PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA.

(1)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 1843/UN 40.2.2/PL/2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI

SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

(Studi Deskriptif Pada Ekstrakurikuler Kesenian Karawitan Gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Jennyta Caturiasari 0906589

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

(Studi Deskriptif Pada Ekstrakurikuler Kesenian Karawitan Gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta)

Oleh

Jennyta Caturiasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Jennyta Caturiasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013


(3)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

JENNYTA CATURIASARI

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA

CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

(Studi deskriptif ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd. S.IP. M.Si NIP. 19690929 199402 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. Endang Sumantri, M. Ed. NIP. 19410715 196703 1 001

Mengetahui


(4)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prof. Dr. H Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001 Skripsi ini telah diuji pada:

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari : 1. Ketua

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji 3.1

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. NIP. 19620316 198803 1 003

3.2

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd. NIP. 19600515 198803 1 002 3.3


(5)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si NIP. 1962010 2198608 2 001


(6)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Jennyta Caturiasari (0906589). Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradisional

Untuk Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya dampak negatif dari pengaruh globalisasi yang mengakibatkan perubahan cara pandang dan minat generasi muda terhadap kesenian tradisional. Apabila hal tersebut tetap dibiarkan, maka generasi muda akan menjadi asing terhadap budaya Indonesia dan akan sangat rentan terhadap budaya luar yang dapat mempengaruhi lunturnya rasa cinta tanah air dan bangsa. Upaya utama dalam mengantisipasi permasalahan tersebut yakni dengan menanamkan rasa cinta tanah air sejak usia dini, salah satunya pengenalan budaya daerah melalui kegiatan ekstrakurikuler di luar jam sekolah. Ekstrakurikuler karawitan gamelan merupakan bentuk nyata dalam penyaluran kreatifitas siswa dan membantu siswa untuk menjiwai nilai-nilai luhur budayanya sehingga dapat meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa. Penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah mengenai 1) program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa 2) metode yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa 3) hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa 4) upaya yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan kegiatan ekstrakurikuler kesenian gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa yang tercermin dari kegiatan ektrakulikuler kesenian karawitan gamelan dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Cinta tanah air dan bangsa merupakan nilai-nilai genius dari nasionalisme (Siagian, 2008) salah satu indikatornya adalah setia kepada budaya bangsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini studi kasus dengan teknik pengumpulan data kualitatif yang meliputi observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Penelitian ini dilakukan pada Kepala Sekolah, pembina, pelatih, dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan yang ada di SMPN 9 Purwakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1) program kerja ektrakulikuler karawitan dalam membina karakter siswa yang tersentralisasi dalam pengertian tertentu dapat menjadi suatu alat pemersatu yang sangat kuat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dapat menjadi tempat yang strategis untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta tanah air dan bangsa. 2) metode yang digunakan dalam kegiatan ektrakulikuler gamelan menggunakan bahasa Indonesia (daerah) dengan baik dan benar, mengadakan program yang terorganisir dalam melestarikan seni tradisional, menerapkan sikap gotong royong dan kerjasama serta tanggung jawab antar siswa 3) hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan salah satunya pengaruh budaya luar dalam bidang musik, pengkondisian waktu dan biaya 4) upaya yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan dengan memodifikasi alat musik tradisional agar lebih terlihat menarik akan tetapi tidak melunturkan nilai-nilai budaya yang ada di dalamnya. Rasa bangga sebagai bangsa Indonesia dapat di wujudkan dengan mempelajari, mencintai, dan melestarikan budaya Indonesia, dan salah satunya dengan mengikuti program ekstrakurikuler karawitan gamelan yang ada di SMPN 9 Purwakarta ini.


(7)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Jennyta Caturiasari(0906589) Character Development Through Folk Art

Growing Taste For Love country and nation.

This research was motivated by the negative impact of globalization influences resulting shift in perspective and interest of young generation the traditional arts. If it is allowed, then the younger generation will be foreign to the culture of Indonesia and will be very vulnerable to foreign cultures can affect soil water depletion and the love and the nation. The main efforts in anticipation of such problems is by instilling a sense of patriotism from an early age, one of the area's cultural recognition through extracurricular activities outside of school hours. Extracurricular gamelan musicians is manifest in the form of the distribution of students' creativity and help students to animate the sublime cultural values so as to increase the love of the homeland and the nation. This research fits with the finding of the problems of 1) gamelan karawitan extracurricular programs work in building character of students do with improving homeland love and race 2) the method used extracurricular karawitan gamelan in building character of students to cultivate a love for the homeland and the nation 3) barriers karawitan extracurricular found guilty of gamelan in character building for students 4) such effort to overcome various obstacles gamelan arts extracurricular activities in which students do character building activities reflected in the art ektrakurikuler gamelan in the musical life of the school and community environments. Love of homeland and nation are geniuses values of nationalism (Siagian, 2008) one indicator is loyal to the nation's culture. The method used in this research case study with qualitative data collection techniques include observation, interviews, documentation and literature studies.The research was conducted on the principal, coaches, trainers, and students who take the gamelan musical extracurricular activities in SMP 9 Purwakarta. The results of this study indicate that 1) the musical work program sport activity in fostering student centralized character in a certain sense can be a very powerful unifying tool. Schools as institutions of formal education can be a strategic place to inculcate national values and love for the homeland and the nation. 2) the method used in the sport activity using Indonesian gamelan (area) properly, hold a program organized in preserving traditional arts, implement and cooperative attitude of mutual cooperation and responsibility among students 3) bottleneck found one gamelan musical extracurricular outside cultural influences in music, conditioning time and costs 4) the efforts taken to overcome obstacles by modifying the traditional musical instrument to make it more attractive look but do not release the cultural values that exist in it. Indonesian pride as a nation can achieve by learning, loving, and preserve the culture of Indonesia, and one of them by following the gamelan musical extracurricular programs that exist in the SMP 9 Purwakarta.


