Promosi Mainan Tradisional Jawa Barat Sebagai Alat untuk Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Identitas Bangsa Melalui Pendidikan Anak-Anak.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR DAN TERIMAKASIH ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Permasalahan ... 3

1.2.2 Ruang Lingkup Permasalahan ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.4.1 Sumber Data ... 4

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 4

1.5.1 Kerangka Berpikir ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Desain Komunikasi Visual ... 6

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 6

2.1.2 Komunikasi Visual ... 7

2.1.3 Perkembangan Desain Komunikasi Visual ... 8

2.2 Identitas Bangsa ... 8

2.3 Promosi ... 9

2.3.1 Pengertian dan Tujuan Promosi ... 9

2.4 Kemasan ... 10


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.4.2 Pengertian Kemasan ... 11

2.4.3 Desain Kemasan sebagai Alat Komunikasi ... 11

2.4.4 Tujuan Desain Kemasan ... 12

2.4.5 Media yang Digunakan dalam Membuat Kemasan ... 13

2.5 Mainan ... 15

2.5.1 Jenis Permainan Anak ... 15

2.5.2 Mainan Tradisional ... 17

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta ... 22

3.1.1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ... 22

3.1.2 Fenomena yang Terjadi ... 24

3.1.3 Data tentang Permasalahan yang Dihadapi ... 25

3.1.4 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis untuk Benchmarking ... 36

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan berdasarkan Data dan Fakta ... 37

3.2.1 Analisis berdasarkan SWOT ... 37

3.2.2 Segmentasi Pasar ... 38

3.3 Gagasan Awal ... 39

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 40

4.2 Konsep Kreatif ... 40

4.3 Konsep Media ... 41

4.4 Hasil Karya ... 44

1. Logo ... 44

2. Visual Pendukung ... 47

3. Event dan Media Pendukung ... 47

4. Kemasan ... 59

a. Kemasan Utama ... 59

b. Kemasan Dalam ... 60


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Kata Penutup ... 68

5.3 Saran Penulis ... 69

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISTILAH

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN

SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI SIDANG TA UCAPAN TERIMAKASIH


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel I-1 Kerangka Berpikir ... 5

Tabel III-1 Tabel Jenis Permainan di Rumah ... 28

Tabel III-2 Tabel Jenis Permainan di Sekolah ... 29

Tabel III-3 Tabel Jenis Permainan Tradisional ... 29

Tabel III-4 Tabel Perlu dan Berguna Mainan Tradisional ... 30

Tabel III-5 Tabel Jenis Permainan Tradisional ... 31

Tabel III-6 Tabel Perbandingan untuk Benchmarking ... 37


(5)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar III-1 Bapak Mohammad Zaini Alif ... 26

