Perancangan Media Kampanye Pelatihan Keterampilan Membuat Batik untuk Anak Sekolah Dasar.

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Kampanye ... 6

2.1.1 Arti Definisi dan Pengertian Kampanye ... 6


(2)

2.1.3 Keberhasilan Kampanye ... 9

2.1.4 Event ... 10

2.1.5 Fungsi dan Tujuan Event ... 11

2.2 Teori Batik ... 11

2.2.1 Definisi Batik ... 11

2.2.2 Motif Batik ... 12

2.2.3 Jenis Batik ... 17

2.2.4 Proses Pembuatan Batik Tulis ... 18

2.2.5 Proses Pembuatan Batik Cap ... 20

2.2.5 Proses Pembuatan Batik Lukis ... 21

2.3 Teori Kreativitas Anak ... 21

2.4 Teori Psikologi Anak ... 22

BAB III DATA DAN ANALISIS FAKTA 3.1 Data dan Fakta ... 24

3.1.1 Data Mandatory ( YBJB ) ... 24

3.1.2 Data Institusi ( Disparbud ) ... 25

3.1.3 Data Sponsor ( Batik Komar ) ... 26

3.1.4 Data Sponsor ( Batik Hasan ) …... 29

3.1.5 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 31

3.2 Analisis Data dan Fakta ... 34


(3)

3.4 Analisa STP ... 40

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 42

4.2 Konsep Kreatif ... 42

4.2.1 Konsep Verbal ... 43

4.2.2 Konsep Visual ... 43

4.2.2.1 Gaya Gambar ... 43

4.2.2.2 Gaya Layout ... 43

4.2.2.3 Gaya Typo ... 44

4.2.2.4 Warna ... 44

4.2.2.5 Ilustrasi ... 45

4.3 Konsep Media ... 45

4.3.1 Tujuan Media ... 45

4.3.2 Strategi Media ... 46

4.3.3 Pemilihan Media ... 46

4.3.4 Penyebaran Media ... 48

4.3.4.1 Tempat Penyebaran Media ... 48

4.3.4.2 Jadwal Media ... 48

4.3.5 Rancangan Anggaran Biaya ... 50

4.4 Hasil Karya ... 51


(4)

4.4.2 Materi Kampanye ... 53

4.4.3 Materi Event ... 61

4.4.3 Gimmick ... 64

4.4.5 Proposal ... 66

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISTILAH

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN DATA PENULIS


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1 Pengenalan Batik ... 34

Tabel 3.2.2 Pandangan Terhadap Batik ... 35

Tabel 3.2.3 Pengetahuan Jenis Batik ... 35

Tabel 3.2.4 Belajar Membuat Batik ... 36

Tabel 3.2.5 Sudah pernah membatik ... 36

Tabel 3.2.6 Ketertarikan belajar Batik ... 37

Tabel 3.2.7 Belajar membuat Batik ... 38

Tabel 3.2.8 Tempat wisata belajar Batik ... 38


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 2.1 Motif Batik Geometris ... 13

Gambar 2.2 Motif Batik Tumbuhan ... 14

Gambar 2.3 Motif Batik Binatang ... 15

Gambar 2.4 Motif Batik Manusia ... 15

Gambar 2.5 Motif Batik Alam ... 16

Gambar 2.6 Motif Batik Kreasi ... 16

Gambar 3.1 Logo Yayasan Bati Jawa Barat ... 24

Gambar 3.2 Logo Disparbud Jabar ... 25

Gambar 3.3 Logo Rumah Batik Komar ... 26

Gambar 3.4 Workshop Rumah Batik Komar ... 27

Gambar 3.5 Pelatihan Batik Cap ... 28

Gambar 3.6 Pelatihan Batik Tulis ... 28

Gambar 3.7 Galeri Rumah Batik Komar ... 28

Gambar 3.8 Logo Studio Batik Hasan ... 29

Gambar 3.9 Kampanye Be Fashionable with Batik ... 31

Gambar 3.10 Event membuat Batik ... 31

Gambar 3.11 Event Car Free Day Berbatik ... 32

Gambar 3.12 Event Car Free Day Berbatik ... 33


(7)

