MAKNA SIMBOLIK UPACARA ADAT MANGULOSI (PEMBERIAN ULOS) DPADA SIKLUS KEHIDUPAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR.

MAKNA SIMBOLIK UPACARA ADAT MANGULOSI
PADA SIKLUS KEHIDUPAN MASYARAKAT BATAK
TOBA DI KECAMATAN PANGURURAN
KABUPATEN SAMOSIR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MARIA DEBORA MANALU
NIM. 3103321031

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK

Maria Debora Manalu. NIM 3103321031. MAKNA SIMBOLIK UPACARA ADAT

MANGULOSI
(PEMBERIAN
ULOS)
PADA
SIKLUS
KEHIDUPAN
MASYARAKAT BATAK
TOBA DI KECAMATAN PANGURURAN
KABUPATEN SAMSIR. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai makna simbolik upacara adat
mangulosi (pemberian ulos) pada siklus kehidupan masyarakat Batak Toba khususnya di
kecamatan Pangururan, kemudian mengetahui proses dan tahap-tahap pembererian ulos
pada setiap upacara adat. Pada masyarakat Batak Toba mangulosi merupakan suatu
tardisi yang sakral yang sampai pada saat ini masih dilasakan oleh masyarakat Batak
Toba. Ulos menjadi lambang yang merupakan jati di masyarakat Batak Toba. Oleh sebab
itu dalam siklus kehidupan masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari ulos, sehingga
setiap upacara penting pada siklus kehidupan masyarakat Batak Toba selalu
menggunakan ulos.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

kualitatif dan deskrtiptif. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan study pustaka
dan observasi langsung kedaerah Pangururan yang merupakan objek penelitian.
Selanjutnya pemotretan kepada seluruh objek yang merupakan data faktual dalam
penelitian ini. Kemudian melakukan wawancara dengan pihak pemerintah daerh dan
penatua-penatua adat atau yang dianggap paham dalam paradatan, tokoh masyarakat,
pihak-pihak yang berkecimpung dalam pembuatan Ulos Batak.
Dari hasil wawancara yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa demikianlah
kenyataannya bahwa pada masyarakat Batak Toba didaerah kecamatan pangururan
dahulu telah mengenal istilah mangulosi dan budaya itu dilestarikan oleh masyarakan
Batak Toba yang ada dikecamatan Pangururan sebagai suatu identitas diri seorang yang
bersuku Batak. Oleh karena itu mangulosi yang dianggap sakral oleh masyrakat selalu
dijaga kelestariannya agar tidak punah dan menjadi jalan penyampaian doa kepada
Mulajadi Na Bolon. Mangulosi juga merupakan satu tradisi yang sudah mendarah daging
dalam hidup kebatakan suku Batak Toba. Mencopot kebudayaan ini dari hidup mereka,
berarti mencopot salah satu identitas kesukuan mereka sendiri.
Kata kunci : Mangulosi, Tradisi Masyarakat Batak Toba.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik, dalam memenuhi persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan. Dengan skripsi berjudul “Makna Simbolik Upacara Adat
Mangulosi Pada Siklus Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Pangururan
Kabupaten Samosir”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya atau
mungkin masih jauh dari harapan baik dalam teknik penulisan, dari segi bahasa, dalam materi,
bentuk penyajian mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari peneliti sendiri,
akan tetapi berkat dan bantuan dan dukungan yang diterima, penulis semakin termotivasi. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Yang tercinta dan yang paling saya sayangi
kedua orang tua saya Ayahanda H.X Manalu dan Ibunda R. Br. Tobing, yang selalu memberikan
kepercayaan dan dukungan moril maupun materil serta doa-doanya. Saya sangat mengucapkan
banyak terimakasih kepada Ibunda tercinta, yang selalu sabar dan tetap semangat sehinga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan dalam lindunganNya.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati serta penuh penghargaan penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. DR Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan dan
seluruh stafnya.