Gambar III-2 Kak Seto Mulyadi ... 27

Gambar III-3 Congklak dan Congklak Lipat ... 34

Gambar III-4 Bekel ... 35

Gambar III-5 Kelereng ... 36

Gambar III-6 Gasing ... 36

Gambar IV-1 Proses Logo ... 45

Gambar IV-2 Logo Final ... 45

Gambar IV-3 Keterangan Logo ... 46

Gambar IV-4 Batik ... 47

Gambar IV-5 Stand Pameran ... 47

Gambar IV-6 Layout Stand Pameran ... 48

Gambar IV-7 Baju SPG dan SPB ... 49

Gambar IV-8 Topi ... 50

Gambar IV-9 Pin ... 50

Gambar IV-10 Halaman Website ... 51

Gambar IV-11 Flyer ... 52

Gambar IV-12 Poster ... 53

Gambar IV-13 Umbul Umbul ... 54

Gambar IV-14 Mug ... 55

Gambar IV-15 Maskot ... 56

Gambar IV-16 Brosur ... 57

Gambar IV-17 Banner ... 58

Gambar IV-18 Stiker Jadwal Pelajaran ... 59

Gambar IV-19 Kemasan Luar Utama ... 60

Gambar IV-20 Kelereng ... 61

Gambar IV-21 Bekel ... 62

Gambar IV-22 Gasing ... 63

Gambar IV-23 Congklak ... 64

Gambar IV-24 Kuwuk ... 65


(6)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekarang ini, identitas bangsa Indonesia semakin terpuruk / hilang karena dengan semakin berkembangnya teknologi dan pengaruh dari luar negeri, maka nilai – nilai budaya Indonesia semakin tidak dikenal orang. Ditandai dengan gaya hidup yang sudah serba modern, yang semakin lama semakin individualistis dan kebersamaan masyarakatnya tidak terlalu tinggi. Indonesia memiliki banyak aspek yang dapat dijadikan identitas bangsa, diantaranya batik, tari – tarian daerah, mainan tradisional, dan alat musik daerah. Diantara sekian banyak aspek tersebut, masih saja belum ada yang secara penuh dapat mencirikan identitas bangsa. Dengan demikian peran serta masyarakat untuk dapat terus mengembangkan dan melestarikan aspek – aspek tersebut sangat dirasakan perlu. Kita dapat memulainya dari hal yang sangat sederhana seperti bermain.

Mainan adalah salah satu alat yang digunakan untuk bermain. Apa yang akan terjadi ketika tidak ada mainan?? Sebagian besar orang merasa mereka perlu bermain untuk berbagai alasan, entah itu hanya sekedar sarana untuk menenangkan pikiran, membuat perasaan rileks, atau menjadi sebuah kegemaran. Terdapat beberapa jenis mainan yang ada, dan dapat dikelompokkan menjadi mainan tradisional dan mainan modern.

Mainan tradisional adalah mainan yang dimainkan secara sederhana oleh beberapa orang atau lebih dan merupakan salah satu warisan leluhur kita pada zaman dahulu sebagai warisan budaya yang sangat berharga. Banyak manfaat dan kegunaan dari mainan tradisional, sehingga hal itu dapat menjadi suatu ciri khas tersendiri dari mainan tradisional itu. Terdapat macam – macam mainan tradisional yang ada di tanah air kita, seperti congklak, gasing, kelereng, layang – layang, dan masih ada banyak lagi.

Mainan modern adalah mainan yang telah menggunakan teknologi, dan dapat dimainkan secara individual baik yang di tempat atau yang dapat dibawa – bawa. Dari mainan modern ini, anak – anak akan semakin melupakan mainan tradisional


(7)

Universitas Kristen Maranatha

2 yang dahulu sering dimainkan dan menjadikan kegiatan mereka terbatas oleh permainan modern tersebut.

Menurut A. Spenser, kegiatan jasmani manusia dalam bentuk permainan merupakan penyaluran kelebihan energi syarafnya. Dengan begitu, pengenalan identitas bangsa dapat dimulai dari mainan tradisional. Pada masa sekarang sudah sangat jarang kita melihat anak – anak yang sedang memainkan mainan tradisional, itu diakibatkan banyaknya pengaruh luar yang masuk dalam diri anak tersebut. Dalam proses perkembangan seorang anak, hal yang ia terima lebih dahulu akan membuatnya lebih mudah menerima. Oleh karena itu pengenalan maninan tradisional pada generasi muda dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pembangunan pribadi seseorang semenjak usia kanak – kanak, sehingga seiring berjalannya waktu mainan tradisional dapat menjadi identitas bangsa yang dapat dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Ketika seorang anak bermain mainan tradisional, mereka secara tidak sadar telah belajar banyak hal yang tidak akan mereka dapat dari mainan modern dan pendidikan formal lainnya.