(8)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

1. Tujuan Umum... 7

2. Tujuan Khusus... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

A. Tinjauan tentang Pembinaan... 11

1. Pengertian Pembinaan... 11

2. Ruang Lingkup Pembinaan... 13

3. Model Pembinaan... 15

B. Tinjauan Tentang Karakter... 15


(9)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4

2. Ciri-Ciri Karakter... 19

3. Bentuk-Bentuk Karakter... 21

C. Pengertian , Tujuan, dan Jenis-Jenis Pembinaan Karakter... 23

1. Pengertian Pembinaan Karakter ... 23

2. Tujuan Pembinaan Karakter... 24

3. Jenis-jenis Pembinaan Karakter... 25

D. Tinjauan Seni Tradisional... 26

1. Pengertian Seni... 26

2. Pengertian Seni Tradisional... 26

E. Tinjauan tentang Hakikat Cinta Tanah Air dan Bangsa... 29

1. Pengertian Cinta Tanah Air... 29

2. Karaktersitik Cinta Tanah Air... 31

F. Tinjauan tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan... 33

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler... 33

2. Tujuan Ekstrakurikuler... 35

3. Ekstrakurikuler Kesenian Gamelan... 37

4. Sejarah Gamelan... 38

G. Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Karawitan Gamelan... 39

BAB III METODE PENELITIAN... 43

A. Pendekatan dan Metode Penelitian... 43

1. Pendekatan Penelitian... 43

2. Metode Penelitian... 45

B. Teknik Pengumpulan Data... 45

C. Lokasi dan Subjek Penelitian... 50

1. Lokasi Penelitian... 50

2. Subjek Penelitian... 51

D. Tahap Penelitian... 52


(10)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4

2. Tahap Perizinan... 53

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian... 54

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 58

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian... 58

1. Profil SMP Negeri 9 Purwakarta... 58

2. Fasilitas Sekolah... 60

3. Gambaran umum kegiatan ekstrakurikuler Kesenian Karawitan Gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 62

1. Deskripsi Hasil Observasi dan Dokumentasi... 63

2. Laporan Hasil Wawancara... 67

a. Program kerja ektrakulikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa ... 67

b. Metode yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta... 72

c. Hambatan yang ditemukan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta... 78

d. Upaya apa yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa... 84


(11)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4

C. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian... 90

1. Program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9 Purwakarta... 90

2. Metode yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta... 96

3. Hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta... 98

4. Upaya yang ditempuh untuk mengatasi hambatan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9 Purwakarta... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 105

A. Kesimpulan... 105

B. Saran... ... 107

DAFTAR PUSTAKA... 110

DAFTAR LAMPIRAN... 115


(12)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4 DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Siswa SMP Negerri 9 Purwakarta Tahun Ajar 2011/202

s.d 2013/2014... 59 Tabel 4.2 Sumber Hasil penelitian Program kerja ekstrakulikuler... 70 Tabel 4.3 Sumber hasil penelitian metode yang di gunakan

Ekstrakulikuler karawitan gamelan... 76 Tabel 4.4 Hasil penelitian mengenai hambatan yang dihadapi

ekstrakulikuler karawitan gamelan dalam pembinaan karakter... 81 Tabel 4.5 Hasil penelitian mengenai Upaya yang ditempuh

ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan


(13)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu4 DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Tujuan pembinaan karakter... 14 Tabel 2.2 Sasaran pendidikan karakter... 17 Tabel 3.3 Macam-macam teknik pengumpulan data... 46


(14)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu dari banyaknya negara yang memiliki berbagai macam suku bangsa, dan masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan daerah yang didalamnya mengandung nilai-nilai budaya luhur. Keanekaragaman tersebut merupakan modal kekayaan bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus, para generasi muda harus ikut serta dalam melestarikan seni tradisional agar tidak terkikis oleh budaya asing.

Menurut Barnawi dan Arifin (2012:51) “Salah satu ukuran tercapainya Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan dalam 20 tahun mendatang adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab”. Hal tersebut mengartikan bahwa bangsa kita harus memiliki kepribadian yang berkarakter. Sedangkan menurut Soekanto (Mu‟in, 2011:161) ”Kepribadian merupakan abstraksi dari individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling melengkapi”.

Namun demikian, hingga saat ini karakter warga negara belum menunjukan karakter yang baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perilaku warga negara yang menyimpang dari nilai-nilai moral dan norma yang berlaku. Misalnya, dalam tingkah laku, berbusana, dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan nilai, norma, dan moral yang terkandung dalam adat atau kebudayaan bangsa kita. Dalam perkembangan budaya lokal disetiap daerah, memiliki peran yang signifikan dalam penanaman rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme, karena kesenian budaya lokal mengandung nilai-nilai


(15)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial yang dapat mencerminkan kebiasaan dari masyarakat tersebut, sehingga akan menjadi budaya dalam suatu lingkungan.

Wuryandi, salah satu Dosen Jurusan PPSD FIP UNY dalam tulisannya yang berjudul „Integritas Nilai-Nilai Lokal dalam Pembelajaran untuk Menanamkan Nasionalisme di Sekolah Dasar‟ menyebutkan bahwa:

Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan. Anak- anak lebih bangga dengan budaya asing daripada budaya bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar negeri, dibangdingkan jika menggunakan produk bangsanya sendiri. Slogan “aku cinta buatan Indonesia” seperti hanya ucapan belaka, tanpa ada aksi yang mengikuti pernyataan tersebut. Namun demikian, yang menjadi kegelisahan saat ini adalah bebasnya arus informasi yang dpat menyebabkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa terutama dalam hal budaya. (2010:1)

Dalam situasi demikian menurut data survey berdasarkan data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta tahun 2008 Kesuma, Triatna, dan Permana (2012:2), mengemukakan bahwa:

Kondisi moral atau akhlak generasi muda yang telah rusak atau hancur, hal ini ditandai dengan maraknya peredaran narkoba di kalangan remaja, tawuran pelajar, seks bebas dikalangan remaja, dan sebagainya. Sekitar 1,1 juta orang atau 3,9% dari total jumlah korban. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta tahun 2008, pelajar SD, SMP, dan SMA, yang terlibat tawuran mencapai 0,08% atau sekitar 1.318 siswa dari total 1.647.835 siswa di DKI Jakarta. Bahkan, 26 siswa di antaranya meninggal dunia. Sedangkan mengenai seks bebas dikalangan remaja Indonesia menunjukan 63% remaja Indonesia melakukan seks bebas. (www.wahdah.or.id/wis/index2.php?option=com_content&do_ pdf…).

Berbagai pengalaman ini menunjukan bahwa pentingnya suatu pendidikan moral yang harus dibina melalui pendidikan karakter. Hal tersebut erat kaitannya dengan arus globalisasi yang tidak hanya memberikan dampak positif terhadap generasi muda, adapun dampak negatif yang mengakibatkan lunturnya kesadaran untuk tetap mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa. Dampak negatif dapat diatasi dengan cara menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini. Sehingga karakter yang dimiliki dapat terbentuk menjadi pribadi yang bangga akan tanah air dan bangsa. Cara mencintai tanah air dan


(16)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bangsa dapat diterapkan, salah satunya dengan cara menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan Indonesia khususnya dalam penerapan seni tradisional agar dapat dilestarikan.

Dalam perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki perbedaan yang signifikan terhadapat penanaman rasa cinta tanah air dan bangsa, karena kesenian budaya lokal tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat yang sangat berbeda.

