Studi mengenai pendapat siswa kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran 2015/2016 tentang perilaku berpacaran dan implikasinya pada usulan kegiatan bimbingan klasikal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
STUDI MENGENAI PENDAPAT SISWA KELAS XI SMA PGRI
SWASTIKA LEWOLEBA TAHUN AJARAN 2015/2016 TENTANG
PERILAKU BERPACARAN DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN
KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL
Wilibrorda Noe Ndemu
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa-siswi kelas XI
SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran 2015/2016 tentang perilaku
berpacaran yang baik/pantas/wajar dan perilaku berpacaran yang tidak
baik/pantas/wajar dan implikasinya terhadap usulan kegiatan bimbingan klasikal.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA PGRI Swastika
Lewoleba tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 170 orang. Semua siswa

dijadikan subjek penelitian, sehingga penelitian ini termasuk penelitian populasi.
Instrumen penelitian berupa kuesioner perilaku berpacaran yang baik/pantas/wajar
dan perilaku berpacaran yang tidak baik/pantas/wajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku berpacaran yang dianggap
baik oleh siswa, antara lain 1) Membiarkan pacar berkunjung sampai larut malam,
2) Sebelum berpergian bersama pacar selalu minta izin orang tua, 3) Dalam
berpacaran saya mampu mengelola gairah seksual dengan baik, 4) Berpacaran
pada waktu luang, 5) Waktu berpacaran rata-rata 2 jam, 6) Belajar dan
mengerjakan PR bersama dengan pacar, 7) Menolak ajakan untuk mencium leher
pacar, 8) Berbicara sopan sesuai dengan norma yang berlaku sewaktu berpacaran,
(9). Bergandengan tangan saat berjalan bersama pacar, 10) Mencium kening pacar
untuk membuktikan rasa cinta. Dan perilaku berpacaran yang dianggap tidak baik
oleh siswa, antara lain 1) Berpacaran di taman pada saat taman lagi sunyi, 2)
Petting (menempelkan alat kelamin sewaktu masih berpakaian lengkap), 3)
Melakukan hubungan seksual, 4) Mencium bibir pacar, 5) Mengajak kencan saat
pacar mengerjakan tugas.
Peneliti mengusulkan kegiatan bimbingan klasikal yang sesuai untuk
memperluas wawasan siswa mengenai perilaku berpacaran dengan menyajikan
satu Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal.


vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
STUDY OF OPINION OF CLASS XI SMA PGRI SWASTIKA
LEWOLEBA ACADEMIC YEAR 2015/2016 ABOUT DATING
BEHAVIOUR AND ITS IMPLICATION ON PROPOSED CLASSICAL
ACTIVITIES
Wilibrorda Noe Ndemu
Sanata Dharma University
2015
This study aims to find out the opinion of students of class XI SMA PGRI
Swastika Lewoleba academic year 2015/2016 on dating behavior which are good /
reasonable / fair and dating behaviors which are not good / not reasonable / not

fair and its implications for the proposed initiative classical guidance.
The study population was all students of class XI SMA PGRI Swastika
Lewoleba academic year 2015/2016, amounting to 170 people. All students were
made to be research subject, so this study are included in population studies. The
research instrument was questionnaires on dating behavior which are good /
reasonable / fair and dating behaviors which are not good / not appropriate / not
reasonable.
The results showed that the behavior of a relationship considered to be
good by students, among others, 1) Let the boyfriend/girlfriend visited until late at
night, 2) Before traveled together boyfriend/girlfriend always ask for parental
consent, 3) Able to manage sexual desire with appropriately, 4) Dating at leisure
time, 5) Dating time is an average of 2 hours, 6) Learning and do homework
together with boyfriend/girlfriend, 7) Rejecting an invitation to kiss
boyfriend’s/girlfriend's neck, 8) Speak politely in accordance with the norms
when dating, (9). Holding hands while walking with a boyfriend/girlfriend, 10)
Kissing boyfriend’s/girlfriend’s forehead to show love. And conduct of
relationship that is considered not appropriate by the students, among others, 1)
Dating in the park when the park is deserted, 2) Petting (sticking genitals while
fully clothed), 3) Sexual intercourse, 4) Kissing boyfriend’s/girlfriend’s lips, 5)
asking for a date when boyfriend’s/girlfriend’s working on assignment.

Researchers propose appropriate classical guidance activities to expand
students' horizons about dating behavior by presenting a classical guidance service
implementation plan.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

STUDI MENGENAI PENDAPAT SISWA KELAS XI SMA PGRI SWASTIKA
LEWOLEBA TAHUN AJARAN 2015/2016 TENTANG PERILAKU BERPACARAN
DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:
Wilibrorda Noe Ndemu
101114080

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


STUDI MENGENAI PENDAPAT SISWA KELAS XI SMA PGRI SWASTIKA
LEWOLEBA TAHUN AJARAN 2015/2016 TENTANG PERILAKU BERPACARAN
DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:
Wilibrorda Noe Ndemu
101114080

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Yakin dan percaya selalu ada jalan menuju kebahagiaan
dan kesuksesan.”
“If you can, said Yesus. Everything in possible for him who
belienes. “
-mark 9:23-

Karya ini Kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, Saverinus Ndemu dan Maria Fatima
Liliweri untuk kasih sayang tulus yang telah kalian curahkan.
Sedikit persembahanku ini menjadi salah satu tanda baktiku

pada kalian
Adikku, Mario Yopi Ndemu, dan Margaretha Ina. W. Ndemu
Sahabat-sahabatku
Almamaterku tercinta, Universitas Sanata Dharma

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.