Pengaruh teknologi yang semakin lama semakin modern dan lebih berorientasi ke barat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan sekarang. Terlebih generasi muda sekarang kurang menyukai segala sesuatu yang berbau tradisional. Mereka merasa malu jika memainkan mainan tradisional. Juga orang tua yang memiliki anak pun jarang sekali memberikan mainan tradisional untuk anak– anaknya. Sehingga lama kelamaan kebudayaan mainan ini sudah mulai terlupakan oleh masyarakat modern sekarang ini dan bahkan sudah terlupakan karena tergantikan oleh mainan – mainan modern.

Di sini peran desainer komunikasi visual adalah mempromosikan kembali mainan tradisional kepada masyarakat agar mainan – mainan tersebut dapat muncul dan menjadi populer kembali di kalangan masyarakat. Sehingga mainan tradisional tidak kalah seru dengan mainan modern saat ini. Pentingnya mainan tradisional dalam melatih anak untuk dapat belajar mengenai banyak hal yang baik merupakan salah satu acuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan mempromosikan kembali mainan tradisional ke dalam sebuah kemasan yang praktis dan terjangkau juga dengan memasukkan mainan – mainan tradisional tersebut ke dalam pendidikan


(8)

Universitas Kristen Maranatha

3 anak – anak membuat anak – anak secara tidak sadar mulai menyukai dan memainkan mainan tradisional tersebut.

Anak – anak tidak terlalu mempermasalahkan permainan apa yang mereka mainkan, entah itu mainan tradisional atau modern. Asalkan bisa bermain mereka akan senang dan gembira. Untuk itulah perlunya permainan yang dapat mengajak anak belajar untuk saling berbagi, dan bersosialisasi dengan teman sekitarnya yaitu dengan mainan tradisional.

1.2.Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1. Permasalahan

 Bagaimana membangkitkan kembali nilai budaya yang semakin menurun?

 Bagaimana cara memperkenalkan kembali mainan tradisioanal sebagai identitas bangsa kepada generasi muda?

 Bagaimana strategi marketing yang tepat untuk mempromosikan mainan tradisional sehingga mainan tradisional dapat menjadi salah satu identitas bangsa?

1.2.2. Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup yang dipilih penulis dalam proses perancangan ini adalah membatasi masalah dengan lebih terfokus pada kemasan dan promosi mainan tradisional sebagai sarana untuk membangitkan nilai kecintaan pada tanah air melalui pendidikan anak.

1.3. Tujuan Perancangan

Menjabarkan cara memperkenalkan mainan tradisional pada generasi muda sehingga dapat diterima kembali sebagai alat untuk membangun identitas bangsa bagi masyarakat lokal dan internasional.

1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1. Sumber Data


(9)

Universitas Kristen Maranatha

4 Dalam proses pemecahan masalah penulis mengumpulkan data dari hasil wawancara dengan nara sumber, kuosioner tentang mainan tradisional di mata masyarakat, juga studi literatur dan internet untuk mendapatkan data tentang mainan tradisional dan teori – teori yang menunjang untuk pemecahan masalah.

1.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pemecahan masalah teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan mendapatkan data tentang mainan tradisional, wawancara, kuosioner, dan mendapatkan teori – teori tentang promosi, kemasan, buku – buku, serta mencari mainannya serta perangkat permainan dan juga internet.

1.5. Skema Perancangan

Dalam Bab I yaitu Bab Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, dan skema perancangan.

Dalam Bab II yaitu Bab Landasan Teori, penulis memperkenalkan teori teori tentang kemasan, identitas negara, mainan tradisional, DKV, dan promosi melalui berbagai media.

Dalam Bab III yaitu Bab Data dan Analisis Masalah, penulis menguraikan data dan fakta tentang mainan tradisional serta analisis terhadap mainan tradisional serta kemasan dan promosi terhadap produk mainan tradisional yang sudah agak terlupakan oleh masyarakat sekarang.

Dalam Bab IV yaitu Bab Pemecahan Masalah, penulis menguraikan konsep – konsep yang kreatif dan hasil - hasil karya visual tentang promosi serta kemasan mainan tradisional.