2. Dr. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas, serta Pembantu Dekan I, Dra Nurmala Berutu,

M.Pd serta semua staf di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan untuk
kemudahan yang telah diberikan selama proses penyusunan berkas.
3. Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas
Negeri Medan yang sangat baik yang selalu memberikan bimbingan dan arahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
4. Dra. Hafnita SD Lubis, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan, yang memberikan arahan dan kemudahan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
5. Dr. Hidayat, M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak membantu, dengan
penuh kesabaran telah membimbing, memberi saran, dan masukan dari proses awal
hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Dra. Lukianingsih, M.Hum selaku Dosen Pembanding Bebas yang sudah banyak juga
memberikan masukan dan arahan bagi penulis. Kritik dan saran yang Ibu berikan
sangat bermanfaat bagi penulis dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.
7. Pristi Suhendro, S. Hum, M.Si selaku Dosen Pembanding Bebas yang telah banyak
membantu selama perkuliahan dan memberi masukan demi terselesaikannya skripsi
ini.
8. Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Ahli Pembanding Utama yang telah banyak
membantu selama perkuliahan dan memberi dorongan, kritikan, saran dan masukan,
serta memberikan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


Seluruh Dosen-dosen dan Staf administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah, terima
kasih yang sebesar-besarnya atas jasa dan ilmu, bimbingan serta arahan yang
diberikan selama mengenyam pendidikan
di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.
9. Jimmy Carolus Manalu dan Jefry Mateus Manalu yang selalu memberi semangat dan
dukungan penuh baik dalam hal materil serta doanya.
10. Adek saya tersayang Julita F. Manalu, yang selalu memberi semangat dan dukungan
selama penyelesaian skripsi ini.
11. Teman teman

Ekstensi Sejarah stambuk 2010 yang selalu kita singkat dengan

“ESJA” : Hartini, Hasnaini Rosanda, Rita Haryani, Fahrunnisya, S.Pd, Maria Debora,
Berkat Gea, Nelita Nababan, S.Pd, Astusti, Valentina Sembiring, Nurul Amalia, S.Pd,
Adam Zaki, Mawardi Syahputra, S.Pd, Jonathan, Marihot Sianturi, Jenri limbong,
Sherli Vani, Yosi Eka Mardiana Siahaan, S.Pd, Tre boy Nababan, Chandra Hutabarat,
Aryani lubis, Asima, Deva, Devi, Saulina, Putri, Rades Lasta Simbolon, Ahrasani
Purba, Novia Maslina, Sahatma Sinaga, Deli Novia Manurung, Novi, Evi Berutu,
Rizki Niara, Emi Alvionita, Ester Aritonang, Rainhard Situmeang, Ari Purba, dan

Fahrurrozi. Terimakasih kepada kalian karena telah memberikan warna selama
hampir 4 tahun ini. Good luck for us.
12. Teman-teman satu PS yang selalu setia menemani bersama menunggu, menanti tiada
pernah bosan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
13. Keluargaa besar Manalu dan Tobing yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis
dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

14. P. Deo Gratias Manalu.OFM.Cap selaku bapakatua dan seluruh pastor yang
berkomunitas di paroki pangururan yang telah menerima dan memberikan penulis
tempat tinggal selama melakukan penelitian di kecamatan Pangururan, atas kebaikan
dan arahan serta motivasi-motivasi sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan.
15. P. Ivan Sialagan. OFM. Cap yang setia menemani dan mengantar saya ke instansiinsatansi yang saya tuju selama melakukan penelitian. Semoga Tuhan senantiasa
memberkati beliau.
16. P. Herman Nainggolan/ Dr. Togar Nainggolan informan/narasumber yang telah
membantu penulis, memberikan setiap informasi yang ditanyakan oleh penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
17. P. Benny Manurung. OFM.Cap yang menjadi teman dan sahabat yang selalu
mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih segala masukan dan
waktu yang diberikan untuk mendengarkan keluh kesah saya dalam penulisan skripsi
ini. Semoga senantiasa Tuhan membarkatimu dan menguatkan panggilanmu.