Yogyakarta, 12 Agustus 2015

Wilibrorda Noe Ndemu

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Wilibrorda Noe Ndemu
NIM


: 101114080

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Studi Mengenai Pendapat Siswa Kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba
Tahun Ajaran 2015/2016 Tentang Perilaku Berpacaran dan Implikasinya
terhadap Usulan Kegiatan Bimbingan Klasikal
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 12 Agustus 2015

Wilibrorda Noe Ndemu

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
STUDI MENGENAI PENDAPAT SISWA KELAS XI SMA PGRI
SWASTIKA LEWOLEBA TAHUN AJARAN 2015/2016 TENTANG
PERILAKU BERPACARAN DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN
KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL
Wilibrorda Noe Ndemu
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa-siswi kelas XI
SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran 2015/2016 tentang perilaku
berpacaran yang baik/pantas/wajar dan perilaku berpacaran yang tidak
baik/pantas/wajar dan implikasinya terhadap usulan kegiatan bimbingan klasikal.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA PGRI Swastika
Lewoleba tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 170 orang. Semua siswa
dijadikan subjek penelitian, sehingga penelitian ini termasuk penelitian populasi.
Instrumen penelitian berupa kuesioner perilaku berpacaran yang baik/pantas/wajar
dan perilaku berpacaran yang tidak baik/pantas/wajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku berpacaran yang dianggap
baik oleh siswa, antara lain 1) Membiarkan pacar berkunjung sampai larut malam,
2) Sebelum berpergian bersama pacar selalu minta izin orang tua, 3) Dalam
berpacaran saya mampu mengelola gairah seksual dengan baik, 4) Berpacaran
pada waktu luang, 5) Waktu berpacaran rata-rata 2 jam, 6) Belajar dan
mengerjakan PR bersama dengan pacar, 7) Menolak ajakan untuk mencium leher
pacar, 8) Berbicara sopan sesuai dengan norma yang berlaku sewaktu berpacaran,
(9). Bergandengan tangan saat berjalan bersama pacar, 10) Mencium kening pacar
untuk membuktikan rasa cinta. Dan perilaku berpacaran yang dianggap tidak baik
oleh siswa, antara lain 1) Berpacaran di taman pada saat taman lagi sunyi, 2)
Petting (menempelkan alat kelamin sewaktu masih berpakaian lengkap), 3)
Melakukan hubungan seksual, 4) Mencium bibir pacar, 5) Mengajak kencan saat
pacar mengerjakan tugas.
Peneliti mengusulkan kegiatan bimbingan klasikal yang sesuai untuk
memperluas wawasan siswa mengenai perilaku berpacaran dengan menyajikan
satu Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
STUDY OF OPINION OF CLASS XI SMA PGRI SWASTIKA
LEWOLEBA ACADEMIC YEAR 2015/2016 ABOUT DATING
BEHAVIOUR AND ITS IMPLICATION ON PROPOSED CLASSICAL
ACTIVITIES
Wilibrorda Noe Ndemu
Sanata Dharma University
2015
This study aims to find out the opinion of students of class XI SMA PGRI
Swastika Lewoleba academic year 2015/2016 on dating behavior which are good /
reasonable / fair and dating behaviors which are not good / not reasonable / not
fair and its implications for the proposed initiative classical guidance.
The study population was all students of class XI SMA PGRI Swastika
Lewoleba academic year 2015/2016, amounting to 170 people. All students were
made to be research subject, so this study are included in population studies. The
research instrument was questionnaires on dating behavior which are good /
reasonable / fair and dating behaviors which are not good / not appropriate / not
reasonable.
The results showed that the behavior of a relationship considered to be
good by students, among others, 1) Let the boyfriend/girlfriend visited until late at
night, 2) Before traveled together boyfriend/girlfriend always ask for parental
consent, 3) Able to manage sexual desire with appropriately, 4) Dating at leisure
time, 5) Dating time is an average of 2 hours, 6) Learning and do homework
together with boyfriend/girlfriend, 7) Rejecting an invitation to kiss
boyfriend’s/girlfriend's neck, 8) Speak politely in accordance with the norms
when dating, (9). Holding hands while walking with a boyfriend/girlfriend, 10)
Kissing boyfriend’s/girlfriend’s forehead to show love. And conduct of
relationship that is considered not appropriate by the students, among others, 1)
Dating in the park when the park is deserted, 2) Petting (sticking genitals while
fully clothed), 3) Sexual intercourse, 4) Kissing boyfriend’s/girlfriend’s lips, 5)
asking for a date when boyfriend’s/girlfriend’s working on assignment.
Researchers propose appropriate classical guidance activities to expand
students' horizons about dating behavior by presenting a classical guidance service
implementation plan.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
pertolongan, hikmat, dan penyertaanNya dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi
ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas
dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M. A., selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan dan banyak
pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis
dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
4. Bapak Benediktus Boli, S. Pd selaku kepala sekolah SMA PGRI Swastika
Lewoleba yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
5. Bapak Symson Reynolds Freney Seo, S.Sos atas bantuannya dalam
melaksanakan penelitian.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Adik-adik di SMA PGRI Swastika Lewoleba, khususnya siswa kelas XI
yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan menjadi
subjek dalam penelitian ini.
7. Orang tuaku tercinta bapak Saverinus Ndemu dan Ibu Maria Fatima
Liliweri atas doa, dukungan, perhatian, kasih sayang, dan biaya yang
diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
8. Kedua adikku tersayang, Mario Yopi Ndemu dan Margaretha Ina Wea
Ndemu yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
9. Sahabatku, Christina Dwi Ariningtyas, Steffani Tia Anjar Pratiwi,
Marietha Lumban Gaol, Suster Mariane yang selalu membantu dan
memberikan semangat dalam proses penulisan skripsi ini.
10. Sahabat dan saudara Tata Elsa, Wilem Atarodang, Winda Uran, Gelu
Waleng, Tani Blikon, Kaka Andi, Bensema, Kaka Densi, Sita Liwu, Aris
Hera, Dion Hera dan Pedi Papang yang selalu memberikan semangat dan
dukungun.
11. Teman-teman Akopin (No Mansi, Ka Inank, Ka Dora, Ka Maritho, Ka
Aryo, Oa Winda, Ka Rila, Ka Odhi, Meinardus, Nelcis, Toy, Alfadin,
Ann, Ade Enold, Ade Fitri, Ade Juan dan Ade Willis) yang selalu
membantu dan memberikan semangat selama penulisan skripsi.
12. Bapak St. Priyatmoko atas segala bantuan administrasinya selama
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
13. Keluarga besar KORAL (Komunitas Orang Lewoleba) dan Sanggar
Lepanbatan atas motivasi dan dukungannya.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14. Teman-teman BK angkatan 2010, khususnya kelas B yang telah
memberikan motivasi, doa, masukan dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
Semoga skripsi ini berguna khususnya bagi yang berminat dalam Bimbingan
dan Konseling.
Penulis

