PERGESERAN BENTUK PENYAJIAN MUSIK ENDENG-ENDENG DARI TAPANULI SELATAN KE RANTAU PRAPAT DALAM BUDAYA MANDAILING.

PERGESERAN BENTUK PENYAJIAN MUSIK ENDENG-ENDENG
DARI TAPANULI SELATAN KE RANTAU PRAPAT DALAM
BUDAYA MANDAILING
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh

SITI HAJAR PANJAITAN
NIM 2113340049

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan nikmat kesehatan, keselamatan, berkah, dan kesempatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk
Skripsi.
Skripsi ini berjudul “Pergeseran Bentuk Penyajian Musik Endeng-Endeng
Dari Tapanuli Selatan Ke Rantau Prapat Dalam Budaya Mandailing” yang
bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
jurusan Sendratasik Program Studi Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis
menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penulisan
maupun dari penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai
kesulitan. Namun berkat do’a dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.


3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sedratasik, dan Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn., M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan
Musik, dan Dosen Pembimbing Skripsi II
5. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd Dosen Pembimbing Skripsi I
6. Esra PT Siburian, M.Pd selaku penguji
7. Bapak/Ibu Dosen, Program Studi Pendidikan Musik yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.
8. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarkan kepada
kedua orang tua tercinta Ayahanda Bahrum Panjaitan dan Ibunda Nur
Hayani Matondang yang selalu sabar, setia, perhatian, dukungan dan yang
tak pernah lelah mendo’akan selama mulai dari proses perkuliahan hingga
menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Teman-teman seperjuangan, Melan Sari, Arrini Shabrina Anshor, Amalia
Putri Jayanti, Dara Arigustika AZ, terima kasih buat semuanya.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang turut membantu dalam proses pengerjaan Skripsi ini. Semoga Skripsi
ini berguna dan bermanfaat untuk kita semua.

Medan,


Agustus 2015

Siti Hajar Panjaitan

ABSTRAK
SITI HAJAR PANJAITAN. NIM. 2113340049. Pergeseran Bentuk
Penyajian Musik Endeng-Endeng Dari Tapanuli Selatan Ke Rantau Prapat
Dalam Budaya Mandailing. Fakultas Bahasa Dan Seni. Jurusan Pendidikan
Musik. Universitas Negeri Medan 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran bentuk penyajian
musik endeng-endeng dari tapanuli selatan ke rantau prapat dalam budaya
mandailing. Masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk
penyajian musik endeng-endeng sebelum mengalami pergeseran dari Tapanuli
Selatan ke Rantau Prapat, bagaimana bentuk penyajian musik endeng-endeng
setelah mengalami pergeseran dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat, Faktor
penyebab terjadinya pergeseran musik endeng-endeng dari Tapanuli Selatan ke
Rantau Prapat, bagaimana dampak yang terjadi akibat pergeseran musik endengendeng tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pergeseran, teori
bentuk penyajian, teori bentuk musik, teori analisa musik, musik endeng-endeng,

budaya Mandailing.
Dalam penelitian ini digunakan metode Deskriptif kualitatif. Yang menjadi
populasi dan sampel penelitian ini adalah para pelaku musik endeng-endeng yang
ada di Tapanuli Selatan dan yang ada di Rantau Prapat. Penelitian ini mengambil
dua lokasi yaitu Tapanuli Selatan (Desa Pasar Matanggor, Kecamatan Batang
Onang, Kabupaten Padang Lawas Utara). Rantau Prapat (Desa Adiankulim
Kelurahan Aek Kota Batu, Kecamatan NA. IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan/ observasi, wawancara,
visual gambar/ dokumentasi, teknik analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penyajian musik endengendeng yang ada di Tapanuli Selatan hanyalah sekedar pelengkap atau selingan
dalam suatu acara. Sedangkan penyajian musik endeng-endeng yang ada di
Rantau Prapat dilaksanakan mulai dari acara penjemputan pengantin ke
perlaminan sampai pada acara perkawinan itu selesai dan musik endeng-endeng
menjadi musik yang di utamakan dan musik yang di tunggu-tunggu oleh
masyarakat Rantau Prapat dalam suatu acara perkawinan. Pergeseran musik
endeng-endeng yang dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat dalam budaya
Mandailing di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu: ekonomi, pernikahan, dan
perantauan. Dampak dari pergeseran ini berdampak positif bagi masyarakat yang
ada di Tapanuli Selatan karena salah satu tradisi mereka di kembangkan oleh
daerah lain, sedangkan yang ada di Rantau Prapat berdampak positif dan negatif,