Sehubungan dengan pengertian cinta tanah air, Soekanto (2010:233) mengemukakan pendapatnya mengenai cinta tanah air itu sendiri, menurutnya “Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada umumnya positif. Rasa cinta biasanya telah mendarah daging (internalized) dalam diri

seseorang atau sekelompok orang”. Sedangkan Pusat Kurikulum (2010:10)

mengemukakan bahwa “Cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi, dan politik bangsa”. Selain itu cinta tanah air dapat diartikan sebagai rasa bangga terhadap bangsa sendiri yaitu bangsa Indonesia, bangga terhadap produk yang dihasilkan oleh negara kita, bangga terhadap kesenian yang terdapat didalamnya yang sesuai dengan lancasan dan nilai-nilai luhur Pancasila.

Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti. Sebaliknya, bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku yang baik. Pembentukan karakter merupakan proses tanpa henti yang diperoleh melalui pendidikan, pengalaman hidup dan lingkungan tempat tinggal yang dapat menjadi tolak ukur terbentuknya karakter dalam diri seseorang. Pembentukan karakter menurut Fatri (2012 : 22 ) memiliki tujuan “Membentuk dan membangun pola pikir, sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab”.

Demikian pula seperti apa yang telah dijelaskan dalam pasal 1 Undang- Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,


(17)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepribadian, dan akhlak mulia. Namun demikian pengakuan terhadap nilai-nilai moral yang ada di dalam kebudayaan kita kurang mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah-sekolah.

Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan sejak usia dini agar dapat mengarahkan anak untuk memiliki karakter yang baik. Salah satu pembentukan karakter yang dapat diterapkan yaitu pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, dan apresiasi pada seni dan sastra. Sebagaimana dikemukakan oleh Munawar (2010:11)

Pendidikan seni di sekolah adalah bentuk nyata dalam pembentukan karakter bangsa yang berbudaya, cinta tanah air, dan bangsa, disiplin, tanggung jawab dan masih banyak lagi nilai-nilai yang dapat digali dari seni budaya.

Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, karena kebudayaan merupakan alas atau dasar dari pendidikan itu sendiri. Namun dewasa ini, apresiasi para generasi muda terhadap kebudayaan itu khususnya seni tradisional semakin berkurang, karena minimnya minat serta kesempatan untuk mempelajari seni tradisional sehingga budaya westernisasi lebih mendominasi gaya hidup para generasi muda saat ini seperti halnya lebih menyukai tarian-tarian modern, musik R‟n B, Hip hop, bahkan girl dan boy band yang sekarang ini sedang hangat diperbincangkan di televisi dan sangat digandrungi oleh para remaja pada khususnya, dibandingkan dengan tarian dan lagu-lagu tradisional yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang patut di lestarika. Menanggapi permasalahan tersebut, Nuryani (2007:12) mengungkapkan bahwa:

Kendati menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan sunda, kesenian tradisional sunda sudah tak dapat perhatian maksimal dari orang- orang sunda sendiri terutama anak muda. Mereka lebih suka menghabiskan waktu seharian berlatih band di studio dari pada mempelajari pupuh kinanti, sinom, dan asmarandana.


(18)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal tersebut harus diperhatikan secara serius, baik dari pemerintah, sekolah, masyarakat, keluarga maupun pihak-pihak yang bersangkutan agar seni tradisional tetap mampu bersaing dengan kemajuan arus perkembangan zaman saat ini yang semakin pesat.

Selain itu, keterkaitan seni tradisional dalam pendidikan karakter yaitu diartikan sebagai pembentuk perasaan moral, membentuk perilaku dan budi pekerti seseorang. Melalui seni pula, seseorang dapat memiliki karakter yang kuat seperti kedisiplinan, kerja keras, bertanggung jawab, saling menghargai dan menghormati, kepercayaan diri, dan masih banyak lagi hal yang dapat muncul dari diri seseorang melalui seni, termasuk juga dalam seni tradisional. Seni tradisional penting untuk dipelajari sejak dini. Adapun manfaat mempelajari seni tradisional, yakni dapat mengembangkan potensi dan menumbuhkan karakter disiplin, kerja keras, tanggung jawab, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

Dalam hal ini peranan seni tradisional dalam menumbuhkan karakter yang nasionalisme tercantum dalam penelitian oleh Nuryani (2007 : 36) bahwa:

Sebagian besar motivasi awal peserta kegiatan adalah untuk mendapatkan keterampilan, namum selanjutnya mereka menjadi tertarik dengan kesenian tradisional dan memulai menikmati proses pembinaan, bukan hanya sekedar untuk mendapatkan keterampilan namun karena adanya rasa cinta terhadap kesenian tradisional yang mereka pelajari.

Arikunto (2009:1) menegaskan bahwa “Yang dimaksud dengan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan”. Dalam hal ini, menurut Asmani (2011:20) Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah “Berkembangnya potensi, bakat, dan minat secara optimal. Ekstrakurikuler merupakan suatu wadah atau tempat dimana peserta didik dapat dibina potensinya agar dapat mengembangkan dirinya baik olah rasa, olah piker maupun olahraga yang sesuai dengan minatnya”.


(19)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil pengamatan di SMP Negeri 9 Purwakarta telah menerapkan upaya agar siswa tidak melupakan jati diri bangsa yang kaya akan budaya daerah dalam kesenian tradisional dengan diadakan ekstrakurikuler karawitan gamelan. SMPN 9 Purwakarta merupakan sekolah yang baru berdiri sejak tahun 2008 akan tetapi sekolah ini dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain, khususnya dalam bidang kesenian tradisional. Para peserta didik yang ikut dalam ekstrakurikuler ini dilatih oleh seorang seniman yang memiliki keahlian khusus dalam bidang karawitan gamelan, dan tahun 2013 siswa dari SMP Negeri 9 mendapatkan kejuaraan musik tradisional tingkat Kabupaten dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional, dan juara ketiga seProvinsi Jawa Barat.

Dengan demikian, upaya mengenalkan kebudayaan daerah melalui kegiatan yang terorganisir dengan baik dapat membentuk karakter siswa yang cinta akan tanah air dan bangsa, bangga terhadap budaya sendiri dan juga dapat ikut serta dalam pelestarian kesenian budaya daerahnya. Dalam hal ini ektrakulikuler karawitan gamelan dengan melibatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan bersama-sama sebagai pendidik dapat membangun satu usaha untuk mengenalkan kebudayaan Nusantara pada peserta didik sehingga mampu meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa, sesuai dengan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang pada akhirnya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

Dengan pemahaman yang mendalam dan berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian, dengan judul : “PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI

TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR

DAN BANGSA” (Studi deskriptif ekstrakurikuler kesenian karawitan

gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah agar penelitian ini memperoleh data yang sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis jabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:


(20)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaiamana program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9 Purwakarta?