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………........

i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………........

ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………….…………………….......

iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………....

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………….....

v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ………………….....

vi

ABSTRAK ………………………………………………...........................

vii

ABSTRACT …………………………………………………………..........

viii

KATA PENGANTAR ……………………………………………….........

ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………........

xii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………........

xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….......

xvi

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….........

1

B. Identifikasi Masalah…………………………………...................

4

C. Pembatasan Masala .......…………………………………............

5

D. Rumusan Masalah…………………………………......................

5

E. Tujuan Penelitian………………………………….......................

6

F. Manfaat Penelitian………………………………….....................

6

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G. Definisi Operasional……………………………..........................

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………….....
A. Perilaku Berpacaran pada Remaja................................................

9

1. Pengertian Perilaku Berpacaran...............................................

9

2. Pengertian Remaja ..................................................................

11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Berpacaran
Remaja.....................................................................................

13

4. Dampak Perilaku Berpacaran yang Positif dan Negatif .........

16

5. Alasan Remaja Berpacaran......................................................

21

6. Perilaku Berpacaran yang Baik/pantas/wajar dan perilaku
berpacaran yang tidak baik......................................................

25

B. Perkembangan sosial (remaja) dan hubungan heteroseksual
remaja …………………………………......................................

27

1. Perkembangan sosial remaja....................................................

27

2. Hubungan heteroseksual remaja..............................................

29

C. Bimbingan Klasikal di SMA…......................................................

30

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………..........
A. Jenis Penelitian ...…………………..............................................

33

B. Subjek Penelitian ….....……………...……………….................

33

C. Instrumen Penelitian …………...………………………….........

34

D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………...........

42

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

E. Teknik Analisis Data ................…………………………….........

43

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN....
A. Perilaku Berpacaran yang Dianggap Baik/Pantas/Wajar Oleh Siswa
Kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba Tahun Ajaran 2015/2016
dan Perilaku Berpacaran yang Dianggap Tidak Baik/Pantas/Wajar
Oleh Siswa Kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba Tahun Ajaran
2015/2016......................................................................................

45

B. Pembahasan...................................................................................

49

C. Usulan Kegiatan Bimbingan Klasikal............................................

55

BAB V PENUTUP …………………………………………………….
A. Simpulan …………………………………................................

56

B. Keterbatasan Peneliti ……...………………………...................

57

C. Saran..............................................................................................

57

DAFTAR PUSTAKA …………………………………...............................

59

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1

: Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Item Instrumen
Penelitian………………………………………………..

36

Tabel 2

: Kriteria Guilford ………………………………………..

39

Tabel 3

: Kisi-Kisi

Kuesioner

Perilaku

Berpacaran

yang

Dianggap Baik/Pantas/ dan Perilaku Berpacaran yang
Dianggap Tidak Baik/Pants/Wajar oleh Siswa Kelas XI
SMA

PGRI

Swastika

Lewoleba

Tahun

Ajaran

2015/2016 Uji Coba.........................................................

40

Tabel 4

: Norma Kategorisasi …………………………………….

44

Tabel 5

: Perilaku Berpacaran yang Dianggap Baik/Pantas/Wajar
oheh Siswa Kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba
Tahun Ajaran 2015/2016..................................................

Tabel 6

: Perilaku Berpacaran yang

47

Perilaku Berpacarannya

Dianggap Tidak Baik/Pantas/Wajar oleh Siswa Kelas
XI SMA PGRI Swastika Lewoleba Tahun Ajaran
2015/2016.........................................................................

xv

48

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

: Hasil Perhitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner Uji Coba....................................................

61

Lampiran 2

:

Kuesioner Perilaku Berpacaran.................................

65

Lampiran 3

: Hasil Pengumpulan Data............................................

68

Lampiran 4

: Hasil

Perhitungan

Koefisien

Kolerasi

Item

Instrumen Penelitian...................................................
Lampiran 5

76

: Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Berpacaran yang
Dianggap Baik dan Perilaku Berpacaran yang
Dianggap Tidak Baik oleh Siswa Kelas XI SMA
PGRI Swastika Lewoleba Setelah Uji Coba...............