posotifnya bahwa masyarakat Tapanuli Selatan tidak merasa keberatan dengan di
jadikannya lagu endeng-endeng menjadi tradisi mereka, negatifnya masyrakat
yang salah menggunakannya pada saat menortor berbaurnya laki-laki dan
perempuan dalam kelompok yang sama.
Kata kunci: Musik Endeng-Endeng, Mandailing

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL .......... 9

A. Kajian Pustaka............................................................................................. 9
B. Landasa Teoritis .......................................................................................... 12
1. Teori Pergeseran Budaya ...................................................................... 13
2. Teori Bentuk Penyajian ......................................................................... 14
a. Teori Bentuk.................................................................................... 14
b. Teori Penyajian ............................................................................... 15
3. Pengertian Bentuk Musik ...................................................................... 16
a. Melodi ............................................................................................. 17
b. Ritme/Irama..................................................................................... 18

i

c. Harmoni........................................................................................... 19
4. Teori Analisa Musik .............................................................................. 20
a. Motif................................................................................................ 21
b. Frase ................................................................................................ 21
c. Bentuk Lagu .................................................................................... 22
5. Pengertian Musik Endeng-Endeng........................................................ 23
6. Pengertian Budaya Mandailing ............................................................. 24
C. Kerangka Konseptual .................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 28
A. Metodologi Penelitian ................................................................................. 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 30
1. Populasi ................................................................................................. 30
2. Sampel ................................................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 31
1. Observasi/Pengamatan .......................................................................... 32
2. Wawancara ............................................................................................ 33
3. Dokumentasi/ Visual Gambar ............................................................... 33
E. Teknik Analisi Data .................................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 36
A. Letak Geografis ........................................................................................... 36
1. Letak Geografis Tapanuli Selatan ......................................................... 36
2. Letak Geografis Rantau Prapat ............................................................. 39

ii

B. Asal Mula Masuknya Musik Endeng-Endeng Ke Rantau Prapat ............. 41
C. Bentuk


Penyajian

Musik

Endeng-Endeng Sebelum

Mengalami

Pergeseran Dari Tapanuli Selatan Ke Rantau Prapat ................................. 43
D. Bentuk

Penyajian

Musik

Endeng-Endeng

Setelah


Mengalami

Pergeseran Dari Tapanuli Selatan Ke Rantau Prapat ................................. 45
E. Bentuk Musik Endeng-Endeng Sebelum Mengalami Pergeseran Dari
Tapanuli Selatan Ke Rantau Prapat ........................................................... 52
F. Bentuk Musik Endeng-Endeng Setelah Mengalami Pergeseran Dari
Tapanuli Selatan Ke Rantau Prapat ........................................................... 60
G. Fergeseran Musik Endeng-Endeng Dari Tapanuli Selatan Ke Rantau
Prapat........................................................................................................... 69
1. Bentuk Penyajian .................................................................................. 69
2. Bentuk Musik ........................................................................................ 71
H. Faktor Penyebab Terjadinya Pergeseran Musik Endeng-Endeng Dari
Tapanuli Selatan Ke Rantau Prapat ........................................................... 72
I. Dampak Yang Terjadi Akibat Pergeseran Musik Endeng-Endeng............. 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 78
A. Kesimpulan ................................................................................................. 78
B. Saran ............................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 81
LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN II DOKUMENTASI FOTO


iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Mandailing merupakan salah satu bagian dari suku batak yang ada di
Sumatera Utara. Sumatera Utara merupakan salah satu Propinsi yag memiliki
beraneka macam suku bangsa.
seperti suku batak (Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, dan lain-lain),
suku Jawa, suku Melayu, suku Nias dan lain sebagainya. Dimana masing-masing
suku ini memiliki adat istiadat yang berbeda-beda pula, termasuk perbedaan
musik dan lagu, karena musik dan lagu merupakan hal yang paling menonjol
dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara.
Mandailing merupakan suatu masyarakat, hukum adat yang merupakan
suatu wadah kemasyarakatan, sebagaimana halnya dengan negara. Sebagai wadah
yang lebih besar mendiamai suatu wilayah. Wilayah Mandailing ini tidak dapat
disamakan dengan pembagian wilayah menurut pembagian wilayah yang
ditetapkan undang-undang negara, yang mengatur tentang pembagian wilayah.