Dalam Bab V yaitu Bab Penutup, penulis merangkum hasil – hasil penelitian dan memberikan saran atas penelitian yang telah dilakukan.


(10)

Universitas Kristen Maranatha

5 Kerangka Berpikir


(11)

68 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan desain yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan dengan adanya promosi mainan tradisional untuk anak – anak, mainan tradisional dikenal kembali oleh masyarakat, khususnya anak - anak sehingga rasa cinta akan budaya dan tanah air pun meningkat. Mainan tradisional yang dikemas kembali secara modern, bertujuan agar mainan tradisional tidak kalah saing dengan mainan – mainan yang ada sekarang dan anak – anak juga tertarik dengan desain kemasannya yang menarik. Promosi yang dilakukan melalui pendidikan anak – anak dapat dijadikan hal positif bagi perkembangan motorik dan jiwa anak. Sambil bermain, anak akan mendapatkan hal – hal yang tidak mereka dapat dari pendidikan formal, seperti kesabaran, ketelitian, rasa tenggang rasa terhadap sesamanya, meningkatkan sosialisasi anak, mengasah kreativitas, dan dengan mainan tradisional karakter seorang anak dapat terbentuk.

Selain itu, dengan diadakannya event di mall – mall di kota Bandung, anak akan semakin peduli akan adanya mainan – mainan tersebut. Dalam event tersebut anak diajak untuk bermain bersama – sama dengan teman – temannya. Sehingga lama – kelamaan mainan tradisional dapat menjadi sebuah identitas negara yang dapat dikenal oleh masyarakat dalam dan luar negeri.

5.2. Kata penutup

Melalui laporan ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dan orang – orang yang ingin mengetahui tentang mainan tradisional lebih jauh dan bagaimana mainan tradisional dikemas dan dipromosikan secara modern sehingga mainan – mainan tersebut meskipun sudah ketinggalan zaman namun dapat tetap menarik perhatian orang dan dapat terus lestari dan dimainkan secara terus menerus demi terciptanya rasa cinta akan budaya dan tanah airnya, khususnya pada anak – anak sekarang yang sudah tidak mengenal mainan tradisional dan bagaimana cara memainkannya melalui pendidikanya di sekolah pada usia dini.


(12)

Universitas Kristen Maranatha

69 5.3. Saran Penulis

Mainan tradisional merupakan mainan yang sederhana namun sangat banyak manfaatnya dan dimainkan secara ramai – ramai. Ketika akan membuat promosi tentang mainan tradisional yang sudah jarang dikenal orang bahkan hampir dilupakan merupakan salah satu hal yang cukup sulit sekaligus menarik. Promosi mainan tradisional dilakukan agar mainan tradisional dikenal dan dimainkan kembali oleh masyarakat khususnya anak – anak. Promosi yang dilakukan juga harus bertahap karena proses pengenalannya harus dimulai dari awal sekali. Dengan laporan ini, penulis menyarankan agar jika akan pembuat kemasan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu tujuan kemasan itu dibuat (untuk siapa, kemasan apa), warna – warna yang digunakan harus cocok dengan target marketnya, bahan yang digunakan untuk kemasan apakah yang keras atau yang lentur, bentuk kemasan yang akan dibuat harus diolah agar kuat dan sesuai dengan produknya.


(13)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

---. 1987. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Bandung Advertiser edisi 04 26 February – 10 Maret 2009 halaman 6, Dampak Negatif TV dan Video Game.

Klimchuk, Marianne Rosner, Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta : Erlangga.

Koran Kompas Sabtu 7 Maret 2009 halaman J, Bertamasya ke Masa Lalu.