Lampiran 6

Lampiran 7

: Rencana

Pelaksanaan

Layanan

79

Bimbingan

Klasikal........................................................................

81

: Surat Izin.....................................................................

85

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi
operasional.
A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Papalia dan Olds (Jahja, 2011: 220) mengatakan bahwa masa remaja
merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun.
Sementara itu, menurut Santrock (2007: 20) masa remaja merupakan periode
transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan ditandainya perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Menurut Gunarsa dalam El-Hakim (2014), remaja mulai memiliki rasa
ingin tahu yang besar, seperti keinginan untuk mencoba-coba, berpetualang,
melakukan aktivitas berkelompok dengan berkumpul dan melaksanakan
kegiatan bersama, dan salah satu yang tidak ketinggalan adalah mulai merasa
tertarik dengan lawan jenis. Perasaan tertarik ini mendorong remaja untuk
mulai melakukan pendekatan dan mengungkapkan isi hatinya serta mulai ingin
saling memperhatikan, dan mulailah mereka berpacaran sebagai langkah
selanjutnya.
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, termasuk pengalaman
berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

kelak. Cinta dan seks merupakan salah satu problem terbesar dari kaum remaja.
Kehamilan pada usia muda, pengguguran kandungan, putus sekolah,
perkawinan pada usia muda, dan penyakit kelamin merupakan akibat perilaku
berpacaran yang salah di usia remaja.
Menurut DeGenova & Rice (El-Hakim, 2014: 4) berpacaran adalah
menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan
serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal. Masa berpacaran
dianggap sebagai masa pendekatan antara individu yang dimaksudkan untuk
saling mengenal pribadi secara lebih mendalam.
Pada umumnya remaja akhir yang menginjak usia Sekolah Menengah
Atas (SMA) terlihat mulai menampakkan keinginan untuk berpacaran. Remaja
biasanya memiliki beberapa cara atau bentuk berpacaran, seperti berkirim
surat, saling menelpon, menjemput, mengantar atau menemani pergi ke suatu
tempat, bahkan ada pula yang sampai berhubungan intim layaknya pasangan
suami istri.
Perilaku berpacaran yang ditampakkan oleh remaja biasanya didasari
oleh berbagai hal, misalnya maraknya sinetron percintaan, situs-situs porno
dalam internet, VCD porno, lemahnya kontrol sosial, bergesernya nilai-nilai
dalam keluarga, retaknya keluarga serta kurangnya keterbukaan dan
komunikasi dalam keluarga, dan rasa ingin tahu remaja yang memicu rasa
ingin mencoba-coba.
Masalah yang sering muncul di SMA PGRI Swastika Lewoleba adalah
masalah tentang perilaku berpacaran. Kebanyakan siswa di SMA PGRI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

diindikasi melakukan hubungan seks bebas. Hal ini ditandai dengan kasus yang
selalu merusak nama baik sekolah, dimana setiap tahunnya di sekolah ini selalu
ada siswa yang putus sekolah karena masalah kehamilan di bangku sekolah.
Tentunya ini merupakan dampak dari perilaku berpacaran tersebut. Bertolak
dari realita demikianlah yang menyebabkan adanya asumsi negatif tentang
remaja di kabupaten Lembata. Para siswa kelas XI SMA PGRI Swastika
Lewoleba cenderung berpacaran hanya untuk mengejar sebuah status sebagai
remaja yang ingin diakui dan dikenal. Hal lainnya karena didorong oleh
keinginan untuk berduaan, bersenang-senang, serta mencari kepuasan melalui
berhubungan intim layaknya suami istri.
Berdasarkan observasi pada tanggal 25 Juli 2014 dengan beberapa siswa
SMA beserta orang tua dan guru di Lewoleba, masalah yang sering terjadi pada
kaum remaja adalah masalah perilaku berpacaran. Perilaku ini terlahir dari
kurangnya pengetahuan tentang hubungan sebagai sahabat dalam mengenal
lawan jenis pada usia remaja. Kurangnya pengetahuan seks inilah yang
menyebabkan banyak siswa menjadi salah langkah dalam pergaulan bebas.
Kekurangan informasi juga dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian dari
keluarga atau orang tua serta kurangnya pendidikan seks di sekolah.
Lingkungan merupakan faktor lain yang juga sangat berpengaruh pada
pergaulan bebas remaja. Lingkungan pergaulan menjadi tempat belajar yang
rentan bagi remaja pada umumnya. Jika berada pada lingkungan yang baik,
maka dapat berimbas pada akhlak yang baik bagi remaja itu sendiri, dan jika
sebaliknya, maka akhlak para remaja pun akan tergiring pada hal-hal negatif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Bertolak dari uraian di atas, maka peneliti merasa terpanggil untuk
melakukan kajian tentang kehidupan para remaja dengan mengangkat topik
“Pendapat Siswa Kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba Tahun Ajaran
2015/2016 tentang Perilaku Berpacaran dan Implikasinya pada Usulan
Kegiatan Bimbingan Klasikal.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tampak beberapa masalah
yang muncul pada siswa kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran
2015/2016. Masalah-masalah yang muncul antara lain:
1. Sejak usia berapa siswa mulai berpacaran?
2. Hal-hal apa yang dilakukan sewaktu berpacaran?
3. Berapa lama berpacaran?
4. Apa bahaya atau kerugian saat berpacaran?
5. Apakah siswa terbuka dengan orang tua untuk membicarakan kegiatan
berpacaran?
6. Apakah siswa SMA PGRI Swastika Lewoleba sudah berpacaran?
7. Perilaku-perilaku berpacaran yang manakah yang dianggap baik/pantas/
wajar oleh para siswa?
8. Perilaku-perilaku

berpacaran

yang

baik/pantas/wajar oleh para siswa?