Wilayah Mandailing berada di sepanjang jalan raya lintas Sumatera Utara di
daerah Tapanuli Selatan.
Masyarakat Mandailing memiliki dua jenis folklor yang cukup terkenal.
Yaitu “ende” dan “ende-ende atau endeng-endeng”. Ende adalah nyanyian
tradisional yang diiringi dengan musik. Sedangkan ende-ende atau endeng-endeng
adalah kesusasteraan lama berbentuk “puisi” yang dilantunkan secara lisan juga di

iringi dengan musik, dimana keduanya merupakan warisan budaya leluhur
mereka.
Musik endeng-endeng merupakan musik tradisi yang mana pada umumnya
memiliki ciri khas tersendiri baik dari segi musikalitas, instrumen dan juga
pelaksanaannya. Dalam penyajian musik endeng-endeng di Tapanuli Selatan
menggunakan Instrumen Gordang Sembilan dan lainnya terdiri dari: sarune,
gordang sambilan, ogung dada boru dan ogung jantan, momongan/gong panolongi
dan panduai, pamolusi, gong doal, dan talisasayak. Musik endeng-endeng
merupakan musik persembahan, dan juga merupakan musik hiburan pada setiap
upacara adat baik itu perkawinan, lahirnya seorang bayi, kematian masyarakat
Mandailing yang ada di Tapanuli Selatan.
Seiring perkembangan zaman musik mengalami pergeseran dari suatu
tempat ketempat yang lain. Pergeseran musik ini juga terjadi pada musik endengendeng yang berasal dari Tapanuli Selatan hingga sampai ke Rantau Prapat. Pada
mulanya musik endeng-endeng ini berasal dari Tapanuli Selatan, tetapi beberapa
orang dari Tapanuli Selatan merantau dan menetap di Rantau prapat, menikah
serta memiliki keturunan. Perantauan tersebut terjadi sebabkan oleh faktor
ekonomi.
Penduduk Rantau Prapat kebanyakan merupakan orang-orang pendatang
baik itu dari Tapanuli Selatan (Mandailing), Tapanuli Utara (batak Toba), dan dari
Asahan (Melayu), dapat dikatakan penduduk aslinya tidak ada, tetapi yang paling
banyak penduduk yang

merantau adalah suku batak yang di dominani oleh

masyarakat Mandailing, sehingga masyarakat Rantau Prapat lebih dikenal dengan

suku batak Mandailing dan menjadikan musik endeng-endeng itu menjadi salah
satu musik Tradisi suku batak yang ada di Rantau Prapat, meskipun hingga saat
ini keberadaan musik endeng-endeng itu masih menjadi pro dan kontra terutama
di Rantau Prapat.
Di Rantau Prapat penyajian musik endeng-endeng menggunakan
Instrumen gendang kampung, organ, dan juga tablah. Musik endeng-endeng di
Rantau Prapat juga di gunakan untuk musik hiburan pada setiap upacara adat baik
itu perkawinan, lahirnya seorang bayi, dan khitanan pada masyarakat Mandailing
yang ada di Rantau Prapat.
Musik endeng-endeng merupakan musik tradisional Tapanuli Selatan dan
Rantau Prapat yang sederhana yang memiliki alunan melodi yang khas dan enak
untuk didengar. Alat musik yang digunakan musik endeng-endeng yang
digunakan di Tapanuli Selatan yaitu Gordang Sembilan dan lainnya terdiri dari:
sarune, gordang sambilan, ogung dada boru dan ogung jantan, momongan/gong
panolongi dan panduai, pamolusi, gong doal, dan talisasayak. Kemudian alat
musik yang digunakan musik endeng-endeng di Rantau Prapat yaitu gendang
kampung, organ, dan juga tablah. Perbedaan alat musik ini terlihat dari
penggunaan gordang sambilan yang merupakan alat musik asli Mandailing
tapanuli selatan.
Pergeseran musik endeng-endeng ini terjadi disebabkan fakto perpindahan
orang-orang dari Tapanuli Selatan ke rantau prapat yang menikah dan menetap
dirantau prapat, sehingga budaya yang mereka punya menjadi bagian dari budaya
di Rantau Prapat. Faktor-faktor itu merupakan faktor tersier bagi orang-orang

