à

tiān

xiě

sān

xìn

X

n à

tiān

xiě

sān

fēng

xìn √

n a

= itu 天

tian

=hari 我

wo

=saya 写

xie

= menulis 封

feng

=pucuk

xin

=surat

Dari contoh (1) diatas bahwa”dua anak” adalah salah bila diterjemahkan

dalam bahasa Mandarin tanpa menggunakan kata bantu bilangan “个

g è

” yang berarti

orang. Dan juga pada contoh (2), bahwa”dua sapi” adalah salah bila diterjemahkan

dalam bahasa Mandarin tanpa menggunakan kata bantu bilangan “

zhī

” yang berarti

ekor. (3) diatas, bahwa”tiga surat” adalah salah bila diterjemahkan dalam bahasa

Mandarin tanpa menggunakan kata bantu bilangan “封

fēng

” yang berarti pucuk.

Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa dalam bahasa Mandarin, antara numerial dan nomina wajib menggunakan kata bantu bilangan.

6. Penggunaan Kata “些” dan “beberapa”

Kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia dapat juga berangkaian bersama kata berapa atau beberapa sebagai pengganti numeralia. Namun, dalam bahasa China

kata beberapa “些

xiē

” merupakan kata bantu bilangan.

xiē

Menyatakan jumlah tak tentu, sering dirangkaikan dengan kata ganti


(59)

bermakna “beberapa”. Namun, dalam bahasa Indonesia makna ”beberapa” merupakan pengganti numeralia yang menyatakan jumlah tak tentu. Berikut adalah pembahasannya:

(1) 这

zhè

xiē

shū

ini beberapa buku beberapa buah buku ini.

zhe

= ini 些

xie

= beberapa 书

shu

= buku

(2) 那

n à

xiē

huā

dōu

kāi

l e

itu beberapa bunga telah mekar.

beberapa kuntum bunga itu telah mekar.

n a

= itu 些

xie

=beberapa 花

hua

=bunga 开

kai

=mekar 了

l e

= telah

Dari contoh (1)”这 些 书”, “些”merupakan kata bantu bilangan, dan hanya

diikuti oleh kata ganti penunjuk seperti pada contoh (1) “这” ini. Sedangkan dalam bahasa Indonesia “beberapa buah buku ini” beberapa, merupakan kata bilangan tak tentu yang diikuti kata bantu bilangan ataupun tidak menggunakan kata bantu bilangan “buah” mengingat pergeseran kata bantu bilangan dalam bahasa Indonesia.

Begitu juga pada contoh (2) “那

n à

xiē

huā

” , “些” hanya diikuti oleh kata ganti penunjuk

seperti pada contoh (2) “那

n à

” itu. Sedangkan dalam bahasa Indonesia “beberapa


(1)

汉语中量词一般不能单用,常 代词或数词连用 而印尼中量词是不 代词连用

的,如: 

例 (14):buku ini sangat bagus. 直译:书这很好。

意译:这本书很好。 

例 (15):ikan itu sangat besar. 直译:鱼那很大。

意译:那条鱼很大。

如例 (14),(15) ,我们可以看到印尼语代词不 量词连用,而汉语中量词 代词

连用

5.汉语印尼语量词结构的重叠形式对比 

A.汉语量词AA形式重叠,印尼语含义 setiap

例 (16):我们班的同学个个都有汉语词典。

直译:Kami kelas siswa orang-orang memiliki kamus mandarin 意译: Setiap siswa di kelas kami memiliki kamus mandarin

例 (17):看电影,回回都少不了他。

直译: Nonton bioskop, kali kali tak pernah kelewatan dia. 意译:Setiap nonton bioskop, dia tak pernah kelewatan.

如 例 (16)、(17) 我 们 可 以 看 到 汉 语 中 的 AA 形 式 , 在 印 尼 语 可 以 意 译 成

setiap

B.汉语量词 数+AA 形式重叠,在印尼语可以用 se A demi se A 或 ber A-A

形式重叠 如: 

例子 (18):一步步往上爬。

直译:satu langkah langkah mendaki. 意译:selangkah demi selangkah mendaki.

例 (19): 一口口的吃。

直译:satu mulut mulut makan. 意译:sesuap demi sesuap makan.


(2)

例 (20):一对对新娘。

直译:satu pasang pasang pengantin. 意译: berpasang-pasang pengantin.

例 (21):一杯杯水。

直译:satu botol botol air. 意译:berbotol-botol air.

从例 (18)、 (19),我们可以看到汉语中 一步步 一口口 的例子,可以翻

译成印尼语的seA demi seA形式重叠 而如例 (20)、 (21) 一对对 和 一杯杯

可以翻译成印尼语的berA- A形式重叠 什么呢?

这因 在 一步步 和 一口口 含义的意思是重叠的动作,所以用 seA demi

seA 的形式重叠 而在 一对对 和 一杯杯 含义的意思是表示很多不定数量 ,

所以用 berA-A 形式重叠

6. 汉语印尼语量词的修饰成分对比

汉语数词 量词中间可以有修饰成分,多 形容词 汉语中一般是 大、小、长

等表事物状态的形容词 而印尼语数词 量词是不能分开,所以没有这种特征

例 (22):一大群人

直译: ( satu besar kelompok orang.) 意译:satu kelompok besar orang.