Gambar 4.2 Poster Informing ... 54

Gambar 4.3 Poster Reminding ... 55

Gambar 4.4 Facebook ... 56

Gambar 4.5 Facebook 2 ... 56

Gambar 4.6 Twitter ... 57

Gambar 4.7 Web Banner ... 57

Gambar 4.8 Flyer ... 58

Gambar 4.9 Voucher ... 58

Gambar 4.10 X Banner ... 59

Gambar 4.11 Umbul - umbul ... 60

Gambar 4.12 Denah event ... 61

Gambar 4.13 Baliho ... 62

Gambar 4.14 Entrance Gate ... 63

Gambar 4.15 Flag Chain ... 63

Gambar 4.16 Goodie Bag ... 64

Gambar 4.17 Mug ... 65

Gambar 4.18 Pin ... 65

Gambar 4.19 Cover depan dan belakang ... 66

Gambar 4.20 Hal. 1 dan Hal. 6 ... 66

Gambar 4.21 Hal. 3 dan Hal. 4 ... 67

Gambar 4.22 Hal. 5 dan Hal. 2 ... 67


(8)

DAFTAR ISTILAH

Event : Bentuk promosi merek yang mengikat sebuah merek dengan aktivitas publik yang bermakna dalam bidang kebudayaan, sosial, atletik, atau

jenis lain yang banyak diminati.

Segmen : Bagian, satuan rangkaian yang pada dasarnya mempunyai struktur yang sama.

Souvenir : Tanda mata, kenang-kenangan, cenderamata.

Meander : Ragam hias berupa garis tepi dengan lengkungan siku-siku.

Swastika : Simbol atau ornamen dengan bentuk yang menyerupai salib dengan silang-silang membengkok di sudut siku-siku.


(9)

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN

Lampiran A : Kwesioner Lampiran B : Sketsa


(10)

DATA PENULIS

Nama Penulis : Wendy Wirawan

Alamat : Taman Kopo Indah III Blok D4 No. 52, Bandung Telepon : 022 – 5422275

Alamat : Taman Kopo Indah III Blok D4 No. 52, Bandung Telepon : 022 – 5422275

Handphone : 0889-7001-3180

Alamat e-mail : seventheaven77@yahoo.com


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batik adalah salah satu produk budaya bangsa Indonesia yang berkembang sejak masa prasejarah. Bahkan masyarakat dunia mengagumi batik sebagai karya luhur budaya Indonesia. Melestarikan dan mengembangkan batik merupakan tanggung jawab semua warga Indonesia sebab tidak hanya warisan budaya dunia itu yang akan lestari, kesejahteraan perajin-perajin batik juga akan ikut terangkat. Untuk benar-benar melestarikan batik, khususnya terkait diakuinya batik sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu, masyarakat harus belajar untuk mencintai batik terlebih dahulu.

Sementara itu salah satu anggota tim UNESCO yang mengusulkan batik menjadi warisan budaya dunia, KRT Gaura Mancacaritadipura menyatakan kebanyakan masyarakat kurang memahami proses dan makna secara menyeluruh tentang batik. Menurutnya, bagaimana mungkin bisa melestarikan dan mengembangkan batik jika masyarakatnya sendiri tidak benar-benar mengetahui apa itu makna tersembunyi di balik batik, yang terutama adalah bagaimana agar tidak salah dalam menafsirkan makna dan filosofi batik.

Bentuk pelestarian dan pengembangannya bisa bermacam-macam, mulai dari pemahaman proses membuat batik, penggunaan produk tekstil batik, promosi, hingga penciptaan generasi muda-generasi muda pembatik.


(12)

Manfaat dari belajar membuat batik pun banyak, misalnya bagi yang belum mengenal batik dapat mengenal batik, dapat mengenal beraneka ragam hias batik dari berbagai daerah, mengenal desain batik cap dan batik tulis, dan yang paling penting kita dapat merasakan sendiri pengalaman praktik membuat batik sendiri.

Proses membatik penuh dengan makna filosofis yang dijunjung oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Proses membatik merupakan proses panjang yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia penuh tata krama dan adat istiadat. Proses batik mengajarkan kesabaran, keuletan serta kreatifitas. Walaupun saat ini di Indonesia penggunaan batik sudah memasyarakat, namun tidak banyak yang mengetahui bagaimana proses batik.