2. Metode apa yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta?

3. Hambatan apa yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta?

4. Upaya apa yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMPN 9 Purwakarta?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan merupakan hal yang utama dalam sebuah penelitian agar dapat terarah dan fokus dalam penelitian ini. Secara umum penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara aktual dan faktual mengenai pembinaan karakter siswa melalui seni tradisional dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

2. Tujuan Khusus

Sesuai dengan perumusan masalah dalam membuat proposal penelitian ini, ada beberapa tujuan spesifik yang ingin penulis capai, antara lain :

1. Untuk mengetahui program kerja ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa SMP Negeri 9 Purwakarta.

2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam membina karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

3. Untuk mengidentifikasi hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk


(21)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa siswa di SMPN 9 Purwakarta?

4. Mengidentifikasi upaya yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam melakukan pembinaan karakter siswa untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa

D. Manfaat Penelitian

Secara garis besar penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai kegiatan ekstrakurikuler kesenian karakwitan gamelan dalam meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa pada siswa menegah pertama. Sehubungan dengan hal tersebut, maka manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengungkap dan mengkaji bagaimana peran serta pendidik dalam membantu pembentukan karakter siswa melalui seni tradisional baik karakter yang bersifat privat maupun publik. Selain itu, dapat memberikan informasi, pengetahuan dan bahan tambah sebagai referensi dalam pengenalan budaya karawitan gamelan sejak berada dibangku sekolah, agar dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangga akan budaya daerah sendiri.

2. Secara praktis a. Bagi siswa

1) Siswa dapat mengembangkan potensi dan minatnya dalam mempelajari seni tradisional serta memiliki rasa nasionalime yang tinggi dengan memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler sebgai pembentuk karakter peserta didik.

2) Siswa mendapat pembinaan dari sekolah untuk senantiasa mencintai dan mengembangkan segala jenis karya seni tradisional yang ada di Indonesia agar tidak terkikis oleh seni budaya asing.


(22)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Siswa mendapatkan pemahaman akan pentingnya melestarikan seni tradisional agar bangsa Indonesia tidak kehilangan karakter aslinya sebagai negara yang berbudaya.

b. Bagi guru

1) Guru diharapkan mampu membina siswa dalam pembentukan karakter melalui seni tradisional dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

2) Guru mampu memberikan bimbingan dan pemahaman pada siswa akan pentingnya rasa cinta tanah air, menghargai budaya bangsa, dan dapat mengarahkan siswa agar ikut serta dalam melestarikan seni tradisional bangsa Indonesia.

3) Guru dapat menjadi contoh bagi siswanya untuk senantiasa bangga akan kebudayaan daerah, cinta akan tanah air dan lebih menghargai hasil karya anak bangsa.

c. Bagi sekolah

1) Pihak sekolah dapat menjadi salah satu wadah untuk bersama-sama dalam membina karakter siswa sebagai warga Negara Indonesia yang cinta akan seni tradisional Indonesia.

2) Pihak sekolah dapat memberi bekal dan kesempatan untuk para generasi muda dan siswa dalam mengembangkan potensi dan kreatifitas dalam bidang seni tradisional Indonesia guna mempertahankan warisan leluhur dan mempertahankan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

d. Bagi peneliti

1) Dapat memotivasi dan memberikan ide dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan penanaman nilai budaya untuk pembentukan karakter siswa yang cinta terhadap tanah air dan bangsa. 2) Dapat membangun semangat nasionalisme dalam kaitannya dengan

pelestarian seni tradisional Indonesia, sehingga bangga akan tanah air dan bangsa.


(23)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, danstruktur organisasi.

Bab II Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisikan tentang teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah-masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pembinaan karakter melalui ektrakulikuler seni tradisional karawitan gamelan, guna menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjabaran yang rici mengenai metodee penelitian termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, analisis data dan pembahasan dari analisis data yang sudah dilakukan oleh peneliti. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab kesimpulan data dan saran menyajikan beberapa penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis penelitian. Bab ini berikan mengenai kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari analisis data, pembahasan dan saran.


(24)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:1) metode penelitian kualitiatif yakni sebagai berikut :

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan definisi di atas, penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk meneliti objeknya secara alami, sehingga dapat melihat fenomena-fenomena yang sebenarnya sesuai dengan hasil yang ssedang diteliti. Sedangkan menurut, Nasution (2003:5) mengemukakan hakikat

penelitian kualitatif yaitu “Untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan

tafsiran mereka tentang dunia sekitar”.

Sejalan dengan pengertian sebelumnya, David Wiliams (Moleong, 2007:5) mendefinisikan bahwa “Penelitian kualitatif adalah Pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan

dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah”.

Sejalan dengan yang telah tercantum di atas, Moleong (2007:6) memaparkan mengenai penelitian kulaitatif yaitu:

Penelitian yang bermaksud untuk memehami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.


(25)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun alasan menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, karena penelitian kualitatif dikatakan sangat deskriptif dalam pembuatan hasil laporan di lapangan, sehingga dapat dijabarkan dengan kata-kata secara ilmiah, dituangkan kedalam laporan dan uraikan ke dalam bentuk pemaparan yang menunjukan bagaimana pembinaan karakter melalui seni tradisional untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa di SMP Negeri 9 Purwakarta, adapun beberapa alasan diantaranya: pertama peneliti dapat mengamati langsung proses kegiatan ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan yang ada di SMP Negeri 9 Purwakarta. Kedua, peneliti dapat berinteraksi langsung dengan objek yang akan diteliti, sehingga peneliti mendapatkan keabsahan data dari informasi yang diperoleh, dan ketiga yaitu peneliti mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya mengenai kegiatan tersebut dengan kaitannya terhadap cinta tanah air dan bangsa dari siswa-siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga peneliti dapat meneliti fenomena yang bersifat alamiah, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Bogdan dan Taylor (Suwandi dan Basrowi, 2008:22) mengemukakan bahwa:

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau sutu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pangdang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Selain itu, penelitian kualitatif menelaah gejala-gejala sosial dan budaya dalam situasi yang berlangsung secara alamiah, dengan situasi wajar tanpa dipengaruhi gejala lain yang ada di lapangan. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari sumber yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, sumber data yang diperoleh dari kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler kesenian gamelan, pelatih ekstrakurikuler, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang didikung dengan observasi, studi dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur.