18. P. Nicholas Sitanggang. OFM.Cap ucapan terimakasih juga saya haturkan buat beliau
atas kebaikan dan kerelaan hati membantu saya dalam mencari buku-buku sebagai
bahan refrensi.
19. P. Nikolaus Manurung yang sudah sebagai abang selalu memotivasi dan mendokan
saya dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untukmu dan semoga ditempat
tugas yang baru juga akan selalu semangat.
20. Fr. Veuster Tamba, OFM Cap, Fr. Agustinus Naibaho, OFM Cap, Fr. Irianto Pardosi,
OFM Cap, Fr. Norriz Purba OFM Cap, Fr. Poly Purba OFM Cap, Fr. Jhon Donald

OFM Cap Simamora yang telah membantu penulis dalam mencari literature yang
mendukung untuk penulisan skripsi ini.
21. D.S. Silalahi yang bersedia menjadi informan. Terimakasih telah meluangkan waktu
untuk diwawancarai seputar tema skripsi saya.
22. Bapak Camat Pangururan yang bersedia menerima saya untuk melakukan penelitian
di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.
23. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan positif demi
perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata,
penulis mengucapkan banyak terima kasih.


Medan,

Juli 2014

Penulis

Maria Debora Manalu
NIM.3103321031

DAFTAR ISI
ABSTRAK

………………………………………………………… ….. i

KATA PENGANTAR

…………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI


…………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

............................................................................................... 1

2. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 2
3. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 3
4. Perumusan Masalah ............................................................................................... 3
5. Tujuan Penelitian

................................................................................................4

6. Manfaat Penelitian

................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Upacara Adat Mangulosi .................................................................................... 5
2. Tradisi Mangulosi

.................................................................................... 7

3. Siklus Hidup

................................................................................... 10

4. Makna Simbolik

................................................................................... 12

a. Pengertian Simbol

................................................................................... 12

b. Makna Simbolik Mangulosi ......................................................................... 16
1. Mangulosi Tondi


....................................................................... 16

2. Mangulosi Anak Lahir

....................................................................... 16

3. Mangulosi Perkawinan

....................................................................... 17

4. Mangulosi Meninggal

....................................................................... 17

Kerangaka Berpikir

....................................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian

............................................................................................... 20

B. Lokasi Penelitian

............................................................................................... 20

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 21
1. Interview

............................................................................................... 21

2. Studi Kepustakaan ............................................................................................. 21
D. Sumber Data

.............................................................................................. 22

1. Data Primer

.............................................................................................. 22

2. Data Sekunder

.............................................................................................. 22

E. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 23
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Kedaan Geografis Kecamatan Pangururan

.................................. 24

b. Iklim ...................................................................................................... 25
c. Keadaan Penduduk Kecamatan Pangururan
1. Jumlah Penduduk

...................................................................... 26

2. Pendidikan

...................................................................... 31

3. Kesehatan

...................................................................... 32

4. Mata Pencaharian

...................................................................... 33

B. Hasil Pembahasan
1. Sejarah dan Tradisi Mangulosi

.......................................................... 34

2. Tahapan Upacara Adat Mangulosi ........................................................ 37
2.1.Mangulosi Tondi

.......................................................... 37

2.2.Mangulosi Anak Lahir

.......................................................... 38

2.3. Mangulosi Perkawinan

.......................................................... 40

2.4. Mangulosi Meninggal

.......................................................... 42

2.4.1. Upacara di jabu

......................................................... 42

2.4.2. Upacara di halaman

......................................................... 47

3. Makna Simbolik Mangulosi Pada Siklus Kehidupan ............................ 50
3.1. Mangulosi Tondi

.......................................................... 51

3.2. Mangulosi Anak Lahir

.......................................................... 55

3.3.Mangulosi Perkawinan

.......................................................... 57

3.4. Mangulosi Meninggal

.......................................................... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN

.......................................................... 66

BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dipaparkan di atasa penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Simbol merupakan mediator kepada sesuatu yang lain dan melibatkan keseluruhan manusia
dalam totalitasnya. Selain bermakna human dan sosial, simbol bermakna religius yang
menunjukkan pada realitas transenden. Masyarakat Batak Toba merupakan masyarakat yang
sangat dekat dengan simbol-simbol. Simbol selalu muncul dalam setiap upacara yang
mereka langsungkan, salah satu simbol yang tampak menonjol iala ulos. Ulos adalah simbol
yang menyimpan nilai-nilai human dan sosial serta menghadirkan realitas Kudus, Mulajadi
Na Bolon seturut konsep religius dan tradisi kultural yang mereka terima.
2. Dalam upacara adat mangulosi disertai juga beberapa tahapan dalam penyampaian ulos itu
sendiri. Hal ini dimaksudkan adalah agar semua aturan adat dapat ditaati sesuai tahapan
yang berlaku pada setiap daerah masing.masing. Karena proses pemberian ulos tidak sama
pada setiap daerah. Untuk agar semua acara berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun
diminta kepada penatua adat atau parhata adat untuk menjadi pembicara dalam pesta adat
tersebut.
3.