Maka hingga akhirnya kita perlu memberikan solusi yang dapat mengenalkan belajar membuat batik sebagai suatu pendidikan yang tidak hanya berguna bagi yang belajar batik itu sendiri tetapi juga dapat mensejahterakan perajin – perajin batik dan melestarikan budaya batik.

Kaitan permasalahan ini dengan ilmu DKV adalah bagaimana strategi perancangan kampanye yang akan dilakukan sesuai dengan prinsip teori - teori yang diambil dalam ilmu dkv itu sendiri. Inovasi dan kreativitas sangat diperlukan dalam pembuatan media kampanye ini. Dengan perancangan matang, ide yang berkembang akan membuahkan hasil desain yang menakjubkan. Pembuatan desain kampanye yang menarik akan membuat masyarakat dapat tertarik untuk mencoba belajar membuat batik sekaligus melestarikan budaya Batik ini.


(13)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

 Bagaimana merancang kampanye yang efektif agar kebudayaan Batik ini dapat dilestarikan melalui pelatihan keterampilan belajar membuat Batik oleh anak sekolah tingkat dasar.

Masalah di kalangan siswa sekolah dasar yang belum memahami dan mengetahui proses membuat batik secara tradisional dan kurangnya pendidikan kebudayaan ini terhadap siswa sekolah dasar karena masuknya pengaruh budaya asing.

1.3 Tujuan Perancangan

 Memberikan pendidikan Batik agar anak sekolah tingkat dasar dapat memahami dan mengetahui cara belajar membuat batik.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang didapat adalah dari berbagai industri batik yang memproduksi Batik Bandung berupa toko maupun rumah produksi yang berada di area Cigadung (dikenal sebagai daerah pusat industri batik di kota Bandung) serta beberapa industri batik lainnya di kota Bandung. Orang kompeten yang diwawancara adalah beberapa pemilik industri batik di Bandung dan orang kepercayaan yang mengelola tempat batik tersebut.


(14)

Metode pengumpulan data yang dipakai adalah :

- Observasi : Penulis ikut serta dalam pelatihan tentang cara pembuatan batik dasar dan

pengasahan ide kreatif untuk dilukiskan kedalam batik dengan motif yang unik.

- Wawancara : Penulis menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan ke orang yang dianggap paling kompeten untuk memberikan informasi seputar topik permasalahan.

- Studi Pustaka : Penulis mencari data dari beberapa sumber yang mendukung permasalahan di website, majalah, buku, dan koran.

- Kuesioner : Penulis membagikan angket kepada beberapa responden agar mengetahui permasalahan mereka yang berkaitan dengan topik.


(15)

1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah :

Anak sekolah t ingkat dasar yang kurang m em aham i proses dan m akna secara m enyeluruh t ent ang bat ik

Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup :

- Bagaim ana m erancang kam panye yang efekt if agar kebudayaan Bat ik ini dapat dilest arikan m elalui pelat ihan ket eram pilan belajar

m em buat Bat ik oleh anak sekolah t ingkat dasar.

Tujuan Perancangan :

-M em berikan pendidikan Bat ik agar anak sekolah t ingkat dasar dapat m em aham i dan m enget ahui cara belajar m em buat bat ik cant ing.

Landasan Teori : Teori Kampanye

Teori Bat ik Teori Kreat ivit as

Teori Psikologis

Strategi Komunikasi M embuat kampanye unt uk memberikan pendidikan membuat

Bat ik pada anak SD

Target :

Anak usia 8 - 12 t ahun Kelas 4 - 6 SD Laki - laki dan perempuan M enengah ke baw ah sampai

menengah ke at as

Strategi Kreatif M embuat berbagai macam event unt uk mengembangkan percaya diri, kreat ifit as

dan keulet an anak.

Sumber Data : Observasi Waw ancara St udi Pust aka

Kuesioner

Strategi

Strategi Media M edia kampanye sepert i

mot ion graphic, media sosial, post er, brosur, banner, gimmick, dll.

Hasil Akhir Anak Sekolah t ingkat dasar

dapat m engenal proses pem buat an bat ik sekaligus m elest arikan budaya bat ik.