yang pindah ke rantau prapat, dikarenakan ekonomi masyarakat di Rantau Prapat
pada masa itu lebih baik dari tempat mereka sebelumnya.
Akibat pergeseran musik endeng-endeng dari Tapanuli Selatan ke Rantau
Prapat menyebabkan budaya ini tidak lagi menjadi budaya satu-satunya milik
masyarakat Tapanuli Selatan, namun juga menjadi bagian dari budaya masyarakat
Rantau Prapat. Hanya saja kepemilikikan budaya dan ciri khas asli dari musik
endeng-endeng tersebut utuh milik masyarakat Tapanuli Selatan.
Musik endeng-endeng yang ada di Tapanuli Selatan dan di Rantau Prapat
dapat bertahan hingga saat ini di sebabkan nilai-nilai yang terkandung dalam
musik endeng-endeng tersebut, baik dari segi nilai keindahannya, nilai moral dan
lain-lain. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana,
Pergeseran Bentuk Penyajian Musik Endeng-endeng Dari Tapanuli Selatan
Ke Rantau Prapat Dalam Budaya Mandailing.

B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah untuk lebih mengarahkan
penelitian serta masalah yang dihadapi maka umunya penelitian menggunakan
identifikasi masalah, agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan
tidak terlalu luas. Identifikasi masalah tersebut sesuai dengan pendapat: Hadeli
(2006:23) yang mengatakan bahwa: ”Identifikasi masalah adalah suatu situasi
yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaankebiasaan, keadaan-keadaan, dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan”.

Dari uraian di atas maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasi
menjadi beberapa bagian diantaranya:
1. Bagaimana bentuk penyajian musik endeng-endeng sebelum mengalami
pergeseran dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat?
2. Bagaimana bentuk penyajian musik endeng-endeng setelah mengalami
pergeseran dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat?
3. Alat musik apa saja yang digunakan pada musik endeng-endeng yang ada
di Tapanuli Selatan dan Rantau Prapat?
4. Faktor penyebab terjadinya pergeseran musik endeng-endeng dari
Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat?
5. Bagaimana dampak yang terjadi akibat pergeseran musik endeng-endeng
tersebut?

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah
yang akan diteliti. Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah maka penulis
perlu mengadakan pembatasan masalah untuk mempersingkat cakupan,
keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulisan, maka peniliti mengadakan
pembatasan masalah untuk mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi
dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat
Sugiono (2008:286) mengatakan bahwa: “Pembatasan dalam penelitian kualitatif
lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan
tenaga, dana, dan waktu”.

1. Bagaimana bentuk penyajian musik endeng-endeng sebelum mengalami
pergeseran dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat?
2. Bagaimana bentuk penyajian musik endeng-endeng setelah mengalami
pergeseran dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat?
3. Faktor penyebab terjadinya pergeseran musik endeng-endeng dari
Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat?
4. Bagaimana dampak yang terjadi akibat pergeseran musik endeng-endeng
tersebut?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan. Hal ini sependapat dengan Maryaeni (2005:14)
mengatakan bahwa: “Rumusan masalah merupakan upaya untuk menentukan
jawaban atas pertanyaan sebagaimana telah terpapar pada rumusan masalahnya.
Rumusan masalah adalah juga suatu jabaran atas fokus penelitian karena dalam
prakteknya proses penelitian berfokus pula pada butir masalah yang telah
dirumuskan”.
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi
masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimana Pergeseran Bentuk Penyajian Musik EndengEndeng Dari Tapanuli Selatan Ke Rantau Prapat Dalam Budaya Mandailing.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Berhasil
tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai atau tidaknya tujuan
penelitian. Menurut pendapat Syahrum (2011:95) menyatakan bahwa: “Tujuan
penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui dan didapatkan dari pertanyaan
penelitian yang harus dijawab oleh peneliti itu sendiri”. Maka tujuan yang
diinginkan dalam sebuah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik endeng-endeng sebelum
mengalami pergeseran dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat.
2. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik endeng-endeng setelah
mengalami pergeseran dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat.
3. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pergeseran musik endengendeng dari Tapanuli Selatan ke Rantau Prapat.
4. Unutk mengetahui dampak yang terjadi akibat pergeseran musik endengendeng tersebut