Sejarah mangulosi yang merupakan menjadi sebuah tradisi dalam masyarakat Batak Toba
menyimpan suatu makna simbolik yang mendalam. Lewat tradisi mangulosi ditampakkan
bagaimana masyarakat Batak Toba secara bersama menghidupi dunia humanitasnya.
Upacara mangulosi merupakan tradisi yang sangat esensial bagi kehidupan masyarakat
Batak Toba. Oleh karena itu ulos senantiasa muncul pada empat siklus penting hidup

manusia, yaitu ketika dalam kandungan,di lahirkan, menikah dan meningal. Pada saat
seorang ibu mengandung anak pertamanya maka ia akan diberikan ulos tondi, yang
bermakna untuk memperkuat tondinya (jiwa). Tondi yang dimaksud dalam hal ini ialah
tondi sang ibu dan tondi anak yang sedang dalam kandungannya. Anak yang akan lahir
nantinya diharapkan sehat walafiat dan tidak bercacat. Anak yang baru dilahirkan akan
dipermandikan dengan air, upacara ini disebut martutaek. Pada saat ini anak akan
dibaringkan diatas ulos ragidup, ia masuk kepada kehidupan duniawi dan totalitas kosmos di
jaga raya yang dilambangkan oleh ulos ragidup tempat ia dibaringkan, dan kemudian
diberikan nama oleh kedua orang tuanya atau yang disebut

bintang maratur. Dengan

harapan agar namanya ini kelak akan membawa keluhuran, kemuliaan dan menjadi bintang
dalam keluarganya. Hidupnya kelak diibaratkan sperti bintang-bintang cemerlang dalam
menggapai kesuksesan ditengah masyarakat dalam hal ini tampak salah satu mentalitas
hidup masyarakat Batak Toba.
Salah satu yang sangat penting dalam hidup seseorang masyrakat Batak Toba adalah
perkawinan, dimana yang diaharapkan dari perkawinan ini ialah berketurunan, jika tidak
marganya akan punah dengan sendirinya karena konsekunsi dari sitem perkawina
patrilineal. Dalam upacara adat perkawinan maka kedua pengantin akan diulosi yang
bermkna mempersatukan keduan pengantin secara intim dan mendalam.
Kehidupan seorang manusia di dunia berakhir dengan kematian, masyarakat Batak Toba
meyakini bahwa hanya tubuh manusia yang mengalami kematian. Tondi (jiwa) akan hidup
terus karena hakikat immortalitasnya. Dalam upacara adat kematian ulos memiliki peranan
penting, ulos yang tampak pada upacara adat kematian adalah ulos parsirangan, ulos saput,
ulos tujung, ulos sampe matua, dan ulos panggabei.

B. SARAN
1. Sejak dahulu masyarakat Batak Toba telah mengenal ulos dan telah menjadikan ritual
mangulosi menjadi sebuah tradisi yang melekat dalam budaya Batak Toba dan
merupakan suatu identitas diri bagai masyarakat Batak Toba. Maka dari itu masyarakat
hendaknya mengenal jauh lebih dalam dan dapat memaknai setiap pemberian ulos pada
hal yang positif yaitu untuk menghangatkan badan dan menunjukkan kasih sayang
melalu ulos yyang diberikan tresebut.
2. Bahwa sangat penting untuk mengetahui bagaimana tahapan dan ulos yang akan berikan
pada setiap upacara adat mangulosi¸ agar terjagalah kelestarian budaya yang sangat
dicinta terlebih dalam hal ini adalah budaya Batak Toba. Dan sangat penting membuat
suatu buku yang berisikan tentang tatacara serta makna yang terkandung pada setiap
pemberin ulos itu sendiri, yang pada dasarnya sanngat dianggap sakral oleh masyarakat
Batak Toba, sehingga penggunaan ulos tidak dilakukan oleh sembarang orang dan tidak
diberiakn dengan cara yang sembarang pula.