manakah

yang

dianggap

tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

C. Pembatasan Masalah

Bertolak dari sejumlah permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini
penulis hanya akan melakukan kajian terhadap pendapat siswa kelas XI SMA
PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran 2015/2016 tentang perilaku berpacaran
yang baik/pantas/wajar dan perilaku berpacaran yang tidak baik/pantas/wajar
dan mengusulkan kegiatan bimbingan yang relevan.

D. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
pendapat siswa kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran
2015/2016 tentang perilaku berpacaran. Hasil penelitian ini digunakan sebagai
dasar untuk menyusun usulan kegiatan bimbingan klasikal yang sesuai untuk
membantu siswa agar mampu memahami perilaku berpacaran yang baik.
Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Perilaku berpacaran manakah yang dianggap baik/pantas/wajar oleh para
siswa kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran 2015/2016?
2. Perilaku berpacaran manakah yang dianggap tidak baik/pantas/wajar oleh
para siswa kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran
2015/2016?
3. Kegiatan bimbingan klasikal manakah yang sesuai untuk membantu siswa
kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran 2015/2016 semakin
memahami perilaku berpacaran yang baik?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pendapat siswa kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun
ajaran

2015/2016

baik/pantas/wajar

tentang
dan

perilaku

perilaku

berpacaran

berpacaran

yang

yang

dianggap

dianggap

t i da k

baik/pantas/wajar.
2. Mengusulkan kegiatan bimbingan klasikal yang sesuai untuk membantu
siswa kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran 2015/2016
memahami perilaku berpacaran yang baik.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pendapat siswa-siswi kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba tahun ajaran
2015/2016 tentang perilaku berpacaran.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak SMA PGRI Swastika Lewoleba
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada guru mengenai
perilaku berpacaran yang dianggap baik/pantas/wajar dan perilaku
berpacaran yang tidak baik/pantas/wajar serta kegiatan yang sesuai untuk
membantu siswa memahami perilaku berpacaran yang baik dan perilaku
berpacaran yang tidak baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

b. Bagi peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian mengenai
perilaku berpacaran yang baik dan perilaku berpacaran yang tidak baik
pada siswa kelas XI SMA PGRI Swastika Lewoleba dan dasar untuk
mengusulkan kegiatan bimbingan klasikal.
c. Bagi siswa SMA PGRI Swastika Lewoleba
Siswa dapat menerima layanan bimbingan klasikal yang sesuai dengan
kebutuhannya.

G. Definisi Operasional
1. Perilaku berpacaran
Perilaku berpacaran adalah tindakan dan aktivitas bersama yang dilakukan
oleh orang yang berpacaran dalam taraf pengenalan antara masing-masing
individu.
2. Pendapat
Buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal yang dianggap baik dan
sesuai dengan norma atau ajaran yang berlaku.
3. Siswa SMA kelas XI yang terdaftar di SMA PGRI Swastika Lewoleba pada
tahun ajaran 2014/2015 dan mereka adalah siswa angkat ke 48 di SMA
PGRI Swastika Lewoleba.
4. Usulan kegiatan bimbingan klasikal yang dimaksudkan adalah suatu
rencana kegiatan untuk membantu siswa memahami perilaku berpacaran
yang baik/wajar/pantas dan perilaku berpacaran yang tidak baik. Rencana

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

kegiatan yang peneliti maksudkan adalah satu rencana pelaksanaan layanan
bimbingan klasikal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraiankan perilaku berpacaran, pengertian remaja, faktorfaktor perilaku berpacaran, perkembangan sosial remaja dan hubungan
heteroseksual remaja, dan pengertian bimbingan klasikal.
A. Perilaku Berpacaran dari Remaja
1. Pengertian Perilaku Berpacaran
Menurut KBBI, perilaku merupakan reaksi seseorang yang muncul
dalam gerakan atau sikap (gerakan badan atau ucapan). Artinya setiap
gerakan dapat memiliki arti atau mengandung pesan tertentu dari
komunikator ke komunikan yang ditujunya (Hakim, 2014: 73).
Berpacaran adalah waktu dimana seseorang berusaha saling mengenal
pasangannya berdasarkan rasa kasih sayang. Setiap pasangan menginginkan
menghabiskan waktu bersama sehingga seringkali timbul rasa rindu untuk
bersama jika tidak bersama pasangannya dan juga timbul rasa cemburu jika
orang lain ada di dekat pasangan kita. Waktu dan juga intensitas menjadi
kunci dari sebuah hubungan berpacaran.
Perilaku berpacaran adalah suatu bentuk hubungan dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan “kontrak” yang disepakati, bersifat informasi
dan terdapat interaksi serta berbagai perasaan dan pemikiran mendalam
yang pada akhirnya akan memberikan pengaruh kuat bagi masing-masing
pasangan yang menjalaninya. Menurut Degenova & Rice (El-Hakim,