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah kegunaan dari hasil penelitian yang dilakukan
dan juga merupakan sumber informasi dalam mengembangkan penelitian
selanjutnya. setiap penelitian pastilah hasilnya akan bermanfaat, segala sesuatu
yang dapat digunakan baik oleh peneliti itu sendiri maupun lembaga dan instansi
tertentu ataupun orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Hariwijaya (2008:50)

menyatakan bahwa: “Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil
penelitian tersebut, manfaat penelitian mencakup dua hal yaitu: kegunaan dalam
pengembangan ilmu atau manfaat dibidang praktik”.
Maka manfaat penelitian yang akan diharapkan peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pergeseran bentuk penyajian musik endengendeng dari Tapanuli Selatan ke rantau prapat dalam budaya Mandailing.
2. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis dalam
menuangkan gagasan maupun ide kedalam suatu karya tulis.
3. Sebagai bahan informasi tertulis bagi pembaca.
4. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi
masyarakat atau lembaga dibidang musik.
5. Sebagai bahan acuan, referensi atau perbandingan bagi peneliti berikutnya
yang berniat melakukan penelitian.
6. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Musik endeng-endeng

ini merupakan musik etnik yang dimiliki oleh

masyarakat mandailing di Tapanuli Selatan, dan keberadaanya di Rantau
Prapat kira-kira tahun 1980-an
2. Musik endeng-endeng musik yang ada di Tapanuli Selatan dikatakan
musik gondang/pesta gondang
3. Penyajian musik endeng-endeng yang ada di Tapanuli Selatan ini hanyalah
sekedar musik hiburan dimana musik endeng-endeng ini hanya selingan
antara tor-tor yang pertama dengan tor-tor yang ke dua, seperti tor-tor
suhut laki-laki dengan tor-tor suhut perempuan.
4. Penyajian musik endeng-endeng yang ada di Rantau Prapat merupakan
musik persembahan dalam bentuk tarian kepada mempelai dan keluarga,
dan juga sebagai hiburan bagi sanak saudara yang telah hadir pada saat itu.
5. Bentuk musik endeng-endeng yang ada di Tapanuli Selatan menggunakan
instrumen gendang I, gendang II, gong I, gong II, Suling, dan vokal.
Setelah bergeser musik endeng-endeng yang ada di rantau prapat
menggunakan instrumen gendang, tamborin, organ, vokal.

6. Faktor yang mempengaruhi pergeseran bentuk penyajian musik endengendeng dan bentuk musik endeng-endeng ini dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, dan sosial budaya (pernikahan dan perantauan)
7. Dampak dari pergeseran ini bagi masyarakat Tapanuli Selatan memiliki
dampak positif karena budaya mereka di angkat oleh daerah lain
8. Dampak dari pergeseran ini bagi masyarakat Rantau Prapat memiliki
dampak positif dan negatif, dampak positifnya musik endeng-endeng
dapat dijadikan tradisi yang begitu berkembang bukan hanya di Rantau
Prapat melainkan di luar Rantau Prapat dan dampak negatifnya
masyarakat Rantau Prapat menyalahgunakan musik endeng-endeng
dengan menortor dengan yang bukan muhrimnya.

a.