(26)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sesuai dengan pengertian yang dipaparkan oleh Whitney (Nazir, 2009:54) yaitu :

Pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Dari kutipan yang telah tertulis di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang mempelajari masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat ataupun sebuah unit secara mendalam yang berdasarkan atas perumusan masalah sesuai dengan fenomen yang terjadi di lapangan. Sehingga penelitian dapat terpusat pada tata cara prilaku individu ataupun kelompok dalam kegiatan-kegiatan, sikap, pandangan, serta pengaruh dari fenomena yang terjadi secara alamiah. Dalam penelitian deskriptif, populasi yang akan diteliti lebih terfokus serta lebih terarah.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, bahwa dalam penelitian deskriptif diajukan untuk dapat memahami dan mengungkapkan peristiwa yang terjadi di lapangan sesuai dengan fenomena alam yang terjadi, serta berupaya dalam memecahkan dan menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada saat sekarang. Pernyataan tersebut sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Komalasari (2010) yakni “Tujuan penelitian

deskriptif adalah untuk membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu

objek penelitian tertentu”. B. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif pada dasarnya sering disebut dengan penelitian naturalistik. Berkaitan dengan hal tersebut, Nasution (2003:18) menjelaskan

bahwa “Penelitian kualitatif disebut naturalistik karena situasi lapangan


(27)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test”. Sedangkan menurut

Sigiyono (2009:63) “Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data

dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta wawancara mendalam dan dokumen mendalam”.

Dari beberapa pendapat di atas, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mempergunakan teknik pengumpulan data kualitatif yang meliputi teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur.

Dibawah ini macam-macam teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2009:63) yang dapat digunakan untuk penelitian di lapangan, tertera pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.3

Macam-macam teknik pengumpulan data

Sumber: Sugiyono (2009:63)

Dapat disimpulkan dari gambar yang tertera di atas, bahwa tekhnik pengumpulan data untuk melakukan penelitian terdapat empat macam cara yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi/gabungan.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Macam –macam

teknik pengumpulan data

Observasi

Wawancara

Dokumentasi


(28)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Observasi

Merujuk dari pendapat Purwanto (Basrowi dan Suwandi, 2008:93)

menjelaskan bahwa “Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenaitingkah laku dengan melihat dan mengamati individu atau kelompok secara langsung”. Penggunaan medote observasi dapat secara langsung melihat dan mengamati keadaan lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang luas dan akurat tentang permasalahan yang akan diteliti.

Dalam pemahaman mengenai observasi, Nasution (2003:56)

menggungkapkan bahwa “Dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan

yang diperoleh melalui observasi”. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan observasi, peneliti dapat secara langsung menyaksikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan sehingga peneliti dapat memiliki kesempatan untuk mandapatkan data secara terperinci.

Observasi dilakukan secara langsung yakni peneliti melihat bagaimana kegiatan ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa. Akan tetap dalam hal ini peneliti menggunakan observasi pasif (pasif participation) (Sugiyono, 2009:66). Jadi dalam penelitian ini peneliti datang di tempat kegiatan ekstrakurikuler tanpa mengikuti kegiatan tersebut, tetapi hanya mengamati dengan menuliskan data-data yang dapat mendukung penelitian tersebut.

2. Wawancara

Pada dasarnya wawancara dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi langsung dari responden, dalam hal ini yang menjadi responden dengan mengungkapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti, lebih jelas Moleong (2011:186) mengatakan bahwa


(29)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memeberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Lincoln dan Guba (Moleong, 2011:186) memberikan maksud dari mengadakan wawancara antara lain

Mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan ; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masalalu ; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverivikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan wawancara, pewawancara (interviewer) akan mengetahui hal-hal mendalam mengenai kajian-kajian penelitian yang langsung didapatkan dari terwawancara (interviewee), dan juga dapat menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi secara alami, hal tersebut tidak bisa ditemukan melalui teknik pengumpulan data observasi.

Adapun penedakatan-pendekatan yang dilakukan dalam wawancara penelitian ini, seperti yang telah dijelaskan oleh Sugiyono (2009: 73-74), yaitu:

a. Wawancara terstuktur, yaitu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

b. Wawancara Semiterstuktur, yaitu jenis wawancara yang termasuk ke dalam in dept interview, dimana dalam pelaksanaan lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstuktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan masalah lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalm melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

c. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan


(30)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Danial dan Warsiah (2009:79) yaitu “Untuk mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah seperti peta, data statistic, jumlah dan nama pegawai, data siswa dan penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya”.

Selain itu Guba dan Lincoln (Moleong, 2011:216) memebedakan pengertian Record dengan Dokumen, sebagai berikut :

Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Dengan adanya pengertian tersebut, studi dokumentasi yang diambil penulis adalah berupa gambar kegiatan ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta berupa profil sekolah.

4. Studi Literatur

Teknik ini mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi peneliti sebagai bahan pembahasan yang relevan, dan dapat memperlengkap hasil penelitian dengan menggunak beberapa literature, yaitu berupa jurnal, buku, artikel, dan lainnya yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sejalan dengan itu,

Danial dan Warsiah (2007:80) mengungkapkan bahwa “Studi literature adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku, majalah, leaflet yang berkenaan dengan

maslah dan tujuan penelitian”.

Dalam menggunakan teknik studi literatur, peneliti melakukan penambahan informasi melalui membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan penelitian yang sedang peneliti jalani, agar


(31)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan informasi lain yang dapat mendukung hasil dari penelitian tersebut.

5. Catatan lapangan

Menurut Bodgan dan Biklen (Moleong, 2007:209) mendefinisikan

pengertian catatan lapangan yakni “Merupakan catatan tertulis mengenai

apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif”.

Untuk lebih mendukung penelitian ini, peneliti akan membuat catatan-catatan singkat selama penelitian berlangsung mengenai peristiwa-peristiwa yang dilihat, diengar dialami ataupun dipikirkan yang berkenaan dengan pembinaan karakter melalui seni tradisional dalam menumbuhkan cinta tanah air dan bangsa di SMP Negeri 9 Purwakarta.

6. Triangulasi

Triangulasi data merupakan teknik penelitian yang bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena melainkan peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Lebih jelasnya, Moleong (2011:330) mengungkapkan bahwa

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui seumber lainnya.

Dalam penelitian ini, triangulasi di lakukan terhadap sumber data yang ada di lapangan yaitu kepala sekolah, pelatih ekstrakurikuler, dan pembina ekstrakulikuer kesenian karawitan gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta, dengan cara menggali sumber data, mengecek, kemudian dikombinasikan dengan wawancara, observasi, dan catatan lapangan.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003:43) “Lokasi penelitian menunjukkan pada

pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur


(32)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kajian yang menjadi latar dalam penelitian tersebut yaitu berlokasi di SMP Negeri 9 Purwakarta, Jl Kolonel Rahmat Desa Citalaang Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta, 41151. Pemilihan lokasi ini dilihat dari permasalahan penelitian yang disesuiakan dengan penelitian yakni Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradisional Dalam Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa. Lokasi penelitian yang diteliti sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sehingga diharapkan peneliti mendapat informasi yang sesuai dengan bukti nyata yang ada di lapangan.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, Arikunto (2009:88) menjelaskan bahwa

“Subjek penelitian pada umumnya manusia adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk variable penelitian yng dipermasalahkan”.