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

2014:4), berpacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang
bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling
mengenal satu sama lain. Sejalan dengan pendapat Degenova dan Rice
bahwa berpacaran merupakan sebuah aktifitas yang direncanakan oleh dua
individu berlainan jenis dan merupakan hasil kesepakatan bersama.
Dalam buku Fenomena Pacaran Dunia Remaja (Knight, 2014: 3)
mendefinisikan berpacaran dalam arti sepenuhnya, dimana berpacaran ini
menyangkut hubungan antara seorang pria dengan seorang wanita. Pada
intinya, berpacaran merupakan proses persatuan atau perencanaan khusus
antara dua orang yang berlawan jenis, saling tertarik satu sama lain dalam
berbagai tingkat tertentu. Menurut Weiten (El-Hakim, 2014: 3) berpacaran
adalah hubungan dekat, yang relatif lama dimana frekuensi interaksi terjadi
dalam berbagai situasi dan dampak dari interaksi yang terjadi sangat kuat
bagi orang-orang yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Bowman (El-Hakim 2014: 4) berpacaran adalah kegiatan bersenangsenang antara pria dan wanita yang belum menikah dimana, hal ini akan
menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk
hubungan selanjutnya sebelum menikah. Menurut Benokraitis (El-Hakim,
2014: 4) berpacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan orang
lain dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan
sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidupnya.
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa perilaku berpacaran adalah tindakan dan aktivitas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

bersama yang dilakukan oleh orang yang berpacaran dalam taraf pengenalan
antara masing-masing individu, sehingga orang yang berpacaran memahami
mana perilaku berpacaran yang baik/pantas/wajar dan mana perilaku
berpacaran yang tidak baik.

2. Pengertian Remaja
Hurlock (Hartinah, 2008: 58) mengatakan bahwa adolesensi (masa
remaja) berasal dari kata Latin adoloescere yang berarti “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Adolesensi memiliki arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Istilah
adolesensi juga dapat diartikan sebagai “masa remaja” dalam arti yang luas,
meliputi semua perubahan. Pada umumnya masa remaja ditandai oleh
perubahan-perubahan fisik termasuk kematangan seksual. Bersamaan
dengan itu, dimulai pula proses perkembangan psikis pada masa remaja
yang dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan dengan orang
tuanya. Kemudian terlihat pula perubahan-perubahan kepribadian yang
terwujud dalam cara hidup untuk menyelesaikan diri dalam masyarakat
(Rochmah, 2005: 179).
Menurut Hurlock (1980) remaja adalah mereka yang berada pada usia
12-18 tahun. Ia membagi masa remaja kedalam dua golongan atau kelas.
Golongan pertama adalah masa dimana remaja menginjak awal umur 13
hingga 16 atau 17 tahun dan golongan kedua adalah masa remaja akhir,
masa ini ditandai dengan remaja menginjak umur16 atau 17 hingga 18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

tahun. Perbedaan masa remaja awal dan remaja akhir dikarenakan pada
masa

remaja

awal,

individu

m a si h

menonjolkan

karakteristik

perkembangannya dengan masa kanak-kanak akhir, sedangkan masa remaja
akhir, individu telah mencapai transisi perkembangan yang telah mendekati
dewasa.
Anna Freud (Hurlock, 1980) berpendapat bahwa pada masa remaja
terjadi

proses

perkembangan

meliputi

perubahan-perubahan

yang

berhubungan dengan perkembangan psikoseksual dan juga terjadi
perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana
pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan.

Menurut Hurlock (El-Hakim, 2014:69) masa remaja merupakan

segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan
matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak-anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek
efektif, sehingga dengan sederhana dapat dijelaskan bahwa masa remaja
merupakan masa perubahan secara seksual dan juga secara emosi.
Perubahan ini terjadi secara biologis dan merupakan sebuah transisi secara
normal yang berlaku bagi manusia kususnya remaja.
Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa masa remaja (adolescence) adalah masa perkembangan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

transisi dari masa kanak-kanak menjadi dewasa dimulai sejak usia 12 tahun
hingga 18 tahun. Pada masa remaja terjadi perkembangan yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berpacaran remaja
Sebagai makhluk hidup yang tumbuh dan terus berkembang, manusia
selalu melakukan kegiatan tertentu yang mengandung arti tertentu pula. Hal
ini menjadi sebuah perilaku yang merupakan sebuah aktivitas sosial.
Menurut Wuryani (El-Hakin, 2014: 51-56) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku berpacaran remaja, yaitu:
a. Usia
Usia menentukan perilaku manusia, setiap jenjang atau level manusia
mulai dari bayi, anak, remaja, dewasa dan lansia memiliki pola perilaku
tertentu yang dapat membedakannya dengan level lainnya. Hal ini juga
berlaku pada masa remaja. Pada usia 15-18 tahun remaja cenderung
untuk membangun relasi dengan lawan jenis. Di usia ini rasa ingin tahu
remaja terhadap masalah seksual sangat besar, dan

penting dalam

pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis.
b. Jenis kelamin
Manusia diciptakan berbeda satu sama lainnya. Hal yang paling konkret
adalah jenis kelamin sebagai bawaan alami laki-laki dan perempuan.
Masing-masing jenis kelamin yang dinamakan laki-laki dan perempuan
memiliki ciri perkembangan yang berbeda. Hal ini juga sejalan dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