Koran Pikiran Rakyat 31 Januari 2009 halaman 24, M. Zaini Alif “Menunggu

Godot”.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jogjakarta : Andi. Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi Jilid 5 aspek tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Jakarta : Erlangga.

http://gulisworld.multiply.com/journal/item/1/Identitas_Indonesia_terancam_Punah http://jamaldrahman.wordpress.com/2009/01/13/teks-dan-konstruksi-identitas-indonesia/

http://jaringan-mi.blogspot.com/2007/03/identitas-indonesia-sebagai-bangsa.html http://www.anneahira.com/permainan/index.html

http://www.anneahira.com/permainan/permainan-tradisional.html http://www.jumhur.net/content/view/68/48/

http://www.kaulinan.multiply.com


(1)

Universitas Kristen Maranatha 3 anak – anak membuat anak – anak secara tidak sadar mulai menyukai dan memainkan mainan tradisional tersebut.

Anak – anak tidak terlalu mempermasalahkan permainan apa yang mereka mainkan, entah itu mainan tradisional atau modern. Asalkan bisa bermain mereka akan senang dan gembira. Untuk itulah perlunya permainan yang dapat mengajak anak belajar untuk saling berbagi, dan bersosialisasi dengan teman sekitarnya yaitu dengan mainan tradisional.

1.2.Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1. Permasalahan

 Bagaimana membangkitkan kembali nilai budaya yang semakin menurun?

 Bagaimana cara memperkenalkan kembali mainan tradisioanal sebagai identitas bangsa kepada generasi muda?

 Bagaimana strategi marketing yang tepat untuk mempromosikan mainan tradisional sehingga mainan tradisional dapat menjadi salah satu identitas bangsa?

1.2.2. Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup yang dipilih penulis dalam proses perancangan ini adalah membatasi masalah dengan lebih terfokus pada kemasan dan promosi mainan tradisional sebagai sarana untuk membangitkan nilai kecintaan pada tanah air melalui pendidikan anak.

1.3. Tujuan Perancangan

Menjabarkan cara memperkenalkan mainan tradisional pada generasi muda sehingga dapat diterima kembali sebagai alat untuk membangun identitas bangsa bagi masyarakat lokal dan internasional.

1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1. Sumber Data


(2)

Universitas Kristen Maranatha Dalam proses pemecahan masalah penulis mengumpulkan data dari hasil wawancara dengan nara sumber, kuosioner tentang mainan tradisional di mata masyarakat, juga studi literatur dan internet untuk mendapatkan data tentang mainan tradisional dan teori – teori yang menunjang untuk pemecahan masalah.

1.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pemecahan masalah teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan mendapatkan data tentang mainan tradisional, wawancara, kuosioner, dan mendapatkan teori – teori tentang promosi, kemasan, buku – buku, serta mencari mainannya serta perangkat permainan dan juga internet.

1.5. Skema Perancangan

Dalam Bab I yaitu Bab Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, dan skema perancangan.

Dalam Bab II yaitu Bab Landasan Teori, penulis memperkenalkan teori teori tentang kemasan, identitas negara, mainan tradisional, DKV, dan promosi melalui berbagai media.

Dalam Bab III yaitu Bab Data dan Analisis Masalah, penulis menguraikan data dan fakta tentang mainan tradisional serta analisis terhadap mainan tradisional serta kemasan dan promosi terhadap produk mainan tradisional yang sudah agak terlupakan oleh masyarakat sekarang.

Dalam Bab IV yaitu Bab Pemecahan Masalah, penulis menguraikan konsep – konsep yang kreatif dan hasil - hasil karya visual tentang promosi serta kemasan mainan tradisional.