Sesuai dengan kutipan di atas, subjek penelitian dapat diartikan sebagai semua pihak yang terkait baik berupa benda, hal, atau orang yang dapat memberikan informasi terhadap permasalahan yang akan diteliti. Subjek penelitian dalam penelitian ini diambil dari beberapa orang dari pihak SMP Negeri 9 Purwakarta sebagai sumber informasi yang dapat menjawab petanyaan-pertanyaan yang telah dirancang dan disiapkan atau yang akan muncul kemudian selama berlangsungnya penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka subyek penelitaian yang dipilih sebagai sumber informasi dalam penelitian tentang pembinaan karakter melalui seni tradisional adalah :

a. Siswa – siswai yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Kesenian Karawitan di SMP Negeri 9 Purwakarta. Terutama yang menjadi anggota Perlombaan seni yang telah menuai prestasi di tingkat provinsi. b. Guru Pkn sebanyak satu orang

c. Guru pembina ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta.

d. Pelatih dari kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan di SMP Negeri 9 Purwakarta


(33)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, tidak ada criteria baku mengenai jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara hingga data menjadi jenuh, artinya penelitti tidak menemukan askpek baru dalam fenomena yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti berhenti mewawancarai hingga mereka bertindak dan berpikir sebagai anggota-anggota yang sedang diteliti.

D. Tahap Penelitian

Setiap penelitian akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan seperti yang diharapkan, apabila penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditencanakan. Oleh karena itu, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik guna mencapai hasil yang maksimal, maka penulis menyusun langkah-langkah secara sistematis sebagai berikut :

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap ini yang pertama kali dilakukan adalah memilih masalah dan menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan menyesuaikan keperuan dan kepentingan dalam fokus penelitian yang akan diteliti. Peneliti mengambil lokasi di SMP Negeri 9 Purwakarta yang beralamat di SMP Negeri 9 Purwakarta, Jl Kolonel Rahmat Desa Citalang Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta, 41151.

Setelah ditetapkan objek penelitian, maka tahap berikutnya yaitu pra penelitian. Pada tahan ini dilakukan studi pendahuluan dengan pihak SMP Negeri 9 Purwakarta dan memperkenalkan identitas diri, serta menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti kemudian menyinggung mengenai jalannya pembinaan karakter melalui seni tradisional (ekstrakurikuler kesenian gamelan) di sekolah yang bersangkutan. Hal ini dilakukan guna mendapatkan informasi tentang pembinaan karakter yang dilakukan di sekolah tersebut, sebagai data awal untuk memperkuat informasi bagaimana keberlangsungan pembinaan karakter melalui seni tradisional. Apabila telah mendapatkan gambaran mengenai subjek yang akan diteliti serta masalah


(34)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dirumuskan relevan dengan kondisi objektif di lapangan, selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian.

2. Tahap Perizinan

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti harus menempuh prosedur perizinan terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang

berwenang. Moleong (2007:128) menjelaskan bahwa “Pertama-tama yang perlu diketahui penelitian adalah siapa saja yang berwenang memberikan

izin bagi pelaksanaan penelitian”. Oleh karena itu, perizinan sangat

diperlukan guna kelancaran penelitian yang dilaksanakan mendapatkan legalitas. Adapun prosedur perizinan sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). b. Perizinan dilanjutkan ke tingkat Fakultas. Surat perizinan untuk

mengadakan penelitian ditujukan kepada Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu ekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk mendapatkan surat rekomendasi dari Rektor UPI melalui Direktur Direktprat Akademik UPI yang secara kelembagaan formal mengatur segala jenis urusan administratif dan akademis.

c. Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional atas nama Rektor UPI Bandung melalui Direktur Direktorat Akademk mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kesbang kabupaten Purwakarta

d. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakata mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian untuk disampaikan kepada kepala SMP Negeri 9 Purwakarta

e. Konfirmasi pada pihak SMP Negeri 9 Purwakarta terkait izin sekolah sebagai tempat penelitian

f. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian dengan terlebih dahulu membuat format wawancara.


(35)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian dan tahap perizinan selesai, maka langkah selanjutnya penulis mulai terjun ke lapangan untuk memulai tahap pelaksanaan penelitian, hal ini untuk mendapatkan serta mengumpulkan data-data dari responden melalui wawancara dan hasil observasi. Sejalan

dengan itu, Arikunto (2009:126) mengungkapkan bahwa “Dengan data, peneliti dapat menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang menjadi

tujuan penelitian”. Oleh karena itu, pada tahap pelaksanaan penelitian,

peneliti berusaha untuk mendapatkan informasi dari beberapa sumber data yang telah ditentukan dan selanjutnya akan diolah menjadi suatu data sebagai jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleg peneliti merujuk pada rumusan masalah.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Data diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lapangan dengan lengkap setelah didukung oleh dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. Sejalan dengan hal tersebut Nasution (Sugiyono, 2011:245) menjelaskan bahwa:

Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian, analisis data menjadi pegangan bagi penelitian

selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang “grounded”.

Dengan demikian analisis merupakan pegangan bagi peneliti untuk penelitian selanjutnya sampai ke dalam teori yang grounded. Menurut Sugiyono (2011:96) “Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus-menerus”.

Oleh karena itu, pengolahan data dan analisis melalui proses menyusun, mengkategori data, mencari kaitan isi dari berbagai data-data yang telah ditemukan dan diperoleh di lapangan dengan maksud untuk


(36)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan maknanya. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden dengan melalui hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, catatan lapangan, serta studi literatur dan selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Bogdan dan Biklen (Moleong, 1994:248), mengatakan bahwa :

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menentukan pola, menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Selama proses penelitian, analisis data terus dilakasanakan hingga akhir penelitian berlangsung. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nasution (2003:129) yaitu “Dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan

dalam bentuk tulisan dan dianalisis”.

Oleh karena itu, dapat dijelaskan dalam pengolahan datan dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses analisis data yang diperoleh dilapangan, dengan mengarahkan pada hal-hal penting yang telah difokuskan, dicari tema atau polanya, kemudian jadi laporan sebagai bahan mentah yang disingkatkan, dan diberi susunan sistematis agar mudah untuk dikendalikan. Data yang akan direduksi dalam penelitian ini adalah mengenai pembinaan karakter siswa melalui seni tradisional (ekstrakurikuler kesenian gamelan) untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa, sehingga dapat mengkaji penelitian secara detail.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Nasution (2003:129)

menjelaskan bahwa “Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan terperinci”. Menurutnya bahwa laporan


(37)

-Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

laporan penelitian perlu adanya reduksi data, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal penting dan dicari tema serta polanya. 2. Display Data

Setelah selesai proses reduksi data, maka selanjutnya data diolah lagi dengan menyajikan kedalam matriks-matriks, peta konsep, tabel dan berbagai macam bentuk representasi visual lainnya. Display data atau penyajian data dijelaskan oleh Basrowi dan Suwandi (2008:209) sebagai

Sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan untuk menari kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan mengambil kesimpulan.