例 (23) :一小块肉。

直译:(satu kecil potongan daging.) 

意译:satu potongan kecil daging.

例 (24) :一长串提问。

直译: (satu panjang buah pertanyaan.) 意译:satu buah pertanyaan yang panjang.

如例 (22)、(23) 、(24),我们可以看到,在汉语中,数词 量词中间是可以 有修


(3)

7.汉语中的量词构词语素

汉语的单音节量词有些还可以作名词的构词语素 那些名词大多表示集合概念,

个体量词组成集合名词 而印尼语没有这样的特点

表格十三 汉语中的量词构词语素

NO. 例子

王 晓 玲 : 44 页

集合名词 子

(25) 一群人

satu kelompok orang

人群

kerumunan orang

他站在人群中。

Dia berdiri diantara kerumunan orang

(26) 一辆车

satu buah mobil

车辆

mobil

在街上车辆来来往往。

Di jalan mobil datang dan pergi (27) 一匹马

satu ekor kuda

马匹

kuda

在这里,马匹是主要交通工具。

Disini, kuda merupakan transportasi utama

(28) 一间房

satu buah rumah

房间

ruangan

你家房间布置得怎么样?

ruangan rumah kamu ditata secara bagaimana?

(29) 一支枪

satu buah senapan

枪支

senapan

枪支管理很严格。

Senapan dijaga dengan ketat

如例(25)、(26)、(27)、 (29), 名词 量词组合结构成集合名词以 ,前面不可以

再 用 数 量 词 , 比 如 : 枪 支 前 面 不 可 以 再 用 支 例 外(28) 房 间 可 以 加 量 词

成 一个房间

 

5.3

对于印尼学生汉语量词学习的启示

印尼语不比汉语有如 庞大数量的量词,所以在用汉语量词的印尼学生都会出差

错 有的是 母语语法的 扰、有的是对目标语的语法学习不精而造成的偏误 所以,

我们可以从这两个方面进行努力:


(4)

(5)

第六章

结论

本文从三个方面对汉语和印尼语的量词进行了 类分析:

第一,汉语量词的词汇 语法结构

第二,印尼语量词的词汇 语法结构

第三,汉印量词的相同点 不同点

从以 分析中,笔者得出了汉语 印尼语量词的相同点和不同点主要有:

相同点:

a. 汉印量词个个都有名量词

b.主要体现 汉语 印尼语中,本身有量词性的名词都不必再用量词

c. 重叠形式 数A+ 数 A 数 A - 数A 不同点:

a. 汉语量词数量比印尼语多,而 种类 来说:汉语有名量词和动量词,而印

尼语没有动量词

b. 印尼数词 satu 可以缩写 se 量词相结合,而汉语没有这个特征

c. 现代印尼语常省略量词 而在汉语中数词 名词中间是必须有量词 中介

d. 些 beberapa 的用法

e. 汉语量词常 指示代词连用,而印尼语中没有这种特征

f. 汉语的 AA 重叠形式可以在印尼语译成 setiap , 汉语的 数AA 重叠

形式可以在印尼语用 berA-A 重叠形式 seA demi seA 重叠形式

g. 汉语数词 量词中间可以有修饰成分,而印尼语数量中间不能放修饰成分,

而是放在量词 面


(6)

参考文献

[1] 段玉贞.不知所错 M .马来西亚.青苗出版有限公司,2002

[2] 蒋晓请.汉英量词异同浅析 J .时代文学 双月版 ,2006 05期

[3] 梁 汉 .汉 语 量 词 的 语 用 功 能 及 其 英 译 J .长 春 理 工 大 学 学 报 社 会 科 学 版 ,2010 06月

[4] 刘静静,张常亮. 英汉量词之比较 J .重庆文理学院学报 社会科学版 ,2007

09月

[5] 苗涛.汉语量词 对外汉语教学 J .焦作大学学报,2010 04月

[6] 隋晓辉,王燕.汉英表量词汇对比研究 J .现代语文,2007 05月

[7] 丁安.仪汉语量词的语用功能探讨 J .修辞学习,2001 05期

[8] 王 .英汉量词对比浅析 J .科教文化,2009 04月

[9] 王晓玲.汉英量词之比较 J .南京航空航天大学学报 社会科学版 ,2001 03

[10] 朱晓军.量词分类小议.中国英汉语比较研究会第七 全国学术研讨会论文集,

2006

[11] Alieva,N.F., dkk.1991. Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori, Yogyakarta: Kanisius [12] Alwi,Hasan.2003.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi ke 3,Jakarta: Balai

Pustaka

[13] Chaer,Abdul.2006.Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta [14] Simatupang, M.D.S. 1979. Reduplikasi morfemis bahasa Indonesia, Jakarta:

Djambatan

[15] Suparto,ST.,BA. 2003. Tata Bahasa Mandarin itu Mudah, Jakarta: Puspa Swara [16] Yongxin,Zhao.2005.Intisari Tata Bahasa Mandarin, diahlikan oleh Pauw Budianto,

Bandung: Rekayasa Sains