pola perilakunya, menariknya pola ini menjadi sesuatu yang khas.
Sebagai manusia pola khas ini dapat dilihat dari aktivitas biologis. Fungsi
seksual remaja perempuan lebih cepat matang dari pada remaja laki-laki,
tetapi pada perkembangan remaja laki-laki lebih aktif secara seksual dari
pada remaja perempuan. Sebagian besar dari remaja biasanya sudah
mengembangkan perilaku seksualnya dengan lawan jenis dalam bentuk
berpacaran dan cinta.
c. Sekolah
Sekolah merupakan rumah kedua bagi remaja karena di sini menjadi
tempat mereka menghabiskan waktunya untuk belajar. Melakukan
komunikasi dengan teman sepantaran dan juga guru. Sekolah tidak hanya
sebagai tempat menimba ilmu, akan tetapi jauh dari itu sekolah menjadi
sebuah wadah perkembangan jiwa dan emosional serta seksualitas
seorang remaja. Lembaga pendidikan dan juga lembaga agama berperan
besar dalam pertumbuhan seorang remaja, hal ini dikarenakan lembaga
pendidikan atau sekolah serta lembaga agama seperti gereja, mesjid, pura
dan lainnya menjadi sebuah sistem yang mempunyai pengaruh dalam
pembentukan sikap dan perilaku, dikarenakan keduanya meletakan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri masing-masing individu.
Pemahaman remaja akan baik dan buruk, garis pemisah antara boleh dan
yang tidak boleh dilakukan. Hal itu diperoleh dari pendidikan dan ajaran
agama.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

d. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Pada masa remaja, pengetahuan sex dan juga khususnya perkembangan
alat reproduksi harus dijelaskan dengan benar. Hal ini jika dijelaskan
dengan benar akan diterima dan dimengerti oleh remaja, sebaliknya jika
dijelaskan dengan salah akan dimengerti berbeda pula oleh remaja.
Dampaknya yang menjadi masalah ketika remaja melakukan sesuatu
yang salah namun menurutnya itu adalah sesuatu yang benar. Pentingnya
infrormasi kesehatan reproduksi bagi remaja menjadi sebuah kebutuhan.
Jika remaja tersebut mengetahuinya maka ia akan mampu menjaga
kesehatan reproduksinya dan dapat terhindar dari gangguan penyakit, ini
dapat terjadi apabila edukasi berjalan dengan baik.
e. Pengaruh teman sebaya
Teman merupakan orang terdekat yang mampu mempengaruhi pikiran
remaja. Teman sebaya adalah anak atau remaja dengan usia dan tingkatan
kematangan yang kurang lebih sama. Teman sebaya memiliki peran yang
penting dalam kehidupan remaja. Remaja memilih kebutuhan yang kuat
untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya atau kelompoknya. Remaja
merasa senang bila diterima dan sebaliknya mereka merasa tertekan dan
cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh teman sebayanya. Salah
satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah sebagai
sumber informasi dunia di luar keluarga.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

f. Peran orang tua
Orang tua merupakan fondasi dan juga cermin serta guru dan sahabat
bagi seorang remaja. Orang tua dapat bertindak sebagai pemberi
informasi tentang kesehatan reproduksi yang akan menjadi pertimbangan
remaja dalam berperilaku. Orang tua seringkali tidak termotivasi untuk
memberikan informasi tentang seks kepada anak mereka yang menginjak
usia remaja dengan berbagai alasan, salah satunya membicarakan seks
karena menurut orang tua hal itu dianggap tabu, bahkan mereka takut hal
ini justru akan dapat mengakibatkan terjadinya hubungan seks sebelum
menikah. Peran orang tua sangat penting dalam mendidik anaknya disaat
masa-masa remajanya. Menurut Master dan Jhonsons, anak yang
mendapatkan informasi seks pertama kali dari orang tua atau sekolah
cenderung berperilaku seks yang lebih baik dari pada remaja yang
mendapatkan informasi dari orang lain, apa lagi dari media sosial seperti
internet.
g. Peran guru
Sebagai seorang remaja yang juga merupakan seorang siswa, otomatis
sebagian besar hidupnya akan terus berkomunikasi dengan guru. Hal ini
disebabkan setiap harinya selama enam jam ia akan bersama serta
berkomunikasi dengan guru. Di sekolah guru berperan sebagai orang tua
bagi siswa. Guru adalah figur yang menempati posisi dan memengang
peranan penting dalam pendidikan, terutama di lingkungan pendidikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

formal. Pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
dipengaruhi oleh komunikasi guru kepada siswa.
4. Dampak perilaku berpacaran yang positif dan negatif
Norma menjadi salah satu patokan hidup dalam masyarakat. Hal ini
juga menjadi sebuah landasan hidup bagi warga yang menganutnya.
Berbicara mengenai perilaku, sebagai makhluk sosial, manusia memiliki
tindakan yang berdampak pada pemaknaan tindakan tersebut yang tercermin
dari aksi nyata tindakan tersebut. Setiap tindakan atau aksi memiliki pesan
tersendiri. Pesan ini dapat dinilai positif ataupun dinilai negatif tergantung
dari norma atau aturan yang berlaku di daerah tersebut.
Arifin (El-Hakim, 2014: 44) mengemukakan beberapa dampak positif
dan negatif dari berpacaran bagi remaja sebagai berikut:
a. Dampak positif berpacaran
Ada beberapa dampak positif dalam berpacaran yang bisa mempengaruhi
perilaku remaja, yaitu:
1) Prestasi belajar
Prestasi belajar bisa meningkat, di dalam hubungan pacaran karena
saling memotivasi untuk lebih meningkatkan prestasi belajar. Masingmasing pasangan saling memotivasi serta saling mengisi disetiap
kekosongan sehingga secara positif akan membantu mereka lebih
fokus dalam menerima atau menajalankan kegiatan belajar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