DAFTAR PUSTAKA
Sinaga. Ricahrd. dkk. 2000. Adat Budaya Batak Toba dan Kekristenan. Jakarta.
Dian Utama
Vergowen. J. C. 1986. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Jakarta.
Pustaka Azert
Aritonang. Jan. S. 2006. Beberapa Pemikiran Mengenai Teologi Dalihan Na
Tolu. Jakarta. Balai Pustaka.
Marbun. M.A. dan Hutapea. I. M. T. 1987. Kamaus Budaya Batak Toba. Jakarta.
Balai Pustaka
Sinaga. B. A. 1797. Martutut Aek Sebagai Permandian Orang Batak. Jakarta.
Kanisius.
Sianaga. Ricahard. 1998. Perkawinan Adat dalihan Na Tolu. Jakarta. Dian Utama.
Siregar. M.T. 1985. Ulos Dalam Tata Cara Adat Batak. Jakarta Pusat.
Dian Utama
Situmorang. Jaulahan. 1992. Penuntun Adat Batak. Praktis. Jakarta Pusat.
Dian Utama
Sobur. Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Jakarta. Remaja Rosda Karya.
Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori & Metodologi Sejarah. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Delistone. F.W. The Power Of Symbols. Yogyakarta. Kanisius
Siahaan, N. 1964. Sedjarah Kebudayaan Batak: Suatu Studi Tentang Batak Toba,
Angkola, Mandailing, Simalungun, Pakpak Dairi, Karo. Medan: CV. Napitupulu.

Hartley. Jhon. 2004. Communication, Cultur & Studies. Yogyakarta. Jala Sutra
Simanjuntak, Batara Sangti. 1977. Sejarah Batak. Balige: Karl Sianipar Co.
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti

LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT INFORMAN
1. Nama

: Dr. Togar Nainggolan

Pekerjaan

: Imam Katolik

Usia

:

Tempat tinggal

: Pangururan

2. Nama

: D.S Silalahi

Pekerjaan

: Pengawas

Usia

: 54 tahun

Tempat tinggal

: Pangururan

3. Nama

: J.M Turnip

Pekerjaan

: Pensiunan Guru

Usia

: 68 tahun

Tempat tinggal

: Pangururan

4. Nama

: Op. Willy

Pekerjaan

: Bertani

Usia

: 67 tahun

Tempat tinggal

: Rianiate, Pangururan

5. Nama

: Bitner Sidabutar

Pekerjaan

: Sekretaris Desa

Usia

: 52 Tahun
1

Tempat tinggal
6. Nama

: Pangururan
: Ama Joko Silalahi

Pekerjaan

: Petani/ Sintua Gereja

Usia

: 56 Tahun

Tempat tinggal

: Huta Namora

7. Nama

: Op. Santi Bakkara

Pekerjaan

: 75 Tahun

Usia

: Bertani

Tempat tinggal

: Huta Ginjang, Pangururan

8. Nama

: Tonggo Silalahi

Pekerjaan

: Petani

Usia

: 65 Tahun

Tempat tinggal

: Pangururan

9. Nama

: Op. Andre Malau

Pekerjaan

: Bertani

Usia

: 87 Tahun

Tempat tinggal

: Lumban Batu, Pangururan

10. Nama

: Ama Riri Tindaon

Pekerjaan

: Pedagang

Usia

: 57 Tahun

Tempat tinggal

: Pangururan

2

LAMPIRAN
FOTO WAWANCARA
Wawancara bersama Dr. Togar Nainggolan

3

Wawancara dengan Bapak D.S Silalahi

4

LAMPIRAN
FOTO MANGULOSI
1. Mangulosi Tondi

5

Ulos Mangiring
2. Mangulosi Anak Lahir

Acara
mangulosi anak lahir

Ulos Bintang Maratur
6

3. Upacara Mangulosi Perkawinan

Ulos Pansamot
7

4. Upacara Mangulosi Meninggal

Ulos Saput

8

PETA KABUPATEN SAMOSIR KECAMATAN PANGURURAN

(Sumber: http://mbahpung.blogspot.com/2012/11/peta-sumatera-utara.html,
Diposkan oleh punk fajar di 22.55 Kamis, 29 November 2012)

9

10

11

12

13

14

15