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Membuat batik secara tradisional sangat perlu dipahami oleh anak sekolah dasar, khususnya pada jaman yang serba modern ini dimulai dengan munculnya berbagai macam tekstil bermotif batik seperti baju, tas, sepatu yang dapat menganggu kelangsungan batik tulis itu sendiri. Pembuatan Batik tulis tradisional dapat mengasah kemampuan si anak mulai dari ketelitian, kesabaran, dan krativitas.

Berangkat dari penelitian membuat batik secara tradisional di atas, maka penulis membuat sebuah perancangan yang berfungsi untuk mensosialisasikan pembuatan batik tulis, memberi informasi, menggugah target audience, dan mengajak untuk ikut belajar cara membuat batik tradisional berupa kampanye yang menggambarkan bahwa membuat batik itu mengasyikkan dan seru apabila sudah mencobanya.

Karena berbentuk kampanye sosial tentunya hasil yang diraih tidak dapat diukur secara pasti tetapi setidaknnya kampanye ini memberikan inspirasi bagi pergeseran paradigma terhadap pandangan anak tentang membuat batik itu sendiri.

5.2 Saran

Saran penulis bagi pandangan terhadap pembuatan batik di Indonesia adalah secara gradual memberikan informasi pembuatan batik secara luas untuk menjadikan batik sebagai wacana di bidang pendidikan yang patut disorot di Indonesia.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Safanayong, Yongky (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat. PT Arte Intermedia.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Venus, Antar, (2009), Management Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung, Simbiosa Rekatama Media

Dra. Desmita, M.Si, (2009), Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Jakarta, PT.

Remaja Rosdakarya

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ismadi,%20S.Pd.,%20M.A./Pengertia n%20&%20Sejarah%20Batik.pdf, 19 February 2013 15:45

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/viewFile/1457/1555, 1 Maret 2013 19:23

http://balareabatikjabar.org/?cat=16 23 February 2013 14:05


(1)

Manfaat dari belajar membuat batik pun banyak, misalnya bagi yang belum mengenal batik dapat mengenal batik, dapat mengenal beraneka ragam hias batik dari berbagai daerah, mengenal desain batik cap dan batik tulis, dan yang paling penting kita dapat merasakan sendiri pengalaman praktik membuat batik sendiri.

Proses membatik penuh dengan makna filosofis yang dijunjung oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Proses membatik merupakan proses panjang yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia penuh tata krama dan adat istiadat. Proses batik mengajarkan kesabaran, keuletan serta kreatifitas. Walaupun saat ini di Indonesia penggunaan batik sudah memasyarakat, namun tidak banyak yang mengetahui bagaimana proses batik.

Maka hingga akhirnya kita perlu memberikan solusi yang dapat mengenalkan belajar membuat batik sebagai suatu pendidikan yang tidak hanya berguna bagi yang belajar batik itu sendiri tetapi juga dapat mensejahterakan perajin – perajin batik dan melestarikan budaya batik.

Kaitan permasalahan ini dengan ilmu DKV adalah bagaimana strategi perancangan kampanye yang akan dilakukan sesuai dengan prinsip teori - teori yang diambil dalam ilmu dkv itu sendiri. Inovasi dan kreativitas sangat diperlukan dalam pembuatan media kampanye ini. Dengan perancangan matang, ide yang berkembang akan membuahkan hasil desain yang menakjubkan. Pembuatan desain kampanye yang menarik akan membuat masyarakat dapat tertarik untuk mencoba belajar membuat batik sekaligus melestarikan budaya Batik ini.


(2)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

 Bagaimana merancang kampanye yang efektif agar kebudayaan Batik ini dapat dilestarikan melalui pelatihan keterampilan belajar membuat Batik oleh anak sekolah tingkat dasar.

Masalah di kalangan siswa sekolah dasar yang belum memahami dan mengetahui proses membuat batik secara tradisional dan kurangnya pendidikan kebudayaan ini terhadap siswa sekolah dasar karena masuknya pengaruh budaya asing.

1.3 Tujuan Perancangan

 Memberikan pendidikan Batik agar anak sekolah tingkat dasar dapat memahami dan mengetahui cara belajar membuat batik.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang didapat adalah dari berbagai industri batik yang memproduksi Batik Bandung berupa toko maupun rumah produksi yang berada di area Cigadung (dikenal sebagai daerah pusat industri batik di kota Bandung) serta beberapa industri batik lainnya di kota Bandung. Orang kompeten yang diwawancara adalah beberapa pemilik industri batik di Bandung dan orang kepercayaan yang mengelola tempat batik tersebut.