Dalam Bab V yaitu Bab Penutup, penulis merangkum hasil – hasil penelitian dan memberikan saran atas penelitian yang telah dilakukan.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 5 Kerangka Berpikir


(4)

68 Universitas Kristen Maranatha

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan desain yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan dengan adanya promosi mainan tradisional untuk anak – anak, mainan tradisional dikenal kembali oleh masyarakat, khususnya anak - anak sehingga rasa cinta akan budaya dan tanah air pun meningkat. Mainan tradisional yang dikemas kembali secara modern, bertujuan agar mainan tradisional tidak kalah saing dengan mainan – mainan yang ada sekarang dan anak – anak juga tertarik dengan desain kemasannya yang menarik. Promosi yang dilakukan melalui pendidikan anak – anak dapat dijadikan hal positif bagi perkembangan motorik dan jiwa anak. Sambil bermain, anak akan mendapatkan hal – hal yang tidak mereka dapat dari pendidikan formal, seperti kesabaran, ketelitian, rasa tenggang rasa terhadap sesamanya, meningkatkan sosialisasi anak, mengasah kreativitas, dan dengan mainan tradisional karakter seorang anak dapat terbentuk.

Selain itu, dengan diadakannya event di mall – mall di kota Bandung, anak akan semakin peduli akan adanya mainan – mainan tersebut. Dalam event tersebut anak diajak untuk bermain bersama – sama dengan teman – temannya. Sehingga lama – kelamaan mainan tradisional dapat menjadi sebuah identitas negara yang dapat dikenal oleh masyarakat dalam dan luar negeri.

5.2. Kata penutup

Melalui laporan ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dan orang – orang yang ingin mengetahui tentang mainan tradisional lebih jauh dan bagaimana mainan tradisional dikemas dan dipromosikan secara modern sehingga mainan – mainan tersebut meskipun sudah ketinggalan zaman namun dapat tetap menarik perhatian orang dan dapat terus lestari dan dimainkan secara terus menerus demi terciptanya rasa cinta akan budaya dan tanah airnya, khususnya pada anak – anak sekarang yang sudah tidak mengenal mainan tradisional dan bagaimana cara memainkannya melalui pendidikanya di sekolah pada usia dini.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 69 5.3. Saran Penulis

Mainan tradisional merupakan mainan yang sederhana namun sangat banyak manfaatnya dan dimainkan secara ramai – ramai. Ketika akan membuat promosi tentang mainan tradisional yang sudah jarang dikenal orang bahkan hampir dilupakan merupakan salah satu hal yang cukup sulit sekaligus menarik. Promosi mainan tradisional dilakukan agar mainan tradisional dikenal dan dimainkan kembali oleh masyarakat khususnya anak – anak. Promosi yang dilakukan juga harus bertahap karena proses pengenalannya harus dimulai dari awal sekali. Dengan laporan ini, penulis menyarankan agar jika akan pembuat kemasan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu tujuan kemasan itu dibuat (untuk siapa, kemasan apa), warna – warna yang digunakan harus cocok dengan target marketnya, bahan yang digunakan untuk kemasan apakah yang keras atau yang lentur, bentuk kemasan yang akan dibuat harus diolah agar kuat dan sesuai dengan produknya.


(6)

Universitas Kristen Maranatha ---. 1987. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat. Jakarta

: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Bandung Advertiser edisi 04 26 February – 10 Maret 2009 halaman 6, Dampak Negatif TV dan Video Game.

Klimchuk, Marianne Rosner, Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta : Erlangga.

Koran Kompas Sabtu 7 Maret 2009 halaman J, Bertamasya ke Masa Lalu.

Koran Pikiran Rakyat 31 Januari 2009 halaman 24, M. Zaini Alif “Menunggu Godot”.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jogjakarta : Andi. Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi Jilid 5 aspek tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Jakarta : Erlangga.

http://gulisworld.multiply.com/journal/item/1/Identitas_Indonesia_terancam_Punah http://jamaldrahman.wordpress.com/2009/01/13/teks-dan-konstruksi-identitas-indonesia/

http://jaringan-mi.blogspot.com/2007/03/identitas-indonesia-sebagai-bangsa.html http://www.anneahira.com/permainan/index.html

http://www.anneahira.com/permainan/permainan-tradisional.html http://www.jumhur.net/content/view/68/48/

http://www.kaulinan.multiply.com