Dapat disimpulkan bahwa Display data adalah sekumpulan informasi yang akan memeberikan gambaran mengenai penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan pola hubungan yang telah ditetapkan. Penyajian data diawali dengan tahap wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah, pelatik ektrakulikuler kesenian karawitan bonang, serta sebagian siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut, yang menjadi objek penelitian ini.

Adapun penyajian atau display data pada penelitian ini dipergunakan untuk menyusun informasi mengenai implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian karawitan gamelan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa pada siswa SMP Negeri 9 Purwakarta.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah selanjutnya yaitu pengambilan kesimpulan atau verifikasi, Nasution (2003:130) menjelaskna bahwa “Kesimpulan senantiasa harus

verifikasi selama penelitian berlangsung”. Kesimpulan dilakukan untuk mandapatkan arti, makna, penjelasan terhadap data dengan mencari hal yang terpenting.

Dengan demikian secara umum proses pengolahan data dimulai dengan cara mencatat data lapangan (data mentah), kemudaian ditulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah seluruh data


(38)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirangkum, direduksi dan disesuaikan dengan fokus ,asalah penelitian, selanjutnya data dianalisa dan diperiksa keabsahannya melalui bebrapa teknik, hal tersebut sesuai dengan pendapat Moleong (2007:192-195), yaitu:

a. Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkapkan permasalahan secara tepat.

b. Data yang dikumpulkan setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain

c. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.

Kesimpulan atau verifikasi data dalam penelitian ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah untuk dipahami, sehingga peneliti dapat menyimpulkan kejadian-kejadian yang ada di lapangan mengenai pembinaan karakter melalui seni tradisional dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa pada siswa SMP Negeri 9 Purwakarta. Dalam suatu penelitian, kesimpulan merupakan pengumpulan data-data yang ditemukan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, kemudian data yang diperoleh dapat terfokus pada substansi penelitian yang sedang dilakukan, sehingga dapat dideskripsikan dalam bentuk wacana sehingga dapat disimpulkan dari hasil yang telah ditemukan di lapangan pada saat penelitian berlangsung.


(39)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Danial, E dan Warsiah N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: laboratorium PKn UPI.

Komalasari. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Mardalis. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

.(2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nazir, M. (2005). Metode Penelitia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. . (2011). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suwandi dan Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: rineka Cipta.


(40)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan berbagai pendapat para ahli, maka penulis dalam tahapan ini akan memaparkan beberapa kesimpulan yang didasarkan kepada rumusan masalah yang sebelumnya telah ditentukan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada anggota ekstrakurikuler karawitan gamelan SMPN 9 Purwakarta tentang pembinaan karakter dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dari setiap pertanyaan dan fakta-fakta penelitian. Di samping itu, peneliti mengungkapkan beberapa saran yang kiranya dapat membangun dalam meningkatkan kinerja ekstrakurikuler kesenian gamelan dan pendidikan karakter rasa cinta tanah air dan bangsa khususnya anggota ekstrakurikuler karawitan gamelan umumnya siswa SMPN 9 Purwakarta.

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan diketahui bahwa keberadaan ekstrakurikuler Karawitan Gamelan di SMPN 9 Purwakarta berperan positif dalam upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa anggota ekstrakurikuler Karawitan Gamelan khususnya, dan siswa SMPN 9 Purwakarta pada umumnya. Hal ini dapat diketahui sebagai berikut.

a. Program kerja dalam kegiatan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa yaitu dengan pemberian materi pengetahuan organisasi atau pengetahuan tentang seni gamelan, penampilan pagelaran, mengikutsertakan siswa pada perlombaan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan belum maksimalnya materi tentang rasa cinta tah air dan bangsa yang diberikan dikarenakan terbatasnya waktu, serta kurangnya biaya atau anggaran ketika akan mengikuti perlombaan.


(41)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Metode yang digunakan dalam ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa diantaranya anggota diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia (daerah/Sunda) dengan baik dan benar, mengadakan program yang terorganisir dalam melestarikan seni tradisional, menerapkan sikap gotong royong dan kerjasama serta tanggung jawab antar siswa, menggunakan model pembelajaran yang bervariatif kepada siswa. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, peneliti juga menemukan bahwa pelatih masih memakai metode pembelajaran yang sama, sehingga siswa merasa jenuh. Dalam penelitian ini juga masih ada siswa yang belum mampu memainkan alat musik tradisional dengan benar, serta masih belum pekanya pihak sekolah dalam memberikan dukungan moral dan material kepada ekstrakurikuler kesenian gamelan di SMPN 9 Purwakarta.

c. Hambatan yang ditemukan ekstrakurikuler karawitan gamelan dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa, seperti terbatasnya dalam pengondisian biaya, pengondisian waktu dikarenakan adanya waktu yang bentrok serta lebih mementingkan kepentingan pribadi, tumbuhnya sikap malas pada siswa untuk latihan dikarenakan faktor internal dan eksternal seperti pengaruh teman sebaya dan lingkungannya, penyesuaian diri pada siswa yakni masih ada anggota yang masih kesulitan dalam mempelajari alat musik, serta perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju yakni masuknya budaya asing khususnya dalam bidang musik dan alat musik yang mulai mengikiskan kesenian tradisional

d. Upaya apa yang ditempuh ekstrakurikuler kesenian gamelan untuk mengatasi berbagai hambatan dalam menciptakan rasa cinta tanah air dan bangsa, yaitu dengan mengadakan pertemuan diluar jadwal latihan, memberikan sanksi yang tegas bagi siswa yang melanggar, memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah sebagai tempat latihan,mengadakan kunjungan ke tempat-tempat seni dan budaya sekitar Purwakarta maupun di luar daerah, serta memberikan reward


(42)

Jennyta Caturiasari, 2013

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI SENI TRADISIONAL UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada anggota yang berprestasi yang telah membawa nama harum SMPN 9 Purwakarta.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan kepada berbagai elemen pendidikan maupun elemen yang terkait didalamnya, yaitu :

1. Bagi Pembina dan Pelatih Ekstrakurikuler Karawitan Gamelan di SMPN 9 Purwakarta.

a. Usaha yang dilakukan ekstrakurikuler Karawitan Gamelan dalam menumbuhkan sikap rasa cinta tanah air dan bangsa siswa melalui berbagai kegiatan dan materi, terutama pengenalan organisasi atau pengetahuan tantang kesenian tradisional, pemberian materi tantang budaya tradisional khususnya budaya sunda serta kebudayaan kesenian nasional, harus terus dilakukan secara rutin dengan diselingi kegiatan tambahan berupa games edukatif yang berhubungan dengan materi-materi kesenian gamelan, agar siswa lebih antusias dan menghindari kejenuhan, sehingga setiap kegiatan khususnya yang berhubungan dengan peningkatan nasionalisme siswa lebih optimal.

b. Bagi pembina harus bisa lebih interaktif dengan cara bekerjasama dengan pihak-pihak atau organisasi terkait. Seperti, bekerjasama dengan sanggar seni yang ada di daerah Purwakarta maupun di luar daerah, serta pihak lain yang mampu memberikan sponsor untuk menunjang latihan para anggota dan saat mengikuti perlombaan untuk tidak lanjutnya.

c. Memberikan reward/hadiah kepada anggota yang berprestasi, seperti memberikan hadiah berupa uang atau alat musik yang bisa mereka gunakan untuk latihan.