2) Pergaulan sekolah
Pergaulan bertambah luas karena interaksi dilakukan tidak hanya
berdua tetapi semakin berkembang dengan teman-teman seangkatan,
guru, senior ataupun yonior dari pasangan tersebut, teman dan juga
keluarga dari masing-masing pasangan tersebut.
3) Mengisi waktu luang
Kebersamaan menjadi kunci dari hubungan ini. Pada masa pacaran
semuanya akan ingin untuk terus bersama, akibatnya segala sesuatu
dilakukan bersama pula, seperti olahraga dilakukan bersama, belajar
bersama serta berkebun dilakukan secara bersama pula.
4) Perasaan aman
Hubungan

emosional

(saling

mengasihi,

menyayangi,

da n

menghormati) yang terbentuk ke dalam pacaran dapat menimbulkan
perasaan aman, nyaman dan terlindungi. Perasaan ini dalam kadar
tertentu dapat membuat seseorang mejadi bahagia, menikmati hidup,
dan menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan hal-hal positif.
5) Bersikap lebih dewasa
Dalam berpacaran masing-masing pasangan saling memberikan
informasi, memberi masukan, atau nasehat, dan menjaga sikap agar
tidak terlihat kekanak-kanakan, dan lama-kelamaan terbentuklah sikap
dewasa dari kebiasaan tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

6) Menghindari stres
Dengan pacaran kita bisa saling mencurahkan isi hati, saling
memotivasi, dan mendorong kita untuk jauh lebih baik. Adanya
dorongan, pemberi (support)yang paling berpengaruh adalah pacar.
Karena jauh dari itu pacaran merupakan patner dalam melakukan dan
berbagi informasi.
7) Proses perkenalan
Pacaran menjadi sebuah proses komunikasi untuk dapat mengenali
pasangan pilihannya. Proses perkenalan ini menjadi sesuatu yang
penting untuk mengenal satu dengan lainnya secara dalam.
b. Dampak negatif berpacaran
Menurut Arifin (El-Hakin 2014: 44) ada beberapa dampak negatif dari
berpacaran, yaitu:
1) Prestasi sekolah
Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan yang dapat
membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu
dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka di sekolah.
2) Pergaulan sosial
Jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak boleh
bergaul dengan yang lain selain pacaranya). Akibatnya pasangan
tersebut akan terkekang dan secara emosional akan mengalami
gangguan, seperti gangguan konsentrasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

3) Keterkaitan berpacaran dengan seks
Berpacaran mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman. Salah
satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman fisik. Awalnya
memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tetapi pada
umummya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Oleh sebab
itu perlu dibangun komitmen pribadi yang kuat untuk saling
membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan yang berlebihan yang
berakhir dengan kontak fisik secara intim.
4) Penuh dengan masalah sehingga berakibat stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus yang diduga, jadi
pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan ini. Jika remaja belum
siap punya tujuan dan komitmen yang jelas dalam memulai pacaran,
maka akan menyebabkan remaja stres dan frustasi jika tidak mampu
mengatasi masalahnya.
5) Kebebasan pribadi berkurang
Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu
untuk

pribadi

menjadi

lebih

terbatas,

karena

lebih

banyak

menghabiskan waktu untuk berdua dengan pacar.
6) Melatih kemunafikan
Orang yang berpacaran itu sering menipu, berusaha agar pasanganya
yakin bahwa dialah yang terbaik. Memang tidak semua, tetapi
umumnya menggunakan hal tersebut sebagai tameng. Ia akan
menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Ada juga orang yang
sengaja menunjukan beberapa keburukannya kepada kekasihnya
sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan
pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun
tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang
sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.
7) Berhayal
Orang yang sedang jatuh cinta “berpacaran” seringkali mengingatkan
dengan orang yang dicintainya itu. Lalu ia memikirkan sesuatu,
berandai-andai setiap waktu tentang apa yang akan dilakukan nanti
saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang katakata yang akan diucapkan kepada pacarnya sebagai ungkapan cinta.
8) Hidup boros
Orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan
uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenangsenang: membelikan hadiah untuk pacarnya, membeli pulsa, nonton
film dan terus hidup dengan gaya hedonis.
9) Kreativitas Lemah
Orang yang berpacaran akan melemahkan daya kreativitas dan
menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada
pacarnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22

5. Alasan remaja berpacaran
Secara biologis manusia membutuhkan pasangan untuk melengkapi
dan menemaninya sebagai teman hidup. Pasangan akan selalu menjadi
patner dalam banyak hal dan pastinya saling melengkapi. Untuk itulah
secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang selalu membutuhkan
patner dalam hidupnya, bahkan patner ini memiliki peran yang penting
dalam perkembangan hidupnya.
El-Hakim (2014: 32) mengemukakan beber

Dokumen yang terkait

Identifikasi kesalahan konsep fisika tentang suhu dan kalor (Studi deskriptif pada siswa kelas I5 cawu III SMU Negeri Rambipuji Jember tahun ajaran 2000/2001

0 6 55

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Hubungan persepsi siswa tentang moving class dan hasil tes prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS di MAN 4 Jakarta

0 4 124

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Penelitian di Kelas XI SMA PGRI 109 Tangerang

2 10 112

Hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang

2 15 105

Studi tentang identifikasi bakat olahraga pada siswa kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2008

0 0 47

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal uraian terstruktur pokok bahasan teori kinetik gas pada kelas XI semester II MAN Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 22

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185