SARAN
Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran dan

masukan antara lain.
1. Musik endeng-endeng yang ada di Tapanuli Selatan hendaknya di jadikan
menjadi musik yang khusus untuk mengiringi suatu acara dan bukan
sebagai musik pelengkap saja.
2. Hendaknya musik endeng-endeng di Tapanuli Selatan lebih di
kembangkan lagi dan musik endeng-endeng dijadikan sebuah group.
3. Hendaknya penggunaan alat musik endeng-endeng di tapanuli selatan di
tetapkan berapa jumlah dan alat musik apapun yang di gunakan juga harus
ditetapkan.

4. Pelaksanaan upacara endeng-endeng di Rantau Prapat seharusnya
dilaksanakan di luar rumah atau di luar ruangan, agar tamu yang datang
lebih leluasa untuk menyaksikan upacara endeng-endeng tersebut.
5. Penggunaan alat musik endeng-endeng di Rantau Prapat tetaplah dijaga
dan dipertahankan hingga ke penerusnya kelak.
6. Pelaksaan upacara endeng-endeng di Rantau Prapat hendaknya di pisah
antara kelompok laki-laki dengan perempuan agar pandangan orang lain
tentang endeng-endeng ini tidak buruk dan hubungan antara sanak saudara
dapat terjaga dengan baik.
7. Hendaknya

dengan

adanya

pergeseran

ini

tidak

mempengaruhi

kekerabatan antara masyarakat yang ada di Tapanuli Selatan dengan yang
ada di rantau Prapat, dan hubungan silaturrahim terjaga dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arrasjid, Chainur. 1980. Hukum Dalam Pergeseran Nilai-Nilai Budaya. Medan:
Fakultas Hukum Usu
Bungin, 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Media Group
Dharsono, 2007. Estetika. Bandung: Rekayasa Sains
Djelantik, A.A.M. 1990. Pengantar Pasar Estetika. Denpasar: Stsi Denpasar
, A.A.M. 2000. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.
Fathoni, Abdurahmat. 2006. Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: Pt. Asdi Mahasatya.
Hadeli, 2006. Metode Penelitian Kependidikan, Padang: Quantum Teaching
Hariwijaya, 2008. Metode Dan Tehnik Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Elematera
Publishing.
Hidayat, 2014. Teori Kebudayaan. Medan: Unimed
Hidayat, Aziz Alimut, 2007. Metode Penelitian Dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
H, Muchtar. 2010. Bimbingan Skripsi, Tesisi Da Artikel Ilmiah. Jambi: Gaung
Parsada Press.
Ikbar, Yanuar. 2013, Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung: Pt. Refika
Aditama
Jamulus, 1981. Musik. Jakarta: C.V. Titik Terang
Kamien, 2004. Musik. An Appreciation Usa: Mc Crow Hill, Inc
Maryaeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Pustaka.
Nasution, Pandapotan. 2005. Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman.
Sumatera Utara: Forkala

Pasaribu. Ben M. 2004, Pluralitas Musik Etnik Batak Toba, Mandailing, Melayu,
Pakpak-Dairi, Angkola, Karo, Simalungung. Medan: Pusat Dokumentasi
Dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas Hkbo Nomensen.
Peter, Nickhol. 2005. Panduan Praktis Membaca Notasi Musik. Jakarta: Pt
Gramedia Pustaka Umum.
Rozikin, M Zainur. 2007. Moral Pendidikan Di Era Global Pergeseran Pola
Interaksi Guru-Murid Di Era Global. Malang: Averroes Press.
Salim Dan Syahrum, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Citapustaka Media.
Silitonga, Pita Hotma Dameria, 2014. Teori Musik. Medan: Unimed Prees
Sudarsono ,Dkk, 2007. Estetika Pedalangan. Surakarta: Isi Surakarta
Soeharto, 2001. Musik Dalam Mencerdaskan Anak. Jakarta: Cakrawala
Sugiono, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabetha
Supranto, 2004. Metodologi Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing
House.
Syahrum Dan Salim, 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Citapustaka Media.
Wirartha, I Made. 2005. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, Dan
Tesis. Yokyakarta: C.V Andi Offset.
http://arulteam.blogspot.com/2012/03/pengertian-kajian-pustaka.html
http://cycyh-encyh.blogspot.com/2012/04/pergeseran-budaya.html