(1)

(2)

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER BUKU

Amir et al. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Press. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani- Ma’mur, J. (2011). Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA

press.

Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan karakter membangun perilaku positif anak bangsa. Bandung : CV. Yrama Widya.

Barnawi dan Arifin. (2012). Strategi dan kebijakan Pembelajaran PENDIDIKAN

KARAKTER. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: rineka Cipta. Budimansyah, D. (2010). Prosiding Seminar, Aktualisasi Pendidikan Karakter

Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

dan Suryadi K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI.

Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta

Caturwati, E.(2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press-STSI. (2008). Tradisi Sebagai Tumpuan Kreativitas Seni. Bandung : Sunan

Ambu Press-STSI.

Danial, E dan Warsiah N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: laboratorium PKn UPI.

. (2007). Economy Civic. Bandung : Laboratorium PKn UPI.

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan karakter konsep dan implementasinya. Bandung: Alfabeta

Kansil, C.S.T dan Christine S.T Kansil. (2011). Empat Pilar Berbangsa dan


(3)

Kesuma, D., Triatna, C. dan Permana, J. (2012). Pendidikan Karakter kajian teori

dan praktik di sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offest.

Khan, D. Yahya. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publishing.

Komalasari. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

dan Syaifullah. (2009). Kewarganegaraan Indonesia (Konsep,

perkembangan dan masalah kontemporer). Bandung : Jurusan Pendidikan

Kewarganegaraan FPIPS UPI.

Koesoema, Doni A. (2010). Pendidikan karakter (mendidik anak di zaman global). Jakarta : Grasindo.

Lickona, Thomas. (2012). Educating for Charahcter (mendidik untuk membentuk karakter). Jakarta : Remaja Rosdakarya.

Lubis, Mochtar. (1993). Budaya Masyarakat Dan Manusia Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Mahputz, A. (2006). Wawasan nusantara : Landasan pembinaan nasional Indonesia

dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pendidikan Nilai dan Moral dalam dimensi pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium PKn

FPIPS UPI.

Mardalis. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mangunhardjana, A. (1996). Pembinaan, Arti dan Metodenya. Yogyakarta : Kanisius. Megawangi, R. (2004). Pendidikan karakter (solusi yang tepat untuk membangun

bangsa). Jakarta : Indionesia Heritage Foundation.

Moleong, Lexy J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

.(2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mu’in, Fatchul. (2011). Pendidikan Karakter konstruksi teoritik dan praktik.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.


(4)

Muslich, Mansur. (2011). Pendidikan Karakter menjawab tantangan krisis

multidimentional. Jakarta : Bumi Aksara.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nazir, M. (2005). Metode Penelitia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rosidi, A. (2011). Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama

Setiawan, Iik. (2013). Seni Karawitan. Bandung : CV Geger Sunten.

Siagian, M. (2008). Memahami Kewilayahan Melalui Konsepsi Wawasan Nusantara

dalam Menumbuhkan Nasionalisme Indonesia. Jurnal Civicus.

Simanjuntak, B dan Pasaribu. (1990) Membina dan mengembangkan generasi muda. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

.(2011). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Somantri, N. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga.

Sumantri, Endang dan Affandi, Idrus. (1986). Pembinaan Generasi Muda. Universitas terbuka. Jakarta: Karunika.

Suryosubroto. (2002). Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayan.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

Wahab, Ajis. (2008). Pengembangan konsep dan paradigm Pendidikan

Kewarganegaraan Baru Indonesia Bagi terbinanya warga negara Multidimensional Indonesia. Bandung : Laboratorium Jurusan PKn UPI.

Wuryan, S dan Syaifullah. (2009). Ilmu kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.


(5)

B. SUMBER PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1987). Rencana pendidikan SMP, Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional C. SKRPSI

Fatri Ulfa, Ira. (2012). Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradisional. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Nurdiansyah, Ganjar.(2012). Studi tentang Pembelajaran Gamelan Salendro dalam

kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Serangpanjang. Skripsi pada FPBS

UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Nuryani, S. (2007). Pembinaan aktivitas dan kreativitas generasi muda dalam

menanamkan nilai-nilai budaya sunda. Skripsi dari FPIPS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Pambudi, A. (2007). Proses Pembelajaran Terompet Pada Ekstrakurikuler Drum

Band di SMPN 4 Bandung. Skripsi Sarjana Sendratasik FPBS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Tatang, Otong. (2012). Pembelajaran Teknik Tabuhan Gamelan Degung Pada

Kegiatan Ekstrakurikuler Karaeitan Kelas IV SD Al-Muttaqin Full Day School Tasikmalaya. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yuliani, Ani. (2013). Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Tari Topeng

Cirebon dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar.


(6)

D. SUMBER LAINNYA

Munawar, P. (2010). Pembentukan Karakter siswa melalui pendidikan seni budaya. [online]. Tersedia:http//id.wikipedia.org/Penelitian_dan_pengemb angan. [24 Juli 2013].

Koten, Thomas. (2005). Nasionalisme kita masa kini ; catatan dari balik kasus Ambalat. [online]. Tersedia: http://www.suarapembaruan.com [07 September 2013].

Haryanto. (2012). Pengertian Pendidikan Karakter. [online].

Tersedia:http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/ [02 Juli 2013].

Soedarson. (2002). Pengertian Gamelan negara kartanegara. [online]. Tersedia: http://www.wikipedia.com [18 Agustus 2013].

Wuryandi , W. (2010). Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran Untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah. [online]. Tersedia: http://www.google.com/search/q=INTEGRITAS+NILAI-NILAI+

KEARIFAN+LOKAL+DALAM+PEMBELAJARAN+UNTUK+MENANA MKAN+NASIONALISME+DI+SEKOLAH+DASAR+Oleh%3A+WURI+W URYANDANI52C+M.Pd.+Dosen+Jurusan+PPSD+FIP+UNY&ie+utf-8&aq=org.mozilla:id:official&client=firefox-a. [20 Juli 2013].

Yudoyono. (1984). Pengertian gamelan. [online]. Tersedia: http//http://www. wikipedia.com [18 Agustus 2013].