(3)

Metode pengumpulan data yang dipakai adalah :

- Observasi : Penulis ikut serta dalam pelatihan tentang cara pembuatan batik dasar dan

pengasahan ide kreatif untuk dilukiskan kedalam batik dengan motif yang unik.

- Wawancara : Penulis menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan ke orang yang dianggap paling kompeten untuk memberikan informasi seputar topik permasalahan.

- Studi Pustaka : Penulis mencari data dari beberapa sumber yang mendukung permasalahan di website, majalah, buku, dan koran.

- Kuesioner : Penulis membagikan angket kepada beberapa responden agar mengetahui permasalahan mereka yang berkaitan dengan topik.


(4)

1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah :

Anak sekolah t ingkat dasar yang kurang m em aham i proses dan m akna secara m enyeluruh t ent ang bat ik

Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup :

- Bagaim ana m erancang kam panye yang efekt if agar kebudayaan Bat ik ini dapat dilest arikan m elalui pelat ihan ket eram pilan belajar

m em buat Bat ik oleh anak sekolah t ingkat dasar.

Tujuan Perancangan :

-M em berikan pendidikan Bat ik agar anak sekolah t ingkat dasar dapat m em aham i dan m enget ahui cara belajar m em buat bat ik cant ing.

Landasan Teori : Teori Kampanye

Teori Bat ik Teori Kreat ivit as

Teori Psikologis

Strategi Komunikasi

M embuat kampanye unt uk memberikan pendidikan membuat

Bat ik pada anak SD

Target :

Anak usia 8 - 12 t ahun Kelas 4 - 6 SD Laki - laki dan perempuan M enengah ke baw ah sampai

menengah ke at as

Strategi Kreatif

M embuat berbagai macam event unt uk mengembangkan percaya diri, kreat ifit as

dan keulet an anak.

Sumber Data :

Observasi Waw ancara St udi Pust aka

Kuesioner

Strategi

Strategi Media

M edia kampanye sepert i mot ion graphic, media

sosial, post er, brosur, banner, gimmick, dll.

Hasil Akhir

Anak Sekolah t ingkat dasar dapat m engenal proses pem buat an bat ik sekaligus m elest arikan budaya bat ik.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Membuat batik secara tradisional sangat perlu dipahami oleh anak sekolah dasar, khususnya pada jaman yang serba modern ini dimulai dengan munculnya berbagai macam tekstil bermotif batik seperti baju, tas, sepatu yang dapat menganggu kelangsungan batik tulis itu sendiri. Pembuatan Batik tulis tradisional dapat mengasah kemampuan si anak mulai dari ketelitian, kesabaran, dan krativitas.

Berangkat dari penelitian membuat batik secara tradisional di atas, maka penulis membuat sebuah perancangan yang berfungsi untuk mensosialisasikan pembuatan batik tulis, memberi informasi, menggugah target audience, dan mengajak untuk ikut belajar cara membuat batik tradisional berupa kampanye yang menggambarkan bahwa membuat batik itu mengasyikkan dan seru apabila sudah mencobanya.

Karena berbentuk kampanye sosial tentunya hasil yang diraih tidak dapat diukur secara pasti tetapi setidaknnya kampanye ini memberikan inspirasi bagi pergeseran paradigma terhadap pandangan anak tentang membuat batik itu sendiri.

5.2 Saran

Saran penulis bagi pandangan terhadap pembuatan batik di Indonesia adalah secara gradual memberikan informasi pembuatan batik secara luas untuk menjadikan batik sebagai wacana di bidang pendidikan yang patut disorot di Indonesia.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Safanayong, Yongky (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat. PT Arte Intermedia.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Venus, Antar, (2009), Management Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung, Simbiosa Rekatama Media

Dra. Desmita, M.Si, (2009), Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ismadi,%20S.Pd.,%20M.A./Pengertia n%20&%20Sejarah%20Batik.pdf, 19 February 2013 15:45

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/viewFile/1457/1555, 1 Maret 2013 19:23

http://balareabatikjabar.org/?cat=16 23 February 2013 14:05